Manper Resxume
Manper Resxume
Kualitas dapat didefinisikan sebagai kesesuaian antara persyaratan atau derajat dimana sebuah
produk dapat memuaskan pembeli dan pengguna. Jaminan kualitas maintenance adalah tindakan yang
ditentukan bahwa part, perlengkapan atau material dipelihara, dimodifikasi, dibangun ulang, dibongkar atau
direklaim sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kualitas maintenance sangat penting karena dapat memberi
kepercayaan bahwa sesuatu dapat bekerja dengan baik dan aman.
Kualitas dalam proses maintenance sangatlah penting untuk menjalankan tugas dan untuk keamanan
personel. Salah satu contoh terjadi pada USS Iwo Jima, kapal USN dimana terjadi kecelakaan yang
menewaskan 10 orang, dimana penyebabnya hanyalah kru maintenance yang teledor mengganti baut yang
asli dengan baut baru yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Kejadian tersebut menegaskan pentingnya
menjaga kualitas maintenance, dimana hal kecil saja dapat berdampak sangat besar dan kecelakaan dapat
dihindari.
Kualitas Pemeliharaan
Pengerjaan maintenance yang baik menghasilkan hasil yang baik, tidak ada kegagalan, keamanan
maningkat dan harga yang lebih baik. Pengerjaan pemeliharaan yang baik dapat diukur dengan spesifikasi
yang telah diatur sebelumnya. Saat tujuan pemeliharaan sudah ditentukan, langkah-langkah sepert berikut
sangat penting:
Hindari kerumitan, tentukan tujuan, hindari tindakan berbahaya, amati kerusakan sekunder, membuat
laporan perkembangan maintenance, jangan gunakan parts bekas, memasang kembali dengan hati-
hati, cek keamanan dan kelengkapan sistem setelah pengerjaan, lakukan tes setelah melakukan
maintenance, dan catat semua laporan pekerjaan.
PMT atau tes pasca pemeliharaan bertujuan untuk memastikan bahwa kerusakan awal telah
diperbaiki dengan tepat, tidak ada kekurangan baru yang ditimbulkan, dan barang yang diuji siap untuk
melakukan tugas yang ditentukan, PMT harus dilakukan setelah semua jenis kegiatan pemeliharaan korektif
serta setelah beberapa tindakan preventif sebagai pemeliharaan telah tepat, PMT yang dilakukan berbeda-
beda untuk tiap peralatan dan sistem.
Pada PMT, tanggung jawab setiap grup harus jelas, harus ada panduan untuk perencana, cakupan alat
harus menyeluruh, pelaksanaan tes harus relevan dengan parameter yang ada, spesifikasi tes harus
melibatkan semua bidang kru, pelaksanaan tes harus sepengetahuan operator dan dilakukan oleh orang yang
kompeten, dan semua hasil PMT harus ditulis dengan jelas.
Tipe aktivitas maintenance antara lain: maintenance pada sistem gas/fluida, tes dan pengukuran
perlengkapan, maintenance kelistrikan, kimia, maintenance pada kekuatan komponen, pada komponen
elektronik, dan pada sensor.
Sementara itu PMT yang umum dilakukan adalah tes kebocoran, arus, voltase, integritas sistem,
kalibrasi komponen, tes non destruktif, inspeksi visual, dan pengecekan jeda waktu respon.
Buruknya standar keamanan dan alat, instruksi yang buruk, desain alat yang buruk, kurangnya
pelatihan kru, buruknya lingkungan kerja, manajemen buruk, alat kerja yang tidak mumpuni, dan kurangnya
waktu untuk melakukan maintenance.
Salah satu cara untuk mengurangi kebutuhan untuk maintenance adalah pada saat fase desain. Jika
maintenance harus dilakukan, desainer harus mengikuti hal-hal berikut: penyederhanaan desain, desain yang
anti gagal, meminimalisir maintenance dan penggunaan alat khusus, penggunaan sistem deteksi dini, desain
dengan akses yang mudah dan aman, adanya pelindung pada bagian berbahaya, dan perhatikan kebiasaan-
kebiasaan manusia pada tabel 9.2.
Selain desain alat yang aman, keamanan juga harus ditekankan pada kru maintenance itu sendiri,
contohnya adalah penggunaan penutup telinga, sepatu safety, helm, sarung tangan, dan kacamata. Selain itu
lingkungan kerja yang minim oksigen, terkontaminasi gas, terdapat radiasi atau api dan suhu ekstrem
memerlukan penggunaan perlindungan pernafasan seperti masker.