Antibakteri merupakan senyawa kimia yang khas yang dihasilkan oleh organisme hidup,
termasuk turunan senyawa dan struktur analognya yang dibuat secara sintetik, dan dalam kadar
rendah dapat menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih
bakteriostatik. Sedangkan antibakteri yang bersifat membunuh bakteri, dikenal sebagai aktivitas
Efektivitas antibakteri asap cair ini terjadi karena adanya senyawa asam dan fenol yang
terdapat pada asap cair. pH yang rendah akan memliki kadar asam yang tinggi dapat menghambat
pertumbuhan kedua bakteri uji. Menurut Pszczola (1995), semakin tinggi kandungan lignin pada
bahan dasar kayu maka semakin tinggi kemampuan antibakteri dalam asap cair tersebut. (wantan
n)
bocornya membran tersebut sehingga hal ini dapat menganggu pertumbuhan bakteri bahkan bisa
menyebabkan kematian. Asam asetat dalam asap cair juga mempunyai peranan penting pada asap
cair sehingga bisa digunakan sebagai antibakteri. Hal ini dikarenakan asam asetat dapat
Efek antimikrobia yang diakibatkan oleh molekul yang tidak terdisosiasi secara langsung
dapat mengasamkan sitoplasma, merusak tegangan permukaan membran dan hilangnya transport
aktif makanan melalui membran sehingga menyebabkan destabilisasi bermacam-macam fungsi
dan struktur komponen sel (Ray and Sandine, 1993; Ray, 1996).
pertumbuhan bakteri dengan cara menurunkan pH pada makanan ke tingkat pH yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Prinsip penghambatan bakteri oleh asam organik adalah bagian
asam yang tak terdisosiasi dapat melakukan penetrasi ke dalam dinding sel bakteri untuk
Karakteristik penting dari zat yang aktif sebagai antibakteri pada asap cair yaitu fenol dan
sel dan kandungan sel lainnya dapat terjadi. (fitriana 2010) (anisa kurnia)
Asap cair dapat memperpanjang masa simpan produk dengan mencegah kerusakan akibat aktivitas
bakteri pembusuk dan patogen. Senyawa yang mendukung sifat antibakteri dalam distilat asap cair
adalah senyawa fenol dan asam. Senyawa fenol dapat menghambat pertumbuhan populasi bakteri
pertumbuhan dalam fase eksponensial tetap tidak berubah, kecuali konsentrasi fenol yang tinggi.
Fraksi fenol yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri adalah fenol dengan titik didih
rendah.Asam lebih kuat menghambat pertumbuhan bakteri pada senyawa fenol, namun apabila
keduanya digabungkan akan menghasilkan kemampuan penghambat yang lebih besar daripada
pada ikan penyebab utama kerusakan mutu daging dan produk olahan daging selama
Komponen antioksidatif asap adalah senyawa fenol yang bertindak sebagai donor hidrogen dan
biasanya afektif dalam jumlah sangat kecil untuk menghambat reaksi oksidasi. Sifatantioksidatif
asap cair disebabkan oleh fenol titik didih tinggi terutama 2,6-etil fenol. Fenol bertitik didih rendah
menunjukkan sifat antioksidatif yang lemah. Turunan senyawa fenol dalam asap cair yang bersifat
Fenol selain bersifat bakteriosidal juga sebagai antioksidan. Sifat ini terutama pada senyawa fenol
dengan titik didih tinggi, seperti 2,6-dimethoksi fenol, 2,6-dimethoksi-4-metil fenol dan 2,6-
dimethoksi-4-ethyl fenol (Pearson dan Tauber, 1973). Senyawa – senyawa fenolat lainnya yang
terdapat dalam asap dan memperlihatkan aktivitas oksidatif adalah pirokathkol, hidrokuinon,
senyawa tersebut hampir semuanya bersifat larut dalam eter (Maga, 1988; Fiddler et al., 1970)
(sutin)
Banyak produk asapan merupakan produk yang mengandung lemak. Fraksi retreran dan asap
mempunyai sifat anti oksidatif, dan pada praktiknya asap digunakan untuk menghambat
ketengikan pada berbagai produk asapan. Asap cair dapat berfungsi sebagai anti oksidan melalui
pencegahan oksidasi lemak dengan menstabilkan radikal bebas dan efektif dalam menghambat
sebagai donor hidrogen dan biasanya efektif dalam jumlah sangat kecil untuk menghambat reaksi
oksidasi. Asap cair dapat berfungsi sebagai antioksidan melalui pencegahan oksidasi lemak
dengan menstabilkan radikal bebas dan efektif menghambat pembentukan off flavor oksidatif
Daun (1979) menyebutkan bahwa senyawa fenolat yang memiliki sifat sebagai antioksidan.
Senyawa fenol ini dapat berperan sebagai donorhidrogen dan efektif dalam jumlah yang kecil
untuk menghambat auto-oksidasi lemak. Senyawa fenolat yang memiliki titik didih tinggi,
merupakan antioksidan yang paling efektif, seperti 2,6-dimetoksi fenol (siringol), 2,6-dimetoksi-
Nilai asam tertitrasi berkaitan dengan pengukuran konsentrasi asam total yang terkandung
dalam bahan. Total asam tertitrasi ini ditentukan oleh titrasi asam instrinsik dengan basa standar
untuk memperkirakan konsentrasi total asam. Asam yang terkandung sebagian besar adalah asam
organik yang berpengaruh pada warna, cita rasa, stabilitas mikrobial dan kualitas pangan (sadler
Kadar suatu asam dapat ditentukan dengan cara titrasi menggunakan penitrasi basa.
Demikian pula sebaliknya, kadar suatu basa dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan penitrasi
asam. Dalam titrasi, buret yang berisi titran atau larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya diteteskan secara perlahan ke dalam erlenmeyer berisi analit yang belum diketahui
konsentrasinya dimana sebelumnya sudah ditambahkan indikator yang sesuai. Titrasi diakhiri
dengan adanya perubahan warna pada analit yang disebabkan oleh indikator. Indikator digunakan
sebagai penanda titik akhir dari setiap titrasi. Indikator pH biasanya asam lemah atau basa lemah
yang berubah warna sesuai dengan pH larutan yang ditambahkan. Beberapa indikator pH standar
adalah fenolftalein, metil oranye, metilen biru, dan lain sebagainya (Pradeep.J,y, 2013).
Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan untuk keberhasilan proses titrasi
(Ika, D, 2009) :
1. Konsentrasi titran atau larutan standar dalam buret harus diketahui dengan tepat.
2. Titik akhir atau titik ekuivalen harus diketahui. Perubahan warna larutan pada saat
3. Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen harus diketahui setepat
mungkin.