Manusia merupakan mahluk sosial, yaitu mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri.
Melainkan membutuhkan interaksi antara satu sama lain. Sebuah pendidikan etika berawal dari
pendidikan kedua orang tua. Dimana orangtua memiliki peran penting dalam membentuk
karakter seorang anak. Di dalam bidang kesehatan perilaku moral, norma dan etika sangat
dipenting. Terutama cara menghadapi pasien dan menghadapi berbagai macam permasalahan
yang terjadi di dunia kedokteran. Beranjak dari pengertian moral, moral merupakan pedoman
sekaligus alat yang dapat mengontrol kehidupan manusia. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
moral merupakan ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, akhlak, budi pekerti dan susila.
Kemudian moral, moral erat kaitanya dengan norma yaitu, nilai-nilai atau norma yang menjadi
pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sebagai contoh
perilaku aborsi, di mana dalam keadaan medis tertentu seorang dokter terpaksa melakukan aborsi
jika dalam kasus tersebut sang dokter harus menyelamatkan satu nyawa yaitu bayi atau ibu.
Tentunya hal tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku. Karena dokter tidak memiliki
hak dan wewenang untuk memutuskan mana yang harus diselamatkan. Terlepas dari hal itu,
moralitas terkadang menjadi tidak fleksibel dalam menghadapi berbagai kasus yang menuntut
keputusan yang benar dan salah.
Hubungan moral dan etika, merupakan suatu norma atau nilai yang yang menjadi pegangan
sesorang atau suatu kelompok. Memang tidak terlalu mudah menentukan antara moral dan etika.
Karena kedua memiliki maksud yang sama. Namun moral itu lebih kepada nilai dan etika
merupakan konsep perilaku. Contohnya di dalam ketentuan moral seorang Ahli Teknologi
Labolatorium Medik dilarang melukai pasiennya. Namun dalam melakukan ATLM memang
tidak dapat menghilangkan rasa sakit yang dialami pada pasien. Misalnya melakukan flebotomi
yaitu melakukan pengambilan darah pada pasien. Oleh sebab itu seorang ATML harus
melandaskan konsep etis. Dimana dilarang melukai pasien. Dan bekerja sesuai peraturan yang
berlaku.
Seperti yang dikatakan Van Der Minj adalah pengertian yang diberikan Leneen (1981) bahwa
hukum kesehatan adalah tentang apa yang dimaksudkan dengan cabang baru dalam ilmu hukum
yaitu, hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan (Zorg voor de gezonheid). Hukum
kesehatan terkait dengan peraturan perundang-undangan dibuat untuk melindungi kesehatan
masyarakat di Indonesia. Bentuk hukum tertulis atau peraturan undang-undang mengenai hukum
kesehatan diatur dalam :
A. Undang-undang
1) Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (selanjutnya
disebut UU No. 29 Tahun 2004)
2) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (selanjutnya disebut
UU No. 36 Tahun 2009)
3) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (selanjutnya disebut
UU No. 44 Tahun 2009)
4) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (selanjutnya
disebut UU No. 36 Tahun 2014)
5) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (selanjutnya disebut
UU No. 38 Tahun 2014)
B. Peraturan Pemerintah.
C. Keputusan Presiden.
D. Keputusan Menteri Kesehatan.
E. Keputusan Dirjen/Sekjen.
F. Keputusan Direktur/Kepala Pusat.
Berikut merupakan Asas-asas Etika Medis yang dikemukakan di dalam Sumpah Hippokrates.
Asas-asas ini sudah berusia lebih dari 24 abad. Asas-asas Etika Medis terbagi menjadi 4 yaitu :
-Asas Menghormati Otonomi Pasien, hak otonomi pasien adalah hak pasien untuk
mengambil keputusan dalam menentukan kesehatan, kehidupan dan kematian.
-Asas Keadilan, asas keadilan lahir dari hak asasi manusia yang berarti semua orang
berhak mendapatkan pelayanan mutu kesehatan yang adil.
-Asas Berkata Benar, dimana kepercayaan menjadi hal yang utama yaitu tenaga
kesehatan harus berkata benar mengenai kondisi pasien begitu pula sebaliknya. Jangan
sampai dengan kurangnya kepercayaan terhhadap pasien dan tenaga medis menyebabkan
terjadinya ketidaksinambungan yang dapat merugikan kedua belah pihak.
Sosiologi Kesehatan
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yang berarti Socius yang berarti kawan dan Logos
yang berarti berkata atau berbicara. Jadi ilmu sosiologi memiliki arti kawan yang berbicara.
Yaitu berbicara mengenai masyarakat. Parsudi Suparlan berkata bahwa sosiologi merupakan
“ilmu pengetahuan yang secara sistematik mempelajari kelakuan sosial pada manusia”. Pitrim
Sorokin berkata bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh
timbal balik antara berbagai macam gejala sosial. Sosiologi telah mencapai perkembangan yang
sedemikian rupa sehingga menurut Harsja Bachtiar dapat di bedakan menurut berbagai bidang
keahlian khusus. Antara lain (Widjaja, 1986:58-60) :
1. Sosiobiologi
2. Sosiologi kesehatan dan sakit
3. Demografi
4. Sosiologi keluarga
5. Sosiologi anak
6. Sosiologi remaja
7. Sosiologi orang tua
8. Sosiologi komuniti dan wilayah
Sejarah sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu yang pertama kali dicetuskan oleh ilmuan
yang berasal dari Prancis yang bernama August Comte pada tahun 1842 yang kita kenal sebagai
bapak sosiologi. Istilah sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat yang
lahir di Eropa. Sosiologi kesehatan merupakan cabang ilmu yang terbilang masih baru . Menurut
Straus sosiologi dalam bidang medis merupakan penelitian dan pengajaran yang melibatkan
integralisasi konsep, dimana sosiologi digunakan di dalam bidang medis. Twaddle (1982)
merinci tujuh dimensi yang membedakan sosiologi kesehatan dan sosiologi medis, yaitu :
Pandangan sosiologi mengenai penyakit, menurut Parsons keadaan sakit (illness) merupakan
gangguan pada kemampuan individu untuk dapat menjalankan tugas. Baginya sakit merupakan
suatu peran sosial dan seseorang yang sakit mempunyai sejumlah hak maupun kewajiban sosial.
Parson sebagai seseorang sosiolog memandang masalah kesehatan dari sudut pandang
kesinambungan system sosial.
Definisi Psikologi
Menurut Weiss dan Lonquist (1996: 107), kesehatan dapat pula dipandang melalui segi
psikologi, mereka berpendapat kesehatan psikologis mencakup 3 unsur seperti
keterlibatan yang menyenangkan, kepuasan jangka panjang, dan ketiadaan dampak
negative.
Definisi Blum
Kesehatan manusia terdiri atas tiga unsur yang saling berinteraksi dan slaing terkait
secara hierarkis, yaitu apa yang dinamakannya kesehatan somatic yang ditandai
berlangsungnya fungsi fisiologi dan interaksi anatomi, kesehatan psikis yang mengacu
pada berbagai kemampuan, seperti kemampuan mengetahui, mengamati, menyadari dan
menangapi keadaan kesehatan somatik sendiri dan kesehatan sosial yang mengacu pada
kesesuaian perilaku individu dengan anggota lain dalam keluarganya dan dengan system
yang lebih luas
Definisi Sosiologi
Parsons berpendapat seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas
optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses
sosialisasi. Menurut parsons pula kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena
tergantung pada peran yang dijalankannya dalam masyarakat.
Penelitian pada hakikatnya adalah segala upaya untuk memahami dan memecahkan masalah
secara ilmiah, sistematis, dan logis. Dengan demikian, penelitian tidak lagi berdasarkan
pemikiran pribadi atau hanya dugaan sementara yang tanpa berdasarkan bukti maupun data.
Tetapi dengan kebenaran pengetahuan dapat diperoleh melalui thapan yang sistematis yaitu, urut
dan tertata. Baik menurut aturan atau kaidah dan bersifat logis. Metode penelitian yang dimaksud
disini adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dan pada dasarnya dapat
dikelompokan menjadi dua besar, yaitu :
Berikut beberapa kriteria metode ilmiah yang terdiri dari beberapa bagian yaitu, :
A. Berdasarkan fakta, bukan berdasarkan dugaan atau opini.
B. Bebas dari prasangka, harus menggunakan data sebagai pendukung dan hendaknya
berdasarkan bukti yang lengkap dan obyektif.
C. Menggunakan prinsip analisis, fakta atau data yang diperoleh harus memiliki sebab-
akibat dan mampu menjelaskannya menggunakan menggunakan prinsip analisis.
D. Menggunakan hipotesis, Hipotesis adalah dugaan sementara dimana sebab kebenaranya
harus dibutuhkan. Hipotesis berguna sebagai memandu jalan pikiran untuk mencapai
tujuan penelitian.
E. Menggunakan ukuran yang obyektif, ukuran yang dipakai harus obyektif dan tidak boleh
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan subyektif.
Menetapkan tujuan penelitian merupakan suatu pernyataan yang berhubungan dengan informasi
apa saja yang harus dicari dan perlu didalami mengenai penelitian tersebut. Tujuan penelitian
yaitu, :
Exploratory study, yaitu penelitian jelajah atau deskriptif. Metode survei yang sering
digunakan adalah survei deskriptif yang menjelaskan atau menguraikan keadaan dalam
suatu komunitas atau masyarakat. Survei deskriptif umumnya digunakan untuk menelaah
gejala atau masalah yang sedang hangat dialami.
Exploratory study, atau survey yang bersifat analitik, Survei ini berusaha untuk selalu
menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa suatu keadaan. Misalnya mengapa
masyarakat kampong Ambon kelurahan Kayu Putih, kurang memanfaatkan fasilitas
kesehatan gigi di Balai kesehatan Masyarakat FKUI? Disini para peneliti berusaha untuk
menjelaskan. Survei analitik terdiri dari bebrapa bagian diantarannya :
o Potong-lintang (cross sectional study), penelitian ini berusaha mempelajari
dinamika hubungan atau korelasi diantara hubungan faktor-faktor resiko serta
dampaknya.
o Kasus-kontrol (case control study), rancangan penelitian ini berusaha untuk
melihat ke belakang, yaitu data digali dari dampak nya. Kemudian dari dampak
tersebut ditelusuri variable-variable penyebabnya atau variable yang dapat
mempengaruhi.
o Kohort (cohort control study) yang terdiri atas prospektif dan retro spektif.
Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian epidemiologi
noneksperimental yang kuat. Yaitu mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan
dampak atau efek suatu penyakit.
Studi eksprimental, bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh atau suatu gejala yang
timbul akibat manipulasi tertentu. Penelitian ini mempunyai ciri khas tertentu yaitu
dengan melakukan suatu percobaan.
o Quasi eksperimental atau eksperimental semu, yaitu merupakan rancangan pilihan
untuk meneliti lapangan. Rancang penelitian eksperimen semu tidak mempunyai
batasan. Rancangan ini disebut eksperimen semu karena tidak memiliki ciri-ciri
atau khas rancangan eksperimen sesungguhnya. Karena variable harus dikontrol
dan tidak dapat dimanipulasi.
o True eksperimental atau eksperimental murni,
Jenis penelitian kesehatan, dalam pengelompokan jenis penelitian kesehatan itu berbagai macam-
macam tergantung aspek mana penelitian tersebut dapat ditinjau. Penelitian kesehatan dibedakan
menjadi 3 kelompok besar, yakni :
Tujuan adanya penelitian kesehatan/kedokteran erat hubungannya dengan jenis penelitian yang
akan dilakukan. Tujuan jenis penelitian kesehatan diantaranya adalah :
Menemukan dan menguji fakta baru maupun yang sudah ada dengan hubungan di dalam
bidang kesehatan atau kedokteran.
Mengadakan analisis terhadap hubungan antara fakta-fakta yang ditemukan di bidang
kesehatan dan kedokteran
Menjelaskan fakta yang sudah ditemukan kemudian bagaimana hubungannya dengan
teori-teori yang telah ada.
Mengembangkan alat, teori atau konsep di bidang kesehatan yang berfungsi untuk
meninggkatkan kesehatan masyarakat.
Manfaat adanya penelitian kesehatan, menfaat penelitian di dalam bidang kesehatan pasti
memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Penelitian kesehatan memiliki peranan besar
dalam meninggkatkan pelayanan masyarakat. Secara singkat manfaat penelitian kesehatan dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
Komunikasi
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang jelas, yaitu berjalan dua arah tanpa adanya
pengurangan pesan antara yang diberikan dan yang akan diterima. Komunikasi sangat
dibutuhkan didunia kesehatan, terutama pada saat berobat atau berkonsultasi dengan dokter.
Komunikasi yang buruk akan memberikan dampak negattif tak hanya pasien, namun dapat
merugikan kedua belah pihak.
1) Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal mencakup semua cara berkomunikasi yang dapat digunakan
selain menggunakan kata-kata dan terkadang disebut sebagai bahasa tubuh. Berikut
beberapa penggolongan komunikasi non-verbal :
1) Kontak badan
Kontak badan berarti saling bersentuhan, seperti berjabat tangan, memegang
tangan atau melingkarkan tangan pada bahu seseorang. Contohnya seperti dokter
yang akan memeriksa pasien saat bekerja.
2) Proksimitas
Proksimitas berarti kedekatan antar orang. Bedakan pesan yang akan disampaikan
kepada pasien yang tiduran oleh orang yang berbicara enam kaki atau tujuh kaki
jaraknya dari tempat tidur dan oleh orang yang mendekat dan duduk ditempat
tidur atau kursi.
3) Orientasi
Merupakan cara individu dalam menempatkan dirinya yang berkaitan dengan
orang atau objek. Contohnya adalah kesan yang ditimbulkan oleh tata ruang untuk
diskusi kelompok kecil. Sebaris kursi terpisah di depan berkesan bahwa seseorang
akan mendominasi dan mengendalikan pertemuan, sedangkan kursi yang ditata
membentuk melingkar tanpa meja memberi kesan bahwa semua orang perlu
berpatisipasi dan tidak satupun yang diharapkan untuk mendominasi.
4) Tingkat
Istilah ini memiliki arti perbedaan antara tinggi seseorang. Umumnya, komunikasi
lebih nyaman bila seseorang memiliki tinggkat yang sama. Misalnya berbicara
dengan tingkat yang berbeda dapat menyebabkan satu atau dua belah pihak
merasa dirugikan. Kadang hal-hal seperti ini tanpa disadari sering terjadi, seperti
tidak mempersilahkan orang untuk duduk pada orang yang datang ke kantor.
5) Postur
Postur berarti seperti cara orang berdiri, duduk ataupun berbaring. Postur dapat
mengesankan tekanan dan kecaman. Seperti, cara melengkungan bahu dan
melingkarkan kedua tangan, cara menjabat tangan dan tangan terbuka lebar.
6) Penampilan fisik
Penampilan fisik sangan berperan penting karena kesan yang ditimbulkan.
Seragam dapat memberi kesan sikap professional.
7) Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah dapat menggambarkan keadaan yang dialami oleh seseorang.
Seperti sedih, senang, marah, terkejut atau binggung.
8) Gerakan tangan dan kepala
Gerakan tangan dan kepala dapat sangat berarti. Anggukan dan gelengan kepala
berarti menunjukkan kesetujuan dan ketidaksetujuan. Mengepalkan tangan juga
berarti memiliki arti merasa tertekan.
9) Arah pandang dan kontak mata
Seringkali ketika seseorang berbicara, mereka cenderung mengalihkan arah
pandangan mereka.hal ini sangat penting bila suwatu hari nanti kita bekerja, orang
yang akan berbicara kepada kita akan mengartikan bahwa kita tidak
mendengarkan bila arah pandangan kita menuju kearah lain.
1) Menjadi Pendengar
Tugas seorang pendengar adalah membantu orang agardapat mengemukakan
situasinya dengan tidak tergesa-gesa dan tidak terpotong. Dapat membantu orang
lain mengekspresikan perasaan, pandangan dan pendapatnya. Hal ini memperkuat
tanggung jawab pembicara untuk dirinya sendiri dan penting untuk membantu
mereka untuk menentukan pilihan upaya kesehatanya.
2) Memberikan Dorongan
Memberikan dorongan kepada orang lain untuk berbicara. Ini memberikan kesan
bahwa kita sungguh-sungguh mendengarkan. Serta dapat memberikan tanggapan
intervensi yang dimaksud meliputi suara “mm mm”. intervensi lain yang berguna
adalah menggulang kata kunci yang digunakan pembicara.
3) Menyimpulkan
Adalah penggulangan isi dan perasaan utama yang telah diekspreskan selama
percakapan. Misalnya, “ nampaknya hal-hal penting yang telah anda
kemukakan…. sudah mencakupi semuanya?”
4) Memberikan Perhatian
Ini berarti mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan dan
memperhatikan semua bentuk komunikasi termasuk perilaku non-verbal. Hal ini
memerlukan usaha dan konsentrasi untuk benar-benar mendengarkan.
5) Merefleksikan Perasaan
Hal ini mencakup perasaan pembicara dalam pernyataan verbal.untuk
melakukannya dengarkan kata-kata mengenai perasaan. Misalnya “Anda nampak
gembira” atau “ Anda sepertinya kelihatan kesal tentang hal tersebut”.
Demografi
Demografi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari jumlah penduduk, distribusi
wilayah penduduk, dan komposisi penduduk. Ilmu ini juga berhubungan dengan komponen
perubahan penduduk, yaitu kesuburan, kematian, migrasi dan berhubungan dengan ciri-ciri
populasi yang berubah. Ilmu yang juga mempelajari secara statistik dan matematika tentang
besar, komposisi, dan distribusi penduduk serta perubahan penduduk melalui 5 komponen
demografi kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi, & mobilitas sosial
(DJ. Bogue). Saat ini di negara-negara berkembang tinggkat pertumbuhan penduduk per tahun
sebesar 2% hingga 3% di dalam beberapa kasus mencapai hingga 4%. Tingkat ini bila
diteruskan, akan menghasilkan dua kali jumlah penduduk yang sekarang berada di satu generasi.
Di sebagian Negara eropa, tingkat pertumbuhan per tahun dalam beberapa tahun belakangan ini
telah menjadi di bawah 1%. Semua Negara maju juga memiliki tingkat kematian yang rendah,
yang akan terus menurun perlahan-lahan. Tingkat kesuburan menjadi faktor penentu utama
pertumbuhan penduduk dan karena melahirkan seorang anak merupakan suatu pokok
pembicaraan yang luas untuk dikendalikan di Negara-negara tersebut, pertumbuhan penduduk
diharapkan berfluktuasi dari waktu ke waktu sebagai tanggapan atas keadaan yang berubah.
Struktur Usia
Karena kebutuhan kesehatan, sebagian besar berkaitan dengan usia, struktur usia
suatu populasi merupakan atau gambaran yang lebih vital dari susunan populasi
untuk dapat dipertimbangkan dalam perencanaan kesehatan. Secara umum,
struktur usia di negara berkembang dan negara maju sangat berbeda. Di negara
berkembang secara khas memiliki proporsi penduduk muda yang lebih besar dan
proporsi penduduk tua cenderung kecil dibandingkan dengan negara-negara maju.
Negara berkembang juga memiliki angka ketergantungan yang lebih tinggi, yaitu
perbandingan penduduk usia yang tidak produktif terhadap penduduk usia
produktif yang lebih tinggi. Tingkat kelahiran dan struktur usia populasi jelas
saling berhubungan. Bila tingkat kelahiran tinggi maka, penduduk muda
cenderung membentuk populasi yang lebih besar.
Definisi promosi kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan dari individu dan suatu
komunitas. Promosi bila digunakan dalam konteks promosi kesehatan sering dikaitkan dengan
penjualan dan periklanan. Serta dipandang sebagai pendekatan propaganda yang didominasi oleh
penggunaan media massa. Ini merupakan salah satu kesalahpahaman, karena yang dimaksud
disini adalah promosi dalam konteks kesehatan yang memperbaiki kesehatan yaitu memajukan,
mengembangkan, mendorong dan menempatkan kesehatan lebih tinggi pada agenda perorangan
maupun masyarakat umum. Determinan pokok kesehatan adalah aspek-aspek sosial, ekonomi,
dan lingkungan yang seringkali berada di luar kontrol perorangan atau bahkan masyarakat secara
kolektif. Definisi WHO mengenai promosi kesehatan sendiri adalah “ Promosi kesehatan adalah
proses membuat orang untuk mampu menigkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki,
kesehatan mereka”.
Bonita, Ruth, and Robert Beaglehole. Dasar-dasar Epidemiologi. Yogyakarta: World Health
Organization, 1997.
Budiharto. Metodologi Penelitian Kesehatan : Dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan Gigi.
Jakarta: Kedokteran EGC, 2008.
Ewles, Linda , and Ina Simnett. Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis Edisi Kedua. Yogyakarta:
Gadjah Mada Univesity Press, 1994.
Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Melton Putra Offset, 1993.
Rosmalia, Dewi, and Yustina Sriani. Sosiologi Kesehatan. Jakarta Selatan: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2017.