Anda di halaman 1dari 19

Etika dan Hukum Kesehatan

Manusia merupakan mahluk sosial, yaitu mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri.
Melainkan membutuhkan interaksi antara satu sama lain. Sebuah pendidikan etika berawal dari
pendidikan kedua orang tua. Dimana orangtua memiliki peran penting dalam membentuk
karakter seorang anak. Di dalam bidang kesehatan perilaku moral, norma dan etika sangat
dipenting. Terutama cara menghadapi pasien dan menghadapi berbagai macam permasalahan
yang terjadi di dunia kedokteran. Beranjak dari pengertian moral, moral merupakan pedoman
sekaligus alat yang dapat mengontrol kehidupan manusia. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
moral merupakan ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, akhlak, budi pekerti dan susila.

Kemudian moral, moral erat kaitanya dengan norma yaitu, nilai-nilai atau norma yang menjadi
pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sebagai contoh
perilaku aborsi, di mana dalam keadaan medis tertentu seorang dokter terpaksa melakukan aborsi
jika dalam kasus tersebut sang dokter harus menyelamatkan satu nyawa yaitu bayi atau ibu.
Tentunya hal tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku. Karena dokter tidak memiliki
hak dan wewenang untuk memutuskan mana yang harus diselamatkan. Terlepas dari hal itu,
moralitas terkadang menjadi tidak fleksibel dalam menghadapi berbagai kasus yang menuntut
keputusan yang benar dan salah.

Hubungan moral dan etika, merupakan suatu norma atau nilai yang yang menjadi pegangan
sesorang atau suatu kelompok. Memang tidak terlalu mudah menentukan antara moral dan etika.
Karena kedua memiliki maksud yang sama. Namun moral itu lebih kepada nilai dan etika
merupakan konsep perilaku. Contohnya di dalam ketentuan moral seorang Ahli Teknologi
Labolatorium Medik dilarang melukai pasiennya. Namun dalam melakukan ATLM memang
tidak dapat menghilangkan rasa sakit yang dialami pada pasien. Misalnya melakukan flebotomi
yaitu melakukan pengambilan darah pada pasien. Oleh sebab itu seorang ATML harus
melandaskan konsep etis. Dimana dilarang melukai pasien. Dan bekerja sesuai peraturan yang
berlaku.

Sikap Profesional dan Profesionalisme, H. A. R. Tilaar menyatakan bahwa seorang


profesionalisme menjalankan pekerjaanya sesuai dengan tuntutan profesinya ( H. A. R. Tilaar,
2002 ). Professional secara istilah adalah sebagai suatu pekerjaan yang dilakukan mereka yang
khusus dipersiapkan atau didik untuk pekerjaan tersebut serta mendapatkan imbalan. Tentunya
sikap profesionalisme ini sangat dibutuhkan di dalam dunia kesehatan. Contohnya, menjadi
seorang dokter harus pandai dalam membagi waktu, dimanapun berada dia harus bersedia
menangani pasien. Meskipun mengorbankan waktu luangnya lebih banyak. Namun kembali lagi
kepada niat awal menjadi seorang dokter. Yaitu mau mengorbankan waktu untuk mengabdi
kepada masyarakat.
Pelayanan kesehatan, pada dasarnya merupakan kerjasama yang membutuhkan
pertanggungjawaban bersama seiring dengan meninggkatnya pelayanan kesehatan. Perbuatan
yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan kesehatan itu pada dasarnya berhubungan dengan
hukum. Hubungan Hukum Dalam Pelayanan Kesehatan, undang-undang No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan membagi kesehatan menjadi dua unsur yaitu unsur upaya kesehatan dan
sumber daya kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yaitu
meliputi dokter dengan pasien dan sarana kesehatan. Lalu sumber saya kesehatan antara lain
dokter, apoteker, bidan dan perawat. Hubungan dokter dan pasien bukan hanya secara medik
saja, melainkan juga melalui hukum. Secara medik yaitu hubungan yang seimbang dimana
pasien adalah orang yang sakit sedangkan dokter adalah orang sehat yang lebih tahu dunia
medis. Lalu melalui hukum, dimana kedua-duanya sama-sama memiliki hak dan merupakan
subyek hukum. Hubungan dokter dengan pasien dalam hukum dapat terbentik dari perikatan
yang lahir karena perjanjian. Contoh apabila pasien datang ke tempat praktik dokter yang
melakukan penawaran jasa pelayanan kesehatan dengan membuka praktik dan pasien menerima
penawaran dokter.

Seperti yang dikatakan Van Der Minj adalah pengertian yang diberikan Leneen (1981) bahwa
hukum kesehatan adalah tentang apa yang dimaksudkan dengan cabang baru dalam ilmu hukum
yaitu, hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan (Zorg voor de gezonheid). Hukum
kesehatan terkait dengan peraturan perundang-undangan dibuat untuk melindungi kesehatan
masyarakat di Indonesia. Bentuk hukum tertulis atau peraturan undang-undang mengenai hukum
kesehatan diatur dalam :

A. Undang-undang
1) Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (selanjutnya
disebut UU No. 29 Tahun 2004)
2) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (selanjutnya disebut
UU No. 36 Tahun 2009)
3) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (selanjutnya disebut
UU No. 44 Tahun 2009)
4) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (selanjutnya
disebut UU No. 36 Tahun 2014)
5) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (selanjutnya disebut
UU No. 38 Tahun 2014)
B. Peraturan Pemerintah.
C. Keputusan Presiden.
D. Keputusan Menteri Kesehatan.
E. Keputusan Dirjen/Sekjen.
F. Keputusan Direktur/Kepala Pusat.
Berikut merupakan Asas-asas Etika Medis yang dikemukakan di dalam Sumpah Hippokrates.
Asas-asas ini sudah berusia lebih dari 24 abad. Asas-asas Etika Medis terbagi menjadi 4 yaitu :

-Asas Menghormati Otonomi Pasien, hak otonomi pasien adalah hak pasien untuk
mengambil keputusan dalam menentukan kesehatan, kehidupan dan kematian.

-Asas Keadilan, asas keadilan lahir dari hak asasi manusia yang berarti semua orang
berhak mendapatkan pelayanan mutu kesehatan yang adil.

-Asas Berkata Benar, dimana kepercayaan menjadi hal yang utama yaitu tenaga
kesehatan harus berkata benar mengenai kondisi pasien begitu pula sebaliknya. Jangan
sampai dengan kurangnya kepercayaan terhhadap pasien dan tenaga medis menyebabkan
terjadinya ketidaksinambungan yang dapat merugikan kedua belah pihak.
Sosiologi Kesehatan

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yang berarti Socius yang berarti kawan dan Logos
yang berarti berkata atau berbicara. Jadi ilmu sosiologi memiliki arti kawan yang berbicara.
Yaitu berbicara mengenai masyarakat. Parsudi Suparlan berkata bahwa sosiologi merupakan
“ilmu pengetahuan yang secara sistematik mempelajari kelakuan sosial pada manusia”. Pitrim
Sorokin berkata bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh
timbal balik antara berbagai macam gejala sosial. Sosiologi telah mencapai perkembangan yang
sedemikian rupa sehingga menurut Harsja Bachtiar dapat di bedakan menurut berbagai bidang
keahlian khusus. Antara lain (Widjaja, 1986:58-60) :

1. Sosiobiologi
2. Sosiologi kesehatan dan sakit
3. Demografi
4. Sosiologi keluarga
5. Sosiologi anak
6. Sosiologi remaja
7. Sosiologi orang tua
8. Sosiologi komuniti dan wilayah

Sejarah sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu yang pertama kali dicetuskan oleh ilmuan
yang berasal dari Prancis yang bernama August Comte pada tahun 1842 yang kita kenal sebagai
bapak sosiologi. Istilah sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat yang
lahir di Eropa. Sosiologi kesehatan merupakan cabang ilmu yang terbilang masih baru . Menurut
Straus sosiologi dalam bidang medis merupakan penelitian dan pengajaran yang melibatkan
integralisasi konsep, dimana sosiologi digunakan di dalam bidang medis. Twaddle (1982)
merinci tujuh dimensi yang membedakan sosiologi kesehatan dan sosiologi medis, yaitu :

Tabel 1. Perbedaan Sosiologi Kesehatan dengan Sosiologi Medis

Perbedaan Sosiologi Kesehatan Sosiologi Medis


Ilmu yang dipakai Ilmu-ilmu sosial dan Ilmu-ilmu biologi, psikologi
humaniora dan ilmu-ilmu sosial
Satuan analisis Masyarakat dan struktur sosial Individu, kelompok dan
organisasi sebagai satuan
analisis
Masalah kesehatan yang dikaji Masalah pembatasan Penyakit
kebebasan memilih serta
dikuranginya keefektifan
pribadi
Peran utama dalam Subtitusi dokter, praktisi Dokter, professional lain dan
penyembuhan kesehatan masyarakat, pasien
promotor kesehatan,
penyembuhan awam,
pendidik, ahli gizi dan
politikus

Cara penyembuhan Latihan, gizi, pengendalian Pengobatan, operasi,


lingkungan dan perubahan penggunaan zat kimia dan
sosial perubahan kegiatan.
Kajian utama Tercapainya kesehatan, Tercapainya penyembuhan
kesejahteraan, serta penurunan dan perawatan individu
morbiditas dan mortalitas
dalam populasi
Organisasi utama yang dikaji Rumah sakit, rawat jalan serta Rumah sakit, rawat jalan
perawatan mandiri, badan serta perawatan mandiri
legislatif, sekolah dan
organisasi informal

Pandangan sosiologi mengenai penyakit, menurut Parsons keadaan sakit (illness) merupakan
gangguan pada kemampuan individu untuk dapat menjalankan tugas. Baginya sakit merupakan
suatu peran sosial dan seseorang yang sakit mempunyai sejumlah hak maupun kewajiban sosial.
Parson sebagai seseorang sosiolog memandang masalah kesehatan dari sudut pandang
kesinambungan system sosial.

Pandangan sosiologi yang berhubungan dengan kesehatan, Berikut merupakan beberapa


pendapat mengenai definisi kesehatan jika dilihat melalui aspek sosiologi diantaranya :

 Definisi Psikologi
Menurut Weiss dan Lonquist (1996: 107), kesehatan dapat pula dipandang melalui segi
psikologi, mereka berpendapat kesehatan psikologis mencakup 3 unsur seperti
keterlibatan yang menyenangkan, kepuasan jangka panjang, dan ketiadaan dampak
negative.

 Definisi Blum
Kesehatan manusia terdiri atas tiga unsur yang saling berinteraksi dan slaing terkait
secara hierarkis, yaitu apa yang dinamakannya kesehatan somatic yang ditandai
berlangsungnya fungsi fisiologi dan interaksi anatomi, kesehatan psikis yang mengacu
pada berbagai kemampuan, seperti kemampuan mengetahui, mengamati, menyadari dan
menangapi keadaan kesehatan somatik sendiri dan kesehatan sosial yang mengacu pada
kesesuaian perilaku individu dengan anggota lain dalam keluarganya dan dengan system
yang lebih luas
 Definisi Sosiologi
Parsons berpendapat seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas
optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses
sosialisasi. Menurut parsons pula kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena
tergantung pada peran yang dijalankannya dalam masyarakat.

Metodologi Penelitian Kesehatan

Penelitian pada hakikatnya adalah segala upaya untuk memahami dan memecahkan masalah
secara ilmiah, sistematis, dan logis. Dengan demikian, penelitian tidak lagi berdasarkan
pemikiran pribadi atau hanya dugaan sementara yang tanpa berdasarkan bukti maupun data.
Tetapi dengan kebenaran pengetahuan dapat diperoleh melalui thapan yang sistematis yaitu, urut
dan tertata. Baik menurut aturan atau kaidah dan bersifat logis. Metode penelitian yang dimaksud
disini adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dan pada dasarnya dapat
dikelompokan menjadi dua besar, yaitu :

1. Metode penelitian tradisional


Metode penelitian tradisional ini bersifat tidak ilmiah yang dapat di definisikan sebagai
suatu proses untuk dapat memperoleh kebenaran dengan tidak menggunakan cara yang
tidak sistematis dan logis karena belum dapat dipahaminya metode ilmiah.

2. Metodelogi penelitian ilmiah


Metode penelitian ilmiah bersifat ilmiah adalah suatu proses untuk dapat mengungkapkan
kebenaran dengan menggunakan cara yang sistematis dan logis atau menggunakan
metode ilmiah.

Berikut beberapa kriteria metode ilmiah yang terdiri dari beberapa bagian yaitu, :
A. Berdasarkan fakta, bukan berdasarkan dugaan atau opini.
B. Bebas dari prasangka, harus menggunakan data sebagai pendukung dan hendaknya
berdasarkan bukti yang lengkap dan obyektif.
C. Menggunakan prinsip analisis, fakta atau data yang diperoleh harus memiliki sebab-
akibat dan mampu menjelaskannya menggunakan menggunakan prinsip analisis.
D. Menggunakan hipotesis, Hipotesis adalah dugaan sementara dimana sebab kebenaranya
harus dibutuhkan. Hipotesis berguna sebagai memandu jalan pikiran untuk mencapai
tujuan penelitian.
E. Menggunakan ukuran yang obyektif, ukuran yang dipakai harus obyektif dan tidak boleh
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan subyektif.

Menetapkan tujuan penelitian merupakan suatu pernyataan yang berhubungan dengan informasi
apa saja yang harus dicari dan perlu didalami mengenai penelitian tersebut. Tujuan penelitian
yaitu, :

 Menetapkan penelitian atau ide


 Mengembangkan metode penelitian
 Diperolehnya informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan formulasi
kebijakan
 Jelas dan tidak memiliki dua arti
 Spesifik dan dapat diukur.

Penelitian dapat dikelompokan menjadi :

 Exploratory study, yaitu penelitian jelajah atau deskriptif. Metode survei yang sering
digunakan adalah survei deskriptif yang menjelaskan atau menguraikan keadaan dalam
suatu komunitas atau masyarakat. Survei deskriptif umumnya digunakan untuk menelaah
gejala atau masalah yang sedang hangat dialami.
 Exploratory study, atau survey yang bersifat analitik, Survei ini berusaha untuk selalu
menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa suatu keadaan. Misalnya mengapa
masyarakat kampong Ambon kelurahan Kayu Putih, kurang memanfaatkan fasilitas
kesehatan gigi di Balai kesehatan Masyarakat FKUI? Disini para peneliti berusaha untuk
menjelaskan. Survei analitik terdiri dari bebrapa bagian diantarannya :
o Potong-lintang (cross sectional study), penelitian ini berusaha mempelajari
dinamika hubungan atau korelasi diantara hubungan faktor-faktor resiko serta
dampaknya.
o Kasus-kontrol (case control study), rancangan penelitian ini berusaha untuk
melihat ke belakang, yaitu data digali dari dampak nya. Kemudian dari dampak
tersebut ditelusuri variable-variable penyebabnya atau variable yang dapat
mempengaruhi.
o Kohort (cohort control study) yang terdiri atas prospektif dan retro spektif.
Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian epidemiologi
noneksperimental yang kuat. Yaitu mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan
dampak atau efek suatu penyakit.
 Studi eksprimental, bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh atau suatu gejala yang
timbul akibat manipulasi tertentu. Penelitian ini mempunyai ciri khas tertentu yaitu
dengan melakukan suatu percobaan.
o Quasi eksperimental atau eksperimental semu, yaitu merupakan rancangan pilihan
untuk meneliti lapangan. Rancang penelitian eksperimen semu tidak mempunyai
batasan. Rancangan ini disebut eksperimen semu karena tidak memiliki ciri-ciri
atau khas rancangan eksperimen sesungguhnya. Karena variable harus dikontrol
dan tidak dapat dimanipulasi.
o True eksperimental atau eksperimental murni,

Jenis penelitian kesehatan, dalam pengelompokan jenis penelitian kesehatan itu berbagai macam-
macam tergantung aspek mana penelitian tersebut dapat ditinjau. Penelitian kesehatan dibedakan
menjadi 3 kelompok besar, yakni :

A. Metode penelitian survey ( survei research metode )


1. Seksional Silang (cross sectional)
2. Studi Retrospektif (retrospective study)
3. Studi Prospektif (prospective study)
B. Metode Penelitian Eksperimen
1. Penelitian Dasar ( Basic or Fundamental Research )
2. Penelitian Terapan ( Aplied Research )
3. Penelitian Tindakan ( Action Research )
4. Penelitian Evaluasi ( Evaluation Research )

Tujuan adanya penelitian kesehatan/kedokteran erat hubungannya dengan jenis penelitian yang
akan dilakukan. Tujuan jenis penelitian kesehatan diantaranya adalah :

 Menemukan dan menguji fakta baru maupun yang sudah ada dengan hubungan di dalam
bidang kesehatan atau kedokteran.
 Mengadakan analisis terhadap hubungan antara fakta-fakta yang ditemukan di bidang
kesehatan dan kedokteran
 Menjelaskan fakta yang sudah ditemukan kemudian bagaimana hubungannya dengan
teori-teori yang telah ada.
 Mengembangkan alat, teori atau konsep di bidang kesehatan yang berfungsi untuk
meninggkatkan kesehatan masyarakat.

Manfaat adanya penelitian kesehatan, menfaat penelitian di dalam bidang kesehatan pasti
memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Penelitian kesehatan memiliki peranan besar
dalam meninggkatkan pelayanan masyarakat. Secara singkat manfaat penelitian kesehatan dapat
diidentifikasi sebagai berikut :

 Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan status kesehatan


masyarakat. Baik itu individu, kelompok atau suatu Negara.
 Hasil penelitian bisa digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya yang
memiliki fungsi untuk mengembangkan pelayanan kesehatan.
 Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sebagai sarana diagnosa dalam mencari sebab
masalah kesehatan.
 Hasil penelitian dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam menyusun
strategi kesehatan
 Hasil penelitian dapat menggambarkan kamampuan pembiayaan, peralatan dan
ketenagaan yang mampu mendukung kesehatan

Komunikasi

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang jelas, yaitu berjalan dua arah tanpa adanya
pengurangan pesan antara yang diberikan dan yang akan diterima. Komunikasi sangat
dibutuhkan didunia kesehatan, terutama pada saat berobat atau berkonsultasi dengan dokter.
Komunikasi yang buruk akan memberikan dampak negattif tak hanya pasien, namun dapat
merugikan kedua belah pihak.

1) Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal mencakup semua cara berkomunikasi yang dapat digunakan
selain menggunakan kata-kata dan terkadang disebut sebagai bahasa tubuh. Berikut
beberapa penggolongan komunikasi non-verbal :
1) Kontak badan
Kontak badan berarti saling bersentuhan, seperti berjabat tangan, memegang
tangan atau melingkarkan tangan pada bahu seseorang. Contohnya seperti dokter
yang akan memeriksa pasien saat bekerja.
2) Proksimitas
Proksimitas berarti kedekatan antar orang. Bedakan pesan yang akan disampaikan
kepada pasien yang tiduran oleh orang yang berbicara enam kaki atau tujuh kaki
jaraknya dari tempat tidur dan oleh orang yang mendekat dan duduk ditempat
tidur atau kursi.
3) Orientasi
Merupakan cara individu dalam menempatkan dirinya yang berkaitan dengan
orang atau objek. Contohnya adalah kesan yang ditimbulkan oleh tata ruang untuk
diskusi kelompok kecil. Sebaris kursi terpisah di depan berkesan bahwa seseorang
akan mendominasi dan mengendalikan pertemuan, sedangkan kursi yang ditata
membentuk melingkar tanpa meja memberi kesan bahwa semua orang perlu
berpatisipasi dan tidak satupun yang diharapkan untuk mendominasi.
4) Tingkat
Istilah ini memiliki arti perbedaan antara tinggi seseorang. Umumnya, komunikasi
lebih nyaman bila seseorang memiliki tinggkat yang sama. Misalnya berbicara
dengan tingkat yang berbeda dapat menyebabkan satu atau dua belah pihak
merasa dirugikan. Kadang hal-hal seperti ini tanpa disadari sering terjadi, seperti
tidak mempersilahkan orang untuk duduk pada orang yang datang ke kantor.
5) Postur
Postur berarti seperti cara orang berdiri, duduk ataupun berbaring. Postur dapat
mengesankan tekanan dan kecaman. Seperti, cara melengkungan bahu dan
melingkarkan kedua tangan, cara menjabat tangan dan tangan terbuka lebar.
6) Penampilan fisik
Penampilan fisik sangan berperan penting karena kesan yang ditimbulkan.
Seragam dapat memberi kesan sikap professional.
7) Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah dapat menggambarkan keadaan yang dialami oleh seseorang.
Seperti sedih, senang, marah, terkejut atau binggung.
8) Gerakan tangan dan kepala
Gerakan tangan dan kepala dapat sangat berarti. Anggukan dan gelengan kepala
berarti menunjukkan kesetujuan dan ketidaksetujuan. Mengepalkan tangan juga
berarti memiliki arti merasa tertekan.
9) Arah pandang dan kontak mata
Seringkali ketika seseorang berbicara, mereka cenderung mengalihkan arah
pandangan mereka.hal ini sangat penting bila suwatu hari nanti kita bekerja, orang
yang akan berbicara kepada kita akan mengartikan bahwa kita tidak
mendengarkan bila arah pandangan kita menuju kearah lain.

2) Aspek non-verbal kata-kata


Meninggkatkan pemahaman tentang komunikasi non-verbal dapat membantu kita
memperbaiki komunikasi antara orang lain. Misalnya, orang yang berkata “ Ya, saya
mengerti” dengan nada suara yang ragu-ragu dengan menggenyirtkan dahi berarti atau
dengan meremas-remas, sebenarnya membutuhkan bantuan lebih lanjut.

1) Menjadi Pendengar
Tugas seorang pendengar adalah membantu orang agardapat mengemukakan
situasinya dengan tidak tergesa-gesa dan tidak terpotong. Dapat membantu orang
lain mengekspresikan perasaan, pandangan dan pendapatnya. Hal ini memperkuat
tanggung jawab pembicara untuk dirinya sendiri dan penting untuk membantu
mereka untuk menentukan pilihan upaya kesehatanya.

2) Memberikan Dorongan
Memberikan dorongan kepada orang lain untuk berbicara. Ini memberikan kesan
bahwa kita sungguh-sungguh mendengarkan. Serta dapat memberikan tanggapan
intervensi yang dimaksud meliputi suara “mm mm”. intervensi lain yang berguna
adalah menggulang kata kunci yang digunakan pembicara.

3) Menyimpulkan
Adalah penggulangan isi dan perasaan utama yang telah diekspreskan selama
percakapan. Misalnya, “ nampaknya hal-hal penting yang telah anda
kemukakan…. sudah mencakupi semuanya?”

4) Memberikan Perhatian
Ini berarti mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan dan
memperhatikan semua bentuk komunikasi termasuk perilaku non-verbal. Hal ini
memerlukan usaha dan konsentrasi untuk benar-benar mendengarkan.

5) Merefleksikan Perasaan
Hal ini mencakup perasaan pembicara dalam pernyataan verbal.untuk
melakukannya dengarkan kata-kata mengenai perasaan. Misalnya “Anda nampak
gembira” atau “ Anda sepertinya kelihatan kesal tentang hal tersebut”.
Demografi

Demografi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari jumlah penduduk, distribusi
wilayah penduduk, dan komposisi penduduk. Ilmu ini juga berhubungan dengan komponen
perubahan penduduk, yaitu kesuburan, kematian, migrasi dan berhubungan dengan ciri-ciri
populasi yang berubah. Ilmu yang juga mempelajari secara statistik dan matematika tentang
besar, komposisi, dan distribusi penduduk serta perubahan penduduk melalui 5 komponen
demografi kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi, & mobilitas sosial
(DJ. Bogue). Saat ini di negara-negara berkembang tinggkat pertumbuhan penduduk per tahun
sebesar 2% hingga 3% di dalam beberapa kasus mencapai hingga 4%. Tingkat ini bila
diteruskan, akan menghasilkan dua kali jumlah penduduk yang sekarang berada di satu generasi.
Di sebagian Negara eropa, tingkat pertumbuhan per tahun dalam beberapa tahun belakangan ini
telah menjadi di bawah 1%. Semua Negara maju juga memiliki tingkat kematian yang rendah,
yang akan terus menurun perlahan-lahan. Tingkat kesuburan menjadi faktor penentu utama
pertumbuhan penduduk dan karena melahirkan seorang anak merupakan suatu pokok
pembicaraan yang luas untuk dikendalikan di Negara-negara tersebut, pertumbuhan penduduk
diharapkan berfluktuasi dari waktu ke waktu sebagai tanggapan atas keadaan yang berubah.

 Struktur Usia
Karena kebutuhan kesehatan, sebagian besar berkaitan dengan usia, struktur usia
suatu populasi merupakan atau gambaran yang lebih vital dari susunan populasi
untuk dapat dipertimbangkan dalam perencanaan kesehatan. Secara umum,
struktur usia di negara berkembang dan negara maju sangat berbeda. Di negara
berkembang secara khas memiliki proporsi penduduk muda yang lebih besar dan
proporsi penduduk tua cenderung kecil dibandingkan dengan negara-negara maju.
Negara berkembang juga memiliki angka ketergantungan yang lebih tinggi, yaitu
perbandingan penduduk usia yang tidak produktif terhadap penduduk usia
produktif yang lebih tinggi. Tingkat kelahiran dan struktur usia populasi jelas
saling berhubungan. Bila tingkat kelahiran tinggi maka, penduduk muda
cenderung membentuk populasi yang lebih besar.

 Pengaruh Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Usia pada Perencanaan


Kesehatan
Dengan tingkat pertumbuhan penduduk seperti sekarang, banyak Negara
dihadapkan pada permasalahan pelayanan kesehatan. Anak-anak lebih
mendominasi di Negara ini, apakah pelayanan kesehatan anak harus ditonjolkan
dengan mengorbankan pelayanan yang ditunjukkan untuk memperbaiki status
kesehatan mereka? Akhir-akhir ini banyak di Negara berkembang membuat
program keluarga berencana nasional, biasanya sebagai tambahan program
kesehatan dengan harapan dapat memperlambat pertumbuhan tingkat kelahiran
dan pertumbuhan penduduknya. Di India tingkat kesuburan jauh tinggi
dibandingkan Taiwan. Pada tahun 1985, tingkat kelahiran kasar di India sebesar
34 menghasilkan tiap pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 2 persen. Jadi para
perencana kesehatan di Negara yang memiliki tingkat kesuburan tinggi dan
struktur usia rawan terhadap pertumbuhan penduduk yang cepat harus sadar
bahwa program keluarga berencana tidak akan meringankan beban perencanaan
kesehatan bertahun-tahun kemudian.

 Penyebaran Geografis Penduduk


Di Negara-negara berkembang, sebagian besar penduduk umumnya tinggal di
daerah pedesaan yang dimana masih kekurangan sarana pengobatan modern dan
sarana kebersihan. Terpencilnya suatu daerah dapat memberikan pengaruh
terhadap masalah pelayanan kesehatan dimana penyedia kesehatan masih minim.
Pertumbuhan penduduk yang cepat di kota-kota atau negara-negara berkembang
tidak dapat diragukan lagi menambah ketidakpedulian dan penundaan penyedia
kesehatan di desa-desa.

 Sumber-sumber Data Kependudukan


1. Sensus penduduk, adalah metode untuk menjaring data suatu penduduk
dengan cara mengadakan perhitungan langsung ke lapangan. Biasanya sensus
ini dilakukan dalam 10 tahun sekali. Serta memiliki fungsi untuk mengetahui
suatu komposisi penduduk, komposisi dan karakteristik penduduk.
2. Registrasi penduduk, pencatatan tentang identitas atau ciri-ciri, status dan
kondisi penduduk. Registrasi penduduk terus dilakukan untuk mendata data
perkawinan, perceraian, perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian
penting lainnya yang tertulis.
3. Survei, adalah metode menjaring data penduduk dalam beberapa peristiwa
demografi atau ekonomi dan tidak menghitung semua responden yang
terdapat disuatu negara, melainkan dengan cara memberikan sampel pada
suatu daerah.

 Penelitian tentang Status Kesehatan


Perencanaan kesehatan memerlukan tolok ukur untuk dapat mengevaluasi
keadaan kesehatan di berbagai segmen populasi. Berbagai alat ukur mortalitas
telah umum dipakai untuk maksud ini. Data kependudukan yang diperlukan untuk
untuk tiap-tiap alat ukur yang paling sederhana adalah.

Ukuran Data kependudukan yang


diperlukan
1. Angka kematian kasar Jumlah kematian dalam satu tahun,
jumlah penduduk pada pertengahan
tahun
2. Angka kematian spesifik Kematian yang dihitung menurut
menurut umur umur, penduduk yang dihitung melalui
umur.
3. Angka kematian menurut umur Kematian yang dihitung menurut umur
dan jenis kelamin dan jenis kelamin, penduduk yang
dihitung melalui umur dan jenis
kelamin
4. Angka kematian menurut umur, Kematian dihitung melalui umur, jenis
jenis kelamin dan penyebab kelamin, penyebab, penduduk dihitung
kematian menurut umur & jenis kelamin.
5. Angka kematian bayi Kematian anak berumur dibawah satu
tahun, jumlah kelahiran hidup selama
satu tahun.
Promosi Kesehatan

Definisi promosi kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan dari individu dan suatu
komunitas. Promosi bila digunakan dalam konteks promosi kesehatan sering dikaitkan dengan
penjualan dan periklanan. Serta dipandang sebagai pendekatan propaganda yang didominasi oleh
penggunaan media massa. Ini merupakan salah satu kesalahpahaman, karena yang dimaksud
disini adalah promosi dalam konteks kesehatan yang memperbaiki kesehatan yaitu memajukan,
mengembangkan, mendorong dan menempatkan kesehatan lebih tinggi pada agenda perorangan
maupun masyarakat umum. Determinan pokok kesehatan adalah aspek-aspek sosial, ekonomi,
dan lingkungan yang seringkali berada di luar kontrol perorangan atau bahkan masyarakat secara
kolektif. Definisi WHO mengenai promosi kesehatan sendiri adalah “ Promosi kesehatan adalah
proses membuat orang untuk mampu menigkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki,
kesehatan mereka”.

 Kompetensi Inti dalam Promosi Kesehatan


- Mengelola, Merencanakan dan Mengevaluasi
Mengelola sumber-sumber untuk melakukan promosi kesehatan, termasuk uang,
bahan-bahan, diri sendiri dan orang lain. Adalah sangat penting karena dengan
melakukan perencanaan yang sistematik sangat diperlukan untuk melakukan
promosi kesehatan.
- Komunikasi
promosi kesehatan adalah tentang orang. Jadi berkompetisi dalam komunikasi
adalah penting dan mendasar. Karena kompetisi yang tinggi diperlukan dalam
komunikasi satu per satu dalam bekerja. Baik itu secara formal maupun non-
formal.
- Menyuluh
Menyuluh tentang kesehatan membutuhkan komunikasi yang baik, kompetensi
edukasional jelas dipakai dalam program promosi kesehatan, tetapi juga
digunakan dalam bentuk kegiatan lain. Seperti, pendidikan pasien merupakan
bagian dari integral dari pelayanan kesehatan berupa pencegahan.
- Pemasaran dan Publikasi
Melakukan promosi kesehatan melalui radio lokal dan memperoleh pemuatan
dalam berita tentang kesehatan yang dapat memberikan manfaat kepada banyak
orang.
- Fasilitas dan jaringan
Kebijakan hal yang dimaksud adalah sebagai penolong orang lain dalam
mempromosikan kesehatan mereka sendiri dan orang lain. Dengan menggunakan
berbagai macam cara seperti tukar-menukar keterampilan dan informasi.

 Lima pendekatan melalui promosi kesehatan, diantaranya:


1) Pendekatan medik, tujuan dari pendekatan ini adalah kebebasan dari penyakit dan
kecatatan. Seperti penyakit infeksi, kanker dan penyakit jantung. Merupakan
kegiatan yang mengupayakan deteksi dini dan pengobatan terhadap gangguan-
gangguan yang berkaitan dengan rokok.
2) Pendekatan perubahan perilaku, tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah
sikap dan perilaku individual masyarakat. Contohnya bagaimana cara mengubah
kebiasaan orang yang suka merokok dan medorong orang untuk melakukan
latihan seperti olahraga, makan makanan yang sehat serta istirahat yang cukup.
3) Pendekatan edukasional, tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi
dan pemahaman tentang kesehatan. Seperti melakukan pendidikan sejak dini
mulai dari sekolah membantu para murid untuk membiasakan hidup sehat.
4) Pendekatan berpusat pada klien, tujuan dari pendekatan ini adalah bekerjasama
dengan klien agar dapat membantu mereka dalam mengidentifikasi apa saja yang
harus diketahui dan dilakukan. Pemberdayaan diri sendiri klien dilihat sebagai
sentra dari tujuan ini.
5) Pendekatan perubahan sosietal, tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan
perubahan pada lingkungan fisik, sosial dan ekonomi. Tujuannya adalah
mengubah masyarakat bukan berdasarkan individu yang memungkinkan
pemilihan terhadap gaya hidup yang lebih sehat. Aksi dari politik atau sosial
untuk mengubah lingkungan fisik dan sosial.
Amin, Yanuar. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017.

Bonita, Ruth, and Robert Beaglehole. Dasar-dasar Epidemiologi. Yogyakarta: World Health
Organization, 1997.

Budiharto. Metodologi Penelitian Kesehatan : Dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan Gigi.
Jakarta: Kedokteran EGC, 2008.

Ewles, Linda , and Ina Simnett. Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis Edisi Kedua. Yogyakarta:
Gadjah Mada Univesity Press, 1994.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Melton Putra Offset, 1993.

Rosmalia, Dewi, and Yustina Sriani. Sosiologi Kesehatan. Jakarta Selatan: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2017.

Anda mungkin juga menyukai