Anda di halaman 1dari 9

HEARTY Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol.5 No.

2 2017 Jurnal Kesehatan Masyarakat


Beriman, Tulus, Sepenuh Hati, Berbesar
(ISSN. 2338-7475) Hati, Jujur, Sehat dan Kuat

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE MENSTRUASI REMAJA


PUTRI YANG MENGIKUTI PELATIHAN DAN PEMBINAAN PKPR DI SMP
PGRI 13 WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINDANG BARANG
KOTA BOGOR TAHUN 2017

Jeanita Hanissa1, Andreanda Nasution2, Asri Masitha Arsyati3

1.Konsentrasi Promosi Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn
Khaldun Bogor. Email : jejejeanhsd@gmail.com
2.Konsentrasi Promosi Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn

Khaldun Bogor. Email : andre.anda8861@gmail.com


3.
Konsentrasi Promosi Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn
Khaldun Bogor. Email : asri.masitha@gmail.com

Abstrak
Praktek dalam menjaga kebersihan diri (personal hygiene) saat menstruasi adalah perilaku penting
dalam kesehatan khususnya pada remaja putri. Dampak dari tidak menjaga kebersihan diri saat
menstruasi adalah infeksi jamur dan bakteri. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) adalah
program yang dirancang Kementerian Kesehatan RI untuk mengedukasi dan menekan jumlah kejadian
atau resiko penyakit terhadap remaja salah satunya adalah praktek dalam menjaga kebersihan pada
organ. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui informasi yang mendalam tentang gambaran perilaku
personal hygiene menstruasi remaja putri di sekolah SMP PGRI 13 Kota Bogor Tahun 2017. Desain
penelitian kualitatif ini adalah Rapid Assesment Procedure (RAP) dan menggunakan metode
wawancara mendalam (indepth interview) dalam pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan
perbedaan perilaku yang signifikan antara siswi yang mengikuti PKPR dan tidak mengikuti PKPR.
Kesimpulan yang didapat bahwa perilaku personal hygiene remaja di SMP PGRI 13 Kota Bogor tidak
dipengaruhi oleh pelatihan dan pembinaan PKPR, melainkan sebagian besar remaja dipengaruhi oleh
dukungan sosial.
Kata Kunci : personal hygiene, menstruasi, remaja

Pendahuluan dan Jawa Timur sebanyak 21.313 kasus


(Infodatin, Pusat Data dan Informasi
Carsinoma Cervics Uteri atau kanker Kanker Kemenkes, 2015).
serviks ini adalah Human Papilloma Virus Gejala dari kanker serviks biasanya
(HPV) yang disebut sebagai penyakit terjadi keputihan yang lama dan tidak
pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia diobati, selain itu juga terjadi karena
pada tahun 2004 sebesar 45% yang bahan-bahan kimia yang salah satunya
diakibatkan oleh bakteri dan jamur adalah bahan pemutih yang ada pada
(Yusiana, 2015). Pada tahun 2013 pembalut yang tidak berkualitas yang
tertinggi di Indonesia, dengan estimasi merupakan produk daur ulang
jumlah penderita kanker serviks terbanyak (Rahmayanti, 2012). Menurut Departemen
di Jawa Tengah sebanyak 19.734 kasus Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2012
sekitar 316 orang mengalami infeksi pada 43% (SDKI, 2012). Diketahui bahwa ada
genitalia eksternal, dan 592 orang pengaruh teman sebaya sebanyak 2,963
mengalami keputihan pada remaja putri kali lebih besar mendukung perilaku
(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat, kebersihan pada saat menstruasi (Suryati,
2012). Kurangnya keterampilan menjaga 2012).
kebersihan saat menstruasi mengakibatkan Peranan Puskesmas dalam program
sebesar 88,1% remaja putri pernah Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
mengalami keputihan dengan frekuensi (PKPR) adalah sebagai ujung tombak
kejadian 15,3% “kadang-kadang”, 61% pemberi pelayanan kesehatan di
“sering” dan 3,4% “selalu” (Fitriyah, masyarakat termasuk remaja. Menurut
2014). Pada penelitian Izzati dan Reni Arsani et al (2012) di Bali program PKPR
(2014) dengan Khasanah et al (2015) yang dicanangkan Puskesmas Buleleng 1
terdapat 42,9% remaja putri sebagian besar sudah terlaksana dengan
berpengetahuan kurang, 7,4% dan 2,71% baik, namun masih terdapat 1 sasaran
diantaranya memiliki pelaksanaan buruk yang belum tercapai yaitu pembentukan
tentang personal hygiene saat menstruasi. konselor sebaya serta belum maksimalnya
Penelitian United Nation Children sosialisasi kepada remaja secara luas.
Fund (UNICEF) di Indonesia pada 2015
menemukan fakta 1 dari 6 anak Metode
perempuan terpaksa tidak masuk sekolah
selama satu hari atau lebih, pada saat Penelitian ini merupakan penelitian
menstruasi. Remaja di perkotaan study kualitatif Rapid Assessment
mendapat sumber informasi mengenai Prosedure adalah jenis penelitian yang
kebersihan menstruasi dari Ibu sebanyak dilakukan dalam kurun waktu singkat
60% dan di desa 58%, dengan yang dikenalkan oleh Schrimshaw SCM &
memberikan informasi mengenai waktu Hurtado (1992) untuk memperoleh
menarche (Usia pertama kali menstruasi), informasi yang mendalam (Chandra,
cara membersihkan pembalut dan 2012).Penelitian ini akan dilaksanakan
mengatasi gejala seperti rasa sakit atau pada bulan Juni - Juli 2017, dengan
bau (UNICEF Indonesia, 2015). Menurut menggunakan metode deskriptif kualitatif,
Survei Demografi dan Kesehatan dengan cara wawancara. Informan dipilih
Indonesia (SDKI) sebagian besar remaja secara purposive sampling. Populasi pada
putri membicarakan kesehatan reproduksi penelitian ini adalah seluruh siswi di SMP
dengan teman 60%, ibu 44%, dan guru PGRI 13 Kota Bogor.

Tabel. 1.1 Jumlah sampel informan berdasarkan karakteristik metode dan lokasi penelitian

Siswi yang mengikuti Siswi yang tidak


Karakteristik Jumlah
No. pelatihan dan mengikuti pelatihan dan Lokasi
Informan sampel
pembinaan PKPR pembinaan PKPR
Usia
1. > 12 th 3 3
12 Sekolah
< 15 th 3 3
Kelas
2. kelas VII 3 3 12 Sekolah
kelasVIII 3 3
Jumlah 24
Total sampel dalam penelitian ini adalah 29 orang terdiri dari 24 informan siswa dan 5
informan kunci. Informan kunci terdiri dari Pembina kesiswaan, kepala sekolah, petugas
puskesmas dan staff bagian PKPR Dinas Kesehatan Kota Bogor serta kepala bidang.
Uraian karakteristik sampel, metode dan lokasi penelitian tercantum pada tabel 1.1 dan
1.2

Tabel 1.2. Jumlah Sample informan kunci berdasarkan karakteristik, metode dan lokasi penelitian

No. Informan Metode Jumlah Lokasi

Wawancara
1. Pembina Kesiswaan mendalam 1 Sekolah
Wawancara
2. Kepala sekolah 1 Sekolah
mendalam
Wawancara
3. Petugas Puskesmas 1 Puskesmas
mendalam
Staff Bagian PKPR Petugas Wawancara Dinas Kesehatan Kota
4. 1
Dinas Kesehatan Kota Bogor mendalam Bogor
Kepala Bidang PKPR Petugas Wawancara Dinas Kesehatan Kota
5. mendalam 1
Dinas Kesehatan Kota Bogor Bogor

Jumlah 5

Hasil yang menstruasi di usia 10 tahun, dan 1


informan usia 14 tahun.
1) Karakteristik
Dari hasil karakteristik rata-rata usia
informan adalah 14 tahun, dengan usia
termuda adalah 12 tahun dan yang
tertinggi usia 15 tahun. Pada kelas VII 2) Otonomi Pribadi
terdapat 4 orang yang tidak pernah Sedangkan dalam hasil penelitian
mengikuti pelatihan dan pembinaan kelompok yang mengikuti PKPR dan
PKPR, sedangkan di kelas VIII ada 6 tidak mengikuti PKPR sebagian besar
orang yang tidak mengikuti pelatihan dan menjawab bahwa menstruasi itu tanda
pembinaan PKPR. Dengan rata-rata Akil Baligh atau pubertas bagi remaja
keadaan informan merupakan anak ke 3, putri, dengan gejala hampir semua
hanya ada 1 informan adalah anak mengalami “Sakit Perut” atau yang biasa
Tunggal dan 1 informan merupakan anak mereka bilang “Sumbilangeun”, badan
ke 4. lemas, dan berjerawat. Terdapat hasil
Sebagian besar informan tinggal yang sama pada kelompok yang
dengan Orang Tua nya, namun terdapat 1 mengikuti PKPR dan yang tidak
informan tinggal dengan Ayah, dan 1 mengikuti PKPR seluruh informan sudah
informan tinggal dengan Kakak. Dengan melakukan keberishan diri selama
rata-rata usia menarche informan pada menstruasi.
usia 12 tahun, hanya ada 1 informan
“kalo dari sekolah itu menstruasi itu (tarik 4) Tingkat Keparahan
napas) ciri-ciri orang yang pubertas, terutama .. Temuan hasil wawancara tentang
perempuan,.............” (Informan IN-22) Keluhan yang dirasakan informan pada
penelitian ini meliputi gatal-gatal dan sakit
“Ganti rutin, terus jarang minum es sih akunya
pada perut, intensitas keparahan yang di
mah, kalo aku pribadi mah mandi, ngebersihin
nya teh ngebuangnya juga harus pake plastik” rasakan informan dalam kelompok yang
(Informan IN-13) mengikuti PKPR sebanyak 14 orang, 12
diantaranya mengalami gatal-gatal dan sakit
“Suka jerawatan, suka lemes gitu... Setiap haid, pada perut di awal menstruasi. Lalu cara
di awal, terus suka minum obat, Pereda rasa mengatasi keparahan yang di rasakan untuk
nyeri.......” (Informan IN-08) gatal-gatal sebagian besar informan dengan
mencuci organ kewanitaan dengan sabun,
3) Situasi Aksi mengganti pembalut sesering mungkin, dan
Berdasarkan hasil wawancara membasuh dengan air hangat. Sedangkan
mendalam pada waktu mencuci organ untuk mengatasi nyeri pada perut terdapat 6
kewanitaan kedua kelompok ini informan mengkonsumsi obat, 5 diantaranya
menjawab ketika mandi dan mengganti dengan mengkonsumsi jamu pereda rasa
pembalut, namun terdapat 1 orang pada nyeri.
kelompok yang mengikuti PKPR
menggunakan sabun jenis Krim untuk “Suka jerawatan, suka lemes gitu... Setiap haid,
di awal, terus suka minum obat, Pereda rasa
mencuci organ kewanitaan. nyeri proris” (Informan IN-08)
“Ya palingan didiemin aja hehe nanti juga suka
“sabun colek yang merek ekonomi tea.. Tau ilang sendiri sih..” (Informan IN-04)
sendiri aja adanya itu kan bersih” (Informan
IN-18) “Biasanya obat maag gitu.. sama jamu kunyit
asem yang di gendong” (Informan IN-14)
Rata-rata mengganti pembalut
dengan rentang waktu 3-4 jam, tetapi
terdapat 3 informan yang mengganti 8 5) Sumber Terhadap Informasi
jam dalam sehari. Dengan rata-rata Berdasarkan hasil temuan di SMP PGRI
ketersediaan pembalut di rumah sebagian 13 KOTA BOGOR dari hasil wawancara
besar dibeli oleh Ibu, dan perilaku terdapat Informasi yang di dapat oleh
kelompok informan yang mengikuti PKPR
mencuci pembalut menggunakan sabun
dan yang tidak mengikuti PKPR seluruhnya
hingga dibuang. Mengganti celana dalam
menjawab seputar kebersihan pembalut,
sehari selama menstruasi seluruh
merek pembalut dan informasi tentang
informan mengganti 2 kali dalam sehari menstruasi, dan hampir sebesar 80% didapat
selama menstruasi. di Rumah.

“Enak aja bersih, kadang kan suka gatel kalo “Lebih sering di rumah sama mamah dikasih
pake sabun enak, dikasih tau sama mamah, beli tau” (Informan IN-01)
di warung.... paling 2 kali kalo lagi bocor 4x..”
(Informan IN-15) “....jangan minum air es, jangan minum eh kalo
misal mau cepet minum sprit, jangan makan
“hemm berapa yah.. kalo dari pagi ampe sore pedes-pedes, jangan makan buah nanas, udah itu
ada lah 3, terus sore ke pagi 2” (Informan IN- aja sih... Suka diinternet suka dikasih sama ibu
22) juga” (Informan IN-03)
“aku punya info katanya temen dia langsung usia 12 tahun. Hal yang sama didapat di
pingsan setelah keramas lagi haid, pas diperiksa
sama dokter katanya pori-pori nya lagi terbuka,
Indonesia berdasarkan hasil penelitian
katanya.. tapi kalo aku kna belum pernah Tarigan (2013) mengatakan bahwa usia
keramas kalau lagi haid jadi belom alami.. gitu” menarche remaja putri di SMPN 141
(Informan IN-22)
Jakarta 12 tahun, dan Yusiana (2015)
6) Dukungan Sosial mengatakan bahwa rata-rata usia remaja
Seluruh informan menjawab kegiatan manarche 10-12 tahun.
PKPR adalah Penyuluhan, dengan rata-rata Analisis mengenai karakteristik
mendapatkan informasi seputar Rokok, informan yang meliputi usia, usia menarche,
Narkoba, Lingkungan, DBD (Deman kelas, sebagian besar informan mengalami
Berdarah Dengue) dan sebanyak 7 informan menstruasi ketika 12 tahun, dan sebagian
dalam kelompok yang mengikuti PKPR besar informan tinggal bersama orang tua.
mendapatkan informasi seputar Reproduksi Karakteristik lainnya karena informan
(menstruasi, kehamilan dini, dan HIV- sebagian besar dari wilayah perbatasan
AIDS). Hampir seluruh informan dalam antara Bogor Kota dengan Kabupaten
kedua kelompok ini menjawab Petugas dari mempengaruhi jawaban dan interaksi saat
Puskesmas dan dokter yang terlibat dalam wawancara, sebagian kecil menandakan
pengisian pembinaan dan pelatihan PKPR. dengan pengetahuan menstruasi yang kurang
Selain itu mitos yang didengar seluruh dikarenakan tingkat ekonomi yang
informan baik yang mengikuti PKPR atau menengah ke bawah.
yang tidak mengikuti PKPR hampir semua Terdapat perbedaan pada hasil penelitian
menjawab tidak boleh keramas dan dari Matta (2014) bahwa usia menarche
menggunting kuku saat menstruasi, dan remaja putri di SMPN 87 Jakarta Selatan
jangan keluar malam lewat kuburan. lebih dari >12 tahun sebanyak 59,9%. Hal ini
Sedangkan dalam pengertian PKPR dari 14 didukung dengan pernyataan dari Maidartati
informan dalam kelompok yang mengkuti et al (2016) bahwa usia pubertas remaja putri
PKPR 12 diantaranya tidak mengetahui 11-15 tahun dengan usia temuda menstruasi
PKPR, hal ini tidak jauh berbeda dengan di usia 10 atau 8 tahun.
kelompok yang tidak mengikuti PKPR.
2) Otonomi Pribadi
“kalo merek pembalut mah aku tau dari
Maidartati, et al (2016) mengatakan
kakak..kan awalnya liat kakak dulu tuh pake apa,
sebelumnya mah aku pake kain pembalutnya pas dalam hasil penelitiannya bahwa remaja
pertama-tama tuh, eh seterusnya dikasih tau putri yang berusia 13-15 tahun sebagian
sama kakak jangan pake itu pake pembalut”
(Informan IN-08) besar memiliki pengetahuan yang cukup
tentang kebersihan organ kewanitaan.
“pernah 1 kali aja, tentang DBD” (Informan
IN-16) Penelitian lain juga mengatakan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan
tentang personal hygiene saat menstruasi
Pembahasan dengan perilaku remaja saat menstruasi
1) Karakteristik di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda
Pada penelitian Hennegan et al Pedurungan Semarang (Luthfiana, 2014).
(2016) yang mengatakan sebesar 86,9% Analisis dari tingkat pengetahuan yang
remaja putri di Uganda mengalami ditemukan Tarigan (2012) sesuai dengan
menarche (usia menstruasi pertama) saat hasil penelitian di SMP PGRI 13 Kota Bogor
pada tahun 2017, bahwa informan yang dan pembinaan PKPR di sekolah, faktor lain
mengikuti PKPR tidak menjamin berperilaku berpengaruh yaitu kondisi ekonomi dan
baik, karena materi PKPR yang didapat pekerjaan orang tua yaitu sebagai buruh tani.
informan materi pengetahuan kesehatan yang
umum seperti DBD, lingkungan, dan 4) Tingkat Keparahan
narkoba. Namun ternyata hampir seluruh Pada tingkat keparahan dan keluhan
informan mendapatkan informasi dari Ibu yang dialami remaja putri dalam Kabir, et al
mereka yang menjadikan sebagian besar (2014) sebanyak 50% remaja putri di Dhaka,
informan yang tidak mengikuti PKPR Bangladesh mengalami masalah yang
memiliki perilaku yang baik dalam praktek diakibatkan menstruasi, 8% diantaranya
hygiene menstruasi. mengalami rasa gatal terbakar di area vagina.
Di Indonesia sendiri hasil penelitian Fitriyah
3) Situasi Aksi (2014) mengalami gatal-gatal “setiap hari”
Pada saat menstuasi tentunya banyak sebesar 6,8%, lalu 54,2% “tidak setiap hari”,
hal yang perlu diperhatikan, seperti dan sebesar 39% “tidak pernah mengalami
mencuci organ dan penggantian gatal-gatal”.
pembalut. Penggantian pembalut yang Tingkat keparahan yang dirasakan
informan menunjukkan bahwa, tingkat
benar adalah 4-5 kali dalam sehari
keparahan yang dirasakan informan
selama menstruasi ketika mandi dan
tergantung dari perilaku informan dalam
buang air, frekuensi yang kurang dalam menjaga kebersihan saat menstruasi dan
mengganti pembalut akan menimbulkan dengan cara mengatasi keluhan tersebut.
iritasi dan berkembangnya jamur pada Ada beberapa temuan dalam penelitian
organ kewanitaan (Matta, 2014). Selain ini diantaranya, sesuai dengan hasil
mengganti pembalut ternyata sebanyak peneliatian Indah (2012) menunjukkan
46% remaja putri yang mencuci organ bahwa siswi sering mengalami Pruritis
kewanitaan dan memakai sabun saat vulvae (gatal pada organ kemaluan) pada
mengganti pembalut (Suryati, 2012). pertengahan menstruasi sebanyak 39,2%
Situasi aksi mengenai kebersihan sedangkan siswi yang selalu mengalami
menstruasi ini pada kedua kelompok Pruritus vulvae setiap harinya selama
informan, terdapat bahwa kelompok yang menstruasi sebanyak 25,2%.
memiliki tindakan dalam praktek mulai dari
mengganti pembalut, mencuci organ hingga 5) Sumber terhadap Informasi
mengganti celana dalam saat menstruasi, Di negara bagian timur Iran para remaja
dipengaruhi oleh kebiasaan yang dilihat oleh putri banyak mendapatkan informasi dari Ibu
informan di rumah dan dipraktekan oleh Ibu sebesar 24,5%, 9,3% tenaga kesehatan yang
dan Kakak mereka. Khususnya untuk sabun profesional, 8,7% saudara, 7,7% anggota
yang dipakai oleh informan, terdapat temuan keluarga lain, 3% buku dan majalah 2,7%,
bahwa sebagian besar remaja putri dalam media massa 1%. Lalu di Nigeria sebesar
penelitian ini menyukai sabun cair untuk 55,2% remaja putri telah mendapatkan
membersihkan organ kewanitaan. pengetahuan dan pelatihan terhadap
Namun terdapat 1 informan di kelompok menarche (menstruasi pertama) dan
yang mengikuti PKPR yang menggunakan kebersihan saat menstruasi.
sabun krim untuk mencuci organ Dalam kelompok yang mengikuti PKPR
kewanitaan. Dikarenakan walaupun terdapat 1 informan yang jarang
terpengaruh oleh informasi pada pelatihan mendapatkan informasi di rumahnya oleh
karena itu informan ini tidak mengetahui Baik, karena sebagian besar informan sudah
sabun yang baik untuk mencuci organ, dan memiliki pengetahuan dan praktek yang
apa akibatnya jika tidak mengganti mendukung. Saran terhadap pihak sekolah
pembalut, 1 informan mendapatkan dari agar lebih meningkatkan perilaku siswi
internet hanya sebatas ingin mencari menjadi lebih baik lagi diperlukan kerjasama
informasi tambahan saja. Sedangkan lintas sector dengan Puskesmas Sindang
kelompok yang tidak mengikuti PKPR hanya Barang terkait program Pelatihan dan
ada 3 informan yang pernah mendapatkan Pembinaan PKPR.
informasi seputar menstruasi di sekolah. Satu
diantaranya mengungkapkan sebuah jawaban Referensi
yang menurut informan ini adalah fakta dari [1] Abajobir, Amanuel Alemu and Assefa Seme.
temannya yang mengalami langsung, fakta (2014). Reproductive health Knowledge and
jika sedang menstruasi tidak boleh keramas services utilization among rural adolescents in
karena mengakibatkan pingsan. east Gojjam zone, Ethiopia: a community
based cross-sectional study. Journal BMC
Health Services Research. Pages: 14:138.
6) Dukungan Sosial [2] Agampodi, Sunneth B et all. (2008).
Dari hasil penelitian diskusi Adolescents perception of Reproductive
Health Care Services in Sri Lanka. Journal
kelompok yang dilakukan oleh BMC Health Service Research.
McMahon et al, (2011) di Kenya faktor Pages: 8:98.
[3] Andrews, Gilly. (2009). Buku Ajar Kesehatan
pribadi dan lingkungan mempengaruhi
Reproduksi Wanita/ Editor, Gilly Andrews;
sikap dan tindakan remaja dalam Alih Bahasa, Sari Kurnianingsih et all; Editor
manajemen hygiene menstruasi. Pada Edisi Bahasa Indonesia, Dwi Widiarti, Renata
Komalasari. Jakarta, Indonesia: Penerbit
penelitian Lestariningsih (2015) tentang Buku Kedokteran EGC.
hal kepercayaan atau mitos terdapat [4] Anggraeni, Dewi Ayu. (2016). Faktor-faktor
kesamaan tidak ada hubungan antara yang Berhubungan dengan Praktik
Manajemen Higiene Menstruasi pada Siswi
praktek higiene menstruasi dengan SMAN A dan B Jakarta Timur Tahun 2016.
kepercayaan Skripsi, Universitas Indonesia. Depok. 2016.
Analisis perilaku personal hygiene [5] Arsani, Ni Luh Kadek Alit et all. (2013).
Peranan Program PKPR (Pelayanan
menstruasi remaja putri ini sebagian besar Kesehatan Peduli Remaja) terhadap
mendapatkan informasi dari ibu. Sebagian Kesehatan Reproduksi Remaja di Kecamatan
informan yang mendapatkan informasi atau Buleleng, Bali. Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora. Vol. 2, No.1, April 2013.
dukungan sosial dari ibu mereka yang
[6] Attieh, Elie et all. (2016). Feminine Hygiene
terbuka dan tidak malu-malu bertanya dan Practices among Female Patients and Nurses
bercerita, sedangkan informan yang in Lebanon. Journal Reproductive Health.
mendapatkan informasi dari kakak mereka Pages 13:59. (www.springer.com) diakses
pada 15 Maret 2017 pukul 09.20 wib.
rata-rata anak ke 2 dan ke 3 yang memiliki
[7] Badan Pusat Statistik (BPS). (2015). Jawa
kakak perempuan. Dengan mitos yang Barat Dalam Angka 2015. Indonesia.
mereka dapat dari ibu, kakak dan teman. [8] Chandra, Nur Fitria. (2012). Gambaran
Perilaku Seksual Remaja di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Swasta X di Kota
6. Kesimpulan Depok. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Gambaran perilaku personal hygiene Masyarakat. Universitas Indonesia.
[9] Chandra-Mouli, Venkatraman et al. (2017).
menstruasi remaja putri yang mengikuti Mapping The Knowledge And Understanding
pelaithan dan pembinaan PKPR di SMP Of Menarche, Menstrual Hygiene And
PGRI 13 Kota Bogor tahun 2017 ini Cukup Menstrual Health Among Adolescent Girls In
Low-And Middle-Income Countries. Journal
Reproductive Health. Pages 14:30. problems: behaviours of unmarried female
(www.springer.com) diakses pada 15 Maret adolescents in two low performing areas of
2017 pukul 09.20. Bangladesh. Journal Reproductive Health.
[10] Daili, Sjaiful Fahmi, et all. (2011). Infeksi Pages:11:54.
Menular Seksual, Edisi Keempat (cetakan [22] Kementerian Kesehatan RI. (2015). Situasi
kedua). Jakarta, Indonesia; Badan Penerbit Kesehatan Reproduksi Remaja.
FKUI. Pusat Data dan Informasi. Jakarta.
[11] Dwikarya, M. (2005). Menjaga Organ Intim, [23] ______________________. (2015). Profil
Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: Kesehatan Indonesia. Indonesia.
Kawan Pustaka. [24] Khasanah, Khotimatul et all. (2015).
[12] Fakhri, Moloud et all. (2012). Promoting Hubungan pengetahuan tentang Menstruasi
Menstrual Health among Persian Adolescent dengan Perilaku Personal Hygiene saat
Girls from Low Socioeconomic Backgrounds: Menstruasi: Studi pada Siswi SMP 1 Bojong
a Quasi-Experimental Study. BMC Public Kelas VII dan VIII, Kabupaten Pekalongan.
Health. Pages 12:193. STIKES Muhammadiyah Pekajangan
[13] Fidyawati. (2012). Hubungan Pengetahuan Pekalongan.
Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku [25] Krause, Sandra et all. (2015). Reproductive
Personal Hygiene Remaja Putri SMPN 1 Health services for Syrian refugees in Zaatri
Seyegan Sleman Yogyakarta. Universitas Camp and Irbid City, Hashemite Kingdom of
Muhammadiyah Yogyakarta. Jordan: an evaluation of the Minimum Initial
(http://digilib.fkik.umy.ac.id/files/disk1/13/yo Services Package. Journal Conflict and
ptumyfkpp-gdl-fidyawati-641-1naskahp- Health. (www.springer.com) diakses pada 15
i.pdf . diakses pada 4 Maret 2017, 11:20) Maret 2017 pukul 11.05 wib.
[14] Fitriyah, Imarotul. (2014). Gambaran [26] Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan
Perilaku Higiene Menstruasi pada Remaja Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta,
Putri di Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Indonesia: Salemba Medika.
Kerja Puskesmas Pisangan. UIN Syarif [27] Komalasari, Tresna. (2015). Faktor-faktor
Hidayatullah, Jakarta. yang Berhubungan dengan Perilaku Personal
[15] Harjon, Bactiar. (2009). Meyakinkan Hygiene Siswa Kelas VII-Viii pada Saat
Validitas dan Reliabilitas Data melalui Menarche di SMPN 2 Majalengka Tahun
Triangulasi dalm Penelitian Kualitatif. 2015. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Depok : Universitas Indonesia. AKPER YPIB. Majalengka. Volume II
[16] Hartanto. (2013). Instrumen Penelitian. Nomor 3 Februari 2016.
Jakarta : Universitas Airlangga. [28] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
[17] Hennegen, Julie et all. (2016). Schoolgirls’ (LIPI). (2013). Konsep Pedoman Penilaian
Experience and Appraisal of Menstrual Etika Penilaian dan Publikasi. Jakata :
Absorbents in rural Uganda: a cross- Majelis Profesor Riset.
sectional evaluation of reusable sanitary [29] Lestariningsih, Sri. (2015). Faktor-faktor
pads. Journal Reproductive Health. Pages: yang Berhubungan dengan Praktek Higiene
13:143. Menstruasi. jurnal Kesehatan Metro Sai
[18] Indah, Fufut Tri Nur. (2012). Kejadian Wawai Volume VIII No. 2 Edisi Desember
Pruritus Vulvae saat Menstruasi Pada 2015, ISSN: 19779-496X. Tanjungkarang.
Remaja Putri. Universitas Airlangga. [30] Lianawati, Iis. (2012). Tingkat pengetahuan
[19] Izzati, Wisnatul dan Reni Agustiani. (2014). Remaja Putri tentang Personal Hygiene saat
Hubungan pengetahuan dengan Pelaksanaan Menstruasi pada Siswi Kelas X SMA Islam
Personal Hygiene Genitalia saat Menstruasi Terpadu Al Masyhur Pati. Surakarta.
pada Remaja Putri Kelas IX SMP Negeri 4 [31] Luthfiana, Dewi Ana. (2014). Hubungan
Bukittinggi. STIKES Yarsi pengetahuan tentang Personal Hygiene
Bukittinggi,Sumatera Barat. dengan Perilaku Personal Hygiene Remaja
[20] Jaringan Pemberitaan Pemerintah. (Mei 30, saat Menstruasi di Sekolah Menengah
2017). Manajemen Kebersihan Menstruasi Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda
Harus diajarkan sejak Dini. Diakses pada: Pedurungan Semarang. Skripsi. STIKES
Agustus 14, 2017. Ngudi Waluyo Ungaran. Semarang.
https://jpp.go.id/humaniora/kesehatan/30678 [32] Maidartati, et all. (2016). Hubungan
1-manajemen-kebersihan menstruasi- pengetahuan dengan Perilaku Vulva Hygiene
harus-diajarkan-sejak-dini pada saat Menstruasi Remaja Putri. Jurnal
[21] Kabir, Humayun et all. (2014). Treatment- Ilmu Keperawatan, Vol.IV, Halaman 50.
seeking for selected Reproductive health
[33] McMahon, Shannon A et all. (2011). ‘The [47] Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Girl with her Period is the one to hang Her (SDKI). (2012).Kesehatan Reproduksi
head’ Reflections on Menstrual Management Remaja. Jakarta: Indonesia.
among Schoolgirls in rural Kenya. BMC [48] Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
International Health and Human Right. Kuantitatif Dan Kualitatif dan R&D.
Pages: 11:7. Bandung, Indonesia: Alfabeta.
[34] Matta, Marella dan Caroline Endah [49] Suryati. (2012). Perilaku kebersihan remaja
Wuryaningsih. (2014). Faktor-faktor yang saat menstruasi. Jurnal Health Quality, Vol.
Berhubungan dengan Perilaku Menstruasi 3 No. 1, November 2012, halaman 54.
pada Siswi SMPN 87 Jakarta Selatan Tahun [50] Tarigan, Windurenny Jacinta. (2013).
2014. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. Gambaran tentang Hubungan Pengetahuan
[35] Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Kesehatan dan Sikap dengan Praktik Higiene
Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta, Menstruasi pada Remaja Putri kelas 7 dan 8
Indonesia: PT. Rineka Cipta. di SMPN 141 Jakarta Selatan tahun 201.
[36] Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor 97 Skripsi, Universitas Indonesia. Depok. 2013.
tahun 2014. Tentang Pelayanan Kesehatan [51] Tegegne, Teketo Kassaw et all. (2014).
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Menstrual Hygiene Management and school
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, absenteeism among Female adolescent
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, students in Northeast Ethiopia. BMC Public
serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Health. Pages 14:1118.
Indonesia. [52] UNICEF Indonesia. 2015. Manajemen
[37] Pinarti, Astri Anggun. (2014). Perilaku Kebersihan Menstruasi. diakses pada: Juli
menjaga Kebersihan Organ saluran 23, 2017.
Reproduksi pada Remaja Putri di SMP http://unesdoc.unesco.org/images/0022/0022
Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. 67/226792e.pdf
Universitas Indonesia. Depok. [53] Widyastuti, Yani, et all. (2010). Kesehatan
[38] __________________________. Nomor 25 Reproduksi. Yogyakarta, Indonesia:
tahun 2014. Tentang Upaya Kesehatan Anak. Fitramaya.
Indonesia. [54] Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s. (2009).
[39] __________________________. Nomor 61 Color atlas and synopsis of clinical
tahun 2014. Tentang Kesehatan Reproduksi. dermatology. Edisi ke-6. New York:McGraw
Indonesia. Hill; 73-86
[40] Permatasari, Mareta Wulan et all. (2012). [55] Yusiana, Maria Anita et all. (2016). Perilaku
Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Personal Hygiene Remaja Putri pada saat
Putri tentang Personal Hygiene dengan Menstruasi. Jurnal STIKES Vol. 9 No. 1 Juli
Tindakan Pencegahan Keputihan Di SMA 2016, halaman 14.
Negeri 9 Semarang. Semarang. [56] http://kependudukanjambi.org/dl/uu.no-10-
[42] Provinsi Jawa Barat. (2012). Profil thn-1992-ttg-kependudukan-pemb-kel-
Kesehatan. Indonesia. sejahtera.pdf - UU No 10 tahun 1992 tentang
[43] Rahmayanti, Novita. (2012). Perilaku Pengembangan Kependudukan dan Keluarga
Keperawatan Kesehtaan Alat Reproduksi Sejahtera
dalam Pencegahan Kanker Serviks pada [57]http://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/ber
Siswi SMAN 9 Kebon Kelapa Jakarta Timur. anda/42-kebijakan-kesehatan-health-
Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. policy/1222-kepmenkes-ri-nomor-1874-
[44] Sari, Ervina et all. (2012). Pengaruh tahun-2011-tentang-kelompok-kerja-
Pendidikan Kesehatan tentang Hygiene saat nasional-kesehatan-reproduksi - Permenkes
Menstruasi terhadap Pengetahuan dan No 433/Menkes/SK/1998 tentang
Keterampilan Remaja Putri dalam Merawat Pembentukan Komisi Kesehatan Reproduksi
Perineum saat Menstruasi.
[45] Saydam, Dra. Syafni G. (2012). Waspadai
Penyakit Reproduksi Anda!! Dan Berbagai
Masalah Seks dari A-Z. Bandung, Indonesia:
Pustaka Reka Cipta.
[46] Sommer, Marni et all. (2015). Putting
Menarche and Girls into The Global
Population Health Agenda. Journal
Reproductiv Health. Pages 12:24.

Anda mungkin juga menyukai