Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

MATAKULIAH
SOSIOLOGI UMUM
(KPM130)
PANDUAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
MATAKULIAH
SOSIOLOGI UMUM
(KPM130)
Disusun oleh
Mahmudi Siwi
Murdianto
Fredian Tonny Nasdian
Martua Sihaloho
Nuraini W Prasodjo

Copyrigth © 2018 Departemen Sains Komunikasi dan


Pengembangan Masyarakat FEMA IPB
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
All Rights reserved

Cetakan pertama: Oktober 2018


Desain dan Layout: Mahmudi Siwi

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat


Fakultas Ekologi Manusia – Institut Pertanian Bogor
Wing 1 – Level 5, Jl. Kamper, Kampus IPB Darmaga
Bogor, Jawa Barat
Email: sosiologiumum@apps.ipb.ac.id;
Website: http://skpm.ipb.ac.id/sosiologi-umum
POKOK BAHASAN 10
KEKUASAAN DAN
WEWENANG

3
Pokok Bahasan 10
KEKUASAAN DAN WEWENANG

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti praktikum diharapkan mahasiswa mampu menganalisis
menggunakan:
1. Konsep kekuasaan dan wewenang
2. Saluran-saluran kekuasaan
3. Model-model kekuasaan
4. Konsep kepemimpinan

Bentuk Pembelajaran
Bentuk pembelajaran pokok bahasan adalah belajar mandiri, membaca kasus,
diskusi kelompok, dan diskusi panel.

Kerangka Analisis
Merujuk pada Soekanto (1990), istilah “kekuasaan” dalam terminologi sosiologi
merujuk pada hubungan antar-individu versus kelompok atau kelompok versus
kelompok yang diatur dengan tatanan tertentu. Kekuasaan itu bersifat plural.
Kekuasaan diberikan dan diterima oleh individu-individu secara kolektif. Sekalipun
kekuasaan itu bersifat plural dan ada dimana-mana, namun kekuasaan tidak selalu
dapat dibagi rata, maka kekuasaan itu sifatnya “kontraktual”. Artinya, kekuasaan
hanya berlaku jika orang-orang yang dikuasai mempertahankan sikapnya terhadap
penguasa, dalam arti masih menuruti kemauan penguasa.
Kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang maka biasanya orang itu dinamakan
pemimpin dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut-pengikutnya.
Bedanya antara kekuasaan dan wewenang adalah bahwa setiap kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain dapat dinamakan kekuasaan. Sedangkan wewenang
adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang
mempunyai dukungan atau pengakuan dari masyarakat. Wewenang hanya akan
menjadi efektif apabila didukung dengan kekuasaan yang nyata.
Gejala kekuasaan sebagaimana terlihat dalam interaksi sosial mempunyai sejumlah
unsur pokok, sebagai berikut (Soekanto 1990):
a. Rasa takut: perasaan takut pada seseorang (penguasa) mendasari kepatuhan
pada kemauan dan tindakan orang tersebut (reaksi negatif);

1
b. Rasa cinta: perasaan cinta pada seseorang (penguasa) mendasari kepatuhan
pada kemauan dan tindakan orang tersebut (reaksi positif);
c. Kepercayaan: kepercayaan pada seseorang (penguasa) mendasari kepatuhan
pada kemauan dan tindakan orang tersebut tanpa syarat;
d. Pemujaan: penguasa ditempatkan sebagai kelompok yang dipuja.
Dalam masyarakat kecil kekuasaan mungkin dijabarkan secara langsung. Dalam
masyarakat besar yang kompleks (mass-society) hal seperti itu tidak mungkin
dilakukan, sehingga diperlukan perantara berupa saluran-saluran tertentu.
Sejumlah saluran kekuasaan yang penting adalah (Soekanto 1990):
a. Saluran militer: pelaksanaan kekuasaan disertai paksaan (coercion) yang
menimbulkan rasa takut pada masyarakat sehingga takut pada penguasa.
b. Saluran ekonomi: dengan menguasai ekonomi serta kehidupan masyarakat,
penguasa dapat melaksanakan peraturan-peraturannya dan perintah-
perintahnya dengan disertai sanksi-sanksi tertentu.
c. Saluran politik: penguasa melalui badan-badan legal membuat peraturan-
peraturan yang harus ditaati masyarakat.
d. Saluran tradisional: pelaksanaan kekuasaan disesuaikan dengan tradisi
kekuasaan yang dikenal di dalam masyarakat. Saluran ini paling disukai.
e. Saluran ideologi: kepada masyarakat diberikan ajaran atau doktrin yang
bertujuan menerangkan dan memberi dasar pembenaran bagi pelaksanaan
kekuasaan, sehingga kekuasaan itu dapat menjadi wewenang. Penguasa
mengupayakan agar ajaran atau doktrin tersebut melembaga dan bahkan
mendarah daging dalam masyarakat.
f. Saluran kemunikasi: penggunaan media komunikasi massa sebagai instrument
kekuasaan. Pada masa Orde Baru dan juga di negara-negara otoriter lainya,
semua alat komuikasi dikontrol sangat ketat oleh negara. Media-media
komunikasi hanya berfungsi menyuarakan kepentingan politik penguasa.
Model komplotan penguasa, menurut Horton dan Hunt (1996): Pertama,
pandangan yang mengikuti jejak pandangan Merton; bahwa kekuasaan sebagai
sesuatu yang bersifat polimorfik (secara harfiah berarti mempunyai banyak
bentuk) dimana "wewenang pengambilan keputusan atas masalah yang berbeda".
Berbagai kelompok yang berbeda saling bersaing dan membagi-bagi kekuasaan.
Tidak ada satu kelompokpun yang selalu menang, dan keputusan-keputusan
masyarakat yang penting adalah hasil kompromi, persaingan pengaruh dan
pengaruh faktor keadaan. Dengan kata lain penganut teori ini masyarakat pluralis
mencapai keputusan melalui proses konflik dan kompromi. Kedua, pandangan yang
mengatakan bahwa negara dikuasai oleh golongan elite penguasa terdiri atas
cendikiawan-cendikiawan radikal yang menyusup ke dalam lembaga
pemerintahan, sekolah, dan media komunikasi. Mereka dipandang sebagai kelas
sosial baru yang sinis terhadap nilai-nilai tradisional (disebut golongan sayap

2
kanan). Atau elite penguasa terdiri dari komplotan sejumlah sarjana, jendral,
pejabat pemerintah, dan pengusaha yang memiliki kedudukan tinggi, mendominasi
dan mengatasnamakan kepentingan masyarakat (golongan sayap kiri).Masing-
masing kelompok saling menilai kelompok lainnya sebagai kelompok yang paling
berpengaruh; lebih dari itu masing-masing menghendaki agar kekuatan kelompok
lainnya bisa dikurangi secara besar-besaran. Dengan demikian kelompok yang satu
bisa menggeser kedudukan kelompok lainnya sebagai kelompok yang paling
berpengaruh. Ketiga, model dialektik kelas sosial, yang dikembangkan oleh Whitt
yang menolak tinjauan pluralis dan eliteis dengan mengatakan bahwa keduanya
tidak bersangkut paut dengan pokok persoalan , karena kedua tinjauan tersebut -
walaupun sebagian ada benarnya- tidaklah lengkap. Dalam model dialektik, negara
biasanya melayani kepentingan kelas social dominan yang biasanya berkuasa,
namun dapat menjadi lemah karena perpecahan atau pertentangan kepentingan
kelas social yang berbeda dan terorganisasi. Kelompok pemenang muncul
menggantikan penguasa lama.
Soekanto mendefinisikan kepemimpinan (leadership) sebagai kemampuan dari
seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang
dipimpin atau pengikutnya) sehingga orang lain tersebut bertingkah laku
sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Dengan definisi seperti ini,
maka batas antara ruang lingkup gerak kepemimpinan dan gerak kekuasaan
sangatlah tipis. Menurut Jarmanto (1983) problema kekuasaan merupakan masalah
dasar untuk memahami berbagai tipe kepemimpinan.
Istilah wewenang menunjuk pada hak yang dimiliki seseorang atau kelompok
tertentu. Tekanannya pada hak, bukan pada kekuasaannya. Seorang yang
mempunyai wewenang bertindak sebagai orang yang memimpin atau membimbing
orang banyak (Weber, 1947). Weber (1947) membedakan wewenang kedalam tiga
tipe, menurut kekhasan hubungan antara tindakan-tindakan dengan dasar hukum
yang berlaku, yaitu:
a. Wewenang kharismatis: didasarkan pada kharisma, yaitu suatu kemampuan
khusus yang ada pada diri seseorang. Wewenang kharismatik akan dapat tetap
bertahan selama dapat dibuktikan keampuhannya bagi seluruh masyarakat.
b. Wewenang tradisional: dapat dipunyai oleh seseorang atau sekelompok orang
bersama-sama. Ciri-ciri dari wewenang ini adalah: (a) ada ketentuan tradisional
yang mengikat penguasa yang mempunyaui wewenang, serta orang-orang
lainnya dalam masyarakat; (b) adanya wewenang yang lebih tinggi daripada
kedudukan seseorang diri hadir secara pribadi; dan (c) selama tak ada
pertentangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, orang-orang dapat
bertindak secara pribadi.
c. Wewenang rasional atau legal, yaitu wewenang disandarkan pada sistem
hukum yang berlaku dalam masyarakat. Sistem hukum disini disandarkan pada
kaidah-kaidah yang telah diakui serta ditaati oleh masyarakat, dan bahkan yang
telah diperkuat oleh negara.

3
Tugas Praktikum
1. Mahasiswa baik secara individu maupun berkelompok membaca dan
memahami bahan bacaan yang telah disediakan oleh Asisten Praktikum. Selama
membaca dan memahami bahan bacaan perhatikan hal-hal berikut ini:
a. Uraikan saluran apakah yang digunakan oleh orde baru untuk
memperkokoh kekuasaannya? Tunjukkan bukti-bukti dari bacaan anda!
Adakah bukti bahwa kekuasaan pemerintah orde baru bersifat kumulatif ?
b. Apakah runtuhnya kekuasaan orde baru disertai dengan anomie? Tunjukkan
bukti-bukti dari bacaan anda!
c. Berdasarkan pemikiran Horton dan Hunt (1996), model kekuasaan manakah
yang pernah berlaku di Indonesia ? Tunjukkan bukti-bukti dari bacaan anda!
d. Bandingkanlah pola kekuasaan di Indonesia pada tingkat negara dengan
tingkat daerah (mengacu pada kasus Sampang, 2000) ! Apakah kekuasaan
dan wewenang berada pada satu tangan ?
e. Membanding kedua bacaan, kesimpulan apa yang dapat anda rumuskan ?
2. Tuliskan hasil analisis kelompok dalam sebuah makalah kelompok dan
dikumpulkan ke asisten praktikum.

Bahan dan Alat


• Bahan praktikum: (1) Penggulingan Kekuasaan antara Orla dan Orba. Oleh Panji
Semirang : Republika 5 Juni 1999; (2) Sampang dan Tradisi Perlawanan. Oleh
Anwar Hudijono : Kompas Jum'at 8 September 2000.
• Alat praktikum: makalah, kertas flipchart, spidol, dan selotip kertas

Waktu
Pelaksanaan praktikum di kelas dilakukan selama 120 menit.

Prosedur Praktikum
Praktikum dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap, yakni pengantar praktikum, diskusi
kelompok, diskusi panel dan penutup. Rincian tahapan tersebut sebagai berikut:
1. Pengantar Praktikum (waktu: 5 Menit)
a. Asisten Praktikum menyampaikan topik praktikum, menjelaskan tujuan
praktikum, dan menjelaskan langkah-langkah aktivitas praktikum dengan
lisan dan dapat juga menggunakan kertas flipchart. Asisten Praktikum
memberikan kesempatan kepada praktikan untuk memberikan bertanya,
diskusi dan menyampaikan tanggapan.
b. Asisten Praktikum menyerahkan kembali makalah kelompok tugas
praktikum dari bacaan praktikum kepada masing-masing kelompok.
2. Diskusi Kelompok (waktu: 45 Menit)

4
a. Asisten Praktikum meminta setiap kelompok kecil (KK) untuk mendiskusikan
kembali hasil analisis yang tertulis dalam makalah kelompok, disesuaikan
dengan materi kuliah dan kerangka analisis.
b. Setiap kelompok kemudian menuliskan hasil diskusi dalam flipchart yang
telah disediakan.
c. Setelah selesai setiap kelompok menempelkan kertas flipchart ke papan tulis
yang ada di ruang praktikum.
3. Diskusi Panel (waktu: 60 Menit)
a. Asisten Praktikum meminta menunjuk satu kelompok sebagai panelis dan
satu kelompok sebagai pembahas untuk bersiap menyampaikan hasil
diskusi.
b. Tetapkan seorang moderator dari dari mahasiswa dan seorang notulis
bertugas sebagai mencatat proses dan hasil diskusi. Moderator memandu
diskusi panel, yang dimulai dengan seorang panelis mempresentasikan hasil
KK nya, kemudian dibahas (didebat) oleh kelompok panelis yang lain dengan
merujuk hasil KK nya (perdebatan antar-panelis) selama 30 Menit.
c. Setelah itu, dilanjutkan dengan diskusi dan perdebatan antara panelis dan
forum selama 25 Menit.
d. Diakhir diskusi panel, moderator menyimpulkan hasil diskusi panel selama 5
Menit. Selama diskusi panel berlangsung, anggota KK yang bertugas sebagai
notulis secara individual “merekam” proses dan hasil diskusi panel.
4. Penutup (10 Menit)
Asisten Praktikum mengevaluasi hasil diskusi panel.

Kriteria Penilaian
Penilaian praktikum terdiri dari:

No Penilaian (rentang nilai 60 – 90) Persentase

1 Kehadiran dalam praktikum 30


2 Makalah kelompok 20
3 Hasil diskusi kelompok yang dituliskan pada kertas
10
flipchart
4 Kemampuan presentasi 20
5 Keaktifan dalam diskusi 20
Total 100

Catatan : Bagi mahasiswa yang tidak hadir saat praktikum hanya mendapatkan nilai
makalah kelompok. Mahasiswa bisa mendapatkan tambahan nilai jika
mengganti di kelas kelompok lain atau mengerjakan tugas tambahan yang
diberikan oleh asisten praktikum.

5
PENGGULINGAN KEKUASAAN :
ANTARA ORLA DAN ORBA
Panji Semirang

Pengertian Orde Lama adalah tatanan kehidupan Pada waktu itu tengah dilantik Kabinet 100
berbangsa dan bernegara zaman Presiden Menteri. Kemungkinan penembaknya dari
Soekarno. Tatanan penggantinya, yang berusaha kalangan pasukan pengawal presiden. Tidak ada
melakukan koreksi atas Orla, disebut Orde Baru. usaha-usaha untuk mengusut siapa yang
Orba kemudian dikoreksi lagi oleh Orde Baru yang bertanggung jawab atasnya, sampai orang lupa.
lebih Baru (Orbaba). Pada dua kali pergantian orde
Jatuhnya korban di Universitas Trisakti memicu
tersebut terjadi pertumpahan darah, langsung
percepatan aksi reformasi selanjutnya. Sehari
maupun tidak langsung.
setelah pemakaman mereka, terjadi kerusuhan di
Pertumpahan darah pergantian Orla dilakukan
mana-mana, sebagian mungkin karena marah,
oleh PKI yang kemudian terjadi balas dendam
ingin menjarah, atau sengaja memprovokasi.
yang cukup dahsyat. Mahasiswa dan generasi
Terhadap penembakan dilakukan pengusutan
muda lainnnya didukung oleh militer
yang tuntas. Korban kerusuhan, tampaknya tidak
membersihkan segala sesuatunya. Mereka yang
diusut.
ikut dalam perahu Orba sebagian adalah orang-
orang Orla juga yang mungkin masih baik Pada demo 1966 nilai rupiah dikebiri dari Rp 1.000
ditambah anak-anak baru yang muncul pertama menjadi Rp.1 disusul dinaikkannya harga bensin
kali di dalam bidang-bidang tertentu. (dari Rp 200 menjadi Rp 1.000) dan tarif angkutan
umum. Jatuhnya korban jiwa empat mahasiswa
Pertumpahan darah pergantian Orba dilakukan
Universitas Trisakti, terjadi beberapa hari setelah
oleh orang-orang bersenjata terhadap pendemo
harga BBM dan tarif angkutan umum juga
di Universitas Trisakti (12/5). Dua hari kemudian
dinaikkan.
terjadi kerusuhan yang dahsyat dan
mengorbankan jiwa manusia lebih 1.000 orang. Kedua demo antara lain disebabkan oleh parpol
Mereka yang ikut di dalam perahu Orba yang pongah dan presiden yang sangat berkuasa.
seluruhnya adalah orang-orang Orba yang Penyebab keduanya berkuasa dan menjadi
mungkin masih baik. tempat bergantungnya berbagai kekuatan karena
hukum yang belum benar tidak dilaksanakan
Sejarah yang sedang dibuat kemarin dan hari-hari
dengan benar pula.
ini adalah sejarah yang tengah berulang. Orbaba
menggantikan Orde Baru melalui proses yang Nasakom merajalela dengan peran parpol agama
hampir sama. Roda memang berputar, yang dulu yang di pinggiran. PNI dan PKI malang melintang.
pernah di atas, kini mendapat giliran untuk berada Lima tahun kemudian Golkar juga mulai malang
di bawah dan demikian pula sebaliknya. melintang yang diperpanjangnya selama 25 tahun
lebih. Presiden yang sekaligus menjadi ketua
PERSAMAANNYA
Dewan Pembina Golkar menjadi raja diraja.
Mahasiswa pada awalnya bergerak mengadakan Presiden bisa menjadi apa saja. Tidaklah heran
aksi atas nama moral. Apa yang tidak baik kalau kemudian keluarganya dapat menyusun
diserang, minta diperbaiki. Harga BBM dan tarif kerajaan bisnis. Hukum ditundukkan oleh
angkutan dinaikkan dalam nilai rupiah yang kepentingan politik dan ekonomi. Ini berbeda
terlebih dulu jatuh. Arah politik kemudian menjadi dengan keluarga Bung Karno yang tidak menjadi
menonjol. Kedua presiden agar diturunkan. apa-apa.
Semua sistem yang diberlakukan dengan bengkok
PERBEDAANNYA
agar diperbaiki secara mendasar.
Pada demo 1966 militer ada yang pro ada pula
Kobaran aksi demo lebih dipicu dengan
yang kontra. Letjen Soeharto berada di pihak
mengorbankan jiwa pendemo. Korban jiwa jatuh
demonstran, bersama jenderal yang lain,
pada waktu demo di depan Istana Merdeka tahun
terutama Kemal Idris, Umar Wirahadikusumah,
1966, yaitu Arief Rahman Hakim dan Zubaidah.

6
Sarwo Edy, dan HR Dharsono. Presiden Soekarno pertama pembangunan kampus UI di Ciputat
didukung oleh Resimen Cakrabirawa (pengawal dengan Situ (danau) Gintung sebagai salah satu
presiden) dan beberapa kesatuan yang lain. Pada penghiasnya. Tempat itu kini menjadi perumahan
akhirnya, dengan turun tangannya Jenderal AH dosen UI. Juwono Sudarsono dan Arbi Sanit antara
Nasution dan Letjen Soeharto, pelan-pelan situasi lain tinggal di tempat ini.
dapat dikendalikan dan dikuasai.
Agar mahasiswa UI tidak selalu membikin “ribut”,
RPKAD (kini Kopassus) pada pergantian Orla maka mereka di masa depan harus dijauhkan dari
adalah kekuatan utama yang luar biasa. tempat kekuasaan. Rencana pembanguna
Sementara itu, KKO-AL (kini Marinir) berada di kampus UI di Ciputat dibatalkan. Akhirnya
pihak pemerintah (Bung Karno). Penah diucapkan didirikan Kampus UI Depok, yang jalan masuk-
oleh Komando KKO bahwa hitam kata Bung Karno, keluarnya hanya satu, hingga gerak mahasiswa
hitam pula kata KKO. Pada pergantian Orba, mudah dihambat.
kedua kesatuan tidak terlalu berperan penting di
Untuk kembali menggunakan halaman Salemba 6
pihak aksi reformasi. Di mata mahasiswa, Marinir
(Fakultas Kedokteran UI) yang bersejarah buat
mendapat tempat yang baik karena mereka
demo 1998 kurang memadai. Beberapa kali
simpatik.
mahasiswa UI bebrdemo di sana. Jika misalnya
Pada awal Orba, makin lama hubungan pendemo mengundang semua mahasiswa UI Depok ke
dan ABRI makin erat. Ada yang mengatakan Salemba, mungkin sudah dihadang di tengah
hubungan itu berupa partnerships tapi ada pula jalan. Pilihan menggunakan halaman gedung
yang menyebutnya tunggang menunggangi. rakyat DPR/MPR cukup tepat. Halamannya sangat
Masyarakat diminta menyimpulkan sendiri, dari luas. Tempatnya sangat strategis dan mudah
saling menunggangi itu, siapa yang paling banyak dicapai dari berbagai penjuru.
menarik keuntungan.
Selain luas, berdemo di DPR demonstran dapat
Pada demo 1998, militer berdiri pada jalur langsung bertemu dengan wakil-wakil rakyat.
undang-undang, tidak ada yang langsung Setidak-tidaknya lembaga ini masih resmi
mendukung demo. Melihat ini, demo 1998 mewakili rakyat. Mereka ternyata cukup “aspiratif”
menghadapi medan yang berat. Namun, terus untuk menekan presiden Soeharto agar mundur.
terang, rakyat sudah bosan dengan penderitaan Jika aksi dilakukan di Salemba, perjuangan
hasil penekanan kekuasaan. menekan DPR tidak dapat dilakukan.Presiden
Soekarno mundur melalui dua proses. Proses
Selain itu, terus terang media massa kali ini juga
pertama menyerahkan semacam mandat melalui
sangat membantu pendemo. Pada 1966 belum
Surat Perintah 11 Maret. Kedua, partai-partai
ada televisi swasta. Kali ini justeru televisi swasta
Islam di DPR mengeluarkan pernyataan agar
ada yang menyiarkan langsung peristiwa dari
Presiden Soekarno turun. Itulah kemudian
tengah-tengah demonstran.
berlangsung Sidang Istimewa MPRS tahun 1967
Pada tahun 1966 tidak ada korban jiwa lebih yang menurunkan Presiden Soekarno dan dia
banyak. Korban kerusuhan boleh dikata tidak ada. memberi pertanggungjawaban yang masih
Pada demo 1998, penculikan, penembakan, dan mengandung banyak pertanyaan (Nawaksara). Ini
kerusuhan, konon terkoordinasi. Korban jiwa kemudian membuat militer masih belum
termasuk yang di daerah lebih 1.000 orang. menyatu.
Korban harta benda mungkin lebih dari lima triliun
Presiden Soeharto mundur hanya melalui satu
rupiah. Luar biasa, untuk pergantian presiden
langkah besar. Dia diturunkan setelah mahasiswa
sampai terjadi pengorbanan semahal itu.
dan pimpinan DPR mengultimatum agar wakil-
Melihat mahasiswa Universitas Indonesia yang wakil rakyat segera mengadakan siding. Kemudian
masih suka mengritik pemerintahan Soeharo dan menteri-menteri bidang Ekuin sebagian besar
Golkarnya, kampus Universitas Indonesia di tidak mau duduk di dalam Kabinent Reformasi
Salemba harus dipecah kemudian dipindah. yang merupakan hasil reshuffle atas Kabinet
Pemecahan terjadi dengan mengaktifkan Kampus Pembangunan VII. Komite Reformasi yang akan
UI Rawamangun yang sebelum 1 Oktober 1965 didirikan oleh Presiden Soeharto, tidak mendapat
juga sudah ditempati. Tiga hari sebelum G-30- tanggapan yang positif. Akhirnya Soeharto angkat
S/PKI meletus, Bung Karno meletakkan batu tangan dan langsung menyerahkan kekuasaan

7
kepada Wapres BJ Habibie, yang kemudian sejarahnya berhati-hati dan sadar akan sejarah,
disumpah di depan Mahkamah Agung. dia akan terhindarkan untuk mengulang. Adalah
menyedihkan, seseorang yang pernah
Peristiwa tragis sejarah yang berulang sebenarnya
“menggulingkan” kekuasaan mengalami
dapat “dicegah.” Semacam hukum karma dapat
digulingkan kekuasaanya oleh pihak lain.
tiba. Namun, manakala manusia pelaku

SAMPANG DAN TRADISI PERLAWANAN


Anwar Hudijono

Acap kali mendengar daerah Sampang (Madura), kalau membangun demokrasi, jangan cuma bicara
orang luar mengasosiasikan dengan sosok teori tetapi harus melalui action melawan rezim
masyarakat yang sifanya kaku dan keras. otoritarian.
Masyarakat yang hidup di daerah tandus,
“Sudah telanjur terbentuk image di kalangan
berbukit-bukit, dalam deraan kemiskinan.
masyarakat Sampang bahwa pemerintah itu
Masyarakat yang memiliki tradisi heroik
penindas rakyat. Ini akibat pola reprsif rezim Orde
melakukan perlawanan terhadap kezaliman
Baru. Walau sekarang yang menjadi presiden dari
penguasa.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), tetap saja
Seperti yang terjadi pada tahun 1993. Ketika dianggap Orde Baru,”kata Farid Alfauzi, anggota
masyarakat petani miskin bertelanjang kaki, DPRD Jatim asal Madura yang mewakili Partai
bermata nanar, tanpa rasa gentar menyongsong Kebangkitan Umat (PKU).
terjangan peluru aparat militer, untuk
Untuk itulah, ketika ada gelagat pemerintah pusat
mempertahankan martabat dan hak-hak mereka
hendak menganulir Fadhilah Budiono yang
atas tanah yang akan dijadikan waduk. Akibatnya,
terpilih menjadi Bupati Sampang periode 2000-
beberapa orang tewas atau cacat seumur hidup.
2005 lantaran diprotes PKB, kata Faridmasyarakat
Peristiwa itu kemudian menyejarah dengan
melawan. Seperti yang terjadi, Senin (4/9), ribuan
sebutan Tragedi Nipah.
massa melumpuhkan kota untuk menuntut
Tidak berlebihan kalau Nipah merupakan ilham Fadhilah disahkan dan dilantik. Malam harinya
bagi perlawanan agrarian terhadap kerakusan Mendagri dan Otonomi Daerah Surjadi Soedirdja
kekuasaan dan modal atas tanah. Terkesima menerbitkan surat keputusan yang mengesahkan
dengan semangat perlawanan petani Nipah itu, Fadhilah.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya
“Mereka mendukung Fadhilah karena dia itu
mengabadikannya sebagai nama penghargaan
dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan
untuk pejuang keadilan dan hak atas tanah, Nipah
(PPP). Hubungan masyarakat dengan PPP itu
Award.
terbentuk melalui proses sejarah kuat. Ketika
Bukan itu saja. Pada tahun 1997 masyarakat terjadi tragedi Nipah, PPP yang gigih membela
bergolak menentang hasil pemilihan umum mereka. Maka ulama PPP, KH Alawy Muhammad
karena dinilai tidak jujur dan tidak adil, penuh yang sangat vokal melakukan pembelaan, menjadi
kecurangan dan rekayasa untuk memenangkan sangat berpengaruh di masyarakat,” kata Farid
partainya penguasa, Golkar. Amuk masa itu Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
mengakibatkan kota itu luluh lantak. Akhirnya,
Perlawanan merupakan ornamen kultural
pencoblosan diulang di beberapa tempat
Sampang. Ketika rezim Orde Baru melakukan
pemungutan suara (TPS). Pencoblosan ulang ini
penggarapan partai-partai politik untuk
merupakan peristiwa pertama kali terjadi di
memenangkan Golkar, Sampang menjadi basis
Indonesia.
perlawanan Partai Nahdlatul Ulama (NU) pada
Peristiwa ini dicatat sebagai cikal bakal penting Pemilu 1971. Perlawanan yang gigih ini
perjuangan demokrasi di Indonesia. Sampang membuahkan perolehan NU di Sampang
yang memberikan ilham masyarakat lain bahwa merupakan yang tertinggi di Jatim.

8
Pada Pemilu 1982, Sampang tetap menjadi pusat Pada Pemilu 1997, giliran PPP yang mengobarkan
perlawanan. Hasilnya, PPP mendapat 23 kursi, semangat “Rebut kembali Sampang”. Sebaliknya
Golkar sembilan. Pada Pemilu 1987, Golkar Golkar berteriak “Pertahankan Sampang”.
mengubah taktis tidak melakukan pertempuran Diwarnai pencoblosan ulang dan amuk massa,
frontal tetapi dengan cara memecah belah ulama. Golkar akhirnya unggul 21 dan PPP 16. Saat itu
PPP turun menjadi 20, sedang Golkar 16, dan PDI yang menjadi Bupati adalah Fadhilah. Jadi dulu
kosong. Tinggalah Sampang satu-satunya daerah Fadhilah itu musuh utama PPP, tetapi sekarang
yang belum berhasil di-Golkar-kan. berkawan untuk menghadang PKB.
Untuk itulah, pada Pemilu 1992 pemerintah militer Sampai rezim Orde Baru runtuh, Sampang
dan Golkar berpadu merealisasi program merupakan daerah yang sulit “ditaklukkan”. Lihat
“Golkarkan Sampang”. Sementara PPP melawan saja proyek Waduk Nipah yang gagal. Kenapa
dengan jargon “Pertahankan Sampang hidup atau masyarakat mampu melawan begitu alot dengan
mati”. Dipimpin Bupati Sampang Letkol (Kav) stamina tinggi, termasuk terhadap proses politik
Bagus Hinayana, mantan Kepala Penerangan birokratisasi Orde Baru di mana negara hendak
Kodam V/Brawijaya, Golkar untuk pertama kali menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat?
menang telak dengan 23 kursi, PPP tinggal tersisa Bisa jadi karena mereka mewarisi tradisi
14. perlawanan yang terbentuk melalui perjalanan
sejarah yang panjang

Anda mungkin juga menyukai