Aynal Mardiyah J1a1 14 114
Aynal Mardiyah J1a1 14 114
Aynal Mardiyah J1a1 14 114
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
AYNAL MARDIYAH A
J1A1 14 114
KATA PENGANTAR
wasubhanallahil adzim, tiada kata yang paling pantas diucapkan selain beribu rasa
syukur yang memenuhi seluruh jiwa penulis yang lemah tanpa daya atas segala
nikmat dan kehendak-Nya. Jika bukan karena kehendak, hidayah dan karunia-
Nya, maka tentulah tugas akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Shalawat
2017” yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pengarahan, petunjuk dan doa dari berbagai pihak yang memungkinkan penelitian
ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang
La Dupai, M.Kes selaku Pembimbing I dan Bapak Fikki Prasetya S.K.M., M.Kes
kepada penulis.
iv
v
tingginya kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda tersayang Alinurdin dan
Ibunda tercinta Wa Ode Dewi Sri Rahayuni yang telah susah payah melahirkan,
S.H dan adikku tersayang Umar Al Fakhry, serta semua keluarga yang telah
memberikan motivasi, materi dan kasih saying serta mendoakan perjalanan studi
perbaikan skripsi ini : Bapak La Ode Muh. Sety, S.KM., M.Epid, Ibu Dr.
Asnia Zainuddin, M.Kes, dan Pak Putu Eka Meiyana Erawan, S.K.M.,
M.PH
vi
8. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa, bantuan moril
Fadilla Utami, Devica Sarah Putri, Sri Rahayu Hartina, Asmi Ramadhani,
Muzhafar, Nurul Fadilla Utami, Devica Sarah Putri, Dinda Dwi Kusuma,
12. Teman-teman peminatan Promosi Kesehatan 2014 yang penulis tidak bisa
sebutkan namanya satu per satu. Terima kasih banyak atas segala bentuk
dukungan moril dan materil serta doa dan semangatnya. Tetap semangat
meraih kesuksesan.
vii
13. Teman-teman angkatan 2014 yang tidak dapat penulis sebutkan namanya
14. Seluruh kakak senior FKM UHO angkatan 2004, 2005, 2006, 2007, 2008,
2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 yang selalu member dan berbagi
15. Seluruh adik junior FKM UHO angkatan 2015, 2016 dan 2017.
Terimakasih atas doa dan bantuannya selama ini, yang tidak dapat penulis
16. Kepada siapapun yang telah memberikan doa, motivasi dan dorongan serta
bantuan, hanya Allah SWT Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
17. Akhirnya penulis berdoa semoga Allah SWT selalu melindungi dan
penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN ISTILAH viii
DAFTAR SINGKATAN ix
ABSTRAK x
ABTRACT xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Pertanyaan Penelitian 6
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 8
E. Ruang Lingkup/Batasan Penelitian 8
F. Definisi dan Istilah, Glosarium 9
G. Organisasi/Sistematika 9
iv
V. PENUTUP
A. Simpulan 71
B. Saran 73
DAFTAR PUSTAKA 74
LAMPIRAN 80
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1. Informed Consent
2. Pedoman Wawancara
3. Dokumentasi Penelitian
4. Matriks Wawancara
vii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN ISTILAH
( Kurung pembuka
) Kurung penutup
Content Analysis Analisis Konten
Indepth Interview Wawancara Mendalam
Interview Guide Pedoman Wawancara
Legal High Orang dibawah pengaruh mariyuana
Peer Group Teman Sebaya
Tape Recorder Perekam suara
Quality of Life Kualitas Hidup
viii
DAFTAR SINGKATAN
Biasa
RI Republik Indonesia
UI Universitas Indonesia
Crime
UU Undang-Undang
Life
ix
ix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini
tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin masif
narkoba di dunia di estimasi sebesar 4,9% atau 208 juta pengguna di tahun
2006 kemudian memiliki sedikit penurunan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi
4,6% dan 4,8%. Namun kemudian meningkat kembali menjadi 5,2% di tahun
2011 dan tetap stabil hingga 2013. Secara absolut, diperkirakan ada sekitar 167
hingga 315 juta orang penyalahguna dari populasi penduduk dunia yang
dalam kehidupan ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka
hidup dan kaitannya dengan nilai-nilai, standar dan kekhawatiran dalam hidup.
Terdapat 4 (empat) dimensi kualitas hidup yaitu dimensi fisik yang berkaitan
1
2
bahwa dalam lima tahun terakhir terindikasi tren jenis ekstasi menurun sekitar
stabil. Namun ada yang meningkat drastis sebanyak 15,8% dalam 5 tahun
terakhir yaitu konsumsi jenis metamfetamin. Selain itu, beberapa jenis narkoba
banyak negara yang melaporkan tiap tahun. Tahun 2014, jenis narkoba baru
jenis baru meningkat sekitar 1,5 kali dibanding tahun 2009. Narkoba jenis
narkoba jenis stimulan seperti kokain dan ekstasi, Narkoba sintetis ini dijual
kategori psikotropika kian menurun, hal ini terlihat jelas pada tahun 2009
jumlah kasus psikotropika 8.779 kasus dan tahun 2010 jumlah kasus
Provinsi Jawa Timur dalam 3 tahun terakhir menempati urutan pertama jumlah
peningkatan dari tahun 2010 - 2012 (6.395 tersangka di tahun 2010 meningkat
peningkatan jumlah tersangka dari tahun 2010 – 2012 antara lain Aceh
Hasil survei BNN bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan UI pada
terakhir dari tahun 2012-2016 per tahun sebesar 76,53%. Kenaikan paling
tinggi pada tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu 16,22%. Tahun 2016 jumlah kasus
narkotika yang berhasil diungkap adalah 868 kasus, jumlah ini meningkat
telah selesai program rehabilitasi dan 9.408 mantan pecandu dan penyalahguna
narkotika yang telah selesai program pasca rehabilitasi. Kemudian dari jumlah
tersebut terdata 7.292 mantan pecandu yang tidak kambuh kembali dari
2.131 mantan pecandu dari lembaga pasca rehabilitasi (Kemenkes RI, 2017)
pada tahun 2008 yaitu 2,08%, tahun 2011 turun menjadi 1,2% (sekitar 21.684
orang), namun tahun 2014 meningkat menjadi 1,59% (sekitar 27.238 orang),
narkoba atau 18.036 orang adalah pelajar dan mahasiswa (BNNP Sultra, 2016)
Berdasarkan data awal yang diperoleh dari BNN Kota Kendari jumlah kasus
penyalahgunaan narkoba pada tahun 2015 adalah sebanyak 134 kasus yang
Tahun 2016 sebanyak 138 kasus dengan pasien rawat jalan sebanyak 129 kasus
dan rawat inap 9 kasus. Sedangkan pada tahun 2017 jumlah penyalahgunaan
sebanyak 117 kasus dengan rawat jalan sebanyak 110 kasus dan rawat inap
sebanyak 7 kasus.
bawah 18 tahun adalah 104 orang (48,15%) dan di atas 18 tahun adalah 112
orang (51,85%). Jumlah ini menurun menjadi 21 orang (15,67%) untuk usia
5
dibawah 18 tahun dan diatas 18 tahun menjadi 113 orang (84,33%). Tahun
2016, jumlah penyalahguna narkoba naik secara signifikan pada rentang umur
2017)
Berbagai program rehabilitasi napza menjadi salah satu langkah yang serius
fisik dan psikis yang berbeda dari orang normal. Akibat penyalahgunaan
konsentrasi dan sering melamun, afektif yang terdiri dari kesedihan yang
dan cemas, hubungan sosial yang terdiri dari pribadi yang tertutup,
pengurungan diri dan antisosial, dan psikomotorik yang terdiri dari jalan
menjadi terhuyung-huyung, gerakan tangan dan kaki yang tidak terkendali dan
kondisi fisik maupun mental. Penurunan kondisi fisik dan mental tersebut akan
kualitas hidup pasien. Peningkatan kualitas hidup telah terbukti bagi pasien
yang mengikuti program pengobatan atau pun rehabilitasi (Fassino et al, 2004).
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
menjalani rawat jalan di Klinik Rehabilitasi BNN Kota Kendari Tahun 2017
2. Tujuan Khusus
dari dimensi fisik (energi dan rasa lelah) yang dimiliki oleh mantan
Kendari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Ilmiah
Kendari.
Penelitian ini dibatasi pada peliputan subjek penelitian yaitu hanya pada
Rehabilitasi.
9
Istilah Definisi/Arti
G. Organisasi / Sistematika
1. Definisi Narkoba
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
menimbulkan ketergantungan.
10
11
2008).
saja, namun juga masa depan bangsa dan negara, tanpa membedakan strata
sosial, ekonomi, usia dan pendidikan. Sampai saat ini tingkat peredaran
narkoba sudah merambah pada berbagai tingkat, tidak hanya pada daerah
3. Jenis-Jenis Narkoba
a. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
1) Golongan I
2) Golongan II
3) Golongan III
dan sebagainya.
Golongan II dan Golongan III dalam jumlah terbatas dan sediaan tertentu
b. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
1) Golongan I
2) Golongan II
3) Golongan III
4) Golongan IV
c. Zat Adiktif
a. Faktor Internal
1) Faktor Kepribadian
pecandu biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri
2) Inteligensia
3) Usia
sementara pada usia yang lebih tua, Narkoba digunakan sebagai obat
penenang.
Mulanya merasa enak yang diperoleh dari coba-coba dan ingin tahu
5) Pemecahan Masalah
b. Faktor Eksternal
1) Keluarga
tim UKM Atma jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta pada
ketergantungan Narkoba.
17
c) Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya
Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan
d) Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Dalam hal ini, peran
orang tua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekedar harus
menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat
istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa
ketidaksetujuannya.
dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, sering
3) Faktor Kesempatan
al., 2009).
c) Pernapasan tidak akan bekerja dengan baik dan cepat lelah sekali
19
d) Penggunaan lebih dari dosis yang dapat ditahan oleh tubuh akan
narkoba, yaitu :
a. Pencegahan
mencoba b. Pengobatan
zat yang mengalami gejala putus zat tidak diberi obat untuk
simptomatik, misalnya obat penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat
tidur atau sesuai dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat
tersebut.
c. Rehabilitasi
terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar
merasakan badan mereka tidak enak dan terasa sakit, dibagian persendian
terasa begitu ngilu, dan seluruh tubuh terasa sakit seperti ditusuk jarum
21
disetiap pori-pori tubuh. Rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba ini
diakui seorang mantan pecandu narkoba seperti sakaw saat mereka masih
Ada yang berhasil mengatasinya dalam waktu yang relatif singkat, tetapi
Lama rawat di unit rehabilitasi untuk setiap rumah sakit tidak sama
rehabilitasi (rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan unit lainnya) selama 3-6
sembuh menurut medis bisa beragam 6 bulan dan 1 tahun, mungkin saja
kondisi fisik maupun mental. Penurunan kondisi fisik dan mental tersebut
laki-laki ataupun wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan
the context of the culture an value systems in which they live and in relation
saat ini. Adapun Calman (2008) memberikan suatu definisi dari kualitas
hidup yang dapat diterima secara umum, yakni perasaan subjektif seseorang
secara keseluruhan.
24
Dimensi Fisik
dan ketidaknyamanan, tenaga dan rasa lelah, serta tidur dan istirahat 1)
Aspek ini fokus pada seberapa banyak tidur dan istirahat yang
bangun tengah malam, bangun di pagi hari dan tidak dapat kembali
b. Dimensi Psikologis
perasaan negatif.
1) Perasaan Positif
3) Harga Diri
mereka sendiri. Hal ini bisa saja memiliki jarak dari perasaan
individu dari kekuatan diri, kepuasan dengan diri dan kendali diri.
apabila ada bagian tubuh yang cacat akan bisa dikoreksi misalnya
sebagainya.
27
5) Perasaan Negatif
individu.
seksual.
1) Hubungan Perorangan
2) Dukungan Sosial
3) Seksualitas
Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks dan
d. Dimensi Lingkungan
1) Keamanan Fisik
sumber seperti tekanan dari orang lain atau politik. Aspek ini
2) Lingkungan Rumah
3) Sumber Penghasilan
mendapatkan bantuan.
relaksasi.
kualitas hidup.
8) Transportasi
dimensi yaitu penilaian objektif dari fungsional atau status kesehatan dan
2007)
hanya melalui bagian tertentu dari diri seseorang (Skevington et al, 2004)
semakin baik kualitas hidupnya dan nilai mean dari keempat domain
Sonita dan Endah pada tahun 2016 melakukan sebuah penelitian yang
Sebuah penelitian dilakukan oleh Gede dan Tience pada tahun 2014
dan tidak terpuruk dala penyesalan. Terkait hubungan sosial, orang terdekat
memenuhi kebutuhan.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015 untuk menilai kualitas hidup
orang dengan HIV positif, pengguna napza, dan masyarakat miskin kota
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pemain Timnas Homeless
World Cup 2015 di Rumah Cemara Bandung yang terdiri dari 8 orang
dengan kriteria 2 orang dengan HIV positiv, 2 mantan pengguna napza dan
lingkungan) baik pada orang dengan HIV positif, mantan pengguna napza,
33
kualitas hidup.
D. Kerangka Teori
yaitu dimensi fisik, dimensi psikologis, dimensi hubungan sosial dan dimensi
lingkungan. Dimensi fisik berkaitan dengan fungsi fisik individu antara lain
rasa nyeri dan ketidaknyamanan, energi dan rasa lelah, serta tidur dan istirahat.
individu meliputi perasaan positif, kognisi, harga diri, gambaran diri dan
34
dan seksualitas. Dimensi lingkungan berhubungan dengan apa yang ada di luar
kualitas hidup mantan pecandu narkoba secara khusus. Kerangka teori dapat
Perasaan positif
Kognisi
Dimensi
Harga diri
Psikologis
Gambaran diri
Seksualitas
Keamanan fisik
Lingkungan rumah
Sumber penghasilan
Waktu luang
Lingkungan fisik
Transportasi
E. Kerangka Konsep
dimensi dari kualitas hidup yang meliputi energi dan rasa lelah, perasaan
positif dan perasaan negatif, dukungan sosial dan keamanan fisik yang
Dimensi
Energi dan rasa
Fisik
lelah
Perasaan positif
Dimensi
Psikologis
Perasaan negatif
Kualitas
Hidup
Mantan
Pecandu
Narkoba
Dimensi
Keamanan fisik
Lingkungan
F. Definisi Konsep
c. Perasaan negatif digambarkan sebagai sebuah kondisi yang tidak baik atau
utama penelitian, sementara informan kunci dan informan biasa akan berperan
alat rekam suara. Peneliti bersikap aktif dan bertindak sebagai pengamat untuk
39
40
D. Sumber Data
1. Data/Informasi Primer
(Arikunto, 2014)
verbal dengan baik. Informan kunci dalam penelitian ini berjumlah 3 (tiga)
Informan biasa dalam penelitian ini terdiri atas 1 (satu) orang anggota
keluarga penderita yang tinggal serumah dengan penderita dan satu orang
2. Data Sekunder
1. Wawancara
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
2. Observasi
(Sujarweni, 2014).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang berperan sebagai
alat perekam suara (tape recorder) dan kamera sebagai alat dokumentasi
berupa gambar.
serta sesuai dengan tujuan penelitian dan selanjutnya dianalisis dengan metode
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini melalui tiga alur sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
teks naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari data yang telah
telah diteliti.
untuk mendapatkan informasi yang tepat, lengkap dan dapat dipercaya. Data
gelap Narkoba (P4GN) dengan fokus pada empat kegiatan utama yakni
merupakan forum yang diberi nama Forum Badan Narkoba Kota Kendari
44
45
Hj. Murniaty M., MPH., Apt. dengan Surat Keputusan Kepala Badan
Sedangkan gedung kantor BNN Kota Kendari saat itu adalah rumah toko
DIPA APBN-P BNN tahun 2011 menjadi DIPA BNN Kota Kendari Tahun
2011.
2. Dasar Hukum
Nasional;
Kendari;
Kendari;
4. Susunan Organisasi
jabatan eselon III dan 4 (empat) unit kerja dalam jabatan eselon IV, dengan
a. Kepala;
b. Subbagian Umum;
e. Seksi Pemberantasan.
ditetapkan tugas kepala BNN dan tugas kepala unit kerja BNN Kota
sebagai berikut:
tangga;
48
P4GN;
masyarakat;
pemberdayaan masyarakat.
akhir; dan
kunci dari kalangan mantan pecandu narkoba yang sedang menjalani proses
rehabilitasi (rawat jalan) di Klinik BNN Kota Kendari dan 2 adalah informan
biasa yang merupakan paman dari informan serta seorang perawat di Klinik
BNN Kota Kendari. Kutipan hasil penelitian akan disajkan dalam bentuk hasil
yaitu informan yang dipilih berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti.
50
narkoba yang telah menjalani rawat jalan minimal selama 6 bulan, sehat secara
informan penelitian.
Adapun rincian informan kunci dan informan biasa dalam penelitian ini
salah satu SMA yang ada di Kota Kendari. DA berusia 16 tahun dan telah
bahwa ia telah mengkonsumsi PCC sejak umur 13 tahun dan PCC tersebut
keluarga.
2. Informan kunci BS, usia 15 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Telah
bulan. Informan telah dikeluarkan dari sekolah sejak kelas 2 SMP karena
3. Informan kunci AR, berusia 15 tahun dan merupakan pelajar di salah satu
SMA di Kota Kendari. Informan telah menjalani rawat jalan selama kurang
51
obat-obatan tersebut.
BS sejak ia masih kuliah. Berusia 25 tahun dan saat ini bekerja di salah satu
perusahaan di Kendari
Selama bekerja, ibu N sudah banyak melihat dan menangani pasien rawat
C. Hasil Penelitian
Informan dalam penelitian ini terdiri atas informan kunci dan informan
biasa. Adapun informan kunci adalah mantan pecandu narkoba yang sedang
pecandu yang tinggal dalam satu atap dengan penderita dan seorang perawat
Terdapat 4 (empat) aspek dari kualitas hidup yang telah dihasilkan dari
dari kualitas hidup mantan pecandu narkoba yang sedang menjalani rawat jalan
“..aktivitasku biasa ji karena yang saya pake juga nda terlalu berat
cuma kaya obat-obatan, perbedaannya dulu dengan sekarang sama saja
karena efeknya itu obat-obatan cuma waktu saya pake saja sekitar 30
menit seperti pusing, rese, cepat capek bahkan sering berhalusinasi tapi
setelah itu biasami...” (Informan kunci AR, 15 tahun)
“..dari awal dia pake [narkoba] dulu saya sudah tau karena jalannya
agak miring-miring, terus kalau dirumah suka kacau sama adiknya.
Sekarang alhamdulillah ndak mi, sudah nda terlalu bagaimana mi kayak
dulu..” (informan biasa C, 25 tahun)
“..nda bisa kita lihat dari segi fisik [aktivitasnya] karena bukan rawat
inap toh, kalau rawat inap kan dikasi obat-obatan juga. Nah kalau
dirawat inap dilihat apa penyebab yang membuat dia loyo apakah
karena tidak konsumsi lagi atau memang karena penyakit komplikasi
yang lain. kalau dirawat jalan paling kita rujuk ji karena kita cuma
layanan pertama bukan yang utama. Jadi kalau perubahan dari segi
aktivitas paling kita liat cuma dari perilaku ji misalnya dari minggu ke
minggu mereka sudah lebih terbuka tentang dirinya” (Informan biasa
Ibu N, 39 tahun)
capek dan lelah yang berlebihan, bahkan cenderung merasa lebih baik
kunci serta informan biasa dalam penelitian ini menyatakan perlahan mulai
“..saya sabar saja, kalau menyesal jelas menyesal karena saya sudah
pernah rasa bagaimana pas pake dengan sekarang tidak pakemi.
Penerimaan diri juga ditandai dengan adanya rasa optimis dan semangat
“...saya optimis juga seperti kan dulu semuanya terjadi karena ada
masalah jadi sekarang saya lebih coba hindari masalah. Sekarang yang
saya lakukan supaya saya tidak terbawa lagi ke hal-hal semacam itu
saya mulaimi lagi aktif dalam kegiatanku di sekolah. semangat untuk
sembuh jadi saya datang terus setiap disuruh atau ditelpon pasti saya
datang...” (Informan kunci AL, 16 tahun)
“..Saya optimis bisa sembuh itumi saya datang terus ke BNN setiap
dipanggil...” (Informan kunci AR, 15 tahun)
“..semangat terus dia itu, pergi terus di BNN. Semangat sekali mau
sembuh dan ada usahanya karena dari kemarin-kemarin sudah ada
perubahan..” (Informan biasa C, 25 tahun)
“..berbeda-beda setiap orang, ada yang optimis ada yang tidak, ada juga
yang sangat optimis. malah biasanya mereka begitu supaya diperhatikan
orang tua sebenarnya, tapi cuma satu dua ji. Kalau yang lainnya optimis
karena biasanya mereka pake karena ingin coba-coba saja atau juga ada
55
yang lebih baik seperti yang diungkapkan oleh ketiga informan kunci
sebagai berikut :
“…Kalau perasaan waktu pertama dibawa di BNN ini kaget saja, tidak
khawatir karena saya berpikir mungkin inimi akhirnya saya pake ini
hanya memang malu karena diganggu-ganggu teman sekolah dan dari
guru juga terutama…” (Informan kunci AL, 16 tahun)
“..Waktu pertama kali dibawa ke BNN kaget karena tiba-tiba dari kelas
dipanggil, dinaikkan ke mobil BNN terus pas disana kaya di interogasimi
begitu, pasti malu juga karena kita tergolong orang-orang yang tidak
baik toh…” (Informan kunci BS, 15 tahun)
56
“…Waktu pertama dijemput BNN malu juga tapi nda terlalu ji, karena
saya pake itu toh kak hanya saya ingin mamaku da perhatikan saya
(tertawa)..” (Informan kunci AR, 15 tahun)
rasa menyesal itu hilang saat sudah beberapa kali menjalani rehabilitasi
sebab informan merasa bahwa yang dilakukannya saat ini adalah pilihan
yang tepat untuk masa depannya. Berikut hasil wawancara dengan informan
kunci :
“..Penyesalan pasti ada di awal tapi kalau putus asa tidak ji karena saya
pikir misalnya saya berhenti rehab bagaimana saya ke depannya pasti
akan hancur ji karena sedikit saja masalah saya sudah pake [narkoba]
apalagi nanti kalau saya dikasi masalah yang lebih besar pasti saya
akan hantamkan juga dengan dosis yang besar, ujung-ujungnya saya
juga yang hancur…” (Informan kunci AL, 16 tahun)
“…Pernah juga saya putus asa karena saya rasa di sana itu nda dikasi
obat cuma di tanya-tanya ji jadi ada perubahan itu karena dari diriku ji
sendiri...” (Informan kunci AR, 15 tahun)
Pernyataan tersebut didukung oleh keterangan anggota keluarga salah
“…pernah memang dia putus asa tapi sekarang tidakmi, dia menyesal
juga karena dari awal kan dia sudah pake begitu nantipi dirawat
sekarang baru dia sadar..” (Informan biasa C, 25 tahun)
lalunya serta mengetahui informasi dari perawat di klinik BNN tentang efek
“Sering datang keinginan untuk pake [narkoba] lagi kalau lagi stress
masalah keluarga tapi saya ingat pesannya perawatku cara-caranya
terus saya ingat juga masa laluku bagaimana jadi hilangmi keinginanku
itu..” (Informan kunci AL, 16 tahun)
“…Pernah muncul keinginanku untuk pake [narkoba] lagi tapi kalau
diingat lagi pernah hampir gila toh sampe dibawa ke RS Jiwa akhirnya
hilangmi itu keinginan karena takut..” (Informan kunci BS, 15 tahun)
sekitarnya.
“..iya keluarga pasti dukung karena kan pasti keluarga inginkan yang
terbaik supaya saya berubah tapi memang waktu pertama ditau saya
dibawa ke BNN orang tua marah, keluarga yang lain juga pasti marah,
yang saya rasakan pas dapat dukungan pasti senang, semangat juga
karena berarti mereka masih sayang sama saya, mereka masih ingin
saya berubah, dikembalikan seperti semula....” (Informan kunci BS, 15
tahun)
“...saya dapat dukungan orang tua saja kalau keluarga yang lain mereka
belum tau, kakak selalu suruh saya rajin ke BNN supaya saya bersih
58
(dari narkoba) dengan begitu saya senang karena ada dorongan dari
keluarga…” (Informan kunci AR, 15 tahun)
“...iya saya dukung ji makanya saya sering ceramahi dia cuma dia ini
keras kepala..” (Informan biasa C, 25 tahun)
“..ada yang didukung, ada juga yang minta dirahasiakan dari
keluarganya karena memang kita juga harus menjaga privasi. Tapi
banyak juga yang diantar langsung sama keluarganya datang...”
(Informan biasa Ibu N, 39 tahun)
wawancaranya :
“…waktu pertama mamaku kaget, sedih, tapi dia sedihkan juga karena
saya harus dibawa ke BNN, tapi namanya kakak, kakakku dia paksa
harus tetap direhab, supaya saya bisa berubah. Sekarang makin kesini
makin baikmi hubunganku dengan mereka…” (Informan kunci AL, 16
tahun)
“…pertama yang paling histeris orang tua karena ketauan seperti itu.
Jadi orang tua merasa terbebani gara-gara kelakuanku, tapi saya
59
menjadi lebih baik lagi karena dengan begitu para informan menyadari
“..kalau di lingkungan aman ji, tidak ada yang bagaimana hanya teman-
teman saja yang suka ganggu-ganggu..” (Informan kunci AL, 16
tahun)
“..seperti biasa karena mereka mau apa juga biar mereka tau..”
(Informan kunci AR, 15 tahun)
“..Tetangga tidak ada yang tau jadi aman-aman saja, baru dia itu lebih
banyak diluar..” (Informan biasa C, 25 tahun)
D. Pembahasan
Sebagian besar usia informan termasuk usia remaja tengah (15-17 tahun).
Menurut Pediatri (2010), pada masa ini remaja kurang senang apabila orang
tua terlalu ikut campur dalam kehidupannya, menjauhkan diri dari keluarga dan
dengan baik maka akan berdampak pada hal-hal negatif. Lama pendidikan
salah satu informan termasuk dalam kategori rendah yaitu 8 tahun. Menurut
Santoso and Silalahi (2000) salah satu dampak yang ditimbulkan dari
penggunaan narkoba yaitu drop out dari sekolah, hal ini disebabkan oleh
capek dan lelah yang berlebihan, bahkan cenderung merasa lebih baik
Dalam penelitian ini semua informan adalah remaja tengah yang berusia
15-16 tahun, sejalan dengan yang dikemukakan oleh Utami dkk (2014)
yakni seseorang yang usianya muda memiliki kualitas hidup lebih baik
dikarenakan kondisi fisik yang lebih baik dibandingkan yang berusia lebih
kualitas hidup positif ditandai dengan memiliki kesehatan fisik dan mental
yang baik serta memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang
ingin dilakukannya.
perubahan seperti pola tidur yang teratur dan kondisi badan yang gemuk.
merasa cepat lelah dan tidak sanggup melakukan aktivitasnya dalam waktu
diri BS seperti postur tubuh yaitu tinggi dan kurus. Dilihat dari kondisi
karena terkena maag akut, hal ini disebabkan karena BS hanya makan satu
merasakan pusing dan lemas, rasa kantuk yang tidak tertahankan serta
sulit tidur dan pengaruh jangka panjang seperti penampilan yang tidak sehat.
ini menyatakan perlahan mulai dapat menerima kondisi dan keadaan dirinya
saat ini. Bowling (2005) juga menjelaskan terkait kriteria individu yang
yang positif. Pada dasarnya penerimaan diri merupakan sikap positif yang
63
ditunjukan terhadap diri serta dapat menerima dengan tenang dan puas
dengan keadaan diri baik dalam hal kelebihan maupun kekurangan yang ada
Penerimaan diri juga ditandai dengan adanya rasa optimis dan semangat
menjalani rehabilitasi (rawat jalan), rasa optimis dan semangat juang dapat
sembuh dan tidak akan menggunakan narkoba lagi. Hal ini terbukti karena
yang mereka jalani hanyalah rawat jalan namun semua informan merasa
optimis akan sembuh seperti sedia kala karena dilandasi niat dari dalam diri
mereka tidak merasa putus asa dengan keadaan. Menurut Primardi and
di BNN dikarenakan pada saat itu pihak BNN menjemput para informan di
rasa menyesal itu hilang saat sudah beberapa kali menjalani rehabilitasi.
mengaku mempunyai trauma mendalam sejak kecil dan trauma itulah yang
kembali narkoba secara diam-diam, hal ini terjadi akibat BS merasa kesal
dari orang tuanya. Ayah AR telah lama meninggal dan ibu AR bekerja
dengan pernyataan Hawari (2009), dimana remaja dengan status orang tua
65
lalunya serta mengetahui informasi dari perawat di klinik BNN tentang efek
penting dalam upaya pengembangan diri, artinya tak mungkin terjadi proses
untuk menentukan apa yang paling baik untuk dirinya sendiri dalam rangka
keluarganya.
keluarga yang tidak harmonis dan selalu terjadi konflik dilihat anak dibawah
Hubungan dengan keluarga dan orang tua dari semua informan dalam
penelitian ini beragam, dari yang memiliki hubungan yang bagus sampai
dengan hubungan yang kurang bagus. Cara mendidik pun ada yang biasa
narkoba.
dalam lingkungan keluarga. Akibatnya anak akan lari untuk bisa dapat
(Dariyo, 2004)
menyebutkan bahwa kesibukan orang tua yang dilakukan di luar rumah baik
orang tua pulang larut malam yang dapat memberikan akibat waktu untuk
anak akan berkurang sehingga perhatian kepada anak juga akan berkurang.
Hubungan anak dan orang tua telah terbentuk sejak lahir, orang tua
(Kaplan, 2000). Orang tua merupakan tempat belajar pertama bagi seorang
terjalin dengan baik antara anak dan orang tua akan membentuk suatu ikatan
yang kuat.
dukungan sosial lebih efektif. Sumber dukungan sosial yang paling penting
adalah dari pasangan, orang tua dan keluarga. Dengan pemahaman tersebut
sesuai dengan situasi dan keinginan yang spesifik, sehingga dukungan sosial
para informan agar dapat berubah menjadi lebih baik lagi karena dengan
menyanyangi mereka.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Sarason, Levine et al. (1983) bahwa
bagi individu dan diperoleh dari orang lain yang dipercaya, dari keadaan
dukungan yang layak dan sesuai dengan apa yang individu butuhkan
(Sujono, 2008).
bahwa dukungan emosional yang diterima dari orang tua selain memberikan
69
kasih sayang juga dapat membantu pekerjaan dan dalam beraktivitas sehari-
hari.
yang dimiliki oleh subjek semakin tinggi kualitas hidupnya dan sebaliknya
hidupnya.
dukungan yang diberikan hari demi hari agar bermanfaat secara fisik,
justru dengan pendekatan inilah akan terlihat adanya masalah yang pelik
A. Simpulan
beberapa hal terkait dengan kualitas hidup mantan pecandu narkoba yang
berikut :
(energi dan kelelahan) adalah informan merasa jauh lebih baik dalam
diri, rasa optimis dan semangat dalam menjalani rehabilitasi serta perasaan
negatif meliputi malu, menyesal dan hasrat yang terkadang timbul untuk
(dukungan sosial) adalah hubungan orang tua yang kurang baik serta
71
72
rehabilitasi.
B. Saran
mantan pecandu. Bekerja sama dengan instansi terkait dan masyarakat agar
3. Peneliti Selanjutnya
74
75
Zou, Z., Hu, J., & McCoy, T. P. (2014). Quality of life among women with
breast cancer living in Wuhan, China. International Journal of Nursing
Sciences, 1(1), 79-88.
LAMPIRAN
Informed Consent
(Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan)
Setelah mendengarkan penjelasan mengenai manfaat dan tujuan dari penelitian yang
berjudul “Studi Kualitatif Kualitas Hidup Mantan Pecandu Narkoba di Klinik
Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Kota Kendari Tahun 2017” menyatakan
bersedia diikutsertakan sebagai subjek dalam penelitian tersebut.
Dalam pelaksanaaan penelitian ini saya bersedia diwawancarai dan memberi jawaban
yang sesuai dengan kenyataan pada diri saya.
Penanggung Jawab,
Peneliti Informan
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur : ______ Tahun
3. Pendidikan Terakhir :
4. Pekerjaan :
5. Status Pernikahan : kawin/belumkawIn*)
1. Dimensi Fisik
hari.
seberapa sering.
2. Dimensi Psikologi
d. Harapan yang dimiliki bapak/ibu untuk memiliki masa depan yang lebih
apakah ada perasaan khawatir atau malu terhadap kondisinya dan mengapa
demikian.
rehabilitasi.
rehabilitasi
disekitar anda?
bapak/ibu
menjalani rehabilitasi
4. Dimensi Lingkungan
rumah
PEDOMAN WAWANCARA
(Informan Biasa : Anggota Keluarga Mantan Pecandu Narkoba)
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur : ______ Tahun
3. PendidikanTerakhir :
4. Pekerjaan :
5. Status Pernikahan : kawin/belumkawIn*)
1. Dimensi Fisik
rumah?
b. Apakah ada perbedaan yang anda liat pada keluarga bapak/ibu dalam
2. Dimensi Psikologi
aktivitas sehari-hari?
melakukan rehabilitasi?
dukungan kepadanya?
4. Dimensi Lingkungan
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur : ______ Tahun
3. PendidikanTerakhir :
4. Pekerjaan :
5. Status Pernikahan : kawin/belumkawIn*)
1. Dimensi Fisik
a. Apakah ada perbedaan secara fisik yang bapak/ibu lihat pada mantan pecandu
2. Dimensi Psikologi
a. Menurut bapak/ibu apakah mantan pecandu ini merasa optimis bisa kembali
demikian?
rehabilitasi
c. Bagaimana sikap mantan pecandu ini saat pertama kali menjalani rehabilitasi?
3. mensi Hubungan Sosial
4. Dimensi Lingkungan
MATRIKS HASIL WAWANCARA INFORMAN STUDI KUALITATIF KUALITAS HIDUP MANTAN PECANDU NARKOBA
DI KLINIK REHABILITASI BNN KOTA KENDARI TAHUN 2017
Informan biasa (Anggota “..dari awal dia pake dulu saya sudah tau karena
keluarga) : jalannya agak miring-miring, terus kalau dirumah Apakah ada
perbedaan suka kacau sama adiknya. Sekarang alhamdulillah yang anda lihat
pada ndak mi, sudah nda terlalu bagaimana mi kayak keluarga anda dalam
dulu..” (C, 25 tahun, 14-12-2017) menjalankan aktivitas
Informan biasa (anggota “..nda, kan dia ini toh sering keluar, banyak
keluarga) : aktivitasnya..” (C, 25 tahun. Tgl: 14-12-2017)
Apakah keluarga
bapak/ibu dalam
menjalani rutinitasnya
terlihat tidak bertenaga
atau kelelahan tidak
seperti sebelumnya?
Informan biasa (perawat
di klinik BNN) :
2. Dimensi Psikologis Informan kunci: “…saya sabar saja dengan kondisiku sekarang, saya Seluruh informan
(perasaan positif dan santai janganmi saya terbawa karena semakin saya mengungkapkan rasa sabar
perasaan negatif) Bagaimana anda terbawa semakin tumbuh lagi di pikiranku terhadap kondisinya saat ini
menyikapi kondisi bagaimana cara-cara supaya hilang lagi ini pikiran
seperti ini? jadi munculmi lagi rasa-rasaku mau pake lagi itu
barang...” (AL, 16 Tahun, Tgl: 07-12-2017)
“.. saya sikapi kondisiku sekarang santai ji saya
optimis juga karena didasari rasa ingin berubah,
ingin tinggalkan semua itu jadi optimis bisa...” (BS,
15 tahun, Tgl: 14-12-2017)
Informan kunci : “..saya optimis juga seperti kan dulu semuanya Seluruh informan mantan
terjadi karena ada masalah jadi sekarang saya lebih pecandu narkoba yang sedang di
Apakah anda merasa coba hindari masalah..” (AL, 16 Tahun, Tgl: 07-12- rehabilitasi merasa optimis
optimis bisa kembali 2017) untuk bisa kembali normal
seperti semula dengan seperti semula
menjalani rehabilitasi ? “.. saya optimis juga karena didasari rasa ingin
berubah, ingin tinggalkan semua itu jadi optimis
bisa..” (BS, 15 tahun, Tgl: 14-12-2017)
“.. Saya optimis bisa sembuh itumi saya datang terus
ke BNN setiap dipanggil..” (AR, 15 tahun. Tgl: 14-
12-2017)
Informan biasa (perawat “.. berbeda-beda setiap orang, ada yang optimis ada
di klinik BNN) : yang tidak, ada juga yang sangat optimis. malah
biasanya mereka begitu supaya diperhatikan orang
tua sebenarnya, tapi cuma satu dua ji. Kalau yang
lainnya optimis..” (N, 39 tahun. Tgl: 15-12-2017)
Informan kunci : “…Sekarang yang saya lakukan supaya saya tidak Semangat yang dirasakan oleh
terbawa lagi ke hal-hal semacam itu saya mulaimi informan ditunjukan dengan
Bagaimana semangat lagi aktif dalam kegiatanku di sekolah. semangat rajin datang melakukan
anda dalam menjalani untuk sembuh jadi saya datang terus setiap disuruh konseling serta mencari
aktivitas sehari-hari ? atau ditelpon pasti saya datang…” (AL, 15 Tahun, kesibukan yang lebih
Tgl: 07-12-2017) bermanfaat.
Informan biasa (anggota “… semangat terus dia itu, pergi terus di BNN.
keluarga) : Semangat sekali mau sembuh dan ada usahanya Bagaimana anda
melihat karena dari kemarin-kemarin sudah ada perubahan
semangat keluarga …” (C, 15 tahun. Tgl: 14-12-2017)
baopak/ibu dalam
menjalani aktivitas
sehari-hari ?
Informan kunci: “... harapanku untuk masa depan jangan sampai Harapan informan adalah agar
saya kecewakan kedua orang tuaku untuk kedua tidak menggunakan narkoba
Harapan yang dimiliki kalinya, nda mau lagi terulang...” (AL, 16 Tahun, kembali serta bisa berubah lebih
bapak/ibu untuk Tgl: 07-12-2017) baik kedepannya.
memiliki masa depan
yang lebih baik “..Harapanku sekarang mudah-mudahan jadi orang
berhasil, nda terpengaruh lagi obat-obatan biar
diajak sana sini bisa kita jaga diri sendiri,
kedepannya lebih baik juga bisa membanggakan
kedua orang tua..” (BS, 15 tahun, Tgl: 14-12-2017)
bapak/ibu pernah
memiliki keinginan
untuk berhenti
melakukan rehabilitasi?
Informan kunci : “… Sering datang keinginan untuk pake lagi kalau Informan pernah merasakan
lagi stress masalah keluarga tapi saya ingat adanya hasrat yang timbul untuk
Adakah bapak/ibu pernah pesannya perawatku cara-caranya terus saya ingat menggunakan narkoba lagi
merasakan adanya hasrat juga masa laluku bagaimana jadi hilangmi namun informan telah
yang timbul untuk keinginanku itu,..” (AL, 16 tahun, Tgl: 07-12-2017) mengetahui cara mengatasinya.
kembali menggunakan
narkoba dan bagaimana “… Pernah muncul keinginanku untuk pake lagi tapi
cara mengatasinya ? kalau diingat lagi pernah hampir gila toh sampe
dibawa ke RS Jiwa akhirnya hilangmi itu keinginan
karena takut …” (BS, 15 tahun, Tgl: 14-12-2017)
Informan biasa (anggota “..iya saya dukung ji makanya saya sering ceramahi
keluarga) : dia cuma dia ini keras kepala..” (C, 25 tahun, Tgl:
Apakah bapak/ibu dan 14-12-2017)
dukungan kepadanya?
kerabatnya?
Informan kunci : “..keluarga juga pertama responnya pasti marah, Dukungan emosional yang
mereka nasehati saya tapi memang caranya keras tapi didapatkan informan dari
Apa yang bapak/ibu
justru itu da bikin saya semangat karena berarti keluarganya membuat imforman
rasakan saat mendapat
mereka masih sayang masih peduli sama saya..” (AL, merasa diperhatikan dan dicintai
dukungan dari orang- 16 tahun, Tgl: 07-12-2017) oleh keluarganya.
Informan biasa (perawat “..ada yang didukung, ada juga yang minta
di klinik BNN) : dirahasiakan dari keluarganya karena memang kita
Apakah anggota keluarga juga harus menjaga privasi..” (N, 39 tahun, Tgl: 15-
mendukung sepenuhnya 12-2017)
proses perawatan yg
dijalani mantan pecandu
di klinik rehabilitasi ini?
Informan Kunci : “..Tetangga-tetangga ku mereka tau karena kan Respon yang diterima dari
Bagaimana respon yang anak-anaknya berteman sama saya dan kita ini masyarakat adalah biasa saja
diterima dari masyarakat cenderung nakal jadi pastimi mereka suruh anaknya karena masyarakat tidak
sekitar tempat tinggal janganmi berteman sama saya..” (AL, 16 tahun, Tgl: mengetahui status mereka
bapak/ibu? 07-12-2017) sebagai seorang mantan pecandu
narkoba.
“..Kalau tetangga mereka tidak tau hanya keluarga-
keluarga yang jauh, sepupu-sepupu yang tau..” (BS,
15 tahun, Tgl: 14-12-2017)
Inorman Kunci : “..kalau di lingkungan aman ji, tidak ada yang Informsn tidak mendapatkan
bagaimana hanya teman-teman saja yang suka tekanan dari manapun dan
Apakah dalam ganggu-ganggu..” (AL, 16 tahun, Tgl: 07-12-2017) merasa aman untuk beraktivitas
beraktivitas sehari-hari di luar rumah.
bapak/ibu mendapat “..aman ji kayak tidak ada apa-apa karena mereka
tekanan dari orang-orang tidak tau..” (BS, 15 tahun, Tgl: 14-12-2017)
di lingkungan sekitar?
“.. seperti biasa karena mereka mau apa juga biar
mereka tau..” (AR, 15 tahun, Tgl: 14-12-2017)
“..Tetangga tidak ada yang tau jadi aman-aman saja,
baru dia itu lebih banyak diluar. Kalau ada yang
Informan biasa (anggota macam-macam sama dia, da buru (tertawa)..” (C, 25
keluarga) : tahun, 14-12-2017)