Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “DEMOKRASI PANCASILA” yang penulis susun
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan
seluruh umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan
sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian guru. dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di
ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kalianda, 18 September 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang 3
I.2 Rumusan Masalah 4
I.3 Tujuan Penulisan 4
I.4 Manfaat Penulisan 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi Pancasila 5

2.2 Prinsip Demokrasi Pancasila 6

2.3 Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila 6

2.4 Fungsi Demokrasi Pancasila 6

2.5 Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila 7


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pelaksanaan demokrasi diIndonesia bertujuan untk kepentingan bangsa dan negera
Indonesia, yaitu mewujudkan tujuan nasional. Pelaksanaan demokrasi juga diarahkan untuk
civil society (masyarakat madani ), di dalamnya peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan negara sangatlah besar. Dalam masyarakat madani partisipasi dan
kemandiriaan masyarakat sangat di perlukan untuk menyukseskan tujuan pembangunan
nasional khususnya, dan umumnya tujuan Negara.
Menurut pandangan Welzer (1999:1) masalah civil society yang di Indonesia disebut
“masyarakat madani”, yang kini menjadi pusat perhatian dan perdebatan akademis di
berbagai belahan bumi, merupakan pengulangan kembali perdebatan “American Liberalisme/
communitarianism” yang terpusat pada persoalan: the state atau negara di satu pihak, dan
civil society di lain pihak, yang sesungguhnya di antara tersebut satu sama lain saling
berkaitan. Menurut Welzer (1999) seorang civil republikan, Jacobin, yang memihak pada
pandangan pentingnya negara, berpendapat bahwa dalam kehidupan ini hanya ada satu
komunitas yng dianggap penting, yakni “the political community” atau masyarakat politik
yang anggotanya adalah warga negara yang kesemuanya dilihat sebagai active participant in
democratic decision making atau partisipan yang aktif dalam pengambilan keputusan yang
demokratis.
Di Indonesia, sebagaimana telah dibahas terdahulu, konsep masyarakat madani ini
terhitung masih baru dan masih banyak diperdebatkan, baik istilah maupun karateristiknya.
Misalnya, Culla (1999:3; Raharjo:1999) memandang istilah masyarakat madani hanyalah
salah satu dari berbagai istilah sebagai padanan kata civil society. Selain itu, masih ada
beberapa padanan istilah lainnya, seperti masyarakatwarga, masyarakat kewargaan,
masyarakat sipil, masyarakat beradab, masyarakat berbudaya. Sementara itu, Tim Nasionol
Reformasi Menuju Masyarakat Madani (1999:32) menyarankan untuk menggunakan istilah
masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society.
Dalam perjalanan sejarah bangsa, sejak kemerdekaan hingga sekarang, banyak
pengalaman dan pelajaran yang dapat diambil, terutama pelaksanaan demokrasi di bidang
politik. Ada tiga macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan
indonesia, yaitu demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan demokrasi pancasila. Hal inilah
yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana demokrasi di Indonesia. Oleh

3
karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut
dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman
terkait pertanyaan yang dikaji.

I.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu
1. Pengertian Demokrasi Pancasila
2. Bagaimana Prinsip Demokrasi Pancasila?
3. Bagaimana Ciri – Ciri Demokrasi Pancasila?
4. Bagaimana Fungsi Demokrasi Pancasila?
5. Bagaimana Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila?

I.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Pengertian Demokrasi Pancasila
2. Untuk mengetahui Bagaimana Prinsip Demokrasi Pancasila
3. Untuk mengetahui Ciri – Ciri Demokrasi Pancasila
4. Untuk mengetahui Fungsi Demokrasi Pancasila
5. Untuk mengetahui Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila

I.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :


1. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai demokrasi
2. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi Pancasila

demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang
terkandung di dalam ideologi Pancasila.

Ada juga yang menyebutkan bahwa demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang
sumbernya berasal dari falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali berdasarkan kepribadian
rakyat Indonesia itu sendiri. Falsafah hidup bangsa Indonesia tersebut kemudian melahirkan
dasar falsafah negara Indonesia, yaitu Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945.

Jadi secara ringkas penjelasan poin-poin penting mengenai sistem demokrasi ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Demokrasi dilaksanakan berdasarkan kekeluargaan dan musyawarah untuk mufakat


untuk kesejahteraan rakyat.
2. Sistem organisasi negara dilaksanakan sesuai dengan persetujuan rakyat.
3. Kebebasan individu dijamin namun tidak bersifat mutlak dan harus disesuaikan
dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam pelaksanaan demokrasi ini tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas,
namun harus dijiwai oleh semangat kekeluargaan untuk mewujudkan cita-cita hidup
bangsa Indonesia.

A. Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami mengenai sistem demokrasi ini, maka kita dapat merujuk pada
pendapat para ahli berikut:

1. Drs. C.S.T. Kansil, SH.


Menurut Drs. C.S.T. Kansil, SH., pengertian demokrasi Pancasila adalah kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan,
yang merupakan sila keempat dari dasar Negara Pancasila seperti yang tercantum
dalam alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945.
2. Prof. R.M. Sukamto Notonagoro
Menurut Prof. R.M. Sukamto Notonagoro, pengertian demokrasi Pancasila adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan YME, yang berkemanusiaan yang
adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3. Prof. Dardji Darmo Diharjo
Menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo, pengertian demokrasi Pancasila adalah paham
demokrasi yang bersumber dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia,
yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.
4. Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
Berdasarkan GBHN tahun 1978 dan tahun 1983, demokrasi Pancasila adalah tujuan
dari pembangunan politik di Indonesia dimana dalam pelaksanaannya diperlukan
pemantapan kehidupan konstitusional kehidupan demokrasi dan tegaknya hukum.

5
2.2 Prinsip Demokrasi Pancasila

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sistem demokrasi ini sesuai dengan budaya dan karakter
bangsa Indoensia. Adapun beberapa prinsip sistem demokrasi ini adalah sebagai berikut:

1. Memastikan adanya perlindungan HAM.


2. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah.
3. Adanya badan peradilan independen yang bebas dari intervensi pemerintah atau
kekuasaan lainnya.
4. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik sebagai media untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.
5. Rakyat merupakan pemegang kedaulatan dan dilaksanakan berdasarkan UUD 1945.
6. Berperan sebagai pelaksana dalam PEMILU.
7. Adanya keseimbangan antara kewajiban dan hak.
8. Kebebasan individu harus bertanggungjawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, masyarakat, dan negara.
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
10. Penyelenggaraan pemerintah berdasarkan hukum, sistem konstitusi, dimana
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.

2.3 Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila

Pada dasarnya sistem demokrasi ini memiliki kesamaan dengan demokrasi universal, namun
terdapat perbedaan di dalamnya. Adapun ciri-ciri demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi.


2. Dilakukan kegiatan Pemilihan Umum (PEMILU) secara berkesinambungan.
3. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak masyarakat
minoritas.
4. Proses demokrasi dapat menjadi ajang kompetisi berbagai ide dan cara menyelesaikan
masalah.
5. Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, dan bukan berdasarkan suara
terbanyak.

2.4 Fungsi Demokrasi Pancasila

Tujuan utama dari sistem demokrasi ini adalah untuk menjamin hak-hak rakyat Indonesia
dalam penyelenggaraan negara. Berikut ini adalah beberapa fungsi demokrasi Pancasila
secara umum:

1. Memastikan keterlibatan rakyat dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.


Misalnya ikut memilih dalam PEMILU, ikut serta dalam pembangunan, menjadi
anggota Badan Perwakilan.
2. Memastikan berdirinya dan berjalannya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Memastikan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan sistem
konstitusional.
4. Memastikan tegaknya hukum yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
5. Memastikan terjadinya hubungan yang serasi dan seimbang antar lembaga negara.

6
6. Memastikan penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggungjawab.
7. rakyat ikut serta menentukan keinginan dan pelaksanaannya.

2.5 Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila


Dalam demokrasi Pancasila rakyat adalah subjek demokrasi, artinya rakyat sebagai
keseluruhan berhak ikut serta secara efektif menentukan keinginan dan pelaksanaannya.
Melalui MPR sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat dalam menentukan GBHN, memilih dan
menetapkan mandataris untuk melaksanakan GBHN tersebut.
GBHN yang telah ditetapkan oleh MPR dilaksanakan oleh Presiden sebagai mandataris MPR,
yang pelaksanaannya dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan dan atau
garis-garis kebijaksaaan pemerintah.Tiap lima tahun sekali GBHN ditinjau kembali untuk
disesuaikan dengan perkembangan kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia.
Dikatakan pula, berhasilnya pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
tergantung pada pastisipasi seluruh rakyat serta pada sikap mental, tekad dan semangat,
ketaatan dan disiplin para penyelenggara negara serta seluruh rakyat Indonesia.
Hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai peningkatan
kesejahteraan lahir dan batin.
Pengaturan partisipasi rakyat dalam kehidupan demokrasi itu secara positif ditentukan dalam
peraturan perundangan yang berlaku. Aturan ini diatur secara melembaga yaitu melalui
perwakilan yang ada yang dibentuk melalui pemilihan umum. Rakyat memilih wakil-
wakilnya yang diharapkan dapat menyuarakan aspirasi rakyat.
Sehubungan dengan kebebasan individu, maka kebebasan mengeluarkan pendapat bukan
sekedar bebas mengeluarkan pendapat tapi harus disertai tanggung jawab yang besar atas
kebebasan tersebut. Tidak diperkenankan “lempar batu sembunyi tangan”, atau “awak yang
tidak pandai menari dikatakan lantai yang terjungkit”. Bila hal ini terjadi maka tentu saja
akan menimbulkan keresahan dan tentu saja akan mengganggu tata cara demokrasi itu
sendiri. Kebebasan individu ada batasnya, tidak berlebih-lebihan.
Perbedaan pendapat dalam demokrasi pancasila adalah wajar. Hakikat musyawarah untuk
mufakat bahwa kita ini berbeda-beda dalam arti sifat bhinneka tunggal ika. Tetapi perbedaan
dimaksud untuk dipertentangkan tapi dipelihara yang merupakan kekayaan dan khasanah
kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia. Segala sesuatu harus dapat diselesaikan
secara musyawarah dan mufakat berdasar hikmah kebijaksanaan.

7
Tidak ada yang merasa senang dan merasa dikalahkan. Segala hasil yang telah disepakati
sesuai dengan musyawarah dilaksanakan dan harus diterima dengan penuh tanggung jawab.
Menyadari bahwa perbedaan pendapat ini adalah wajar maka diminta kepada semua pihak
untuk menyelesaikan perbedaan tersebut melalui aturan yang telah disepakati bersama yang
sesuai dengan sistem kelembagaan dan musyawarah serta tetap selalu berpijak atas
kepentingan rakyat banyak sebagai suatu keseluruhan.[6]

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
a) Demokrasi dapat diartikan sebagai suatu pemerintahan dimana rakyat memegang suatu
peranan yang sangat menentukan.

b) Nilai-nilai demokrasi perlu ditanamkan pada generasi muda agar terbentuk generasi yang
demokratis.

c) Demokasi Pancasila merupakan demokrasi yang dijiwai dan diintegrasikan dengan nilai-
nilai Pancasila.

d) Asas Demokrasi Pancasila adalah sila ke empat Pancasila yaitu, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

e) Prinsip Demokrasi Pancasila adalah persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia,


keseimbangan antara hak dan kewajiban, pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain, mewujudkan rasa
keadilan sosial, pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat, mengutamakan
persatuan nasional dan kekeluargaan, menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

f) Unsur-unsur Demokrasi Pancasila adalah kedaulatan rakyat, kepentingan umum, sosok


negara hukum, pemerintahan yang terbatas kekuasaannya, menggunakan lembaga
perwakilan, kepala negara adalah atas nama rakyat, mengakui hak asasi, Kelembagaan negara
didasarkan pada pertimbangan yang bersumber pada kedaulatan rakyat, memiliki tujuan
dalam bernegara, memiliki mekanisme pelestarian, memiliki lembaga legislatif.

g) Tujuan pelaksanaan Demokrasi Pancasila di sekolah yaitu mendidik anak-anak dan


mengantarkan mereka menuju fase kedewasaan, agar mereka mandiri baik secara psikologis
maupun sosial dengan menitik beratkan pada pengembangan ketrampilan intelektual,
keterampilan pribadi dan sosial.

h) Pengembangan nilai-nilai demokrasi di sekolah tidak akan lepas dari peran guru dan
kurikulum. Untuk itu hendaknya guru lebih dahulu memahami tentang nilai-nilai demokrasi
agar dapat menggunakan dan memanfaatkan kurikulum yang berlaku untuk proses
pengembangan nilai-nilai demokrasi.

9
3.2 Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana
demokrasi

10
DAFTAR PUSTAKA

Betham, David. 2000., Demokrasi, Kanisius: Yogyakarta.

Budiardjo, Miriam. 1986. Dasar-dasar Ilmmu Politik. Jakarta.

Burns, James McGregor. 1966. Goverment By the People. University of california: USA.

Daji darmodihardjo. 1995. Santiaji Pancasila, Suatu tinjauan Filosofis, Historis, Yudiris
konstitusional. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Harris soche. 1985. Supremasi Hukum dan Prinsip Demokrasi di Indonesia. PT Hanindita:
Yogyakarta.

Kanil, CST. 1989. Tata Negara Edisi Kedua. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Rahmat A, dkk.2000.Panduan Menguasai Tata negara. Ganesha Exact: Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai