Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

ERITRASMA
1. Pengertian (Definisi) Eritrasma adalah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum
yang disebabkan oleh Corynebacterium minutissimum. Eritrasma
terutama terjadi pada orang dewasa, penderita diabetes, dan
banyak ditemukan di daerah tropis. Eritrasma dianggap tidak
begitu menular karena didapatkan bahwa pasangan suami istri
tidak mendapatkan penyakit tersebut secara bersama-sama.
Secara global, insidens eritrasma dilaporkan 4% dan lebih banyak
ditemukan di daerah iklim tropis dan subtropis. Selain itu
insidensnya lebih banyak ditemukan pada ras kulit hitam.
Eritrasma terjadi baik pria maupun wanita, pada pria lebih banyak
ditemukan eritrasma pada daerah
2. Anamnesis Eritrasma kadang tidak menimbulkan keluhan subyektif, tetapi
ada juga pasien datang dengan keluhan gatal dengan durasi dari
bulan sampai tahun.
Faktor Risiko: Penderita Diabetes Mellitus,iklim sedang dan
panas, maserasi pada kulit, banyak berkeringat, kegemukan,
higiene buruk, peminum alkohol
3. Pemeriksaan Fisik Lokasi : lipat paha bagian dalam, sampai skrotum,
aksilla, dan intergluteal
Efloresensi : eritema luas berbatas tegas, dengan
skuama halus dan kadang erosif. Kadang juga
didapatkan likenifikasi dan hiperpigmentasi.

4. Kriteria diagnosa Penegakan diagnosis melalui hasil anamnesis dan


pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan dengan lampu Wood
didapatkan fluoresensi merah bata (coral pink).
kruris, sedangkan pada wanita di daerah interdigital.
Berdasarkan usia,insidens eritrasma bertambah seiring
dengan pertambahan usia dengan pasien termuda yang
pernah ditemukan yaitu usia 1 tahun.

5. Diagnosis Kerja Eritrasma


6. Diagnosis Banding Pitiriasis versikolor, Tinea kruris, Dermatitis seboroik,
Kandidiasis
7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan dengan lampu Wood
Penunjang 2. Sediaan langsung kerokan kulit dengan pewarnaan
gram

8. Tatalaksana a. Terapi suportif dengan menjaga hygiene, nutrisi TKTP dan stamina
tubuh.
b. Farmakoterapi dilakukan dengan:
1. Topikal:
 Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan
Kalium permangat (PK) 1/5.000 dan 1/10.000.
 Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim
asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari
selama 7-10 hari.
2. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah
ini:
 Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti:
oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin.
a. Dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari,
selama 5- 7 hari.
b. Dosis anak: 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis,
selama 5- 7 hari.
 Amoksisilin dengan asam klavulanat.
a. Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg
b. Dosis anak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis,
selama 5- 7 hari
 Sefalosforin dengan dosis 10-25 mg/kgBB/hari terbagi dalam
3 dosis, selama 5-7 hari
 Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20-50
mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.

9.Edukasi 1. Bagi penderita diabetes, tetap mengontrol gula


darah
2. Menjaga kebersihan badan
3. Menjaga agar kulit tetap kering
4. Menggunakan pakaian yang bersih dengan bahan
yang menyerap keringat.
5. Menghindari panas atau kelembaban yang berlebih

10. Prognosis Bonam


11. Evidence

12. Tingkat Rekomendasi

13. Penelaah Kritis Dokter Puskesmas

14. Indikator 1. Keluhan berkurang


2. Tidak ada tanda kedaruratan dan komplikasi

15. Kepustakaan 1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2013. Ilmu


Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Kibbi A.G.Erythrasma. Available from http://e-
medicine.medscape.com (10 Juni 2014)
3. Morales-Trujillo ML, Arenas R, Arroyo S. Interdigital
Erythrasma: Clinical, Epidemiologic, And Microbiologic
Findings. Actas Dermosifiliogr. Jul-Aug
2008;99(6):469-73
4. Sarkany I, Taplin D, Blank H. Incidence And Bacteriology Of
Erythrasma.Arch Dermatol. May 1962;85:578-82

Anda mungkin juga menyukai