Bu Resi No.1
Bu Resi No.1
Target MDG 5, khususnya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), merupakan salah satu
target MDGs yang memerlukan perhatian khusus. Diperlukan upaya-upaya terobosan dan
inovatif untuk mengejar pencapaian target MDG 5 tersebut pada tahun 2015 Cakupan
kunjungan antenatal minimal empat kali (K4) mencapai 90,18%. Masih ditemukan disparitas
derajat kesehatan ibu, baik antar wilayah maupun antar sosial ekonomi disebabkan oleh
faktor:
PROGRAM-PROGRAM
1. JAMPERSAL
JAMPERSAL
Jampersal merupakan upaya untuk menjamin dan melindungi proses kehamilan, persalinan,
paska persalinan, dan pelayanan KB paska salin serta komplikasi yang terkait dengan
kehamilan, persalinan, nifas, KB paska salin, sehingga manfaatnya terbatas dan tidak
dimaksudkan untuk melindungi semua masalah kesehatan individu (Kemenkes, 2011).
› Tujuan Umum
Meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan
dalam rangka menurunkan AKI dan AKB melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan
persalinan.
› Sasaran
a. Ibu hamil
b. Ibu bersalin
Pelayanan KB pasca persalinan dilakukan hingga 42 hari pasca salin. Program EMAS
merupakan program hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan lembaga donor
USAID, yang bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKN di Indonesia sebesar 25%.
Untuk mencapai target tersebut, program EMAS akan dilaksanakan di provinsi dan
kabupaten dengan jumlah kematian yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, dimana pada tahun pertama akan
dilaksanakan pada 10 kabupaten.
Upaya penurunan AKI dan AKN melalui program EMAS akan dilakukan dengan cara:
o Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di
150 Rumah Sakit (PONEK) dan 300 Puskesmas/Balkesmas (PONED)
o Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah
Sakit
o Memilih dan memantapkan sekitar 30 RS dan 60 Puskesmas yang sudah cukup kuat
agar berjejaring dan dapat membimbing jaringan Kabupaten yang lain, dan
o Melibatkan RS/RB swasta untuk memperkuat jejaring sistem rujukan di daerah
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mempunyai multi manfaat, secara medis dan maupun
non medis. Ia mempunyai manfaat secara komprehensive; yakni pelayanan yang diberikan
bersifat paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Seluruh pelayanan
tersebut tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya iuran bagi peserta. Promotif dan preventif
yang diberikan bagi upaya kesehatan perorangan (personal care).
JKN menjangkau semua penduduk, artinya seluruh penduduk, termasuk warga asing harus
membayar iuran dengan prosentase atau nominal tertentu, kecuali bagi masyarakat miskin
dan tidak mampu, iurannya dibayar oleh pemerintah. Peserta yang terakhir ini disebut sebagai
penerima bantuan iuran. Harapannya semua penduduk Indonesia sudah menjadi peserta JKN
pada tahun 2019.
JKN akan dimulai per 1 Januari 2014. Jaminan kesehatan ini merupakan bentuk perlindungan
sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak. JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari sistem jaminan sosial
nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial
yang bersifat wajib (mandatory). Hal ini berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004
tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak.
2. Paket manfaat yang diterima dalam program JKN ini adalah komprehensive sesuai
kebutuhan medis. Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersifat paripurna (preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif) tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta.
Promotif dan preventif yang diberikan dalam konteks upaya kesehatan perorangan (personal
care)
Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif namun masih ada yang
dibatasi, yaitu kaca mata, alat bantu dengar (hearing aid), alat bantu gerak (tongkat
penyangga, kursi roda dan korset). Sedangkan yang tidak dijamin meliputi: