Anda di halaman 1dari 15

2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN


CARA PERAWATAN HIPERTENSI

A. Topik
Materi penyuluhan : Cara perawatan hipertensi
Waktu : 15.00 WIB s/d selesai (30 menit)
Sasaran : Keluarga Tn. Z
Hari/ Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018
Tempat : Kediaman Tn. Z

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga Tn. Z mampu memahami tentang cara
perawatan hipertensi di rumah.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan tindakan penyuluhan
1. Keluarga Tn. Z dapat memahami pengertian hipertensi
2. Keluarga Tn. Z dapat memahami penyebab dari hipertensi
3. Keluarga Tn. Z dapat memahami tanda dan gejala dari hipertensi
4. Keluarga Tn. Z dapat mengetahui akibat lanjut dari hipertensi
5. Keluarga Tn. Z dapat memahami cara perawatan anggota keluarga yang
mengalami hipertensi di rumah
6. Keluarga Tn. Z dapat mendemonstrasikan ulang cara membuat rebusan daun
salam untuk pencegahan hipertensi.

D. Sasaran

Keluarga Tn. Z
E. Metode

1. Ceramah
Digunakan untuk menyampaikan materi
2. Demonstrasi
Cara pembuatan rebusan daun salam
3. Tanya Jawab
Digunakan untuk menambah pemahaman sasaran terhadap materi tentang
hipertensi yang disampaikan.

F. Materi (Terlampir)
1. Pengertian dari hipertensi
2. Penyebab dari hipertensi
3. Tanda dan gejala dari hipertensi
4. Akibat lanjut dari hipertensi
5. Cara perawatan penderita hipertensi di rumah
6. Cara pembuatan rebusan daun salam.

G. Media
1. Laptop untuk menampilkan video
2. Leaflet
3. Alat tulis

H. Rencana Kegiatan
1. Pertemuan-1
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan mengucapkan
salam. 2. Mendengarkan
2. Mengingatkan kontrak 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 4. Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 15 Menit Pelaksanaan:
1. Menjelaskan tentang 1. Memperhatikan
pengertian dari hipertensi
2. Menjelaskan tentang 2. Memperhatikan
penyebab dari hipertensi 3. Bertanya dan
3. Menjelaskan tentang Menjawab pertanyaan
tanda dan gejala dari yang diajukan
hipertensi
4. Menanyakan kepada 4. Memperhatikan
keluarga apakah dapat 5. Bertanya dan
memahami tentang menjawab pertanyaan
pengertian, penyebab dan yang diajukan
tanda gejala dari
hipertensi
5. Memberi kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya
3 8 Menit Evaluasi:
1. Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan
keluarga tentang materi
yang akan diberikan
2. Memberikan
reinforcement kepada
warga yang dapat
menjawab pertanyaan
4 2 Menit Terminasi:
1. Mengucapkan 1. Mendengarkan
terimakasih atas peran
serta peserta 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam
penutup

2. Pertemuan-2
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan mengucapkan
salam. 2. Mendengarkan
2. Mengingatkan kontrak 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 4. Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 15 Menit Pelaksanaan:
1. M 1. Memperhatikan
embagikan leaflet
hipertensi pada semua
anggota keluarga 2. Memperhatikan
2. M
emberikan penjelasan
tentang cara perawatan 3. Bertanya dan
hipertensi Menjawab pertanyaan
3. M yang diajukan
endiskusikan penggunaan
obat tradisional (terapi
komplementer) untuk
menurunkan tekanan 4. Memperhatikan
darah: daun salam
4. M
enjelaskan cara pembuatan 5. Memperhatikan
obat tradisional
5. M
endemonstrasikan cara
pembuatan obat 6. Mendemonstrasikan
tradisional untuk kembali
hipertensi
6. M
eminta keluarga 7. Memperhatikan
melakukan ulang
demonstrasi pembuatan
obat tradisional 8. Memperhatikan
7. M
emotivasi keluarga untuk
membuat obat tradisional
8. M
emberikan reinforcement
positif terhadap
kemampuan keluarga
3 8 Menit Evaluasi:
1. Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan
warga tentang materi yang
akan diberikan
2. Memberikan
reinforcement kepada
warga yang dapat
menjawab pertanyaan
4 2 Menit Terminasi :
1. Mengucapkan terima 1. Mendengarkan
kasih atas peran serta
peserta 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam
penutup

8. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyaji
: Peserta

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Terstruktur
a. Seluruh anggota keluarga dapat hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di kediaman Tn. Z
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga Tn. Z antusias terhadap materi penyuluhan
b. Keluarga Tn. Z tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Keluarga Tn. Z mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
d. Keluarga Tn. Z dapat mendemonstrasikan kembali materi yang diajarkan.
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga Tn. Z mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda
gejala, akibat lanjut, perawatan di rumah untuk hipertensi
b. Keluarga Tn. Z yang lain hadir saat pertemuan.

MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI

A. Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001). Menurut WHO tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi.

B. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi.
5. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
6. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Kebiasaan hidup
d. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alcohol
6) Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1) Ginjal ; Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut dan
Tumor.
2) Vascular ; Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli
kolestrol, dan Vaskulitis.
3) Kelainan endokrin ; DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidismed
4) Saraf; Stroke, Ensepaliti.
5) Obat – obatan ; Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.

C. Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu :
1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

D. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas,
Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.

E. Pemeriksaan penunjang
1. Hemoglobin/ hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemi
2. BUN: memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
4. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
5. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan
plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
6. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
7. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes
8. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
9. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
10. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopat
11. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.

F. Komplikasi
Akibat atau komplikasi dari penyakit hipertensi yang dapat terjadi pada lansia adalah
(Rokhaeni: 2001) :
1. Gagal jantung
2. Gagal ginjal
3. Stroke (kerusakan otak)
4. Kelumpuhan

G. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi (Azizah, Ma’rifatul. 2011):
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:

a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, Diet rendah
kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.
b. Penurunan berat badan
c. Menghentikan merokok
d. Latihan Fisik (Stanley, M; Beare: 2006)
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobik atau 72-
87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan
berkisar antara 20-25 menit berada dalam latihan dengan Frekuensi latihan
sebaiknya 3x/minggu dan paling baik 5x/minggu.
2. Edukasi Psikologis
a. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
b. Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
3. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure: 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama
dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Ma’rifatul. 2011. Keperawatan lanjut usia. Jogjakarta: Graha Ilmu


Brunner; Suddarth. 2002. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC
Darmojo Boedi, Martono Hadi. 1999. Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Marilynn E Doenges, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4.Volume 1. Jakarta: EGC
Rokhaeni. (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovasculer. Edisi I. Bidang Pendidikan &
Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional ”Harapan Kita”
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Stanley, M; Beare, P. G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Wahjudi, Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai