Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

A. 1945-1959 DEMOKRASI LIBERAL


Ciri khasnya dari demokrasi konstitusional ialah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis
adalah pemerintah yang tak terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-
wenangnya terhadap warga negaranya.
Sebagai akibat dari keinginan untuk menyelenggarakan hak-hak politik itu secara efektif timbulah
gagasan bahwa secara cara yang terbaik untuk membatasi kekuasaan pemerintah yaitu dengan
suatu konstitusi. Konstitusi menjamin hak-hak politik dan menyelenggarakan pembagian
kekuasaan negara sehingga kekuasaan eksekutif diimbangi oleh kekuasaan eksekutif diimbangi
oleh kekuasaan parlemen dan lembaga hukum.
Masa – masa demokrasi di Indonesia telah melewati fase – fase yang pernah diterapkan di
Indonesia antara lain masa Republik Indonesia yaitu masa demokrasi liberal / konstitusional yang
diterapkan, masa republik indonesia. Demokrasi liberal adalah sistem politik yang melindungi
secara konstitusional hak – hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dalam demokrasi liberal,
keputusan – keputusan mayoritas dari proses perwakilan atau langsung diberlakukan pada bidang
– bidang kebijakan pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan hak individu seperti tercantum
dalam konstitusi.
Demokrasi liberal pertama kali dikemukakan pada abad pencerahan oleh penggagas teori kontrak
sosial. Semasa perang dingin, istilah demokrasi liberal bertolak belakang komunisme ala rakyat
Indonesia. Pada zaman sekarang demokrasi konstitusional umumnya dibandingkan dengan
demokrasi langsung atau demokrasi partisipasi.
Demokrasi liberal dipakai untuk menjelaskan sistem politik dan demokrasi barat di Amerika
Serikat dan Kanada. Konstitusi yang dipakai dapat berupa repbulik Amerika serikat, India,
Perancis, Dll. sCiri-Ciri Demokrasi Liberal
Terdapat ciri-ciri negara dengan sistem demokrasi liberal, antara lain:
Paham yang dianut adalah demokrasi dalam sistem pemerintahannya dan tertuang di konstitusi
Pemimpin negara dan wakil rakyat pada lembaga pemerintahan diganti dan dipilih oleh rakyat
Terdapat wakil rakyat dalam lembaga pemerintahan yang juga bertanggung jawab unutk
melakukan pengawasan dan membatasi kekuatan pemimpin negara
Kekuasaan tidak hanya berpusat di satu tangan (satu pemegang kekuasaan)
Proses pengambilan suatu keputusan cenderung lambat, hal ini disebabkan kekuasaan yang tidak
berpusat di satu pemegang kekuasaan.
Kekuasaan negara berada di parlemen
Peraturan undang-undang memiliki batasan kekuasaan lembaga eksekutif1
Kekuasaan lembaga eksekutif juga dibatasi secara konstitusional
Pengambilan sebuah keputusan menurut di suara mayoritas
Pengambilan keputusan dijalankan dengan cara perhitungan suara paling banyak atau voting.
Negara yang menganut sistem demokrasi liberal tidak akan membuat agama sebagai landasan
hukum dan sosial
Kebebasan yang sama diberikan di masing-masing etnis dan agama yang ada pada
memperjuangkan kepentingan mereka.

Negara Yang Menganut Demokrasi Liberal


Terdapat negara-negara di dunia yang menganut demokrasi liberal, antara lain Asia (India, Israel,
Jepang, Korea Selatan dan Taiwan; Eropa (Islandia dan Switzerland); Amerika Utara (Kanada,
Meksiko dan Amerika Serikat); Amerika Selatan (Argentina, Brazil dan Chili); Australia; Selandia
Baru; dan Afrika Selatan.

Kelebihan Demokrasi Liberal


Alokasi sumber daya alam, sumber daya manusia dan negara bisa dikontrol dengan baik. Tingkat
kebebasan individu tinggi
Tingkat penghasilan penduduk menjadi lebih tinggi
Penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah berkurang
Tingkat siap menang pada perang semakin tinggiKekurangan Demokrasi Liberal
Kekurangan Demokrasi Liberal
Tingkat Individualitas akan tinggi
Adanya kebebasan dalam pergaulan pada usia dini
Tidak fokus di rencana jangka panjang negara
Kurangnya demokrasi langsung dalam mengambil keputusan
Bisa terjadi monopoli kekuasaan oleh kaum borjuis
Dapat terjadi konflik etnis dan agama lebih tinggi
Serangan terorisme lebih tinggi

1
Miriam budhiardjo, hal 128, thn 2008
Fokus terhadap rencana jangka pendek negara
Mendorong perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)23

B. 1959-1965 DEMOKRASI TERPIMPIN


Periode ini ialah harus dominasi dari presiden, terbatasnya peranan partai politik, ABRI sebagai
unsur sosial – politik.
Dekrit presiden 5 juli dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari
kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Undang – undang dasar 1945
melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Undang – undang dasar 1945 membuka
kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama sekurang – kurangnya lima tahun. Akan
tetapi ketetapan MPRS No.III/1963 yang mengangkat I.r Soekarno sebagai presiden seumur hidup
telah membatalkan pembatasan waktu 5 tahun ini [ undang – undang dasar memungkinkan seorang
presiden untuk dipilih kembali yang ditentukan oleh undang – undang dasar. Selain itu, banyak
lagi tindakan yang menyimpang dari itu atau menyelewang terhadap ketentuan UUD. Misalnya
dalam tahun 1960 I.r soekarno sebagai presiden membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat hasil
pemilihan umum, padahal dalam penjelasan Undang – undang dasar 1945 secara eksplisit
ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai wewenang untuk berbuat demikian. Demokrasi
Terpimpin diartikan sebagai demokrasi yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Pada prakteknya pengertian Demokrasi Terpimpin lebih cenderung
kepada Demokrasi yang dipimpin oleh presiden sebagai Panglima Besar Revolusi.
Berbagai peristiwa pada masa Demokrasi Terpimpin, antara lain:
Pembentukan MPRS
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dibentuk berdasarkan Penpres No. 2 Tahun
1959. Para anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden dengan sejumlah persyaratan :
setuju kembali kepada UUD 1945, setia kepada perjuangan RI, dan setuju pada manifesto politik.
Keanggotaan MPRS terdiri atas 61 orang anggota DPR, dan 200 wakil golongan. Chaerul Shaleh
ditunjuk menjadi ketua MPRS. Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-garis Besar Haluan
Negara. Beberapa keputusan yang dibuat oleh MPRS:

2
Miriam budhiardjo & seputar pengetahuan , hal 128, thn 2008
Melaksanakan Manifesto politik
Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup
Pidato presiden yang berjudul Berdiiri di atas Kaki Sendiri sebagai pedoman revolusi dan politik
luar negeri.
Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasakan Penpres No. 3 Tahun 1959.
Lembaga tinggi Negara diketuai oleh presiden dan Roeslan Abdulgani sebagai wakilnya. Tugas
DPAS adalah member jawaban atas pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah.
Pembentukan Kabinet Kerja
Pada tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet kerja. Karena tidak ada wakil presiden,
maka presiden mengadakan jabatan menteri pertama. Ir. Juanda ditunjuk untuk memegang jabatan
itu. Program kabinet kerja disebut dengan Tri Program meliputi:
mencukupi kebutuhan sandang pangan,
menciptakan keamanan Negara,
mengembalikan Irian Barat.
Pembentukan Front Nasional
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penpres No. 13 tahun 1959. Tujuan dari Front nasional
adalah menyatukan segala bentuk potensi nasional menjadi suatu kekuatan menyukseskan
pembangunan. Front Nasional dipimpin oleh Prsiden. Tugas dari Front Nasional adalah:
Menyeesaikan revolusi nasional
Melaksankan pembangunan
Mengambalikan Irian Barat
Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas)
Depernas dipimpin oleh Mohammad Yamin dan beranggotakan 50 orang. Tugas Depernas adalah
menyiapkan rancangan undang-undang pembangunan nasional sekaligus menilai pelaksanaannya.
Pada tahun 1963, Depernas berganti naman menjadi Badan Perancang Pembangunan Nasional
(Beppenas). Ketua badan ini diambil alih oleh presiden. Tugas Beppenas adalah:
Menyusun rencana pembangunan jangka panjang dan jangka pendek
Mengawasi pelaksanaan pembangunan
Menilai hasil kerja mendataris MPRS
Pembentukan DPR-GR
Pembubaran DPR hasil Pemiu 1955 disebabkan oleh penolakan DPR terhadap RAPBN tahun 1960
yang diajukan oleh pemerintah. Presiden kemudian mengeluarkan Penpres yang menyatakan DPR
dibubarkan. Sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat gotong-Royong
(DPR-GR) yang anggotanya ditunjuk oleh presiden. Tugas DPR-GR adalah: melaksanakan
manifesto politik, mewujudkan amanat penderitaan rakyat, melaksanakan demokrasi terpimpin.
Pembubaran Masyumi dan PSI
Pada tanggal 17 Agustus 1960, pemerintah membubarkan Partai Masyumi dan PSI. Pertimbangan
pembubaran dua partai tersebut adalah dikarenakan pemimpin-pemimpinnya turut serta
memberikan bantuan terhadap pemberontakan PRRI dan Permesta. Pembubaran partai politik
merupakan gagasan dari Presiden Soekarno, hal ini mengacu keberadaan partai politik pada
Demokrasi Liberal yang memunculkan ketidakstabilan dalam pemerintahan. Ide tentang
pembubaran partai politik ini mendapatkan tentangan dari berbagai pihak, salah satunya dari Hatta.
Oleh karena itu, Hatta kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil presiden
Indonesia pada tanggal 1 Desember 1956.
Pembebasan Irian Barat
Pada Demokrasi Liberal sudah dilakukan berbagai upaya dalam rangka pengembalian Irian Barat
kepada Indonesia. Setiap Perdana Menteri pada masa Demokrasi Liberal dalam program kerjanya
terdapat upaya pengembalian Irian Barat. Namun berbagai upaya tersebut belum mampu
mengembalikan Irian Barat. Perjuangan Irian Barat kemudian berlangsung pula pada masa
Demokrasi Terpimpin. Berbagai upaya dilakukan baik itu memalui upaya diplomasi, konfrontasi
politik, konfrontasi Ekonomi, pengumuman Trikora oleh presiden, hingga operasi militer ke Irian
Barat. Perjuangan tersebut menemui titik terang dengan adanya Perjanjian New York yang salah
satu poin utamanya adalah wilayah Irian Barat diserahkan kepada Indonesia selambat-lambatnya
tanggal 1 Mei 1963.4

Ekonomi pada Demokrasi Terpimpin


Demokrasi Terpimpin dibentuk Seokarno pasca adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dalam bidang
ekonomi dipraktekkan ssstem ekonomi Terpimpin, Presiden Soekarno secara langsung terjun dan
mengatur perekonomian-perekonomian yang terpusat pada pemerintah pusat yang menjurus pada
sistem ekonomi etatime menyebabkan menurunnya kegiatan ekonomi. Pada gilirannya keadaan
perekonomian mengalami invlasi yang cukup parah. Pada akhir tahun 1965 inflasi telah mencapai
650 persen. Berbagai kebijakan Ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin antara lain:
Pembentukan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) yang diketuai oleh Presiden
Soekarno dengan tugas menyusun rencana pembangunan jangka panjang dan jangka pendek, serta
mengawasi dan menilai pelaksanaan pembangunan tersebut.

4
Academia.edu, thn 2009
Melakukan pemotongan nilai mata uang atau senering pada tanggal 25 Agustus 1959 yang isinya
: uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50, uang kertas pecahan Rp. 1.000 menjadi
Rp. 100, dan pembekuan simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000.
Deklarasi Ekonomi atau Dekan disusun oleh Panitia 13. Anggota panitia ini bukan hanya para ahli
ekonomi, namun juga melibatkan para pimpinan partai politik, anggota Musyawarah Pembantu
Pimpinan Revolusi (MPPR), pimpinan DPR, DPA. Panitia ini menghasilkan konsep yang
kemudian disebut Deklarasi Ekonomi (Dekon) sebagai strategi dasar ekonomi Indonesia dalam
rangka pelaksanaan Ekonomi Terpimpin
Pada masa Demokrasi Terpimpin, politik luar negeri Indonesia lebih condong ke blok Timur hal
ini dikarenakan kekecewaan Indonesia terhadap negara-negara Barat yang dianggap kurang
mendukung perjuangan Indonesia dalam upaya pembebasan Irian Barat. Beberapa kebijakan luar
negeri yang ditempuh oleh presiden Seokarno antara lain:
Bersama dengan Yugoslavia, India, Ghana, dan Mesir, Indonesia memprakarsai berdirinya
Gerakan Non Blok (1961)
Pada saat pelaksanaan ASIAN Games ke-4 yang dilakukan di Jakarta, Indonesia tidak
mengundang Israel dan Taiwan.
Presiden Soekarno membagi kekuatan dunia menjadi dua yaitu Oldefo dan Nefo
Indonesia menyelenggaakan pecan olahraga untuk negara negara Nefo yang bernama Game of
The Emeging Forces (Ganefo) sebagai tandingan dari Olimpiade
Pembentukan poros Jakarta-Peking, yakni kerjasama antara Indonesia dengan Cina
Melakukan konfrontasi dengan Malaysia
Presiden Soekarno merencanakan akan membentuk Conference of The New Emerging Forces
(Conefo) sebagai tandingan dari PBB.
Indonesia keluar dari PBB yang diumumkan secara langsung oleh Presiden Soekarno pada tanggal
7 Januari 1965.5

C. 1956 – 1998 DEMOKRASI PANCASILA


Demokrasi Pancasila adalah suatu sistem demokrasi yang berdasarkan pada asas kekeluargaan
dan gotong royong yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, memiliki kandungan berupa unsur-
unsur kesadaran dalam bereligius, menjunjung tinggi kebenaran, budi pekerti luhur dan kecintaan,
berkesinambungan dan berkepribadian Indonesia. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi
yang konstitusional berdasarkan mekanisme kedaulatan rakyat disetiap penyelenggaraan negara
dan penyelenggaraan pemerintahan menurut konstitusi yaitu UUD 1945

5
Guru pendidikan co.id, thn 2019
Perkembangan Demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru menerapkan demokrasi Pancasila untuk menegaskan bahwasanya model
demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Awal Orde Baru
memberi harapan baru pada rakyat, pembangunan disegala bidang melalui Pelita I,II,III,IV,V dan
berhasil menyelenggarakan PEMILU tahun 1971, 1977, 1982, 1982, 1987, 1992 dan 1997. Namun
demikian perjalanan demokrasi pada masa itu dianggap gagal, sebab :
Rotasi kekuasaan politik yang tertutup.
Rekrutmen politik yang tertutup.
Pemilu yang jauh dari semangat demokratis.
Pengakuan HAM yang terbatas.
Tumbuhnya KKN.
Sebab jatuhnya Orde Baru.
Hancurnya ekonomi nasional.
Terjadinya krisis politik.
TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan Orde Baru.
Gelombang Demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi Presiden.
Perkembangan Demokrasi Pancasila Pada Masa Reformasi.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka
Indonesia memasuki suasana kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang
dijalankan hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya.
Kebijakan Reformasi ini berpuncak dengan diamandemennya UUD 1945 (bagian Batang
tubuhnya) karena dianggap sebagai sumber kegagalan tatanan kehidupan kenegaraan di era Orde
Baru.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era Reformasi ini adalah Demokrasi Pancasila,
namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi Parlementer.
Perbedaan demokrasi Reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah :
Pemilu yang dilaksanakan jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.

Asas-Asas Demokrasi Pancasila


Demokrasi Pancasila memiliki 2 asas yang terbentuk yaitu :
Asas kerakyatan yaitu asas yang berdasar pada kesadaran terhadap kecintaan kepada rakyat, nasib
dan cita-cita rakyat, serta mempunyai sebuah jiwa kerakyatan atau dalam arti untuk menghayati
kesadaran bahwa semuanya senasib dan memiliki cita-cita yang sama dengan yang lain.
Asas musyawarah untuk meraih mufakat, yaitu asas yang berdasar pada memperhatikan dan sikap
menghargai aspirasi dari seluruh rakyat yang berjumlah banyak dan melewati forum
permusyawaratan dalam rangka untuk pembahasan dalam menyatukan segala macam pendapat
yang keluar dan untuk mencapai mufakat yang dijalankan dengan adanya rasa kasih sayang dan
pengorbanan agar mendapatkan kebahagiaan bersama-sama.
Isi Pokok Demokrasi Pancasila
Isi pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan UUD 1945 dan penjabarannya dituangkan Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945.
Menghargai dan melindungi HAM (Hak Asasi Manusia).
Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan berdasarkan dari kelembagaan.
Sebagai sendi dari hukum yang dijelaskan dalam UUD 1945, yaitu negara hukum yang demokratif.

Ciri-ciri Demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut


Pemerintah berjalan sesuai konstitusi.
Terdapat Pemilu secara berkesinambungan.
Adanya penghargaan atas Hak Asasi Manusia dan perlindungan untuk hak minoritas.
Merupakan kompetisi dari berbagai ide dan cara dalam menyelesaikan masalah.
Ide yang terbaik akan diterima ketimbang dari suara terbanyak.
Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila merupakan budaya demokrasi yang dengan karakteristik khas Indonesia
yang mengandung prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai
berikut :
Perlindungan Hak Asasi Manusia.
Pengambilan keputusan berdasar musyawarah.
Badan peradilan merdeka yang berarti tidak terpengaruh akan kekuasaan pemerintah dan
kekuasaan lain. Misalnya Presiden, BPK, DPR atau yang lainnya.
Terdapat partai politik dan organisasi sosial yang berfungsi menyalurkan aspirasi rakyat.
Sebagai pelaksana dalam pemilihan umum.
Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1 ayat 2 UUD 1945).
Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Pelaksanaa kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.
Pemerintah menurut hukum, dijelaskan dalam UUD 1945 yang berbunyi :
Indonesia adalah negara berdasarkan hukum.
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)
Kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat.

D. 1998 – SEKARANG DEMOKRASI PROCEDURAL


Pengertian demokrasi prosedural ala Joseph Schumpeter (2003) tidak bisa terlepas dari
kritiknya terhadap para teoritisi demokrasi di era sebelumnya. Ia berangkat dari argumen tajam
terhadap konsep semacam “will of all”, “common good” yang menjadi pijakan para ilmuwan
politik klasik (era Yunani Klasik seperti Plato dan Aritotels hingga abad pencerahan seperti
John Locke dan J.J. Rousseau) dalam mendefinisikan demokrasi. Seperti banyak diketahui,
pemahaman klasik tentang demokrasi mengandaikan bahwa kehendak umum atau kepentingan
umum menjadi sumber utama penggerak demokrasi. Bagi Scumpeter, meskipun melakukan
mekanisme semacam pemungutan suara dan memilih wakil sendiri, entah yang duduk di
parlemen maupun di eksektif, pada dasarnya kebaikan bersama atau kepentingan umum adalah
keputusan politik yang dikeluarkan oleh orang yang terpilih menduduki jabatan publik, bukan
wujud kongrit dari apa yang sebenarnya memang menjadi kehendak umum atau kepentingan
bersama tersebut. Gamblangnya, kehendak umum adalah keputusan politik dari pejabat yang
bersifat mengikat, bukan kehendak umum yang mendekte keputusan politik pejabat politik.
Bagi Schumpeter, keyakinan demikian sebenarnya merupakan harapan ideal yang sangat jauh
dari realitas politik yang terjadi. Kehendak umum atau kebaikan bersama bukan sesuatu yang
mudah dirumuskan. Lebih realistis jika mengatakan kehendak umum bukan suatu yang
memang dikehendaki masyarakat sebagaimana misalnya Rousseau katakana diberlakukan bagi
kelompok atau individu lain Sehingga, kebaikan bersama bukan sesuatu Sebab, ketika
berbicara tentang apa yang baik bagi satu kelompok atau individu, tidak bisa yang secaraklasik
yang utopis tersebut, Schumpeter menawarkan sebuah definisi lain tentang demokrasi. Dia
lebih menitikberatkan pemaknaan demokrasi dari segi metode atau prosedur bagaimana
demokrasi dapat memunculkan orang yang dapat duduk di pemerintahan agar menjalankan
kebijakan politik.
Ia mengatakan, “the democratic method is that institutional arrangement for arriving at political
decisions in which individuals acquire the power to decide by means of a competitive struggle for
the people’s vote” (Ibid: 09). Metode demokrasi adalah bagaimana tatanan kelembagaan agar
mencapai keputusan politik dimana individu-individu memiliki kekuatan untuk membuat
keputusan melalui perjuangan kompetisi dalam memperoleh suara rakyat.6
Schumpeter menekankan bahwa demokrasi harus dipahami sebagai proses atau prosedur
bagaimana seseorang mengikuti kontestasi pemilihan umum untuk menduduki jabatan politik,
serta dengan jabatan tersebut dia memiliki kekuatan untuk membuat keputusan yang mengikat.
Definisi yang diberikan Schumpeter ini kemudian akrab dipahami sebagai “demokrasi prosedural”
Demokrasi itu sendiri adalah suatubentuk pemerintahan oleh rakyat dimana kekuasaan tertinggi
ditangan rakyat dandi jalankan langsung oleh pemerintah yang telah dipilih. Jadi, yang di
utamakandalam pemerintahan Demokrasi adalah rakyat.

Sistem demokrasi di Indonesia jugaberbeda dengan sistem pemerintahan Demokrasi di negara lain.
karena perbedaandalam tata nilai sosial budaya yang dianut, yaitu Pancasila, demokrasiyang di
terapkan di Indonesia pun adalah demokrasi Pancasila.
Sekilas pelaksanaan Demokrasi padatahun 1988 sampai sekarang. Dapat kita lihat dalam praktek
orde baru hanya membawa kebahagiaan semu,perekonomian merosot, ekonomi mengarah pada
kapitalis dan banyak lagi.Puncaknya di tandai dengan hancurnya ekonomi nasional. Maka dari itu
timbullah gerakan masyarakat yang menuntut Reformasi di segala bidang terutama
politik,ekonomi, hukum.
Maka reformasi saat ini banyak di salah artikan sebagai gerakan masyarakatuntuk melakukan
pemaksaan kehendak, merusak fasilitas umum, dan penganiayaanyang hakekatnya merupakan
pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Menurut Riswanda Imawan 1998 maknareformasi pada hakekatnya sebagai suatu gerakan untuk
menata ulang terhadaphal-hal yang menyimpang untuk di kembalikan ke bentuk semula dengan
nilai nilaiidial yang di cita-citakan rakyat.
Sedangkan menurut Sri Sultan Hamengkubuwono1998, gerakan Reformasi harus tetap ada
diletakkan dalam kerangka perspektifpancasila sebagai landasan cita-cita dan mengarah pada
disintergasi,anarchisme, brutalisme dan pada akhirnya menuju ke arah kehancuran bangsa
dannegara Indonesia.
Dengan gerakan reformasi tersebut telahterjadi perubahan-perubahan dalam bidang politik, adanya
pembagian kewenangansecara tegas dan legislatif, eksekutuf dan yudikatif, peran serta
masyarakatsemakin meningkat. Demokrasi yang di kembangkan pada masa ini dalah
demokrasiyang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dengan penyempurnaan dan

6
Kompasiana.com, thn 2011
perbaikanperaturan-peraturan agar lebih demokratis,mingingkatkan peran lembaga-
lembagademokrasi sehinga hukum yang demokratis dapat terwujud.
Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarangini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran
sertarakyat Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksanakan
olehpemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini terlihat dari jumlah pemilih yangtidak
menggunakan hak pilih yang sedikit.
Tapi sebelumnya, Demokrasi yang ideal seharusnya memenuhi dua aspek utama yang menjadi
indikatorberjalannya demokrasi. Aspek yang pertama yaitu demokrasi prosedural, dalamartian
demokrasi harus memenuhi prosedur-prosedur standar untuk bisa disebutdemokrasi, misalnya
adanya partai politik, adanya pemilihan umum, dan lainsebagainya. Aspek yang kedua yaitu
demokrasi substansial, aspek ini lebihtinggi tingkatannya daripada demokrasi prosedural. Dalam
demokrasi substansial,demokrasi bukan hanya selesai dengan terpenuhinya prosedur-prosedur
untukdisebut sebagai sistem demokrasi tapi juga harus menyentuh substansi dariprosedur
demokrasi itu sendiri, misalnya: adanya parpol yang memenuhi standar, adanya pemilu
yangberkualitas dan lain sebagainya.

Di Indonesia sendiri demokrasi berjalanbaru sebatas demokrasi prosedural, belum masuk ke tahap
demokrasi substansial.Secara prosedur,Indonesia memang sudah bisa disebut sebagai negara
demokrasikarena prosedur-prosedur standar demokrasi sudah terpenuhi, misalnya :
adanyakebebasan untuk mendirikan parpol dan itu sudah diatur dalam undang-undang,adanya
pemilu, bahkan sejak kemerdekaan sudah 10 kali pemiludiadakan di Indonesia, tiga diantaranya
di era reformasi. Adanya lembaga penyelenggarapemilu (KPU) dan adanya perangkat-perangkat
demokrasi yang lain sehingga secaraprocedural Indonesia sudah bisa disebut sebagai negara
demokrasi.
Tapi sayang, demokrasi yang berjalan diIndonesia baru sebatas tataran prosedural, belum sampai
pada tataran substansi.Dalam prakteknya, masih banyak substansi-substansi demokrasi yang
belumterpenuhi dalam sistem demokrasi Indonesia. Masih banyak catatan-catatan burukyang perlu
dicarikan solusinya kedepan.

NAMA: ANNISA ISNAINI


NPM: 193516516512
FAKULTAS: ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI: ILMU KOMUNIKASI

Anda mungkin juga menyukai