Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
1
Miriam budhiardjo, hal 128, thn 2008
Fokus terhadap rencana jangka pendek negara
Mendorong perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)23
2
Miriam budhiardjo & seputar pengetahuan , hal 128, thn 2008
Melaksanakan Manifesto politik
Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup
Pidato presiden yang berjudul Berdiiri di atas Kaki Sendiri sebagai pedoman revolusi dan politik
luar negeri.
Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasakan Penpres No. 3 Tahun 1959.
Lembaga tinggi Negara diketuai oleh presiden dan Roeslan Abdulgani sebagai wakilnya. Tugas
DPAS adalah member jawaban atas pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah.
Pembentukan Kabinet Kerja
Pada tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet kerja. Karena tidak ada wakil presiden,
maka presiden mengadakan jabatan menteri pertama. Ir. Juanda ditunjuk untuk memegang jabatan
itu. Program kabinet kerja disebut dengan Tri Program meliputi:
mencukupi kebutuhan sandang pangan,
menciptakan keamanan Negara,
mengembalikan Irian Barat.
Pembentukan Front Nasional
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penpres No. 13 tahun 1959. Tujuan dari Front nasional
adalah menyatukan segala bentuk potensi nasional menjadi suatu kekuatan menyukseskan
pembangunan. Front Nasional dipimpin oleh Prsiden. Tugas dari Front Nasional adalah:
Menyeesaikan revolusi nasional
Melaksankan pembangunan
Mengambalikan Irian Barat
Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas)
Depernas dipimpin oleh Mohammad Yamin dan beranggotakan 50 orang. Tugas Depernas adalah
menyiapkan rancangan undang-undang pembangunan nasional sekaligus menilai pelaksanaannya.
Pada tahun 1963, Depernas berganti naman menjadi Badan Perancang Pembangunan Nasional
(Beppenas). Ketua badan ini diambil alih oleh presiden. Tugas Beppenas adalah:
Menyusun rencana pembangunan jangka panjang dan jangka pendek
Mengawasi pelaksanaan pembangunan
Menilai hasil kerja mendataris MPRS
Pembentukan DPR-GR
Pembubaran DPR hasil Pemiu 1955 disebabkan oleh penolakan DPR terhadap RAPBN tahun 1960
yang diajukan oleh pemerintah. Presiden kemudian mengeluarkan Penpres yang menyatakan DPR
dibubarkan. Sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat gotong-Royong
(DPR-GR) yang anggotanya ditunjuk oleh presiden. Tugas DPR-GR adalah: melaksanakan
manifesto politik, mewujudkan amanat penderitaan rakyat, melaksanakan demokrasi terpimpin.
Pembubaran Masyumi dan PSI
Pada tanggal 17 Agustus 1960, pemerintah membubarkan Partai Masyumi dan PSI. Pertimbangan
pembubaran dua partai tersebut adalah dikarenakan pemimpin-pemimpinnya turut serta
memberikan bantuan terhadap pemberontakan PRRI dan Permesta. Pembubaran partai politik
merupakan gagasan dari Presiden Soekarno, hal ini mengacu keberadaan partai politik pada
Demokrasi Liberal yang memunculkan ketidakstabilan dalam pemerintahan. Ide tentang
pembubaran partai politik ini mendapatkan tentangan dari berbagai pihak, salah satunya dari Hatta.
Oleh karena itu, Hatta kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil presiden
Indonesia pada tanggal 1 Desember 1956.
Pembebasan Irian Barat
Pada Demokrasi Liberal sudah dilakukan berbagai upaya dalam rangka pengembalian Irian Barat
kepada Indonesia. Setiap Perdana Menteri pada masa Demokrasi Liberal dalam program kerjanya
terdapat upaya pengembalian Irian Barat. Namun berbagai upaya tersebut belum mampu
mengembalikan Irian Barat. Perjuangan Irian Barat kemudian berlangsung pula pada masa
Demokrasi Terpimpin. Berbagai upaya dilakukan baik itu memalui upaya diplomasi, konfrontasi
politik, konfrontasi Ekonomi, pengumuman Trikora oleh presiden, hingga operasi militer ke Irian
Barat. Perjuangan tersebut menemui titik terang dengan adanya Perjanjian New York yang salah
satu poin utamanya adalah wilayah Irian Barat diserahkan kepada Indonesia selambat-lambatnya
tanggal 1 Mei 1963.4
4
Academia.edu, thn 2009
Melakukan pemotongan nilai mata uang atau senering pada tanggal 25 Agustus 1959 yang isinya
: uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50, uang kertas pecahan Rp. 1.000 menjadi
Rp. 100, dan pembekuan simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000.
Deklarasi Ekonomi atau Dekan disusun oleh Panitia 13. Anggota panitia ini bukan hanya para ahli
ekonomi, namun juga melibatkan para pimpinan partai politik, anggota Musyawarah Pembantu
Pimpinan Revolusi (MPPR), pimpinan DPR, DPA. Panitia ini menghasilkan konsep yang
kemudian disebut Deklarasi Ekonomi (Dekon) sebagai strategi dasar ekonomi Indonesia dalam
rangka pelaksanaan Ekonomi Terpimpin
Pada masa Demokrasi Terpimpin, politik luar negeri Indonesia lebih condong ke blok Timur hal
ini dikarenakan kekecewaan Indonesia terhadap negara-negara Barat yang dianggap kurang
mendukung perjuangan Indonesia dalam upaya pembebasan Irian Barat. Beberapa kebijakan luar
negeri yang ditempuh oleh presiden Seokarno antara lain:
Bersama dengan Yugoslavia, India, Ghana, dan Mesir, Indonesia memprakarsai berdirinya
Gerakan Non Blok (1961)
Pada saat pelaksanaan ASIAN Games ke-4 yang dilakukan di Jakarta, Indonesia tidak
mengundang Israel dan Taiwan.
Presiden Soekarno membagi kekuatan dunia menjadi dua yaitu Oldefo dan Nefo
Indonesia menyelenggaakan pecan olahraga untuk negara negara Nefo yang bernama Game of
The Emeging Forces (Ganefo) sebagai tandingan dari Olimpiade
Pembentukan poros Jakarta-Peking, yakni kerjasama antara Indonesia dengan Cina
Melakukan konfrontasi dengan Malaysia
Presiden Soekarno merencanakan akan membentuk Conference of The New Emerging Forces
(Conefo) sebagai tandingan dari PBB.
Indonesia keluar dari PBB yang diumumkan secara langsung oleh Presiden Soekarno pada tanggal
7 Januari 1965.5
5
Guru pendidikan co.id, thn 2019
Perkembangan Demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru menerapkan demokrasi Pancasila untuk menegaskan bahwasanya model
demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Awal Orde Baru
memberi harapan baru pada rakyat, pembangunan disegala bidang melalui Pelita I,II,III,IV,V dan
berhasil menyelenggarakan PEMILU tahun 1971, 1977, 1982, 1982, 1987, 1992 dan 1997. Namun
demikian perjalanan demokrasi pada masa itu dianggap gagal, sebab :
Rotasi kekuasaan politik yang tertutup.
Rekrutmen politik yang tertutup.
Pemilu yang jauh dari semangat demokratis.
Pengakuan HAM yang terbatas.
Tumbuhnya KKN.
Sebab jatuhnya Orde Baru.
Hancurnya ekonomi nasional.
Terjadinya krisis politik.
TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan Orde Baru.
Gelombang Demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi Presiden.
Perkembangan Demokrasi Pancasila Pada Masa Reformasi.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka
Indonesia memasuki suasana kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang
dijalankan hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya.
Kebijakan Reformasi ini berpuncak dengan diamandemennya UUD 1945 (bagian Batang
tubuhnya) karena dianggap sebagai sumber kegagalan tatanan kehidupan kenegaraan di era Orde
Baru.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era Reformasi ini adalah Demokrasi Pancasila,
namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi Parlementer.
Perbedaan demokrasi Reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah :
Pemilu yang dilaksanakan jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.
Sistem demokrasi di Indonesia jugaberbeda dengan sistem pemerintahan Demokrasi di negara lain.
karena perbedaandalam tata nilai sosial budaya yang dianut, yaitu Pancasila, demokrasiyang di
terapkan di Indonesia pun adalah demokrasi Pancasila.
Sekilas pelaksanaan Demokrasi padatahun 1988 sampai sekarang. Dapat kita lihat dalam praktek
orde baru hanya membawa kebahagiaan semu,perekonomian merosot, ekonomi mengarah pada
kapitalis dan banyak lagi.Puncaknya di tandai dengan hancurnya ekonomi nasional. Maka dari itu
timbullah gerakan masyarakat yang menuntut Reformasi di segala bidang terutama
politik,ekonomi, hukum.
Maka reformasi saat ini banyak di salah artikan sebagai gerakan masyarakatuntuk melakukan
pemaksaan kehendak, merusak fasilitas umum, dan penganiayaanyang hakekatnya merupakan
pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Menurut Riswanda Imawan 1998 maknareformasi pada hakekatnya sebagai suatu gerakan untuk
menata ulang terhadaphal-hal yang menyimpang untuk di kembalikan ke bentuk semula dengan
nilai nilaiidial yang di cita-citakan rakyat.
Sedangkan menurut Sri Sultan Hamengkubuwono1998, gerakan Reformasi harus tetap ada
diletakkan dalam kerangka perspektifpancasila sebagai landasan cita-cita dan mengarah pada
disintergasi,anarchisme, brutalisme dan pada akhirnya menuju ke arah kehancuran bangsa
dannegara Indonesia.
Dengan gerakan reformasi tersebut telahterjadi perubahan-perubahan dalam bidang politik, adanya
pembagian kewenangansecara tegas dan legislatif, eksekutuf dan yudikatif, peran serta
masyarakatsemakin meningkat. Demokrasi yang di kembangkan pada masa ini dalah
demokrasiyang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dengan penyempurnaan dan
6
Kompasiana.com, thn 2011
perbaikanperaturan-peraturan agar lebih demokratis,mingingkatkan peran lembaga-
lembagademokrasi sehinga hukum yang demokratis dapat terwujud.
Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarangini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran
sertarakyat Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksanakan
olehpemerintah pusat dan pemerintah daerah. Ini terlihat dari jumlah pemilih yangtidak
menggunakan hak pilih yang sedikit.
Tapi sebelumnya, Demokrasi yang ideal seharusnya memenuhi dua aspek utama yang menjadi
indikatorberjalannya demokrasi. Aspek yang pertama yaitu demokrasi prosedural, dalamartian
demokrasi harus memenuhi prosedur-prosedur standar untuk bisa disebutdemokrasi, misalnya
adanya partai politik, adanya pemilihan umum, dan lainsebagainya. Aspek yang kedua yaitu
demokrasi substansial, aspek ini lebihtinggi tingkatannya daripada demokrasi prosedural. Dalam
demokrasi substansial,demokrasi bukan hanya selesai dengan terpenuhinya prosedur-prosedur
untukdisebut sebagai sistem demokrasi tapi juga harus menyentuh substansi dariprosedur
demokrasi itu sendiri, misalnya: adanya parpol yang memenuhi standar, adanya pemilu
yangberkualitas dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri demokrasi berjalanbaru sebatas demokrasi prosedural, belum masuk ke tahap
demokrasi substansial.Secara prosedur,Indonesia memang sudah bisa disebut sebagai negara
demokrasikarena prosedur-prosedur standar demokrasi sudah terpenuhi, misalnya :
adanyakebebasan untuk mendirikan parpol dan itu sudah diatur dalam undang-undang,adanya
pemilu, bahkan sejak kemerdekaan sudah 10 kali pemiludiadakan di Indonesia, tiga diantaranya
di era reformasi. Adanya lembaga penyelenggarapemilu (KPU) dan adanya perangkat-perangkat
demokrasi yang lain sehingga secaraprocedural Indonesia sudah bisa disebut sebagai negara
demokrasi.
Tapi sayang, demokrasi yang berjalan diIndonesia baru sebatas tataran prosedural, belum sampai
pada tataran substansi.Dalam prakteknya, masih banyak substansi-substansi demokrasi yang
belumterpenuhi dalam sistem demokrasi Indonesia. Masih banyak catatan-catatan burukyang perlu
dicarikan solusinya kedepan.