Bab Ii: Sindroma Metabolik
Bab Ii: Sindroma Metabolik
TINJAUAN PUSTAKA
atau gangguan gula darah puasa atau gangguan toleransi glukosa atau resistensi
miroalbuminuria. Defenisi ini dimodifikasi oleh European Group for the Study of
Cholesterol in Adults Treatment Panel II (NCEP ATP III) tahun 2001, sindroma
metabolik adalah sekelompok kelainan metabolik baik lipid maupun non lipid
metabolik adalah kumpulan faktor resiko yang terdiri atas diabetes dan
atau insulin, gangguan tolereansi glukosa, atau toleransi glukosa normal dengan
berikut : (1) BMI > 30 kg/m2 atau rasio pinggang-pinggul > 0,9 (pria) atau > 0,85
150 mg/dL) dan atau (3) penurunan HDL (pada pria < 0,9 mmol/L atau < 35
mg/dL, pada wanita < 1,0 mmol/L atau < 39 mg/dL ); (4) hipertensi, yang diterapi
atau ≥ 160 mmHg yang tida k diterapi; (5) mikroalbuminuria (kecepatan ekresi
kriteria berikut ini : (1) kadar gula darah puasa 110-125 mg/dL; (2) lingkar
pinggang pada pria > 40 inchi (101 cm) atau pada wanita > 35 inchi (88 cm); (3)
trigliserida ≥ 150mg/dL; (4) HDL < 40 mg/dL pada pria atau < 50mg/dL pada
wanita; (5) tekanan darah > 130/85 mmHg. Kriteria menurut NCEP tidak
darah puasa.
Kadar gula darah Diabetes tipe 2, toleransi Kadar gula darah puasa
puasa 110-125 mg/dL glukosa terganggu, atau 110 -125 mg/dL atau 2
resistensi insulin jam setelah 75 gr glucose
challange > 140 mg/dL
Lingkar pinggang > BMI > 30 kg/m2 atau rasio BMI > 25 kg/m2 atau
40 inchi (pria), atau pinggang-pinggul > 0,9 lingkar pinggang > 40
35 inchi (wanita) (pria) atau > 0,85 (wanita) inchi (pria) atau > 30 inchi
(wanita)
Trigliserida ≥ 150 Dislipidemia : trigliserida ≥ Trigliserida ≥ 150 mg/dL
mg/dL 150 mg/dL
HDL < 40 mg/dL HDL < 35 mg/dL (pria), HDL < 40 mg/dL (pria),
(pria), atau < 50 atau < 39 mg/dL (wanita) atau < 50 mg/dL (wanita)
mg/dL (wanita)
Tekanan darah ≥ Hipertensi : dalam Tekanan darah ≥ 130/85
130/85 mmHg pengobatan atau tidak mmHg
diterapi tekanan darah ≥
160/90 mmHg
Mikroalbuminuria ≥ 20
µg/menit
berupa gejala klinis sebagai berikut : (1) toleransi glukosa terganggu dengan kadar
gula darah puasa 110-125 mg/dL atau 2 jam setelah 75 gr glucose challange > 140
mg/dL; (2) overweight atau obesitas berupa obesitas abdominal dengan BMI > 25
2
kg/m atau lingkar pinggang > 40 inchi (pria) atau > 30 inchi (wanita); (3)
2.2 Dislipidemia
trigliserida, peningkatan VLDL dan penurunan HDL. Trias ini merupakan fenotif
kardiovaskular pada 5249 pria dengan kombinasi trigliserida yang tinggi dan HDL
yang rendah, dan dibandingkan dengan konsentrasi LDL sebagai faktor resiko
penyakit jantung iskemik. Diperoleh hasil 11,4% dengan trigliserida tinggi dan
LDL rendah; 8,2% dengan LDL tinggi; 17,5% dengan trigliserida tinggi, HDL
rendah, dan LDL tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dislipidemia pada sindroma
al, 2005).
membawa ke hati dan otot. Di hati, asam lebak bebas dalam jumlah terbatas
karenanya, asam lemak bebas dan trigliserida dibawa ke hati secara menetap. Jika
proses ini terjadi berlebihan, maka hati akan menimbun trigliserida, suatu kondisi
yang dikenal sebagai steatosis, atau lebih dikenal sebagai perlemakan hati (fatty
Journal. 2005;149:41)
konsentrasi asam lemak bebas di plasma bertambah, dan banyak asam lemak
bebas yang dibawa ke hati dan otot. Pada saat yang bersamaan, terjadi lipogenesis
gliserol. Perubahan ini meningkatkan produksi VLDL oleh hati. Trigliserida dan
Ester Transfer Protein (CETP). Setelah VLDL trigliserida dihidrolisis oleh LPL,
kebanyakan dari ester kolesterol yang dibawa ke VLDL ini dikembalikan ke hati
dalam bentuk partikel remnant. Adanya remnant dari ester kolesterol inilah yang
remnant yang dilipolisis oleh LPL ini akan menjadi LDL dengan densitas yang
lebih kecil.
Akibat yang lain dari aktifitas CETP pada sindroma metabolik berhubungan
dengan HDL dan LDL kaya trigliserida. Ketika kaya akan trigliserida, kedua
lipoprotein ini akan dilipolisis oleh lipase hati. Setelah lipolisis, HDL dan LDL
akan mengecil. HDL yang dilipolisis akan dihilangkan dengan cepat di sirkulasi
(ApoA1). HDL dan ApoA1 merupakan anti atherogenik dengan cara mengangkut
Untuk setiap LDL yang diberikan, LDL densitas yang kecil akan menyertakan
sejumlah besar partikel dan juga ApoB. Bertambahnya asam lemak bebas yang
metabolik.
menghalangi asam lemak bebas dilepaskan dari adiposit. Manifestasi awal dari
Asam lemak bebas yang berlebihan akan diangkut ke hati dan otot, menghambat
hiperglikemia.
walaupun dalam penelitian klinis, karena efek dari diet dan aktivitas. Pada
bebas dalam 541 subyek yang normoglikemia, ditemukan adanya hubungan yang
bermakna antara konsentrasi asam lemak bebas dengan kadar gula darah puasa,
setiap kelas partikel ini beravariasi. Fungsi lipoprotein adalah untuk menjaga agar
komponen lipidnya tetap larut saat diangkut di dalam plasma, dan juga untuk
membahayakan jika penimbunan lipid turut serta dalam proses pembentukan plak,
Trgliserida 85 55 10 6
Ester kolesterol 3 18 50 40
Kolesterol 2 7 11 7
Fosfolipid 8 20 29 46
(Sumber : http://lipidlibrary.aocs.org/Lipids/lipoprot/index.htm)
nonesterifikasi. Senyawa amfipatik ini diarahkan sehingga bagian yang polar akan
2.4 Apolipoprotein
fungsi, seperti sebagai pengenal reseptor pada permukaan sel, dan berperan
sebagai aktivator atau koenzim untuk enzim yang terlibat dalam metabolisme
lima golongan utama, A sampai E, dengan sebagian besar golongan yang memiliki
sub-golongan.
rendah dan berukuran paling besar, dan mengandung persentase lemak lipid
paling tinggi dan persentase protein yang paling kecil. VLDL dan LDL memiliki
rasio protein dan lipid yang lebih tinggi. Partikel HDL adalah partikel yang paling
ApoA4 46,000 CM
(Sumber : http://lipidlibrary.aocs.org/Lipids/lipoprot/index.htm)
Proses ini terjadi sebelum transisi dari retikulum endoplasma ke badan golgi,
tempat partikel ini dikemas di dalam vesikel sekretorik. Partikel ini akan bersatu
Partikel yang dilepaskan oleh sel mukosa usus disebut kilomikron yang
C2 (ApoC2) yang diperlukan untuk aktivasi LPL, yaitu enzim yang mendegradasi
trigliserida yang terkandung dalam kilomikron dan VLDL serta terutama penting
pada metabolisme HDL. LPL yang diaktivasi oleh ApoC2 pada partikel
dalam partikel ini untuk menghasilkan asam lemak dan gliserol. ApoA5 juga
lipoprotein sama dengan ApoC3, yang diperkirakan menghambat kerja dari LPL.
Walaupun kerja ApoA5 dan ApoC3 berlawanan, mereka bekerja secara terpisah
Asam lemak kemudian disimpan (oleh adiposa) atau digunakan untuk energi
(oleh otot). Jika asam lemak tidak segera diambil oleh sel, asam lemak rantai
panjang akan diangkut oleh albumin serum sampai proses pengambilannya benar-
benar terjadi. Gliserol digunakan oleh hati, misalnya untuk sintesis lipid,
trigliserida di dalam intinya didegradasi oleh LPL, ukuran partikel akan berkurang
dan densitasnya meningkat. Selain itu, ApoC (bukan apo E) akan dikembalikan ke
HDL. Partikel yang tersisa, yang disebut “sisa (remnant)” yang dengan cepat akan
dibuang dari sirkulasi oleh hati dengan membran sel yang mengandung reseptor
Sisa kilomikron akan berikatan pada reseptor ini dan diambil oleh hepatosit
dan apolipoprotein kolesteril ester, dan senyawa sisa lainnya akan didegradasi
melalui hidrolisis, sehingga melepaskan asam amino, kolesterol bebas dan asam
disekresi langsung ke dalam darah oleh hati sebagai partikel VLDL yang baru
ApoC2 dan ApoE dari HDL yang bersirkulasi. Seperti kilomikron, ApoC2
bersamaan dengan transfer kolesteril ester dari HDL ke VLDL. Pertukaran ini
modifikasi ini, VLDL diubah menjadi LDL di dalam plasma. Partikel yang
density-lipoproteins) atau sisa VLDL, ditemukan selama proses transisi ini. IDL
juga dapat diambil oleh sel melalui endositosis. Terdapat tiga bentuk isomer
ester yang tinggi. Fungsi utama partikel LDL adalah menyediakan kolesterol
untuk jaringan perifer (atau mengembalikannya ke hati). Hal ini dapat dilakukan
dengan cara berikatan pada reseptor LDL di permukaan membran sel yang
mengenali ApoB100 (tetapi bukan ApoB48). Karena reseptor LDL juga berikatan
digunakan dalam pengambilan dan degradasi selular sisa kilomikron dan IDL di
hati.
di cekungan membran sel. Sisi cekungan dibagian dalam sel diselubungi dengan
kehilangan selubung klatrinnya dan bersatu dengan vesikel lain yang sama untuk
membentuk vesikel yang lebih besar yang disebut dengan endosom. LDL terpisah
sementara LDL tetap bebas di dalam lumen vesikel yang disebut dengan CURL
akan dipindahkan ke lisosom dan didegradasi oleh asam hidrolase lisosom, yang
melepaskan kolesterol bebas, asam amino, asam lemak, dan fosfolipid. Senyawa
Kolesterol yang berasal dari sisi kilomikron, IDL, dan LDL akan
sintesis kolesterol de novo menurun. Kedua, sintesis protein reseptor LDL yang
baru akan berkurang akibat penurunan ekspresi gen reseptor LDL sehingga
reseptor LDL melibatkan unsur SRE dan SREBP-2 yang terlibat dalam regulasi
protein yang terkoordinasi. Ketiga, jika kolesterol tidak dibutuhkan segera untuk
derivat lemak asil KoA menjadi kolesterol sehingga menghasilkan kolesteril ester
yang dapat disimpan di dalam sel. Aktivitas ACAT diperkuat dengan adanya
Partikel HDL terbentuk dalam darah dengan penambahan lipid untuk ApoA1,
sebuah apolipoprotein dibuat oleh hati dan usus, dan disekresi ke dalam darah.
HDL adalah akseptor yang sangat baik untuk kolesterol yang tidak
teresterifikasi.
oleh HDL, kolesterol akan segera diesterifikasi oleh enzim plasma lesitin
lemak) di dalam plasma. Enzim ini disintesis dan disekresi oleh hati. LCAT
akan berikatan dengan HDL nascent, dan diaktivasi oleh apoA1. LCAT akan
dengan albumin. Ketika HDL nascent yang berbentuk cakram (diskoid) itu
bentuk menjadi bundar (sferis) yaitu HDL 3 yang miskin kolesteril ester dan
akhirnya partikel HDL 2 yang kaya akan kolesteril ester dan membawa
kolesterol yang selektif dari sel perifer ke HDL, dan dari HDL ke hati untuk
hubungan kebalikan antara kadar HDL plasma dan aterosklerosis, dan untuk
ester yang kaya HDL (HDL2) ke hati dan sel steroidogenik, pemindahan
selektif kolesteril ester ke dalam sel, dan pelepasan HDL (HDL3) yang
menghabiskan lipid (HDL3). Efluks (aliran keluar) kolesterol dari sel perifer
kolesteril ester oleh hati diperantarai oleh reseptor permukaan sel yaitu SR-
2.4.3 Apolipoprotein A5
Pennacchio et al (2001), dan Van der Vliet et al, sebagai klaster gen yang baru
protein yang baru kelas apolipoprotein A. ApoAV atau ApoA5 merupakan protein
yang diskresikan di hepar dan terdapat di dalam serum manusia, dan digabungkan
dengan partikel lipoprotein yang spesifik (Garelnabi et al, 2013; Li et al, 2010).
ApoA5 dideteksi di VLDL, HDL dan kilomokron. Kadar serum ApoA5 di plasma
4 ekson yang mengkode 366 asam amino, berdekatan dengan klaster gen
orphan receptor-α (ROR-V) -1, 4 dan liver receptor ligands (LXR) yang akan
trigliserida (Zaki et al, 2013). Telah diteliti bahwa ApoA5 transgenik manusia ke
tikus telah menurunkan trigliserida dan pengambilan gen ApoA5 pada tikus telah
trigliserida. Van der Vliet dan tim kerjanya menunjukkan bahwa tikus dengan
kadar trigliserida sebanyak 70% ketika dibandingkan dengan tikus liar. Penurunan
kadar trigliserida ini dilengkapi dengan penurunan trigliserida di VLDL. Hasil ini
mengindikasikan dengan kuat adanya hubungan terbalik antara ApoA5 dan kadar
dengan ApoC3, yang diperkirakan menghambat kerja dari LPL. Walaupun kerja
ApoA5 dan ApoC3 berlawanan, mereka bekerja secara terpisah dalam mengatur
gen ApoA5. Minor alel beberapa SNPs di lokus gen ApoA5 manusia telah
populasi, walaupun hasilnya tidak selalu konsisten pada beberapa etnis (Li et al,
2010). Polimorfisme -1131T>C gen ApoA5 telah diteliti pada populasi yang
berbeda, dengan adanya efek terhadap kadar trigliserida. Alel -1131C telah
populasi etnik dan dengan kondisi penyakit seperti penyakit jantung koroner dan
stroke. Rata-rata peningkatan trigliserida yang dirangsang oleh gen ApoA5 pada
anak-anak Kaukasian lebih rendah daripada anak-anak Asia (Zaki et al, 2013).
mekanisme kerja ApoA5 masih diperdebatkan, secara umum ada 2 teori yang
penelitian mereka, ditemukan bahwa ApoA5 tidak memiliki efek dalam kecepatan
tikus dengan defisiensi ApoA5, dan ekspresi yang berlebih dari ApoA5 hanya
pengurangan LPL.
yang menyebabkan ApoA5 dapat mengatur kadar trigliserida. Hal ini disebabkan
Analisa kimia menunjukkan bahwa ApoA5 memiliki afinitas yang lebih tinggi,
elastisitas yang lebih rendah, dan kinetik ikatan hidrofobik antar permukaan yang
lebih rendah. Hal ini mendukung bahwa ApoA5 dapat menekan produksi VLDL.
Pada penelitian yang lain oleh Schaap et al (2004), muncul penemuan yang
mendukung kedua teori sebelumnya. Tikus yang mendapat perlakuan transfer gen
trigliserida sebesar 68-88% setelah pemberian lemak pada Ad-ApoA5 tikus yang
kaya dengan yang mirip trigliserida, yang dimasukkan secara intravena, dengan
(SNPs) merupakan tipe variasi genetik yang paling umum. Hal ini merupakan
sekuens DNA nukleotida tunggal yang berbeda antar spesies makhluk hidup atau
(rs662799) merupakan salah satu bentuk SNPs ApoA5 yang terletak pada area
promotor.
berhubungan dengan kadar trigliserida, HDL, dan kolesterol total. Ada 3 haplotipe
yang paling sering dihubungkan dengan gen ApoA5, yaitu APOA5*1, ApoA5*2,
dan ApoA5*3. Termasuk di dalamnya 5 tipe SNPs ApoA5 yang lain, yaitu -
ApoA5*1 mewakili haplotipe alel yang sering dari kelima SNPs. Haploptipe
kedua yaitu ApoA5*2, terdiri dari SNP alel yang sering (56C>G) dan 4 alel yang
bentuk kebalikan dari ApoA5*2 yaitu SNP 56C>G sebagai alel yang jarang dan
keempat alel lain (-1131T>C, -3A>G, IVS +476G>A, dan 1259TC) sebagai alel
69% untuk ApoA5*1 dan 4% untuk ApoA5*2 dan ApoA5*3. Kepentingan klinis
yaitu bahwa kedua alel yang jarang tersebut dinyatakan menaikkan kadar
dalam sekuens asam amino ApoA5 yang akhirnya akan mengarah pada modifikasi
(Talmud et al, 2002). Hal ini akan mengurangi kecepatan translasi mRNA ApoA5,
dan mengakibatkan penurunan kadar ApoA5 dalam plasma, yang pada akhirnya
pengurangan aktivitas protein ApoA5, sehingga fungsi dari produk ApoA5 akhir
Darah TD diastole ↑ ↑