Pendahuluan
Investasi Langsung Asing atau Foreign Direct Investment (FDI) kini
memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis. Perubahan yang sangat
besar telah terjadi baik dari segi ukuran, cakupan, dan metode FDI dalam dekade terakhir.
Perubahan-perubahan ini terjadi karena perkembangan teknologi, pengurangan pembatasan
bagi investasi asing dan akuisisi di banyak negara, serta deregulasi dan privatisasi di berbagai
industri. Berkembangnya sistem teknologi informasi serta komunikasi global yang makin
murah memungkinkan manajemen investasi asing dilakukan dengan jauh lebih mudah.
FDI terdiri atas dua bentuk utama. Yang pertama adalah Investasi Lahan
Hijau (greenfield investment), yang meliputi operasi bisnis yang baru di negara asing.
Kemudian yang kedua adalah mengambil keuntungan atau bergabung dengan bisnis yang
sudah ada di negara asing tersebut atau biasa disebut Akuisisi.
Ketika berbicara tentang FDI, mengapa perusahaan lebih memilih melakukan Akuisisi
dibandingkan melaksanakan Investasi Lahan Hijau ?, alasannya adalah :
1) Akuisisi adalah tindakan yang lebih cepat untuk dilaksanakan daripada investasi lahan
hijau, ini menjadi pertimbangan penting karena di dalam dunia bisnis modern dimana
pasar berkembang dengan sangat cepat.
2) Perusahaan-perusahaan asing mengambil aset yang telah ada karena perusahaan yang
menjadi target memiliki aset-aset strategis yang bernilai seperti loyalitas merek,
hubungan yang baik dengan konsumen, merek dagang atau paten, sistem distribusi,
sistem produksi, dan hal yang lain. Hal ini dinilai lebih mudah dan berisiko lebih kecil
ketika perusahaan mengambil alih perusahaan lain dibandingkan harus mendirikan
perusahaan baru dengan investasi lahan hijau.
3) Perusahaan memutuskan untuk mengakuisisi sebuah perusahaan karena mereka
percaya bahwa mereka dapat meningkatkan efisiensi dari perusahaan yang diakuisisi
dengan mendatangkan modal, teknologi, dan kemampuan manajerial.