9157 23633 1 PB PDF
9157 23633 1 PB PDF
MORBUS HANSEN
Biokimia dan Imunopatogenesis
Sitti Hajar
Abstrak.Penyakit kusta adalah penyakit yang setua peradaban manusia.telah lama diketahui dan ditulis dalam kitab-kitab
kuno. Dalam kitab Sushrat Samhita di zaman India Kuno (1300 SM), tercantum adanya penyakit yang disebut khust dengan
deskripsi sesuai dengan kusta serta tulisan pada daun Papyrus di Mesir, tercantum hal mengenai penyakit yang sesuai dengan
kusta yang dikenal saat ini. Istilah lepra sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno dalam Kitab Perjanjian Baru, merupakan
terjemahan dari istilah zaraath dari bahasa Ibrani kuno.Mikobakterium lepra memetabolisme sumber-sumber karbon melalui
jalur klasik dari glikolisis, hexose monophosphat shunt dan siklus tricarboxylic acid.Respon yang terjadi akibat infeksi M.
Lepra dapat sangat berbeda, keadaan ini terjadi di bawah kontrol secara genetika. (JKS 2017; 3:190-194)
Abstract.Abstract Leprosy is a disease that is as old as human civilization. has long been known and written in ancient books.
In the book of Sushrat Samhita in Ancient India (1300 BC), there is a disease called khust with description according to the
leprosy known today. In the ancient on the leaves of the Papyrus in Egypt,. The term leprosy itself comes from the ancient
Greek in the New Testament, a translation of the zaraath term from ancient Hebrew. M.leprae metabolizes carbon sources
through the classical pathway of glycolysis, hexose monophosphate shunt and tricarboxylic acid cycles. The response that
occurs as a result of Mycobacterium leprae infection can be very different, this situation occurs under genetic control.
(JKS 2017; 3: 190-194)
Pendahuluan Kapsul
Morbus Hansen (Lepra, Kusta) adalah infeksi Sekeliling organisme merupakan zona elektron
menahun yang disebabkan Mycobacteria leprae transparan seperti busa atau material vesikular,
(M.lepra) primer yang menyerang saraf tepi, merupakan struktur yang unik dari M.leprae.
selanjutnya dapat menyerang kulit dan organ Komposisinya terdiri dari dua lipid,
lainnya. Penyakit ini dapat mengakibatkan phthioceroldimycoserosate yang dianggap
kecacatan jika tidak segera ditatalaksana dan berperan pada perlindungan pasif, phenolic
dapat menimbulkan masalah psikososial akibat glicolipid, yang terdiri dari tiga molekul gula
stigma atau predikat buruk dalam pandangan yang mengalami metilasi terpaut pada molekul
masyarakat.1,2,8 fenol dari lemak (phthiocerol). Trisaccharida
ini membuat M.leprae unik secara kimia dan
Strukturn M. lepra menjadi antigen yang spesifik.5
Meicobacterium leprae merupakan bakteri yang
bersifat obligat intra-seluler (hanya bisa hidup Dinding Sel
dalam sel) dan dapat bertahan terhadap aksi Terdiri dari dua lapisan :
fagositosis karena mempunyai dinding sel yang - Lapisan luar berupa elektron transparan dan
sangat kuat dan resisten terhadap aksi lisozim. mengandung lipopolisakarida yang terdiri dari
Mikroskop elektron menunjukkan ultrastruktur rantai cabang arabinogalaktan yang mengalami
yang umum untuk semua mikobakteria. esterifikasi dengan mycolic acid rantai
M.leprae berupa batang lurus dengan panjang panjang, mirip dengan mikobakteria lain.5
sekitar 1 sampai 8 µm dan diameter 0,3 µm. - Dinding dalam yang terdiri dari peptidoglikan
Pada jaringan yang terinfeksi batang sering : karbohidrat terpaut dengan peptidanya
tersusun bersama-sama membentuk globi. 1,5 dimana urutan asam aminonya spesifik untuk
M.leprae meskipun peptida tersebut sangat
190
Hajar Morbus Hansen Biokimia dan Imunologi
kecil untuk dijadikan sebagai antigen berhubungan erat dengan M.tuberkulosis dan M.
diagnostik.5 scrofulaceum.5,7
Biokimia dan metabolisme
Membran Tanpa adanya organisme yang dikultur sangatlah
Hanya melekat dibawah dinding sel, merupakan sulit untuk dipelajari. M. leprae memetabolisme
membran untuk transpor molekul ke dalam dan sumber-sumber karbon melalui jalur klasik dari
keluar dari mikroorganisme. Membran terdiri glikolisis, hexose monophosphat shunt dan
dari lipid dan protein. Protein kebanyakan siklus tricarboxylic acid. Energi dibentuk oleh
berupa enzim dan menurut teori merupakan konversi ADP menjadi ATP dan dihasilkan oleh
target utama dari kemoterapi. Mereka juga ATP yang telah mengalami perubahan ADP.
merupakan ’protein permukaan antigen’ yang Sehingga oksigen dapat digunakan. Semua
diekstraksi dari dinding sel M.leprae yang telah bakteri membutuhkan basa purin dari nukleotida
dirusak kemudian dianalisa secara luas.5 untuk membentuk asam nukleat dan
metabolisme oksidatif. Tidak seperti
Sitoplasma mikobakteria lain M. leprae tidak melakukan
Kandungan bagian dalam dari sel terdiri dari sintesa seperti ini, dan kita dapat mencari
timbunan granul, materi genetik asam mereka dalam sel host. Mikobakteria juga
deoksiribonukleat (DNA), dan ribosom yang membutuhkan besi yang diambil dari host oleh
merupakan protein yang mengalami translasi chelate mikobactin. M. leprae kekurangan
dan multiplikasi. Analisa DNA berguna dalam mikobactin. Defek metabolik seperti ini
konfirmasi identitas mikrobakteria yang diisolasi mungkin menjelaskan mengapa organisme ini
dari armadilos liar, dan menunjukkan suatu sulit untuk dibiakkan in vitro.Komponen kimia
M.leprae, melalui perbedaan secara genetik dan utama dari M.leprae adalah adalah antigenik
(Tabel 1). 5
192
Hajar Morbus Hansen Biokimia dan Imunologi
secara fisiologis, atau kimiawi serta lewat timbul apabila sudah terjadi pengenalan
beberapa jenis sel yang bisa langsung (recognition) dan pengingatan (memory) oleh
membunuh kuman.Sel-sel yang pada sistem berbagai komponen sel yang terlibat. Untuk
imunitas alamiah (innate imunity) bekerja secara penghancuran kuman yang hidupnya di dalam
fagositosis yang dijalankan oleh monosit dan sel seperti M. leprae, maka diperlukan
pembunuhan di luar sel (extra cellular killing) kerjasama antara makrofag dan limfosit T.
yang dijalankan oleh limfosit pembunuh Makrofag harus memberi sinyal lewat penyajian
(Natural Killer cell/NK cell). Kekebalan antigen, sedangkan limfosit harus memberi
alamiah ini bersifat non spesifik dan ditunjang sinyal dengan mengeluarkan Interleukin yang
oleh status kesehatan secara umum yaitu gizi akan mengaktifkan makrofag tersebut agar
yang baik, hidup teratur, serta lingkungan yang menghancurkan kuman lewat meka isme
baik.7 fagosom-lisosom kompleks. 3,9
Sebagian M. leprae yang masuk ke dalam tubuh Dalam proses penyajian antigen dari
manusia mungkin akan lolos dari seragan sistem mikobakteria, antigen yang berasal dari proses
kekebalan alamiah tersebut. Lewat mekanisme pencernaan di dalam fagosom akan disajikan
menumpang di dalam monosit seperti pada oleh MHC kelas II kepada limfosit T yang
infeksi tuberkulosis diparu (Troyan-horse- CD4+, umumnya dari jenis T-helper atau
phenomen) basil kusta terbawa masuk ke organ inducer. Sedangkan antigen dari kuman yang
yang lebih dalam tubuh dsn mencari sasaran sel berada di dalam sitoplasma akan disajikan oleh
yang sistem pertehanannya lemah sambil molekul MHC kelas I kepada sel T yang CD8+,
berkembang biak. Belum jelas mengapa M. yaitu sitotoksik/supresor.Limfosit Th-1
leprae yang ditangkap oleh monosit tersebut terbentuk apabila dalam proses stimulasi antigen
tidak terbunuh, mungkin lewat cara mimikri terdapat IL-12, IFN-gamma dan IL-18, yang
(menyamar) sehingga sel tidak mengenali berasal dari sel NK dan makrofag di dalam
musuh, atau bakteri mengeluarkan zat tertentu sistim imunitas alamiah (innate immunity).
yang melumpuhkan salah satu komponen sistem Kedua subset limfosit ini saling mempengaruhi
kekebalan. Salah satu jenis sel fagosit yang satu sama lain (down-regulating) dan selalu
menjadi sasaran adlah sel Schwann yang terletak berusaha mencapai keseimbangan. Apabila pada
di perineum saraf tepi. Sel ini digolongkan awal proses aktivasi terdapat IL-4 (kemungkinan
dalam “non professional phagocyte”, karena dibentuk oleh sel NK1.1 CD4+) maka Th-0 akan
tidak bisa mengekspresikan MHC class II di berubah menjadi Th-2. Selanjutnya Th-1 akan
permukan selnya, kecuali bila diaktifkan oleh mengaktifkan sistim imun seluler yang diatur
Interferon gamma (IFN γ). 3,9 lewat pengaruh sitokin IL-2, IFN-gamma dan
TNF-alfa, sedangkan Th-2 akan mengaktifkan
Keadaan ini menyebabkan terganggunya proses sistim imun humoral lewat mediator IL-4, I-6
penyajian antigen kepada limfosit T, sehingga dan IL-10.3,9
setelah menangkap M.Leprae sel itu tidak bisa
mengaktifkan limfosit dan sebaliknya limfosit Berdasarkan konsep Th-1 dan Th-2 tersebut,
tidak bisa mengirim sinyal (IFN γ) yang maka dalam respons imun terhadap kuman M.
dibutuhkan untuk sistem penghancuran kuman Leprae akan terjadi dua kutub, dimana pada satu
didalam sel. Maka sel Schwann ini menjadi pos sisi akan terlihat aktifitas imunitas humoral.
pertama dari basil kusta sebelum menginvasi Manifestasi klinik yang terlihat adalah kusta tipe
kekulit dan organ lain. Pada waktu sel Scwann Tuberkuloid dengan aktifitas Th-1 yang
yang tua mati dan pecah, M.Leprae yang menonjol dan tipe Lepromatosa dengan imunitas
berkembang biak didalam sel tersebut akan humoralnya yang dihasilkan oleh Th-2.Bentuk-
tersebar keluar dan akan ditangkap oleh sel bentuk peralihan (tipe Borderline) kemungkinan
fagosit lain. Fase selanjutnya adalah interaksi timbul dari perbedaan gradasi antara aktifitas
antara basil kusta dengan sistem pertahanan Th-1 dan aktifitas Th-2.Namun untuk
tubuh lapis kedua yang bersifat spesifik. 3,9 menjelaskan mengapa bisa terjadi pergeseran
diantara bentuk-bentuk yang tidak stabil
Imunitas yang didapat (acquired immunity) tersebut, tampaknya konsep diatas masih belum
Dalam sistim pertahanan lapis kedua, eliminasi bisa digunakan. 3,9
kuman dijalankan oleh sistim imun yang didapat
(Acquired Immunity) yang sifatnya spesifik dan
193
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 17 (3): 190-194, Desember 2017
Kesimpulan
Respon yang terjadi akibat infeksi
Mycobacterium leprae dapat sangat berbeda,
keadaan ini terjadi di bawah kontrol secara
genetika. Faktor genetik yang berperan salah
satunya berada di bawah sistem Human
Leucocyte Antigen (HLA). HLA adalah suatu
antigen dipermukaan sel yang merupakan hasil
produk yang dicetak biru oleh gen yang terletak
di kromosom 6 manusia.
194