b. Fase Platelet/trombosit
Pada saat terjadinya pengecilan lumen kapiler (vasokontriksi) dan extra vasasi ada
darah yang melalui permukaan asar (jaringan kolagen) dengan akibatnya
trombosit. Akibat dari bertemunya trombosit dengan permukaan kasar maka
trombosit tersebut akan mengalami adhesi serta agregasi.
Setelah terjadinya adhesi maka dengan pengaruh ATP akan terjadilah agregasi
yaitu saling melekat dan desintegrasi sehingga terbentuklah suatu massa yang
melekat.
Peristiwa trombosit yang mulai pecah/lepas- lepas hingga menjadi
suatu massa yang melekat disebut Viscous metamorphosis. Akibat dari terjadinya
semua proses ini maka terjadilah gumpalan plug (sumbatan) baru kemudian terjadi
fase yang ketiga.
c. Fase koagulasi
Fase ini terdiri dari tiga tahapan yaitu :
a.Pembnetukan prothrombinase/prothrombin activator.
b.Perubahan prothrombine menjadi trombone.
c.Perubahan fibrinogen menjadi fibrin.
E. Proses pembekuan darah terjadi karena adanya Jalur intrinsik dan Jalur
ekstrinsik.
Keterangan :
a. PENJELASAN JALUR INTRINSIK
Jalur intrinsik, yaitu semua zat yang terikat dengan pembekuan darah berasal dari
darah. Jalur ini memerlukan faktor IX, faktor X, faktor XI, dan faktor XII, selain
itu juga memerlukan prekalikrein dan HMWK, begitu juga ion kalsium dan
fosfolipid yang disekresi dari trombosit. Darah yang mengalami kontak dengan
serat kolagen pembuluh darah yang kasar secara bertahap akan mengaktifkan
faktor XII, XI, dan IX. Selanjutnya faktor IX akan mengaktifkan faktor X yang
aktif bereaksi dengan faktor V, Ca2+ dan fosfolipid dari trombosit untuk mengatur
aktifator protrombin. Jalur intrinsik terjadi apabila prekalikrein, HMWK, faktor XI
dan faktor XII terpapar ke permukaan pembuluh darah adalah stimulus primer
untuk fase kontak. Kumpulan komponen-komponen fase kontak merubah
prekallikrein menjadi kallikrein, yang selanjutnya mengaktifasi faktor XII menjadi
faktor XIIa. Faktor XIIa kemudian dapat menghidrolisa prekallikrein lagi menjadi
kallikrein, membentuk kaskade yang saling mengaktifasi. Faktor XIIa juga
mengaktifasi faktor XI menjadi faktor XIa dan menyebabkan pelepasan bradikinin,
suatu vasodilator yang poten dari HMWK. Dengan adanya Ca2+, faktor XIa
mengaktifasi faktor IX menjadi faktor IXa, dan faktor IXa mengaktifasi faktor X
menjadi faktor Xa.
Fungsi hemostasis berguna untuk mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan
pembuluh darah (I Made Bakta, 2012).
Mekanisme Hemostasis
Fungsi hemostasis melibatkan berbagai sistem, yaitu sebagai berikut :
1. Sistem Vaskuler
2. Sistem trombosit
3. Sistem koagulasi
4. Sistem fibrinolisis
5. Inhibitor
Fungsi hemostasis akan bekerja dengan baik apabila sistem tersebut bekerja sama dalam suatu
proses yang seimbang dan saling mengontrol. Kelainan disebabkan karena adanya kekurangan
atau kelebihan suatu komponen. Kelebihan fungsi hemostasis akan menyebabkan thrombosis,
sedangkan kekurangan fungsi hemostasis akan menyebabkan perdarahan (hemorrhagic
diathesis).
1. Fungsi koagulasi, yang berakhir dengan pembentukan fibrin stabil. Fungsi koagulasi
melibatkan 3 komponen, yaitu :
1. Komponen vaskuler
2. Komponen trombosit
3. Komponen koagulasi
2. Fungsi fibrinolisis, yang berakhir dengan pembentukan plasmin
(I Made Bakta, 2012).
Faktor Trombosit
Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respons hemostasis normal
terhadap cedera vaskular. Dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil
apabila tidak ada trombosit. Adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi merupakan Reaksi trombosit yang
sangat penting untuk melakukan fungsinya begitupula dengan aktivitas prokoagulannya (A.V.
Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss, 2012).
Trombosit berperan penting dalam proses awal fungsi koagulasi yang akan berakhir dengan
pembentukan sumbat trombosit (platelet plug). Trombosit akan mengalami peristiwa sebagai
berikut :
1. Platelet adhesion
2. Platelet activation
3. Platelet aggregation
Proses koagulasi darah untuk menghasilkan fibrin terdapat empat langkah utama, yaitu :
1. Langkah pertama
Proses awal yang melibatkan jalur intrinsik dan ekstrinsik yang melibatkan tenase
complex yang akan mengaktifkan faktor X menjadi faktor X aktif.
2. Langkah kedua
Pembentukan prothrombin activator (prothrombinase complex) yang akan memecah
prothrombin menjadi thrombin
3. Langkah ketiga
Prothrombin activator merubah prothrombin menjadi thrombin.
4. Langkah keempat
Thrombin memecah fibrinogen menjadi fibrin serta mengaktifkan faktor XIII sehingga
timbul fibrin yang stabil.
Faktor Koagulasi
Faktor koagulasi berfungsi dalam proses koagulasi, faktor ini disebut juga faktor
pembekuan darah. Faktor koagulasi adalah protein yang terdapat dalam darah (plasma). Protein
ini dalam keadaan tidak aktif (proensim atau zymogen) jika terjadi aktivasi, protein aktif ini
(enzim) akan mengaktifkan rangkaian aktivasi berikutnya secara beruntun, seperti sebuah tangga
(kaskade) atau seperti air terjun (waterfall). Artinya aktivasi faktor awal akan mengaktifkan
faktor berikutnya disertai dengan proses amplifikasi sehingga molekul yang dihasilkan akan
bertambah banyak.
Faktor-faktor koagulasi :
Proses pembekuan darah mempunyai tujuan untuk mengatasi vascular injury sehingga tidak
terjadi perdarahan berlebihan, tetapi proses pembekuan darah ini harus dilokalisir hanya pada
daerah injury, tidak boleh menyebar ke tempat lain karena akan membahayakan peredaran darah.
Maka, tubuh membuat mekanisme kontrol dimana endotil yang intact
memegang peranan penting.
Proses pengendalian (natural anticoagulant) serta pengenceran faktor aktif diluar tempat injury
tersebuat dapat mengendalikan proses koagulasi sehingga tidak menyebar ke tempat lain.
(I Made Bakta, 2012).
Kaskade Koagulasi
Kaskade koagulasi merupakan proses pembentukan fibrin jika digambarkan secara skematik
mirip seperti fenomena air terjun (waterfall) atau seperti tangga (cascade). Adanya aktivasi
faktor awal akan mengaktifkan faktor berikutnya (Bakta I Made, 2012).
Proses Fibrinolitik
Plasmin dibentuk pada saat proses fibrinolitik. Plasmin berguna untuk menghancurkan bekuan
atau menghancurkan fibrin setelah proses reparasi dinding pembuluh darah selesai sehingga
pembuluh darah tersebut kembali paten. Terjadinya injury (melalui kalikrein) mengaktifkan tPA
yang selanjutnya mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin. Plasmin akan memecah fibrin
menjadi FDP. Untuk mengendalikan proses fibrinolisis ini maka terdapat faktor pengendali yaitu
plasminogen activator inhibitor yang menghambat kerja tPA dan alpha-2 antiplasmin yang
menghambat kerja plasmin (I Made Bakta,2012).
Aktivator plasminogen jaringan (tPA) adalah protease serin yang mengikat fibrin. Proses ini
meningkatkan kemampuannya untuk mengubah plasminogen yang terikat pada trombus menjadi
plasmin. Kerja tPA bergantung pada fibrin, sangat membatasi pembentukan plasmin oleh tPA
pada bekuan fibrin. Pelepasan tPA terjadi setelah stimulus seperti trauma, olahraga,
atau stres emosional (A.V. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss, 2012).
image.png708×468 42.6 KB