Peraturan Pertandingan Karate 2019-1 PDF
Peraturan Pertandingan Karate 2019-1 PDF
2019
DAFTAR ISI
PASAL 1 : A R E A PERTANDINGAN K U M I T E - 1 -
PASAL 4 : PA N E L WASIT - 5 -
PASAL 6 : NILAI - 7 –
PASAL 7 : KR I T E R I A KEPUTUSAN - 10 -
PASAL 11 : P R O T E S RESMI - 17 -
PASAL 4 : PA N E L JURI - 29 -
PASAL 5 : KR I T E R I A PENILAIAN - 30 -
PASAL 7 : P R O T E S RESMI - 34 -
LAMPIRAN 1 : ISTILAH - 37 -
LAMPIRAN 2 : G E S T U R E DAN S I NY A L BENDERA - 40 -
LAMPIRAN 4 : S I M B O L PENILAIAN - 53 -
LAMPIRAN 7 : K A R AT E G I - 56 -
LAMPIRAN 8 : W O R L D C H A M P I O N S H I P S : C O N D I T I O N S & C AT E G O R I E S - 57 -
LAMPIRAN 9 : P A N D U A N W A R N A C E L A N A W A S I T D A N J U R I - 58 -
LAMPIRAN 11: T I N J A U A N V I D E O - 60 -
LAMPIRAN 1 2 : F O RM P R O T E S R E S MI - 65 -
LAMPIRAN 1 4 : K O M P E T I S I R O U N D - R O B I N ( K U M I T E ) - 68 –
1. Area adalah matras berbentuk persegi dengan jenis yang disetujui WKF, dengan sisi delapan
meter (diukur dari luar) dengan tambahan satu meter di semua sisi sebagai area aman. Harus ada
area aman berjarak dua meter di setiap sisinya. Apabila area pertandingan ditinggikan maka , area
aman harus ditambah (1) meter di setiap sisinya.
2. Dua matras terbalik dengan sisi merah sebelah atas dalam jarak satu meter dari pusat matras
untuk membentuk batas antara Kontestan. Ketika memulai atau melanjutkan pertandingan, para
kontestan akan berdiri di depan dan tengah di atas matras yang saling berhadapan.
3. Wasit akan berdiri di tengah antara dua matras yang menghadap kontestan pada jarak dua meter
dari area aman.
4. Setiap Juri akan duduk di sudut di atas matras di area aman. Wasit dapat bergerak di seluruh tatami,
termasuk area aman di mana para Juri duduk. Setiap Juri akan dilengkapi dengan bendera merah
dan biru.
5. Pengawas Pertandingan akan duduk di luar area aman, di belakang, dan di sebelah kiri atau
kanan Wasit. Dia akan dilengkapi dengan bendera merah atau tanda, dan peluit.
6. Pengawas skor akan duduk di meja skor resmi, antara pencatat skor dan pencatat waktu
7. Pelatih akan duduk di luar area aman, di sisi masing-masing di sisi tatami menghadap
meja resmi. Apabila area tatami ditinggikan, Pelatih akan ditempatkan di luar area yang
ditinggikan.
8. Garis batas satu meter harus diberi warna yang berbeda dari area matras.
PENJELASAN:
I. Tidak boleh ada papan iklan, dinding, pilar dll. Dalam jarak satu meter dari
perimeter luar area aman.
II. Matras yang digunakan harus non-slip saat diletakkan dilantai dan memiliki co- efisien
gesekan yang rendah pada permukaan atas. Wasit harus memastikan bahwa lembaran matras
tidak bergerak terpisah selama pertandingan, karena celah bisa menyebabkan cedera dan
merupakan bahaya. Matras harus disetujui WKF
1. Kontestan dan Pelatih mereka harus mengenakan pakaian resmi sebagaimana didefinisikan di
sini.
2. Komisi Wasit dapat mengeluarkan setiap pendamping atau Kontestan yang tidak mematuhi
peraturan ini.
WASIT
1. Wasit dan Juri harus mengenakan seragam resmi yang ditetapkan oleh Komisi Wasit. Seragam
ini harus dipakai di semua turnamen, briefing, dan kursus.
3. Untuk Olimpiade, Youth Olympic Games, Continental Games dan acara multisport lainnya di
mana seragam disediakan untuk Wasit dengan biaya LOC dengan nuansa & tampilan acara
tertentu, seragam resmi untuk Wasit mungkin diganti dengan seragam umum tersebut, asalkan
diminta secara tertulis kepada WKF oleh penyelenggara acara dan secara resmi disetujui oleh
WKF.
KONTESTAN
1. Kontestan harus mengenakan karate gi putih tanpa garis, bis atau bordir pribadi selain
yang secara khusus diizinkan oleh Komisi WKF. Lambang nasional atau bendera negara
dipasang di dada kiri baju dan tidak boleh melebihi ukuran keseluruhan 12 cm x 8 cm (lihat
Lampiran 7). Hanya label produsen asli yang bisa ditampilkan di gi. Selain itu, identifikasi yang
dikeluarkan oleh Panitia akan dikenakan di bagian belakang. Salah satu kontestan harus memakai
sabuk merah dan satu lagi sabuk biru. Sabuk merah dan biru harus berukuran lebar 5 cm dan
panjangnya menjuntai 15 cm di setiap sisi simpul tapi tidak lebih dari 3/4 panjang paha.
Sabuk berwarna merah dan biru polos, tanpa sulaman, bordiran pribadi, iklan atau tanda
apapun selain label dari pabrik.
2. Pengecualian ayat 1 di atas, Komite Eksekutif dapat mengijinkan pemasangan label khusus
atau merek dagang dari sponsor yang disetujui.
3. Baju, bila dikencangkan di sekitar pinggang dengan ikat pinggang, harus memiliki
panjang minimum yang menutupi pinggul, tapi tidak boleh lebih dari 3/4 panjang paha.
Kontestan perempuan mungkin memakai kaos putih polos di bawah baju Karate. Tali ikatan
harus diikat. Baju tanpa ikatan tidak boleh digunakan.
4. Panjang maksimum lengan baju tidak boleh melebihi lekukan pergelangan tangan dan
tidak lebih pendek dari 1/2 lengan bawah. Lengan baju tidak boleh digulung. Tali yang mengikat
baju harus diikat pada awal pertandingan. Jika putus pada saat pertandingan, kontestan tidak
diharuskan menggantinya.
5. Celana panjang harus cukup panjang untuk menutupi sekurangnya 2/3 tulang kering dan tidak
boleh melewati matakaki. Celana tidak boleh gulung.
6. Kontestan harus menjaga rambut tetap bersih dan memangkas agar tidak menghalangi
pertandingan. Hachimaki (bandana) tidak akan diizinkan. Jika Wasit menganggap rambut
kontestan terlalu panjang dan/atau kotor, maka dia berhak mengeluarkan kontestan dari
pertandingan itu. Jepit rambut dari logam dilarang. Pita, manik-manik dan hiasan lainnya juga
dilarang. Satu atau dua pita karet aman pada ekor kuda tunggal diizinkan
8. Kontestan harus memiliki kuku jari pendek dan tidak boleh memakai benda logam atau benda
lainnya yang bisa melukai lawan mereka. Penggunaan kawat gigi logam harus disetujui oleh
Wasit dan dokter pertandingan. Kontestan sepenuhnya bertanggung jawab penuh atas cedera apa
pun yang terjadi.
10. Kacamata dilarang. Lensa kontak lunak bisa dikenakan dengan risiko ditanggung
kontestan sendiri.
12. Semua peralatan pelindung harus secara sah diakui (homologated) WKF.
13. Adalah tugas Supervisor Pertandingan (Kansa) untuk memastikan sebelum setiap
pertandingan bahwa kontestan telah mengenakan peralatan yang disetujui. (Dalam kasus
Kejuaraan Federasi Kontinental, Internasional, atau Kejuaraan Nasional, perlu dicatat bahwa
peralatan yang disetujui WKF, harus diterima dan tidak dapat ditolak).
14. Penggunaan perban, bantalan, atau peralatan dukungan karena cedera harus disetujui oleh
Wasit atas rekomendasi dari dokter pertandingan.
PELATIH
Pelatih sepanjang waktu selama turnamen berlangsung, mengenakan pakaian resmi Federasi
Nasional mereka dan menunjukkan identitas resmi mereka, kecuali pertandingan perebutan medali
kegiatan WKF resmi, pelatih laki-laki diwajibkan mengenakan setelan jas gelap, kemeja dan dasi.
Sementara pelatih perempuan bisa memilih mengenakan gaun, celana panjang atau kombinasi jaket
dan rok dengan warna gelap. Pelatih perempuan bisa memakai penutup kepala yang diwajibkan agama
yang tipenya disetujui WKF (seperti yang digunakan Wasit dan Juri).
PENJELASAN:
I. Kontestan harus memakai sabuk tunggal. Ini akan menjadi merah untuk AKA dan biru untuk
AO. Sabuk tingkatan tidak boleh dipakai selama pertandingan.
II. Pelindung gusi harus sesuai dan pas.
III. Jika seorang kontestan memasuki area tidak berpakaian atau mengenakan perlengkapan
dengan benar, dia tidak akan segera didiskualifikasi; tapi diberi waktu 1 menit untuk
memperbaikinya.
IV. Jika Komisi Wasit setuju, Wasit diperbolehkan melepaskan jas mereka.
2. Untuk WKF World dan Continental Championships, empat Peraih medali (emas, perak dan dua
perunggu) dari pertandingan sebelumnya akan diunggulkan.(seeded) . Untuk Karate 1 -
Premier League , Kontestan delapan peringkat teratas dalam Peringkat Dunia WKF per hari
sebelum pertandingan dilaksanakan Hak sebagai atlit yang diunggulkan tidak akan hilang atau
turun ke tempat yang lebih rendah apabila tidak adanya Kontestan yang memenuhi syarat
untuk diunggulkan
3. Sistem eliminasi dengan repechage akan diterapkan kecuali jika ditentukan secara khusus
untuk sebuah pertandingan. Apabila sistem round-robin digunakan, prosedur mengikuti
struktur yang dijelaskan dalam LAMPIRAN 14: CONTOH ROUND-ROBIN.
5. Dalam pertandingan individu tidak ada Kontestan yang dapat digantikan oleh yang lain setelah
pengundian berlangsung.
6. Kontestan individu atau tim yang tidak hadir saat dipanggil akan
didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori tersebut. Pada pertandingan beregu, jika ada kontestan
salah satu regu tidak hadir maka skor 8-0 diberikan untuk regu lawan. Diskualifikasi oleh
KIKEN berarti bahwa kontestan didiskualifikasi dari nomor tersebut, tetapi tidak
mempengaruhi keikutsertaanya dalam nomor lain.
7. Regu Putra terdiri dari 7 anggota dengan 5 orang bertanding dalam 1 babak. Regu Putri
terdiri dari 4 anggota dengan 3 orang bertanding dalam 1 babak.
PENJELASAN:
I. “Sebuah "babak" adalah tahapan tersendiri dalam sebuah pertandingan yang mengarah
pada penentuan finalis. Dalam pertandingan eliminasi Kumite, sebuah babak
mengeliminasi 50% kontestan yang bertanding, termasuk kontestan yang bye. Dalam konteks ini,
babak berlaku baik dalam eliminasi primer atau repechage. Dalam pertandingan matriks, atau
"round robin", sebuah putaran memungkinkan semua kontestan saling bertemu dengan
masing- masing kontestan lainnya.
III. Penggunaan nama kontestan hanya menyebabkan masalah pengucapan dan identifikasi. Nomor
ID WKF harus diberikan dan digunakan.
IV. Saat berbaris sebelum pertandingan, tiap regu akan menghadirkan kontestan yang benar-
benar akan bertanding untuk babak itu. Kontestan yang tidak bertanding dan Pelatih tidak
termasuk dan harus duduk di area yang disediakan untuk mereka.
V. Dalam pertandingan beregu, tiap regu Putra harus menghadirkan setidaknya 3 kontestan dan
tiap regu Putri harus menghadirkan setidaknya 2 kontestan. Sebuah regu dengan jumlah
anggotanya kurang dari jumlah yang ditetapkan diatas, tidak diperbolehkan bertanding (Kiken).
VI. Saat mengumumkan diskualifikasi oleh KIKEN, Wasit akan memberi isyarat dengan
mengarahkan jarinya ke sisi kontestan atau regu yang hilang, mengumumkan "AKA/AO Kiken",
dan kemudian "AKA/AO No Kachi" memberikan sinyal untuk Kachi (menang) bagi lawannya.
VII. Formulir urutan kontestan yang akan bertanding dapat diserahkan oleh Pelatih atau kontestan
yang ditunjuk oleh regu tersebut. Jika Pelatih menandatangani formulir tersebut, maka dia harus
menuliskan identitasnya dengan jelas; Jika tidak maka bisa ditolak. Daftar tersebut harus
menyertakan nama kontingen, warna sabuk yang akan dipakai dalam babak tersebut, dan urutan
kontestan yang akan bertanding. Baik nama kontestan maupun jumlah pertandingan harus
disertakan, dan formulir ditandatangani oleh pelatih, atau orang yang ditunjuk.
VIII. Pelatih harus menunjukkan tanda pengenal mereka bersama dengan regu mereka ke
meja pertandingan. Pelatih harus duduk di kursi yang disediakan dan tidak boleh
mengganggu kelancaran pertandingan dengan kata atau perbuatan.
IX. Jika terjadi kesalahan dalam mencatat, kontestan yang salah bertanding, maka apapun dari
hasilnya, pertandingan tersebut dinyatakan batal demi hukum. Untuk mengurangi kesalahan
tersebut maka pemenang dalam tiap kelas harus memastikan kemenangan di meja pertandingan
sebelum meninggalkan area tersebut.
1. Panel Wasit untuk setiap pertandingan terdiri dari 1 Wasit (SHUSHIN), 4 Juri (FUKUSHIN),
dan 1 Pengawas Pertandingan (KANSA).
2. Wasit, Juri dan Pengawas Pertandingan (KANSA) Kumite tidak boleh berkebangsaan yang sama
atau berasal dari Federasi Nasional yang sama dari kontestan yang bertanding.
PENJELASAN:
I. Pada awal pertandingan Kumite, Wasit berdiri di tepi luar area pertandingan. Di posisi kiri
Wasit Juri nomor 1 dan 2, dan di kanannya berdiri Juri nomor 3 dan 4.
II. Setelah saling hormat antara kontestan dan panel wasit, Wasit mundur selangkah,
Juri dan Wasit berbalik dan bersama-sama membungkuk untuk memberi hormat. Kemudia
semua menempati posisi masing-masing..
III. Saat pergantian Panel, Panel yang mengganti, kecuali Pengawas Pertandingan, mengambil
posisi pada awal pertandingan. Panel yang diganti berbaris dengan berbalik menghadap Panel
pengganti kemudian saling menghormat, dan kemudian meninggalkan daerah
itu bersama-sama.
IV. Ketika penggantian Juri perseorangan, Juri yang mengganti menuju ke Juri yang diganti, mereka
menghormat dan melakukan pergantian..Dalam pertandingan beregu, seluruh Panel WASI T
memegang kualifikasi yang dipersyaratkan, posisi Wasit dan Juri dapat dirotasi untuk setiap
parai..
2. Skor diberikan saat teknik dilakukan sesuai dengan kriteria berikut ke area pemberian sko
a. Bentuk yang bagus
b. Sikap sportif
c. Penerapan penuh semangat
d. Kesadaran/kewaspadaan penuh (ZANSHIN)
e. Waktu yang tepat
f. Jarak yang benar
7. Teknik efektif yang dilancarkan pada saat bersamaan dengan isyarat berakhirnya
pertandingan, dinyatakan sah. Sebuah teknik efektif, dilancarkan setelah perintah untuk
menunda atau menghentikan pertandingan (YAME) tidak akan dinilai dan dapat
mengakibatkan hukuman kepada penyerang.
8. Teknik yang dilancarkan saat kedua kontestan berada di luar area pertandingan
tidak akan dinilai meskipun teknik tersebut memenuhi kriteria. Namun, jika salah satu
kontestan melancarkan teknik yang memenuhi kriteria ketika dia masih di dalam area
pertandingan dan sebelum Wasit meneriakkan "YAME", maka teknik tersebut akan dinilai.
PENJELASAN:
Untuk bisa memperoleh nilai, teknik harus dilancarkan pada area penilaian seperti dijelaskan dalam
PASAL 6 di atas. Teknik tersebut harus dikontrol penuh pada area yang diserang dan harus memenuhi
6 kriteria penilaian pada ayat 2 di atas.
II. Saat seorang kontestan dijatuhkan sesuai aturan, tergelincir, terjatuh, atau tidak lagi
bertumpu di atas kedua kakinya dan kemudian lawan melancarkan teknik yang bernilai, maka
nilainya adalah IPPON.
III. "Bentuk Yang Baik" adalah teknik yang mempunyai karakteristik yang sesuai dengan efektivitas
yang memungkinkan dalam kerangka konsep Karate tradisional.
IV. “Sikap Sportif” adalah komponen dari bentuk yang baik dan mengacu pada sikap tidak
konsentrasi besar yang jelas saat melahirkan teknik penilaian.
V. “Penerapan Penuh Semangat” menggambarkan teknik yang bertenaga dan kecepatan yang
diperlihatkan dengan jelas saat melakukannya dengan keinginan untuk berhasil.
VI. “Kesadaran/Kewaspadaan Penuh” adalah kriteria yang paling sering terabaikan saat
nilai diberikan. Zanshin adalah komitmen kontestan untuk terus mempertahankan kesadaran,
konsentrasi dan kesadaran total akan potensi lawan untuk melakukan serangan balasan.
Misalnya : Dia tidak memalingkan wajahnya saat melancarkan teknik dan tetap menghadap
lawan.
VII. “Waktu Yang Tepat” berarti melancarkan teknik pada saat akan berdampak efektif dan
menghasilkan efek potensial terbesar.
VIII. “Jarak Yang Benar” berarti melancarkan sebuah teknik pada jarak yang tepat dimana akan
memiliki efek potensial terbesar. Jadi, jika teknik ini dilancarkan pada lawan yang dengan cepat
bergerak menghindar/menjauh, dampak potensi teknik tersebut berkurang.
IX. Jarak juga berhubungan dengan titik ketika suatu teknik yang dilancarkan sepenuhnya berhenti
X. Teknik yang buruk tetaplah buruk – tidak peduli dari di mana dan bagaimana teknik tersebut
dilancarkan. Sebuah teknik, yang amat buruk dalam segi ”bentuk yang baik”, atau
kurang memiliki kekuatan, tidak akan dinilai.
XI. Teknik, yang berada di bawah sabuk, bisa dinilai asalkan berada di atas tulang kemaluan.
Leher dan kerongkongan adalah area sasaran, namun sama sekali tidak boleh ada kontak
dengan tenggorokan. Nilai dapat diberikan untuk teknik yang terkontrol dengan benar,
yang tidak menyentuh tenggorokan.
XII. Sebuah teknik, yang berada di atas tulang belikat, bisa dinilai. Bagian bahu yang tidak
masuk penilaian adalah sambungan antara tulang atas lengan dengan tulang belikat dan tulang
selangka.
XIII. Isyarat bel menandakan akhir dari kemungkinan pengambilan nilai dalam pertandingan itu,
meskipun Wasit mungkin secara tidak sengaja menghentikan pertandingannya dengan segera.
Tetapi isyarat bel akhir pertandingan tidak berarti bahwa hukuman-hukuman tidak dapat
dijatuhkan lagi. Hukuman tetap dapat dijatuhkan oleh Panel Wasit sampai kontestan
meninggalkan area pertandingan setelah keputusan pemenang. Hukuman bisa juga dijatuhkan
setelah itu, tapi hanya oleh Komisi Wasit atau Komisi Disiplin dan Hukum.
XIV. Jika kedua kontestan saling melancarkan serangan pada saat bersamaan, kriteria
penilaian "waktu yang tepat" belum terpenuhi, dan sebenarnya adalah tidak ada
nilai. Namun kedua kontestan mungkin menerima nilai masing-masing jika masing-masing
memperoleh 2 bendera yang menguntungkan mereka, dan nilai keduanya terjadi sebelum
"Yame" - dan isyarat waktu habis.
XV. Jika seorang kontestan mencetak lebih dari 1 teknik berturut-turut sebelum pertandingan
dihentikan, kontestan akan mendapatkan nilai untuk teknik yang lebih tinggi, tidak peduli
urutan teknik yang dilancarkan. Contoh: Jika tendangan menghasilkan nilai setelah
pukulan yang juga bernilai, nilai untuk tendangan akan diberikan terlepas apakah pukulan itu
dicetak lebih dulu - karena tendangan memiliki nilai lebih tinggi.
1. Hasil pertandingan ditentukan bila ada seorang kontestan yang mendapatkan keunggulan
dengan selisih 8 poin, atau pada waktu habis memiliki jumlah nilai lebih tinggi, lebih unggul
karena telah mendapat “keunggulan nilai pertama tanpa perlawanan” (SENSHU), memperoleh
kemenangan karena pengambilan keputusan (HANTEI), atau lawan memperoleh HANSOKU,
SHIKKAKU atau KIKEN.
2. Tidak ada pertandingan perorangan yang bisa dinyatakan seri. Hanya dalam pertandingan
beregu, ketika pertandingan berakhir dengan skor yang sama, atau tidak ada nilai, dan tidak
ada kontestan yang telah mendapatkan SENSHU, maka Wasit mengumumkan seri
(HIKIWAKE).
3. Dalam semua nomor pertandingan, jika setelah waktu habis nilainya sama, namun satu
kontestan telah memperoleh “keunggulan nilai pertama tanpa perlawanan” (SENSHU), maka
kontestan tersebut akan dinyatakan sebagai pemenang. Dalam nomor perorangan, jika tidak ada
nilai yang diperoleh oleh kedua kontestan, atau nilainya sama ada yang memperoleh
SHENSU, makakeputusan pemenang akan diambil berdasarkan pilihan 4 Juri dan 1
Wasit, yang masing-masing memberikan pilihan mereka. Keputusan memenangkan salah satu
kontestan adalah wajib dan harus diambil berdasarkan kriteria berikut:
a. Sikap, semangat juang, dan kekuatan yang ditunjukkan oleh kontestan.
b. Keunggulan taktik dan teknik yang ditampilkan.
c. Kontestan yang lebih berinisiatif memulai dan melakukan aksi yang dominan.
4. Kontestan yang telah mendapatkan SENSHU tetapi pada saat waktu kurang dari
15 detik menjelang pertandingan (Ato Shibaraku) kemudian mendapatkan peringatan Kategori 2
untuk menghindari pertandingan (avoiding combat) untukinsiden berikut ini: Jogai, melarikan
diri, menarik, mendorong, bergumul, bergulat, atau beradu dada – maka kontestan tersebut akan
secara otomatis kehilangan keunggulan/SHENSU tersebut , Wasit akan menunjukkan tanda
peringatan yang berlaku (peringatan kategori 2 Hanshoku Chui) diikuti dengan tanda untuk
SENSHU dan akhirnya tanda pembatalan (TORIMASEN) untuk meminta dukungan para
Juri. Setelah Wasit didukung oleh minimal dua bendera dia akan mengulangi sinyal
disertai perintah verbal untuk masing-masing tanda.
Jika SENSHU telah ditarikdibatalkan saat kurang dari 15 detik tersisa dari pertandingan tersebut,
tidak ada lagi pemberian SENSHU kepada kontestan manapun.
Dalam kasus di mana SENSHU telah diberikan, namun video review yang diminta pelatih
lawan berhasil menunjukkan bahwa lawan juga meraih nilai, menunjukkan berarti skor
Tersebut bukan tanpa perlawanan, prosedur diatas pembatalan SHENSU diatas juga bisa
digunakan.
Regu pemenang adalah yang memiliki jumlah kemenangan yang paling banyak, termasuk yang
dimenangkan oleh SENSHU. Jika 2 regu memiliki jumlah kemenangan pertandingan yang sama,
maka regu pemenang adalah regu yang mempunyai jumlah nilai terbanyak dengan
mempertimbangkan kemenangan dan kekalahan tiap kelas. Perbedaan nilai maksimum pada tiap
kelas adalah 8.
5. Jika 2 regu memiliki jumlah kemenangan dan jumlah nilai kemenangan yang sama, maka
dilakukan pertandingan penentuan. Masing-masing regu menetapkan satu kontestan dari regu
mereka untuk bertarung dalam pertandingan tambahan, tidak peduli apakah kontestan tersebut
sudah bertanding di 2 regu tersebut. Jika pertandingan tambahan tidak menghasilkan pemenang
berdasarkan keunggulan poin, atau kontestan manapun tidak menerima SENSHU, maka
pemenang pertandingan tambahan tersebut akan ditentukan berdasarkan HANTEI sesuai
AN 10 PERATURAN PERTANDINGAN KARATE 2019
prosedur yang sama seperti pertandingan perorangan. Hasil HANTEI pertandingan tambahan
tersebut juga akan menentukan hasil pertandingan beregu.
7. Dalam kasus di mana AKA dan AO didiskualifikasi dalam pertandingan yang sama oleh
HANSOKU, lawan yang dijadwalkan untuk babak berikutnya akan menang dengan bye (dan
tidak ada hasil diumumkan), kecuali jika diskualifikasi ganda terjadai saat pertandingan perebutan
medali, maka pemenangnya akan ditentukan melalui Hantei.
PENJELASAN:
I. Ketika memutuskan hasil pertandingan dengan suara (HANTEI) pada akhir pertandingan
yang hasilnya belum meyakinkan, Wasit akan bergerak menuju batas area pertandingan dan
menyerukan "HANTEI", diikuti oleh tiupan dua nada peluit. Para Juri akan menunjukkan
pendapat mereka dengan menggunakan bendera mereka dan Wasit pada saat bersamaan akan
menentukan pilihannya dengan isyarat tangan. Kemudian Wasit meniup peluit 1 nada secara
singkat, kembali ke posisi semula dan menyatakan hasil keputusan yang menunjukkan
pemenangnya dengan cara biasa.
II. “Keunggulan nilai pertama tanpa perlawanan” (SENSHU) adalah ketika satu kontestan
telah mendapatan nilai pertama pada lawan tanpa lawan tersebut memasukkan nilai juga..
Jika kedua kontestan sama-sama mendapatkan nilai, maka tidak ada keunggulan/SHENSU
diberikan, dan kedua kontestan menyimpan kemungkinan memperoleh SENSHU untuk
kesempatan berikutnya di pertandngan tersebut.
1. Teknik yang mengakibatkan kontak berlebihan, meskipun ke area sasaran, dan teknik yang
mengakibatkan kontak di tenggorokan.
2. Serangan pada lengan, tungkai kaki, kemaluan, persendian, dan punggung kaki (instep).
3. Serangan ke wajah dengan teknik tangan terbuka.
4. Teknik bantingan yang berbahaya dan terlarang.
KATEGORI 2
PENJELASAN:
I. Pertandingan karate adalah olahraga, dan karena alasan itu beberapa teknik paling berbahaya
dilarang dan semua teknik harus dikontrol. Kontestan dewasa yang terlatih sanggup menerima
pukulan yang relatif cukup kuat pada daerah berotot seperti perut, namun kenyataannya tetap
saja daerah kepala, wajah, leher, selangkangan dan sendi sangat rentan terhadap cedera. Oleh
karena itu teknik apapun, yang mengakibatkan cedera, dapat dikenakan sanksi kecuali
jika disebabkan oleh penerima itu sendiri. Kontestan harus melakukan semua teknik dengan
kontrol dan bentuk yang baik, sebab jika tidak, maka teknik apapun yang disalahgunakan
tersebut akan mendapatkan peringatan atau hukuman. Perhatian khusus harus diberikan untuk
kategori Kadet dan Junior.
II. KONTAK WAJAH - SENIOR: Untuk kontestan Senior, kontak yang tidak mencederai, ringan,
terkontrol "sentuhan" ke wajah, kepala, dan leher diperbolehkan (tapi tidak ke tenggorokan). Bila
kontak dianggap oleh Wasit terlalu kuat, namun tidak mengurangi peluang Kontestan untuk
menang, sebuah peringatan (CHUKOKU) dapat diberikan. Kontak kedua dalam situasi yang
sama akan menghasilkan KEIKOKU. Pelanggaran lebih lanjut akan menghasilkan HANSOKU
CHUI. Setiap kontak lebih lanjut, meski tidak cukup signifikan untuk mempengaruhi peluang
lawan menang, tetap akan menghasilkan HANSOKU.
III. KONTAK WAJAH - KADET DAN JUNIOR: Untuk kontestan Kadet dan Junior tidak boleh
ada kontak dengan teknik tangan ke kepala, wajah, atau leher. Kontak apapun, tidak peduli
seberapa ringan, akan dikenakan sanksi, seperti pada paragraf II di atas, kecuali yang
disebabkan oleh penerimanya sendiri (MUBOBI). Tendangan Jodan bisa membuat sentuhan
paling ringan ("sentuhan kulit") dan tetap dinilai. Lebih dari sekadar sentuhan kulit akan
mendapatkan peringatan atau hukuman kecuali jika disebabkan oleh penerimanya (MUBOBI).
Bagi kontestan yang berusia di bawah 14 tahun, lihat LAMPIRAN 10 untuk pembatasan lebih
lanjut.
VI. Wasit harus terus mengamati kontestan yang cedera sampai pertandingan dilanjutkan. Penundaan
singkat dalam memberikan pengamatan memungkinkan gejala cedera seperti mimisan
berkembang. Pengamatan juga akan mengungkapkan setiap taktik oleh kontestan untuk
memperparah cedera ringannya Misalnya: menghembuskan nafas kuat-kuat melalui hidung yang
terluka, atau menggosok wajah secara kasar.
V. Cedera-cedera yang sudah ada sebelumnya bisa menghasilkan gejala melebihi tingkat
kontak yang terjadi saat itu dan Wasit harus mempertimbangkan hal ini saat mempertimbangkan
hukuman karena kontak yang tampaknya berlebihan. Misalnya, apa yang tampaknya merupakan
kontak yang relatif ringan dapat mengakibatkan lawan tidak dapat melanjutkan
pertandingannya karena efek kumulatif cedera yang dialami dalam pertandingan
sebelumnya. Sebelum memulai pertandingan, Manajer Tatami harus memeriksa kartu-kartu
medis dan memastikan bahwa para kontestan fit untuk bertanding. Wasit harus diberitahu jika
seorang kontestan pernah dirawat karena cedera.
VI. Kontestan yang bereaksi berlebihan terhadap kontak ringan, dalam upaya agar Wasit
menghukum lawan mereka, seperti menahan wajah dan terhuyung- huyung, atau jatuh
tidak perlu, akan mendapatkan hukuman untuk diri mereka sendiri.
VII. Berpura-pura cedera padahal sama sekali tidak ada, merupakan pelanggaran serius terhadap
AN 12 PERATURAN PERTANDINGAN KARATE 2019
peraturan. SHIKKAKU akan dikenakan pada peserta yang pura- pura cedera, seperti roboh dan
berguling-guling di lantai yang tidak didukung oleh bukti cedera sebanding yang dilaporkan oleh
dokter netral.
VIII. Tindakan melebih-lebihkan dampak dari cedera yang sebenarnya lebih ringan, bukanlah hal
serius tetapi tetap dianggap sebagai perilaku yang tidak dapat diterima dan oleh karena itu
tindakan pertama akan menerima peringatan minimal HANSOKU CHUI. Perbuatan yang lebih
serius seperti sempoyongan, jatuh di lantai,berdiri, lalu jatuh lagi dan seterusnya dapat
menerima HANSOKU secara langsung tergantung beratanya pelanggaran tersebut.
IX. Kontestan, yang menerima SHIKKAKU karena pura-pura cedera akan dikeluarkan
dari area pertandingan dan langsung diserahkan ke tangan Komisi Kesehatan WKF,
yang akan segera melakukan pemeriksaan segera terhadap kontestan tersebut. Komisi Medis
akan menyampaikan laporannya sebelum Kejuaraan berakhir, sebagai bahan pertimbangan
Komisi Wasit. Kontestan yang berpura-pura cedera akan dikenai hukuman terberat, sampai dan
termasuk penangguhan seumur hidup untuk pelanggaran berulang-ulang.
X. Tenggorokan adalah daerah yang sangat rentan dan bahkan kontak sekecil apapun akan
mendapat peringatan atau dihukum, kecuali jika itu adalah kesalahan penerima itu sendiri.
XI. Teknik jatuhan terbagi menjadi dua jenis. (1) Teknik sapuan kaki karate "konvensional" yang
sudah mapan seperti ashi barai, ko uchi gari, dan lain- lain, di mana lawan disapu hingga
terganggu keseimbangan atau dijatuhkan tanpa harus dirpegang terlebih dahulu - dan (2)
bantingan yang mengharuskan lawannya dipegang 1 tangan atau ditahan saat bantingan
tersebut dilaksanakan.
Satu-satunya jatuhan yang boleh dilakukan dengan kedua tangan adalah ketika menangkap
kaki lawan yang sedang menendang. Titik poros (pivot point) tidak boleh berada di atas
sabuk pelempar dan lawan harus tetap dipegang, sehingga pendaratan yang aman bisa
dilakukan.
Bantingan diatas bahu seperti seoi nage, kata guruma dan lain-lain, dan bantingan dengan
menjatuhkan diri sendiri seperti tomoe nage, sumi gaeshi dan lain-lain, sangat dilarang.
Dilarang juga untuk membekap lawan di bawah pinggang dan mengangkat kemudian
menjatuhkan lawan, atau membungkuk untuk menarik kaki dari bawah mereka.
Jika seorang kontestan terluka akibat teknik lempar, Juri akan memutuskan apakah
hukuman itu perlu dijatuhkan. Kontestan dapat merebut lawan atau karategi dengan 1 tangan
untuk tujuan menjatuhkan atau langsung melancarkan teknik ternilai - tapi tidak dengan terus-
menerus berpegang pada lawan. Memegang dengan 1 tangan dilakukan ketika akan
melancarkan teknik ternilai atau bantingan, atau untuk menahan jatuhnya lawan.
Memegang dengan kedua tangan hanya diijinkan saat meraih kaki tendangan lawan dengan
maksud menjatuhkannya.
XII. Teknik tangan terbuka ke wajah dilarang karena membahayakan penglihatan kontestan.
XIII. JOGAI terjadi dalam situasi di mana kaki kontestan, atau bagian tubuh lainnya, menyentuh
lantai di luar area pertandingan. Pengecualian adalah saat kontestan secara fisik didorong
atau dilempar dari area oleh lawan. Peringatan harus diberikan meskipun JOGAI dilakukan
untuk pertama kali.
Definisi untuk JOGAI sudah tidak lagi "berulang kali keluar", tapi hanya "keluar bukan
karena disebabkan oleh lawan". Tapi jika waktu kurang dari 15 detik (Ato Shibaraku), Wasit
minimal langsung menerapkan HANSOKU CHUI pada kontestan yang JOGAI.
XIV. Kontestan yang melancarkan teknik menghasilkan nilai dan kemudian keluar dari area
pertandingan sebelum Wasit meneriakkan "YAME" maka akan diberi nilai dan Jogai tidak akan
dikenakan. Jika usaha kontestan untuk mendapatkan nilai gagal maka akan menjadi Jogai.
XV. Jika AO keluar tepat setelah AKA menghasilkan nilai, maka "YAME" akan diucapkan
AN 13 PERATURAN PERTANDINGAN KARATE 2019
karena terjadi nilai tersebut dan AO tidak dianggap JOGAI. Jika AO keluar, atau telah keluar
saat nilai AKA dibuat (dengan AKA masih berada di area pertandingan), maka nilai AKA akan
diberikan dan AO akan mendapat peringatan/hukuman untuk JOGAI.
XVI. Penting untuk dipahami bahwa "Menghindari Pertarungan" mengacu pada situasi di mana
kontestan mencoba mencegah lawan memiliki kesempatan untuk mendapatkan nilai dengan
perilaku membuang-buang waktu. Kontestan yang memilih terus-menerus mundur tanpa
serangan balasan yang efektif, yang memegang, meraih, atau keluar dari area daripada
membiarkan lawan mendapat kesempatan untuk mendapatkan nilai harus diberi peringatan atau
hukuman. Hal ini sering terjadi pada detik-detik akhir pertandingan. Jika pelanggaran terjadi
sebelum 15 detik atau lebih dari waktu pertandingan yang tersisa, dan kontestan tersebut belum
memiliki peringatan Kategori 2 sebelumnya, Wasit akan memperingatkan pelaku tersebut
dengan menerapkan CHUKOKU. Jika telah terjadi pelanggaran atau pelanggaran Kategori 2
sebelumnya, ini akan mengakibatkan KEIKOKU diberlakukan. Jika terjadi pada saat waktu
kurang dari 15 detik terakhir (Ato Shibaraku), Wasit akan secara langsung mengenakan
HANSOKU CHUI pada pelaku (tidak peduli apakah telah ada KEIKOKU Kategori 2
sebelumnya atau tidak). Jika sebelumnya sudah ada HANSOKU CHUI Kategori 2, Wasit akan
menghukum pelaku dengan HANSOKU dan memberikan kemenangan kepada lawan.
Namun, Wasit harus memastikan bahwa perilaku kontestan bukanlah tindakan
mempertahankan diri karena lawan bertindak dengan cara sembrono dan membahayakan. Kalau
itu penyebabnya, maka penyeranglah yang harus diberi peringatan atau hukuman.
XVII. “Bersikap Pasif” mengacu pada situasi di mana kedua kontestan tidak saling melancarkan
teknik dalam jangka waktu yang tertentu.
XIX. Segala tindakan tidak sopan dari seorang anggota delegasi resmi dapat mengakibatkan
kontestan, seluruh regu atau kontingen mendapatkan diskualifikasi dari kejuaraan.
HANSOKU Hukuman diskualifikasi karena pelanggaran yang sangat serius atau ketika
HANSOKU-CHUI telah diberikan. Pada pertandingan beregu nilai lawan
AN 14 PERATURAN PERTANDINGAN KARATE 2019
menjadi 0 dan nilai korban menjadi 8.
II. Ada 2 tingkat hukuman: HANSOKU dan SHIKKAKU, keduanya menyebabkan kontestan
yang melanggar peraturan didiskualifikasi dari :Pertandingan yang dijalani (HANSOKU)
III. suatu pertandingan dan keseluruhan turnamen (SHIKKAKU). Sanksi SHIKKAKU selanjutnya
masih dapat dikenakan oleh Komisi Hukum dan Disiplin berdasarkan hasil pengaduan.
V. Suatu peringatan terhadap pelanggaran peraturan bisa langsung dikenakan tapi begitu
diberikan pengulangan kategori pelanggaran tersebut harus disertai dengan peningkatan tingkat
peringatan atau pemberian hukuman yang sesuai. Tidak boleh misalnya, memberi peringatan
untuk kontak yang berlebihan lalu memberi peringatan lain dengan tingkat yang sama untuk
kontak berlebihan kedua.
VI. CHUKOKU biasanya diberikan terhadap pelanggaran pertama oleh pelanggar, yang
kesalahannya tidak akan mengurangi peluang lawan untuk menang.karena kesalahan lawan
VII. KEIKOKU biasanya diberikan kepada pelanggar di mana potensi lawan untuk menang sedikit
berkurang (menurut pendapat para Juri). karena kesalahan lawan
VIII. HANSOKU CHUI bisa diberikan secara langsung kepada pelanggar atau setelah KEIKOKU dan
diberikan karena potensi lawan untuk menang telah dikurangi secara serius (menurut pendapat
para Juri) karena kesalahan lawan
IX. HANSOKU diberikan untuk pelanggar karena akumulasi pelanggarannya atau dapat juga
diberikan secara langsung untuk pelanggaran peraturan berat. Ini digunakan karena
kesalahannnya maka ketika potensi lawan untuk menang telah dikurangi hampir menjadi nol
(menurut pendapat para Juri). karena kesalahan lawan
X. Setiap kontestan yang menerima HANSOKU karena menyebabkan cedera, dan menurut
pendapat dari Juri dan Manajer Tatami, bertindak dengan sembrono atau berbahaya atau yang
dianggap tidak memiliki keterampilan kontrol yang diperlukan untuk pertandingan WKF, akan
dilaporkan ke Komisi Wasit. Komisi Wasit harus memutuskan apakah kontestan tersebut harus
dikeluarkan dari pertandingan danatau pertandingan berikutnya.
1. KIKEN atau mengundurkan diri adalah keputusan yang diberikan, ketika seorang
kontestan tidak hadir saat dipanggil, tidak mampu melanjutkan, meninggalkan pertandingan,
atau mengabaikan perintah Wasit. Alasan untuk meninggalkan pertandingan termasuk cedera
yang tidak diakibatkan oleh tindakan lawan saat bertanding. KIKEN berarti bahwa kontestan
didiskualifikasi dari kategori tersebut, namun tidak mempengaruhi keikutsertaannya dalam
kategori yang lain.
2. Jika dua kontestan saling mencederai, atau menderita akibat cedera yang terjadi
sebelumnya, dan dinyatakan oleh Dokter Pertandingan kedua kontestan agar tidak
melanjutkannya, pertandingan tersebut dimenangkan oleh kontestan yang telah mengumpulkan
nilai terbanyak. Dalam pertandingan perorangan jika nilainya sama, maka pemungutan suara
(HANTEI) akan menentukan hasil pertandingan, kecuali salah satu kontestan telah
memperoleh SENSHU. Dalam Pertandingan Beregu Wasit akan mengumumkan seri
(HIKIWAKE), kecuali salah satu kontestan telah memperoleh SENSHU. Jika situasi terjadi
dalam pertandingan tambahan untuk menentukan Pertandingan Beregu, maka pemungutan suara
(HANTEI) akan menentukan pemenangnya, kecuali jika salah satu kontestan telah memperoleh
SENSHU.
3. Kontestan yang cedera yang telah dinyatakan tidak layak untuk bertanding oleh dokter
pertandingan tidak bisa bertanding lagi dalam Pertandingan tersebut.
4. Kontestan yang cedera dan menang dalam pertandingan melalui diskualifikasi karena cedera
tidak diperbolehkan bertarung lagi di pertandingan tanpa izin dari dokter turnamen.
5. Saat seorang kontestan terluka atau cedera, Wasit segera menghentikan pertandingannya
dan menghubungi dokter. Dokter berwenang untuk mendiagnosis dan mengobati luka
saja/menangani cedera saja.
6. Kontestan yang terluka dalam pertandingan yang sedang berlangsung dan memerlukan
perawatan medis akan diizinkan 3 menit untuk menerima penanganan medis. Jika perawatan
tidak selesai dalam waktu yang diperbolehkan, Wasit akan memutuskan apakah
Kontestan dinyatakan tidak layak untuk bertanding (PASAL 13, Paragraf 8d), atau memberikan
perpanjangan waktu penanganan medis.
7. Setiap kontestan yang terjatuh, dilempar, atau dijatuhkan, dan tidak bisa berdiri tegak
dengan kuat pada kedua kakinya dalam 10 detik, dianggap tidak layak untuk melanjutkan
pertandingan dan secara otomatis dikeluarkan dari semua nomor Kumite paada pertandingan
tersebutu. Saat kontestan terjatuh, dilempar, atau dijatuhkan, dan tidak bisa segera berdiri
tegak dengan kuat pada kedua kakinya, Wasit akan menghubungi dokter, dan pada saat yang
sama memulai hitungan verbal sampai 10 dalam bahasa Inggris dan dengan menunjukkan jari
untuk setiap detik penghitungannya. Dalam semua kondisi di mana hitungan 10 detik telah
dimulai, dokter akan diminta untuk memeriksa kontestan sebelum pertandingan tersebut dapat
dilanjutkan kembali. Untuk insiden robohnya kontestan yang berada dalam peraturan 10 detik ini,
kontestan dapat diperiksa di area matras.
AN 16 PERATURAN PERTANDINGAN KARATE 2019
PENJELASAN:
I. Jika dokter menyatakan bahwa kontestan tidak layak bertanding, catatan tentang hal itu
harus dilakukan pada kartu pemantauan kontestan. Tingkat keadaan tidak sehat harus
dijelaskan ke Panel Wasit.
III. Wasit harus menghubungi dokter saat seorang kontestan terluka dan membutuhkan
perawatan medis dengan mengangkat tangannya dan secara lisan memanggil "Dokter".
IV. Jika secara fisik bisa dilakukan, kontestan yang cedera harus dikeluarkan dari area matras
untuk pemeriksaan dan perawatan oleh dokter.
VI. Juri akan menentukan pemenang berdasarkan HANSOKU, KIKEN, atau SHIKKAKU.
VII. Dalam pertandingan beregu, jika anggota regu menerima KIKEN, atau didiskualifikasi
(HANSOKU atau SHIKKAKU), nilai mereka untuk pertandingan tersebut, akan menjadi 0 dan
nilai lawan akan menjadi 8.
2. Jika prosedur perwasitan tampaknya bertentangan dengan peraturan, pelatih atau perwakilan
resmi adalah satu-satunya yang diperbolehkan melakukan protes.
5. Setiap protes mengenai penerapan peraturan harus disampaikan oleh pelatih selambat-
lambatnya 1 menit setelah akhir pertandingan. Pelatih akan meminta formulir protes
resmi dari Manajer Tatami dan memiliki waktu 4 menit untuk mengisinya, menandatangani
dan mengajukan kepada Manajer Tatami dengan menyetorkan biaya yang sesuai. Manajer Tatami
akan segera menyerahkan formulir protes yang telah diisi tersebut ke perwakilan Juri Banding
yang akan memiliki waktu 5 menit untuk membuat keputusan.
6. Pihak yang memprotes harus menyetor deposit Biaya Protes yang telah disetujui oleh
Komisi Wasit, yang diserahkan bersamaan dengan protes yang diajukan ke perwakilan Juri
Banding.
9. Protes Ditolak
Jika protes ditolak, Juri Banding akan menunjuk salah satu anggotanya untuk memberi tahu
secara verbal kepada pemrotes bahwa protes tersebut telah ditolak, menandai dokumen aslinya
dengan kata "DITOLAK", dan masing- masing anggota Juri Banding telah menandatanganinya
sebelum menyetorkan biaya protes kepada Bendahara, yang akan meneruskannya ke
Sekretaris Jenderal.
10. Protes Diterima
Jika sebuah protes diterima, Juri Banding akan bekerja sama dengan Komisi Penyelenggara
(OC) dan Komisi Wasit untuk mengambil langkah- langkah praktis yang dapat ditempuh dalam
mengatasi situasi tersebut, termasuk kemungkinan:
Juri Banding bertanggung jawab untuk menyampaikan dan memberikan penilaian dengan
cara bijaksana jika harus mengambil tindakan yang akan menggangu jalannya turnamen.
Mengulangi proses pertandingan demi mengamankan hasil yang adil adalah pilihan terakhir.
Juri Banding akan menunjuk salah satu anggotanya yang secara lisan memberitahukan kepada
pemrotes bahwa protes tersebut telah diterima, mandai dokumen aslinya dengan kata "DITERIMA",
masing-masing anggota Juri Banding telah menandatanganinya, sebelum menyetorkan biaya
protes kepada Bendahara yang akan mengembalikan biaya protes kepada pemrotes, dan
kemudian mengajukan dokumen protes kepada Sekretaris Jenderal.
PENJELASAN:
I. Protes harus mencantumkan nama-nama kontestan, Panel Wasit yang memimpin, dan
rincian yang tepat tentang apa yang diprotes. Tuntutan yang sifatnya umum tentang standar
keseluruhan tidak akan diterima sebagai protes yang sah. Tanggungjawab membuktikan keabsahan
protes terletak pada pemrotes.
II. Protes tersebut akan ditinjau oleh Juri Banding dan sebagai bagian dari tinjauan
tersebut, Juri Banding akan mempelajari bukti yang diajukan untuk mendukung protes tersebut.
Juri Banding juga dapat mempelajari video dan menanyai mereka yang bertugas, dalam
rangka memeriksa keabsahan protes tersebut secara obyektif.
III. Jika protes dinyatakan valid oleh Juri Banding, tindakan yang tepat akan dilakukan. Selain
itu, semua langkah-langkah tersebut akan diambil untuk menghindari berulangnya kesalahan di
pertandingan berikutnya. Biaya protes yang disetorkan akan dikembalikan oleh Bendahara.
IV. Jika protes dinyatakan tidak valid oleh Juri Banding, maka akan ditolak dan depositnya
diserahkan ke WKF.
V. Pertandingan dalam kelasa atau nomor selanjutnya tidak akan tertunda, bahkan jika ada
protes resmi yang disiapkan. Menjadi tanggung jawab Pengawas Pertandingan, untuk
memastikan bahwa pertandingan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Pertandingan.
VI. Jika terjadi kesalahan administratif selama pertandingan berlangsung, Pelatih dapat langsung
memberi tahu Manajer Tatami. Selanjutnya Manajer Tatami akan memberitahu Wasit yang
bertugas
KOMISI WASIT
Wewenang dan tugas Komisi Wasit adalah sebagai berikut:
2. Untuk menunjuk dan menerapkan Manajer Tatami (Kepala Wasit) dan Asisten Manajer Tatami
ke area masing-masing dan mengambil tindakan yang mungkin diperlukan atas laporan Manajer
Tatami.
5. Mengambil keputusan akhir mengenai hal-hal yang bersifat teknis yang mungkin timbul
dalam pertandingan dan yang tidak ada ketentuannya dalam peraturan.
1. Mendelegasikan, menunjuk, dan mengawasi Wasit dan Juri, untuk semua pertandingan di
area yang berada di bawah pengawasan mereka.
2. Mengawasi kinerja Wasit dan Juri pada area mereka, dan untuk memastikan bahwa petugas
yang ditunjuk mampu melaksanakan tugas yang diberikan.
4. Menyiapkan laporan harian dan tertulis, mengenai kinerja masing-masing petugas yang ada
di bawah pengawasan mereka, beserta rekomendasinya kepada Komisi Wasit.
5. Menunjuk 2 Wasit Kwalifikasi WKF Referee A untuk bertindak sebagai Video Review
Supervisors (VRS).
PENGAWAS PELATIH
WASIT
JURI
1. Memberi isyarat pemasukan nilai dan Jogai atas inisiatif mereka sendiri.
2. Mengisyaratkan penilaian mereka terhadap peringatan atau hukuman yang ditunjukkan
oleh Wasit.
3. Menggunakan hak mereka untuk memberikan suara pada setiap keputusan yang akan
diambil.
Para Juri harus secara hati-hati mengamati tindakan para kontestan dan memberi isyarat
kepada Wasit pendapat dalam hal-hal berikut:
PENGAWAS PERTANDINGAN
Pengawas Pertandingan (KANSA) akan membantu Manajer Tatami dengan mengawasi pertandingan
yang sedang berlangsung. Jika keputusan Wasit dan/atau Juri, tidak sesuai dengan Peraturan
Pertandingan, Pengawas Pertandingan akan segera menaikkan bendera merah dan meniup peluitnya.
Manajer Tatami akan menginstruksikan Wasit untuk menghentikan pertandingan dan memperbaiki
kesalahan yang terjadi.
Catatan yang disimpan dalam pertandingan akan menjadi catatan resmi setelah disetujui oleh Pengawas
Pertandingan.
Sebelum memulai setiap pertandingan, Pengawas Pertandingan akan memastikan bahwa peralatan
kontestan dan Karate-Gi sesuai dengan peraturan pertandingan WKF. Sekalipun panitia telah mengecek
kontestan sebelum line-up, menjadi tanggung jawab Kansa untuk memastikan bahwa peralatan
tersebut sesuai dengan peraturan. Pengawas Pertandingan tidak akan diputar selama
pertandingan beregu.
Dalam situasi berikut Kansa akan menaikkan bendera merah dan meniup peluitnya:
1. Wasit lupa menunjukkan Senshu.
2. Wasit lupa menganulir Senshu
3. Wasit memberikan skor kepada Kontestan yang salah.
4. Wasit memberikan peringatan/hukuman kepada Kontestan yang salah.
5. Wasit memberi nilai pada kontestan dan sekaligus pelanggaran Kategori 2 melebih
Dalam situasi berikut Kansa tidak akan terlibat dengan keputusan Panel Wasit:
1. Juri tidak memberi tanda untuk mendapatkan nilai.
2. Juri tidak memberi bendera untuk Jogai.
3. Juri tidak mendukung Wasit saat meminta peringatan atau hukuman
4. Kategori 1 atauKategori 2.
5. Tingkat kontak Kategori 1 yang diputuskana panel.
6. Tingkat peringatan atau hukuman Kategori 2 yang diputuskan panel.
7. Kansa tidak memiliki suara atau wewenang dalam hal penilaian seperti apakah skor itu
valid atau tidak.
8. Jika Wasit tidak mendengar bel tanda waktu habis, Pengawas Nilai yang
PENGAWAS NILAI
Pengawas Nilai akan mencatat nilai yang diberikan oleh Wasit dan pada saat yang bersamaan
mengawasi tindakan pencatat waktu dan pencatat nilai yang ditunjuk.
PENJELASAN:
I. Bila 2 Juri atau lebih menunjukkan nilai atau Jogai untuk kontestan yang sama, Wasit
akan menghentikan pertandingan tersebut dan memberikan keputusan yang sesuai. Jika Wasit
gagal menghentikan pertandingan, Pengawas Pertandingan akan menaikkan bendera merah dan
meniup peluitnya. Ketika Wasit memutuskan untuk menghentikan pertandingan tersebut dengan
alasan lain selain sebuah sinyal yang diberikan oleh dua atau lebih Juri, dia akan memanggil
"YAME" pada saat bersamaan dengan menggunakan sinyal tangan yang sesuai. Juri kemudian
akan memberi sinyal pendapat mereka dan Wasit akan memberikan keputusan yang disepakati
2 Juri atau lebih tersebut.
II. Jika kedua kontestan sama-sama mendapatkan nilai, peringatan atau hukuman yang
ditunjukkan oleh 2 Juri atau lebih, kedua kontestan akan mendapatkan poin, peringatan atau
hukuman yang sesuai
III. Jika seorang kontestan memiliki nilai, peringatan atau hukuman yang ditunjukkan oleh lebih dari
1 Juri dan nilai atau hukuman tersebut berbeda antara Juri, nilai yang lebih rendahlah yang
akan diterapkan bila tidak ada mayoritas pendapat dal hal level nilai, peringatan atau hukuman
IV. Jika ada keputusan mayoritas, meskipun masih ada perbedaan pendapat,di antara Juri
untuk satu tingkat nilai, peringatan atau hukuman, mayoritas pendapatlah yang akan diambil
(mengesampingkan prinsip penerapan skor terendah, peringatan atau hukuman).
VI. Pengawas Pertandingan berperan memastikan bahwa nomor atau kelas yang dipertandingkan
dilakukan sesuai dengan Peraturan Pertandingan. Dia tidak bertindak sebagai Juri tambahan,
tidak memiliki suara, dan juga tidak memiliki wewenang dalam hal penilaian, seperti sah
atau tidaknya sebuah nilai atau jika terjadi JOGAI. Tanggung jawab satu-satunya adalah dalam
hal prosedur. Pengawas Pertandingan tidak akan diputar selama pertandingan beregu.
VII. Jika Wasit tidak mendengar bel tanda waktu habis, Pengawas Nilai akan meniup peluitnya.
VIII. Ketika menjelaskan dasar pengambilan keputusan setelah pertandingan, Juri dapat berbicara
kepada Manajer Tatami, Komisi Wasit, atau Juri Banding. Mereka tidak boleh menjelaskannya
kepada orang lain.
IX. Seorang Wasit berdasarkan kewenangannya, boleh melarang ke dalam area pertandingan
seorang pelatih yang tidak mau menyesuaikan diri untuk perilaku yang baik, atau
menurut pendapat Wasit mengganggu pelaksanaan pertandingan, dan Wasit boleh menunda
kelanjutan pertandingan sampai pelatihnya berperilaku baik. Kewenangan Wasit tersebut meluas
juga kepada anggota lain rombongan kontestan yang saat itu sedang di lapangan pertandingan.
1. Istilah dan isyarat gerak yang digunakan oleh Wasit dan Juri dalam menjalankan pertandingan
harus sebagaimama dijelaskan dalam Lampiran 1 dan 2.
2. Wasit dan Juri harus mengambil posisi yang ditentukan bagi mereka yang diikuti saling hormat
diantara para kontestan yang telah megambil tempat di tengah- tengah bagian matras yang telah
disediakan untuk mereka; Wasit akan meneriakkan "SHOBU HAJIME!" dan
pertandingan akan dimulai.
3. Wasit akan menghentikan pertandingannya dengan meneriakkan "YAME". Jika perlu, Wasit
akan memerintahkan kontestan untuk menempati posisi semula (MOTO NO ICHI).
4. Ketika Wasit kembali keposisinya, para Juri akan menunjukkan pendapat mereka melalui
sebuah isyarat. Jika ada nilai yang akan diberikan, Wasit mengidentifikasi kontestan (AKA atau
AO), area yang diserang, dan kemudian memberi nilai sesuai dengan isyarat tangan yang
sudah ditentukan Wasit kemudian melanjutkan kembali pertandingan dengan meneriakkan
"TSUZUKETE HAJIME".
5. Ketika salah satu kontestan telah memimpin 8 nilai secara bersih selama pertandingan
tersebut (selisih 8 nilai), Wasit akan meneriakkan "YAME" dan memerintahkan kontestan
kembali ke titik awal masing-masing. Pemenangnya kemudian diumumkan dengan cara Wasit
tangan di sisi pemenang dan meneriakkan "AO (AKA) NO KACHI". Pertandingan berakhir
pada saat ini.
6. Bila waktu habis, kontestan yang memiliki nilai paling banyak dinyatakan sebagai
pemenang, ditunjukkan oleh Wasit dengan mengangkat tangan di sisi pemenang, dan
7. Ketika terjadi seri, Panel Wasit (Wasit dan 4 Juri) akan memutuskan hasil pertandingan
dengan HANTEI.
PENJELASAN:
II. Saat memulai kembali pertandingan , Wasit harus memastikan bahwa kedua kontestan
sudah berada pada garis mereka masing-masing dan dengan sikap yang tenang. Kontestan yang
melompat-lompat, gelisah atau sikap tidak tenang lainnya harus ditenangkan sebelum
pertandingan bisa dimulai kembali. Wasit harus memulai kembali pertandingan dengan
penundaan sesingkat mungkin. Kontestan harus saling menghormat di awal dan akhir setiap
pertandingan.
1. Area pertandingan harus berupa area persegi berdasarkan standar WKF, dengan sisi-sisi sepanjang
delapan meter ( diukur dari luar ) dengan tambahan satu meter pada semua sisi sebagai area aman.
Pada tiap sisi akan ada tambahan 2 meter lagi sebagai area aman yang bebas dari penghalang. Jika area
pertandingan menggunakan panggung, area aman harus ditambah 1 meter lagi pada tiap sisinya.
2. Matras harus memiliki warna yang sama, dengan pembadaan matras di luar 8 x 8 meter itu harus
menggunakan warna yang berbeda.
3. Juri dan Teknisi Perangkat Lunak ditempatkan berdampingan di meja di ujung matras menghadap
Kontestan dengan Juri Ketua (Juri no.1) paling dekat dengan Teknisi Perangkat Lunak yang duduk di
ujung meja.
PENJELASAN:
I. Tidak boleh ada papan, dinding, pilar iklan dan sejenisnya dalam jarak satu meter disebelah luar
area aman
II. Matras yang digunakan tidak boleh licin dimana matras ini akan menempel dengan lantai secara
benar, tapi harus memilikikoefisien gesekan yang rendah pada bagian atas matras. Wasit harus
memastikan bahwa bagian matras tidak bergerak terpisah ketika pertandingan sedang berlangsung,
karena pergeseran dapat menyebabkan luka dan akan mengakibatkan bahaya. Matras yang
digunakan adalah matras yang telah disetujui desainnya oleh WKF
1. Kontestan dan pelatih harus mengenakan seragam resmi sebagaimana yang telah ditentukan.
2. Komisi Wasit dapat menindak kontestan atau pelatih/ofisial yang tidak mematuhi peraturan
JURI
1. Wasit dan juri harus mengenakan seragam resmi yang ditentukan oleh Komisi Wasit, seragam ini
harus dipakai pada semua kegiatan pertandingan dan penataran / pelatihan.
3. Bagi pertandingan di tingkat Olimpiade, Olimpiade Remaja, pesta olahraga tingkat benua dan
kegiatan multi cabang olahraga resmi lainnya dimana seragam khusus yang memang telah disediakan
khusus bagi para wasit dengan tanggungan biaya panitia, seragam resmi perwasitan boleh diganti
sesuai desain dimana sebelumnya telah diajukan secara resmi pada WKF dan kemudian akan
mempelajarinya serta menyetujuinya secara resmi.
1. Kontestan harus mengenakan karate-gi berwarna putih yang tidak bercorak/bergaris dan tanpa berisi
bordiran pribadi lainnya selain yang sudah ditentukan oleh Komisi Eksekutif WKF. Lambang nasional
atau bendera negara akan dipakai pada dada kiri karate-gi dan ukuran keseluruhannya tidak boleh
melebihi 12 cm x 8 cm ( lihat lampiran 7 ). Hanya label produk asli yang dapat terlihat pada karate-gi.
Sebagai tambahan, nomor identifikasi yang dikeluarkan oleh panitia pelaksana akan dipasang pada
bagian punggung. Satu kontestan harus mengenakan sebuah sabuk berwarna merah dan satunya
lainnya sabuk berwarna biru. Sabuk merah dan biru harus berukuran lebar 5 cm dan setelah diikat
panjang kedua ujungnya sekitar 15 cm dari simpul sabuk tapi tidak boleh lebih panjang daripada .
panjang paha. Sabuk harus berwarna biru & merah polos tanpa hiasan / bordiran tulisan apapun selain
label pabrik.
2. Walaupun adanya paragraf 1 diatas, Komisi Eksekutif dapat memberi wewenang penerbitan label
khusus atau merk dari penyandang dana / sponsor yang disetujui.
3. Karate-gi bagian atas, ketika diikat diseputar pinggang dengan sabuk, harus memiliki panjang
minimum yang menutupi / meliputi pinggul, tapi tidak boleh melebihi dari tiga perempat panjang paha
. Untuk wanita, kaos putih polos boleh dikenakan di dalam karate-gi.
Tali pengikat Karate-gi bagian atas harus terikat. Karate-gi bagian atas tanpa tali pengikat tidak boleh
digunakan.
4. Panjang maksimum lengan karategi tidak boleh melebihi / melewati lekukan pergelangan tangan
dan tidak boleh lebih pendek daripada setengah dari lengan (siku), lengan karategi tidak
diperkenankan untuk digulung.
5. Celana harus cukup panjang untuk menutupi sekurang-kurangnya ⅔ dari tulang kering dan tidak
boleh mencapai di bawah tulang mata kaki dan tidak boleh digulung.
6. Kontestan harus menjaga rambutnya agar tetap bersih dan dipangkas rapi sampai batas yang tidak
mengganggu selama pertarungan. Hachimaki (ikat kepala ) tidak diijinkan. Apabila wasit menganggap
rambut kontestan terlalu panjang dan atau tidak bersih/rapi, Wasit dapat mengeluarkan kontestan dari
pertandingan. Jepitan rambut dari logam, pita, manik-manik dan hiasan lain dilarang. Satu atau dua
buah ikat rambut berbahan karet untuk mengikat satu ikatan rambut / poni diijinkan.
7. Kontestan wanita diperbolehkan mengenakan penutup kepala wajib atas alasan keagamaan sesuai
jenis yang ditentukan oleh WKF. Berwarna hitam polos & menutupi rambut tapi tidak menutupi
daerah tenggorokan..
9. Kacamata tidak diijinkan. Lensa kontak lunak (soft contact lenses) dapat dikenakan dengan resiko
ditanggung sendiri oleh kontestan.
10. Memakai pakaian dan menggunakan perlengkapan di luar standar WKF adalah dilarang.
11. Adalah tugas dari Pengawas Pertandingan (Kansa) untuk memastikan bahwa sebelum
pertandingan kontestan sudah menggunakan perlengkapan yang dijinkan. (Pada kejuaraan
Internasional, Regional dan Nasional, harus menggunakan perlengkapan yang disetujui oleh WKF dan
tidak boleh ditolak).
12. Penggunaan pembalut, pelapis atau alat bantu lain karena luka harus disetujui oleh Wasit dengan
terlebih dahulu mendapat saran dari dokter pertandingan resmi.
PELATIH
PENJELASAN:
I) Jika seorang kontestan masuk ke arena pertandingan dengan pakaian/perlengkapan yang tidak
semestinya, maka kontestan tersebut tidakakan segera didiskualifikasi, tapi akan diberikan waktu satu
menit untuk memperbaiki masalah yang terjadi.
II) Jika Komisi Wasit setuju Wasit/Juri yang bertugas diijinkan untuk melepas jas mereka.
III) Karate-gi bagian atas tidak boleh terlepas selama penampilan Kata.
CATATAN: Pengaturan Pertandingan kata untuk Olympiade berbeda dari Pasal 3 ini dan
diatur pada Pengaturan Pertandingan yang dijelaskan dalam LAMPIRAN 15.
1. Pertandingan Kata terdiri dari pertandingan perorangan dan beregu. Pertandingan beregu terdiri
dari pertandingan antar tim yang terdiri dari tiga orang. Setiap tim terdiri dari putra saja atau
putri saja. Pertandingan perorangan Kata terdiri dari pertandingan perorangan secara terpisah dalam
bagian putra dan putri..
2. Untuk WKF World dan Continental Championships, empat pemenang medali (emas, perak dan dua
perunggu) dari acara sebelumnya akan diunggulkan (seeded). Untuk Karate 1 - Liga Premier, delapan
peringkat teratas Kontestan dalam Peringkat Dunia WKF per hari sebelum kompetisi dimainkan akan
di unggulkan (seeded). Untuk melakukan drawing unggulan (seeded) bagi Kontestan yang memenuhi
syarat untuk pengungulan (seeded) tidak dimainkan di babak awal.
3. Jumlah Kontestan akan menentukan jumlah Group yang akan dimainkan pada babak penyisihan.
4. Sistem eliminasi yang digunakan untuk kata adalah membagi Kontestan (individu atau tim) dalam
kelompok dengan jumlah yang sama delapan (dengan pengecualian dijelaskan untuk kurang dari 11
atau lebih dari 96) dan untuk masing-masing putaran, akan mengurangi jumlah Peserta Kompetisi per
grup hingga 4 orang yang meneruskan ke babak berikutnya - sampai hanya dua grup Kontestan
(individu atau tim) yang tersisa, dimana para Kontestan dengan skor tertinggi di masing-masing dari
dua kelompok masing-masing diadu satu sama lain. Untuk tempat pertama (yang kalah mendapat
tempat ke-2) dan Kontestan yang memiliki skor tertinggi kedua di masing-masing dua Group diadu
dengan skor tertinggi ketiga di grup lain untuk bersaing untuk dua tempat ketiga (final perunggu).
• Jika jumlah kontestan ada 3 atau kurang, 1 (satu) kata dimainkan untuk menentukan peringkat juara
pertama sampai juara ke-3.
• Dengan jumlah 4 kontestan, dua grup berisi dua kontestan dibentuk untuk babak pertama dan dua
pemenang akan bertemu untuk mempereputkan Juara 1, sementara dua yang kalah mendapatkan posisi
juara ke-3.
• Dengan jumlah 5-10 kontestan, akan dibagi dua group dan tiga peringkat nilai tertinggi dari masing-
masing grup melanjutkan ke pertebutan medali. Kelompok ini kemudian akan mengikuti prosedur
normal bahwa kontestan dengan peringkat nilai tertinggi untuk setiap grup akan bertanding untuk
memperebutkan peringkat 1 dan 2 - dan nomor 2 akan bertemu dengan nomor 3 dari group lain dan
AN 27 PERATURAN PERTANDINGAN KARATE 2019
sebaliknya - kecuali hanya ada 5 anggota Kontestan - dalam hal ini kontestan peringkat 3 di grup yang
lebih besar akan memenangkan tempat ke-3 nya dengan bye (walk-over).
• Jika jumlah kontestan adalah 11-24, dua group akan dibentuk. Setelah memainkan kata pertama, 4
kontestan teratas membentuk dua group berisi empat kontestan, setelah itu kata kedua akan
menentukan peringkat untuk 6 kontestan (3 dari masing-masing kelompok) yang akan melanjutkan
untuk bertanding di babak ketiga untuk perebutan medali dengan cara biasa.
5. Jumlah dasar Kontestan per grup adalah 8 - tetapi di mana jumlah Kontestan melebihi 64, tetapi di
bawah 97, jumlah Kontestan melebihi 64 didistribusikan pada 8 grup hingga maksimum 12 kontestan
per grup.
6. Jika jumlah Peserta Kompetisi menjadi 97 atau lebih, jumlah kontestan per group akan digandakan
sampai 16 kontestan, memberikan pengurangan jumlah Peserta Kompetisi per grup - namun tetap
memilih empat peringkat teratas dari setiap kelompok yang meninggalkan 8 grup dari 8 Kontestan
(total 64 Kontestan ) untuk babak selanjutnya.
7. Panel Juri yang sama harus digunakan untuk semua Peserta Kompetisi dalam satu grup untuk setiap
babak.
8. Tidak akan ada babak repechage, kecuali jika ditentukan secara khusus pada suatu kejuaraan
9. Kontestan Individu atau tim yang tidak menampilkan diri ketika dipanggil akan didiskualifikasi
(KIKEN) dari kategori tersebut. Diskualifikasi oleh KIKEN berarti bahwa Peserta Kompetisi
didiskualifikasi dari kategori itu, meskipun itu tidak akan mempengaruhi partisipasi dalam kategori
lain.
10. Dalam pertarungan untuk medali Kompetisi Kata Beregu, Tim akan memainkan Kata yang mereka
pilih dengan cara biasa. Mereka kemudian akan melakukan demonstrasi makna dari Kata (BUNKAI).
Total waktu yang diizinkan untuk kombinasi demonstrasi KATA & BUNKAI, adalah 5 menit.
Pencatat waktu resmi akan memulai jam hitung mundur saat anggota tim melakukan hormat saat
memulai kata dan akan menghentikan jam pada saat hormat terakhir setelah pertunjukan BUNKAI.
Suatu tim yang tidak melakukan hormat pada awal dan akhir penampilan, atau yang melebihi waktu
lima menit yang diizinkan akan didiskualifikasi. Penggunaan senjata tradisional, peralatan tambahan
atau pakaian tambahan tidak diperbolehkan.
PENJELASAN
I. Tabel berikut adalah ringkasan dari jumlah pool dan group sesuai dengan jumlah
kontestan :
Jumlah Jumlah Jumlah Kata yang Kontestan pada
Kontestan Group ditampilkan Putaran ke Dua
2 1 1 Nol (Tidak ada Putaran ke dua)
11-24 2 3 8 Kontestan
25-48 4 4 16 Kontestan
49-96 8 4 32 Kontestan
97 Lebih 16 5 64 Kontestan
Untuk kompetisi di mana sistem penilaian kata elektronik tidak tersedia, penggunaan papan skor
tangan manual dapat digunakan. Dalam hal ini, signal untuk menampilkan papan skor akan
diberikan oleh juri kepala dengan meniup peluitnya, dan kemudian memberikan signal kedua
peluit setelah penyiar mengumumkan semua skor. Tujuh juri untuk panel penilaian dipilih oleh
Manajer Tatami atau Asisten Manajer Tatami.
Selain itu, hanya satu skor yang diberikan untuk menyertakan kinerja teknis dan atletik. Para juri
harus mengingat sendiri untuk menghitung 70% untuk kinerja teknis dan 30% untuk kinerja
atletik.
Setiap seri yang menggunakan sistem manual cara adalah dengan meminta para kontestan (atau
tim) yang bersangkutan untuk melakukan kata tambahan yang berbeda di mana para juri
diwajibkan untuk membedakan skor mereka untuk memutuskan seri.
Untuk kejuaraan nasional penggunaan sistem bendera sebagaimana aturan kata yang
dikeluarkan 1.1.2018 diizinkan sebagai peraturan transisi hingga 31. Desember 2019.
1. Untuk semua kompetisi WKF resmi, panel tujuh Juri untuk setiap putaran akan ditentukan oleh
pemilihan acak yang menggunakan program komputer.
2. Untuk setiap TATAMI, seorang Juri ditunjuk sebagai Juri Kepala dan akan memimpin dalam
melakukan komunikasi yang diperlukan dengan teknisi Perangkat Lunak dan menangani masalah
yang tidak terduga di antara para Juri.
3. Pengalokasian juri dan alokasi panel untuk putaran eliminasi: Sekretaris RC akan memfasilitasi
teknisi Perangkat Lunak yang menangani sistem gambar elektronik daftar yang berisi juri yang
tersedia per tatami. Daftar ini dilakukan oleh Sekretaris dewan wasit setelah undian Peserta
Kompetisi selesai dan di akhir pengarahan wasit. Daftar ini hanya boleh memuat juri yang hadir di
pengarahan (breefing) dan harus mematuhi kriteria yang disebutkan di atas. Kemudian untuk
pengambilan Juri, Teknisi Perangkat Lunak akan memasukkan daftar dalam sistem dan tujuh Juri
dari setiap penempatan tatami akan dipilih secara acak sebagai panel juri yang dialokasikan untuk
setiap pertandingan.Untuk pertandingan perebutan medali, Manajer Tatami akan menyerahkan
kepada Ketua Komisi Wasit dan Sekretaris Komisi Wasit dengan daftar yang berisi juri yang
tersedia dari tatami mereka sendiri setelah pertandingan terakhir babak eliminasi selesai. Setelah
daftar disetujui oleh Ketua komisi wasit, akan diberikan kepada Teknisi Perangkat Lunak agar dapat
dimasukkan ke dalam sistem. Sistem kemudian akan secara acak mengalokasikan panel juri, yang
hanya akan berisi 7 juri untuk setiap tatami.
4. Selain Teknisi Perangkat Lunak, dan Penyiar hasil - untuk pertandingan beregu, panel untuk putaran
medali juga dibantu oleh Penjaga Waktu yang melacak waktu kinerja maksimum.
5. Seperti yang ditemukan, Penyiar dan Teknisi Perangkat Lunak yang mengoperasikan sistem penjurian
elektronik mungkin orang yang sama.
6. Selanjutnya, penyelenggara harus menyediakan Pelari untuk setiap area kompetisi yang akrab dengan
daftar kata WKF untuk mengumpulkan dan merekam kata yang dipilih dari Kontestan sebelum setiap
putaran dan membawa daftar ke teknisi Perangkat Lunak. Manajer Tatami bertanggung jawab untuk
mengawasi pengoperasian Runner (s).
7. Untuk kompetisi yang tidak termasuk dalam peringkat WKF, jumlah Juri per panel dapat dikurangi
menjadi lima. Dalam kasus seperti itu, hanya skor tertinggi dan terendah yang dihilangkan dari total.
PENJELASAN:
AN 29 PERATURAN PERTANDINGAN KARATE 2019
I. Semua Juri dan Teknisi Perangkat Lunak ditempatkan di baris di depan meja resmi, sebaiknya di
belakang satu meja.
II. Juri Kepala akan duduk paling dekat dengan Teknisi Perangkat Lunak yang akan duduk di ujung
Meja
Catatan : Nama beberapa Kata disalin mengacu pada variasi berlainan dalam ejaan Latin.
Dalam beberapa contoh sebuah Kata mungkin dikenal dengan nama lain antara satu aliran dengan
aliran lain, dan dalam contoh khusus sebuah nama Kata mungkin saja kenyataannya berbeda bentuknya
pada satu aliran dengan bentuk pada aliran lain.
Dalam menilai penampilan dari kontestan atau tim, Juri akan mengevaluasi penampilan
berdasarkan dua kriteria utama (kinerja teknis dan kinerja atletik).
Kinerja dievaluasi dari titik mulai kata sampai titik mengakhiri kata dengan pengecualian
pertandingan perebutan medali kata beregu, di mana penampilan serta ketepatan waktu dimulai
pada saat hormat di awal kata dan berakhir ketika pemain membungkuk (menghormat) setelah
menyelesaikan Bunkai.
Variasi kecil seperti yang diajarkan oleh style kontestan (Ryu-Ha) Karate akan diizinkan.
kontestan harus melakukan Kata yang berbeda di setiap putaran. Setelah Kata ditampilkan
tidak bisa diulang - bahkan jika digunakan sebagai tie-breaker. Hanya kata yang terdaftar dalam
daftar kata di atas yang diizinkan.
Kinerja Teknis dan Kinerja Atletik diberikan skor terpisah menggunakan skala yang sama dari
5.0 hingga 10.0 dengan kenaikan sebesar (0.2) - di mana 5.0 merupakan nilai terendah untuk kata
yang diterima seperti yang dilakukan ( dapat menyelesaikan Kata) dan 10.0 menunjukkan
kinerja yang sempurna. Diskualifikasi ditunjukkan dengan skor 0,0.
Sistem ini akan menghilangkan dua skor tertinggi dan dua terendah untuk masing- masing
kinerja teknis dan kinerja atletik dan menghitung skor total yang dihitung 70% untuk kinerja
teknis dan 30% untuk kinerja atletik.
Dalam hal kontestan mendapatkan jumlah poin yang sama, harus ditentukan dengan melakukan
kata tambahan untuk menentukan hasil kontestan mana yang lebih baik dari yang lain.
Seri hanya diselesaikan ketika diperlukan untuk menentukan kontestan mana yang akan
melanjutkan ke babak berikutnya - atau untuk menentukan hasil dari perebutan medali.
Meskipun skor dalam pertandingan menentukan hasil seri, skor asli dipertahankan dalam
catatan. Skor yang diberikan untuk kata tambahan yang dilakukan untuk menyelesaikan seri .
tidak digunakan untuk mengubah urutan Kompetitor lain yang sudah masuk di babak tersebut,
a. Kuda-kuda a. Kuda-kuda
b. Teknik b. Teknik
c. Transisi (Perpindahan) c. transisi (Perpindahan gerakan)
d. Pengaturan waktu d. Pengaturan waktu
e. Pernapasan yang benar e. Kontrol
f. Fokus (KIME) f. Fokus (KIME)
g. Kesesuaian: Konsistensi dalam kinerja g. Kesesuaian (untuk kata):
KIHON Style (Ryu-ha) dalam kata Menggunakan gerakan yang sebenarnya
seperti yang dilakukan dalam kata.
b. Kecepatan b. Kecepatan
c. Keseimbangan c. Keseimbangan
5.6 Diskualifikasi
Kontestan atau tim dapat didiskualifikasi karena salah satu alasan berikut:
4. Mengganggu fungsi posisi juri (seperti juri harus pindah untuk alasan keamanan atau menyentuh
seorang juri pada saat memainkan Kata).
6. Melebihi batas waktu total durasi 5 menit untuk Kata dan Bunkai.
8. Kegagalan untuk mengikuti instruksi dari juri kepala atau pelanggaran lainnya.
b) Melakukan gerakan secara tidak benar atau tidak lengkap seperti kegagalan untuk
melakukan tangkisan secara penuh atau melakukan pukulan yang tidak mengarah
kesasaran yang benar
d) Penggunaan isyarat terdengar ( oleh orang lain , termasuk anggota timnya ) atau
melakukan gerakan sandiwara seperti menghentakkan kaki, menampar dada, lengan,
atau karate-gi, atau napas yang berbunyi tidak wajar harus dipertimbangkan sebagai
pelanggaran serius oleh para juri dalam menilai suatu penampilan Kata – dianggap sama
tingkatan pelanggarannya dengan kasus kehilangan keseimbangan sesaat
e) Sabuk terlepas dari ikatan namun masih menggantung di pinggang selama penampilan
PENJELASAN:
I. Kata adalah bukan pertunjukkan tarian atau gerakan sandiwara, Kata harus terkait dengan nilai-
nilai dan prinsip-prinsip tradisional. Kata harus nyata dalam artian perkelahian dan menampilkan
konsentrasi, tenaga dan potensi dari dampak teknik yang dilakukan. Kata harus mampu
menunjukkan kekuatan, tenaga dan kecepatan dengan baik seperti juga halnya dengan
kelembutan,irama dan keseimbangan.
II. Berakting pingsan saat melakukan Bunkai tidak diperkenankan: Setelah dijatuhkan, kontestan harus
bangun ke satu lutut atau berdiri.
III. Dalam Kata beregu semua anggota tim harus memulai Kata dengan menghadap ke arah yang sama
pada Juri Kepala.
IV. Kata beregu harus mendemonstrasikan kemampuan di semua aspek dari penampilan Kata dengan
serempak.
VIII. Contoh hasil penilaian:
Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 4 Juri 5 Juri 6 Juri 7 Total Faktor Hasil
Kinerja
8.0 8.2 7.8 7.8 8.4 8.4 8.2 24.4 0.7 17.10
teknik
Kinerja
7.8 8.2 7.8 8.2 8.2 8.4 8.4 24.6 0.3 7.38
Atletik
Total : 24.48
2. Sebelum setiap putaran dimulai Kontestan atau tim harus menyerahkan nama kata pilihan mereka
kepada Petugas yang akan menyampaikan informasi kepada Operator Perangkat Lunak dari sistem
penilaian elektronik.
3. Pada awal setiap babak Kontestan, atau tim, akan berbaris di perimeter area pertandingan yang dihadapi
para Juri. (Putaran A harus dipahami sebagai salah satu kinerja dari semua Kontestan grup.) Membuat
Hormat, awalnya "SHOMEN NI REI" - dan kemudian; "OTAGAI NI REI", Kontestan kemudian akan
mundur dari Area Pertandingan.
4. Ketika dipanggil, setiap Kontestan - atau tim - akan masuk ke titik awal untuk peragaan Kata.
5. Titik awal Peragaan Kata bisa di mana saja dalam perimeter area kompetisi.
6. Setelah Hormat Kontestan harus mengumumkan dengan jelas nama Kata yang harus dimainkan dan
kemudian memulai penampilan.
7. Pada akhir pertunjukan, yang ditandai Hormat terakhir dalam kata, Kontestan harus menunggu
pengumuman Nilai , membungkuk, dan kemudian meninggalkan Tatami.
8. Di akhir pertandingan setiap grup, semua Kontestan dari grup tersebut akan berbaris - dan operator
(pembicara) akan mengumumkan empat peringkat teratas yang akan lolos ke babak berikutnya. Nama dari
empat teratas akan ditampilkan di monitor. Kontestan kemudian akan membungkuk dan meninggalkan
arena.
9. Sebelum perebutan medali, operator akan mengumumkan 3 kontestan teratas dari masing-masing dua
group yang akan maju ke babak perebutan medali.
PENJELASAN:
I. Titik awal dari peragaan Kata berada dalam perimeter area pertandingan..
II. Untuk ilustrasi skematik dalam kompetisi kata sesuai dengan aturan WKF reguler lihat APPENDIX 16:
PREMIER LEAGUE KATA COMPETITION.
1. Tidak seorang pun boleh memprotes penilaian pada anggota Panel Wasit..
2. Jika prosedur Wasit terlihat bertentangan dengan peraturan, pelatih dari atlet tsb atau perwakilan resmi
kontingen adalah satu-satunya pihak yang diperbolehkan mengajukan protes.
4. Protes harus diserahkan kepada perwakilan Juri Banding . Pada waktunya Juri Banding akan meninjau
isi yang mengarah pada keputusan yang diprotes. Setelah mempertimbangkan semua fakta yang ada,
mereka akan membuat laporan dan enjadi wewenang untuk mengambil tindakan yang mungkin
diperlukan..
5. Setiap protes tentang penerapan aturan harus diumumkan oleh Pelatih tidak lebih dari satu menit setelah
akhir pertandingan. Pelatih akan meminta formulir protes resmi dari Manajer Tatami dan akan memiliki
empat menit untuk menyelesaikannya, menandatangani dan menyerahkan kepada Manajer Tatami dengan
biaya yang sesuai. Manajer Tatami akan segera menyerahkan formulir protes yang telah diisi kepada
seorang wakil dari Juri banding yang akan memiliki waktu lima menit untuk membuat keputusan.
6. Protes harus menyerahkan uang jaminan sejumlah yang disepakati oleh Komisi Eksekutif WKF dan
bersamaan dengan pembayaran protes yang diajukan harus disetujui oleh perwakilan Juri banding.
9. Protes Ditolak
Jika protes ditemukan tidak sah, Juri Banding akan menunjuk salah seorang angotanya untuk
menyampaikan kepada pihak yang memprotes bahwa protes telah ditolak, diikuti dengan menuliskan kata
DITOLAK, pada formulir asli, dan harus ditandatangani oleh semua anggota Juri Banding, dimana
sebelumnya uang jaminan sudah diterima oleh bendahara dan diteruskan ke Sekretaris Jenderal.
Merupakan tanggungjawab dari Juri Banding untuk mengambil keputusan yang bijaksana dengan cara
yang tepat bagi tindakan yang akan mengganggu jalannya pertandingan, mengulangi proses eliminasi
adalah pilihan akhir untuk keamanan dan mendapatkan hasil yang adil.
Juri Banding akan menunjuk satu dari anggotanya yang akan menyampaikan kepada pihak yang
mengajukan protes bahwa protes diterima, dan menuliskan kata “DITERIMA” pada formulir asli, yang
ditandatangani oleh masing-masing Juri Banding, uang jaminan yang di depositkan sebelumnya akan
13. Juri Banding tidak dapat menjatuhkan sanksi atau hukuman. Fungsi mereka adalah untuk memberikan
penilaian mengenai protes dan memberikan rekomendasi RC dan OC untuk mengambil tindakan perbaikan
untuk memperbaiki prosedur Wasit yang ditemukan melanggar peraturan.
PENJELASAN:
I) Protes harus memuat nama kontestan, Panel Wasit yang memimpin dan perincian yang dijadikan
protes. Tidak semua protes akan diterima sebagai protes resmi. Alat pembuktian validitas
protes berada di pihak pemrotes
ATO SHIBARAKU Waktu sedikit tersisa Suatu Isyarat akan diberikan oleh
pencatat waktu yang menyatakan
sisa waktu 15 detik sebelum
pertandingan berakhir dan wasit
a k a n m e n g u m u m k a n “Ato Shibaraku”.
MOTO NO ICHI Posisi semula Kompetitor dan Wasit kembali ke posisi awal.
TSUZUKETE HAJIME Melanjutkan pertarungan Wasit berdiri dengan kuda kuda kedepan. Dan ketika
kememulai
- Begin
Memulai mengatakanhe
Mengatakan Referee stands
“Tsuzukete” in membentangkan
dia akan a forward stance.
tangan
As he/shedengan tangan mengarah kontestan,
Tangan,
Pada saat “Hajime” i a m e m u t a r t e l a p a k n y a
Mengarah lurus kedepan, saat bersamaan
Melangkah mundur.
AKA (AO) NO KACHI Merah (Biru) menang Wasit menaikan tangannya ke atas pada sisi pemenang.
AKA (AO) IPPON Merah (Biru) Nilai 3 point Wasit menaikan tangan 45 derajat keatas pada sisi
kontestan yang memperoleh nilai.
AKA (AO) WAZA-ARI Merah (Biru) Nilai 2 point Wasit membentangkan tangan sejajar bahu pada
sisi kontestan yang memperoleh nilai.
JOGAI Keluar area pertandingan Wasit menunjukan jari telunjuknya kearah bawah
bukan disebabkan lawan keluar arena pada sisi salah satu kontestan,
mengindikasikan kepada Juri bahwa kompetitor telah
keluar area pertandingan
SHOMEN-NI-REI
OTAGAI-NI-REI
SHOBU HAJIME
“Memulai Pertandingan”
Setelah mengumumkan Wasit melangkah mundur
YAME
“Stop”
Menghentikan atau mengakhiri pertandingan. Pada saat berseru,
Wasit membuat gerakan tangan memotong kebawah.
“Lanjutan pertandingan—Dimulai”
Pada saat menyerukan “Tsuzukete”, dengan kuda kuda kedepan,
Wasit membentangkan tangan dengan telapak mengarah kemasing
masing kompetitor. Pada saat berseru “Hajime” dia membalikkan
telapak tangan dan membawanya dengan cepat ke arah satu
sama lain pada saat yang sama mundur.
NO KACHI (Win)
KIKEN
"Penolakan"
Wasit menunjuk dengan jari telunjuk ke arah sisi kompetitor dan
kemudian mengumumkan kemenangan untuk lawan.
.
SHIKKAKU
PELANGGARAN KATEGORI 1
(digunakan tanpa sinyal lanjutan untuk CHUKOKU)
PELANGGARAN KATEGORI 2
(digunakan tanpa sinyal lanjutan untuk CHUKOKU)
KEIKOKU
"Peringatan".
Wasit menunjukkan pelanggaran Kategori 1 atau 2 kemudian
menunjuk dengan jari telunjuknya ke bawah pada 45 derajat ke arah
kaki pelaku
HANSOKU CHUI
"Peringatan diskualifikasi".
Wasit menunjukkan pelanggaran Kategori 1 atau 2 kemudian
menunjuk dengan jari telunjuknya secara horizontal ke arah perut
pelaku..
"Diskualifikasi"
Wasit menunjukkan pelanggaran Kategori 1 atau 2 kemudian
menunjuk dengan jari telunjuknya ke atas pada 45 derajat ke arah
wajah pelaku, dan memberikan kemenangan kepada lawan.
PASSIVITY
EXCESSIVE CONTACT
AVOIDING COMBAT
SHUGO
“Memanggil Juril"
Wasit memanggil Juri di akhir pertandingan atau saat
pertandingan atau untuk merekomendasikan SHIKKAKU
YUKO WAZA-ARI
IPPON
PELANGGARAN
PELANGGARAN KATEGORI 2
KONTAK BERLEBIH
Ketika seorang kontestan membuat teknik yang bernilai tetapi segera diikuti oleh teknik lainnya
yang menyebabkan kontak berlebihan, maka para Juri tidak akan memberikan nilai tetapi akan
memberikan peringatan atau hukuman Kategori 1 (kecuali jika itu diakibatkan kesalahan penerima
sendiri/MUBOBI).
Karate adalah Seni Bela Diri dan standar perilaku yang tinggi diharapkan dari para kontestan.
Tidak dapat diterima bahwa kontestan, yang menerima kontak ringan, kemudian menggosok wajah
mereka, berjalan, sempoyongan, membungkuk atau mengeluarkan pelindung gusi mereka,
berpura-pura bahwa kontak yang diterima terlalu parah agar meyakinkan Wasit untuk memberikan
hukuman yang lebih berat pada lawannya. Perilaku seperti ini bersifat curang dan merendahkan
olahraga Karate; maka harus segera dihukum.
Ketika seorang kontestan berpura-pura menerima kontak yang berlebihan tapi sebaliknya Panel Wasit
memutuskan bahwa teknik yang dimaksud terkontrol, memenuhi enam kriteria penilaian, maka nilai
akan tetap diberikan dan peringatan/hukuman kategori 2 untuk berpura-pura akan diberikan.
Hukuman yang benar untuk berpura-pura cedera saat Panel Wasit telah menentukan bahwa teknik
sebenarnya adalah nilai adalah Hansoku dan pada kasus yang parah adalah Shikkaku.
Kontestan tidak boleh dihukum karena kehabisan nafas karena menerima serangan yang
menghasilkan nilai dari lawannya. Kontestan yang kehabisan nafas harus diberi waktu untuk
mengatur napas sebelum melanjutkan pertandingan.
Situasi yang lebih sulit terjadi saat Kontestan menerima kontak yang lebih kuat dan jatuh ke matras,
kadang-kadang berdiri lagi (untuk menghentikan jam 10 detik) dan kemudian terjatuh lagi. Para
Wasit dan Juri harus ingat bahwa tendangan Jodan bernilai 3 nilai dan karena besarnya hadiah uang
yang mungkin akan diterima regu atau kontestan perorangan yang meraih medali sehingga cobaan
melakukan tindakan tidak etis akan semakin kuat juga Penting untuk mengenali hal ini sehingga bisa
menerapkan peringatan atau hukuman yang sesuai.
MUBOBI
Sebuah peringatan atau hukuman untuk Mubobi diberikan ketika kontestan terkena serangan atau
cedera karena kesalahan atau kelalaiannya sendiri. Ini mungkin disebabkan karena mereka
membelakangi lawan, menyerang dengan Chudan Gyaku Tsuki yang panjang dan rendah tanpa
memperhatikan serangan balik Jodan lawan, menghentikan pertarungan sebelum Wasit
meneriakkan "Yame", mengurangi pertahanan dan konsentrasi, serta berulangkali gagal untuk
menangkis serangan lawan.
Jika pelanggar karena kesalahannya sedndiri menerima kontak yang berlebihan dan/atau cedera, Wasit
akan mengeluarkan peringatan atau hukuman Kategori 2 kepadanya dan menolak memberikan
peringatan atau hukuman kepada lawan.
Seorang kontestan yang terkena kontak karena kesalahan mereka sendiri dan membesar-besarkan
dampaknya untuk menyesatkan para Juri akan menerima peringatan atau hukuman untuk Mubobi dan
juga hukuman tambahan untuk pembesar-pembesar, karena dua pelanggaran telah dilakukan.
Perlu dicatat bahwa dalam keadaan apapun teknik yang membuat kontak berlebihan tidak dapat
mendapatkan nilai.
ZANSHIN
Zanshin dijelaskan sebagai suatu komitmen lanjutan seorang kontestan untuk tetap mempertahankan
konsentrasi total, pengamatan, dan kesadaran akan potensi lawan melakukan serangan balik.
Beberapa kontestan setelah melancarkan sebuah teknik akan mengubah tubuh mereka menjauhi lawan
tapi tetap harus selalu waspada dan siap melanjutkan serangan selanjutnya.
AN 50 PERATURAN PERTANDINGAN KARATE 2019
- 49 -
Juri harus bisa membedakan antara keadaan tetap selalu siap dan keadaan dimana kontestan tersebut
menjauh, mengurangi pertahanan diri dan konsentrasi mereka serta bersikap berhenti bertarung.
Haruskah Juri memberi nilai saat seorang kontestan melancarkan tendangan chudan dan lawannya
kemudian menagkap kakinya sebelum bisa ditarik kembali?
Asalkan kontestan saat menendang tetap mempertahankan ZANSHIN maka tidak ada alasan mengapa
teknik ini tidak dapat mendapatkan nilai, sepanjang memenuhi 6 kriteria penilaian.
Secara teoritis, dalam skenario pertarungan yang sesungguhnya, tendangan kekuatan penuh akan
dianggap mampu melumpuhkan lawan sehingga kaki tidak akan bisa ditangkap. Kontrol yang tepat,
area target, dan memenuhi 6 kriteria penilaian, adalah faktor penentu apakah teknik dapat diberikan
nilai atau tidak.
Karena mencengkeram lawan dan melempar diperbolehkan dalam kondisi tertentu, maka
wajib bagi semua pelatih untuk memastikan bahwa atlet mereka dilatih dan dapat menggunakan teknik
jatuhan yang aman.
Kontestan yang mencoba teknik bantingan/jatuhan harus mematuhi ketentuan dalam Penjelasan dalam
PASAL 6 dan PASAL 8. Jika kontestan melempar lawan mereka sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan, namun terjadi cedera karena lawan gagal merebahkan diri secara tepat maka pihak yang
cedera bertanggung jawab sendiri dan kontestan yang membanting tidak boleh dihukum.
Cedera yang disebabkan kesalahan sendiri bisa terjadi saat seorang kontestan dilempar malahan jatuh
dengan lengan atau siku yang terjulur, atau memegang pelempar dan menariknya ke atas diri
mereka sendiri.
Situasi berbahaya saat terjadi saat seorang kontestan meraih kedua kaki untuk melempar lawan dalam
posisi telentang, atau saat seorang kontestan merendahkan badan ke bawah dan mengangkat lawan
secara fisik sebelum membantingnya.
PASAL 8, Penjelasan XI menyatakan bahwa "... dan lawan harus dipegang sehingga bisa
mendarat dengan aman."
Bantingan seperti diatas termasuk kategori terlarang karena sangat sulit memastikan
pendaratan yang aman
Ketika seorang kontestan jatuh atau tersapu kaki mereka dan diberi nilai pada saat badan mereka
(tubuh bagian atas) berada rata di tatami maka nilainya akan menjadi IPPON.
Bila kontestan terkena teknik sementara dia belum benar-benar jatuh (limbung/sempoyongan), Juri
akan mempertimbangkan arah jatuhnya karena jika kontestan tersebut jatuh menjauh dari teknik
yang dilancarkan tersebut maka tekniknya dianggap tidak efektif dan tidak akan menghasilkan nilai.
Jika tubuh bagian atas kontestan tidak berada di tatami saat teknik bernilai yang efektif dilakukan, maka
nilai akan diberikan seperti dinyatakan dalam PASAL 6. Dengan demikian, nilai yang diberikan saat
lawan jatuh, duduk, berlutut, berdiri, atau melompat ke udara, dan semua situasi di mana tubuh mereka
tidak berada rata di atas tatami adalah sebagai berikut:
PROSEDUR PENCEGAHAN
Ketika Wasit menghentikan pertandingan dia akan meneriakka "YAME", sambil memberikan isyarat
tangan yang dibutuhkan. Saat Wasit kembali ke garis awal, Juri akan memberi sinyal pendapat mereka
mengenai nilai dan Jogai, dan jika diminta oleh Wasit mereka akan memberi sinyal pendapat mereka
mengenai perilaku terlarang lainnya. Wasit akan memberikan keputusan yang sesuai.
Karena Wasit adalah satu-satunya yang dapat bergerak di sekitar area tersebut, untuk langsung
Dalam situasi dimana ada lebih dari 1 alasan untuk menghentikan pertandingan, Wasit harus menangani
setiap situasi secara bergantian. Misalnya, di mana ada nilai dari satu kontestan dan satu kontak dari
lawan, atau ketika terjadi MUBOBI sekaligus membesar-besarkan cedera oleh kontestan yang sama.
Ketika menggunakan peninjauan video, panel peninjauan video hanya akan mengubah keputusan jika
kedua anggota panel sepakat. Setelah meninjau ulang, mereka akan segera menyampaikan keputusan
mereka kepada Wasit yang akan mengumumkan perubahan pada keputusan semula, jika dapat
diterapkan.
JOGAI
Para Juri harus ingat bahwa ketika menunjukkan Jogai mereka diminta untuk mengetuk lantai dengan
bendera yang sesuai. Saat Wasit menghentikan pertandingan dan kembali ke posisinya, mereka akan
memberi sinyal pendapat mereka yang menunjukkan pelanggaran Kategori 2.
Untuk pelanggaran Kategori 1, para Juri harus menjulurkan kedua bendera yang disilangkan ke
sebelah ke kiri untuk AKA, menempatkan bendera merah di depan, atau ke sebelah kanan mereka
untuk AO, menempatkan bendera biru di depan. Hal ini untuk memungkinkan Wasit melihat secara
jelas kontestan mana yang menjadi pelanggar.
□ KACHI Winner
x MAKE Loser
KK KIKEN Forfeiture
COMPETITORS’ SIDE
Judges: 7 – 6 – 5 – 4 - 3 – 2 – 1 Technici
Team Kumite
(age +18)
Male
Male
Female
Female
Total 12 10 13 16
Note: Allocation to age category is determined by the age of the Competitor at the first day of the championship.
LAMPIRAN 9 : Panduan Warna Untuk Celana Wasit dan Juri
LAMPIRAN 10 : KOMPETISI KARATE UNTUK ANAK DIBAWAH 14 TAHUN
Diwajibkan untuk ”the WKF Youth Camp and WKF Youth League”
U12 Male Kumite (10 and 11-year-olds): -30 kg, -35 kg, -40 kg, -45 kg, +45 kg.
U12 Female Kumite (10 and 11-year-olds): -30 kg, -35 kg, -40 kg, + 40 kg.
U12 Male Kata (10 and 11-year-olds)
U12 female Kata (10 and 11-year-olds)
U14 Male Kumite (12 and 13-year-olds): -40 kg, -45 kg, -50 kg, -55 kg, +55 kg.
U14 Female Kumite (12 and 13-year-olds): -42 kg, -47kg, +47kg
U14 Male Kata (12 and 13-year-olds)
U14 Female Kata (12 and 13-year-olds)
• Untuk teknik ke arah kepala dan leher(Jodan area) tidak boleh ada kontak
• Semua kontak ke arah Jodan, meskipun ringan prinsipnya akan diberikan hukuman.
• Teknik yang tampilkan dengan benar ke arah kepala dan leher prinsipnya akan
dipertimbangkan score pada jarak sampai 10 cm
• Waktu pertandingan 1 setengah menit
• Perlengkapan pelindung yang tidak disetujui oleh WKF tadak boleh digunakan
• Pelindung muka dan Pelindung dada WKF untuk anak-anak wajib digunakan
• Teknik kepada semua skoring area (Jodan dan Chudan) semua harus terkontrol dekat dengan target
• Semua kontak ke ara jodan meskipun ringan prinsipnya aka dihukum
• .Teknik yang tampilkan dengan benar ke arah kepala dan leher prinsipnya akan
dipertimbangkan score pada jarak sampai 10 cm
• Meskipun Teknik ke arah tubuh (cudan area) terkontrol prinsipnya tidak akan diberikan skor jika
dilakukan dengan membuat kontak yang lebih dari sentuhan ringan.
• Tidak diperbolehkan menggunakan teknik sapuan dan teknik lemparan
• Lamanya waktu pertadingan 1 setengah menit
• Arena Pertandingan boleh dikurangin dari 8x8 menjadi 6x6 jika diinginkan oleh panitia pertandingan.
• Peserta harus mengikuti minimal 2 partai.
• Perlengkapan pelindung yang tidak disetujui oleh WKF tadak boleh digunakan
• Pelindung muka dan Pelindung dada WKF untuk anak-anak wajib digunakan
Untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun, kompetisi kumite diatur berpasangan dimana setiap pasangan
bekerja sama untuk menampilkan teknik selama satu setengah menit. Pertunjukan tersebut dinilai
pasangan terhadap pasangan, oleh Hantei berdasarkan kriteria yang biasa untuk keputusan Hantei dalam
pertarungan kumite - tetapi di sini mengevaluasi kinerja satu pasangan terhadap yang lain.
Tidak ada perbedaan yang spesifik dari standar peraturan kata, tetapi kata rendah boleh digunakan
Peserta yang gagal menyelesaikan kata karena lupa, akan diberikan kesempatan kedua untuk mengulangi
kata tanpa mengurangi skor.
Video Review
1. Sebelum memulai pertandingan, Manajer Tatami akan menunjuk 2 Wasit untuk bertindak
sebagai Pengawas Peninjauan Video (Video Review Supervisor - VRS) di setiap tatami. Kedua
anggota VRS tersebut akan duduk menghadap meja dengan Operator Peninjauan Video
(Video Review Operator - VRO) di tengahnya. Tim Video Review (1 VRO + 2
VRS) dilengkapi kartu merah (ditolak) dan hijau (disetujui). Hanya dua Supervisor dan
Operator yang bisa hadir di seputar tabel Peninjauan Video (Video Review
- VR).
2. Sebelum setiap pertandingan, Pengawas Pelatih (Coach Supervisor - CS) akan menyerahkan
joystick satu tombol ke pelatih yang sesuai. CS akan duduk di antara dua Pelatih selama
pertandingan berlangsung. Selama final, jumlah CS akan menjadi 2, menugaskan satu CS ke
masing-masing pelatih, duduk di samping mereka. Kartu elektronik oranye dengan inisial "VR"
bisa dilihat di papan skor di sisi kiri angka penilaian Kontestan. CS, VRO dan kedua VRS akan
dilengkapi radio dua arah untuk tujuan komunikasi. Jika tombol joystick tidak berfungsi, sistem
tradisional dengan kartu fisik merah (AKA) dan biru (AO) untuk pelatih masing- masing akan
berlaku. Dengan bantuan CS (Coach Supervisor)
3. Prosedur untuk permintaan VR hanya berlaku bila pelatih percaya bahwa nilai kontestannya
diabaikan. Agar pertandingan tidak terlalu tertunda, adalah tanggung jawab VRS untuk
memastikan bahwa protes ditangani secara efisien waktu.
4. Nilai hanya dapat diberikan jika teknik dari satu atau kedua kontestan dilakukan sebelum
Wasit menghentikan pertandingan/ meneriakkan "Yame".
5. Untuk tujuan peninjauan video, bila VR digunakan lebih dari satu Tatami, hanya
2 kamera video yang akan digunakan di setiap Tatami (lihat gambar untuk posisi kamera video).
Tampilan untuk banyak Tatami
- Pelatih yang meminta Video Review akan memencet tombol joystick sehingga buzzer dari papan
nilai akan berbunyi dan kartu VR yang ditampilkan di papan nilai akan mulai berkedip.
- Wasit akan segera menghentikan pertandingan dan VRO akan berhenti merekam.
- CS harus segera menginformasikan melalui radio tentang permintaan VR dari pelatih ke VRO dan
kedua VRS. Papan nilai kemudian akan menampilkan tindakan yang diminta dan atlet yang
bersangkutan. Jika ada permintaan ganda sekaligus, papan skor akan ditampilkan sekaligus.
- VRS akan memundurkan kembali rekaman itu ke awal urutan yang disengketakan.
- VRS akan memeriksa, menganalisa dan mengambil keputusan dalam waktu sesingkat
mungkin.
- Keputusan untuk memberikan nilai harus bulat, jika tidak maka dianggap ditolak. Keputusan
akan diumumkan oleh salah satu VRS yang berdiri dan menaikkan kartu hijau (YES) atau kartu
merah (NO). Jika kartu hijau diangkat maka VRS juga akan menunjukkan, dengan sisi lain, nilai
yang harus diberikan oleh Wasit. Pada saat bersamaan keputusan akan tampil di papan nilai. Jika
permintaan PR diterima di score akan menunjukkan tanda hijau bersamaan dengan teknik yang
valid. Jika Video Review ditolah score board akan menunjukkan tanda silang merah
-.
7. Bila menggunakan sistem Round Robin (tanpa pertarungan untuk perebutan medali) jika protes
ditolak pelatih pelatih tidak akan memiliki kemungkinan permintaan VR untuk kontestan dalam sisa
pertandingan babak tersebut, namun dapat melakukannya lagi jika kontestan tersebut mengikuti
pertandingan semi final dan perebutan medali
8. Permintaan VR yang ditolak tidak menghilangkan hak pelatih atau perwakilan kontingen untuk
menyampaikan protes tertulis (PASAL 11 dalam Peraturan Persaingan WKF Kata dan Kumite).
9. Jika kontestan meminta pelatih untuk melakukan permintaan VR, ini akan dianggap sebagai
pelanggaran kategori 2 dan peringatan atau hukuman harus diterapkan. Dalam situasi ini jika pelatih
melakukan VR maka prosedurnya tetap berjalan dan VR akan berlangsung meski kontestannya akan
dikenai peringatan atau hukuman kategori 2.
10. Jika kontestan memberi isyarat kepada pelatih untuk tidak meminta VR karena merasa
tekniknya memang kurang bagus, ini juga akan dianggap sebagai pelanggaran kategori 2 dan
peringatan atau hukuman harus diterapkan.
11. Jika pelatih memencet tombol joystick dan kemudian segera menyesali, prosedur tetap berjalan
dan peninjauan video akan berlangsung sesuai dengan prosedur.
12.Jika seorang pelatih meminta VR dan pada saat yang sama, 2 atau lebih juri memberikan nilai
untuk kontestan yang sama, kartu oranye elektronik kontestan akan tetap pada papan nilai.
13.Jika seorang pelatih meminta VR, namun menurut pendapat panel wasit tekniknya tidak
terkontrol atau terlalu keras, peringatan atau hukuman kategori 1 harus diterapkan; kartu elektronik
oranye Kontestan akan tetap pada papan nilai.
14.Dalam hal Tim VR, karena masalah teknis (listrik, kamera atau malfungsi komputer dll.) tidak dapat
menganalisa video dan mengambil keputusan, hak kontestan untuk permintaan VR tetap ada. Merujuk
pada poin (2), dalam kasus masalah gangguan pada joystick.
Kontestan diizinkan untuk mencoba dan memeriksa berat badan mereka pada alat penimbangan
resmi (yang akan digunakan untuk penimbangan resmi) 1 jam sebelum penimbangan berat badan
resmi dimulai. Tidak ada batasan untuk berapa kali setiap kontestan dapat memeriksa berat
badannya selama masa menimbang yang tidak resmi.
Penimbangan Resmi
Tempat:
Penimbangan berat badan akan berlangsung selalu hanya di satu tempat. Kemungkinan
penimbangan ini adalah tempat kompetisi, hotel resmi atau tempat lain yang disediakan.
Penyelenggara harus menyediakan kamar terpisah untuk pria dan wanita.
Timbangan:
Panitia penyelenggara harus menyediakan timbangan skala elektronik yang telah dikalibrasi
(minimal 4 unit) hanya menampilkan satu tempat desimal yaitu 51,9 Kg, 154,6 kg. Skala harus
ditempatkan pada lantai yang kokoh dan tidak berkarpet.
Waktu:
Waktu penimbangan harus dilakukan satu hari sebelum pertandingan setiap kategori dimulai.
Waktu untuk penimbangan badan untuk even Kejuaraan WKF akan dimumkan melalui
proposal/bulettin. Untuk kegiatan lain, informasi ini akan disampaikan terlebih dahulu melalui
jalur komunikasi Komisi Organisasi. Adalah tanggung jawab kontestan untuk mengetahui
informasi ini. Kontestan yang tidak muncul saat penimbangan, atau gagal menimbang dalam
batas yang ditentukan untuk kategori di mana peserta terdaftar, akan didiskualifikasi (KIKEN).
Toleransi:
Prosedur:
1. Penimbangan resmi akan dilakukan per kategori dan bergantian atlet. Semua pelatih atau
delegasi tim lainnya harus meninggalkan ruang timbang sebelum dimulainya
penimbangan resmi.
2. Atlet hanya diperbolehkan berdiri sekali di atas timbangan selama penimbangan berat badan
resmi.
3. Setiap atlet harus membawa kartu identitas resmi yang dikeluarkan untuk acara tersebut dan
harus menyerahkan kepada petugas yang akan memverifikasi identitas atlet tersebut.
4. Petugas kemudian mepersilakan atlit untuk berdiri di atas timbangan.
5. Atlet saat menimbang hanya boleh mengenakan pakaian dalam (celana dalam untuk putra -
celana dalam dan bra untuk putei).Kaus kaki atau pakaian lain harus dilepas.
6. Atlet diperbolehkan melepaskan pakaian dalam mereka - tanpa meninggalkan timbangan -
untuk memastikan mereka mencapai batas minimum atau batas maksimum kategori berat di
mana mereka masuk.
7. Petugas pengawas resmi yang menimbang harus mencatat dan melaporkan berat atlet
dalam kilogram (akurat sampai satu desimal dalam kilogram)
8. Atlet turun dari timbangan.
Round –Robin digunakan untuk pertandingan kumite Olimpiade dan tidak digunakan untuk untuk kompetisi
dengan jumlah peserta yang sangat terbatas. Ini adalah bentuk kompetisi dimana semua kontestan didalam
semua pool bertemu satu sama lainya untuk menentukan pemenang.
Variasi dari sistem round robin digunakan oleh WKF dengan menggunakan 2 pool, setiap pool
menyelesaikan putaran round robinya. Aturan WKF Untuk perebutan medali di sistem round robin
menggunakan format dimana setiap juara pool akan bertemu dengan runner up pool lainya untuk babak
semifinal.
Jika ada jumlah peserta ganjil (dikarenakan cidera atau tidak bisa bertanding) lawannya akan dianggap bye.
Juara 1 dan Runner up setiap pool ditentukan oleh banyaknya poin kemenangan yang dihitung dengan
ketentuan 2 poin untuk kemenangan, 1 poin untuk draw dan nol poin untuk kalah.
Pemenang pada semifinal akan melaju ke final dimana mereka akan memperebutkan medali emas dan
perak, sedangkan kedua kontestan yang kalah pada seminfinal keduanya mendapatkan medali perunggu.
Seeding
- Untuk Kompetisi Olimpyc rank 1 sampai rank 4 dalam urutan olimpyc ditempatkan pada pool
yang berbeda
- Untuk kompetisi lainya, 2 kontestan yang memiliki rangking tertinggi di WKF
ditempatkan pada pool yang berbeda
-
Tie Breaks
Ketika ada perolehan jumlah poin yang sama diantara 2 atau lebih kontestan, kriteria di bawah ini akan
diterapkan untuk menentukan urutan. Jika telah didapatkan dari salah satu kriteria, kriteria berikutnya tidak
harus diterapkan
1. Pemenang dari pertandingan diantara 2 atau lebih kontestan yang mendapat jumlah poin yang sama
2. Jumlah nilai total yang lebih banyak yang diperoleh di semua pertandingan
3. Jumlah nilai total yang lebih sedikit diperoleh lawan di semua pertandingan
4. Jumlah perolehan nilai Ippon yang lebih banyak
5. Jumlah perolehan nilai Ippon lawan yang lebih sedikit
6. Jumlah perolehan nilai Waza-Ari yang lebih banyak
7. Jumlah perolehan nilai Waza-Ari lawan yang lebih sedikit
8. Jumlah perolehan nilai Yuko yang lebih banyak
9. Jumlah perolehan nilai Yuko lawan yang lebih sedikit
10. Pada kompetisi Olympic: kontestan yange memiliki rank/kedudukan paling tinggi di
Olympic pada hari itu, akan ditemtukan sebagai pemenang.
11. Pada kompetisi lainnya: pertandingan tambahan akan diterapkan untuk menentukan pemenang
Dalam hal 3 atlet atau lebih, ketika kita sudah memiliki 2 atlet pertama yang sudah masuk ke semifinal,
maka 3 atlet tersebut akan dipertimbangkan melalui Tie Break dari awal.
Jika kontestan cidera selama babak eliminasi dan tidak dapat melanjutkan, poin yang telah dikumpulkan
sebelumnya dan poin pada pertandingan saat ini tidak dapat dirubah. Hasil dari seluruh pertandingan (yang
sudah selesai, dan tertunda) akan dinyatakan NIL (Result Nullified) atau dibatalkan dan poin kemenangan
sebelumnya pun dibatalkan
Diskualifikasi Kontestan
Sangat memungkinkan untuk kontestan untuk didiskualifikasi pada pertandingan dan melanjutkan
pertandingan kembali setelahnya. Contohnya, ketika lawanya memenangkan pertandingan dengan skor 4-0
atau berapapun skor yang dirah lebih dari 4 (5-0, 6-0, ...) dan hasil lainnya masih tersisa. ini
memungkinkan atlet untuk di diskualifikasi pada pertandingan tersebut Hasil dari seluruh pertandingan
(yang sudah selesai, dan tertunda) akan dinyatakan NIL (Result Nullified) atau dibatalkan dan
poin kemenangan
sebelumnya pun dibatalkan.
Penjelasan
I. Gambar ilustasi berikut ini adalah format untuk kompetisi dengan 10 kontestan.
II. Gambar ilustasi berikut ini adalah format untuk kompetisi dengan 8 kontestan.
Penjelasan
Langkah 1:
Siapa pun yang memiliki skor tertinggi dari kata kedua di babak penyisihan akan menang. Jika skor pada kata
kedua juga sama, langkah-langkah selanjutnya diterapkan pada kata kedua yang dibentuk pada babak
eliminasi:
Langkah 2:
Ketika TOTAL SCORE dari kata kedua sama, kriteria berikut akan dipertimbangkan:
- skor total KRITERIA TEKNIS sebelum perkalian untuk faktor (70%). Itu Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
TOTAL SCORE
1. = 25.82
2. = 25.82
TECHNICAL SCORE:
1. 8.6 8.8 8.6 8.4 8.6 8.6 8.2 = 25.8 TOT (BEST POSITION)
2. 8.8 8.8 8.0 8.8 8.4 8.8 8.0 = 25.6 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
Langkah 3:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus 1 sama, kita harus mempertimbangkan yang berikut:
- skor total KRITERIA ATLETIK sebelum multiplikasi untuk faktor (30%). Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
ATHLETIC SCORE:
1. 8.6 8.8 8.4 8.4 8.6 8.6 8.2 = 25.6 TOT (BEST POSITION)
2. 8.8 8.4 8.2 8.8 8.2 8.8 8.0 = 25.4 TOT
Langkah 4:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus
mempertimbangkan yang berikut:
- skor pada KRITERIA TEKNIS, membandingkan skor terendah yang tidak dikecualikan.
- Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
TECHNICAL SCORE:
1. 8.6 8.8 8.6 8.4 8.6 8.4 8.2 = 25.6 TOT (BEST POSITION)
2. 8.8 8.6 8.2 8.8 8.2 8.8 8.0 = 25.6 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
CAPTION:
Langkah 5:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus
mempertimbangkan yang berikut:
- skor pada KRITERIA TEKNIS, membandingkan skor tertinggi yang tidak dikecualikan.
- Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
TECHNICAL SCORE:
1. 8.6 8.8 8.6 8.4 8.6 8.4 8.2 = 25.6 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 2 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 1.
CAPTION:
8.8 = highest score
8.2 = lowest score
8.4 = lowest score not excluded
8.8 = highest score not excluded
Langkah 6:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus mempertimbangkan
yang berikut:
- skor pada KRITERIA ATLETIK, membandingkan skor terendah yang tidak dikecualikan.
- Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
ATHLETIC SCORE:
1. 8.6 8.8 8.6 8.4 8.6 8.4 8.2 = 25.6 TOT (BEST POSITION)
2. 8.8 8.6 8.2 8.8 8.2 8.8 8.0 = 25.6 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
CAPTION:
8.8 = highest score
8.2 = lowest score
8.4 = lowest score not excluded
Langkah 7:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus mempertimbangkan
yang berikut:
- skor pada KRITERIA ATLETIK, membandingkan skor tertinggi yang tidak dikecualikan.
- Kemenangan tertinggi.
TOTAL SCORE
1. = 25.82
2. = 25.82
ATHLETIC SCORE:
1. 8.6 8.8 8.6 8.4 8.6 8.4 8.2 = 25.6 TOT
2. 8.8 8.8 8.4 8.4 8.4 8.8 8.0 = 25.6 TOT (BEST POSITION)
Dalam hal ini kompetitor N°. 2 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 1.
CAPTION:
8.8 = highest score
8.2 = lowest score
8.4 = lowest score not excluded
8.8 = highest score not excluded
Langkah 8:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus mempertimbangkan
yang berikut:
- skor pada KRITERIA TEKNIS, membandingkan skor tertinggi di antara skor terendah yang
dikecualikan.
- Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
TECHNICAL SCORE:
1. 8.8 8.8 8.8 8.4 8.4 8.4 8.2 = 25.6 TOT (BEST POSITION)
2. 8.8 8.8 8.4 8.4 8.2 8.8 8.0 = 25.6 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
Langkah 9:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus
mempertimbangkan yang berikut:
- skor pada KRITERIA TEKNIS, membandingkan skor terendah di antara skor tertinggi yang
dikecualikan. Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
TECHNICAL SCORE:
1. 8.8 8.8 8.6 8.4 8.4 8.4 8.2 = 25.4 TOT (BEST POSITION)
2. 8.6 8.6 8.4 8.4 8.4 8.8 8.2 = 25.4 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
CAPTION:
8.8 = highest score
8.2 = lowest score
8.4 = lowest score not excluded
8.8 = highest score not excluded
8.4 = highest score among the lowest scores excluded.
8.8 = score among the highest scores excluded
Langkah 10:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus
mempertimbangkan yang berikut:
- skor pada KRITERIA TEKNIS, membandingkan skor terendah di antara skor terendah yang
dikecualikan. Kemenangan tertinggi.
TECHNICAL SCORE:
1. 8.8 8.6 8.6 8.4 8.4 8.4 8.2 = 25.4 TOT (BEST POSITION)
2. 8.6 8.6 8.4 8.4 8.4 8.8 8.0 = 25.4 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
CAPTION:
8.8 = highest score
8.2 = lowest score
8.4 = lowest score not excluded
8.8 = highest score not excluded
8.4 = highest score among the lowest scores excluded
8.8 = score among the highest scores excluded
8.2 = lowest score among the lowest scores excluded
Langkah 11:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus
mempertimbangkan yang berikut:
- skor pada KRITERIA ATLETIK, membandingkan skor tertinggi di antara skor terendah yang
dikecualikan. Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
ATHLETIC SCORE:
1. 8.8 8.8 8.8 8.4 8.4 8.4 8.2 = 25.6 TOT (BEST POSITION)
2. 8.8 8.8 8.4 8.4 8.2 8.8 8.0 = 25.6 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
Langkah 12:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus
mempertimbangkan yang berikut:
- skor pada KRITERIA ATLETIK, membandingkan skor terendah di antara skor tertinggi yang
dikecualikan. Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
ATHLETIC SCORE:
1. 8.8 8.8 8.6 8.4 8.4 8.4 8.2 = 25.4 TOT (BEST POSITION)
2. 8.6 8.6 8.4 8.4 8.4 8.8 8.2 = 25.4 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
CAPTION:
8.8 = highest score
8.2 = lowest score
8.4 = lowest score not excluded
8.8 = highest score not excluded
8.4 = highest score among the lowest scores excluded.
8.8 = highest score among the highest scores excluded
Langkah 13:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus
mempertimbangkan yang berikut:
- skor pada KRITERIA ATLETIK, membandingkan skor terendah di antara skor terendah yang
dikecualikan. Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
Contoh skor yang sama.
TOTAL SCORE
1. = 25.82
ATHLETIC SCORE:
1. 8.8 8.8 8.6 8.4 8.4 8.4 8.2 = 25.4 TOT (BEST POSITION)
2. 8.8 8.6 8.4 8.4 8.4 8.8 8.0 = 25.4 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
CAPTION:
8.8 = highest score
8.2 = lowest score
8.4 = lowest score not excluded
8.8 = highest score not excluded
8.4 = highest score among the lowest scores excluded
8.8 = highest score among the highest scores excluded
8.2 = lowest score among the lowest scores excluded
Langkah 14:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus
mempertimbangkan yang berikut:
- skor pada KRITERIA TEKNIS, membandingkan skor tertinggi di antara skor tertinggi yang
dikecualikan. Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
TECHNICAL SCORE:
1. 9.0 8.8 8.8 8.4 8.4 8.4 8.2 = 25.6 TOT (BEST POSITION)
2. 8.8 8.8 8.4 8.4 8.2 8.8 8.2 = 25.6 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
.
Langkah 15:
Ketika kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, kita harus mempertimbangkan
yang berikut:
- skor pada KRITERIA ATLETIK, membandingkan skor tertinggi di antara skor tertinggi yang
dikecualikan. Kemenangan tertinggi.
PENJELASAN
ATHLETIC SCORE:
1. 9.0 8.8 8.8 8.4 8.4 8.4 8.2 = 25.6 TOT (BEST POSITION)
2. 8.8 8.8 8.4 8.4 8.2 8.8 8.2 = 25.6 TOT
Dalam hal ini kompetitor N°. 1 mempunyai posisi peringkat lebih baik dibanding kompetitor N° 2.
CAPTION:
9.0 = highest score
8.2 = lowest score
8.4 = lowest score not excluded
8.8 = highest score not excluded
8.4 = highest score among the lowest scores excluded
8.8 = highest score among the highest scores excluded
8.2 = lowest score among the lowest scores excluded
9.0 = highest score among the highest scores excluded
Langkah 16:
Ketika semua kriteria yang dipertimbangkan dalam kasus-kasus sebelumnya sama, maka keputusannya
akan diselesaikan dengan lemparan koin.
The Competitors/Teams must wear a plain red or blue belt, as per designated pool of
competitors.