Anda di halaman 1dari 17

PROSEDUR PENGGUNAAN NEBULIZER

Peralatan :
1. Alat Nebulizer lengkap
2. Cairan NaCl atau aquabides
3. Obat Berotec dan Bisolvon Cair
Pelaksanaan :
1. Siapkan alat, periksa apakah cairn penghantar masih diatas batas
minimum.
2. Masukkan cairan NaCl secukupnya (+ 5 cc atau 10 cc) ke dalam cup
obat, kemudian obat Berotec dan Bisolvon dengan dosis :
a. 0 – 2 tahun : 3 tts Berotec
5 tts Bisolvon
b. 2 – 10 tahun : 5 tts Berotec
10 tts Bisolvon
c. 10 tahun/dewasa : 10 tts Berotec
20 tts Bisolvon
3. Atur waktu pemakaian (10 – 15 menit atau lebih lama).
4. Atur kekuatan penguapan disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk
menghirup uap Nebulizer.
5. Bawa alat ke dekat pasien.
6. Berikan dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
7. Pasang stop kontak pada aliran listrik.
8. Nyalakan uap Nebulizer dengan menekan saklar “ON”.
9. Pastikan bahwa uap keluar pada masker dan pasangkan masker ke wajah
pasien.
10. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan panjang sambil
menghirup uap Nebulizer, lebih efektif dihirup melalui mulut.
11. Observasi pasien saat pemberian Nebulizer.
12. Bila waktu pemakaian selesai, alrm akan berbunyi, lalu lepaskan masker
dari wajah pasien.
13. Bereskan alat-alat.
14. Perawat mencuci tangan.
PROSEDUR PEMASANGAN OXYMETRI
(ALAT UKUR SATURASI O2)
1. Petugas menyiapkan alat oxymetri, sambungkan alat pada stock
kontak listrik.
2. Hidupkan alat, tunggu beberapa saat guna melihat alat
oxymeteri sudah terhubung dengan stock kontak.
3. Pasang kabel oxymetri pada jari telunjuk atau jempol kaki atau
tangan (atau pada daerah yang ingin diketahui saturasi O2).
4. Periksa alat sudah dipasang dengan baik.
5. Pada monitor oxymetri, petugas mengatur dan mencatat saturasi
O2 pasien, bila perlu beri nada peringatan dan menit perhitungan
saturasi O2(pada keadaan normal saturasi 92 % – 100 %).
6. Usahakan mencatat perkembangan saturasi O2pada monitor.
7. Pasang alat oxymetri sesuai dengan kebutuhan dan advis pada
status.
8. Setelah digunakan, alat dikembalikan.

PROSEDUR MENGUKUR SUHU TUBUH


1. Menyiapkan peralatan yang diperlukan seperti thermometer (air
raksa atau digital), kain kasa, alat tulis.
2. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan :
3.1. Perawat mencuci tangan
3.2. Membersihkan ketiak pasien atau daerah sekitar dubur
bayi dengan handuk / kain.
3.3. Untuk thermometer air raksa, pada air raksa pada
thermometer (harus berada dibawah 25º C); untuk
thermometer digital, hidupkan thermometer dengan
menekan tombol yang tersedia.
3.4. Memasang reservoir thermometer tepat pada tengah-
tengah ketiak atau masuk ke dalam lubung dubur untuk
thermometer rectal pada bayi.
3.5. Menghimpitkan lengan pasien pada tubuhnya erat-erat dan
tangan memegang bahu yang berlawanan.
3.6. Setelah 10 – 15 menit, perawat mengambil thermometer
dan membaca hasilnya, atau pada thermometer digital
setelah terdengar bunyi dan tertera hasil pada layarnya.
3.7. Mencatat hasilnya pada status pasien IGD.
3.8. Menurunkan air raksa pada thermometer atau menekan
tombol untuk mematikan.
3.9. Merapikan pasien dan memberitahukan bahwa
pemeriksaan telah selesai.
3.10. Perawat mencuci tangan.

PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT


DEFIBRILLATOR
1. Pasang elektroda warna merah dibawah klavikula kanan,
warna kuning dibawah klavikula kiri, dan warna hijau pada daerah
apex (dibawah tulang iga terakhir).
2. Putar tombol on, putar switch unsynchronized
3. Pilih energi 360 joule untuk defibrillator Monophasic.
4. Atur tombol lead, (pilih lead I,II, atau III)
5. Letakkan paddles di dada pasien, beri jelly pada paddles yang
kearah kulit pasien.
6. Letakkan satu paddle di sternum bagian atas tepat dibawah
clavicula dan paddle lain di apex jantung (antara tepi puting susu
kiri dan garis midaxilla). Posisi lain yang boleh dipilih adalah salah
satu paddle di precordial dan satu paddle lain di infra scapular.
7. Segera lakukan charging dengan menekan
tombol charge padapaddles.
8. Segera setelah dilakukan charging, beri tahu tim untuk tidak
menempel pada pasien dengan cara berteriak keras : Awas DC-
Shock, nafas buatan berhenti, depan bebas, kiri bebas, saya bebas”
9. “Awas, shock !!” tekan tombol kedua paddles secara simultan,
kemudian langsung disusul dengan pijat jantung buatan (CPR)
selama 2 menit dan paddle diletakan ditempatnya
10. Setelah CPR 2 menit evaluasi monitor, tanpa harus memegang
nadi carotis. Bila irama tetap VF atau pulseless VT maka
diperlukan shock berikutnya, tetap 360 Joule (untuk defibrillator
monophasic). Ulangi semua tahap diatas ;
11. Untuk jenis defibrillator Biphasic, maka dapat dilakukan defibrilasi
pertama 150 joule, CPR, defibrilasi kedua 200 joule, CPR,
defibrilasi ketiga 300 joule, CPR, defibrilasi ke-empat, dst 360
joule.
12. Setiap setelah dilakukan defibrilasi maka langsung disusul dengan
CPR, dst.
PROSEDUR PEMASANGAN ALAT REKAM
JANTUNG (EKG)
1. Petugas menjelaskan tentang tindakan, kemudian dekatkan alat
ke samping pasien.
2. Minta pasien membuka baju, dan melepaskan benda-benda
logam yang melekat di badan pasien.
3. Beri gosokkan kapas alkohol (secukupnya) pada daerah yang
akan dipasang sondopan.
4. Pasang sondopan extremitas : lengan kanan (kabel merah),
lengan kiri (kabel kuning), pergelangan kaki kiri (kabel hijau),
pergelangan kaki kanan (kabel hitam)
5. Pasang sondopan prekordial pada lokasi-lokasi berikut :
a. V1 : Ruang / celah interkostal IV garis sternal.
b. V2 : Ruang / celah interkostal IV garis sternal kiri
c. V3 : Antara / pertengahan V2 dan V4
d. V4 : Ruang / interkostal V, garis midclavicula
e. V5 : Sejajar V4 garis aksila depan
f. V6 : Sejajar V5 garis aksila media
6. Pasang stop kontak pad aliran listrik, beritahu pasien agar
tenang, dan sementara jangan menggerakkan badan dulu.
7. Nyalakan EKG, start, tunggu alat EKG bekerja.
8. Setelah 12 lead selesai dan add pasien tercatat, matikan EKG.
9. Potong kertas EKG yang sudah terbaca, tulis identitas, jam
EKG pada kertas yang sudah tersedia.
10. Bereskan alat sondopan yang melekat pada badan pasien.
11. Catat tindakan pada status.
PROSEDUR PENGGUNAAN SUCTION
1. Menyiapkan pasien, alat suction yang siap pakai.
2. Pastikan mesin suction berfungsi dengan baik.
3. Sediakan cairan aqua untuk pembersih slang penghisap.
4. Hubungkan kabel listrik suction dengan aliran listrik
bertegangan 220 volt, tekan tombol power kearah ON untuk
menghidupkan mesin suction.
5. Keluarkan slang untuk menghisap lendir dan hubungkan
dengan suction.
6. Melakukan pemeriksaan fisik.
7. Mulai menghisap lendir melalui mulut dan hidung pasien + 0,5
menit – 1 menit sampai lendir habis atau pasien tidak
mengeluh sakit.
8. Apabila telah selesai, matikan mesin suction dengan menekan
tombol power kearah OFF, letakkan slang penghisap pada
tempat semula.
9. Petugas mencatat hasil penggunaan suction pada status pasien.
10. Petugas mencatat laporan kegiatan di Buku Laporan Harian.
11. Observasi keadaan pasien setelah dilakukan tindakan setiap 5 –
10 menit.
PROSEDUR
MENGUKUR TEKANAN DARAH
1. Persiapan Alat :
Perawat menyiapkan peralatan seperti tensimeter, stetoskop, status
pasien , dan alat tulis.
2. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Perawat memberitahu dengan ramah tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Memasang manset pada lengan atas.
d. Perawat memasang pangkal stetoskop pada kedua telinga.
e. Meraba denyut nadi pada arteri branchialis dan meletakkan ujung
stetoskop tepat diatasnya.
f. Membuka kunci reservoir pada tensimeter.
g. Menutup sekrup dari balon karet.
h. Memompa balon karet sampai bunyi detak arteri tidak terdengar
lagi. Pada tensimeter akan terlihat air raksa naik pada pipa.
i. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil melihat pada pipa, air
raksa akan turun perlahan-lahan. Angka yang ditunjukkan air raksa
pada pipa saat terdengar detak pertama dibaca sebagai systole dan
angka yang ditunjukkan pada detak terakhir dibaca sebagai diastole.
j. Melepaskan manset dari lengan pasien dan merapikan pasien.
k. Mengeluarkan udara dari manset.
l. Memasukkan manset kedalam tempatnya.
m. Menutup reservoir.
n. Merapikan peralatan
o. Perawat mencuci tangan.
p. Mencatat hasil pengukuran pada status pasien atau lembar observasi.
PROSEDUR PEMASANGAN INFUS
1. Cuci tangan
2. Membawa alat ke dekat pasien
3. Perlak dan alasnya dipasang dibawah anggota tubuh yang akan
dipasang infus.
4. Botol cairan dipasang pada standar infus.
5. Memasang infus set, dengan cara memasukkan jarum pipa infus set
ke dalam botol cairan dan infus set di klem, mengisi tabung tetesan
(jangan sampai penuh), membuka klem, mengalirkan cairan
sehingga udara tidak ada dalam slang.
6. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
7. Menentukan tempat penusukan, memilih pembuluh vena yang besar
dan lurus, tempat penusukan yang pertama dipilih pada bagian
bawah lengan / distal.
8. Setelah jelas tempat penusukan, dipasang pembendung pada bagian
atas, kemudian pada daerah penusukan dilakukan tindakan
antiseptis dengan kapas alkohol + 2 – 3 cm disekitar daerah
penusukan, saat penusukan lubang jarum menghadap ke atas.
9. Mengecek ketepatan jarum masuk ke dalam vena, bila berhasil
darah akan keluar, pembendung dilepaskan, besi jarum ditarik /
dilepas, kemudian sambungkan slang dengan jarum, klem
dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan.
10. Tempat penusukan ditutup dengan kasa steril dan diplester (pasang
spalk bila perlu).
11. Hitung tetesan sesuai permintaan.
12. Peralatan dibersihkan dan diatur kembali.
13. Cuci tangan

PROSEDUR PEMASANGAN NECK


COLLAR
1. Persiapan
1.1. Alat :
1.1.1. Neck collar sesuai ukuran
1.1.2. Bantal pasir
1.1.3. Handschoen
1.2. Pasien :
1.2.1. Informed Consent
1.2.2. Berikan penjelasan tentang tindakan yang dilakukan
1.2.3. Posisi pasien : terlentang, dengan posisi leher segaris /
anatomi
1.3. Petugas :
2 orang
2. Pelaksanaan :
2.1. Petugas menggunakan masker, handschoen
2.2. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian
kanan kepala mulai dari mandibula kearah temporal,
demikian juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain
dengan cara yang sama.
2.3. Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke
bagian belakang leher dengan sedikit melewati leher.
2.4. Letakkan bagian neck collar yang bertekuk tepat pada dagu.
2.5. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
2.6. Pasang bantal pasir di kedua sisi kepala pasien
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
3.1. Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respon pasien
3.2. Pemasangan jangan terlalu kuat atau terlalu longgar

PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN


1. Peralatan yang disediakan :
1.1. Tabung oksigen lengkap dan siap pakai, pastikan humidifier
tidak kosong dan terisi sampai water level.
1.2. Selang oksigen.
1.3. Masker, Kanula Oksigen.
2. Pelaksanaan :
2.1. Beritahukan dan jelaskan kepada pasien, bila pasien dalam
keadaan sadar.
2.2. Untuk mengalirkan oksigen, putarkan spuyer pada tabung
flowmeter kearah “ON”.
2.3. Lakukan tes, apakah oksigen telah keluar dengan cara
mendekatkan ujung selah pada punggung telapak tangan.
2.4. Setelah oksigen keluar, atur volume oksigen sesuai
permintaan/kebutuhan dengan melihat tingginya bola kecil
pada tabung kaca flowmeter, lalu hubungkan selang oksigen
pada masker atau kanula oksigen dan dipasang pada hidung
pasien serta difiksasi.
2.5. Lakukan observasi selama pemakaian oksigen.
2.6. Perawat mencuci tangan.
PROSEDUR
PEMELIHARAAN MINOR SET
1. Rendam alat-alat dengan savlon dan deterjen + 3 – 5 menit,
kemudian di cuci.
2. Keringkan alat-alat.
3. Siapkan bak instrumen dan masukkan alat-alat yang terdiri
dari :
a. Gunting tajam 1 buah
b. Pinset cirurgis 1 buah
c. Pinset anatomis 1 buah
d. Arteri klem cirurgis 1 buah
e. Arteri klem anatomis 2 buah
f. Needle Holder/pemegang jarum 1 buah
g. Jarum Otot 1 buah
h. Jarum Kulit 1 buah
4. Bungkus bak instrumen yang sudah siap dan dimasukkan ke
sterilisator, disterilkan selama + 15 menit.
5. Setelah alat steril, disimpan dalam tromol.
PROSEDUR STERILISASI ALAT
1. Membersihkan dan mengeringkan seluruh instrumen yang akan
disterilkan.
2. Semua peralatan yang berengsel harus dibuka.
3. Instrumen sebaiknya jangan diikat ketat untuk mencegah kontak
uap dengan seluruh permukaan.
4. Susun paket dalam ruangan untuk memudahkan sirkulasi yang
bebas dan penetrasi uap keseluruh permukaan.
5. Tutup dan kunci pintu sterilisator kemudian tekan tombol ON
(tombol hijau ON/OFF).
6. Atur derajat / suhu sterilisator (100ºC - 140ºC), tekan tombol
kuning
7. Tekan tombol tanda waktu / time, atur lama sterilisasi antara 20 –
30 menit (tekan tombol kuning)
8. Kemudian tekan tanda start 2 x dan akan muncul tanda TLO.
9. Setelah 20 menit akan muncul tanda END yang menandakan
sterilisasi sudah selesai.
10. Matikan sterilisator dengan menekan tombol OFF. Tunggu sampai
dingin.Buka pintu sterilisator untuk mengeluarkan uap panas.
11. Setelah dingin tutup semua tempat peralatan yang terbuka.
12. Alat siap digunakan.

PROSEDUR PENGGUNAAN POMPA


SEMPRIT / SYRINGE PUMP
1. Untuk Pasien :
a. Memberitahukan maksud dan tujuan
b. Ada / tidaknya alergi obat.
c. Periksa IV – Line, lancar atau tidak.
2. Untuk Alat, Mesin Pompa Semprit (Syringe Pump)
a. Semprit sesuai ukuran / jenisnya
b. Pipa ekstension / nimotop / perfusor atau selang penyambung lain (kalau
tidak ada). Three way stage code, three way connector buntut.
c. Cairan / obat
d. Alkohol
e. PZ / NaCl 0,9% untuk spoel.
f. Label obat pada semprit; nama obat dan dosis.
g. Kalkulasi dosis obat berdasarkan berat badan pasien.
h. Cross check dengan perawat lain/staff lain untuk memastikan bahwa obat
sudah sesuai dosis, larutan.
i. Menyiapkan syringe :
- Siapkan obat dalam semprit.
- Tank piston, sehingga terdapat ruang udara di dalam semprit, lakukan
pencampuran secara merata, dengan membalik-balikan semprit beberapa
kali.
- Jarum di depan, dorong piston sampai obat tampak di ujung semprit.
- Hubungkan dengan pipa extension, pertahankan sterilitas.
- Berikan label pada semprit.
- Semprit dipasang pada syringe pump, perhatikan pada bagian-bagiannya
harus sesuai.
- Sambung syringe pump dengan aliran listrik.
- Siap power ON
- Tekan tombol PURGE/BOLUS, sampai cairan menetes di ujung pipa
ekstension.
- Hubungkan pipa ekstension dengan IV – Line yang sudah adathree way
stop cooknya.
- SET : jumlah tetesa / menit atau cc / jam.
- Tekan tombol START untuk memulai pemberian obat sesuai dengan
program pengobatan.
- Alarm bunyi bila ada yang tidak sesuai.
3. Perlu Diperhatikan :
a. Check ulang obat dan pelarutnya untuk keselamatan dan mencegah salah
obat.
b. Lakukan secara Asepsis waktu mengambil obat atau mencampuri dalam
syringe (mencegah infeksi).
c. Pasien boleh bergerak bebas bahkan jalan-jalan kalau tidak ada kontra
indikasi. Tunjukkan cara jalan dengan terpasang alat syringe pump.
4. Evaluasi
a. Inflamasi daerah infuse, stop pompa, kolaborasikan.
b. Suara alarm :
- Obat hampir habis
- Buntu, disebabkan karena bengkak atau ada sumbatan lain (darah)
- Semprit tidak cocok.
- Alatnya rusak.

PROSEDUR PEMASANGAN INFUS


DENGAN JARUM BERSAYAP / WING NEADLE
A. Persiapan Alat :
1. Standar infus
2. Infus set, jarum bersayap/wing needle
3. Kapas
4. Alkohol 70% Betadin
5. kasa steril
6. Gunting
7. Plester
8. Pengalas
9. Bengkok
B. Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan
2. Menyiapkan area yang akan dipasang infus
3. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan
4. Menusukkan infus set kedalam botol infus
5. Keluarkan udara dari selang infus
6. menentukan vena yang akan ditusuk
7. pasang pengalas
8. Disenfektan area yang akan ditusuk
9. Meminta bantuan 1 orang perawat untuk melakukan fiksasi
10. Menusuk jarum bersayap pada vena yang telah ditentukan
11. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril yang sudah
diberi Betadin.

PROSEDUR PENGGUNAAN BED SIDE MONITOR


(BSM)
A. Persiapan Alat :
1. Bed Side Monitor (BSM)
2. Elektroda
3. Kapas Alkohol
4. Jelly
5. Kassa
B. Penatalaksanaan :
1. Jelaskan pada keluarga dan pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
serta guna dari dilaksanakannya prosedur ini.
2. Hidupkan BSM, tekan On/Off (tunggu beberapa menit sampai alat siap
digunakan) non aktifkan alarm.
3. Pilih tempat untuk pemasangan elektroda BSM yang terdiri atas 3
sadapan.
4. Bersihkan daerah yang akan dipasang elektroda, cukur bila perlu untuk
memudahkan konduksi.
5. Hubungkan elektroda dengan kabel parameter BSM.
6. Lepaskan kertas pada bagian belakang elektroda dan letakkan pada
posisi yang telah ditentukan.
7. Periksa Ecta, gelombang R harus lebih panjang dari gelombang lainya.
8. Aktifkan menu RR atur sensitivitasnya.
9. Periksa gelombang pernafasan, sesuai tidak dengan pola pernafasan
pasien.
10. Aktifkan menu Sp O2 pada layar monitor.
11. Pasang fenger Sp O2 pada jari pasien (telunjuk dan ibu jari) dengan
posisi lampu infra red menghadap keatas.
12. Aktifkan menu NEP pada layar monitor.
13. Pasang manset pada lengan atas pasien, perhatikan pemasangan,
sebaiknya pada lengan yang tidak terpasang cairan infus, untuk menjaga
agar infus tetap lancar.
14. Sambungkan ujung Korektor Nlop dengan Manset.
15. Setting manual atau otomatis sesuai advis.
16. tekan Start pada menu dan tunggu hasil.
17. Aktifkan menu Tump pada monitor.
18. Pasang parameter suhu pada axila pasien.
19. Setelah semua parameter terpasang, setting alarm sesuai dengan limit
yang ditentukan (sesuai advis).
C. Tindak Lanjut
1. Kaji irama jantung, pola pernafasan, suhu dan tekanan darah.
2. Lakukan monitoring secara berkelanjutan.
3. Pastikan semua parameter terpasang dengan baik dan benar.
4. Kaji integritas kulit lakukan parameter jika diperlukan.

PROSEDUR PENGGUNAAN INFUSION PUMP


A. Persiapan Alat :
1. Infusion Pump
2. Cairan / obat sesuai dengan advis dokter.
3. Infus set khusus untuk infusion pump
4. Standar infus
B. Pelaksanaan :
1. Letakkan infusion pump pada standar infus, pastikan bahwa
alat benar-benar sudah melekat kuat.
2. Tancapkan stiker listrik ke stop kontak.Perhatikan lampu
“CHARGE” menyala atau tidak, bila lampu sudah menyala
berarti alat sudah dapat dipergunakan (dialiri listrik).
3. Tekan tombol “POWER ON”
4. Buka pintu infusion pump
5. Masukkan infuse set ke dalam tubing slot kemudian pintu
ditutup kembali.
6. Masukkan pengatur tetesan infuse pada infuse set.
7. Program tetesan ( cc ) per jam sesuai advis dokter.
8. Tekan tombol “START”
9. Perhatikan tanda alarm yang ada pada alat :
a. Occlusion : ada sumbatan
b. Air on line : ada udara pada selang
c. Door Open : pintu belum tertutup rapat.
d. Low Batt : tidak ada aliran listrik
10. Bila pasien memerlukan ekstra tetesan infus / dipercepat tekan
tombol “PURGE”
11. Apabila merubah program tetesan (menambah / mengurangi)
tekan tombol “STOP” dan atur program baru, kemudian tekan
tombol “START”
12. Perhatikan infus jangan sampai bocor / menetes mengenai alat
infusion pump karena alat akan rusak.
13. Sehabis dipakai alat dibersihkan dan simpan di ruangan ber-
AC.

PROSEDUR PEMASANGAN ALAT


REKAM JANTUNG
1. Petugas menjelaskan tentang tindakan, kemudian dekatkan alat
ke samping pasien.
2. Minta pasien membuka baju, dan melepaskan benda-benda
logam yang melekat di badan pasien.
3. Beri gosokkan kapas alkohol (secukupnya) pada daerah yang
akan dipasang sondopan.
4. Pasang sondopan extremitas : lengan kanan (kabel merah),
lengan kiri (kabel kuning), pergelangan kaki kiri (kabel hijau),
pergelangan kaki kanan (kabel hitam)
5. Pasang sondopan prekordial pada lokasi-lokasi berikut :
 V1 : Ruang / celah interkostal IV garis sternal.
 V2 : Ruang / celah interkostal IV garis sternal kiri
 V3 : Antara / pertengahan V2 dan V4
 V4 : Ruang / interkostal V, garis midclavicula
 V5 : Sejajar V4 garis aksila depan
 V6 : Sejajar V5 garis aksila media
6. Pasang stop kontak pad aliran listrik, beritahu pasien agar
tenang, dan sementara jangan menggerakkan badan dulu.
7. Nyalakan EKG, start, tunggu alat EKG bekerja.
8. Setelah 12 lead selesai dan add pasien tercatat, matikan EKG.
9. Potong kertas EKG yang sudah terbaca, tulis identitas, jam EKG
pada kertas yang sudah tersedia.
10. Bereskan alat sondopan yang melekat pada badan pasien.
11. Catat tindakan pada status.

Anda mungkin juga menyukai