Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan,
merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien. Hal ini
sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan terdiri atas
pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat baik
secara promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Rumah sakit juga merupakan
sarana yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang berfungsi
sebagai tempat pendidikan bagi tenaga kesehatan dan kegiatan penelitian
(Anonim, 2009).
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
termasuk pelayanan farmasi klinik. Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan
yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah
terkait obat. Kesadaran pasien akan pentingnya keamanan dalam pengobatan yang
semakin meningkat berdampak pada tuntutan peningkatan pelayanan kefarmasian
sehingga ada perubahan paradigma lama yang berorientasi pada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented)
dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care) (Anonim, 2014).
Apoteker adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan dalam bidang kefarmasian sehingga berperan penting dalam
pelayanan farmasi pada khususnya. Instalasi Farmasi Rumah Sakit dikepalai oleh
seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang

1
2

berlaku, dan merupakan tempat penyelenggaraan yang bertanggungjawab atas


seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian (Siregar, 2004).
Rumah sakit dalam fungsinya sebagai institusi pendidikan juga
bertanggung jawab untuk peningkatan sumber daya manusia dalam bentuk
program pelatihan dan pendidikan. Dalam penyelenggaran serta pelayanan
kefarmasian, apoteker harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
memadai tentang farmasi rumah sakit agar mampu mengelola bidang kefarmasian
di rumah sakit dari berbagai aspek seperti struktural, fungsional, dan manajerial
yang berorientasi kepada pasien. Pada pelaksanaannya apoteker harus selalu
memegang teguh kode etik profesi, agar kedepannya standar pelayanan
kefarmasian dapat berjalan optimal.
Upaya untuk mempersiapkan apoteker yang mampu memberikan
pelayanan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, apoteker muda diberikan
kesempatan untuk melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah
Sakit. Praktek Kerja Profesi Apoteker merupakan salah satu program yang
diselenggarakan oleh Program Profesi Apoteker di Indonesia. Program Praktek
Kerja Profesi Apoteker merupakan kegiatan pendidikan bagi program profesi
apoteker, melalui PKPA mahasiswa diperkenalkan secara langsung kepada
masyarakat di tempat-tempat untuk pengabdian profesi dan juga permasalahan-
permasalahnnya. PKPA dapat diartikan sebagai salah satu bentuk pengintegrasian
kegiatan di lingkungan kerja dan pendidikan oleh sebab itu program ini penting
untuk memberikan pengalaman kerja kepada apoteker muda.

1.2 Tujuan PKPA


1. Mengetahui peran, fungsi, posisi, dan tanggungjawab apoteker di dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.
2. Membekali apoteker muda agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasiaan di rumah sakit yang meliputi pengelolaan obat, alat kesehatan
(managing drug supply) dan farmasi klinis.
3

3. Memahami konsep Pharmaceutical Care dan penerapannya dalam pelayanan


kepada pasien.
4. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan pasien, keluarga pasien
dan tenaga kesehatan lainnya.

1.3 Manfaat PKPA


1. Apoteker Muda dapat memahami peran, fungsi, posisi, dan tanggungjawab
Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.
2. Apoteker Muda memperoleh wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasiaan di rumah sakit
yang meliputi pengelolaan obat, alat kesehatan (managing drug supply) dan
farmasi klinis.
3. Apoteker Muda mampu memahami konsep Pharmaceutical Care dan
penerapannya dalam pelayanan kepada pasien.
4. Apoteker Muda mampu mengembangkan keterampilan berkomunikasi
dengan pasien, keluarga pasien dan tenaga kesehatan lainnya.

1.4 Pelaksanaan Pkpa


Kegiatan PKPA ini dilakukan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto (RSMS) yang diikuti oleh 53 mahasiswa Program Pendidikan Profesi
Apoteker dari 6 Universitas yaitu 9 mahasiswa dari Universitas Ahmad Dahlan
(UAD) Yogyakarta, 4 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta,
10 mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia (UII), 10 mahasiswa dari
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), 10 mahasiswa dari Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Semarang, dan 10 mahasiswa dari Universitas
Setia Budi (USB) Surakarta. Kegiatan PKPA di rumah sakit tersebut dilaksanakan
mulai tanggal 1 Februari 2016 sampai 31 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai