Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Alinyemen Horizontal Superelevasi ini dengan
baik meskipun terdapat kekurangan dalam makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan kita
mengenai Alinyemen Horizontal Superelevasi. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi yang membacanya. Sekiranya makalah ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membiacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Denpasar, 17 Oktober 2015

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………1
Daftar Isi……………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 3

1.1. Latar Belakang……………………………………………………………..3


1.2. Tujuan……………………………………………………………………...3
1.3. Rumusan Masalah…………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………4

2.1 Alinyemen Horizontal ………………………………………………… 4

2,2 Perencanaan Alinyemen Horizontal……………………………………… 4

a. Superelevasi (e)………………………………………………………. 5

b. Jari-Jari Tikungan……………………………………………………...5

2.3. GAYA-GAYA YG MEMPENGARUHI ……………………………… 6

2.3.1. Gaya Sentrifugal ………………………………………………… 6

2.4. SUPERELEVASI DAN DIAGRAM ELEVASI

2.4.1. Pengertian Superelevasi…………………………………………..7

2.4.2. Diagram elevasi……………………………………………….......7


BAB III PENUTUP………………………………………………………………………. 11

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………… 11

Daftar Pustaka………………………………………………………………………… 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel.
Dengan melihat besarnya jumlah kecelakaan yang ada di Indonesia keselamatan
jalanharus dipandang secara komprehensif dari semua aspek perencanaan, pekerjaan
pembuatansuatu jalan. Perencanaan Geometrik jalan merupakan salah satu persyaratan dari
perencanaan jalan yang merupakan rancangan arah dan visualisasi dari trase jalan agar
jalan memenuhi persyaratan selamat, aman, nyaman, efisien. Tidak selalu persyaratan itu
bisa terpenuhikarena adanya faktor – faktor yang harus menjadi bahan pertimbangan antara
lain keadaanlokasi, topografi, geologis, tata guna lahan dan lingkungan. Semua faktor ini
bisa berpengaruh terhadap penetapan trase jalan karena akan mempengaruhi
penetapanAlinyemen Horisontal.

1.2. TUJUAN

a. Untuk mengetahui pengertian alinyemen horizontal

b. Untuk mengetahui perencanaan alinyemen horizontal

c. Untuk mengetahui gaya yg mempengaruhi

d. Untuk mengetahui apa itu superelevasi dan diagram superelevasi

1.3. RUMUSAN MASALAH

a. Pengertian alinyemen horizontal?

b. Apa saja jenis perencanaan alinyemen horizontal?

c. Apa saja gaya yg mempengaruhi?

d. Apa itu superelevasi dan diagram superelevasi?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. ALINYEMEN HORIZONTAL

Alinyemen horizontal ialah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Alinyemen
horizontal dikenal juga dengan nama “situasi jalan” atau “trase jalan”. Alinyemen horizontal
terdiri dari garis-garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran
ditambah busur peralihan, busur peralihan saja ataupun busur lingkaran saja.

Pada alinyemen horizontal akan terlihat apakah jalan tersebut merupakan jalan lurus,
menikung kekiri, atau kekanan. Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis lurus, lengkung
berbentuk lingkaran dan lengkung peralihan dari bentuk garis lurus ke bentuk busur lingkaran.
Perencanaan geometrik jalan memfokuskan pada pemilihan letak dan panjang dari bagian-
bagian ini, sesuai dengan kondisi medan sehingga terpenuhi kebutuhan akan mengoperasikan
lalu lintas, dan keamanan ditinjau dari jarak pandangan dan sifat pengemudi kendaraan
ditikungan.

Perencanaan geometrik pada bagian lengkung di maksudkan untuk mengimbangi gaya


sentrifugal yang diterima oelh kendaraan yang berjalan pada kecepatan (Vr). Untuk keselamatan
pemakai jalan,jarak pandang dan daerah bebas samping harus diperhitungkan.

2.2. PERENCANAAN ALINYEMEN HORIZONTAL

Perencanaan alinyemen horizontal merupakan proyeksi sumbu tegak lurus bidang


horizontal yang terdiri dari susunan garis lurus dan garis lengkung (Direktorat Perguruan Tinggi
Swasta, 1997). Alinyemen horizontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung atau disebut
juga tikungan. Perencanaan geometric pada bagian lengkung dimaksudkan untuk mengimbangi
gaya sentrifugal yang diterima kendaraan yang berjalan dengan kecepatan VR pada saat tikungan
(Departemen Pekerjaan Umuum, 1997a). gaya sentrifugal ini dapat mendorong kendaraan secara
radial kearah luar lengkung. Gaya ini arahnya tegak lurus terhadap arah laju kendaraan yang
mengakibatkan rasa tidak nyaman bagi pengemudi.

4
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tikungan pada alinyemen horizontal
adalah:

a. Superelevasi (e)

Superelevasi adalah kemiringan melintang jalan pada lengkung horizontal yang


bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan guna mengimbangi
gaya sentrifugal. Superelevasi maksimum yang dapat digunanakan pada suatu
jalan raya dibatasi oleh beberapa keadaan 9Sukirman, 1994), seperti:

1. Keadaan cuaca, seperti turun hujan dan berkabut


Jalan yang berada di daerah yang sering turun hujan atau berkabut,
superelevasi maksimumnya lebih rendah daripada jalan yang berada di
daerah yang selalu bercuaca baik.
2. Keadaan medan, seperti datar, berbukit atau pegunungan
Di daerah datar, superelevasi maksimumnya lebih tinggi daripada di daerah
berbukit dan pegunungan. Dalam hal ini, batasan superelevasi maksimum
yang dipilih lebih ditentukan pada tingkat kesukaran dalam pelaksanaan
pembuatan jalan.

b. Jari-Jari Tikungan
Tikungan jalan terdiri dari lingkaran dan lengkung peralihan. Penentuan ukuran
bagian-bagian tikungan didasarkan pada keseimbangan gaya yang bekerja pada
kendaraan yang melintasi tikungan tersebut. Di dalam perancangan geometrik
jalan, ketajaman lengkung horizontal dapat dinyatakan dalam jari-jari lengkung
(R) atau dalam derajat lengkung (D). Besarnya jari-jari minimum (Rmin)
lengkung pada alinyemen horizontal dapat dicari dengan rumus:

Keterangan:

Rmin = jari-jari tikungan minimum (m)

VR = kecepatan rencana (km/jam)

Emax = superelevasi maksimum (%)

5
Fmax = koefisien gesek maksimum untuk perkerasan aspal (fmax = 0,24)

untuk VR < 80 km/jam fm = - 0,00065 *VR + 0,192

untuk VR > 80 km/jam fm = - 0,00125 * VR + 0,24

Besarnya jari-jari yang digunakan untuk merencanakan (Rc) harus lebih


besar atau minimal sama dengan jari-jari minimum ( Rc ≥ Rmin ).

c. Lengkung Peralihan
Lengkung peralihan adalah lengkung transisi pada alinyemen horizontal dan
sebagai pengantar dari kondisi lurus ke lengkung penuh secara berangsur-angsur.
Pada lengkung peralihan, perubahan kecepatan dapat terjadi secara berangsur-
angsur serta memberikan kemungkinan untuk mengatur pencapaian kemiringan
(perubahan kemiringan melintang secara berangsur-angsur).

2.3. GAYA-GAYA YG MEMPENGARUHI

2.3.1 Gaya Sentrifugal

Pada alinemen horisontal terdapat dua jenis gaya yang bekerja# yaitugaya sentripetal dan
sentrifugal. $erdasarkan arah gaya# arah gayasentripetal menuju ke arah pusat lingkaran
sedangkan gaya sentrifugalke arah luar (menjauhi titik pusat lingkaran) atau terlempar ke luar.
Padaalinemen horisontal# gaya yang diperhitungkan adalah gaya sentrifugal.

Gaya sentrifugal akan terjadi jika benda (kendaraan) denganke&epatan ' melintasi suatu
lengkung seperti lingkaran (tikungan). Gayaini akan mendorong kendaraan keluar lintasan
dengan arah tegak lurusterhadap ke&epatan

Gaya sentrifugal (F) yang terjadi F = m . a

Dimana :

m = massa = G/g

G = berat kendaraan

g = gaya gravitasi bumi

a = percepatan sentrifugal

6
= V2/R

V = kecepatan kendaraan

R = jari-jari lengkung lintasan

Dengan demikian besarnya gaya sentrifugal dapat ditulis sebagai berikut:

2.4. SUPERELEVASI DAN DIAGRAM ELEVASI


2.4.1 Pengertian Superelevasi

Kemiringan tersebut dalam ilmu teknik sipil dinamakan sbg superelevasi yg berfungsi utk
melawan gaya sentrifugal supaya kendaraan terus dapat berjalan normal tanpa terpental. makin
besar kemiringanya maka makin besar nilai koefisien berat kendaraan yg didapat. adapun
pengertian superlevasi & sentrifugal yakni Superlevasi pada tikungan jalan yaitu segi kemiringan
yg dibuat dgn tujuan utk melawan gaya sentrifugal kendaraan. Gaya sentrifugal terhadap
tikungan jalan yakni gaya yg mendorong kendaraan kearah luar jalan,

7
Untuk itu tikungan jalanya butuh diberikan superlevasi, dibuat miring maka kendaraan yg
melintas mendapat bantuan dalam melawan gaya serntrifugal maka tak terpental ke luar jalur,
atau bahasa sederhananya biar tak berlangsung kecelakaan lalu lintas.

Faktor-faktor yg mempengaruhi perencanaan superelevasi besar nya curah hujan disuatu


wilayah di mana jalan berada. cuacanya gimana? medan jalan, perbukitan dibuat lebih rendah
superelevasinya dibanding wilayah datar. dalam kota atau luar kota, luar kota superelevasinya
dibuat lebih besar dibanding lokasi dalam kota. tipe kendaraan yg melintas di jalan tersebut.

Jadi kini kita lebih tahu bahwa jalan di tikungan itu memang lah sengaja dibuat miring
demi kenyamanan, kelancaran juga keamanan dalam berlalu lintas, maksudnya supaya
kendaraan tak terpental atau ke luar jalur jalan disaat menikung. Walaupun jalan tikunganya
telah di desain miring biar aman, bukan berarti kita tak butuh berhati-hati disaat melintasi
tikungan, lihat sudut tikunganya & seberapa besar kemiringanya maka kita dapat memperkirakan
di jalur mana yg paling baik & seberapa besar kecepatan mengemudi yg paling aman, hati-hatilah
mengemudi supaya selamat, sebab bakal membuat repot jika celaka, rumah sakitnya jauh &
biayanya mahal juga.

8
2.4.2. Diagram elevasi

Metoda Pencapaian Superelevasi Pada Tikungan Tipe FC

Superelevasi berbanding lurus dengan derajat lengkung, sehingga hubungan antara


superelevasi dan derajat lengkung berbentuk garis lurus. Karena rumus umum lengkung
horizontal adalah e+f = 𝑉 2 /127𝑅, maka hubungan antara koefisien gesekan melintang dan
derajat lengkung pun akan berbentuk garis lurus. Bentuk hubungan garis lurus juga berlaku
jika peninjauan dilakukan untuk kecepatan jalan rata-rata yang biasanya lebih rendah dari
kecepatan rencana (Vjalan : + 80% - 90% kecepatan rencana).

Sebagai contoh diambil kecepatan rencana 60 km/jam dan superelevasi maksimum


l0%. Diperoleh f maksimum : 0, 153.

Titik A1 dan A2 diperoleh dengan mempergunakan rumus sebagai berikut : e maks


+ f maks= 𝑉 2 /127𝑅min

Diperoleh R minimum : 115 m. Ini berarti untuk kecepatan rencana 60 km/jam dan
superelevasi maksimum l0% Iengkung tertajam yang diperkenankan adalah lengkung
dengan radius : 115 m atau Dmaks : 12,78"

Jadi : A1, menunjukan kondisi untuk e maks :0,10; D maks :12,78". A2, menunjukan
kondisi untuk f maks : 0, 153; D maks :12,78". A3, diperoleh dengan mampergunakan
kecepatan jalan rata-rata.

9
10
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Alinyemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal. Alinyemen
horizontal dikenal juga dengan nama situasi jalan atau trase jalan. Alinyemen horizontal terdiri
dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung.Garis lengkung tersebut
terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur peralihan saja atau busur lingkaran
saja.
Superelevasi adalah kemiringan melintang permukaan pada lengkung horizontal.
Superelevasi bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan untuk mengimbangi gaya
sentrifugal. Semakin besar superelevasi, semakin besar komponen berat kendaraan yang
diperolaeh.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://civildoqument.blogspot.com/2016/04/superelevasi-jalan-raya-mengapa.html

https://aanpiss.wordpress.com/

https://www.scribd.com/doc/307591630/Makalah-Alinyemen-Horizontal

12

Anda mungkin juga menyukai