Bab 2 PDF
Bab 2 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Keputihan atau Fluor albus merupakan suatu gejala gangguan alat kelamin
yang dialami oleh wanita, berupa keluarnya cairan putih kekuningan atau putih
kelabu dari vagina. Secara normal, wanita dapat mengalami keputihan. Namun perlu
diwaspadai bahwa keputihan juga dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh
bakteri, virus dan jamur (Tjitraresmi, 2010). Keputihan dapat dialami oleh setiap
wanita. Keputihan yang keluar berupa cairan putih ini biasanya berbau tidak sedap
dialami. Keputihan yang normal tidak berwarna atau bening, tidak berbau, tidak
berlebihan dan tidak menimbulkan keluhan. Pada keadaan ini, sekret meningkat
utamanya masa menjelang ovulasi, stress emosional dan saat terangsang secara
seksual. Keputihan yang harus diwaspadai adalah jika sekret berwarna kuning atau
hijau keabu-abuan, berbau tidak enak, jumlah banyak dan menimbulkan keluhan
seperti gatal dan rasa terbakar pada daerah intim, kadang-kadang terasa panas dan
nyeri sesudah buang air kecil dan pada saat bersetubuh. Hal ini disebabkan oleh
Organ reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan
88
kelainan atau penyakit pada organ reproduksi adalah keputihan (Ayuningtyas, 2011).
Keputihan salah satu permasalahan yang meresahkan kaum wanita, karena jamur ini
merupakan flora normal pada vagina, yang pada kondisi kekebalan tidak baik dapat
Akibat keputihan ini sangat fatal bila lambat ditangani. Tidak hanya bisa
pada saluran tuba, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim
yang merupakan pembunuh nomor satu bagi wanita dengan angka insiden kanker
serviks diperkirakan mencapai 100 per 100.000 penduduk per tahun yang bisa
karena keputihan bisa terjadi akibat pH vagina tidak seimbang. Sementara kadar
keasaman vagina disebabkan oleh dua hal, faktor intern dan ekstern. Faktor intern
antara lain dipicu oleh pil kontrasepsi yang mengandung estrogen, IUD yang bisa
antibiotik, kortikostiroid dan imunosupresan pada penderita asma, kanker atau HIV
positif. Sedangkan faktor ekstern antara lain kurangnya personal hygiene, pakaian
dalam yang ketat, seks dengan pria yang membawa bakteri Neisseria gonorrhea,
9
Jamur dan bakteri banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan lembab.
Organ reproduksi merupakan daerah tertutup dan berlipat, sehingga lebih mudah
untuk berkeringat, lembab dan kotor. Perilaku buruk dalam menjaga organ genitalia,
menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam,
tak sering mengganti pembalut dapat menjadi pencetus timbulnya infeksi yang
(Ayuningtyas, 2010).
Penyebab utama keputihan adalah jamur Candida albicans . Jamur ini mudah
tumbuh pada media saboroud membentuk koloni dengan sifat-sifat yang khas yakni
menonjol pada permukaan medium, koloni halus, licin dan berwarna kekuningan.
Candida albicans dapat tumbuh pada tubuh manusia sebagai saprofit atau parasit di
dalam pencernaan, pernapasan atau vagina orang sehat. Pada keadaan tertentu sifat
jamur ini dapat berubah menjadi pathogen menyebabkan keputihan (Ganda, 2010).
endogen meliputi perubahan fisiologis tubuh seperti kehamilan, obesitas, umur dan
gangguan imunologis. Faktor eksogen meliputi iklim panas, kelembaban yang tinggi,
pekerjaan, kebersihan dan kontak dengan penderita yang telah terinfeksi (Siregar,
2005).
Pada saat Candida albicans menembus kulit atau selaput lendir secara
eksogen maupun endogen pada vagina akan mengubah keasaman vagina sehingga
10
meningkatkan fluor albus yang abnormal, maka tubuh akan mengerahkan keempat
dan sel-sel system imun (Widarti, 2010). Menurut Zubier (2002), perubahan
tumbuhnya jamur dan kuman sehingga dapat terjadi infeksi yang akhirnya
mengakibatkan keputihan.
Kingdom Fungi
Phylum Ascomycota
Class Saccharomycetes
Order Saccharomycetales
Family Saccharomycetaceae
Genus Candida
11
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk
tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berbeda
yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan akan
menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini
berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 µ × 3-6 µ hingga
yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan
banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Pada
beberapa strain blastospora berukuran besar berbentuk bulat atau seperti botol dalam
jumlah sedikit. Morfologi koloni Candida albicans seperti khamir lonjong yang
membiak dengan bertunas. Akan tetapi mungkin juga terlihat pada daerah yang
terinfeksi hifa berbentuk benang dan pseudohifa ( yang terdiri atas sel-sel khamir
yang memanjang yang tetap menempel satu sama lain). Jamur ini mudah
ditumbuhkan pada suhu 250 sampai 370 C pada agar glukosa saboroud, jika
dengan sebutan miselium. Miselium adalah kumpulan hifa yang menyerupai tube
sehingga panjangnya tidak dapat ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya
tetap yaitu berkisar 3-30 µm. Spesies-spesies yang berbeda memiliki diameter yang
berbeda pula, dan ukuran diameter tersebut dapat juga dipengaruhi oleh keadaan
12
lingkungan. Hifa yang tua mempunyai tebal yang berkisar antara 100-150 µm,
Dinding sel memberikan bentuk kepada sel dan melindungi isi sel dari
lingkungan. Meskipun kokoh dinding sel tetap bersifat permeabel untuk nutrien-
nutrien yang diperlukan jamur bagi kehidupan. Komponen penting dalam dinding sel
sebagian besar jamur adalah kitin, suatu polisakarida yang juga merupakan komponen
utama dari kerangka luar serangga dan artropoda lainnya (Gandjar, 2006).
Pertambahan volume sel jamur adalah kontans artinya tidak dapat kembali ke
pertumbuhan, karena massa sel tersebut berasal dari satu sel. Jadi sesuatu yang
semula tidak terlihat, yaitu suatu spora atau konidia jamur, menjadi miselium atau
koloni yang dapat dilihat. Bila suatu konidia atau spora jamur ditanam di atas agar
dalam cawan petri, maka setelah satu atau dua hari baru terlihat sesuatu pada
permukaan agar yang dapat berupa tetesan kental apabila suatu jamur atau berupa
oleh pembagian sel-sel jamur menjadi sejumlah anak sel. Koloni tersebut terbentuk
(Atagana, 2004).
Trnsportasi nutrient ke dalam sel jamur dapat berlangsung dengan beberapa cara,
antara lain melalui transportasi aktif. Adanya pertumbuhan oleh jamur pada suatu
13
substrat dapat juga diketahui karena selain ada penambahan massa sel, proses ini
menyebabkan perubahan pada substrat menjadi lunak, basah-basah, timbul bau yang
semula tidak tercium, timbulnya perubahan warna atau kekeruhan pada suatu substrat
cair (Gandjar, 2006). Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi jamur. Nutrien-
pada jamur adalah dengan pertunasan, pembelahan (fission), atau reproduksi konidia
pada tangkai pendek (sterigmata). Sel tunas dapat berasal dari sel-sel jamur atau dari
sel-sel hifa. Pertunasan diawali dengan pembentukan evaginasi kecil pada beberapa
titik pada permukaan sel. Ukuran sel induk tetap sedangkan sel anak bertambah besar,
sampai pada suatu saat dilepaskan dari sel induk (Gandjar, 2006).
14
2.3.2 Anatomi Jamur Candida albicans
vagina, uretra, kulit dan di bawah jari-jari kuku tangan dan kaki. Di tempat-tempat ini
tahan tubuh menurun baik secara lokal maupun sistemik. Candida albicans
membentuk pseudohifa ketika tunas-tunas terus tumbuh tetapi gagal melepaskan diri,
menghasilkan rantai sel-sel yang memanjang yang terjepit atau tertarik pada septasi-
septasi diantara sel. Candida albicans bersifat dimorfik (Simatupang, 2009). Spesies
berkembang biak pada pH rendah ini dijumpai dalam vagina yaitu jenis jamur
Candida albicans dapat tumbuh pada suhu 370C dalam kondisi aerob atau
anaerob. Pada kondisi anaerob Candida albicans mempunyai waktu generasi yang
lebih panjang yaitu 248 menit dibandingkan dengan kondisi aerob yang hanya 98
15
menit. Walaupun Candida albicans tumbuh baik pada media padat tetapi kecepatan
pertumbuhan lebih tinggi pada media cair dengan digoyang pada suhu 370C.
pertumbuhan juga lebih cepat pada kondisi asam dibandingkan dengan pH normal
(Biswas, 2005).
Sel Candida albicans terdiri dari enam lapisan dari luar ke dalam adalah
(Cooter, 2000). Dinding sel Candida albicans berfungsi memberi bentuk dan juga
sebagai target dari beberapa antimikotik. Dinding sel berperan pula dalam proses
penempelan dan kolonisasi. Fungsi utama dinding sel tersebut adalah memberi
bentuk pada sel dan melindungi sel ragi dari lingkunganya (Hanson, 2008).
Membran sel C. albicans seperti sel eukariotik lainnya terdiri dari lapisan
fosfolipid ganda. Membran protein ini memiliki aktifitas enzim seperti manan sintase,
khitin sintase, glukan sintase, ATPase dan protein yang mentransport fosfat.
Terdapatnya sterol pada dinding sel memegang peranan penting sebagai target
ATP (Segal, 2007). Membran protein memiliki aktivitas enzim seperti mannan
sintase, khitin sintase, glukan sintase, ATP-ase dan protein yang mentransport fosfat
(Simatupang, 2009).
16
Terdapatnya membran sterol pada dinding sel memegang peranan penting
enzim yang berperan dalam sintesis dinding sel. Mitokondria pada Candida albicans
merupakan pembangkit daya sel dengan menggunakan energi yang diperoleh dari
ATP. Nucleus Candida albicans merupakan organel paling menonjol dalam sel.
Organ ini dipisahkan dari sitoplasma yang terdiri dari dua lapisan. Semua DNA
kromosom disimpan dalam nucleus terkemas dalam serat-serat kromatin. Isi nucleus
pencernaan sel, sebagai tempat penyimpanan lipid dan granula polifosfat. Mikrotubul
dan mikrofilamen berada dalam sitoplasma. Pada Candida albicans berperan penting
(Hanson, 2008).
Kandungan DNA yang berasal dari sel ragi pada fase stasioner ditemukan
Perbedaan strain ini dapat dilihat pada pola pita yang dihasilkan dan metode
yang digunakan. Strain yang sama memilki pola pita kromosom yang sama
17
dalam jumlah kromosom kemungkinan besar adalah hasil dari chromosome
rearrangement yang dapat terjadi akibat delesi, adisi atau variasi pasangan yang
homolog. Peristiwa ini merupakan hal yang sering terjadi dan merupakan dari daur
Hal ini juga seringkali menjadi dasar perubahan sifat fisiologis, serologis
koloni dilaporkan sekitar 102-4 dalam koloni abnormal. Frekuensi meningkat oleh
kurang dari 10%. Terjadinya mutasi dapat dikaitkan dengan perubahan fenotip,
berupa perubahan morfologi koloni menjadi putih smoth, gelap smoth, berbentuk
bintang, lingkaran, berkerut, tidak beraturan, berbentuk seperti topi, berbulu, seperti
Pada kandidiasis akut biasanya hanya terdapat blastospora, sedang pada yang
hanya mengandung blastospora yang bejumlah besar, namun pada stadium lanjut
terdapat hifa. Hal ini dapat dipergunakan hasil pemeriksaan bahan klinik misalnya
juga mampu menggunakan senyawa karbon lain seperti etanol dan asam lemak
18
yang memulai pembentukan CO2, beta-oxidation di mitokondria dan peroksisomal
dan omega-oxidation diangkut oleh sitokrom P450. Dua mekanisme terakhir tadi
memulai pembentukan dari asam lemak hidroksilat. Beta-oxidation adalah siklus dari
CoA acetyl transferase. Pada Candida albicans tidak ditemukan asam lemak tinggi
seperti asam arakidonat. Namun karbon utama untuk tubuh Candida albicans
3-HETE sebagai asam lemak tinggi. 3-HETE sebagai bahan tumbuh dari jamur yang
juga menyebabkan perubahan biologi dari sel penjamu dan memulai siklus invasi
(Hanson, 2008).
rambut dan kuku. Tubuh akan merespon dengan mengeluarkan makrofag untuk
1. Faktor kimia
a) Nutrien
19
Mikroba akan membutuhkan karbon dalam jumlah reaksi biosintesis dan
dan asimilasi. Pada kedua proses ini dibutuhakan karbohidrat sebagai sumber
gas dan asam pada glukosa, terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak
terbentuknya asam dan gas pada laktosa. Pada proses asimilasi menunjukkan
b) Aerasi
hydrogen, beberapa adalah fakultatif mampu hidup secara aerob atau secara
dilakukan secara aerob dan anaerob. Karbohidrat yang tersedia dalam larutan
dapat dimanfaatkan untuk mengubah karbohidrat menjadi CO2 dan H2O dalam
asam laktat atau etanol dan CO2. Proses akhir fermentasi anaerob
20
menghasilkan persediaan bahan bakar yang diperlukan untuk proses oksidasi
pertumbuhan sel.
2. Faktor Fisik
variasi Ph yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara
4,5-6,5.
b) Temperatur
Spesies mikroba yang berbeda sangat beragam kisaran suhu optimalnya untuk
(mikroba yang menyukai suhu sedang) tumbuh terbaik pada suhu 30-370C dan
Salah satu penanda invasi Candida albicans adalah perubahan jamur ke dalam
bentuk hifa. Perubahan jamur ke hifa sangat dipengaruhi oleh lingkungan mikrosel
inang yang terdeteksi oleh Candida albicans selama proses invasi (Brown, 1999).
21
infeksi dan penyebaran Candida albicans pada jaringan inang. Mutan Candida
albicans yang tidak pathogen tidak dapat membentuk hifa dan menginvasi sel
endothelium sementara Candida albicans yang pathogen dapat membentuk hifa dan
membentuk germ tube dan hifa intraseluler (Jong, 2001). Bentuk jamur membuat
Bentuk hifa terdiri dari bagian-bagian yang dipisahkan oleh septa. Hifa
sepanjang lekukan atau lubang yang ada disekitarnya (sifat thigmotropisme). Sifat ini
yang mungkin membantu proses infiltrasi pada permukaan epitel selama invasi
jaringan. Hifa juga bersifat aerotropik dan dapat membentuk helix apabila mengenai
resistensi. Isolat yang resisten tetap dapat membentuk hifa dalam lingkungan yang
germ tube Candida albicans sitoplasma terbagi tidak merata selama sitokenesis.
Septin juga tidak berada dekat nucleus mitotic seperti pembelahan sel pada umumnya
tetapi pada plasma yang kemudian membentuk struktur filament yang panjang
(Martin, 2005). Septin adalah protein yang merupakan elemen sikoskeletal yang
22
mengatur dalam morfogenesis Candida albicans. Septin mutan pada studi in vitro
menunjukkan sedikit gangguan pada pembentukan hifa dan hifa yang terbentuk tidak
Menurut Hosteter (1994), ada tiga macam interaksi yang mungkin terjadi
antara sel Candida albicans dan sel epitel inang yaitu (i) interaksi protein-protein (ii)
interaksi lectin-like dan (iii) interaksi yang belum diketahui. Interaksi protein-protein
terjadi ketika protein pada Candida albicans mengenali ligand protein pada sel
epithelium atau endothelium. Interaksi lectin-like adalah interaksi ketika protein pada
dipengaruhi oleh keadaan sel tempat dinding sel Candida albicans melekat (misalnya
sel epithelium), mekanisme invasi ke dalam mukosa dan sel epithelium serta reaksi
1.Fungistatik
2.Fungisidal
23
Bahan antifungi memiliki kemampuan untuk membunuh fungi.Jka bahan
yaitu:
mengatur aliran keluar masuknya bahan-bahan tertentu di dalam sel lain. Membran
sel memelihara integritas komponen-komponen seluler. Kerusakan pada sel ini akan
dan asam nukleat dalam keadaan alamiahnya. Kondisi atau substansi yang mengubah
keadaan ini yaitu mendenaturasikan protein dan asam nukleat dapat merusak sel tanpa
dapat diperbaiki kembali. Suhu tinggi dan konsentrasi zat beberapa zat kimia dapat
Setiap enzim dari beratus -ratus enzim bebeda-beda yang ada di dalam sel
merupakan sasaran potensial bagi bekerjanya suatu penghambat. Banyak zat kimia
24
telah diketahui dapat mengganggu reaksi biokimia. Penghambatan ini dapat
DNA, RNA dan protein memegang peranan amat penting di dalam proses
kehidupan normal sel. Hai itu berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada
pembentukan atau fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada
sel.
Transportasi ion pada sel sangatlah penting, karena ion yang masuk ke dalam
sel akan digunakan dalam proses pembentukan ATP. Jika proses transportasi ion
terganggu maka akan berakibat dengan menurunnya ATP dari energy sel. Maka dari
itu akan terjadi penghambatan penggunaan glukosa yang akan berakibat terjadinya
glikolisis.
polaritas senyawa antimikrob (sifat fisik antimikrob) yaitu sifat hidrofilik lipofilik
memberikan efek yang baik terhadap kesehatan mempunyai aktivitas antimikrob yang
25
yaitu dengan mengganggu sintesis DNA dan dinding sel. Flavonoid dengan cara
mengikat adhesi kompleks pada dinding sel dan senyawa tannin memiliki
Kingdom Plantae
Subkingdom Tracheobionta
Division Magnoliophyta
Class Liliopsida
Subclass Commelinidae
Order Zingiberales
Family Zingiberaceae
Genus Curcuma
telah terbukti memilki efek farmakologis yaitu memilki sifat sebagai hemostatis
26
(menghentikan pendarahan), menambah nafsu makan, antitoksik serta bermanfaat
untuk menyembuhkan luka akibat kanker dan tumor. Kurkumin yang terkandung
dalam rimpang kunyit putih bermanfaat sebagai antitumor dan anti-inflamasi (anti-
Kunyit putih (Curcuma mangga Val.) termasuk salah satu tanaman rempah
dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah asia khususnya Asia Tenggara.
Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia
umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini baik sebagai pelengkap bumbu
masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Kunyit memiliki
beberapa nama lokal yaitu, kunyit (Indonesia), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet
(Madura). Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau
kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat
telur (lanset) memenjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip
dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk
batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm,
berwarna putih kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata.
Kulit luar rimpang yang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga
27
Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) merupakan salah satu dari
sekian banyak tanaman obat tradisional di Indonesia. Rimpang kunyit putih dapat
racun, penurun panas tubuh karena demam, pencahar, mengobati gatal-gatal, asma,
hingga radang yang disebabkan oleh luka. Di India, rimpang kunyit putih digunakan
untuk obat masuk angina atau kembung, penguat lambung, pembangkit nafsu makan,
memperbaiki pencernaan, dan penurun panas tubuh yang disebabkan oleh demam.
Selain itu, rimpang kunyit putih juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit,
berupa bintik-bintik merah yang sangat gatal, dengan cara dibalurkan pada bagian
1994). Menurut Egon (1985), kunyit mengandung minyak atsiri keton sesquiterpena
diduga berasal dari komponen minyak atsiri rhizoma kunyit yang mengandung
Senyawa turunan dari minyak atsiri rhizoma kunyit yang termasuk ke dalam
dan senyawa turunan minyak atsiri lainnya diduga mempunyai sifat antifungi
(Stangarlin, 2006).
28
Menurut Said (2007), komponen kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit
diantaranya minyak atsiri, pati, zat pahit, resin, selulosa dan berbagai mineral.
Kandungan minyak atsiri kunyit sekitar 3-5%. Minyak atsiri kunyit ini terdiri dari d-
(25%), tirmeron (58%), seskuiterpen (5,8%). Sementara itu komponen utama pati
sekunder seperti, alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, saponin, triterpenoid dan lain-
gangguan hama penyakit untuk tanaman itu sendiri atau lingkungannya (Lenny,
2006).
yang sering kali terdapat dalam cincin heterosiklik. Penggolongan alkaloid dilakukan
Senyawa ini biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam berbagai senyawa
29
Gambar 2.4 Strutur kimia alkaloid
struktur kimia yang termasuk flavonoid yaitu flavono, flavol, flavonon, katekin,
sebagai deretan senyawa C6-C3-C6. Artinya kerangka karbonya terdiri atas dua gugus
tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar menurut pola yang berlainan pada
C3(Robinson, 1993). Struktur kimia senyawa flavonoid dapat dilihat pada gambar 2.6.
Tanin merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan yang bersifat fenol yang
mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Secara kimia
30
tanin dibagi menjadi dua golongan, yaitu tanin terkondensasi atau tanin katekin dan
pada tumbuhan berkeping dua (Harbone, 1984). Strktur kimia senyawa tanin dapat
31
Artinya:190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,191. (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (Qs. Al-Imran/3: 190-191).
Dari firman Allah ini, terdapat perintah Allah SWT kepada manusia yang
telah diberi kelebihan akal untuk meneliti dan mengkaji segala sesuatu yang ada di
langit dan bumi karena tidak ada hasil ciptaan Allah SWT yang sia-sia. Semua yang
Allah ciptaan Allah memiliki manfaat dan harus dimanfaatkan. Allah menciptakan
manusia dan memuliakan sebagai makhluk yang paling istimewa oleh karena itu
dengan akal dan pikiran diharapkan manusia dapat hidup seimbang duni dan akhirat,
sehat jasmani dan rohani dengan cara memanfaatkan apa yang ada (bahan alam) dan
Dalam perkembangannya obat kimia terdapat obat kimia (sintetis) berawal dari obat
alami. Dari obat alam dilakukan isolasi untuk mengetahui senyawa aktif yang
kimia untuk menghasilkan senyawa yang sama dalam jumlah yang lebih besar
sehingga lebihmenguntungkan dari segi ekonomi. Akan tetapi obat kimia ini kadang
banyak tumbuhan yang terbukti secara ilmiah bisa mengobati berbagai penyakit.
Dalam kisah Nabi Yunus AS, juga dikisahkan bahwasannya Nabi Yunus pada waktu
32
keadaan sakit (setalah ditelan ikan) diperintahkan oleh Allah untuk memulihkan
kondisi tubuhnya dengan memakan dari jenis tumbuhan labu. Kisah ini terdapat pada
Artinya: kemudian Kami lemparkan Dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam
Keadaan sakit. dan Kami tumbuhkan untuk Dia sebatang pohon dari jenis labu
(Qs.As-Shaafaat/37: 145-146).
Dari ayat tersebut manusia bisa mengambil pelajaran di dalam suatu
tumbuhan selain mengandung sifat estetika juga terdapat manfaat tertentu. Selain itu
antara tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lainnya tidaklah mempunyai
manfaat yang sama (Jauhari, 1984). Hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang
اَّل ِذ يَن و َن ْس َن ِذ ُع وَن و ْسا َن ْس َن و َن َن َّل ِذ ُع وَن و َن ْس َن َن ُعو ُع اَن ِذ َن و اَّل ِذ يَن و َن َن ُع ُع و َّل ُعو َن ُع اَن ِذ َن و ُع ْس و ُع اُع و ْس
اا َنو
Artinya: yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik
diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan
mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.
Menurut Shihab (2002), sebagai insan ulul albab harus mampu
sehari-hari, mau berfikir dan memikirkan bahwa semua yang diciptakan Allah SWT
tidak akan sia-sia. Berkaitan hal tersebut muncul kebutuhan melakukan penelitian
tentang manfaat suatu tanaman untuk digunakan sebagai alternatif alami pengobatan
suatu penyakit. Dalam Al-qur’an telah dijelaskan tumbuhan yang sangat bermanfaat:
33
Artinya: dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun
dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah
dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah
haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan
janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan (Qs. Al-An’am/6: 141).
Ayat di atas menjelaskan bahwa banyak sekali tanaman di bumi ini yang
berkhasiat obat mulai dari tanaman yang berjunjung maupun yang tidak berjunjung.
Selain itu terdapat bermacam-macam buah yang digunakan oleh manusia sebagai
rimpang yang telah diolah harus sesuai ukuran karena apabila berlebihan juga akan
kemunduran dan diganti dengan obat-obatan kimia. Akan tetapi seruan untuk back to
nature kembali bergaung guna mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh
sebagai alternative pengobatan alami dewasa ini berkembang cukup pesat. Sekitar 25
34
obat-obatan yang diresepkan Negara industri maju mengandung bahan senyawa aktif
Kunyit putih (Curcuma mangga Val.) adalah salah satu bahan alam yang
sangat banyak sekali manfaatnya dan sebagai bahan alternatif alami sebagai
berada dalam sel ditarik oleh pelarut sehingga terjadi larutan zat aktif dalam pelarut
tersebut. Pada umumnya ekstraksi akan bertambah baik bila permukaan serbuk
simplisia yang bersentuhan dengan pelarut makin luas. Dengan demikian, makin luas
tidak selalu demikian karena ekstraksi masih tergantung juga pada sifat fisik dan
kimia simplisia yang bersangkutan (Ahmad, 2006). Simplisia adalah bahan alami
yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami perubahan, biasanya bahan yang
1. Ekstrak: sediaan kering, kental atau cair dari sampel nabati atau hewan.
35
4. Dekok: sediaan cair dari simplisia nabati (900C selama 30 menit).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam ekstraksi yaitu jumlah simplisia, penambahan
air ekstrak, derajat kehalusan, cara pemanasan, cara penyaringan dan perhitungan
dosis pemakaian.
Prasetyo, 2006). Meserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan jamu
terlindungi dari cahaya langsung (mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya ataupun
perubahan warna) dan dikocok kembali. Waktu meserasi adalah berbeda-beda, setiap
(kira-kira 3 kali sehari). Melalui usaha ini dijamin suatu keseimbangan konsentrasi
bahan ekstraktif yang lebih cepat ke dalam cairan. Keadaan diam selama meserasi
simplisia terhadap cairan ekstraksi, akan semakin baik hasil yang diperoleh (Voight,
1994).
36