Anda di halaman 1dari 1

Mengajar Anak SD

Pengalaman hampir 2 tahun mengajar di SMA tidak serta merta membuat saya mampu
mengajar ditempat baru saya,di SDIT Robbani. Agak ragu, maju mundur cantik untuk
mengajar di jenjang Sekolah Dasar, sempat bertanya sama kawan – kawan, ada yang bilang,
misal si A: “jurusan FKIP itu linearnya dengan SMP atau SMA bukan SD, karena SD sudah
ada kualifikasi pendidikannya sendiri yaitu PGSD ya gak nyambung lah, kita aja dulu pernah
kan masukin lamaran ke SD xx,belum dilihat berkasnya, udah ditolak aja” . Ada juga yang
bilang, sebut saja si B, “sudah lah jaman sekarang kerja mah di mana aja, yang penting kita
nyaman dan rezekinya halal, dicoba aja dulu”. Dengan banyak pertimbangan dan musyawarah
sama orang tua tentunya, saya maju untuk mengajar di SDIT robbani

Setelah seminggu mengajar, saya simpulkan mengajar dan mendidik anak SMA
dengan anak SD ternyata berbeda 3610 (saking bedaanya), berbeda dalam semua hal.
Mendidik anak SD itu susah susah gampang,ya karena memang saya belum mempunyai
pengalaman apa – apa dalam menghadapi anak – anak. Berbagai macam karakter unik anak
menjadi satu di dalam kelas, ada yang nurut, ada yang tidak taat, ada yang rajin, ada yang
pendiem, dan masih banyak lagi karakter – karakter anak yang kadang diluar dugaan kita.

Dua jam (70 menit) di dalam kelas tu kadang menyenangkan kadang


menjengkelkan,dan kadang membuat saya pusing -_- , apa lagi kalau ada siswa yang
bertengkar dan menangis saat pembelajaran, itu tambah membuat saya pusing kuadrat. belum
lagi pada saat kita mengajar di dalam kelas, tetapi kelas ricuh seperti pasar, suara kita jadi
timbul tenggelam, terkalahan oleh suara mereka. Di saat kita menjelaskan, mereka asik
ngobrol, ada yang menggambar, ada yang sibuk bermain dengan mainannya. Kita beri tugas,
mereka bingung, menerangkan ulang, waktu habis, alhasil ilmu yang kita sampaikan sisa – sia,
tidak sampai ke mereka.

Seiring berjalannya waktu, lambat laun saya mulai mengikuti alur, saya mulai terbiasa
dengan mereka, saya mulai memahami berbagai macam karakter unik mereka, saya mulai
bisa sedikit demi sedikit menguasai kelas, begitu senangnya saya ketika ada interaksi dikelas
saat pembelajaran, di tambah lagi ada saja tingkah laku mereka yang polos dan lucu, baik
dalam mengerjakan soal atau pun dalam menjawab pertanyaan. Dalam proses pembelajaran,
terkadang kami bermain bersama, berdiskusi bersama, tertawa bersama, suasana kelas asik
tidak membosankan tetapi tetap terkondisi. sungguh bahagianya melihat mereka menjalani
masa belajarnya dengan semangat, bahagia dan bersenang-senang Jika sedang pusing
memikirkan sesuatu hal, ntah mengapa langsung hilang seketika jika bersama mereka. Mereka
mempunyai energi luar biasa, mereka penyemangatku.

Tidak puas sampai disini, saya masih harus terus belajar,

karena memang masih banyak hal yang perlu dipelajari supaya kita dapat mengikuti
perkembangan zaman, yang semakin lama semakin maju.

Anda mungkin juga menyukai