Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Jantung merupakan suatu organ yang terdiri dari otot, memiliki 4 ruangan,
berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan dan berbentuk seperti sebuah kerucut.
Jantung terletak pada sisi kiri dari rongga dada bagian atas. Sisi kanan dari jantung
terbagi menjadi 2 ruangan : atrium kanan dan ventrikel kanan. Sisi kiri dari jantung
terbagi menjadi dua ruangan yaitu atrium kiri dan ventrikel kiri (Hull, 1993).
Jantung merupakan salah satu organ vital dari sekian banyak organ vital
lainnya. Jantung terletak dalam rongga dada pada bagian kiri agak ketengah, tepatnya
diatas sekat diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Fungsi
utama jantung adalah sebagai pemompa darah, agar darah bisa bersirkulasi ke seluruh
tubuh, sekaligus juga oksigen. Disamping itu darah juga berfungsi untuk mengangkut
zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti sisa-sisa metabolisme dan karbon
1. Dua ruang atas disebut serambi jantung atau ”atrium” sebelah kanan dan kiri.
Dua ruang bawah disebut bilik jantung atau ”ventrical” sebelah kanan dan kiri.
Empat buah klep jantung, dua diantaranya menghubungkan serambi dan bilik
kanan serta serambi dan bilik kiri (tricuspid dan mitral). Sedangkan dua buah
dan pulmonary).
2. Suatu sistem listrik yang terdiri dari simpul-simpul Sinoatrial node (SA) dan
Atrioventricular node (AV) serta serabut syaraf, yaitu suatu kelompok jaringan
khusus yang secara periodik dan teratur menyebarkan aliran listrik yang
Proses pemompaan darah sehingga darah dapat bersirkulasi ke tubuh dan paru-
a. Pada saat jantung sedang relaks (diastole), darah kurang oksigen dari vena
tubuh mengalir ke serambi kanan. Pada saat yang sama, serambi kiri terisi
b. Pusat listrik (node) yang ada di dalam serambi kanan menembakkan arus
listrik yang menyebabkan kedua serambi berkerut secara serempak. Pada saat
c. Tahap berikutnya adalah pemompaan dari bilik. Pada tahap ini sinyal listrik
dari node yang lain menyebabkan kedua bilik berkerut secara serempak. Ini
mendorong darah yang kurang oksigen dari bilik kanan ke dalam paru-paru.
Darah yang kaya oksigen dari bilik kiri didesak ke dalam arteri utama yang
disebut ”aorta” dan dari sini darah dialirkan ke seluruh tubuh. Klep-klep
tertutup untuk menjamin agar tidak ada aliran balik kedalam serambi.
kepalan tangan kanan, dan berbentuk seperti kerucut. Jantung terbagi menjadi empat
ruangan yaitu dua ruangan atas yang disebut atrium (serambi) dan dua ruang bawah
jantung, akut maupun kronik yang timbul karena kekurangan suplai darah pada
miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada sistem nadi koroner dan
menurut American Heart Organitation (AHA), PJK merupakan kelainan pada satu
atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam
pembuluh darah disertai adanya plak yang akan mengganggu aliran darah ke otot
jantung. Kemudian terjadi kerusakan otot jantung yang akibatnya dapat menggangu
pembuluh darah arteri koroner yang memeberi pasokan zat makanan dan O2 ke otot-
otot jantung terutama bilik kiri yang memompa darah ke seluruh tubuh, (Sani, 2001).
terjadi sejak masa anak-anak yang didukung dengan pemeriksaan patologis. Disfusi
endotel merupakan proses awal terjadinya atherosklerosis. Disfusi endotel ini akan
menurunkan produksi nitric oxide (NO) yang merupakan mediator regulasi vaskuler
sehingga terjadi gangguan keseimbangan faktor relaksasi dan kontraksi. Sehingga bila
bebas yang disebabkan rokok, hipertensi dan diabetes melitus, keturunan, peningkatan
pneumoniae, pelicobacter pylori, virus herves dan hepatitis) dan kombinasi beberapa
faktor. Faktor-faktor resiko tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat
injury yang akan meningkatkan permeabilitas dan adhesi endotel dengan leukosit atau
dan limfosit yang berimigrasi dari darah ke daerah lesi dan akan melepaskan enzim
hidrolitik, sitokin dan faktor pertumbuhan dan akhirnya terjadi nekrosis. Adanya
akumulasi monosit dan migrasi sel otot polos akan membentuk jaringan fibrosis yang
menutup lesi. Garis lemak yang terjadi sejak masa kanak-kanak akan menjadi plak
Gambaran klinik adanya PJK dapat berupa angina pectoris, infark miokardium
(akut miokard infark), payah jantung (iskemic heart diseases) dan mati mendadak
(sudden death). Pada umumnya gangguan suplai darah arteri koronaria dianggap
berbahaya bila terjadi penyempitan sebesar 70% atau lebih pada pangkal atau cabang
utama arteri koronaria. Penyempitan yang kurang dari 50% kemungkinan belum
arterisklerosis dan luasnya gangguan dan apakah serangan itu lama atau masih baru,
(Bustan, 2000).
1. Angina Pectoris
Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan sakit dada yang
khas, yaitu seperti ditekan atau rasa berat di dada yang seringkali menjalar ke
lengan kiri. Hal ini sering timbul saat pasien melakukan aktifitas dan segera hilang
tiroid), anemia yang jelas takikardia proksimal dengan frekuensi ventrikuler cepat,
Nyeri dada yang khas dari angina pectoris ialah rasa tertekan, seperti merasa
terpilin, sperti terbakar (panas yang berpusat di daerah retrostenal (dibalik tulang
bahu dan punggung. Dalam hal ini angina pectoris bisa digolongkan menjadi 3
a. Angina pectoris stabil, yaitu gejala yang timbul frekuensinya tetap, baik
b. Angina pectoris tidak stabil, yaitu pola gejala yang timbul berubah-ubah, baik
segmen ST) sangat nyata pada pemeriksaan uji beban masuk (Irawan, 1998).
oleh penyumbatan pembuluh arteri koroner secara tiba-tiba, karena pecahnya plak
lemak ateroskeloris pada arteri koroner. Plak lemak tersebut menjadi titik-titik
lemah dari arteri itu dan cenderung untuk pecah. Pada waktu pecah, gumpalan cepat
memutuskan aliran darah ke otot jantung. Ini mengakibatkan rasa sakit dada yang
hebat pada pusat dada dan menyebar sampai lengan atau leher (Joewono, 2003).
oksigen secara temporer pada jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh
ischemic dimana penderitanya tidak merasakan gejala yang timbul (Andari, 2001).
sehingga jantung tidak lagi dapat memompa darah dengan baik. Rasa sakit akibat
payah jantung bertahan berjam-jam. Gejala yang timbul ialah gelisah, pusing,
keringat dingin, gangguan gastro intestinal (muntah, diare, mual) dan shock yang
Kematian mendadak (sudden death) terjadi pada 50% penderita yang tanpa
jam setelah keluhan. Proses mati mendadak ini dimulai dengan trombosis pembuluh
darah koroner yang disusul dengan nekrosis yang disertai aritmia ventrikel (Bustan,
2000).
Salah satu unsur dalam makanan adalah lemak. Lemak tidak dapat larut dalam
darah kecuali terikat oleh protein tertentu. Lemak akan mengalami pemecahan asam
lancar dan lemak terlarut dalam darah sehingga tidak mencukupi proses metabolisme
Nyeri pada dada merupakan tanda paling umum dan sering dialami setiap kali
terjadi serangan jantung. Variasi rasa sakit sangat besar dan terjadi tiba-tiba di setiap
saat. Rasa nyeri ini selanjutnya menyebar ke leher, tulang rahang, dan lengan kiri,
rasa nyeri dapat berlanjut ke daerah antara kedua bahu atau rongga lambung dan
lemah dan pusing, kulit pucat, dingin dan basah serta dapat berlanjut ke pingsan
Rasa nyeri muncul karena jantung kekurangan darah dan suplai oksigen.
Semua orang merasakan hal semacam ini merupakan serangan jantung atau bukan,
gejala lain yang menyertai adalah rasa tercekik, kondisi seperti ini timbul secara tak
terduga dan hanya timbul jika jantung dipaksa bekerja keras, misal fisik dipaksa
Faktor resiko adalah semua faktor penyebab (etiologi) ditambah dengan faktor
epidemiologi yang berhubungan dengan terjadinya suatu penyakit. Secara garis besar
faktor resiko dapat dibagi 2 (dua) yaitu, faktor resiko yang tidak dapat diubah dan
Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah terdiri dari keturunan, jenis
1. Keturunan
menderita PJK di bawah umur 55 tahun menunjukkan bahwa ada anggota lain dari
(37%), ibu (9,98%), saudara sekandung (27,6%), saudara kembar laki-laki ( 43%) dan
2. Jenis Kelamin
manopause frekuensinya sama antara pria dan wanita. Pria beresiko terkena PJK
setelah berusia 40 tahun, sedangkan wanita setelah berusia 50 tahun. Wanita lebih
terlindungi dari PJK mungkin karena hormon estrogen pada wanita (Soeharto, 200)
Pravalensi PJK lebih tinggi pada laki-laki dari pada wanita. Pada umur 45-54
tahun rasio terkena PJK pada laki-laki 6 kali dari pada wanita. Pada umur 50 tahun
ASDR laki-laki dan wanita akibat PJK tidak berbeda, dan pada umur 80 tahun ASDR
3. Umur
makin tua umurnya makin besar kemungkinan timbulnya ”kerak” di dindingnya, yang
4. Stress
tinggi dan dapat berakibat mempercepat kekejangan arteri koroner, sehingga suplai
darah ke otot jantung terganggu. Dalam jangka panjang, terlalu banyak peristiwa yang
menegangkan dalam satu tahun dapat menjadi awal serangan jantung (Payne, 1995).
1. Hipertensi
Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus beban pembuluh arteri
sehingga mengurangi elastisitasnya. Tekanan darah yang terus menerus tinggi dapat
pula menyebabkan dinding arteri rusak atau luka dan mendorong proses terbentuknya
lumen yang terdapat pada pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi terhalang.
Dengan demikian hipertensi merupakan salah satu resiko PJK (Soeharto, 2000).
2. Kolesterol
Kolesterol dalam zat makanan yang kita makan meningkatkan kadar kolesterol
dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih seimbang dengan kebutuhan, tubuh akan
tetap sehat, tetapi kelebihan kolesterol dapat mengendap di dalam pembuluh darah
3. Pola Makan
Pola makan adalah frekuensi jumlah serta jenis makanan yang dikonsumsi.
Tujuannya untuk mencapai serta memelihara kesehatan dan status gizi optimal, untuk
itu tubuh perlu mengkonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
Yang dimaksud dengan PUGS adalah pedoman dasar tentang gizi seimbang
Berdasarkan fungsi utama zat gizi makanan harus mengandung sumber energi,
sumber protein dan sumber zat pengatur. Untuk memudahkan penyusunan menu
sehari-hari yang bervariasi dan bergizi dapat digunakan daftar bahan makanan
penukar. Penukar ini dapat digunakan dalam keadaan sehat maupun sakit (Almatsier,
2004).
4. Merokok
adrenalin, zat ini merangsang denyutan jantung dan tekanan darah. Asap rokok
mengandung karbon monoksida (CO2) yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat dari
pada sel darah merah untuk menyerap oksigen, sehingga menurunkan kapasitas darah
(Irawan, 1998).
Diabetes menyebabkan faktor resiko PJK yaitu bila kadar glukosa darah naik,
terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup lama, gula darah tersebut dapat
yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah cenderung
menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida. Kadar glukosa darah stabil berkisar
antara 70-140 mg/dl. Jika kadar glukosa darah melebihi angka tadi maka dapat
dipastikan jika seseorang telah positif menderita diabetes melitus (Vitahealth, 2004).
Kegemukan dan kurang aktivitas merupakan salah satu faktor risiko PJK,
namun berbeda dengan faktor risiko yang lain, kegemukan mendorong timbulnya
faktor risiko yang lain seperti diabetes melitus, hipertensi yang pada taraf selanjutnya
meningkatkan risiko PJK. Tekanan darah tinggi tidak jarang terjadi pada penderita
obesitas. Kelebihan berat badan memaksa jantung bekerja lebih keras. Adanya beban
ekstra bagi jantung itu, ditambah dengan terjadinya pengerasan pembuluh darah arteri
Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang
dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola konsumsi
yang selanjutnya dapat diamati dari parameter pola pangan harapan (PPH) (Baliwati,
2004).
Pola makan adalah frekuensi, jumlah serta jenis makanan yang dikonsumsi
untuk mencapai serta memelihara kesehatan dan status gizi optimal. Pola makan yang
baik harus mengandung gizi yang seimbang sesuai dengan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan.
Sikap orang terhadap makanan dapat bersifat positif atau negatif. Sikap positif
atau negatif terhadap makanan bersumber pada nilai-nilai affective yang berasal dari
lingkungan (alam, budaya, sosial dan ekonomi) dimana manusia atau sekelompok
Menurut Sanjur, 1982 yang dikutip Khumaidi (1994), kebiasaan makan dibagi
a. Bahwa kebiasaan makan secara budya dipandang sebagai variabel tak bebas
(learned).
b. Kebiasaan makan yang terdapat pada diri seseorang bukan karena proses
inherited (diturunkan dari orang tua, nenek moyang dan sebagainya). Banyak
1994) : 1). Faktor ekstrintik (yang berasal dari luar diri manusia), 2). Faktor instrinsik
kelompok yang ditentukan oleh derajat kesehatan kebutuhan fisik akan energi dan zat-
zat gizi yang diperoleh dari pangan dan makanan, dampak fisiknya diukur secara
teknik yang paling sering dipergunakan terutama untuk penilaian status gizi balita,
karena lebih mudah untuk melakukannya dan parameter ini lebih sesuai dan cukup
sensitif. Status gizi seseorang, baik anak balita maupun remaja dan dewasa dapat
diukur dan ditentukan dengan berbagai kriteria, antara lain dengan menentukan
perbandingan berat badan terhadap tinggi badan, tebalnya lapisan lemak kulit pada
Penilaian status gizi orang dewasa (umur diatas 18 tahun), sering digunakan
dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu cara yang sederhana untuk
diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus ataupun gemuk
dapat saja terganggu atau terhambat. Apabila perubahan ini terjadi pada pembuluh
jantung koroner dan peranan gizi dapat mengurangi resiko tersebut. Menurut
7. Tidak merokok.
Sedangkan syarat diet yang dianjurkan untuk penderita jantung koroner adalah
sebagai berikut : rendah kalori (terutama bagi penderita yang terlalu gemuk), protein
dan lemak sedang, cukup vitamin dan mineral, rendah garam bila ada tekanan darah
tinggi, mudah dicerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, porsi kecil dan
sakit. Ini dimaksudkan agar pola makan tidak terlalu menyimpang dari biasanya
sehingga makanan dapat mudah diterima oleh penderita (Krisnatuti dan Yenrina,
1999).
Tabel 2.1
Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Diberikan kepada Penderita PJK
a. Sumber B-Karoten, yaitu ubi jalar, wortel, labu kuning, mangga bayam dan
kailan
jambu biji.
2. Sumber asam lemak omega 3, yaitu jenis ikan laut (teri, sarden, tenggiri dan
3. Sumber asam folat, yaitu kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah dan
4. Sumber vitamin B6, yaitu pisang, daging ayam tanpa lemak, beras merah, oatmeal
5. Sumber flavonoid, yaitu melon, anggur, jeruk, pepaya, mangga, kesemek dan
jambu biji.
6. Makanan tinggi serat, yaitu serealia, kacang-kacangan, labu, jagung, apel dan
sayuran.
7. Bawang putih
9. Minyak zaitun.
Makanan yang harus dikurangi oleh penderita penyakit jantung koroner adalah
sebagai berikut : daging berlemak, telur, susu penuh (whole milk), jeroan, makanan
penimbunan (flak) di pembuluh darah sehingga aliran darah ke seluruh tubuh dapat
Berdasarkan tinjauan teori dan tujuan penelitian yang ingin dilihat, maka
Karakteristik Penderita
Jantung Koroner
- Umur
- Jenis kelamin
- Pekerjaan
- Pendapatan
- Status Gizi
- Lama penderita PJK
Penyakit Jantung
Koroner
Pola Makan
- Jenis dan frekuensi
makan
- Kuantitas Makan
pekerjaan, pendapatan dan pola makan), tetapi pada penelititan ini peneliti membatasi