Anda di halaman 1dari 5

Nama : Heppy Juita A

Nama: 1507.14201.410

7A Keperawatan

KASUS

Tn R berusia 55 tahun datang ke RSU Gokil Banget dengan keluhan sakit saat buang air kecil
dan terasa panas sudah 1 minggu yang lalu sakit nya menjalar sampai ke punggung. Hasil
pemeriksaan fisik di dapatkan TD 110/70 mmHg nadi 80 x/menit RR 22 x/menit suhu 38,2 C
pasien tampak sianosis, hasil pemeriksaan laboratorium leokosit lebih dari 5/lapang pandang
besar (LPB) sediment air kemih, hematuria.

A. DEFINISI
Sistem perkemihan terdiri atas beberapa organ yaitu ginjal, ureter, vesika urinari
a(kandung kemih), dan uretra.
Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya
dari tubuh manusia. Disamping itu, ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme
terpenting homeostasis. Ginjal berperan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin
racun, memperlakukan suasana keseimbangan air. mempertahankan keseimbangan
asam-basa cairan tubuh, dan mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat
lain dalam darah.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu
keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (AgusTessy, 2001).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih. Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli; resiko dan beratnya
meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan,
statis perkemiha, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia.
Urinalisis merupakan salah satu tingkat laboratorium yang memeriksa senyawa-
senyawa yang terkandung di dalam urin.Tes ini mencakup pemeriksaan makroskopis,
pemeriksaan mikroskopis, dan pemeriksaan kimia.

B. ETILOGI
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella: penyebab ISK complicated
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.

2.Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:

a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkatakibat pengosongan kandung


kemih yang kurang efektif
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prosta
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis
1) Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya
ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang
besar (LPB) sediment air kemih
2) Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10eritrosit/LPB sediment air
kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagaikeadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerulus ataupunurolitiasis.
2. Bakteriologis
1) Mikroskopis
2) Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalamkateter dianggap sebagai criteria
utama adanya infeksi.
5. Metode tes
1) Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit(tes Griess
untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif:maka psien
mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat
bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
2) Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) Uretritia akut akibat organisme
menular secara seksual (misal,klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae,
herpes simplek).
3) Tes- tes tambahan: Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi,
danultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah
infeksiakibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa
renalatau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV
atauevaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik
dapatdilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi
yangresisten.
D. PENATALAKSANAAN
Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agensantibacterial yang
secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap
flora fekal dan vagina.Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat
dibedakanatas:
1. Terapi antibiotika dosis tunggal
2. Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
3. Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
4. Terapi dosis rendah untuk supresi

Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Jika


kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor kausatif (mis: batu,
abses), jika muncul salah satu, harus segeraditangani. Setelah penanganan dan
sterilisasi urin, terapi preventif dosisrendah. Penggunaan medikasi yang umum
mencakup: sulfisoxazole (gastrisin),trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim,
septra), kadangampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten
terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan
untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.

Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:

a. Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan


b. Interansi obat
c. Efek samping obat
d. Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal.

Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal:

1) Efek nefrotosik obat


2) Efek toksisitas oba
Pemakaian obat pada usia lanjut hendaknya setiasp saat dievalusikeefektifannya dan
hendaknya selalu menjawab pertanyaan sebagai berikut:

1) Apakah obat-obat yang diberikan benar-benar berguna/diperlukan


2) Apakah obat yang diberikan menyebabkan keadaanlebih baik atau malh
membahnayakan
3) Apakah obat yang diberikan masih tetap diberikan?
4) Dapatkah sebagian obat dikuranngi dosisnya ataudihentikan?

Penatalaksanaan menurut klasifikasi:

Sistisis TMP-SMX atau FQ PO selama 3 hari (tanpa komplikasi) atau selama


10-14 hari(komplikasi)Bakteriuria asimtomatik pada perempuah
hamil atau pernah mengalami pembedahan urologi sebelumnya →
antibiotik selama 3 hari.
Uretritis Tangani untuk Neisseria dan ChlaMydia Neisseria; seftriakson 125
mg IM x 1 atau ofloksasin 400 mg PO x 1Chlamydia; doksisiklin 100
mg PO x 7 d atau aztromisin 1 g PO x 1
prostatitis TMP-SMX atau FQ PO x 14 – 28 hari (akut) atau 6-12 minggu
(kronis)

Pielonefritis ampisilin/sulbaktam atau FQ selama 14 hari(perubahan IV menjadi


PO apabila pasien secara klinis membaik dan tidak demam selama
24-48 jam dan kemudian diselesaikan dengan pemberian selama 14
hari).

E. Asuhan keperawatan
1. Diagnose keperawatan
1) Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.
2) Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra,kandung kemih dan
sruktur traktus urinarius lain.
3) Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada
kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
2. Intervensi
No Diagnose Tujuan intervensi rasional

1 Infeksi yang Setelah di lakukan t 1. Kaji suhu 1. Tanda vita


berhubungan indakan keperawat tubuh l menanda
dengan an selama 3 x 24 ja pasien kan adany
adanya m pasien setiap 4 jam a perubah
bakteri pada memperlihatkan dan lapor an di dala
saluran tidak adanya tanda- jika suhu m tubuh
kemih. tanda infeksi. diatas 38,50 2. Untuk
Kriteria hasil: C mengetah
1. Tanda vital 2. Catat ui/mengid
dalam batas karakteristik entifikasi
normal urine indikasi
2. Nilai kultur 3. Anjurkan kemajuan
urine pasien atau penyi
negatif untuk mpangan
3. Urine minum 2 – 3 dari hasil
berwarna liter jika yang
bening dan tidak ada diharapka
tidak bau kontra n
indikasi 3. Untuk
4. Monitor mencegah
pemeriksaa stasis
n ulang urine
urine kultur 4. Mengetah
dan sensivit ui
as seberapa
untuk mene jauh efek
ntukan pengobata
respon n terhadap
terapi. keadaan p
enderita.

Anda mungkin juga menyukai