Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN SISTEM AERASI

“Mata Kuliah Pengelolaan Limbah Industri”

Disusun Oleh :

Darwin P 331610053

Istiqomah 331610056

Selamet Siryadi 331610057

Yani S. 331610052

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKNI K PELITA BANGSA

BEKASI

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi
segala ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan laporan tugas dengan judul Pengolahan Limbah Industri Cair Domestik
Dengan Sistem Aerasi”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan Tugas. Penyusun
menyadari bahwa terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Donn y ST., M.M. selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
2. Teristimewa kepada orang tua kami yang dengan tulus hati membesarkan,
mendidik, dan senantiasa memberikan dorongan, semaangat serta doa yang tiada
henti. Semoga penulis diberikan kesempatan untuk membahagiakan mereka kelak.
3. Teman-teman Teknik Lingkungan angkatan 2016 yang selalu memberikan
dorongan untuk menyelesaikan laporan ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penyusun berharap
semoga Laporan ini bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Bekasi, 21 Juni 2019

Penyusun

Kelompok I TL.D2.16 i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 2


2.1 Pengertian Aerasi ................................................................................. 2
2.2 Metode Aerasi ..................................................................................... 2
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses aerasi ................................. 3
2.4 Kerangka konsep ................................................................................. 4
2.5 Kerangka teori ..................................................................................... 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 6


3.1 Proses................................................................................................... 6
3.2 Desain Kolam Aerasi ........................................................................... 6
3.3 Desain Bak Pengendapan (Sedimentasi) ............................................. 9
3.4 Hasil Monitoring Limbah .................................................................. 10

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

Kelompok I TL.D2.16 ii
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah satunya adalah limbah
cair berasal dari kegiatan industri. Limbah cair yang tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan dampak yang luar biasa pada perairan, khususnya sumber daya air.
Kelangkaan air di masa mendatang dan bencana alam semisal erosi, banjir dan
kepunahan ekosistem perairan tidak pelak lagi dapat terjadi apabila kita kaum
akademisi tidak peduli terhadap permasalahan tersebut.

Alam memiliki kemampuan dalam menetralisir pencemaran yang terjadi


apabila jumlahnya kecil, akan tetapi apabila dalam jumlah yang besar akan dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap alam karena dapat mengakibatkan
terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan sehingga limbah tersebut
dikatakan telah mencemari lingkungan. Hal ini dapatdicegah dengan mengolah
limbah yang dihasilkan industri sebelum dibuang ke badan sungai. Limbah yang
dibuang ke sungai harus memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan, karena
sungai merupakan salah satu sumber air bersih bagi masyarakat, sehingga
diharapkan tidak tercemar dan bisa digunakan untuk keperluan lainnya.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui flow proses pengolahan kolam Aerasi
2. Untuk mengetahui desain kolam Aerasi
3. Untuk mengetahui Hasil uji dan presentase penurunan kolam Aerasi
4. Untuk mengetahui kualitas air Kolam Aerasi

Kelompok I TL.D2.16 1
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aerasi

Aerasi adalah suatu unit pengolahan biologis yang dilengkapi dengan reactor
dan suatu unit proses pengolahan air limbah dengan memanfaatkan
mikroorganisme tersuspensi tanpa proses resirkulasi lumpur. Penambahan udara
pada kolam dilakukan dengan menggunakan aerator (Metcaif & Eddy).
Adapun tujuan dari aerasi ini adalah untuk penambahan jumlah oksigen
terlarut, penurunan jumlah CO2, menghilangkan H2S, CH4 yang menyebabkan
timbulnya bau, menurunkan Fe dan Mn dalam air. Skema alir proses dari aerasi
adalah sebagai berikut :
O₂ _ aerasi , reaksi:
Merubah Fe²+ › Fe³+ › mengendap
4 Fe ²+ + O₂ + 10 H₂O › 4 Fe ( OH )₃ + 8 H+

2.2 Metode aerasi


Secara umum metoda aerasi adalah terdiri dari:

a. Spray nozzles
suatu proses dimana air baku disemprotkan melewati kolom pipa tertentu dan
keluar melalui nozzle. Dari nozzle inilah kemudian air baku akan kontak
dengan udara bebas.

b. Cascade
suatu proses dimana air baku dijatuhkan melewati bangunan berbentuk tangga
sehingga saat jatuh dari tangga yang lebih tinggi ke tangga yang di bawahnya
akan terjadi kontak dengan udara bebas.

Kelompok I TL.D2.16 2
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

c. Multiple tray aerator


suatu proses dimana air baku dijatuhkan dari ketinggian tertentu dan
dilewatkan dalam sejumlah nampan (tray) yang tersusun vertikal dengan jarak
(space) tertentu. Pada saat jatuh dari nampan satu ke nampan di bawahnya
maka akan terjadi kontak dengan udara.

d. Diffused-air aerator
suatu proses aerasi dimana sejumlah udara di difusikan ke dalam air baku
melalui tekanan yang tinggi ke dalam tangki/bak pengolahan. Udara yang
didisfusikan akan mengoksidasi beberapa senyawa yang dapat dihilangkan
dengan proses oksidasi yang terjadi.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses aerasi.

a. Karakteristik zat yang mudah menguap


Zat yang mudah menguap akan mempercepat proses transfer gas oksigen dalam
air, sehingga kandungan oksigen dalam air akan meningkat.
b. Temperatur
Temperatur air dapat mempengaruhi laju perpindahan oksigen. Perpindahan
oksigen akan meningkat 1,56 % untuk setiap kenaikan temperatur 1ºC.15
Termperatur yang tinggi akan menyebabkan menurunnya kadar O₂ dalam air,
yang kemudian akan menguraikan derajat kelarutan mineral, sehingga kelarutan
Fe akan tinggi. Temperatur air bersih sebaiknya sama dengan temperatur udara
atau kurang lebih 25ºC, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang
diperbolehkan adalah 25ºC ± 3ºC.14,15
c. Perbandingan luas permukaan kontak dengan volume aerator
Luas permukaan kontak yang tidak sebanding dengan kapasitas volume aerator,
maka gas oksigen yang masuk dalam air pada proses aerasi tidak berjalan
maksimal.

Kelompok I TL.D2.16 3
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

d. Perpindahan gas
Perpindahan gas terjadi karena adanya kontak antara udara atau gas lain dengan
air, yang kemudian terjadi perpindahan suatu senyawa dari fase cair ke fase gas
yang akan dilepas ke udara. Banyaknya jumlah tray dalam aerasi akan
mempengaruhi besarnya perpindahan gas.8
e. Tekanan air
Tekanan air yang dipergunakan harus disesuaikan dengan metode yang
dipergunakan didalam proses aerasi. Tekanan air yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan proses transfer gas oksigen dalam air tidak berjalan maksimal.
f. Waktu kontak.
Perpindahan oksigen dari udara ke dalam air mebutuhkan waktu, semakin
panjang waktu kontak semakin banyak oksigen yang dapat berpindah.
g. Kejenuhan.
Konsentrasi dari gas-gas terlarut dalam air pada keadaan setimbang berarti gas-
gas tersebut telah mencapai titik jenuhnya. Nilai jenuh tergantung pada suhu
air, tekanan gas dalam atmosfer. Proses aerasi yang lebih lama akan
menghasilkan nilai jenuh oksigen.

2.4 Kerangka konsep


Keterangan : * = dikontrol.

Gambar 2.1 Kerangka konsep

Kelompok I TL.D2.16 4
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

2.5 Kerangka teori

Keterangan : * = dikontrol.

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Kelompok I TL.D2.16 5
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Proses
1. Biomassa yang terbentuk akan mendegradasi polutan organic. Penyediaan
oksigen juga terkadang dibantu dari fotosintetis alga / ganggang dalam kolam
tersebut
2. Penambahan Oksigen kedalam kolam dilakukan dengan pengadukan / difusi
udara. Dalam kolam aerobic, oksigen terlarut dan padatan tersuspensi teraduk
dengan baik, dari mikroorganisme yang bekerja juga termasuk mikroorganisme
aerobik.

3.2 Desain Kolam Aerasi


1. Desain kolam ini serupa dengan activated sludge, hanya saja pada kola mini
tidak ada proses pengembalian lumpur.
2. Karena tidak adanya bak pengendapan, maka konsentrasi zat tersuspensi pada
effluent cukup tinggi.
3. Didalam aerated lagoon semua zat padat dipertahankan dalam keadaan
tersuspensi.
4. Untuk mendapatkan effluent dengan mutu standart pengolahan skunder, maka
pada kolam aerasi ini harus ditambahkan kolam pengendapan
5. Kolam aerasi biasanya berbentuk kolam dengan kedalaman antara 2,5 – 5 m
dan luas hingga Hektar

Gambar 3.1 Potongan Kolam

Kelompok I TL.D2.16 6
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

Flow Process 1

Gambar 3.2 Diagram alir proses lumpur aktif (Sugiharto, 1987)

Dalam bak aerasi, air limbah mendapat penambahan oksigen dari


putaran yang dilakukan oleh mesin aerator. Penambahan oksigen adalah salah
satu usaha dari pengambilan zat pencemar pada air limbah, sehingga
konsentrasi zat pencemar pada air limbah akan berkurang atau bahkan
dihilangkan sama sekali (Sugiharto,1987).

Dalam kolam aerobik, bahan organik dipecah hanya melalui oksidasi


aerobik dengan oksigen yang diperoleh dari pengadukan dan fotosintesis
(Rahayu,1993). Pada prakteknya terdapat dua cara untuk menambahkan
oksigen ke dalam air limbah yaitu:
1. Memasukkan udara ke dalam air limbah
2. Memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen.

Kelompok I TL.D2.16 7
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

Gambar 3.3. Bak aerasi

Gambar 3.4 Desain Potongan bak aerasi

Dimensi keseluruhan bangunan tersebut adalah panjang 45,75m, lebar 15m,


dan kedalamannya 3m. Volume bangunan bak aerasi adalah 2.481m3.

Sedangkan fungsi dari bak aerasi itu sendiri secara umum adalah sebagai berikut:
1. Memasok oksigen bagi mikroorganisme aerobic.
2. Menjaga lumpur aktif selalu konstan melaksanakan kontak dengan air
limbah yang baru datang dari sistem pengolahan limbah sebelumnya.
3. Mengurangi bahkan dapat menghilagkan zat pencemar yang terkandung
dalam air limbah.

Kelompok I TL.D2.16 8
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

3.3 Desain Bak Pengendapan (Sedimentasi)


Setelah diolah di bak aerasi, buangan air limbah akan menuju clarifier.
Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan bagian dasarnya memiliki
kemiringan sudut 25°. Bak sedimentasi memiliki dimensi panjang 20 m, lebar 6 m
dan kedalaman 4 m. Volume bangunan bak sedimentasi adalah 343,5 m³

Gambar 3.5 Bak sedimentasi

Flow Process 2

Gambar 3.6 Skema alur pada bak sedimentasi

Kelompok I TL.D2.16 9
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

Gambar 3.7 Desain Potongan Bak Pengendapan

Bak pengendapan pertama ini memiliki berbagai fungsi diantaranya adalah:


1. Mengurangi kadar lumpur dan menurunkan COD, TSS & BOD secara
maksimal
2. endapan lumpur aktif tidak ada yang dikembalikan ke bak aerasi.
3. Mempermudah untuk proses pada unit pengolahan selanjutnya.

3.4 Hasil Monitoring Limbah


Dalam mengukur debit air kita harus teratur mengecek atau membaca water
meter, kemudian mencatatnya. Berikut adalah data lapangan yang diperoleh :

Tabel 3.1 Monitoring debit limbah

Kelompok I TL.D2.16 10
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

Dari data tersebut dapat dihitung besar volume dan debit air limbah yang
keluar ke saluran irigasi. perhitungannya sebagai berikut:
1. Volume air limbah pada bulan
= 53 + 65 + 55,5 + 58
= 231,5m3
2. Debit air limbah setiap hari
= 231,5 : 31
= 7,47m3/ hari

Dengan demikian dari perhitungan di atas dapat diperoleh hasil dari


perhitungan debit dan volumenya:
1. Volume air limbah untuk bulan mei = 231,5m3.
2. Debit rata-rata untuk bulan mei = 7,47m3/ hari.

Tabel 3.2 Hasil uji air limbah inlet dan outlet

Kelompok I TL.D2.16 11
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Aerasi adalah pemambahan oksigen ke dalam air sehingga oksigen terlarut di
dalam air semakin tinggi. Pada prinsipnya aersi itu mencampurkan air dengan udara
atau bahan lain sehingga air yang beroksigen rendah kontak dengan oksigen atau
udara. Aerasi termasuk pengolahan secara fisika, karena lebih mengutamakan unsur
mekanisasi dari pada unsur biologi. Aerasi merupakan proses pengolahan dimana
air dibuat mengalami kontak erat dengan udara dengan tujuan meningkatkan
kandungan oksigen dalam air tersebut. Dengan meningkatnya oksigen zat-zat
mudah menguap seperti hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan
bau dapat dihilangkan. Kandungan karbondioksida dalam air akan berkurang.
Mineral yang larut seprti besi dan mangan akan teroksidasi mementuk endapan yang
dapat dihilangkan dengan sedimentasi dan filtrasi.

Kelompok I TL.D2.16 12
Sistem Pengolahan Kolam Aerasi (TL.16.D2)
2019

DAFTAR PUSTAKA

Alaert, G., diterjemahkan oleh Santika, S., 1984, “ Metoda Penelitian Air”, Usaha
Nasional, Surabaya.
BPPT, 2008, “Buku Air Limbah Domestik DKI”, Dapat dilihat di:
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirLimbahDomesti
kDKI/BAB9KOLAMLAGOON.pdf, (akses terakhir: 15 Juni 2012).
BPPT, 2008, “Publikasi Buku 10 Patek”, Dapat dilihat di:
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/Buku10Patek/08TEKSTI .pdf,
(akses terakhir: 15 Juni 2012).
Dwioktavia., 2011, “Pengolahan Limbah Industri Tekstil”, Dapat dilihat di:
http://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pengolahanlimbah-industri-
tekstil/, (akses terakhir: 15 Juni 2012).
Rahayu, Betty S., 1993, ”Penanganan Limbah Industri Pangan”, Kanisius,
Yogyakarta.
Siregar, S.A., 2005, “ Instalasi Pengolahan Air Limbah”, Kanisius, Yogyakarta.
Sugiharto, 1987, “Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah”, Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Tchobanoglous, G., 1991, Edisi ke tiga “Teknik Sumber Daya Air”, Erlangga,
Jakarta.

Kelompok I TL.D2.16 13

Anda mungkin juga menyukai