Anda di halaman 1dari 32

BAB

GAYA
DAN
GERAK
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:

Menghitung Besarnya Gaya Mekanis dan Menentukan


Kesetimbangan Suatu Benda

SUB POKOK BAHASAN :


1. Pengertian Gaya
2. Hukum I Newton
3. Hukum II Newton
4. Hukum III Newton
5. Gesekan
6. Kesetimbangan Benda Tegar
7. Soal – soal Latihan

55
BAB IV
GAYA DAN GERAK

4.1 Pengertian Gaya


Gaya ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan
gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya maka pada benda
bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat dirubah. Gaya termasuk besaran vektor,
karena gaya ditentukan oleh besar dan arahnya.
Benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya berubah terhadap acuan
tertentu, dan perubahan tersebut terjadi setiap saat. Titik-titik yang berurutan yang dilalui
oleh benda yang bergerak disebut sebagai lintasan. Cabang ilmu fisika yang mempelajari
gerak dengan mengabaikan faktor penyebabnya disebut kinematika sedangkan ilmu yang
mempelajari gerak dengan melibatkan penyebab gerak tersebut disebut dinamika.
Yang menyebabkan sebuah benda bergerak atau berhenti adalah energi. Energi
diperlukan untuk mengerjakan gaya pada benda. Kemudian gaya akan mempengaruhi
gerakan benda.Jika sebuah gaya bekerja pada suatu benda (diam) maka benda itu akan
bergerak dengan arah resultan gaya tersebut dengan suatu percepatan a. Selama gaya
tersebut tetap bekerja pada benda maka benda itu tetap akan bergerak dengan percepatan
konstan sampai pada titik/detik tertentu gaya dihilangkan benda akan tetap bergerak
dengan kecepatan awal ≠ 0 (kecepatan sisa) dan mengalami suatu perlambatan hingga
akhirnya berhenti.

Penyebab benda bergerak ialah energi. Gaya hanya akan


mempengaruhi gerak benda.

Ada beberapa pengaruh gaya pada benda bila gaya bekerja pada suatu benda maka:
1. Gaya akan mengubah kecepatan benda dari diam menjadi bergerak, dari bergerak lalu
berhenti.

56
Gambar 4.1 Gaya akan Mengubah Kecepatan Benda

2. Gaya dapat mengubah arah gerak benda,

Gambar 4.2 Gaya dapat Mengubah Arah Gerak Benda

3. Gaya juga dapat mengubah bentuk benda. Jika Anda memiliki balon, tiup dan ikatlah
balon, sehingga balon tetap menggembung. Apa yang terjadi jika balon tadi kita tekan
perlahan dengan tangan? Pasti Anda akan mendapatkan balon agak kempes, atau
bentuk balon berubah. Perubahan bentuk balon karena pengaruh gaya tekan.
4. Gaya dapat mempengaruhi ukuran sebuah benda, karet jika ditarik akan bertambah
panjang, sedangkan pegas jika ditekan akan bertambah pendek.

Selanjutnya, coba Anda bayangkan seandainya Anda meletakkan gelas yang diam
di atas meja datar, amati beberapa saat, apakah gelas tetap diam atau menjadi bergerak?
Anda akan mendapatkan bahwa gelas tetap diam, karena tidak ada gaya yang bekerja
pada gelas

57
Gambar 4.3 Benda Tidak Bergerak Apabila Tidak Ada Gaya yang Bekerja

Bagaimana jika Anda membayangkan sedang mengamati kelereng yang sedang


meluncur di lantai licin yang datar, apakah kelereng akan terus meluncur bergerak atau
berhenti? Jika keadaan lantai licin sempurna, Anda akan mendapatkan kelereng terus
bergerak, karena tidak ada gaya yang menghentikan kelereng

Gambar 4.4 Kecepatan Benda Tidak Berubah Apabila Tidak Ada Gaya Yang Bekerja

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa benda yang diam cenderung untuk
diam, benda yang bergerak cenderung untuk tetap bergerak. Hal ini disebut sifat
kelembaman benda.

4.2 Hukum I Newton


Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol, maka
benda tersebut :
- Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau
- Jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan.
Keadaan tersebut di atas disebut juga Hukum Kelembaman (hukum I Newton tentang
gerak).
Hukum di atas dituliskan:
ΣF = 0
Dengan ΣF adalah resultan gaya pada benda, dengan satuan newton, (1 N = 1 kg m/s2)

58
Karena benda bergerak translasi, maka pada sistem koordinat Cartesius dapat
dituliskan:
Σ Fx = 0 dan
Σ Fy = 0.
Contoh 1
Suatu benda (balok) terletak di atas bidang datar yang licin. Benda meluncur ke kanan
dengan kecepatan tetap 4 ms-1. Jika F1 = 10 N; F2 = 20 N, berapa besar F3?

Jawab
Sesuai dengan Hukum I Newton, gaya yang bergerak lurus beraturan (kecepatan tetap)
adalah nol.
ΣF = 0
F1 + F3 – F2 = 0
F3 = F2 – F1
F3 = 20 – 10
F3 = 10 N

Contoh 2
Beban yang beratnya 50 N tergantung pada 2 tali seperti ditunjukkan gambar (Sin 37 =
0,6). Tentukan berapa besar gaya tegangan tali T1 dan T2!

59
Jawab
Gambarkan dahulu diagram gaya-gayanya seperti pada gambar di atas.
Selanjutnya kita tinjau beban w.
Karena beban w diam, maka ΣF = 0 → T – w = 0 T = w = 50 N
Selanjutnya kita tinjau pada cabang tali
- Arah mendatar ΣFH = 0
T2X – T1X = 0
T2 cos 53 = T1 cos 37
0,6 T2 = 0,8 T1
T1 = 0,75 T2
- Arah Vertikal ΣFy = 0
T1y + T2y – T = 0
T1 sin 37 + T2 sin 53 – 50 = 0 subtitusi dengan
0,75 T2. 0,6 + T2. 0,8 – 50 = 0
T2 = 40 N
T1 = 0,75 T2 = 30 N

60
4.3 Hukum II Newton
Bagaimanakah jika gaya pada benda tidak nol? Untuk menjawabnya, coba Anda
perhatikan uraian berikut.

Gambar 4.5 Gaya Menyebabkan Perubahan Kecepatan

Gambar diatas memperlihatkan beban bermassa m dalam keadaan bergerak dengan


kecepatan V1. Kemudian pada benda m diberikan gaya dorong (F) yang searah dengan
V1. Ketika kecepatan diukur kembali besarnya menjadi V2. Ini berarti gaya dorong (F)
yang diberikan menimbulkan perubahan kecepatan (∆V) atau menimbulkan percepatan
(a) pada benda m.
Hukum Newton II menyatkan bahwa jika suatu benda dikenai suatu gaya maka
benda tersebut akan bergerak. Gerakan yang dilakukan oleh benda dapat berupa gerak
translasi, rotasi, maupun translasi-rotasi. Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang
bekerja pada suatu benda berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding
terbalik dengan massa benda.
F
a∞ atau F ∞ m .a
m
F=k.m.a
dalam S I konstanta k = 1 maka : F = m .a

Satuan :
B E SARAN NO T AS I M KS CGS
Gaya F newton (N) Dyne
Massa m Kg Gram
2
Percepatan a m/det cm/det2

61
Contoh
Balok B mengalami dua gaya masing-masing F1 = 25 N dan F2 = 20 N seperti
ditunjukkan pada gambar. Berapa percepatan balok B?

Jawab
Dari Hukum II Newton
ΣF = m.a
F1 – F2 Cos 60 = m.a
25 – 20. 0,5 = 2.a
a = (25 – 10)/2 = 7,5 ms-2

Massa dan Berat


Berat suatu benda (w) adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut
dan arahnya menuju pusat bumi. ( vertikal ke bawah ).
Hubungan massa dan berat :
w=m.g
w = gaya berat.
m = massa benda.
g = percepatan gravitasi bumi yang besarnya 9,8 ms-2 atau 10 ms-2

B E SARAN NO T AS I M KS CGS

Gaya berat w newton (N) Dyne


Massa m kg Gram
2
Gravitasi g m/det cm/det2

62
Perbedaan massa dan berat adalah sebagai berikut:
* Massa (m) merupakan besaran skalar di mana besarnya di sembarang tempat untuk
suatu benda yang sama selalu TETAP.
* Berat (w) merupakan besaran vektor di mana besarnya tergantung pada tempatnya
( percepatan grafitasi pada tempat benda berada ).
Semua benda yang berada di atas permukaan bumi pada jarak tertentu dari pusat
bumi akan mengalami gaya gravitasi yang dinamakan gaya berat w. Gaya berat w
kedudukannya pada pusat massa benda itu dan arahnya menuju pusat bumi. Beberapa
gambar gaya berat benda diperlihatkan oleh gambar berikut:

Gambar 4.6 Gaya Berat dan Gaya Normal

Hubungan antara satuan yang dipakai :


1 Newton = 1 kg.m/det2
1 dyne = 1 gr.cm/det2
1 newton = 105 dyne
1 kgf = g newton ( g = 9,8 m/det2 atau 10 m/det2 )
1 gf = g dyne ( g = 980 cm/det2 atau 1000 cm/det2 )

Contoh 1
Beban m yang mengalami 5 kg dan percepatan gravitasi 10 ms-2 terletak di atas
bidang miring dengan sudut kemiringan 370 (Sin 37 = 0,6). Beban mengakhiri gaya F
mendatar sebesar 20 N (gambar 2.8.) Tentukan berapa percepatan m!

63
Jawab
Uraikan dahulu gaya pada beban m (gambar 2.8.) sehingga tampak gaya-gaya
mana saja yang mempengaruhi gerakan m turun. Berdasarkan gambar tersebut tampak
gaya-gaya yang mempengaruhi gerakan m adalah gaya mg Sin 370 dan F Cos 370.
Sesuai dengan Hukum II Newton
ΣF = Σ m.a
m.g Sin 370 – Cos 370 = m.a
5.10.0,6 – 20.0,8 = 5.a
5 a = 30 – 16
a = 2,8 ms-2
Contoh 2
Beban m1 = 4 kg terletak di atas bidang datar yang licin dihubungkan dengan tali
tanpa gesekan melalui katrol ke beban m2 = 1 kg yang tergantung. Karena bidang licin,
m1 bergerak ke kanan, m2 bergerak turun, gaya-gaya yang searah dengan gesekan positif
yang berlawanan dengan arah gesekan negatif.

64
Jawab
Sesuai dengan Hukum II Newton pada m1 berlaku
ΣF = m.a
T = m1.a
Pada m2, berlaku m2g – T = m2a.
Jika keduanya digabung T + m2.g – T = m1.a + m2.a

Jika percepatan gravitasi bumi 10 ms-2 maka besar percepatan kedua beban
a = (1 x x10) / (4 + 1) = 2 ms-2
Besar T, dapat dihitung dari T = m1.a = 4 . 2 = 8 N

Pengembangan :
1. Jika pada benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku : Σ F = m . a

F1 + F2 - F3 = m . a
Arah gerak benda sama dengan F1 dan F2 jika F1 + F2 > F3
Arah gerak benda sama dengan F3 jika F1 + F2 < F3 ( tanda a = - )
2. Jika pada beberapa benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku :
Σ F =Σ m . a

65
F1 + F2 - F3 = ( m1 + m2 ) . a

3. Jika pada benda bekerja gaya yang membentuk sudut θ dengan arah mendatar maka
berlaku : F cos θ = m . a

4.4 Hukum III Newton

Gambar 4.7 Aksi dan Reaksi

Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka benda juga akan
melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi berlawanan arah.
Gaya yang dilakukan A pada B disebut : gaya aksi.
Gaya yang dilakukan B pada A disebut : gaya reaksi.

maka ditulis : Faksi = - Freaksi


Hukum Newton III disebut juga Hukum Aksi - Reaksi.
Pasangan Aksi Reaksi.

66
Pada sebuah benda yang diam di atas lantai berlaku :
w = gaya berat benda memberikan gaya aksi pada lantai.
N = gaya normal ( gaya yang tegak lurus permukaan tempat
di mana benda berada ).
Tanda (-) hanya menjelaskan arah berlawanan.
W=-N

Macam - macam keadaan ( besar ) gaya normal.

N = w cos θ N = w - F sin θ N = w + F sin θ

A. Pasangan Aksi - Reaksi pada Benda yang Digantung

Balok digantung dalam keadaan diam pada tali vertikal. Gaya w1 dan T1
bukanlah pasangan aksi - reaksi, meskipun besarnya sama, berlawanan arah dan segaris
kerja.
Sedangkan yang merupakan pasangan aksi - reaksi adalah gaya : T2 dan T’1,
Demikian juga gaya T2 dan T’2 merupakan pasangan aksi - reaksi.

67
B. Hubungan Tegangan Tali terhadap Percepatan

a. Bila benda dalam keadaan diam, atau dalam keadan bergerak lurus
beraturan maka :
T=m.g
T = gaya tegangan tali.

b. Benda bergerak ke atas dengan percepatan a maka :


T=m.g+m.a
T = gaya tegangan tali.

c. Benda bergerak ke bawah dengan percepatan a maka :


T =m.g-m.a
T = gaya tegangan tali.

C. Gerak Benda yang Dihubungkan dengan Katrol

Dua buah benda m1 dan m2 dihubungkan dengan karol melalui


sebuah tali yang diikatkan pada ujung-ujungnya. Apabila massa
tali diabaikan, dan tali dengan katrol tidak ada gaya gesekan,
maka akan berlaku persamaan-persamaan :
Sistem akan bergerak ke arah m1 dengan percepatan a.
Tinjauan benda m1 Tinjauan benda m2
T = m1.g – m1.a ( pers 1) T = m2.g + m2.a ( pers 2)

Karena gaya tegangan tali di mana-mana sama, maka persamaan 1 dan persamaan 2
dapat digabungkan :
m1 . g - m1 . a = m2 . g + m2 . a
m1 . a + m2 . a = m1 . g - m2 . g
( m1 + m2 ) . a = ( m1 - m2 ) . g

68
(m1 − m2 )
a= g
(m1 + m2 )

Persamaan ini digunakan untuk mencari percepatan benda yang dihubungkan dengan
katrol.

Cara lain untuk mendapatkan percepatan benda pada sisitem katrol dapat ditinjau
keseluruhan sistem :
Sistem akan bergerak ke arah m1 dengan percepatan a.
Oleh karena itu semua gaya yang terjadi yang searah dengan arah
gerak sistem diberi tanda POSITIF, yang berlawanan diberi tanda
NEGATIF.
ΣF= Σm.a
w1 - T + T - T + T - w2 = ( m1 + m2 ) . a

karena T di mana-mana besarnya sama maka T dapat dihilangkan.


w1 - w2 = (m1 + m2 ) . a
( m1 - m2 ) . g = ( m1 + m2 ) . a
(m1 − m2 )
a= g
(m1 + m2 )

4.5 Gesekan
Suatu benda yang bergerak pada suatu permukaan benda lain akan mendapat gaya
yang arahnya berlawanan dengan arah benda. Gaya ini terjadi akibat gesekan kedua
permukaan benda dan disebut sebagai gaya gesek. Bukti adanya gaya gesek adalah
peristiwa pengereman pada mobil atau ketika kita mendorong sebuah buku dilantai
dengan gaya tertentu dan buku bergerak maka buku tersebut akan berhenti di satu titik.

69
Gambar 4.8 Gesekan

Pada pejalan kaki, gesekan antara alas sepatu atau sandal dengan lantai sangat
diperlukan, bahkan dibutuhkan gaya gesekan yang sebesar-besarnya antara alas sepatu
atau sandal dengan lantai. Hal ini dimaksudkan agar pejalan kaki tidak tergelincir atau
mudah jatuh. Di jalan yang licin, gesekan antara kaki dan jalan biasanya kecil, sehingga
pejalan kaki itu akan mudah jatuh. Sedangkan di jalan yang kering (tidak licin) Anda
akan merasa aman berjalan sebab Anda tidak takut terjatuh.
Gaya gesek ini selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu gaya gesek statis dan kinetis.
Perbedaan itu terjadi pada harga koefisien geseknya. Koefisien gesek statis (µs) pasti
lebih besar daripada harga koefisien kinetisnya karena itu besar gaya gesek statis pasti
lebih besar daripada gaya gesek kinetis (terhadap sistem yang sama). Hal ini dapat kita
buktikan ketika kita mendorong sebuah mobil. Ketika mobil masih diam lalu kita dorong
tepat akan bergerak ( berlaku gaya gesek statis ) akan terasa lebih berat daripada setelah
mobil bergerak. Untuk kasus tersebut dapat pula dimodelkan sebagai berikut :
N N
F F
fs fk
W W
(a) (b)
Gambar 4.9 Perbedaan Gaya Gesek Statis dan Kinetis

70
Dari gambar diatas jika gaya F lebih kecil atau sama dengan gaya gesek statis
(fs = µs . N) maka benda A tidak bergerak (a = 0). Tapi bila gaya F sedikit saja lebih
besar dari gaya gesek statis (fs) maka benda akan bergerak dengan percepatan (a) dan
menimbulkan gaya gesek kinetis (fk) yang lebih kecil dari fs tapi tetap sebanding dengan
gaya normal (N) dirumuskan sebagai : (fk = µk . N).
Koefisien gesek (statis dan kinetis) itu sendiri merupakan suatu konstanta yang
besarnya dipengaruhi oleh kondisi permukaan benda-benda yang bergesekkan. Makin
kasar suatu permukaan maka makin besar pula koefisien geseknya, harga koefisien gesek
berkisar antara 0 (licin sempurna) sampai dengan 1 (paling kasar).

Tabel 4.1 Koefisien Gesek Statis dan Kinetis Beberapa Benda

Meskipun secara mikrokopis akan terasa bahwa bagaimanapun halusnya


permukaan benda, pasti akan timbul gaya gesekan karena adanya
keterbatasan dalam membuat permukaan benda menjadi licin sempurna.

Gaya gesekan antara permukaan benda yang bergerak dengan bidang tumpu
benda akan menimbulkan gaya gesek yang arahnya senantiasa berlawanan dengan arah
gerak benda.

A. Gaya Gesekan di Bidang Datar


Dalam bahasan ini Anda akan dijelaskan penurunan persamaan gaya gesekan
yang terjadi di bidang datar. Perhatikan sebuah benda (balok) yang terletak di atas lantai
datar berikut ini.

71
Gambar 4.10 Gesekan Pada Bidang Datar

Bila benda belum bergerak (diam), maka pada benda berlaku hukum I Newton,
perhatikan persamaan berikut ini:
ΣF = 0,
pada sumbu x F–f=0
Pada sumbu y N–w=0
N = w, karena w = m.g maka
N = m.g
Untuk benda yang bergerak, berlaku hukum II Newton. Sehingga persamaan di atas tidak
berlaku untuk benda yang bergerak. Penurunan persamaannya dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Pada sumbu x ΣFx = m.a
F – f = m.a,
Pada sumbu y ΣFy = m.a dimana a = 0
N–w=0
N = m.g
Keterangan:
f = gaya gesek (N)
F = gaya dorong (N)
N = gaya normal (N)
w = gaya berat (N)
a = percepatan benda (ms-2)
m = massa benda (kg)

72
B. Gaya Gesekan di Bidang Miring ( Balok Turun ke Bawah )
Persamaan gaya yang bekerja pada balok yang turun ke bawah di bidang miring
dapat diuraikan sebagai berikut.

Gambar 4.11 Gaya Gesek pada Bidang Miring (Balok Turun ke Bawah)

Untuk benda yang bergerak turun, maka pada benda berlaku hukum II
Newton. Perhatikan persamaan di bawah ini.
Pada sumbu x
ΣF = m.a
mg sin α – f = m.a
mg sin α – m.a = f,
Pada sumbu y
N – W cos α = 0,
N = mg cos α

C. Gaya Gesekan di Bidang Miring ( Balok Naik ke Atas )


Pada sumbu x
F – w sin α – f = m.a
F – w sin α – m.a = f atau
f = F – w sin α – m.a dimana
w = m.g, sehingga:
f = F– m.g sin α – m.a

73
Gambar 4.12 Gaya Gesek pada Bidang Miring (Balok Naik ke Atas)

Pada sumbu y
N – w cos α = 0
N = m.g cos α

D. Gaya Gesekan di Bidang Tegak


Gaya gesekan di bidang tegak biasanya dialami oleh sebuah batu yang meluncur
turun jatuh dari sebuah bukit yang memiliki sudut kemiringan 900 atau tegak lurus
bidang permukaan tanah datar. Agar batu tersebut dapat bergesekan dengan dinding bukit
maka umumnya pada batu bekerja gaya luar yang menahan batu tersebut agar selalu
menempel pada bukit. Bila dianalogikan sebuah bukit dengan sebuah dinding rumah
maka gaya gesekan yang terjadi di bidang tegak dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.13 Gaya Gesek pada Bidang Vertikal


Pada sumbu x
ΣFx = m.a
N – F = 0 atau
N=F
Pada sumbu y

74
ΣFy = m.a
w – f = m.a , dimana w = m.g
f = m.g – m.a

Pada kendaraan bermotor roda dua, gesekan antara ban dan jalan amat
dibutuhkan bahkan gaya gesekan yang sebesar-besarnya antara ban dan jalan. Hal ini
dimaksudkan agar ban tidak mengalami slip, supaya pengemudi dan penumpangnya
merasa aman. Tetapi jika gesekan antara ban dan jalan nilainya kecil, umumnya
disebabkan ban yang gundul (aus), maka hal ini dapat membahayakan pengemudi dan
penumpangnya.

Gambar 4.14 Gaya Gesek pada Rem

Contoh lain keuntungan akibat gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari adalah
rem pada kendaraan. Prinsip kerja dari rem yaitu menahan atau menghentikan lajunya
kendaraan. Sehingga kendaraan dapat mengurangi lajunya bahkan berhenti pada tempat
yang diinginkan. Bila seorang pengendara mobil misalnya, menginjak pedal rem. Maka
pada saat yang bersamaan kampas rem bergesekan dengan roda untuk menahan atau
menghentikan gerak rotasi (putaran) roda.
Gaya gesekan selain menguntungkan juga dapat merugikan manusia. Coba
diamati gesekan yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor. Mengapa kendaraan
bermotor membutuhkan minyak pelumas atau oli mesin? Dapatkah Anda menjawabnya?

75
Betul sekali. Kendaraan bermotor membutuhkan minyak pelumas karena gesekan yang
terjadi di bagian mesin kendaraan bermotor sangat merugikan. Jika gesekan tersebut
tidak dikurangi maka dapat merusak bagian-bagian mesin. Oleh karena itu, minyak
pelumas diperlukan untuk mengurangi gesekan bagian-bagian mesin tersebut.

Gambar 4.15 Gaya Gesek pada Piston Motor Bakar

4.6 Kesetimbangan Benda Tegar


A. Momen dan Kesetimbangan
Momen:
• Momen Gaya :
τ = F.l.sin α
α = sudut antara garis kerja gaya dan permukaan bidang.
• Momen Kopel : dua gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah.
M = F.d
d = panjang lengan gaya.
Kesetimbangan:
• Kesetimbangan Translasi :
ΣFx=0,ΣFy=0
• Kesetimbangan
Στ=0
• Kesetimbangan translasi dan Rotasi :

76
ΣF=0, Στ=0

B. Titik Berat
Titik berat untuk benda yang homogen ( massa jenis tiap-tiap bagian benda sama ).
1. Untuk benda linier ( berbentuk garis )
∑ ln . x n ∑ ln . y n
x0 = y0 =
l l

2. Untuk benda luasan ( benda dua dimensi ), maka :


∑ An . x n ∑ An . y n
x0 = y0 =
A A
3. Untuk benda ruang ( berdimensi tiga )
∑ Vn . x n ∑ Vn . y n
x0 = y0 =
V V

Sifat - sifat :
1. Jika benda homogen mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri, maka titik
beratnya terletak pada sumbu simetri atau bidang simetri tersebut.
2. Letak titik berat benda padat bersifat tetap, tidak tergantung pada posisi benda.
3. Kalau suatu benda homogen mempunyai dua bidang simetri ( bidang sumbu ) maka
titik beratnya terletak pada garis potong kedua bidang tersebut.
Kalau suatu benda mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak melalui satu garis,
maka titik beratnya terletak pada titik potong ketiga simetri tersebut.
ΣFx = resultan gaya di sumbu x
ΣFy = resultan gaya di sumbu y
Σσ = jumlah momen gaya

Tabel 4.2 Titik Berat Benda Teratur Linier

77
Nama benda Gambar benda letak titik berat keterangan
1. Garis lurus
x0 = 1
l z = titik tengah garis
2

2. Busur lingkaran tali busur AB


y0 = R ×
busur AB
R = jari-jari lingkaran

3. Busur setengah
lingkaran 2R
y0 =
π

Tabel 4.3 Titik Berat Benda Teratur Berbentuk Luas Bidang Homogen
Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan
1.Bidang segitiga
y0 = 1
t t = tinggi
3
z = perpotongan
garis-garis berat
AD & CF

2.Jajaran
genjang, y0 = 1
t t = tinggi
2
Belah ketupat, z = perpotongan
Bujur sangkar diagonal AC dan
Persegi panjang BD

3. Bidang juring tali busur AB


lingkaran y 0 = 23 R ×
busur AB
R = jari-jari lingkaran

78
4.Bidang
setengah 4R
y0 =
lingkaran 3π
R = jari-jari lingkaran

Tabel 4.4 Titik Berat Benda Teratur Berbentuk Ruang Homogen


Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan
1. Bidang kulit z1 = titik berat
Prisma z pada titik bidang alas
tengah garis z1z2 y0 = z2 = titik berat
1
l bidang atas
2
l = panjang sisi
tegak.

2. Bidang kulit t = tinggi


silinder. y0 = 1
t silinder
2
( tanpa tutup ) R = jari-jari
A = 2 π R.t
lingkaran alas
A = luas kulit
silinder

3. Bidang Kulit
Limas T’z = 1
T’ T T’T = garis
3
tinggi ruang

4. Bidang kulit
Kerucut zT’ = 1
T T’ T T’ = tinggi
3
kerucut
T’ = pusat
lingkaran alas

79
5. Bidang kulit
setengah bola. y0 = 1
R R = jari-jari
2

Tabel 4.5 Titik Berat Benda Teratur Berbentuk Ruang (Pejal Homogen)
Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan
1. Prisma z pada titik tengah z1 = titik berat
beraturan. garis z1z2 bidang alas
y0 = 1
l z2 = titik berat
2
bidang atas
V = luas alas kali
l = panjang sisi
tinggi
tegak
V = volume
prisma
2. Silinder Pejal
y0 = 1
t t = tinggi silinder
2
R = jari-jari
V = π R2 t
lingkaran alas

3. Limas pejal T T’ = t = tinggi


beraturan y0 = 1
T T’ limas beraturan
4
1
= 4 t
V = luas alas x tinggi
3
4. Kerucut pejal t = tinggi kerucut
y0 = 1
t R = jari-jari lingkaran
4
alas
V= 1
3 π R2 t

80
5. Setengah bola
Pejal y0 = 3
R R = jari-jari bola.
8

4.7 Soal – Soal Latihan

Hitunglah T1 dan T2 dari susunan kesetimbangan di bawah ini.

5. Hitunglah Gaya T pada susunan kesetimbangan ini.

6. Seandainya benda-benda yang massanya mA = 20 kg dan mB = 50 kg disusun


sedemikian hingga terjadi kesetimbangan, dengan tg θ = 3/4

81
Hitunglah mC jika lantai pada bidang miring licin sempurna.
Hitunglah 2 kemungkinan jawab untuk mC jika bidang miring kasar dengan koefisien
gesekan statis 0,3

7. Gaya 8 N, 6 N, 5 N, 3 N, 7 N, 9 N dan 4 N bekerja terhadap persegi panjang yang


sisi-sisinya berukuran : 4 m x 2 m seperti terlihat pada gambar.
Tentukan jumlah aljabar momen gaya dengan pusat :
a. Titik A b. Titik B c. Titik C d. Titik O

8. Pada sebuah batang horisontal AC yang panjangnya 10 m bekerja tiga buah gaya 3 N,
2 N dan 4 N seperti terlihat pada gambar ! Tentukan :
a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.
b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.

9. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan, padanya bekerja
5 buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika tg θ = 3/4.
Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.

82
10. Batang AB yang mempunyai panjang 6 m mendapat gaya pada ujung-ujungnya
seperti tampak pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya resultannya.

11. Sebuah batang homogen AB panjangnya 6m dan massanya 40 kg ditahan pada kedua
ujungnya. Dimana kita harus menempatkan beban 2000 N pada batang itu agar
tekanan-tekanan di A dan B berbanding sebagai 2 : 1 . Berat batang dianggap bertitik
tangkap di tengah-tengah batang.

12. Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 5 meter, menumpu
pada lantai di A dan pada tembok vertikal di B. Jarak dari B ke lantai 3 meter; batang
AB menyilang tegak Lurus garis potong antara lantai dan tembok vertikal. Berapa
besarnya gaya K mendatar yang harus di berikan pada batang di A supaya batang
tetap seimbang ? dan Hitung juga tekanan pada A dan B.

13. Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 6 meter, bersandar di
atas tembok yang tingginya 3 meter ujung A dari batang menumpu pada lantai dan
berjarak 4 meter dari tembok. Berapa besarnya gaya K mendatar yang harus
diberikan pada batang di A supaya batang tetap seimbang ? dan Hitung juga gaya-
gaya tekanan pada A dan C.

83
Gambar no. 13 Gambar no. 14
14. Pada sebuah balok kayu yang massanya 10 kg dikerjakan gaya K = 50 N yang
mengarah kebawah dan garis kerjanya berimpit dengan garis kerja gaya berat balok
itu. Tentukan letak dan besar gaya tekanan N ( gaya reaksi ) yang dilakukan bidang
terhadap balok itu.
15. Pada sebuah balok kayu, massanya 20 kg, panjangnya 30 cm dikerjakan gaya K =
100 N ( lihat gambar ). Tentukan letak dan besar gaya tekanan N ( gaya reaksi ) yang
dilakukan bidang terhadap balok itu.

16. Sebuah papan berbentuk empat persegi panjang ABCD ( beratnya diabaikan ) dapat
berputar pada bidangnya disekeliling titik A sebagai sendi, AB = 4 meter ; AD = 3
meter. Persegi panjang itu setimbang karena gaya-gaya yang bekerja pada bidang
persegi panjang itu ialah : K1 = 30 N pada titik C dengan arah BC; K2 = 150 N pada
titik D dengan arah sejajar AC ; K pada titik B dengan arah BD.
Hitunglah : a. Besar gaya K itu b. Besar dan arah gaya sendi.

84
17. Sebuah batang AB massanya 10 kg, panjangnya 6 meter. Ujung B diikat dengan tali
dan ujung tali yang lain diikat di C pada sebuah tembok vertikal. Ujung A dari
batang bertumpu pada tembok itu juga. Dalam sikap seimbang ini tali membuat sudut
300 dengan tembok. Tentukan : a. Gaya tegangan tali.
b. Tekanan tembok di A
c. Sudut yang dibuat batang dengan tembok.

18. Sebuah batang dengan berat 50 N seperti tampak pada gambar di bawah ini. Berapa
besar tegangan dalam kabel pendukungnya dan berapa komponen dari gaya yang
dikerjakan oleh engsel pada batang.

19. Sebuah batang lurus homogen AB ( massanya 10 kg ) di A dihubungkan pada


tembok vertikal oleh sebuah sendi, sehingga batang AB dapat berputar pada bidang
yang tegak lurus pada tembok. Tengah-tengah batang AB dihubungkan dengan tali
pada tembok sedemikian sehingga tali tersebut tegak lurus pada tembok dan kencang.
Batang tersebut membentuk sudut 600 dengan tembok ke atas. Pada ujung B dari
batang digantungkan benda massanya 30 kg.
Tentukan :

85
a. Diagram gaya-gaya
b. Gaya tegangan dalam tali
c. Besar dan arah gaya sendi.

20. Sebuah bidang miring AB ( panjangnya 40 meter ) bersendi pada kakinya yaitu titik
A. Puncak B bidang condong dihubungkan oleh tali BC dengan tembok vertikal yang
melalui A. Bidang miring ini bersudut 300 dengan horisontal dan tali BC arahnya
mendatar. Pada bidang miring dan tembok vertikal bersandar sebuah bola jari-jarinya
5 meter dan massanya 10 kg. berat bidang miring diabaikan.
Tentukanlah :
a. Gaya-gaya tekanan oleh bidang miring dan tembok pada bola
b. Gaya tegangan dalam tali
c. Gaya sendi.

86

Anda mungkin juga menyukai