Anda di halaman 1dari 46

METODE PENELITIAN DAN STATISTIK DASAR

KONSEP DASAR STATISTIK

DISUSUN OLEH:
Nama : Ummi Kalsum
NIM : PO.71.24.1.15.076
Kelas : Tingkat II Reguler B
Dosen : Rosyati Pastuty, S.SiT, M.Kes.

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Konsep Dasar Statistik”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas individu mata kuliah Metode Penelitian dan Statistik Dasar.
Saya berharap makalah ini dapat dijadikan sumber informasi lebih lanjut
oleh pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan isi dan kualitas makalah ini.

Palembang, April 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
KONSEP DASAR STATISTIK
A. Pengertian Statistik .................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup Statistik ............................................................................. 1
C. Pengertian dan Jenis Data...........................................................................2
D. Variabel dan Skala Pengukuran ................................................................. 4
TEORI DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS

A. Pengertian Probabilitas ................................................................................ 5

JENIS TABEL PENYAJIAN DATA DAN CARA MEMBUAT TABEL


A. Jenis-jenis penyajian data (tekstular, tabular, grafikasl) ............................. 6
B. Menyajikan data dalam tabel (tabel distribusi frekuensi, tabel silang
2 variabel) ................................................................................................... 14
C. Penyajian Data Kualitatif ............................................................................. 16
SAMPEL DAN TEKNIK SAMPEL

A. Metode Pengambilan Sampel Secara Random .......................................... 17


B. Metode Pengambilan Sampel Non Random .............................................. 18
C. Distribusi Sampling .................................................................................... 20
D. Perhitungan Sampling, Standar Eror, Data Ukur, dan Data Hitung .......... 21
CARA PENGOLAHAN DATA
A. Pengertian .................................................................................................... 24
B. Tahap-tahap Pengolahan Data ( Manual, Komputerisasi) .......................... 27
CARA PENULISAN LAPORAN
A. Teknik Presentasi ........................................................................................ 29
B. Sistematika Laporan .................................................................................... 30
C. Penulisan Laporan ....................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39
Konsep Dasar Statistik

A. Pengertian statistik

Statistik merupakan kumpulan angka-angka yang menerangkan sesuatu,


misalnya statistik penduduk, statistik kelahiran, statistik pendidikan, statistik
produksi, statistik pertanian, statistik kesehatan. Statistika adalah suatu metode
yang digunakan dalam pengumpulan dan analisa data yang berupa angka sehingga
dapat diperoleh informasi yang berguna.

B. Ruang Lingkup Statistik

Statistika deskriptif:

o Statistika deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistik


mengenai pengumpulan, pengolahan, dan penyajian suatu gugus
data sehingga bisa memberikan informasi yang berguna.
o Statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk
menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja
o Menjelaskan/menggambarkan berbagai karakteristik data melalui:
 Ukuran Lokasi (Central Tendency): mode, mean, median,
dll
 Ukuran Variabilitas/Dispersi: varians, deviasi standar,
range, dll
 Ukuran Bentuk: skewness, kurtosis, plot boks
 Penyajian tabel dan grafik misalnya
 Distribusi Frekuensi
 Histogram, Pie chart, Box-Plot dsb

Statistika Inferensial:

o Statistika inferensi (inference statistics) merupakan cabang ilmu


statistik yang berkaitan dengan penerapan metode‐metode statistik
untuk menaksir dan/atau menguji karakteristik populasi yang
dihipotesiskan berdasarkan data sampel.
o Statistika yang menggunakan data dari suatu sampel untuk menarik
kesimpulan mengenai populasi dari mana sampel tersebut diambil
o Membuat berbagai inferensi (penarikan kesimpulan) terhadap
sekumpulan data yang berasal dari suatu sampel. Tindakan
inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan, peramalan,
pengambilan keputusan dan sebagainya.

C. Pengertian dan Jenis Data

1. Pengertian Data

Menurut Luknis Sabri dan Sutanto. P.H (2010). Data adalah bentuk jamak
(plural) dari kata dotum, data adalah himpunan angka yang merupakan nilai dari
unit sampel kita sebagai hasil mengamati/mengukurnya.
Sutanto (2007). Mengemukakan data adalah merupakan kumpulan
angka/huruf hasil dari penelitian terhadap staf/karakteristik yang akan kita teliti.
Data merupakan materi mentah yang membentuk semua laporan riset (Dempsey,
2002). Jadi dari pengertian di atas dapat saya simpulakan bahwa Data adalah
sekumpulan informasi yang biasanya berbentuk angka yang dihasilkan dari
pengukuran atau penghitungan.

2. Jenis-jenis data
• Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
a) Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh
peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung
penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh
pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non
komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil
riset dari surat kabar atau majalah.
• Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data
a) Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi,
dsb.
b) Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di
luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada
konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain
sebagainya.
• Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya
a) Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kualitas, seperti
penyataan terhadap KB yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu : setuju,
kurang setuju, tidak setuju). Berbentuk kata-kata atau pengkategorian. Dalam
mengolah data mengunakan komputer, kategori tersebut harus dilakuka proses
“coding” terlebih dahulu. Misalkan : untuk setuju di beri kode 2, kurang setuju
diberi kode 1 dan tidak setuju diberi kode 0. Data Kualitatif disebut juga dengan
data kategori.
b) Data Kuantitatif. Data dalam bentuk bilangan (numerik), misalnya :
jumlah balita yang mendapatkan imunisasi, Berat Badan Bayi. Diperoleh dengan
cara menghitung maupun mengukur. Data Kuantitatif disebut juga dengan data
numerik.
• Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
a) Data Literal (diskrit) adalah data yang berbentuk bilangan bulat,
misalnya : Jumlah anak dalam keluarga, jumlah penyakit TBC, jumlah kecelakaan
jalan raya. Diperoleh dengan cara menghitung.
b) Data Kontinu adalah data yang berbentuk rangkaian data, nilainya
berbentuk desimal. Misalnya : Tinggi Badan, Berat Badan, Tekanan Darah.
Diperoleh dengan cara mengukur.
• Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
a) Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya
laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan
mei 2004, dan lain sebagainya.
b) Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke
waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data
perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004
sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan
ke bulan, dll.

D. Variable dan skala pengukuran

• Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2002 : 96). Dengan kata lain variabel penelitian merupakan
atribut – atribut yang mempengaruhi metode pengolahan data itu sendiri dan dapat
digambarkan semisalkan X adalah variabel bebas dan Y adalah variabel terikat.

• Skala pengukuran atau tipe pengukuran

Didasarkan pada sifat variabel dan ketepatan instrumen penelitian yang


digunakan, tingkat pengukuran atau skala pengukuran, dibedakan menjadi empat
macam yaitu:

a) Skala Nominal, merupakan skala pengukuran yang menggambarkan


perbedaan berbagai hal berdasarkan pada kategori-kategori, tidak menunjukkan
adanya kriteria urutan tinggi rendah dalam kedudukan. Skala nominal ini adalah
metode kuantifikasi tingkat terendah. Contoh: setiap anggota dalam tim sepak
bola, jenis kelamin ( pria, wanita), guru utama, guru madya, guru muda, agama,
tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Itu semua hanya merupakan kategori
dalam kelompok, tidak merupakan tingkatan paling tinggi sampai ke paling
rendah.

b) Skala Ordinal, merupakan skala yang menyatakan perbedaan jumlah dan


tingkatnya. Bisa pula merupakan urutan kedudukan klasifikasi yang bisa
dinyatakan “lebih besar daripada atau lebih kecil daripada”. Data ordinal
dinyatakan dalam bentuk posisi relatif atau urutan kedudukan dalam suatu
kelompok: ke 1, ke 2, ke 3, ke 4, dan seterusnya. Ukuran ordinal dinayatakan
dalam harga mutlak.

c) Skala Interval, merupakan suatu skala yang didasarkan pada unit-unit


pengukuran yang sama, menunjukkan besar kecilnya suatu sifat atau karakteristik
tertentu. Skala interval tidak memiliki harga nol mutlak. Misalnya : perbedaan
jarak karakteristik yang dimiliki siswa yang mencapai skor 90 dan 91,
diasumsikan sama dengan perbedaan jarak karakteristik yang dimiliki oleh siswa
yang mencapai skor 70 dan 71. Skala interval menunjukkan besarnya
karakteristik yang sebenarnya.

d) Skala Rasio, sebenarnya skala ini memiliki interval yang sama dengan skala
interval, namun masih ada ciri lainnya yaitu bahwa, skala rasio memiliki harga nol
mutlak, Misalnya : titik nol pada skala sentimeter, menunjukkan tidak adanya
panjang atau tinggi sama sekali.

Ciri lainnya lagi dari skala rasio ini, yaitu skala rasio memiliki kualitas bilangan
nyata (riil) yang dapat dijumlahkan, dikurangi, dikalikan, dibagi yang dinyatakan
dalam hubungan rasio.
Contoh : 10 gram sama dengan dua kali lima gram, tiga gram adalah
separo dari enam gram, dan seterusnya.

Teori dan distribusi Probabailitas

A. Pengertian Probabilitas
Probabilitas itu merupakan nilai kemungkinan suatu peristiwa terjadi yang
bersifat non deterministik atau belum pasti. Nilai kemungkinan suatu peristiwa
bersifat non deterministik antara 0 s/d 1 atau 0% s/d 100%, artinya bahwa nilai
kemungkinan peristiwa tersebut tidak kurang dari 0% dan tidak lebih dari 100%.
Bila dikaitkan peristiwa deterministic yaitu 2+2=4 di atas, nilai kemungkinan
atau probabilitasnyasebesar 100% pasti terjadi, dan jika 2+3= 4 juga pasti benar.
Sebaliknya jika 2+2=5 secara matematika pasti salah sehingga kemungkinannya
pasti tidak terjadi, maka besar probabilitas 2+2=5 adalah 0%. Demikian juga
dengan peristiwa berupa pernyataan pemerintah bahwa tahun depan tingkat
kesehatan masyarakat naik menjadi 10%, dapat dikatakan belum tentu, dimana
nilainya lebih kecil atau lebih besar dari 10% dan memang sebesar 10%. Berarti
ada 3 kemungkinan terjadi, maka besar probabilitas masing-masing sebesar
100%/3= 3,3 %.
Contoh : dokter memeriksa seorang pasien. Setelah diperiksa dokter tersebut
menjelaskan hasil diagnosanya bahwa ada kemungkinan menderita gejala tipus.
Berarti bisa benar-benar gejala tipus atau tidak sama sekali. Dokter tersebut belum
memastikan penyakitnya. Berarti dokter tersebut telah berbicara tentang
kemungkinan atau probabilitas. Jika dokter ditanya berapa persenkah pasien
tersebut benar-benar gejala tipus? Kemungkinan jawaban: kemungkinan besar
atau kemungkinan kecil. Atau bisa jadi jawabannya 50%.

Jenis Tabel Penyajian Data dan Cara Membuat Tabel


A. Jenis-jenis Penyajian Data (Tekstular, Tabular, Grafikal)

Tekstular (tulisan), tabular (tabel) dan grafikal (gafik atau diagram)


1. Tulisan (textular): penyajian dalam bentuk tulisan
Penyajian dalan bentuk tulisan sebenarnya merupakan gambaram umum
tentang kesimpulan hasil pengamatan. Dalam bidang kedokteran, penyajian dalm
bentuk tulisan hanya digunakan untuk memberikan informasi. Penyajian dalam
bentuk tulisan banyak digunakan dalam bidang sosial, ekonomi, psikologi dan lain
lain, dan berperan sebagai laporan hasil penelitian kualitatif. Misalnya, untuk
mengetahui persepsi masyarakat tentang suatu produk yang telah dipasarkan atau
penerimaan, pendapat serta kepercayaan masyarakat terhadap suatu program
pemerintah atau program pelayanan pada manyarakat atau keberadaan petugas
kesehatan yang terdapat di daerah.
Contoh:
Seorang direktur sebuah rumah sakit memberikan informasi tentang kondisi
rumah sakit yang dipimpinnya. “Penderita yang menjalani rawat inap di rumah
sakit ini jumlahnya meningkat dari tahun ketahun hingga tidak tertampung dan
sebagian besar terdapat di bagian penyakit dalam. Dengan semakin banyak
penderita yang menjalani rawat inap menunjukkan, bahwa pelayanan yang kita
berikan sudah cukup memadai. Yang masih harus kita tingkatkan adalah
penambahan gedung dan sarana ynag dibutuhkan seperti tempat tidur, terutama di
bagian penyakit dalam”.
1) Menggunakan bahasa yang benar
2) Ringkat tetapi efektif
3) Menghindari bahasa berbunga
4) Paragraph
- Tema
- Data/pendukung tema
- Pendapat/opini
5) Mengunakan kalimat-kalimat.
6) Untuk keterangan-keterangan yang bersifat deskriptif
7) Tata bahasa yang baik
8) Pada kesimpulan hanya menggunakan tekstular. Contoh pada
penelitian ini didapatkan berdasarkan perhitungan tinggi
badan/umur, gambaran status gizi adalah sebagai berikut : gizi buruk
13 %, gizi kurang 15 % dan gizi baik 72 %.

2. Tabel (tabular): penyajian dengan memakai kolom dan baris


Tabel adalah suatu susunan sistematis dari data numeric yang tersusun
dalam kolom dan baris agar dapat dibandingkan.
Bagian penting dalam penyajian data berbentuk tabel adalah
1. Judul
 Letakan ditengah-tengah
 Bila judulpanjang ditulis dua baris
 Baris panjang diatas
 Baris pendek dibawah.
 Panjang judul tidak boleh melebihi panjang table
 Judul ditulis dengan huruf besar
 Mengandung unsure, apa, dimana, kapan
 Jangan melakukan pemecahan bagian kata
2. Stub : “ keterangan baris”
3. Box head : “keterangan kolom”
4. Body : “berisikan data berupa angka-angka.
5. Nomor tabel (harus ada)
6. Foot Note ”keterangan tambahan atau penjelasan-penjelasan khusus
7. Sumber atau source “bila tabel hasil kutipan”.
Macam-macam bentuk tabel :
1. Tabel Baris Kolom
Tabel baris kolom adalah tabel yang terdiri dari baris dan kolom yang
tidak terdiri dari beberapa kategori dan bukan data kuantitatif yang dibuat menjadi
beberapa kelompok.
Contoh : Tabel daftar IP seorang mahasiswi Ekonomi Syariah
No Semester IP
1 I 3,60
2 II 3,80
3 III 3,82
4 IV 3,91
5 V 4,00
6 VI 4,00
7 VII 4,00

Tabel 1. Baris kolom

1. Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi
tabel ini mempunyai ciri khusus, yaitu menyajikan data yang terdiri atas dua
faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri
atas k kategori, dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x k dengan b
menyatakan baris dan k menyatakan kolom.
Contoh : Banyak murid sekolah di Daerah Lombok Timur menurut tingkat
sekolah dan jenis kelamin tahun 2013

JENIS JUMLAH
KELAMIN TINGKAT SEKOLAH
SD SMP SMA
Laki – laki 4756 2795 1459 9012
Perempuan 4032 2116 1256 7404
Jumlah 8790 4911 2715 16416
Tabel 2. Tabel kontingensi
2. Tabel Silang
Tabel silang dapat terdiri dari satu variabel atau dua variabel., tergantung
pertanyaan atau keadaan yang ingin dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan
penyajian data ke dalam tabel silang satu atau dua variabel akan tergantung dari
data yang diperoleh.
Tabel silang satu variabel digunakan untuk menggambarkan data dengan
menampillkan satu karakteristiknya saja, misalnya jumlah keseluruhan.
Sedangkan tabel silang dua variabel digunakan untuk menggambarkan data
dengan menampilkan dua karakteristiknya, misalnya jumlah keseluruhan dan
jumlah per gender.
Contoh: Dalam suatu penelitian angket pada 34 siswa kelas XI.A tentang mata
pelajaran MIPA yang disukai, diperoleh hasil data sebagai berikut:

Siswa Yang Menyukai


No. Mata Pelajaran Siswa Laki – Siswa Jumlah
Laki Perempuan
1 Matematika 8 3 11
2 Kimia 4 6 10
3 Fisika 5 2 7
4 Biologi 2 4 6

Tabel 2.2 Penyajian Data dalam bentuk tabel silang dua variable

3. Gambar/grafik (diagram): penyajian dalam bentuk grafik/gambar


Grafik merupakan salah satu bentuk penyajian data statistik yang banyak
dilakukan dalam berbagai bidang, termasuk bidang kedokteran karena penyajian
dalam bentuk grafik lebih menarik dan mudah dipahami.
- Manfaat grafik
Penyajian dalam bentuk grafik bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:
1) Membandingkan beberapa variabel, beberapa kategori dalam variabel atau satu
variabel pada waktu dan tempat yang berbeda.
2) Meramalkan perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu (time series)
3) Mengetahui adanya hubungan dua variabel atau lebih.
4) Memberikan penerangan pada masyarakat
Macam-macam bentuk penyajian data diagram atau grafik:
Macam – macam Penyajian Data dalam Bentuk Grafik
Gambar grafik frekuensi yang banyak dipergunakan dalam metode
statistik adalah histogram, polygon, kurve dan garis. (Burhan Nurgiyantoro,
2004:43-44)
1. Grafik Histogram / Batang

Histogram merupakan grafik dari distribusi frekuensi suatu variable.


Tampilan histogram berupa petak-petak empat persegi panjang. Untuk distribusi
bergolong atau berkelompok yang menjadi absis adalah nilai tengah dari masing-
masing kelas. (Drs. Ating Somantri, 2006:113)

2. Grafik Poligon
Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi bergolong suatu
variable. Tampilan polygon berupa garis-garis patah yang diperoleh dengan cara
menghubungkan puncak dari masing-masing nilai tengah kelas. Jadi absisnya
adalah nilai tengah dari masing-masing kelas. (Drs. Ating Somantri, 2006:114)

3. Grafik Kurve
Kurve merupakan perataan atau penghalusan dari garis-garis polygon.
Gambar polygon sering tidak rata karena adanya perbedaan frekuensi data skor
dan data skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi sampel. Pembuatan kurve
dilakukan dengan meratakan garis gambar polygon yang tidak rata dan terlihat
tidak beraturan sehingga menjadi rata. (Burhan Nurgiyantoro, 2004:49)

4. Grafik Garis
Grafik garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan suatu
keadaan. Dalam grafik terdapat garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang
mendatar menunjukkan variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah,
yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik adalah ketepatan membuat skala
pada garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi. (Dr.
Sugiyono, 2002:34)
Contoh : Perkembangan nilai ujian matematika Adit semester 1 tahun ajaran
2012/2013 sebagai berikut:

Macam-macam Bentuk Diagram

1. Diagram Lingkaran
Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan diagram
lingkaran. Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari
berbagai kelompok. (Dr. Sugiyono, 2002:37)

2. Diagram Batang
Diagram yang berbentuk persegi panjang dengan skala atau ukuran sesuai data
yang bersangkutan. Setiap batang memiliki jarak yang sama, disusun secara tegak
atau mendatar Diagram batang sangat cocok untuk menyajikan data yang
berbentuk kategori dan atribut, serta data tahunan yang tahunnya tidak terlalu
banyak.
Contoh diagram batang :

3. Diagram Garis
Diagram garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan suatu
keadaan. Jika dari diagram kita ingin mengetahui tentang perubahan yang sifatnya
seolah-olah serba terus selama jangka waktu tertentu, maka lebih tepat digunakan
diagram garis. Diagram ini digunakan pula untuk mengetahui bagaimana sifat
perubahan data dari waktu ke waktu. Apakah perubahan itu suatu kenaikan yang
sangat, biasa, atau menggambarkan penurunan yang drastis.
Diagram garis sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk serba terus
atau berkesinambungan. Misalnya jumlah penduduk setiap tahun, dan sebagainya.
Contoh diagram garis:

4. Diagram Lambang Atau Diagram Simbul


Diagram ini nampaknya makin lama makin banyak dipakai, karena rupanya
sangat menarik perhatian umum. Diagram ini banyak sekali digunakan, lebih-
lebih jika datanya mengenai hal-hal yang sangat menarik dan dapat dilukiskan
oleh bentuk gambar-gambar yang baik pula.
Contoh diagram lambang:

5. Kartogram (diagram peta)


Diagram yang menyajikan data berupa peta yang menunjukkan kondisi data
dan diwakili oleh lambang tertentu dalam sebuah peta. Kartogram biasa
digunakan untuk menggambarkan kepadatan penduduk, curah hujan, hasil
pertanian, hasil penjualan, hasil pertambangan dan sebagainya.
Contoh kartogram:

B. Menyajikan Data Dalam Tabel (Tabel Distribusi Frekuensi, Tabel silang


2 Variabel)
Pengertian distribusi frekuensi adalah suatu cara penyusunan kata baik data
diskrit maupun data kontinyu ke dalam kelas-kelas interval dengan tujuan agar
cepat dapat mudah dibaca, dipahami dan disimpulkan serta diinterpretasikan.
Tabel Distribusi Frekuensi

Interval Kelas Turus Frekuensi


16–25 E 5

26–35 C 3

36–45 ED 9

46–55 EE 10

56–65 EA 6

66–75 B 2
Jumlah 35

- Data yang berukuran besar (n > 30) lebih tepat disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi, yaitu cara penyajian data yang datanya disusun dalam kelas-kelas
tertentu.
Langkah-langkah penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :
- menentukan banyak interval(K) dengan rumus “Sturgess” yaitu : K=1+3,1 log
n dengan n adalah banyak data. Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat
positif hasil pembulatan.
- menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus : I=J/K
- menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas bawah
interval kelas pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas terakhir.
- memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai
frekuensi setiap kelas dengan sistem turus.
- menuliskan turus-turus dalam bilangan yang bersesuaian dengan banyak turus.
Ingatlah : Menentukan banyak kelas inetaval dengan aturan sturges dimaksudkan
agar interval tidak terlalu besar sebab hasilnya akan menyimpang dari keadaan
sesungguhnya. Sebaiknya, jika interval terlalu kecil, hasilnya tidak
menggambarkan keadaan yang diharapkan.
Tabel Silang2 Variabel
Tabel silang dapat terdiri dari satu variabel atau dua variabel., tergantung
pertanyaan atau keadaan yang ingin dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan
penyajian data ke dalam tabel silang satu atau dua variabel akan tergantung dari
data yang diperoleh.
Tabel silang satu variabel digunakan untuk menggambarkan data dengan
menampillkan satu karakteristiknya saja, misalnya jumlah keseluruhan.
Sedangkan tabel silang dua variabel digunakan untuk menggambarkan data
dengan menampilkan dua karakteristiknya, misalnya jumlah keseluruhan dan
jumlah per gender.

Contoh: Dalam suatu penelitian angket pada 34 siswa kelas XI.A tentang mata
pelajaran MIPA yang disukai, diperoleh hasil data sebagai berikut:

No. Mata Pelajaran Siswa Yang Menyukai Jumlah


Siswa Laki – Siswa
Laki Perempuan
1 Matematika 8 3 11
2 Kimia 4 6 10
3 Fisika 5 2 7
4 Biologi 2 4 6

Tabel 2.2 Penyajian Data dalam bentuk tabel silang dua variable
C. Penyajian Data Kualitatif

Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristk


berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Data ini biasanya didapat dari
wawancara dan bersifat subjektif sebab data tersebut ditafsirkan lain oleh orang
yang berbeda (Riduan, 2003: 5-7).
Data kualitatif dapat diberi dalam bentuk ordinal atau rangking (skala yang
diurutkan dari jenjang terendah atau sebaliknya). Setiap peneliti selalu melakukan
kegiatan pengumpulan data atau informasi dari lapangan dan kemudian mereka
akan memperoleh data kualitatif yang banyak. Yang dimaksud data kualitatif
menurut Ryan dan Bernard (2002), adalah semua informasi yang berupa test, sit
com, email, cerita rakyat, sejarah kehidupan, yang berguna untuk membangun dan
mengarahkan pada pengembangan pengertian yang mendalam atas dasar setting
orang-orang yang diteliti.
Data tersebut biasanya masih berupa data kasar di antaranya seperti: catatan
kancah yang sumbernya bermacam-macam, termasuk sebagai tulisan tangan, tape
recorder, ringkasan dokumen dan sebagainya. Data yang ada tanpa melalui angka
administrasi secara sistematis dan selanjutnya dianalisis. Analisis data dalam
penelitian kualitatif, pada prinsipnya berbeda dengan analisis pada data
kuantitatif.
Jika pada penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah proses
pengumpulan data dari lapangan, maka pada penelitian kualitatif, langkah analisis
telah dimulai sejak peneliti terjun ke kancah untuk mengambil data yang pertama
kali melalui kegiatan refleksi.
Rangkaian terbatas dari materi kualitatif yang digunakan oleh para sosiolog
ini sebagian besar karena mereka kebetulan memfokuskan diri pada verifikasi.
Untuk sebagian besar peneliti, data kualitatif ini sebenarnya mirip dengan hasil
kerja lapangan dan interview, yang dikombinasikan dengan dokumen "latar
belakang" apa saja yang mungkin diperlukan untuk membuat penelitian itu sejajar
dengan konteks.
Data kualitatif lebih condong dapat membimbing kita untuk memperoleh
penemuan-penemuan yang tak diduga sebelumnya dan untuk membentuk
kerangka teoritis baru, data tersebut membantu para peneliti untuk melangkah
lebih jauh dari praduga dan kerangka kerja awal

Sample dan teknik sample

A. Metode Pengambilan sample secara random

Teknik ini jika kita tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota
sampel. Seluruh individu dalam populasinya diberi kesempatan yang sama untuk
dijadikan anggota sampel, disebut juga probability sampling. Teknik random
sampling meliputi cara undian yaitu dilakukan sebagaimana jika kita mengadakan
undian dengan membuat daftar yang berisi semua objek penelitian, dan cara table
yaitu menggunakan tabel bilangan random yang sudah disusun berupa tabel
random. Sampling random → agar semua anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih (untuk penelitian deskriptif dan analitik)

CARA PENGAMBILAN SAMPLE RANDOM

1. Simple Random Sampling


2. Systematic Random Sampling
3. Stratified Random Sampling
4. Cluster Random Sampling
5. Multistage Random Sampling

Simple Random Sample adalah suatu teknik sampling yang dipilih secara acak,
cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau
bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel.

- Contoh: misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa


Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap
seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan secara random tanpa
pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP
untuk terpilih sebagai sampel sama.

- Stratified Sample adalah suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi
kedalam sub populasi(strata), karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan
heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan
penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum
dipilih sampel melalui proses simple random sampling.

- Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer
terhadap suatu kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki
sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan
teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan
bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih manajer dengan teknik
simple random sampling.

- Cluster Sample adalah Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara gugus.
Populasi dibagi keadalam satuan-satuan sampling yang besar yang disebut cluster.
Berbeda dengan pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster
harus relatif heterogen. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster
dengan cara simple random sampling. (2) Memilih satuan sampling dalam kluster.
Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling

- Contoh : Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa
Barat sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1
secara random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu
kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2.
Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang
juga dilakukan secara random.

- Sistematic Sample adalah teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada


ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara
random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut
kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur
populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.

- Contoh : Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan
sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung
pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat
5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian
interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.

- Area Sampling adalah teknik sampling yang dipakai ketika peneliti


dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai
wilayah.
- Contoh : Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin
mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata
tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling sangat tepat.

B. Metode Pengambilan sample secara non random

Teknik ini dilakukan jika peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama
pada anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel, disebut juga non
propability sampling. Termasuk teknik non random sampling meliputi
convenience sampling, quota sampling, purposive sampling, judgment sampling
dan incidental sampling. Sampling non random → hanya untuk penelitian
deskriptif.

CARA PENGAMBILAN SAMPEL NON RANDOM

1. Quota sampling (pengambilan besar sampel ditentukan oleh peneliti)


2. Accidental sampling (pengambilan sampel seadanya/ yang ada saat
penelitian)
3. Expert sampling (pengambilan sampel berdasarkan saran ahli)
4. Purposive sampling: pengambilan sampel dengan pertimbangan

- Convinience Sampling adalah Merupakan teknik dalam memilih sampel,


peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.
Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau
kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis
menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive
sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk
penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang
sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang
menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.

- Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan


wilayah Jakarta Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang
dia jumpai bukan orang yang mengerti tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan
seperti petugas kebersihan atau mendatangi kantor gubernur atau walikota Jakarta
Selatan.

- Udgement Sampling adalah teknik pengambilan sampling dimana sampel yang


dipilih berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik
jika dijadikan sampel penelitiannya.

- Contoh : misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang


bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka
manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan
informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang
menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.

- Quota Sampling adalah teknik pengambilan sampling dalam bentu


distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak melainkan secara
kebetulan saja.

- Contoh : Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan


perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari
kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki
sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik
pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan
secara kebetulan saja.

SIMPLE RANDOM SAMPLING

 Pengambilan sample dengan menggunakan tabel random atau diundi


 Random sampling: 88, 00, 23, 67, 14, 45, 17, 48, 79, 59, 42, 08, 54, 65,
61, 84, 86, 33, 64, 90, 15, 69, 97, 58, 80, 25, 72, 52, 35, 40, 98, 24, 21, 66,
01, 08, 23, 15, 55, 02, 32, 83, 24, 54, 52, 07, 44, 53, 64, 33, 80, 87, 18, 01,
39, 84, 62, 25, 72, 07, 17, 52, 86, 14, 06, 33, 70, 75, 89, 10, 22, 91 dst
C. Distribusi Sampling

Distribusi sampling adalah distribusi dari mean-mean yang diambil secara


berulang kali dari suatu populasi. Bila pada suatu populasi tak terhingga dilakukan
pengambilan sampel secara acak berulang-ulang hingga semua sampel yang
mungkin dapat ditarik dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi
terbatas dan sebelum dilakukan pengambilan sampel berikutnya sampel unit
dikembalikan kedalam populasi. Proses ini dilakukan berulang-ulang dalam
jumlah yang sangat banyak sehingga dihasilkan sampel :

N!

Sebanyak buah sampel

n!(N-n)!

Bila sampel-sampel yang dihasilkan dihitung rata-ratanya maka akan


menghasilkan nilai rata-rata yang berbeda hingga dapat disusun menjadi suatu
distribusi yang disebut distribusi rata-rata sampel.Bila dihitung deviasi standarnya
dinamakan deviasi standar distribusi rata-rata sampel atau kesalahan baku rata-
rata (standard error rata-rata)

Distribusi sampling merupakan dasar atau langkah awal dalam statistic inferensial
sebelum mempelajari teori estimasi, dan uji hipotesis.

Untuk memahami distribusi sampling ini perlu kita ketahui suatu ketentuan yang
dapat membedakan beberapa ukuran antara sampel dan populasi

Ukuran-ukuran untuk sampel dan populasi

Nilai (karakteristik) Sampel Populasi

Statistik Parameter
Mean (rata-rata hitung) X µ

Standar deviasi jumlah S σ

Unit N N

Untuk mempelajari populasi kita memerlukan sampel yang diambil dari


populasi yang bersangkutan. Meskipun kita dapat mengambil lebih dari sebuah
sampel berukuran n dari sebuah populasi berukuran N, pada prakteknya hanya
sebuah sampel yang biasa diambil dan digunakan untuk hal tersebut. Sampel yang
diambil ialah sampel acak dan dari sampel tersebut nilai-nilai statistiknya dihitung
untuk digunakan seperlunya. Untuk ini diperlukan sebuah teori yang dikenal
dengan nama distribusi sampling. Distribusi sampling biasanya diberi nama
bergantung pada nama statistik yang digunakan. Demikianlah umpamanya kita
kenal distribusi sampling rata-rata, distribusi sampling proporsi, distribusi
simpangan baku, dan lain-lain. Nama-nama tersebut biasa disingkat lagi berturut-
turut menjadi distribusi rata-rata, distribusi proporsi, distribusi simpangan baku,
dan lain-lain.

Distribusi sampling mean (rata-rata)

Distribusi sampling mean adalah distribusi peluang mean semua sampel yang
diambil dari sebuah popoulasi.

Ciri-ciri distribusi sampling mean :

1. Kurva distribusi sampling mean memiliki bentuk lebih kurang seperti kurva
distribusi normal

2. Rata-rata distribusi sampling mean akan sama dengan rata-rata populasi

3. Standar deviasi distribusi sampling rata-rata atau disebut juga standard error of
the mean dapat diketahui melaui persamaan berikut. Persamaan ini diperoleh dari
teori limit pusat. dimana, = populasi standar deviasi
N = jumlah sampel

Distribusi sampling proporsi

Distribusi sampling proporsi merupakan salah satu distribusi sampling yang


berguna. Distribusi proporsi adalah distribusi sampling yang menggunakan
sampel yang menggambarkan semua ciri-ciri suatu populasi.

Ciri-ciri distribusi sampling proporsi :

1. Jumlah populasi yang lebih besar dari 50 akan memiliki kurva normal

2. Rata-rata distribusi sampling proporsi akan sama dengan rata-rata populasi


proporsi

3.Standar deviasi distribusi sampling proporsi atau standard error of the


proportion memiliki

D. Perhitungan sampling, standar error,data ukur dan data hitung

Perhitungan standar error

Perhitungan standar error

Istilah “standard error” dan “standard deviation” terkadang


membingungkan. Namun sebenarnya ada hal pokok yang membedakan.
Ilustrasinya sebagai berikut: Apabila kita ingin mengetahui variance populasi
maka untuk menduganya digunakan variance sampel. Hal yang sama apabila
melakukan pendugaan meanmean sample, selanjutnya dalam pendugaan tersebut
kemungkinan nilai mean akan berbeda-beda untuk tiap sample.

Perbedaan ini dapat menimbulkan variasi pada penduga mean. Variasi pada
penduga itulah yang disebut sebagai standard error. Oleh karena dalam ilustrasi
menggunakan penduga mean maka variasi penduga disebut sebagai standard
error mean. Dari masalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa standard
deviation mengukur variasi pengamatan, sedangkan standard error mengukur
variasi penduga atau statistics.

Contoh yang membedakan “standard error” dan “standard deviation”


adalah sebagai berikut:

Dalam suatu kelas berisi 40 murid melakukan ujian untuk mata pelajaran A.
Standard deviation score test adalah variasi nilai antara 40 murid tersebut yang
melakukan ujian untuk mata pelajaran A.

Standard error score test adalah variasi nilai dari seorang murid bernama Ali
yang melakukan ujian mata pelajaran A secara berulang-ulang (murid Ali
melakukan ujian lebih dari satu kali).
Hal ini membuktikan bahwa memang pengertian standard deviation
hampir sama dengan standard error, dan kebingungan dua istilah ini memang
dapat dimaklumi.

Perhitungan standard error berbeda-beda tergantung pada penduganya,


misal untuk mean menggunakan standard error mean (SE(mean)). Rumus
SE(mean) adalah SE(mean) = Standar deviation/√(sample size), ini
menunjukkan bahwa nilai SE(mean) bergantung pada standard deviation dan
ukuran sample. Dari rumus tersebut dapat diketahui pula bahwa nilai standard
error akan turun apabila ukuran sample diperbanyak dan variance atau
standard deviation sample dikurangi. Oleh karena itu, standard error dapat
digunakan untuk menentukan dan mengontrol ukuran sample, hal ini berbeda
dengan standard deviation yang nilainya tidak dipengaruhi ukuran sample.

Standard error dapat menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari penduga atau
statistic. Standard error juga dapat diintepretasikan seberapa akurat penduga
dalam menduga parameter.

Standard error dapat diaplikasikan dalam dua hal:

1. Nilai penduga atau statistic yang dibagi dengan standard error penduga
akan menunjukkan apakah statistic sama dengan nol, kemudian nilai
tersebut dibandingkan dengan nilai distribusi t. Berdasarkan beberapa
literatur, rasio dari nilai penduga atau statistic dengan standard error
disebut dengan Wald Test, atau dalam beberapa aplikasi disebut dengan t-
test.

2. Standard error sebagai bagian dari confidence interval. Untuk sample yang
besar, 95% confidence interval diperoleh dari 1.96 x standard error
penduga. Standard error yang digunakan untuk confidence interval adalah
standard error mean (SE(mean)), dengan ketentuansebagaiberikut:
a.90%CI -> mean +/- 1.64 SE(mean)
b. 95% CI -> mean +/- 1.96 SE(mean)
c. 99% CI -> mean +/- 2.58 SE(mean)

Perhitungan standard error - v data ukur

Saat item-item data kita relatif sedikit dan dapat kita akses/ukur maka
perhitungan-perhitungan central tendency (seperti mean, median, modus, dll) dan
variability (seperti range, variance, standard error) sangat mudah kita lakukan.
Masalahnya adalah manakala item-item data yang akan kita deskripsikan ternyata
sangat banyak jumlahnya, bahkan sangat kompleks, dan seringkali kita tidak
memiliki akses ke semua anggota populasi tersebut. Contoh: semua dosen di
Indonesia, semua dokter di pulau Jawa, semua pengguna hand phone di Indonesia,
atau semua pengguna layanan e-government di Indonesia.

Biasanya untuk sebuah populasi yang sangat besar dan kompleks seperti
itu, metode sampling yang disarankan Bukanlah Simple Sampling (sembarang
milih dalam untuk semua populasi) tetapi disarankan memakai Stratified
Sampling dimana kita mengambil sample-sample (lebih dari satu sample) dan tiap
sample mewakili kelompok anggota populasi dengan karakteristik tertentu. Nah,
hasilnya kita memiliki lebih dari satu sample untuk men-deskripsikan atau
memodelkan populasi kita yang besar dan kompleks tersebut.
Variation.

Nah dalam populasi yang kecil (dimana semua item bisa diakses dan diukur
nilainya) biasanya kita bisa langsung menghitungnya dengan Standard Deviation.
Nah di sini, di populasi yang sangat besar & kompleks dengan lebih dari satu
samples ini kita menghitung ‘Standard Deviation’ Population Mean terhadap nilai
Sample Mean – Sample Mean yang ada dengan istilah Standard Error of the
Mean (SE) atau sering hanya disebut Standard Error saja.

Sama seperti Standard Deviation, Standard Error of the Mean (SE) dihitung
dengan {Menjumlahkan (selisih setiap Sampling Mean dengan Population Mean)
yg dikuadratkan untuk memperoleh nilai positif} dibagi banyaknya kelompok
samples kemudian diakar dua.

Data Hitung

Jika dalam populasi yang kecil (dimana setiap item data dapat diukur) kita
mengenalfrequency distribution, maka dalam populasi yang besar dengan lebih
dari satu samples ini kita menyebutnya Sampling Distribusi, yaitu grafik yang
menunjukkan berapa frequency (banyak sample) untuk tiap-tiap nilai Sample
Mean.

Sama seperti frequency distribusi, semakin BESAR nilai Standard Error of


Mean (SE) semakin GEMUK grafik distribusinya semakin TIDAK AKURAT
sample-sample kita mewakili Populasi sebenarnya.

Semakin Kecil nilai Standard Error of Mean (SE) semakin Kurus grafik
distribusinya semakin AKURAT sample-sample kita mewakili Populasi
sebenarnya.

Cara Pengolahan Data

A. Pengertian

Pengertian dari pengolahan data atau data processing merupakan manipulasi


data ke bentuk yang lebih informative atau berupa informasi. Informasi
merupakan hasil dari kegiatan pengolahan suatu data dalam bentuk tertentu yang
lebih berarti dari suatu kegiatan atau suatu peristiwa.

Terdapat empat penggolongan alat pengolahan data yang bisa anda ketahui
diantaranya peralatan manual atau alat sederhana untuk mengolah data dengan
factor terpenting adalah dalam penggunaan alat dengan tenaga tangan manusia.
Selanjutnya adalah peralatan mekanik yaitu peralatan yang sudah lebih modern
dan dalam bentuk mekanik dan digerakkan oleh tangan manual.

Peralatan berikutnya adalah dengan peralatan mekanik elektronik yang


digerakkkan secara otomatis dengan motor elektronik. Dan alat yang terakhir
adalah peralatan elektronik yang dikerjakan secara elektronik penuh tanpa bantuan
tangan manusia.

Fungsi Pengolahan Data

Ada beberapa fungsi dasar dari pengolahan data, diantaranya :

- Pengolahan data untuk mengambil program dan juga data berupa masukan atau
input data.

- Pengolahan data untuk menyimpan program data dan menyediakan suatu


pemrosesan.

- Pengolahan data untuk menjalankan proses aritmatika dan juga logika pada
suatu data yang tersimpan.

- Pengolahan data untuk menyimpan hasil sampai hasil akhir suatu pengolahan.

- Pengolahan data juga bisa berfungsi untuk menampilkan dan juga mencetak
data yang sudah tersimpan.

Dengan demikian maka pengolahan data dapat bermanfaat untuk meminimalkan


kebutuhan dari tenaga manusia. Hal ini tentu dikarenakan pekerjaan yang sudah
dapat dilakukan secara otomatis oleh peralatan dengan bantuan alat seperti
computer. Keuntungan lainnya dalam menggunakan pengolahan data adalah dari
kemampuan computer dalam memproses data yang lebih besar dan akurat serta
memiliki kecepatan yang lebih baik dan dapat dilakukan secara otomatis dan juga
serentak.

Contoh Pengolahan Data

Pada prosedur pengolahan data terdiri dari sejumlah operasi pengolahan dasar
dengan beberapa urutan berikut ini. Yang pertama adalah pencatatan atau
recording yaitu proses memindahkan data pada beberapa formulir atau dokumen.
Hal ini tidak hanya pada tahap organisasi namun juga pada semua tahap
pengolahan diperlukan recording.

Contoh dari proses pengolahan data ini misalnya seorang dosen yang
memasukkan nilai para mahasiswa pada buku catatannya. Pada akhir semester
nilai tersebut akan dikumpulkan dan dihitung menjadi satu. Selanjutnya nilai akan
dimasukkan ke dalam lembaran formulir dari BAAK untuk mencatat hasil
akhirnya pada file induk masing-masing mahasiswa nantinya. Dan hasil akhir
dalam bentuk trasnkrip dan dikirim kepada mahasiswa yang bersangkutan.

Urutan dalam prosedur dari pengolahan data berikutnya adalah duplikasi atau
duplicating merupakan operasi menggandakan data formulir atau dokumen-
dokumen. Duplikasi dilakukan atau bisa saja dikerjakan pada saat data dicatat
secara manual atau juga bisa dikerjakan setelahnya dengan mesin.

B. Fungsi dan Tujuan

Fungsi dasar Pengolahan Data :

1. Mengambil program dan data (masukan / input)

2. Menyimpan program dan data serta menyediakan untuk pemrosesan

3. Menjalankan proses aritmatika dan logika pada data yang disimpan

4. Menyimpan hasil antara dan hasil akhir pengolahan.

5. Mencetak atau menampilkan data yang disimpan atau hasil pengolahan.


Tujuan pengolahan data adalh untuk menghasilkan dan memelihara record
perusahaan yang akurat dan up-to-date.

C. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data system informasi dalam organisasi biasanya terdiri atas metode
teknologis dan manual.
Menurut Buch dan Stater ada dua macam metode pengolahan data yang penting :
1. System manual ; semua operasi dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat
penting seperti pensil ,kertas dan lain-lain

2. Electromechanical ; suatu gabungan dari orang dan mesin misalnya seorang


pegawai yang bekerja dengan menggunakan catat kolom (posting machine).

• Methode punched equipment ; Menggunakan penggunaan semua peralatan yang


digunakan disebut sebagai suatu system warkat unit (unit record
system).prinsipnya adalah bahwa data mengenai data seseorang,uatu objek atau
suatu peristiwa biasanya dicatat (punched) dalam suatu kartu, sejumlah kartu yang
mengandung data tentang subjek yang sama ( misalnya : data gaji) digabungkan
bersama membentuk suatu objek

• Methode electric computer ; suatu susunan dari alat-alat masukan suatu unit
pengolahan pusat (control processing unit ) dan alat alat keluaran

Tahap-tahap pengolahan data


A. Tahap-tahap Pengolahan Data (Manual, Komputerisasi)
Pengolahan data dapat dilakukan secara manual maupun dengan sistem
komputerisasi melalui berbagai aplikasi pengolah data. Proses pengolahan data
seperti memasukkan dan mengambil data dari dan ke media penyimpanan
memerlukan perangkat lunak semacam sistem manajemen basis data.
Secara umum proses pengolahan data menjadi informasi melalui tiga tahapan
dasar yaitu input, proses, output. Tiga tahapan dasar tersebut dikembangkan
sebagai berikut.

1. Penghimpunan dan pencatatan data


Tahapan ini berhubungan dengan proses pengumpulan atau penghimpunan
data yang biasanya merupakan proses pencatatan (recording) data ke dokumen
dasar atau formulir. Penghimpunan data dapat diperoleh melalui formulir-formulir
yang sudah dibuat sebelumnya, seperti formulir penerimaan siswa baru, formulir
pasien rumah sakit, formulir pengajuan pembukaan rekening bank dan lain
sebagainya.

Tahapan penghimpunan dan pencatatan data melalui komputerisasi dapat


dilakukan dengan cara melakukan input data melalui aplikasi atau perangkat lunak
yang digunakan. Tahapan dari cara kerja sistem komputer ini adalah data yang
telah didapatkan dan dikumpulkan dimasukkan oleh pemakai atau pengguna pada
perangkat input, kemudian dengan metode tertentu data yang diinputkan diolah
atau diproses oleh perangkat proses dan selanjutnya dihasilkan informasi oleh
perangkan keluaran (output device).

Jadi pada dasarnya perangkat keras (hardware) komputer dibagi menjadi tiga
perangkat utama yaitu, input device, prosses device, dan output device.

2. Pengklasifikasian data

Setelah tahapan penghimpunan dan pencatatan data maka tahapan selanjutnya


adalah pengklasifikasian data. Dalam tahapan ini, data diberi identitas atau
diklasifikasikan. Identifikasi tersebut dapat dilakukan untuk suatu kelompok atau
beberapa kelompok dari data tersebut sehingga nantinya merupakan karakteristik
dari data yang bersangkutan.

3. Penyusunan data (sorting)

Setelah data-data yang diolah diberikan identifikasi seperti diatas, maka data
tersebut mungkin perlu diatur atau disusun sedemikian rupa, contohnya
mengurutkan data berdasarkan kode klasifikasinya, berdasarkan nama, tanggal,
dan lain sebagainya. Proses ini dinamakan sorting.

4. Perhitungan (calculating)
Tahapan ini data dihitung atau dikalkulasi seperti pelaksanaan perhitungan
atau disebut juga calculating.

5. Penyusunan laporan (summarizing)

Untuk memungkinkan dilakukan analisis terhadap data atau informasi yang


dihasilkan, diperlukan penyimpulan atau pembuatan rekapitulasi laporan sesuai
dengan keinginan pemakai informasi.

6. Penyimpanan (storing)

Storing atau penyimpanan data dan informasi yang sejenis kedalam file untuk
referensi dimasa yang akan datang perlu dilakukan. Media penyimpanan ini terdiri
dari beberapa macam, disesuaikan dengan metode dan peralatan yang dipakai
dalam sistem pengolahan data, seperti disk, kartu, dan dokumen. Dapat juga
disimpan pada dunia maya.

7. Pencarian (retrieving)

Di dalam file yang disimpan, pencarian data atau retrieving biasa digunakan
dengan cara penyimpanannya terutama jika pengolahan datanya menggunakan
komputer.

8. Komunikasi (communicating)

Dalam proses pengolahan data menjadi informasi sampai informasi tersebut


dapat dipakai oleh user atau pengguna, maka diperlukan suatu komunikasi
sehingga mempermudah proses pengolahan data menjadi informasi.

9. Penggandaan (reproducing)

Untuk pengamanan apabila data hilang atau rusak, juga untuk keperluan
perusahaan lainnya bisa dilakukan dengan penggandaan menggunakan mesin
fotocopy, disk maupun magnetic tape. Penggandaan berarti proses, cara,
perbuatan menggandakan. Jadi, kata menggandakan berarti usaha memperbanyak
atau melipatgandakan beberapa kali dokuemn.
Demikian pula halnya dengan data, data digandakan untuk keperluan tertentu.
Penggandaan data berarti suatu perbuatan menggandakan atau memperbanyak
data sesuai dengan kebutuhan menggunakan alat pengganda.

10. Pendistribusian data

Pendistribusian data dan inromasi dapat dilakukan bila data sudah


digandakan. Penggandaan data tersebut dilakukan agar data dapat dijadikan
sebagai informasi bagi yang membutuhkannya. Penggandaan dapat dilakukan
melalui media penyimpanan seperti CD, DVD, maupun melalui cetakan dan
sebagainya. Hasil penggandaan data ini kemudian dibagikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap data tersebut sebagai penunjang pekerjaan.

Cara Penulisan Laporan


A. Teknik Presentasi

Presentasi dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan penyampaian informasi


kepada public melalui sebuah orasi, baik secara langsung (face to face) ataupun
melalui media.

Presentasi memiliki dua (2) tujuan yaitu:


1. Presentasi informatif, bertujuan untuk memperkenalkan hal baru pada
khalayak. Presentasi ini lebih ditujukan pada aspek kognisi khalayak. Proses ini
lebih dikenal sebagai sosialisasi.
2. Presentasi persuasif, ditujukan untuk mempengaruhi sikap (attitude) dan
prilaku (behavior) khalayak sebagaimana yang diinginkan presenter.
Dalam komunikasi, ada lima (5) unsur yang harus diperhatikan. Kelima unsure
tersebut adalah sebagai berikut ini:
1. Pengirim pesan (sender)
2. Pesan yang dikirimkan (massage)
3. Bagaimana pesab tersebut dikirimkan (delivery channel medium)
4. Penerima pesan (receiver)
5. Umpan balik (feedback)
Hal yang terpenting dalam persiapan presentasi adalah membangun rasa
percaya diri dan mengendalikan rasa takut dan emosi kita, kualitas suara, bahasa
dan kata-kata yang digunakan, dan komunikasi non-verbal, yaitu kontak mata,
ekspresi wajah, penampilan fisik, nada suara, gerakan tubuh, pakaian dan
aksesoris yang digunakan akan memberikan efek atau pengaruh yang cukup besar
terhadap penyampaian pesan.
Dalam komunikasi perlu dipegang beberapa prinsip khususnya dalam
persiapan mental yaitu sebagai berikut:
1. Berbicara di depan public bukanlah hal yang sangat menegangkan.
2. Kita tidak perlu menjadi orang yang sempurna, cerdas ataupun brilian untuk
tampil di depan publik.
3. Siapkan 2-3 poin pembicaraan/pertanyaan, karena audien akan sulit untuk
mengingat lebih dari tiga hal dalam suatu waktu.
4. Kita harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan terarah.
5. Kita tak perlu menganggap diri kita adalah seorang pembicara publik.
6. Kita tidak perlu harus dapat sepenuhnya menguasai seluruh hadirin
7. Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin menginginkan kita berhasil
dalam presentasi atau penyampaian pesan kita.

Beberapa hal penting lain yang perlu dipersiapan yaitu sebagai berikut ini:
1. Durasi, yaitu panjangnya sebuah presentasi
2. Analisis khalayak, yaitu mengenali komunikan
3. Perencanaan presentasi, yaitu bagaimana mengorganisasi pesan dan
informasi yang akan disampaikan. Misalnya diawali dengan persoalan dan
diakhiri dengan penyampaian solusi terbaik.
4. Penggunaan alat bantu visual, yaitu dengan prinsip mudah dibaca,
memberikan penekanan dan kejelasan, dan sederhana.
Beberapa alat bantu yang dapat dipakai anatara lain papan tulis, Flip
Charts, Overhead proyektor, Slide proyektor, LCD proyektor
Beberapa pertimbangan dalam penyampaian presentasi:
1. Komunikasi verbal, terkait dengan penggunaan bahasa yang tepat, suara, dan
kecepatan dalam penyampaian presentasi dengan mempertimbangkan daya
tangkap khalayak.
2. Komunikasi non-verbal, aspek penampilan non-verbal perlu mendapat perhatian.
Kontak mata, ekpresi wajah, postur, dan gerakan tubuh sedapat mungkin
menunjang proses presentasi.

B. Sistematika Laporan

Beberapa penulis (turk & kirkman, 1982, britowidjoyo,1985: arifin,


1987;indriati,2001), mengemukan bahwa unsur-unsur dari laporan penelitian
adalah:
1. Judul tulisan 5. Hasil
2. Abstrak 6. Pembahasan
3. Pendahuluan 7. Simpulan dan saran
4. Bahan dan metode penelitian 8. Daftar pustaka

Namun secara lebih lengkap, laporan penelitian terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu:
1. Bagian pembuka.
2. Bagian inti.
3. Bagian penutup.
1. BAGIAN PEMBUKA
Menurut arifin (1987), bagian pembuka sebuah laporan penelitian lebih
lengkap harus mengandung komponen-komponen berikut ini:
a. Judul f. Abstrak
b. Halaman judul g. Daftar isi
c. Halaman pengesahan h. Daftar tabel
d. Halaman penerimaan i. Daftar grafik, bagan, atau skema.
e. Kata pengantar j. Daftar singkatan dan lambing.
Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya ilmiah. Dalam judul
karya ilmiah harus menampilkan fakta yang ingin diungkapkan,jelas, positif,
singkat, khas, serta mampu menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan.
Halaman judul diletakkan sesudah halamaan depan atau cover.pada
halaman ini umumnya terdapat judul,penuliis, dan penerbit. Selanjutnya halaman
judul diikuti oleh pengesahan.
Kata pengantar dituliskan untuk memberikan gambaran secara umum
kepada pembaca tentanng latar belakang konteks penelitian. Pada bagian ini
penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan
laporannya.
Abstrak digunakan untuk menyampaikan gambaran singkat mengenai latar
belakang, metode, serta temuan hasil penelitian.

2. BAGIAN INTI
Pada bagian inti seluruh komponen pendahuluan, ka[enjelasastaka dan
kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan
saran disajikan secara lengkap.

a. Pendahuluan
Secara umum bagian pendahuluan harus secara lengkap mengumakakan
tentang latar belakang, ruang lingkup/pembatasan dan rumusan masalah, tujuan
dan pertanyaan penelitian, serta anggapan dasar atau hipotesis.

Dalam latar belakang masalah yang baik harus mengandung tiga hal, yakni:
1) Penalaahan/pembahasan mengenai literatur maupun hasil penelitian lain yang
relevan dengan masalah yang ingin diteliti.
2) Penjelasan mengapa peneliti menganggap masalah/topik tersebut penting
untuk dipelajari.
3) Manfaat hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasi
dal praktek.
Rumusan atau formulasi tujuan penelitian dapat beruupa pernyataan atau
hipotesis. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai ada tidaknya
hubungan antara 2 atau lebih variable/fenomena yang diteliti.
b. Kajian Pustaka dan Kerangka Teori
kajian pustaka merupakan bagian penting ysng mengungkapkan teori-teori
serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama
atau serupa.
Dalam sebuah laporan penelitian, seperti tesis atau disertasi biasanya
disusun suatu kerangka teori berdasarkan hasil analisis atau tujuan pustaka yang
telah dilakukan. Kerangka teori merupakan dasar pemikiran yang menerangkan
dari sudut mana permasalahan ditinjau yang nantinya dijabarkan menjadi
berbagai variable penelitian.

c. Metodologi Penelitian
Perbedaan utama antara karya ilmiah dengan bukan karya ilmiah adalah pada
motodologi. Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara terperinci mengenai
pendekatan atau desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode
pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan-kelemahan penelitian.
Uraian mengenai pendekatan atau desain penelitian pada umumnya
menjelaskan tentang apakah, misalnya penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian kualitatif atau kuantitatif, sensus/survey, cross-section atau time-series,
eksplorasi atau korelasional, eksperimen murni atau eksperimen buatan, atau
pendekatan umum lainnya.
Populasi menerangkan mengenai kolompok target yang menjadi sasaran
dalam generalisasi temuan, sedangkan penjelasan mengenai sampel menjelaskan
tentang kelompok wakil populasi yang dijadikan sumber data penelitian.
Pembahasan tentang metode pengumpulan dan analisis data pada dasarnya
merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis harus
menyajikan bagaimana data dikumpulkan dari responden/sampel penelitian serta
metode analisis.
Misalnya, apakah data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner/daftar
pertanyaan, wawancara atau observasi langsung.
Hal yang tidak kalah penting lagi dalam bagian metodologi penelitian adalah
uraian tentang kelemahan-kelemahan yang membatasi penelitian yang telah
dilakukan. Misalnya: keterbatasan jumlah sampel, kemungkinan kontaminasi
data (apabila penelitian eksperimental), serta keterbatasan waktu dan dana
penelitian.
d. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan merupakan inti dari sebuah laporan penelitian. Pada
bagian ini penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai analisis
data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang
telah dijelaskan sebelumnya.
Secara umum, bagian ini menekankan tiga hal, yaitu:
1. Hasil analisis lengkap
2. Hasil analisis pokoknyang berhubungan dengan tujuan dan
pernyataan/hipotesis penelitian
3. Pembahasan mengenai hasil tersebut dihubungkan dengan teori dan
penelitian terdahulu yang di sajikan dalam bagian kajian pustaka dan kerangka
teori.

e. Simpulan dan Saran


Bagian ini merupakan bagian akhir dalam dari laporan penelitian. Effendi
(1991) mengemukakan bahwa simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis
dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang di lakukan.
Penulisan simpulan dapat dilakukan dengan menggunakan penomoran
(1,2,3,4,5 dan seterusnya) ataupun secara naratif. tapi untuk lebih baiknya,
penulisan simpulan dipaparkan dalam bentuk kalimat dan paragraph.
Setelah simpulan, pada bagian ini juga dipaparkan pula saran-saran yang
berkaitan dengan jenis penelitian lanjutan yang dapat dilakukan serta saran-saran
lain yang terkait dengan hasil penelitian atau bagaimana mengatasi hambatan-
hambatan yang telah dialami ooleh penulisdalam penelitian yang telah
dilakukan.
3. BAGIAN PENUTUP
Bagian ini tidak kalah penting dalam penulisan sebuah laporan penelitian
lengkap adalah bagian penutup. Bagian penutup pada umumnya, terdiri dari:

a) Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan komponen wajib yang harus dicantumkan oleh
penulis, sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya di tulis jika diperlukan.
Pada umumnya, hal-hal yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah:
1. Nama penulis
2. Tahun terbit
3. Judul pustaka
4. Tempat terbit
5. Nama penerbit
Contohnya:
Belawati, T. 2000. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pendidikan Terbuka dan Jarak
Jauh. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
b) Lampiran
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrument penelitian,
seperti kuesioner atau daftar checklist untuk observasi dan bentuk lain yang telah
dipaparkan dalam bagian inti laporan.
c) Daftar indeks atau glosarium.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat dalam pada laporan.
Effendi (1991) mengemukakan bahwa penulisan daftar kata atau indeks harus
berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan.
Penulisan indeks pada umumnya di tujukan agar pembaca cepat mencari istilah
atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut. Penulisan indeks
disusun berdasarkan nama atau subjek secara alpabetikal.

C. Penulisan Laporan

Laporan pada dasarnya adalah alat komunikasi, agar dapat digunakan sebagai
alat komunikasi yang efektif, sebuah lapran harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut.

a. Lengkap. Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap.

b. Jelas. Sebuah lapran disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi
peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda.
c. Benar/akurat. Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat
suatu keputusan yang salah.

d. Sistematis. Laporan harus dioraganisasikan sedemikian rupa, dengan system


pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibacadan diikuti oleh pembaca.

e. Objektif. Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam


laporannya. Penulis harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam
menilai sesuatu.

f. Tepat waktu. Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan


laporan bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.

3. Jenis-jenis Laporan

Jenis-jenis laporan dapat ditentukan berdasarkan sifat dan kandungan laporan itu.

a. Laporan menurut bentuknya, yaitu

a) Laporan lisan, disampaikan secara lisan, biasanya dilakukan hal-hal yang perlu
segera disampaikan. Laporan lisan dapat disampaikan dengan tatap muka, lewat
telepon, wawancara, dan sebagainya.

b) Laporan tertulis. Disampaikan secara lengkap dalam bentuk tulisan.

b. Laporan menurut isinya, yaitu:

a) Laporan kegiatan, misalnya pelaksanaan perkemahan, pelaksanaan ujian


SKU,dll.

b) Laporan perjalanan, misalnya laporan wisata, dsb.

c) Laporan keuangan, menyangkut masalah penerimaan dan penggunaan uang.

d) Laporan informatif, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi


dan bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi.
e) Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi
juga menyertakan pendapat si penulis, dengan maksud memberikan rekomendasi
(ususl). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya
rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.

f) Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si penulis,


bisa berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan
mendalam.

g) Laporan pertanggungjawaban. Si penulis memberi gambaran tentang pekerjaan


yang sedang dilaksanakan atau sudah dilaksanakan.

h) Laporan kelayakan, penulis menganalisis suatu situasi atau masalah secara


mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan layak atau tidak layak.

c. Laporan menurut bahasa yang digunakan, yaitu:

a) Laporan yang ditulis secara popular, yaitu menggunakan kata-kata sederhana,


kadang-kadang diselingi dengan kalimat humor/lucu.

b) Laporan yang ditulis secara ilmiah, yaitu sebagai hasil peneliti. Biasanya
isinya singkat tetapi padat dan sistematis serta logis.

a. Ada halaman judul.

b. Ada surat atau pernyataan penyesalan.

c. Ada daftar isi.

d. Ada ikhtisar

e. Ada pendahuluan, isi dan penutup.

d. Laporan menurut bentuknya, yaitu:


a) Laporan berbentuk memo, biasanya laporan pendek yang memuat hal-hal
pokok saja dan beredar di kalangan intern organisasi.

b) Laporan berbentuk surat, isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk
memo, bisa ditunjukkan ke luar organisasi.

c) Laporan berbentuk naskah, laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang
dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat
atau memo pengantar.
Daftar Pustaka

Chandra, Budiman. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC.


Dino, Anugerah. 2015. “ Proses Pengolahan Data”.
http://www.anugerahdino.com/2015/01/proses-pengolahan-data-menjadi
informasi.html. Diakses Pada Tanggal 7 April 2017

Kountur, R. (2006). Statistik Praktis. Jakarta: Victory Jaya Abadi.


Nazir, M. P. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia indonesia.
Sabri L. 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada .

Sopiyudin Dahlan, M. (2001). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:


Salemba medika.

Sunyoto, Danang. 2012. Biostatistik Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha


Merdeka.

Anda mungkin juga menyukai