DISUSUN OLEH:
Nama : Ummi Kalsum
NIM : PO.71.24.1.15.076
Kelas : Tingkat II Reguler B
Dosen : Rosyati Pastuty, S.SiT, M.Kes.
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Konsep Dasar Statistik”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas individu mata kuliah Metode Penelitian dan Statistik Dasar.
Saya berharap makalah ini dapat dijadikan sumber informasi lebih lanjut
oleh pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan isi dan kualitas makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Pengertian statistik
Statistika deskriptif:
Statistika Inferensial:
1. Pengertian Data
Menurut Luknis Sabri dan Sutanto. P.H (2010). Data adalah bentuk jamak
(plural) dari kata dotum, data adalah himpunan angka yang merupakan nilai dari
unit sampel kita sebagai hasil mengamati/mengukurnya.
Sutanto (2007). Mengemukakan data adalah merupakan kumpulan
angka/huruf hasil dari penelitian terhadap staf/karakteristik yang akan kita teliti.
Data merupakan materi mentah yang membentuk semua laporan riset (Dempsey,
2002). Jadi dari pengertian di atas dapat saya simpulakan bahwa Data adalah
sekumpulan informasi yang biasanya berbentuk angka yang dihasilkan dari
pengukuran atau penghitungan.
2. Jenis-jenis data
• Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
a) Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh
peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung
penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh
pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non
komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil
riset dari surat kabar atau majalah.
• Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data
a) Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi,
dsb.
b) Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di
luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada
konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain
sebagainya.
• Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya
a) Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kualitas, seperti
penyataan terhadap KB yang dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu : setuju,
kurang setuju, tidak setuju). Berbentuk kata-kata atau pengkategorian. Dalam
mengolah data mengunakan komputer, kategori tersebut harus dilakuka proses
“coding” terlebih dahulu. Misalkan : untuk setuju di beri kode 2, kurang setuju
diberi kode 1 dan tidak setuju diberi kode 0. Data Kualitatif disebut juga dengan
data kategori.
b) Data Kuantitatif. Data dalam bentuk bilangan (numerik), misalnya :
jumlah balita yang mendapatkan imunisasi, Berat Badan Bayi. Diperoleh dengan
cara menghitung maupun mengukur. Data Kuantitatif disebut juga dengan data
numerik.
• Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
a) Data Literal (diskrit) adalah data yang berbentuk bilangan bulat,
misalnya : Jumlah anak dalam keluarga, jumlah penyakit TBC, jumlah kecelakaan
jalan raya. Diperoleh dengan cara menghitung.
b) Data Kontinu adalah data yang berbentuk rangkaian data, nilainya
berbentuk desimal. Misalnya : Tinggi Badan, Berat Badan, Tekanan Darah.
Diperoleh dengan cara mengukur.
• Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
a) Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya
laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan
mei 2004, dan lain sebagainya.
b) Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke
waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data
perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004
sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan
ke bulan, dll.
• Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2002 : 96). Dengan kata lain variabel penelitian merupakan
atribut – atribut yang mempengaruhi metode pengolahan data itu sendiri dan dapat
digambarkan semisalkan X adalah variabel bebas dan Y adalah variabel terikat.
d) Skala Rasio, sebenarnya skala ini memiliki interval yang sama dengan skala
interval, namun masih ada ciri lainnya yaitu bahwa, skala rasio memiliki harga nol
mutlak, Misalnya : titik nol pada skala sentimeter, menunjukkan tidak adanya
panjang atau tinggi sama sekali.
Ciri lainnya lagi dari skala rasio ini, yaitu skala rasio memiliki kualitas bilangan
nyata (riil) yang dapat dijumlahkan, dikurangi, dikalikan, dibagi yang dinyatakan
dalam hubungan rasio.
Contoh : 10 gram sama dengan dua kali lima gram, tiga gram adalah
separo dari enam gram, dan seterusnya.
A. Pengertian Probabilitas
Probabilitas itu merupakan nilai kemungkinan suatu peristiwa terjadi yang
bersifat non deterministik atau belum pasti. Nilai kemungkinan suatu peristiwa
bersifat non deterministik antara 0 s/d 1 atau 0% s/d 100%, artinya bahwa nilai
kemungkinan peristiwa tersebut tidak kurang dari 0% dan tidak lebih dari 100%.
Bila dikaitkan peristiwa deterministic yaitu 2+2=4 di atas, nilai kemungkinan
atau probabilitasnyasebesar 100% pasti terjadi, dan jika 2+3= 4 juga pasti benar.
Sebaliknya jika 2+2=5 secara matematika pasti salah sehingga kemungkinannya
pasti tidak terjadi, maka besar probabilitas 2+2=5 adalah 0%. Demikian juga
dengan peristiwa berupa pernyataan pemerintah bahwa tahun depan tingkat
kesehatan masyarakat naik menjadi 10%, dapat dikatakan belum tentu, dimana
nilainya lebih kecil atau lebih besar dari 10% dan memang sebesar 10%. Berarti
ada 3 kemungkinan terjadi, maka besar probabilitas masing-masing sebesar
100%/3= 3,3 %.
Contoh : dokter memeriksa seorang pasien. Setelah diperiksa dokter tersebut
menjelaskan hasil diagnosanya bahwa ada kemungkinan menderita gejala tipus.
Berarti bisa benar-benar gejala tipus atau tidak sama sekali. Dokter tersebut belum
memastikan penyakitnya. Berarti dokter tersebut telah berbicara tentang
kemungkinan atau probabilitas. Jika dokter ditanya berapa persenkah pasien
tersebut benar-benar gejala tipus? Kemungkinan jawaban: kemungkinan besar
atau kemungkinan kecil. Atau bisa jadi jawabannya 50%.
1. Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi
tabel ini mempunyai ciri khusus, yaitu menyajikan data yang terdiri atas dua
faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri
atas k kategori, dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x k dengan b
menyatakan baris dan k menyatakan kolom.
Contoh : Banyak murid sekolah di Daerah Lombok Timur menurut tingkat
sekolah dan jenis kelamin tahun 2013
JENIS JUMLAH
KELAMIN TINGKAT SEKOLAH
SD SMP SMA
Laki – laki 4756 2795 1459 9012
Perempuan 4032 2116 1256 7404
Jumlah 8790 4911 2715 16416
Tabel 2. Tabel kontingensi
2. Tabel Silang
Tabel silang dapat terdiri dari satu variabel atau dua variabel., tergantung
pertanyaan atau keadaan yang ingin dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan
penyajian data ke dalam tabel silang satu atau dua variabel akan tergantung dari
data yang diperoleh.
Tabel silang satu variabel digunakan untuk menggambarkan data dengan
menampillkan satu karakteristiknya saja, misalnya jumlah keseluruhan.
Sedangkan tabel silang dua variabel digunakan untuk menggambarkan data
dengan menampilkan dua karakteristiknya, misalnya jumlah keseluruhan dan
jumlah per gender.
Contoh: Dalam suatu penelitian angket pada 34 siswa kelas XI.A tentang mata
pelajaran MIPA yang disukai, diperoleh hasil data sebagai berikut:
Tabel 2.2 Penyajian Data dalam bentuk tabel silang dua variable
2. Grafik Poligon
Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi bergolong suatu
variable. Tampilan polygon berupa garis-garis patah yang diperoleh dengan cara
menghubungkan puncak dari masing-masing nilai tengah kelas. Jadi absisnya
adalah nilai tengah dari masing-masing kelas. (Drs. Ating Somantri, 2006:114)
3. Grafik Kurve
Kurve merupakan perataan atau penghalusan dari garis-garis polygon.
Gambar polygon sering tidak rata karena adanya perbedaan frekuensi data skor
dan data skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi sampel. Pembuatan kurve
dilakukan dengan meratakan garis gambar polygon yang tidak rata dan terlihat
tidak beraturan sehingga menjadi rata. (Burhan Nurgiyantoro, 2004:49)
4. Grafik Garis
Grafik garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan suatu
keadaan. Dalam grafik terdapat garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang
mendatar menunjukkan variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah,
yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik adalah ketepatan membuat skala
pada garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi. (Dr.
Sugiyono, 2002:34)
Contoh : Perkembangan nilai ujian matematika Adit semester 1 tahun ajaran
2012/2013 sebagai berikut:
1. Diagram Lingkaran
Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan diagram
lingkaran. Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari
berbagai kelompok. (Dr. Sugiyono, 2002:37)
2. Diagram Batang
Diagram yang berbentuk persegi panjang dengan skala atau ukuran sesuai data
yang bersangkutan. Setiap batang memiliki jarak yang sama, disusun secara tegak
atau mendatar Diagram batang sangat cocok untuk menyajikan data yang
berbentuk kategori dan atribut, serta data tahunan yang tahunnya tidak terlalu
banyak.
Contoh diagram batang :
3. Diagram Garis
Diagram garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan suatu
keadaan. Jika dari diagram kita ingin mengetahui tentang perubahan yang sifatnya
seolah-olah serba terus selama jangka waktu tertentu, maka lebih tepat digunakan
diagram garis. Diagram ini digunakan pula untuk mengetahui bagaimana sifat
perubahan data dari waktu ke waktu. Apakah perubahan itu suatu kenaikan yang
sangat, biasa, atau menggambarkan penurunan yang drastis.
Diagram garis sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk serba terus
atau berkesinambungan. Misalnya jumlah penduduk setiap tahun, dan sebagainya.
Contoh diagram garis:
26–35 C 3
36–45 ED 9
46–55 EE 10
56–65 EA 6
66–75 B 2
Jumlah 35
- Data yang berukuran besar (n > 30) lebih tepat disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi, yaitu cara penyajian data yang datanya disusun dalam kelas-kelas
tertentu.
Langkah-langkah penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :
- menentukan banyak interval(K) dengan rumus “Sturgess” yaitu : K=1+3,1 log
n dengan n adalah banyak data. Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat
positif hasil pembulatan.
- menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus : I=J/K
- menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas bawah
interval kelas pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas terakhir.
- memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai
frekuensi setiap kelas dengan sistem turus.
- menuliskan turus-turus dalam bilangan yang bersesuaian dengan banyak turus.
Ingatlah : Menentukan banyak kelas inetaval dengan aturan sturges dimaksudkan
agar interval tidak terlalu besar sebab hasilnya akan menyimpang dari keadaan
sesungguhnya. Sebaiknya, jika interval terlalu kecil, hasilnya tidak
menggambarkan keadaan yang diharapkan.
Tabel Silang2 Variabel
Tabel silang dapat terdiri dari satu variabel atau dua variabel., tergantung
pertanyaan atau keadaan yang ingin dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan
penyajian data ke dalam tabel silang satu atau dua variabel akan tergantung dari
data yang diperoleh.
Tabel silang satu variabel digunakan untuk menggambarkan data dengan
menampillkan satu karakteristiknya saja, misalnya jumlah keseluruhan.
Sedangkan tabel silang dua variabel digunakan untuk menggambarkan data
dengan menampilkan dua karakteristiknya, misalnya jumlah keseluruhan dan
jumlah per gender.
Contoh: Dalam suatu penelitian angket pada 34 siswa kelas XI.A tentang mata
pelajaran MIPA yang disukai, diperoleh hasil data sebagai berikut:
Tabel 2.2 Penyajian Data dalam bentuk tabel silang dua variable
C. Penyajian Data Kualitatif
Teknik ini jika kita tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota
sampel. Seluruh individu dalam populasinya diberi kesempatan yang sama untuk
dijadikan anggota sampel, disebut juga probability sampling. Teknik random
sampling meliputi cara undian yaitu dilakukan sebagaimana jika kita mengadakan
undian dengan membuat daftar yang berisi semua objek penelitian, dan cara table
yaitu menggunakan tabel bilangan random yang sudah disusun berupa tabel
random. Sampling random → agar semua anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih (untuk penelitian deskriptif dan analitik)
Simple Random Sample adalah suatu teknik sampling yang dipilih secara acak,
cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau
bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel.
- Stratified Sample adalah suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi
kedalam sub populasi(strata), karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan
heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan
penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum
dipilih sampel melalui proses simple random sampling.
- Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer
terhadap suatu kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki
sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan
teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan
bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih manajer dengan teknik
simple random sampling.
- Cluster Sample adalah Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara gugus.
Populasi dibagi keadalam satuan-satuan sampling yang besar yang disebut cluster.
Berbeda dengan pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster
harus relatif heterogen. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster
dengan cara simple random sampling. (2) Memilih satuan sampling dalam kluster.
Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling
- Contoh : Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa
Barat sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1
secara random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu
kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2.
Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang
juga dilakukan secara random.
- Contoh : Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan
sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung
pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat
5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian
interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
Teknik ini dilakukan jika peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama
pada anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel, disebut juga non
propability sampling. Termasuk teknik non random sampling meliputi
convenience sampling, quota sampling, purposive sampling, judgment sampling
dan incidental sampling. Sampling non random → hanya untuk penelitian
deskriptif.
N!
n!(N-n)!
Distribusi sampling merupakan dasar atau langkah awal dalam statistic inferensial
sebelum mempelajari teori estimasi, dan uji hipotesis.
Untuk memahami distribusi sampling ini perlu kita ketahui suatu ketentuan yang
dapat membedakan beberapa ukuran antara sampel dan populasi
Statistik Parameter
Mean (rata-rata hitung) X µ
Unit N N
Distribusi sampling mean adalah distribusi peluang mean semua sampel yang
diambil dari sebuah popoulasi.
1. Kurva distribusi sampling mean memiliki bentuk lebih kurang seperti kurva
distribusi normal
3. Standar deviasi distribusi sampling rata-rata atau disebut juga standard error of
the mean dapat diketahui melaui persamaan berikut. Persamaan ini diperoleh dari
teori limit pusat. dimana, = populasi standar deviasi
N = jumlah sampel
1. Jumlah populasi yang lebih besar dari 50 akan memiliki kurva normal
Perbedaan ini dapat menimbulkan variasi pada penduga mean. Variasi pada
penduga itulah yang disebut sebagai standard error. Oleh karena dalam ilustrasi
menggunakan penduga mean maka variasi penduga disebut sebagai standard
error mean. Dari masalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa standard
deviation mengukur variasi pengamatan, sedangkan standard error mengukur
variasi penduga atau statistics.
Dalam suatu kelas berisi 40 murid melakukan ujian untuk mata pelajaran A.
Standard deviation score test adalah variasi nilai antara 40 murid tersebut yang
melakukan ujian untuk mata pelajaran A.
Standard error score test adalah variasi nilai dari seorang murid bernama Ali
yang melakukan ujian mata pelajaran A secara berulang-ulang (murid Ali
melakukan ujian lebih dari satu kali).
Hal ini membuktikan bahwa memang pengertian standard deviation
hampir sama dengan standard error, dan kebingungan dua istilah ini memang
dapat dimaklumi.
Standard error dapat menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari penduga atau
statistic. Standard error juga dapat diintepretasikan seberapa akurat penduga
dalam menduga parameter.
1. Nilai penduga atau statistic yang dibagi dengan standard error penduga
akan menunjukkan apakah statistic sama dengan nol, kemudian nilai
tersebut dibandingkan dengan nilai distribusi t. Berdasarkan beberapa
literatur, rasio dari nilai penduga atau statistic dengan standard error
disebut dengan Wald Test, atau dalam beberapa aplikasi disebut dengan t-
test.
2. Standard error sebagai bagian dari confidence interval. Untuk sample yang
besar, 95% confidence interval diperoleh dari 1.96 x standard error
penduga. Standard error yang digunakan untuk confidence interval adalah
standard error mean (SE(mean)), dengan ketentuansebagaiberikut:
a.90%CI -> mean +/- 1.64 SE(mean)
b. 95% CI -> mean +/- 1.96 SE(mean)
c. 99% CI -> mean +/- 2.58 SE(mean)
Saat item-item data kita relatif sedikit dan dapat kita akses/ukur maka
perhitungan-perhitungan central tendency (seperti mean, median, modus, dll) dan
variability (seperti range, variance, standard error) sangat mudah kita lakukan.
Masalahnya adalah manakala item-item data yang akan kita deskripsikan ternyata
sangat banyak jumlahnya, bahkan sangat kompleks, dan seringkali kita tidak
memiliki akses ke semua anggota populasi tersebut. Contoh: semua dosen di
Indonesia, semua dokter di pulau Jawa, semua pengguna hand phone di Indonesia,
atau semua pengguna layanan e-government di Indonesia.
Biasanya untuk sebuah populasi yang sangat besar dan kompleks seperti
itu, metode sampling yang disarankan Bukanlah Simple Sampling (sembarang
milih dalam untuk semua populasi) tetapi disarankan memakai Stratified
Sampling dimana kita mengambil sample-sample (lebih dari satu sample) dan tiap
sample mewakili kelompok anggota populasi dengan karakteristik tertentu. Nah,
hasilnya kita memiliki lebih dari satu sample untuk men-deskripsikan atau
memodelkan populasi kita yang besar dan kompleks tersebut.
Variation.
Nah dalam populasi yang kecil (dimana semua item bisa diakses dan diukur
nilainya) biasanya kita bisa langsung menghitungnya dengan Standard Deviation.
Nah di sini, di populasi yang sangat besar & kompleks dengan lebih dari satu
samples ini kita menghitung ‘Standard Deviation’ Population Mean terhadap nilai
Sample Mean – Sample Mean yang ada dengan istilah Standard Error of the
Mean (SE) atau sering hanya disebut Standard Error saja.
Sama seperti Standard Deviation, Standard Error of the Mean (SE) dihitung
dengan {Menjumlahkan (selisih setiap Sampling Mean dengan Population Mean)
yg dikuadratkan untuk memperoleh nilai positif} dibagi banyaknya kelompok
samples kemudian diakar dua.
Data Hitung
Jika dalam populasi yang kecil (dimana setiap item data dapat diukur) kita
mengenalfrequency distribution, maka dalam populasi yang besar dengan lebih
dari satu samples ini kita menyebutnya Sampling Distribusi, yaitu grafik yang
menunjukkan berapa frequency (banyak sample) untuk tiap-tiap nilai Sample
Mean.
Semakin Kecil nilai Standard Error of Mean (SE) semakin Kurus grafik
distribusinya semakin AKURAT sample-sample kita mewakili Populasi
sebenarnya.
A. Pengertian
Terdapat empat penggolongan alat pengolahan data yang bisa anda ketahui
diantaranya peralatan manual atau alat sederhana untuk mengolah data dengan
factor terpenting adalah dalam penggunaan alat dengan tenaga tangan manusia.
Selanjutnya adalah peralatan mekanik yaitu peralatan yang sudah lebih modern
dan dalam bentuk mekanik dan digerakkan oleh tangan manual.
- Pengolahan data untuk mengambil program dan juga data berupa masukan atau
input data.
- Pengolahan data untuk menjalankan proses aritmatika dan juga logika pada
suatu data yang tersimpan.
- Pengolahan data untuk menyimpan hasil sampai hasil akhir suatu pengolahan.
- Pengolahan data juga bisa berfungsi untuk menampilkan dan juga mencetak
data yang sudah tersimpan.
Pada prosedur pengolahan data terdiri dari sejumlah operasi pengolahan dasar
dengan beberapa urutan berikut ini. Yang pertama adalah pencatatan atau
recording yaitu proses memindahkan data pada beberapa formulir atau dokumen.
Hal ini tidak hanya pada tahap organisasi namun juga pada semua tahap
pengolahan diperlukan recording.
Contoh dari proses pengolahan data ini misalnya seorang dosen yang
memasukkan nilai para mahasiswa pada buku catatannya. Pada akhir semester
nilai tersebut akan dikumpulkan dan dihitung menjadi satu. Selanjutnya nilai akan
dimasukkan ke dalam lembaran formulir dari BAAK untuk mencatat hasil
akhirnya pada file induk masing-masing mahasiswa nantinya. Dan hasil akhir
dalam bentuk trasnkrip dan dikirim kepada mahasiswa yang bersangkutan.
Urutan dalam prosedur dari pengolahan data berikutnya adalah duplikasi atau
duplicating merupakan operasi menggandakan data formulir atau dokumen-
dokumen. Duplikasi dilakukan atau bisa saja dikerjakan pada saat data dicatat
secara manual atau juga bisa dikerjakan setelahnya dengan mesin.
Pengolahan data system informasi dalam organisasi biasanya terdiri atas metode
teknologis dan manual.
Menurut Buch dan Stater ada dua macam metode pengolahan data yang penting :
1. System manual ; semua operasi dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat
penting seperti pensil ,kertas dan lain-lain
• Methode electric computer ; suatu susunan dari alat-alat masukan suatu unit
pengolahan pusat (control processing unit ) dan alat alat keluaran
Jadi pada dasarnya perangkat keras (hardware) komputer dibagi menjadi tiga
perangkat utama yaitu, input device, prosses device, dan output device.
2. Pengklasifikasian data
Setelah data-data yang diolah diberikan identifikasi seperti diatas, maka data
tersebut mungkin perlu diatur atau disusun sedemikian rupa, contohnya
mengurutkan data berdasarkan kode klasifikasinya, berdasarkan nama, tanggal,
dan lain sebagainya. Proses ini dinamakan sorting.
4. Perhitungan (calculating)
Tahapan ini data dihitung atau dikalkulasi seperti pelaksanaan perhitungan
atau disebut juga calculating.
6. Penyimpanan (storing)
Storing atau penyimpanan data dan informasi yang sejenis kedalam file untuk
referensi dimasa yang akan datang perlu dilakukan. Media penyimpanan ini terdiri
dari beberapa macam, disesuaikan dengan metode dan peralatan yang dipakai
dalam sistem pengolahan data, seperti disk, kartu, dan dokumen. Dapat juga
disimpan pada dunia maya.
7. Pencarian (retrieving)
Di dalam file yang disimpan, pencarian data atau retrieving biasa digunakan
dengan cara penyimpanannya terutama jika pengolahan datanya menggunakan
komputer.
8. Komunikasi (communicating)
9. Penggandaan (reproducing)
Untuk pengamanan apabila data hilang atau rusak, juga untuk keperluan
perusahaan lainnya bisa dilakukan dengan penggandaan menggunakan mesin
fotocopy, disk maupun magnetic tape. Penggandaan berarti proses, cara,
perbuatan menggandakan. Jadi, kata menggandakan berarti usaha memperbanyak
atau melipatgandakan beberapa kali dokuemn.
Demikian pula halnya dengan data, data digandakan untuk keperluan tertentu.
Penggandaan data berarti suatu perbuatan menggandakan atau memperbanyak
data sesuai dengan kebutuhan menggunakan alat pengganda.
Beberapa hal penting lain yang perlu dipersiapan yaitu sebagai berikut ini:
1. Durasi, yaitu panjangnya sebuah presentasi
2. Analisis khalayak, yaitu mengenali komunikan
3. Perencanaan presentasi, yaitu bagaimana mengorganisasi pesan dan
informasi yang akan disampaikan. Misalnya diawali dengan persoalan dan
diakhiri dengan penyampaian solusi terbaik.
4. Penggunaan alat bantu visual, yaitu dengan prinsip mudah dibaca,
memberikan penekanan dan kejelasan, dan sederhana.
Beberapa alat bantu yang dapat dipakai anatara lain papan tulis, Flip
Charts, Overhead proyektor, Slide proyektor, LCD proyektor
Beberapa pertimbangan dalam penyampaian presentasi:
1. Komunikasi verbal, terkait dengan penggunaan bahasa yang tepat, suara, dan
kecepatan dalam penyampaian presentasi dengan mempertimbangkan daya
tangkap khalayak.
2. Komunikasi non-verbal, aspek penampilan non-verbal perlu mendapat perhatian.
Kontak mata, ekpresi wajah, postur, dan gerakan tubuh sedapat mungkin
menunjang proses presentasi.
B. Sistematika Laporan
Namun secara lebih lengkap, laporan penelitian terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu:
1. Bagian pembuka.
2. Bagian inti.
3. Bagian penutup.
1. BAGIAN PEMBUKA
Menurut arifin (1987), bagian pembuka sebuah laporan penelitian lebih
lengkap harus mengandung komponen-komponen berikut ini:
a. Judul f. Abstrak
b. Halaman judul g. Daftar isi
c. Halaman pengesahan h. Daftar tabel
d. Halaman penerimaan i. Daftar grafik, bagan, atau skema.
e. Kata pengantar j. Daftar singkatan dan lambing.
Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya ilmiah. Dalam judul
karya ilmiah harus menampilkan fakta yang ingin diungkapkan,jelas, positif,
singkat, khas, serta mampu menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan.
Halaman judul diletakkan sesudah halamaan depan atau cover.pada
halaman ini umumnya terdapat judul,penuliis, dan penerbit. Selanjutnya halaman
judul diikuti oleh pengesahan.
Kata pengantar dituliskan untuk memberikan gambaran secara umum
kepada pembaca tentanng latar belakang konteks penelitian. Pada bagian ini
penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan
laporannya.
Abstrak digunakan untuk menyampaikan gambaran singkat mengenai latar
belakang, metode, serta temuan hasil penelitian.
2. BAGIAN INTI
Pada bagian inti seluruh komponen pendahuluan, ka[enjelasastaka dan
kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan
saran disajikan secara lengkap.
a. Pendahuluan
Secara umum bagian pendahuluan harus secara lengkap mengumakakan
tentang latar belakang, ruang lingkup/pembatasan dan rumusan masalah, tujuan
dan pertanyaan penelitian, serta anggapan dasar atau hipotesis.
Dalam latar belakang masalah yang baik harus mengandung tiga hal, yakni:
1) Penalaahan/pembahasan mengenai literatur maupun hasil penelitian lain yang
relevan dengan masalah yang ingin diteliti.
2) Penjelasan mengapa peneliti menganggap masalah/topik tersebut penting
untuk dipelajari.
3) Manfaat hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasi
dal praktek.
Rumusan atau formulasi tujuan penelitian dapat beruupa pernyataan atau
hipotesis. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai ada tidaknya
hubungan antara 2 atau lebih variable/fenomena yang diteliti.
b. Kajian Pustaka dan Kerangka Teori
kajian pustaka merupakan bagian penting ysng mengungkapkan teori-teori
serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama
atau serupa.
Dalam sebuah laporan penelitian, seperti tesis atau disertasi biasanya
disusun suatu kerangka teori berdasarkan hasil analisis atau tujuan pustaka yang
telah dilakukan. Kerangka teori merupakan dasar pemikiran yang menerangkan
dari sudut mana permasalahan ditinjau yang nantinya dijabarkan menjadi
berbagai variable penelitian.
c. Metodologi Penelitian
Perbedaan utama antara karya ilmiah dengan bukan karya ilmiah adalah pada
motodologi. Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara terperinci mengenai
pendekatan atau desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode
pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan-kelemahan penelitian.
Uraian mengenai pendekatan atau desain penelitian pada umumnya
menjelaskan tentang apakah, misalnya penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian kualitatif atau kuantitatif, sensus/survey, cross-section atau time-series,
eksplorasi atau korelasional, eksperimen murni atau eksperimen buatan, atau
pendekatan umum lainnya.
Populasi menerangkan mengenai kolompok target yang menjadi sasaran
dalam generalisasi temuan, sedangkan penjelasan mengenai sampel menjelaskan
tentang kelompok wakil populasi yang dijadikan sumber data penelitian.
Pembahasan tentang metode pengumpulan dan analisis data pada dasarnya
merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis harus
menyajikan bagaimana data dikumpulkan dari responden/sampel penelitian serta
metode analisis.
Misalnya, apakah data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner/daftar
pertanyaan, wawancara atau observasi langsung.
Hal yang tidak kalah penting lagi dalam bagian metodologi penelitian adalah
uraian tentang kelemahan-kelemahan yang membatasi penelitian yang telah
dilakukan. Misalnya: keterbatasan jumlah sampel, kemungkinan kontaminasi
data (apabila penelitian eksperimental), serta keterbatasan waktu dan dana
penelitian.
d. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan merupakan inti dari sebuah laporan penelitian. Pada
bagian ini penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai analisis
data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang
telah dijelaskan sebelumnya.
Secara umum, bagian ini menekankan tiga hal, yaitu:
1. Hasil analisis lengkap
2. Hasil analisis pokoknyang berhubungan dengan tujuan dan
pernyataan/hipotesis penelitian
3. Pembahasan mengenai hasil tersebut dihubungkan dengan teori dan
penelitian terdahulu yang di sajikan dalam bagian kajian pustaka dan kerangka
teori.
a) Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan komponen wajib yang harus dicantumkan oleh
penulis, sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya di tulis jika diperlukan.
Pada umumnya, hal-hal yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah:
1. Nama penulis
2. Tahun terbit
3. Judul pustaka
4. Tempat terbit
5. Nama penerbit
Contohnya:
Belawati, T. 2000. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pendidikan Terbuka dan Jarak
Jauh. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
b) Lampiran
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrument penelitian,
seperti kuesioner atau daftar checklist untuk observasi dan bentuk lain yang telah
dipaparkan dalam bagian inti laporan.
c) Daftar indeks atau glosarium.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat dalam pada laporan.
Effendi (1991) mengemukakan bahwa penulisan daftar kata atau indeks harus
berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan.
Penulisan indeks pada umumnya di tujukan agar pembaca cepat mencari istilah
atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut. Penulisan indeks
disusun berdasarkan nama atau subjek secara alpabetikal.
C. Penulisan Laporan
Laporan pada dasarnya adalah alat komunikasi, agar dapat digunakan sebagai
alat komunikasi yang efektif, sebuah lapran harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut.
a. Lengkap. Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap.
b. Jelas. Sebuah lapran disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi
peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda.
c. Benar/akurat. Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat
suatu keputusan yang salah.
3. Jenis-jenis Laporan
Jenis-jenis laporan dapat ditentukan berdasarkan sifat dan kandungan laporan itu.
a) Laporan lisan, disampaikan secara lisan, biasanya dilakukan hal-hal yang perlu
segera disampaikan. Laporan lisan dapat disampaikan dengan tatap muka, lewat
telepon, wawancara, dan sebagainya.
b) Laporan yang ditulis secara ilmiah, yaitu sebagai hasil peneliti. Biasanya
isinya singkat tetapi padat dan sistematis serta logis.
d. Ada ikhtisar
b) Laporan berbentuk surat, isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk
memo, bisa ditunjukkan ke luar organisasi.
c) Laporan berbentuk naskah, laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang
dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat
atau memo pengantar.
Daftar Pustaka