Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang


banyak menyerang wanita. Kista atau tumor ovarium merupakan bentuk gangguan
yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang
jinak. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor
ganas atau kanker. Perjalanan penyakit ini sering disebut sillent killer atau secara
diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya
sudah terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat
teraba dari luar atau membesar.1
The American Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2014,
sekitar 21.980 kasus baru kanker ovarium akan didiagnosis dan 14.270 wanita
akan meninggal karena kanker ovarium di Amerika Serikat. Angka kejadian kista
ovarium tertinggi ditemukan pada negara maju, dengan rata-rata 10 per 100.000,
kecuali di Jepang (6,5 per 100.000). Insiden di Amerika Selatan (7,7 per 100.000)
relatif tinggi bila dibandingkan dengan angka kejadian di Asia dan Afrika.2
Angka kejadian kista ovarium di Indonesia belum diketahui dengan pasti
karena pencatatan dan pelaporan yang kurang baik. Sebagai gambaran Rumah
Sakit yang terdeteksi kista ovarium terbesar di Indonesia antaranya di RSU
Dharmais, ditemukan kirakira 300 pasien setiap tahun, RSUD Cipto
Mangunkusumo terdata pada tahun 2008 ada 428 kasus pasien kista endometriosis
setiap tahun. Sedangkan pada tahun 2009 terjadi peningkatan tajam di RSUD
Cipto Mangunkusumo terdata 768 kasus pasien kista ovarium dan 25%
diantaranya meninggal dunia 70% diantaranya adalah wanita karir yang telah
berumah tangga. Kista ovarium menempati urutan pertama pada kasus terbesar di
RSUD Cipto Mangunkusumo dan RSU Dharmais menempati urutan ke dua dari
seluruh Rumah Sakit terbesar yang ada di indonesia.3

1 |KISTA OVARIUM
Di sumatera angka kejadian kista ovarium belum diketahui dengan pasti
akan tetapi sebagai gambaran terdapat jumlah seluruh wilayah sumatera dengan
penderita kista ovarium tahun 2008-2009 sebanyak 47orang. Sedangkan pada
tahun 2010-2015 terjadi peningkatan kasus penderita kista ovarium sebanyak 116
kasus.4
Provinsi Bengkulu bukan salah satu 7 provinsi daerah endemis kista
ovarium namun merupakan provinsi yang banyak ditemukan kasus baru kista
ovarium di Sumatera. Berdasarkan laporan diketahui bahwa jumlah kasus kista
ovarium yang ditemukan meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014
ditemukan 35 kasus dan tahun 2015 ditemukan 47 kasus lagi sedangkan pada
tahun 2016 meningkat menjadi 89 kasus kista ovarium.5
Penyebab penyakit kista ovarium sebagian merupakan kista fungsional,
bersifat jinak dan dapat menghilang dengan sendirinya, sebagian memerlukan
tindakan khusus antara lain pengangkatan dengan cara operasi.6 Penyakit kista
ovarium dapat menyebabkan komplikasiantara lain indung telur membesar dan
menjadi lebih berat dan memicu terjadinya robekan (rupture), terpelintir (torsion)
yang menyebabkan nyeri hebat, dysplasia dan sepsis.7
Kista ovarium dapat mengganggu pembentukan sel telur karena
peningkatan hormon androgen sehingga mengganggu pematangan folikel, dengan
demikian saat terjadi ovulasi tidak berisi sel telur. 8 Karena ovulasi tidak
mengandung sel telur, maka perempuan cenderung menjadi infertil. Kista ovarium
menimbulkan beragam manifestasi klinis pada pasien. Manifestasi klinis yang
terjadi dapat berupa ketidaknyamanan pada abdomen, sulit buang air kecil, nyeri
panggul, dan nyeri saat senggama serta gangguan menstruasi. Adanya gangguan
menstruasi ini menyebabkan masyarakat berpendapat bahwa wanita yang
mengalami kista ovarium akan mengalami kemandulan (infertilitas).8

2 |KISTA OVARIUM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Anatomi Ovarium
1 Anatomi dan histologi ovarium18
Ovarium adalah organ reproduksi wanita yang mempunyai fungsi ganda
yaitu menghasilkan serta melepaskan oosit, dan menghasilkan serta mensekresi
hormon-hormon. Ovarium berbentuk lonjong, agak gepeng, sepasang, panjangnya
3 cm, lebar 2 cm, dan tebal 1 cm dengan berat kira-kira 12-15 gr. Ukurannya
bervariasi selama siklus menstruasi dan selama kehamilan. Warnanya merah pucat
dan permukaannya ada tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan.

Gambar 2.1. Gambaran anatomi organ reproduksi wanita

Gambar 2.2. Struktur mikroskopis dari ovarium.

3 |KISTA OVARIUM
II. Kista Ovarium

1. Pengertian Kista Ovarium


Kista Ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti
kantung yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kantung ini bisa berisi zat
cair, atau setengah padat. Dinding luar kantung menyerupai sebuah kapsul. 9 Kista
ovarium biasanya berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi material
cairan atau setengah cair.10
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (kista indung telur)
berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung
telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja.11
Kista ovarium merupakan pembesaran dari indung telur yang mengandung
cairan. Besarnya bervariasi dapat kurang dari 5 cm sampai besarnya memenuhi
rongga perut, sehingga menimbulkan sesak nafas.12
Jadi, kista ovarium merupakan tumor jinak yang menimbulkan benjolan
abnormal di bagian bawah abdomen dan berisi cairan abnormal berupa udara,
nanah, dan cairan kental.

2. Etiologi
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.11
Menurut Kurniawati, dkk ada beberapa faktor pemicu yang dapat mungkin terjadi,
yaitu:13
a. Faktor internal
1) Faktor genetik
Dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yang disebut
gen protoonkogen. Protoonkogen tersebut dapat terjadi akibat dari makanan yang
bersifat karsinogen, polusi, dan paparan radiasi.
2) Gangguan hormon
Individu yang mengalami kelebihan hormon estrogen atau progesteron
akan memicu terjadinya penyakit kista.

4 |KISTA OVARIUM
3) Riwayat kanker kolon
Individu yang mempunyai riwayat kanker kolon, dapat berisiko terjadinya
penyakir kista.Dimana, kanker tersebut dapat menyebar secara merata ke bagian
alat reproduksi lainnya.

b. Faktor eksternal
1) Kurang olahraga
Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Apabila jarang
olahraga maka kadar lemak akan tersimpan di dalam tubuh dan akan menumpuk
di sel-sel jaringan tubuh sehingga peredaran darah dapat terhambat oleh jaringan
lemak yang tidak dapat berfungsi dengan baik.
2) Merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan mengkonsumsi alkohol merupakan gaya hidup tidak sehat
yang dialami oleh setiap manusia. Gaya hidup yang tidak sehat dengan merokok
dan mengkonsumsi alkohol akan menyebabkan kesehatan tubuh manusia
terganggu, terjadi kanker, peredaran darah tersumbat, kemandulan, cacat janin,
dan lain-lain.
3) Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat
Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat salah satu gaya
hidup yang tidak sehat pula, selain merokok dan konsumsi alkohol, makanan yang
tinggi serat dan lemak dapat menyebabkan penimbunan zat-zat yang berbahaya
untuk tubuh di dalam sel-sel darah tubuh manusia, terhambatnya saluran
pencernaan di dalam peredaran darah atau sel-sel darah tubuh manusia yang dapat
mengakibatkan sistem kerja tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga akan
terjadi obesitas, konstipasi, dan lain-lain.
4) Sosial Ekonomi Rendah
Sosial ekonomi yang rendah salah satu faktor pemicu terjadinya kista,
walaupun sosial ekonomi yang tinggi memungkinkan pula terkena penyakit
kista.Namun, baik sosial ekonomi rendah atau tinggi, sebenarnya dapat terjadi
risiko terjadinya kista apabila setiap manusia tidak menjaga pola hidup sehat.

5 |KISTA OVARIUM
3. Patofisiologi
Ovulasi terjadi akibat interaksi antara hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan
endometrium. Perkembangan dan pematangan folikel ovarium terjadi akibat
rangsangan dari kelenjar hipofisis. Rangsangan yang terus menerus datang dan
ditangkap panca indra dapat diteruskan ke hipofisis anterior melalui aliran portal
hipothalamohipofisial. Setelah sampai di hipofisis anterior, GnRH akan mengikat
sel genadotropin dan merangsang pengeluaran FSH (Follicle Stimulating
Hormone) dan LH (LutheinizingHormone), dimana FSH dan LH menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron.14
Ovarium dapat berfungsi menghasilkan estrogen dan progesteron yang
normal. Hal tersebut tergantung pada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium
tidak akan berfungsi dengan secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan
hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal dapat
menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel
telur. Dimana, kegagalan tersebut terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium dan hal tersebut dapat mengakibatkan terbentuknya kista di dalam
ovarium, serta menyebabkan infertilitas pada seorang wanita.12
4. Klasifikasi Kista Ovarium
Menurut Yatim, kista ovarium dapat terjadi di bagian korpus luteum dan
bersifat non-neoplastik.
Ada pula yang bersifat neoplastik. Oleh karena itu, tumor kista dari ovarium yang
jinak di bagi dalam dua golongan yaitu golongan non-neoplastik dan neoplastik.
Menurut klasifikasi kista ovarium berdasarkan golongan non neoplatik, kista
dapat didapati sebagai :15
a. Kista OvariumNon-neoplastik
1) Kista Folikel
Kista folikel merupakan struktur normal dan fisiologis yang berasal dari
kegagalam resorbsi cairan folikel yang tidak dapat berkembang secara sempurna.
Kista folikel dapat tumbuh menjadi besar setiap bulannya sehingga sejumlah

6 |KISTA OVARIUM
folikel tersebut dapat mati dengan disertai kematian ovum. Kista folikel dapat
terjadi pada wanita muda yang masih menstruasi. Diameter kista berkisar 2cm.
2) Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang diluar kehamilan.Kista
luteum yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum hematoma.
Perdarahan kedalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila
perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah korpus leteum hematoma yang
berdinding tipis dan berwarna kekuning - kuningan.
3) Kista stain levental ovary
Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan
rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis
akan tampak tunika yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak folikel dalam
bermacam-macam stadium, tetapi tidak di temukan korpus luteum.
4) Kista Korpus Luteum
Kista korpus luteum merupakan jenis kista yang jarang terjadi. Kista
korpus luteum berukuran ≥ 3 cm, dan diameter kista sebesar 10 cm. Kista tersebut
dapat timbul karena waktu pelepasan sel telur terjadi perdarahan dan bisa pecah
yang sering kali perlu tindakan operasi (kistektomi ovarii) untuk mengatasinya.

b. Kista Ovarium Neoplastik16


1) Kistoma Ovarium Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, dan berwarna putih. Terapi terdiri atas pengangkatan kista
dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang di keluarkan harus segera di
periksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak.16
2) Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu terotoma kistik yang jinak dimana
stuktur-stuktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epital kulit,
rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai
lemak nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen entoderm dan

7 |KISTA OVARIUM
mesoderm.Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista
kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik
kenyal, dan dibagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga
satu.16
3) Kista Endometriois
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada
di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan
endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat
menstruasi dan infertilitas.11
4) Kista denoma Ovarium Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Namun, kista tersebut bisa
berasal dari suatu teroma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen
menghalangkan elemen–elemen lain. Selain itu, kista tersebut juga berasal dari
lapisan germinativum.17
Penangan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah
cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya di
lakukan pengangkatan ovariam beserta tuba (salpingo – ooforektomi).17
5) Kista denoma Ovarium Serosum
Pada umumnya kista ini tidak mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin.
5. Tanda dan Gejala
Kebanyakan kista ovarium tumbuh tanpa menimbulkan gejala atau
keluhan. Keluhan biasanya muncul jika kista sudah membesar dan mengganggu
organ tubuh yang lain jika sudah kista mulai menekan saluran kemih, usus, saraf,
atau pembuluh darah besar di sekitar rongga panggul, maka akan menimbulkan
keluhan berupa susah buang air kecil dan buang air besar, gangguan pencernaan,
kesemutan atau bengkak pada kaki.9
Gejala klinis kista ovarium adalah nyeri saat menstruasi, nyeri di perut
bagian bawah, nyeri saat berhubungan badan, siklus menstruasi tidak teratur, dan
nyeri saat buang air kecil dan besar.10

8 |KISTA OVARIUM
Gejalanya tidak menentu, terkadang hanya ketidaknyamanan pada perut
bagian bawah. Pasien akan merasa perutnya membesar dan menimbulkan gejala
perut terasa penuh dan sering sesak nafas karena perut tertekan oleh besarnya
kista.12
6. Diagnosa

a. Anamnesis
Anamnesa lengkap merupakan bagian terpenting dari diagnosis.
Pertanyaan tentang rasa nyeri, lokasi, dan derajat nyeri serta kapan mulai
timbulnya rasa nyeri tersebut.
b. Pemeriksaan fisik
Pemerisaan fisik antara lain yaitu :
a) Fisik umum sebagai tanda vitalnya.

b) Palpasi, teraba tumor di abdomen ( bentuk kista padat ), mobile, permukaan,


nyeri atau tidak nyeri.

c) Pemeriksaan dalam, melihat letak tumor apakah melekat dengan uterus.


d)Pemeriksaan spekulum, melihat serviks dilakukan biopsi atau papsmear.

c. Pemeriksaan penunjang/tambahan
Pemeriksaan penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakuan atas
indikasi tertentu guna memperoleh ketarangan yang lebih lengkap. Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan dalam kasus kista ovarii antara lain :
1) Laparaskopi : Menentukan asal dan sifat tumor, apakah tumor tersebut berasal
dari ovarium atau tidak, dan apakah jenis tumor tersebut termasuk jinak atau
ganas.

2) Ultrasonografi (USG) :Menentukan letak, batas, dan permukaan tumor melalui


abdomen atau vagina, apakah tumor berasal dari ovarium, uterus, atau kandung
kemih, dan apakah tumor kistik atau solid.

3) Foto rontgen : Menentukan adanya hidrotoraks, apakah di bagian dada terdapat


cairan yang abnormal atau tidak seperti gigi dalam tumor.

9 |KISTA OVARIUM
4) Pemeriksaan darah : Tes petanda tumor (tumor marker) CA 125 adalah suatu
protein yang konsentrasinya sangat tinggi pada sel tumor khususnya pada kanker
ovarium. Lalu, sel tersebut diproduksi oleh sel jinak sebagai respon terhadap
keganasan.
7. Komplikasi Kista Ovarium
Komplikasi – komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium adalah :15
a. Perdarahan kedalam kista, biasanya terjadi secara terus-menerus dan sedikit-
sedikit yang dapat menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan kondisi
kurang darah (anemia).

b. Infeksi kista ovarium

c. Perubahan keganasan (merah, panas, bengkak, dan nyeri).

8. Tatalaksana Kista Ovarium15


1) Observasi
Kebanyakan kista ovrium terbentuk normal yang disebut kista fungsional
dimana setiap ovulasi, telur dilepaskan keluar ovarium dan terbentuklah kantung
sisa tempat telur. Kista ini normalnya akan mengkerut sendiri biasanya setelah 1-3
bulan. Oleh sebab itu, dokter menganjurkan agar kembali berkonsultasi setelah 3
bulan untuk meyakinkan apakah kistanya sudah betul-betul menyusut.
2) Terapi bedah atau operasi
Cara ini perlu mempertimbangkan umur penderita, gejala, dan ukuran
besar kista. Pada kista fungsional dan perempuan yang bersangkutan masih
menstruasi, biasanya tidak dilakukan pengobatan dengan operasi. Tetapi bila hasil
pada sonogram, gambaran kista bukan kista fungsional dan kista berukuran besar,
biasanya dokter menganjurkan untuk mengangkat kista dengan operasi. Begitu
pula bila perempuan sudah menopause dan dokter menemukan adanya kista,
sering kali dokter yang bersangkutan mengangkat kista tersebut dengan jalan
operasi meskipun kejadian kanker ovarium jarang ditemukan. Akan tetapi, apabila
si permpuan berusia 50-70 tahun, maka resiko tinggi terjadi kanker.

10 |KISTA OVARIUM
Teknik pembedahan :
(a) Laparaskopi adalah dengan pembiusan secara umum (general anastesi). Luka
sayatan pada dinding perut sekitar 1 cm. Dengan video laparaskopi bisa terlihat
baik bagian-bagian rongga perut dan bagian depan rongga panggul.

(b) Laparatomi adalah pembedahan perut sampai membuka selaput perut. Yang
dimaksud pembedahan laparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus,
operasi pada tuba fallopi, Operasi pada ovarium.

(c) Ooforektomi adalah pengangkatan ovarium.


(d) Histerektomi
Histerrektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan tindakan
terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau per vaginam. Yang
akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan
tidak ada perlekatan dengan sekitarnya.

11 |KISTA OVARIUM
BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
Nama : Ny. Nita Budiarti
Usia : 25 tahun
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Alamat : Dusun Jaya Cot Girik, Aceh Utara

Nama Suami : Tn. S. Budiman

Pekerjaan : Wiraswasta

MRS : 17/07/19

No. RM : 1906190860

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : nyeri hebat dibagian perut dan pinggang.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan perut dan pinggang terasa nyeri, nyeri
dirasakan lebih kurang 1 bulan ini, dan memberat 3 hari SMRS. Nyeri
dirasakan terus menerus dan sudah sangat mengganggu aktivitas. Pasien juga
menyadari perutnya semakin membesar sejak 3 bulan ini, namun pasien dan
keluarga tidak terlalu menghiraukan. Pasien juga mengaku setiap haid
merasakan nyeri, volume haid semakin banyak dan memanjang. Keluhan lain
yang dirasakan yaitu pasien menjadi sering BAK namun sulit untuk buang air
besar.

12 |KISTA OVARIUM
Riwayat Haid

HPHT : 03-Juli-2019

Menarche : 12 tahun

Lama : 7-8 hari

Siklus : 28 hari

Nyeri : (+)

Pembalut : 4-6 kali/hari

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat Alergi :

Riwayat Kontrasepsi :

Riwayat Perkawinan : suami ke I, menikah 1x, umur 24 tahun

Riwayat Obstetri :
Pasien mengatakan mengalami haid pertama (menarche) pada usia 12 tahun.
Pasien memiliki siklus haid teratur. Pasien memiliki riwayat kehamilan
sebagai berikut :
1. Laki-laki 4 bulan, PSP, Aterm, dibantu oleh
Bidan, Sehat.

III. STATUS GENERALIS

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital

13 |KISTA OVARIUM
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Frekuensi nadi : 88 x/menit
- Frekuensi napas : 24 x/menit
- Suhu : 36,7oC

Pemeriksaan Fisik Umum


- Mata : anemis -/-, ikterus -/-
- H/T/M : DBN
- Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
- Paru : vesikuler +/+, rhonki (-), wheezing (-)
- Ekstremitas : DBN
IV. STATUS GINEKOLOGI

Abdomen :
 Inspeksi : perut membesar.
 Palpasi : Teraba massa kistik dan padat, permukaan licin, mobile
pada perut bagian bawah, nyeri tekan (+).
 Perkusi : Redup
 Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal.
Genitalia Eksterna
Vulva dan Vagina dalam batas normal
Genitalia Interna
Pemeriksaan Inspekulo :
Porsio ukuran normal, tampak licin, erosi (-), keputihan (-), peradangan (-).

Pemeriksaan Dalam (VT) :


 Dinding vagina normal, massa (-)
 Porsio licin, mobile, adneksa kanan teraba, cavum doughlas teraba
menonjol, parametrium kanan dan kiri tidak teraba.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium (13/07/19):


 Hb : 10,7 g%
 PLT : 326 10^3/mm^3
 HCT : 35,1 %
 Leukosit : 8.63 10^3/mm^3
 Eritrosit : 4.82 10^6/mm^3
 SGOT : 15 U/L
 SGPT : 15 U/L

14 |KISTA OVARIUM
 Ca125 : 34

Ultrasonografi (USG) Abdomen :


 Kesan Kista ovarium kanan.
V. DIAGNOSIS PRE OPERASI
Kista ovarium

VI. RENCANA TINDAKAN


 Observasi keadaan umum dan vital sign pasien
 Cek DL, fungsi ginjal, fungsi hepar dan gula darah
 USG Kista ovarium rawat inap utk persiapan operasi
pengangkatan kista.
 Edukasi pasien dan keluarganya.

VII. POST OPERASI

Tindakan Operasi : Laparatomi Unilateral Salpingo-ooforektomi

Penemuan Intra Operasi :


 Massa di ovarium berukuran 28x12 cm
 Perdarahan <250cc

Instruksi Post Operasi :


 Pemeriksaan laboratorium post-operatif
 IVFD RL 20 gtt/i
 Injeksi Cefotaxime 1 g/12 jam
 Injeksi Ketorolac 30 mg/12 jam
 Injeksi As. Traneksamat/12 jam
 Injeksi Metronidazol/12 jam
 Observasi tanda vital dan keluhan pasien

15 |KISTA OVARIUM
DOKUMENTASI

16 |KISTA OVARIUM
17 |KISTA OVARIUM
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2011. Rencana Stategis Kementrian Kesehatan 2010-2014,


Jakarta.
2. WHO. 2015. Profil Data Kesehatan Penyakit Kista, Jurnal.
3. Nasdaldy. 2009. Aplikasi dan Konsep Keperawatan, Jakarta : Cipta
Pustaka
4. Dumaris. 2016. Jurnal Kista Ovarium. 48 Diunduh dari
Http://mail.yahoo.com.
5. UPTD Puskesmas padang serai. 2016. Profil Data Penyakit Kista
Ovarium, Kota Bengkulu.

18 |KISTA OVARIUM
6. BCCOG. 2011. Asuhan Keperawatan, Jakarta: Salemba
7. Saleh pour et-al. 2013. Konseptual Asuhan Keperawatan Obstetri, Jakarta :
Cipta Pustaka.
8. Ricci. 2009. Hapami Penyakit Kista Ovarium, Jakarta; Andi Offlet.
9. Andang, Tantrini. 2013. 45 penyakit musuh kaumperempuan. Yogyakarta :
Rapha Publishing.
10. Nugroho, Taufan. 2014.Masalah Kesehatan Reproduksi
Wanita.Yogyakarta: Nuha Medika.
11. Setyorini, Aniek. 2014. Kesehatan Reproduksi & Pelayanan Keluarga
Berencana. Bogor: IN MEDIA
12. Manuaba, Ida dkk.. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
13. Kurniawati, Desy dan Hanifah Mirzanie. 2009. Obgynacea. Yogyakarta:
Tosca Enterprise.
14. Mufdillah. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
15. Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan, Myoma Uteri, Kanker Rahim
dan Indung Telur, Kista, serta Gangguan Lainnya. Jakarta: Pustaka Populer
Obor. Repository
16. Setiati, Eni. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita.
Yogyakarta : C.V Andi Offset.
17. Rasjidi, Imam dkk.. 2010. Imaging Ginekologi Onkologi. Jakarta : CV
Sagung Seto
18. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

19 |KISTA OVARIUM

Anda mungkin juga menyukai