Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“TINDAKAN KRIMINAL”

Disusun oleh :
WURYANTORO
1. Ilham Fajar Wicaksono (06)
2. Ima Widayanti (08)
3. Lita Ristiana (15)
4. Mulatsih Siswinarti (23)
5. Ninda Arumsari (25)

KELAS XI IPA 3
SMAN 1 WURYANTORO
TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam tercurah kepada
Nabi Agung Muhammad SAW atas segala limpahan rahmat-Nya dan yang kita
tunggu – tunggu safa’atnya di akhirat, sehingga mampu menyelesaikan tugas
makalah ini. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Tindakan
Kriminal”. Terima kasih kepada ibu Heni Rahmawati, S.Pd yang telah memberikan
tugas Bahasa Indonesia kepada kelompok kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca,
terutama bagi pelajar zaman sekarang. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, hal ini disebabkan oleh kemampuan
penulis yang terbatas. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan karya tulis ini.
PENDAHULUAN i

1. Latar Belakang
Hingga saat ini mungkin sudah tidak terhitung berapa jumlah tindakan
kriminalitas yang terjadi di Indonesia. Berbagai tindak pidana pun
dilakukan mulai dari pemerkosaan, pencurian motor, perampokan, ranjau
paku, pencurian. Para pelaku pun tak merasa bersalah dengan apa yang
mereka lakukan kepada orang lain. Betapa kejamnya hati mereka yang
mementingkan dirinya sendiri.
Pidana atau tindakan kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum
atau sebuah tindakan kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut orang kriminal.
Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh,
perampok, atau teroris. Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak
berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya berdasarkan
motif politik atau paham.
Berbagai cara yang dilakukan pemerintah guna memberikan
kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat pun kurang berhasil untuk
menghentikan atau untuk mengurangi tindakan kriminal yang terjadi di
Indonesia. Mulai dari menambah undang-undang sampai memperketat
patrol, tapi para pelaku kriminal pun tak gentar dan tak takut mengerjakan
niat buruknya itu.
Cara lain yang ditempuh yaitu dengan mengaktifkan peran serta orang
tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak, selektif terhadap budaya
asing yang masuk agar tidak merusak nilai budaya bangsa sendiri, serta
menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat
dimulai sejak dini melalui pendidikan multi kultural seperti sekolah,
pengajian, organisasi masyarakat.

2. Rumusan Masalah
a. Apa itu kriminalitas?
b. Apa saja sebab – sebab terjadinya kriminalitas?
c. Apa saja bentuk – bentuk tindak kriminalitas yang sering terjadi di
masyarakat Indonesia?
d. Apa akibat yang ditimbulkan tindakan kriminal terhadap kehidupan
bermasyarakat di Indonesia?
e. Bagaimana solusi yang tepat untuk menghentikan tindakan kriminal
di Indonesia?
1
3. Tujuan
Tujuan dilakukan penulisan makalah ini adalah penyampaian tinjauan
penyebab, akibat dan solusi tindakan kriminalitas.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyampaikan bahwa
kriminalitas terjadi bukan karena niat tetapi juga karena adanya
kesempatan. Maka dari itu disetiap tempat dan setiap keadaan kita wajib
waspada guna menjaga diri kita dari tindakan kriminal.

4. Manfaat
Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa manfaat, antara lain :
 Meningkatkan rasa waspada dan selalau hati – hati dimana pun
berada.
 Mengoptimalkan segala cara untuk mengurangi atau bahkan
menghentikan tindakan kriminalitas .
 Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan
dalam mendidik anak
 Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak
nilai busaya bangsa sendiri
 Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam
masyarakat dimulai sejak dini melalui pendidikan multi kultural ,
seperti sekolah , pengajian dan organisasi masyarakat
PEMBAHASAN
2

1. Pengertian Kriminalitas
Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan.
Berbagai sarjana telah berusaha memberikan pengertian kejahatan secara
yuridis berarti segala tingkah laku manusia yang dapat dipidanakan, yang
diatur dalam hukum pidana.
Kriminalitas atau tindakan kriminal segala sesuatu yang melanggar
hukum atau sebuah tindakan kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut orang
kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang pencuri,
pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun begitu kategori terakhir,
teroris, agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya
berdasarkan motif politik atau paham.
Arti hukum menurut Immanuel Knt sendiri yaitu : “norc suchen die
yuristen eine definition zu ihrem begriffe von recht”. (L.j Van
Apeldoorn,Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta,1981,hlm.13)
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang
hakim, maka orang ini disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan
asas dasar sebuah negara hukum : seseorang tetap tidak bersalah sebelum
kesalahannya terbukti. Pelaku tindakan kriminal yang dinyatakan bersalah
oleh pengadilan dan harus menjalani hukuman disebut sebagai terpidana
atau narapidana.

Pengertian kriminalitas menurut beberapa para ahli :


a. Menurut M.v.T
Kejahatan (rechtdeliten) yaitu perbuatan yang meskipun tidak
ditentukan dalam undang-undang sebagai perbuatan pidana, telah
dirasakan sebagai onrecht sebagai perbuatan yang bertentangan dengan
tata hukum.

b. R.Susilo
 Secara yuridis mengartikan kejahatan adalah sebagai suatu
perbuatan atau tingkah laku yang bertentangan dengan undang-
undang.
 Secara sosiologis mengartikan kejahatan adalah sebagai
perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan penderita
atau korban juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa
hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban.

c. M.A. Elliat
Kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern atau
3
tingkah laku yang gagal dan melanggar hukum dan dapat dijatuhi
hukuman yang bisa berupa hukuman penjara, hukuman mati, hukuman
denda dan lain-lain.

d. Dr.J.E. Sahetapy dan B.Mardjono Reksodipuro


Kejahatan adalah setiap perbuatan ( termasuk kelalaian ) yang
dilanggar oleh hukum publik untuk melindungi masyarakat dan
memberi sanksi berupa pidana oleh negara. Perbuatan tersebut
dihukum karena melanggar norma-norma sosial masyarakat, yaitu
adanya tingkah laku yang patut dari warga negaranya.

e. Mr. W.A. Bonger


Kejahatan adalah perbuatan yang sangat antisosial yang
memperoleh tantangan dengan sadar dari negara berupa pemberian
penderitaan.

f. Teori Labelling (Edwin M.Lemert)


Seseorang menyimpang karena adanya proses “labelling”
(pemberian julukan, cap, etiket, atau merek)yang diberikan masyarakat
kepada seseorang yang telah melakukan perbuatan penyimpangan.
2. Sebab - Sebab Tindakan Kriminal
Pada umumnya penyebab kejahatan terdapat tiga kelompok pendapat
yaitu:
 Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh
yang terdapat di luar diri pelaku.
 Pendapat bahwa kriminalitas merupakan akibat dari bakat jahat
yang terdapat di dalam diri pelaku sendiri.
 Pendapat yang menggabungkan, bahwa kriminalitas itu
disebabkan baik karena pengaruh di luar pelaku maupun karena
sifat atau bakat si pelaku.
Bagi Bonger, bakat merupakan hal yang konstan atau tetap, dan lingkungan
adalah faktor variabelnya dan karena itu juga dapat disebutkan sebagai penyebabnya.
Pandangan bahwa ada hubungan langsung antara keadaan ekonomi dengan
kriminalitas biasanya mendasarkan pada perbandingan statistik dalam penelitian.
Selain keadaan ekonomi, penyebab di luar diri pelaku dapat pula berupa tingkat gaji
dan upah, pengangguran, kondisi tempat tinggal bobrok, bahkan juga agama.
Banyak penelitian yang sudah dialakukan untuk mengetahui pengaruh yang terdapat
di luar diri pelaku untuk melakuakn sebuah tindak pidana. Biasanya penelitian
dilakukan dengan cara statistic yang disebut dengan ciminostatistical investigation. 4
Bagi para penganut aliran bahwa kriminalitas timbul sebagai akibat bakat si
pelaku. Bahkan beberapa orang menyatakan bahwa kriminalitas merupakan bentuk
ekspresi dari bakat. Para penulis Jerman mengatakan bahwa bakat itu diwariskan.
Pemelopor aliran ini, Lombroso, yang dikenal dengan aliran Italia, menyatakan sejak
lahir penjahat sudah berbeda dengan manusia lainnya, khususnya jika dilihat dari ciri
tubuhnya. Ciri bukan menjadi penyebab kejahatan melainkan merupakan
predisposisi kriminalitas. Ajaran bahwa bakat ragawi merupakan penyebab
kriminalita stelah banyak ditinggalkan orang, kemudian muncul pendapat bahwa
kriminalitas itu merupakan akibat dari bakat psikis dan bakat ragawi.

Adapun Penyebab Kriminalitas menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan


sebagai berikut :

1. Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas (Aristoteles).


2. Kesempatan untuk menjadi pencuri (Sir Francis Bacon, 1600-an).
3. Kehendak bebas, keputusan yang hedonistik, dan kegagalan dalam melakukan
kontrak sosial (Voltaire & Rousseau, 1700-an).
4. Atavistic trait atau Sifat-sifat antisosial bawaan sebagai penyebab perilaku
kriminal ( Cesare Lombroso, 1835-1909) .
5. Hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional (Teoritisi Klasik
Lain).

Tindak kriminal juga dapat terjadi karena :

1. Pertentangan dan persaingan kebudayaan


2. Perbedaan ideologi politik
3. Kepadatan dan komposisi penduduk
4. Perbedaan distribusi kebudayaan
5. Perbedaan kekayaan dan pendapatan
6. Mentalitas yang labil
7. Faktor dasar seperti faktor biologi, psikologi, dan sosioemosional

3. Bentuk – bentuk tindakan kriminal atau kejahatan

Tindakan kriminal umumnya dilihat bertentangan dengan norma 5


hukum, norma sosial dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Contoh,
pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, perampokan
dan lain-lain.Tindakan kejahatan ini menyebabkan pihak lain kehilangan
harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa. Tindak kejahatan juga
mencakup semua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan kestabilan
negara, seperti korupsi, makar, subversi dan terorisme.
Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan.
Kejahatan yang sering kita bicarakan adalah jenis kejahatan yang tercantum
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), seperti pembunuhan,
perampokan, penganiayaan, pemerkosaan, pencurian dengan kekerasan,
penipuan, atau sebagai jenis kejahatan yang disebut sebagai violent offenses
(kejahatan yang disertai kekerasan terhadap orang lain) property offenses
(kejahatan yang menyangkut hak milik orang lain).
Menurut Light, Keller dan Calhoun, tipe kejahatan ada empat, yaitu :
1.) Violent offenses atau kejahatan yang disertai dengan kekerasan
pada orang lain,seperti pembunuhan, penaniayaan, pemerkosaan,
dan lain sebagainya.
2.) Property offenses atau kejahatan yang menyangkut hak milik
orang lain, seperti perampasan, pencurian tanpa kekerasan, dan
lain sebagainya.
Sementara itu, Light,Keller dan Callhoun dalam bukunya yang
berjudul sociology (1989) membedakan kejahatan menjadi empat
tipe, yaitu : crime without, victim, organized crime, white collar
crime, dan corporate crime.
a. White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)
Kejahatan ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan
oleh orang yang terpandang atau berstatus tinggi dalam hal
pekerjaannya. Contohnya penghindaran pajak, penggelapan
uang perusahaan, manipulasi data keuangan sebuah perusahaan
(korupsi), dan lai sebagainya.
b. Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)
Kejahatan tidakmenimbulkan penderitaan pada korban
secara langsung akibat tindak pidana yang dilakukan.
Contohnya berjudi, mabuk, dan hubungan seks yang tidak sah
tetapi dilakukan secara sukarela.

c. Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)


Kejahatan ini dilakukan secara terorganisir dan
kesinambungan dengan menggunakan berbagai cara untuk 6
mendapatkan sesuatu yang diinginkan ( biasanya lebih ke
mteriil ) dengan jalan menghindari hukum. Contohnya:
penyediaan jasa pelacuran, penadah barang pencurian,
perdagangan perempuan ke luar negeri untuk komonditas
seksual, dan lain sebagainya.
d. Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)
Kejahatan ini dilakukan atas nama organisasi formal
dengan tujuan menaikkan keuntungan dan menekan kerugian.
Lebih lanjut Light, Keller, dan Callhoun membagi tipe
kejahatan korporasi menjadi empat, yaitu kejahatan terhadap
konsumen, kejahatan terhadap publik, kejahatan terhadap
pemilik perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.
 Klasifikasi Jenis Kejahatan
1. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Dampaknya
 Kejahatan berdampak luas
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan
berat yang berdampak pada skala luas ( berdampak pada orang
banyak ). Misalnya: bom Bali, USA menyerang Irak,
penyebaran susu bermelamin.
 Kejahatan berdampak lokal
Kejahatan dalam klasifikasi ini merupakan kejahatan
yang dampaknya dalam skala kecil yaitu berdampak
perorangan dan keluarga. Misalnya: perampokan,
pembunuhan, pemerkosaan.
 Kejahatan korbannya diri sendiri
Kejahatan dalam klasifikasi ini, korbannya adalah
pelaku itu sendiri. Misalnya: bunuh diri dan masokis
(menyiksa diri sendiri).
 Kejahatan yang tidak ada korbannya
Kejahatan dalam klasifikasi ini misalnya adalah
prostitusi, togel, mencontek.

2. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Jenis Objek Sasaran


 Kejahatan kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah istilah di dalam hukum 7
internasional yang mengacu pada tindakan pembunuhan
massal dengan penyiksaan terhadap tubuh dari orang-orang,
sebagai suatu kejahatan penyerangan terhadap yang lain yang
mana objek sasarannya adalah manusia. Misalnya:
pembunuhan, pembasmian, perbudakan, pemerkosaan,
penganiayaan terhadap kelompok lain.
 Kejahatan perang
Kejahatan perang, objek sasarannya adalah lawan
perang yang merupakan suatu tindakan pelanggaran, dalam
cakupan hukum internasional, terhadap hukum perang oleh
satu atau beberapa orang, baik militer maupun sipil, meliputi
semua pelanggaran terhadap perlindungan yang telah
ditentukan oleh hukum perang, dan juga mencakup kegagalan
untuk tunduk pada norma prosedur dan aturan pertempuran,
seperti menyerang pihak yang telah mengibarkan bendera
putih, atau sebaliknya, menggunakan bendera perdamaian itu
sebagai taktik perang untuk mengecoh pihak lawan sebelum
menyerang.
 Kejahatan politik
Kejahatan politik itu meliputi state crime dan yang
bukan state crime, sedangkan dalam berbagai definisi
dijelaskan bahwa kejahatan negara dikatakan identik dengan
kejahatan politik yakni berupa tindakan/perbuatan yang
melawan negara seperti melanggar ketertiban umum,
terorisme, subversive (menggulingkan ideologi negara),
mengganggu keamanan negara dan lainnya. Objek sasaran
politik adalah Negara.
 Kejahatan harta benda
Kejahatan harta benda objek sasarannya adalah harta
benda. Misalnya perampokan dan pencurian.

3. Klasifikasi Kejahatan Berdasarkan Cara yang digunakan


 Kejahatan yang menyakiti orang lain
Kejahatan dengan menggunakan cara yang menyakiti 8
orang lain. Misalnya : pembunuhan.
 Kejahatan dengan kekerasan
Kejahatan dengan menggunakan cara-cara kekerasan.
Misalnya : merampok tas dengan kasar.
 Kejahatan dengan kelembutan
Kejahatan dengan menggunakan cara-cara yang halus
tanpa menyakiti. Misalnya : mencuri menggunkan gendam
(hipnotis).
 Kejahatan dengan Media
Kejahatan dengan menggunakan media informasi
sebagai cara untuk melakukan kejahatan dengan menggunakan
media informasi yang lagi marak saat ini. Misalnya kejahatan
pembobolan ATM dengan menggunakan internet dan adanya
layanan primbon sms dengan cara ketik REG (spasi) Primbon,
hal ini secara tidak langsung merupakan penipuan karena biaya
mahal yaitu 2000 rupiah setiap info yang diberikan operator.

 Hubungan Kriminalitas dengan Berbagai Gejala


 Kriminalitas dan Jenis Kelamin
Angka statistik menunjukkan bahwa jumlah wanita yang dijatuhi
pidana lebih rendah daripada pria. Angka statistik ini menunjuk pada
perbuatan delik secara umum. Namun bila perbuatan delik sudah
dikasuskan kemungkinan angka statistik perbandingan pelaku delik
wanita dengan pria akan bertambah porsi bagi wanitanya. Misalnya saja
dalam delik abortus.
Telah banyak penjelasan mengenai kenyataan ini dan dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori antara lain:
 Sebenarnya kriminalitas yang dilakukan oleh wanita jauh lebih
tinggi dari angka yang ada. Hal tersebut dikarenakan masih
banyaknya dark number yaitu angka kejahatan yang tidak dicatat
karena sesuatu hal. Contohnya, dalam kasus abortus, kasus ini
kebanyakan akan ditutup-tutupi dan disembunyikan baik oleh
korban maupun keluarganya. Selain hal tersebut, kaum pria
cenderung memiliki sifat gentleman yaitu berusaha melindungi
wanita. Ketika terdapat wanita yang melakukan kejahatan, pria
merasa perlu melindunginya.
 Kondisi lingkungan bagi wanita ditinjau dari segi kriminologi
lebih menguntungkan daripada kondisi bagi pria.
 Jika dibandingkan dengan pria, partisipasi wanita lebih sedikit
9
dalam kegiatan masyarakat sehingga dapat mengurangi konflik
yang dapat mengarah pada kriminalitas.
 Sifat wanita sendiri membawa pengaruh rendahnya kriminalitas
 Faktor fisik wanita yang lemah kurang cocok untuk delik-delik
agresi.

 Kriminalitas dan Cacat Tubuh


Cacat tubuh dibedakan antara yang diderita sejak kelahirannya dan
yang diperoleh dalam perjalanan hidupnya. Cacat tubuh yang
memungkinkan menjadi faktor kriminogen antara lain:
 Wajah
 Tuli
 Buta
 Kriminalitas dan Umur
Di masa anak-anak, statistik kriminalitas tidak dapat diikuti
dengan tegas, karena banyak kejahatan yang dilakukan oleh anak tidak
dipidana namun hanya diberitahukan kepada orang tua. Jenisnya bisanya
berupa pencurian sederhana, perusakan barang, atau pencurian karena
disuruh oleh orang lain.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju
dewasa. Di masa ini frekensi kejahatan tinggi terjadi konflik antara
harapan dan kenyataan. Macam kejahatannya dapat berawal dari
pencurian biasa sampai dengan pencurian dengan kekerasan.
Awal masa dewasa adalah lanjutan dari masa remaja. Frekuensi
kriminalitas masih tetap tinggi walaupun sedikit lebih rendah jika
dibandingkan pada masa remaja.Macam kriminalitas berupa pencurian
yang lebih canggih, penggelapan, dan seksualitas.
Pada masa dewasa penuh kejahatan yang dilakukan cenderung
pada yang lebih menggunakan akal dan pikiran dari pada kekuatan fisik.
Frekuensinya menurun namun kualitasnya meningkat. Macam
kriminalitasnya banyak ditujukan pada kekayaan seperti penggelapan,
pemalsuan, dan penipuan.

Pada masa usia lanjut, kekuatan fisik maupun psikis sudah mulai
menurun. Produktivitas juga menurun. Karena penghasilan menurun,
dorongan untuk melakukan delik terhadap kekayaan ada kecenderungan
meningkat namun dengan cara anak-anak. 10

 Keadaan Ekonomi, Lapangan Kerja, dan Rekreasi


Kemelaratan miningkatkan kejahatan. Bahkan kemelaratanlah
yang menyebabkan kejahatan. Kemunduran kemakmuran baik secara
individu maupun pada kelompok dapat meningkatkan tingkat kriminalitas.
Kemelaratan sebenarnya bukanlah satu-satunya faktor yang
menimbulkan konflik dan faktor kriminogen. Ketika sebuah masyarakat
terisolasi yang penghidupannya menurut masyarakat lain dianggap rendah,
akan dapat tetap hidup tenang jika norma dalam masyarakat tersebut
tidak berubah dan tidak ada kesenjangan diantara mereka. Jurang
perbedaan dalam hal keadaan ekonomi dapat menjadi faktor kriminogen.

4. Akibat dari tindakan kriminalitas


1. Kerugian materi
Hal ini bisa terjadi jika tindakan kriminalitas masih dalam
tahap agak berat. Seperti pencopetan,penipuan penjambretan,
pencurian dll, yang tanpa di sertai dengan tindak kekerasan.
2. Trauma
Trauma bisa terjadi pada seseorang yang mengalami tindakan
kriminal yang biasanya di sertai dengan ancaman seperti dengan
membawa benda-benda tajam seprti pisau, clurit, pistol dll.
3. Cacat tubuh dan tekanan mental
Hal ini bisa saja terjadi jika suatu tindakan kriminal di sertai
dengan tindakan kriminal yang lainnya atau jika seseorang melakukan
tindakan kriminal itu sudah memasuki tahap tindakan kriminal yang
berat. Contohnya jika suatu tindakan pencurian disertai dengan
penganiayaan, atau pemerkosaan dan lain sebagainya.
4. Kematian
Kematian terjadi jika tindakan kriminal yang di lakukan oleh
seseorang kelompok sudah memasuki tingkat sangat berat seperti
pembunuhan, mutilasi dan lain-lain. Biasanya hal ini didasari oleh
beberapa motif.

5. Cara penanganan tindakan kriminalitas


Kriminalitas tidak bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Yang bisa
hanya dikurangi melalui tindakan-tindakan pencegahan.
11
 Selama ini hukuman (punishment) menjadi sarana utama untuk
membuat jera pelaku kriminal. Dan pendekatan behavioristik ini
tampaknya masih cocok untuk dijalankan dalam mengatasi masalah
kriminal. Hanya saja, perlu kondisi tertentu, misalnya konsisten, fairness,
terbuka, dan tepat waktunya.
 Penghilang Model melalui tayangan media massa itu ibarat dua sisi
mata pisau . Ditayangkan nanti penjahat tambah ahli, tidak ditayangkan
masyarakat tidak bersiap-siap.
 Membatasi kesempatan seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan
kriminal dengan membatasi munculnya kesempatan untuk mencuri. Kalau
pencuri akan lewat pintu masuk dan kita sudah menguncinya, tentunya
cara itu termasuk mengurangi kesempatan untuk mencuri.
 Jaga diri dengan ketrampilan beladiri dan beberapa persiapan lain
sebelum terjadinya tindak kriminal bisa dilakukan oleh warga masyarakat.
Cara-cara di atas memang tidak merupakan cara yang paling efektif,
hanya saja akan tepat bila diterapkan kasus per kasus.
 Dengan membuka layanan masyarakat , dengan adanya hal ini polisi
atau pihak – pihak yang bertanggung jawab bisa lebih tau apa keluhan
masyarakat secara langsung dari masyarakat itu sendiri dan bisa membuat
pihak yang bertanggung jawab tersebut lebih mengenal daerah yang
rawan akan tindakan kriminal. Misalnya bersedia bertindak atau melapor
pada yang berwajib apabila menjadi korban suatu tindakan kriminal atau
melihat langsung suatu kriminalitas.
 Kesadaran untuk ikut membantu mencegah tindakan kriminal
dengan ikut meronda, melakukan pengawasan pengadaan dana untuk
kegiatan pada anak dan pemuda agar tidak terjadinya satu tindakan yang
tidak diinginkan oleh masyarakat.

Cara lain yang dapat dilakukan guna menangani tindakan kriminal yaitu:

1. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku
kriminalitas tanpa pandang bulu atau derajat.
2. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam
mendidik anak.
3. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai
busaya bangsa sendiri.
4. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat
dimulai sejak dini melalui pendidikan multi kultural; seperti sekolah,
pengajian, dan organisasi masyarakat.
12

6. Manfaat dari terjadinya tindakan kriminal


1. Menegaskan nilai-nilai kultural dan norma-norma yang ada di
masyarakat.
2. Menciptakan kesatuan sosial dengan menciptakan dikotomi ‘kami’ dan
‘mereka’.
3. Mengklarifikasi batasan-batasan moral.
4. Perilaku menyimpang boleh jadi merupakan pernyataan sikap individu
yang menentang terhadap tujuan dan norma dalam kelompok.
PENUTUP 13

A.Kesimpulan
 Tindak kriminal adalah tindakan yang melanggar norma dan nilai sosial serta
merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial karena merugikan orang
lain serta dirinya sendiri.
 Kriminalitas tidak hanya merugikan orang lain dan diri sendiri tetapi juga
merugikan negara serta mengganggu stabilitas negara.
 Beberapa tindak kriminal yang sering dilakukan para pelaku kriminal yaitu
perampokkan,pencurian,pencopetan,pemerkosaan dan korupsi. Semua
tindakan itu dilakukan oleh para pelaku kriminal dengan berbagai sebab
diantaranya yaitu akibat himpitan ekonomi yang memaksa mereka
melakukan itu semua. Memang mereka tidak memikirkan dampak yang
diakibatkan dari apa yang mereka buat,mereka hanya memikirkan dirinya
sendiri.
 Akibat yang ditimbulkan dari tindak kriminal yaitu kerugian materi yang
salah satunya disebabkan oleh pencurian, trauma berat yang salah satunya
disebabkan oleh perampokan menggunakan senjata, cacat tubuh yang salah
satunya disebabkan oleh tindak pemerkosaan, atau bahakan menyebabkan
kematian yang salah satunya disebabakan oleh tindak mutilasi.
 Penanganan atau solusi agar tindak kriminalitas ini yaitu salah satunya
dengan cara memberikan hukuman yang tidak pandang pangkat,jabatan atau
status sosial dan memberikan hukuman yang pantas dengan apa yang mereka
lakukan, agar para pelaku tindak kriminal jera dana tak akan mengulangi
tindakan kriminalitas. Penulis rasa cara itu paling efektif guna mengurangi
tindak kriminal.
 Dari kejadian tindak kriminal kita dapat mendapatkan pelajaran yaitu kita
bisa mengambil bahwa dalam melakukan apapun dan dalam keadaan apapun
kita harus bisa lebih waspada dan berhati-hati. Dan kita lebih bisa
menegaskan norma – norma yang berlaku di masyarakat.
 Jadi intinya kriminalitas itu bisa terjadi bukan karena niat dari pelaku tetapi
jaga karena adanya kesempatan maka dari itu kita harus bisa tidak
memberikan kesempatan pada pelaku kriminal untuk bertindak.

14
B. Saran

 Seharusnya para penegas hukum dalam menjalankan tugasnya atau mengadili


tindak kriminal tindak pandang bulu atau memandang jabatan dan status
social serta memberikan hukuman yang seadil-adilnya agar penegakkan
hukum dinegara ini dapat berjalan baik.
 Di televisi – televisi semestinya menayangkan sosialisasi tentang agar berhati
– hati dimanapun kita berada dan seharusnya televisi tidak menayangkan
tayangan yang “bermata dua” artinya disatu sisi baik bagi konsumen atau
masyarakat dan disisi yang satunya malah membuat pelaku tindak kriminal
lebih jago dalam menjalankan aksinya salah satu tayang seperti reportase
investigasi inilah yang dimaksud.
 Kita sebagai masyarakat yang cinta damai seharunya kita harus bisa lebih
bertindak lebih hati – hati dan selalu waspada dimanapun kita berada akrena
tindak kriminal terjadi bukan hanya karena niat tetapi juga karena adanya
kesempatan.
 Memasang slogan – slogan di spanduk,banner dan televisi yang isinya
menghimbau bahwa kita harus berhati – hati dan berwaspada.

15
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Mustafa, Muhammad. 2007. Kriminologi. Depok: FISIP UI PRESS.


http://www.scribd.com/doc/6241288/KRIMINALITAS-REMAJA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kriminalitas
http://www.fitri.blogspot.com/
http://www.kk.com/

Anda mungkin juga menyukai