Anda di halaman 1dari 4

KMB1

Kasus tutorial Seorang laki-laki berusia 52 tahun dengan BB 80 Kg dirawat di ruang jantung hari kedua
(mahasiswa) dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri, dirasakan terus-menerus, nyeri bertambah berat
ketika beraktivitas, skala 7. Dua bulan yang lalu pasien merasakan dada kiri terasa panas,
menjalar hingga leher dan lengan kiri dan dibawa oleh keluarga ke poli jantung dan
didiagnosa Coronary Artery Disease (CAD). Pasien mempunyai kebiasaan merokok dan
minum kopi. Hasil pemeriksaan tekanan darah 150/100 mmHg, Nadi 110 x/menit, pasien
tampak sesak, napas 28 x/menit, suhu 360C. Hasil Laboratorium : Hb 13,6 gr%; leukosit 10
rb/mm3; GDS 110 mg/dl; kreatinin 1,22; ureum 29; uric acid 7,2 mg/dl; trigliserida 263
mg/dl; kolesterol 205 md/dl; LDL 134 mg/dl; HDL 38 mg/dl. Hasil BGA didapatkan
pH:7,32, PaCO2:55, BE:+1. Hasil foto rontgen: Kardiomegali. Hari ini EKG belum
dilakukan, Terapi injeksi IM yang akan diberikan ketorolac 30 mg dan yang lain obat oral.
DASAR 1
Kasus tutorial Saat perawat m0lakukan pemeriksaan fisik ditemukan kondisi pasien
(mahasiswa) lemah,nadi sulit teraba sangat lemah, perawat melakukan 2 x pemeriksaan
tekanan darah (TD) dengan cara palpasi dan auskultasi. Didapatkan 2 nilai
TD yaitu nilai saat ventrikel dan antrium berkontraksi, dan saat ventrikel –
atrium relaksasi. Hasil TD pasien sering tidak stabil karena dipengaruhi oleh
pengaturan jangka pendek, menengah dan panjang.

Kemudian perawat mencari nadi dari 9 area mana yang paling kuat teraba
dan mencatat jumlah, kualitas dan ritme. Setelah mencatat jumlah nadi
perawat mengobservasi dan mencatat pernafasan (irama, ritme dan
jumlah) serta mengobservasi apakah pasien menggunakan otot bantu
nafas. Pengendalian dan pengaturan pernapasan manusia dilakukan oleh
sistem persyarafan, mekanisme kimia, dan mekanisme non kimia.
Selanjutnya perawat melakukan perbandingan suhu tubuh yang didapat
dari area axilla, rectal, oral, temporal dan aural. Hasil pengkajian pasien
mengalami hipertermia, sehingga perawat melakukan intervensi
pemberian kompres untuk menormalkan termoregulasi dan pusat
pengaturan suhu tubuh.

KOMUNITAS 1

Kasus tutorial Team Perawat Komunitas melakukan pengkajian di Desa Sumbersari, dari
(mahasiswa) data awal yang didapatkan dari Dokumen Kelurahan diketahui bahwa Desa
Sumber Sari terdiri dari 550 KK, dari data Puskesmas diketahui bahwa 43%
Penduduk Desa Sumbersari menderita Hipertensi, 37% menderita DM, 27%
menderita infeksi saluran cerna, cakupan imunisasi balita termasuk rendah
yaitu kurang dari 50%, dari hasil wawancara dengan kepala desa
menyampaikan bahwa desa Sumbersari mempunyai permasalahan dengan
pengelolaan sampah, perilaku warga yang membuang sampah ke sungai
menyebabkan air tercemar dan hal tersebut sudah dilakukan selama
bertahun-tahun, padahal sungai tersebut juga digunakan warga untuk
kegiatan MCK sehari-hari. Perawat komunitas kemudian melakukan
pengkajian lebih dalam dengan melakukan pengkajian ke tiap-tiap KK, dari
hasil pengkajian kepada keluarga, perawat mendapatkan informasi bahwa
secara umum tipe keluarga adalah nuclear family, 23% KK dengan tipe
keluarga extended family, penghasilan rata-rata masih dibawah UMR, lebih
dari 50% keluarga berada pada tahap perkembangan II/childbearing family,
rata-rata tiap rumah belum memiliki pengolahan limbah rumah tangga yang
baik, sehingga limbah rumah tangga dialirkan ke got atau sungai, 65% KK
belum memiliki jamban, sumber air warga secara umum dari sumur, adapun
perilaku keluarga dalam pemanfaatan layanan kesehatan masih sangat
rendah, lebih dari 60% keluarga lebih suka berobat ke dukun dan membeli
obat yang dijual bebas dari pada ke puskesmas/ poskesdes setempat, mereka
beralasan karena biaya dan aksesnya lebih terjangkau. Pola pemenuhan
nutrisi keluarga secara umum tinggi garam dan gula, selain itu kebiasaan
olahraga rendah dengan alasan sibuk bekerja. Perawat juga
mendokumentasikan genogram serta ecomap dalam pengkajian keluarga.
Setelah mengumpulkan data yang lengkap perawat merumuskan diagnosa
keperawatan komunitas dan bermaksud mensosialisasikan sekaligus
mendiskusikan dengan warga hasil pengkajian, penentuan prioritas diagnosa
dan health promotion project untuk mengatasi masalah dalam kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa.
KGD 1
Kasus tutorial Seorang laki laki usia 40 tahun, dengan riwayat hipertensi dan
(mahasiswa)
obesitas (BMI 38,5 kg/m2) dibawa ke IGD setelah ditemukan dalam
kondisi tidak sadar oleh isterinya. Isteri klien mengatakan, saat
ditemukan ada beberapa bungkus obat yang bercecer disekitar klien.
Di IGD, klien dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium dengan
hasil yang normal. Tanda tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg
dan nadi 97 x/menit. Klien mendapatkan cairan NS 1 liter.

Sembilan jam kemudian, klien menjadi hipotensif dan lethargi. Saat


ini TD 65/32 mmHg, nadi 76 x/menit; RR 22 x/menit, SaO2 95%
dengan fraksi O2 1,0. Tatalaksana syok sudah dilakukan oleh tim
medis yaitu infus NS 5 L/30 menit dengan hasil tanpa perbaikan
hemodinamik. Klien juga mendapatkan nor epinephrine IV (10
mikrogram/min), namun klien masih dalam keadaan syok. Klien lalu
dilakukan intubas dan dipindah ke ICU. Klien mendapatkan obat-
obatan vasopressor yaitu norepinefrin dan epinefrin dengan masing-
masing dititrasi hingga 120 mikrogram / mnt dan 30 mikrogram /
mnt. Semua vasopresor diberikan pada dosis maksimum, dengan
tetap memberikan bolus NS secara kontinyu untuk mengatasi
hipotensi refrakter.

MATERNITAS
Kasus tutorial
(mahasiswa) Perempuan hamil, usia 19 tahun, G1 P0000 Ab000 usia kehamilan 39 minggu,
periksa kandungan ke poli hamil sebuah rumah sakit pada tanggal 28 Maret 2019
Pkl 09.00 WIB. Di Poli hamil, perawat membaca di buku KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak) pasien, bahwa selama hamil pasien hanya 2 kali periksa kehamilan
di Puksesmas (di trimester 1 sekali dan di trimester 2 sekali). Pasien dianjurkan
perawat Puskesmas untuk melanjutkan periksa ke poli hamil rumah sakit, karena
ada dugaan pasien panggul sempit.

Hasil pengkajian perawat poli hamil, pasien mengeluh sulit tidur karena
kandungannya yang makin membesar dan sering buang air kecil. Pasien
bertanya pada perawat tentang bagaimana kesehatan bayi dan posisi bayinya di
kandungan, karena pasien mengaku tidak pernah senam hamil. Pasien juga
mengeluh payudaranya semakin membesar dan terasa kaku dan tegang
menjelang melahirkan ini. Pasien mengatakan belum tahu bagaimana cara
merawat payudaranya setelah melahirkan nanti.

Hasil pemeriksaan fisik di poli hamil (tanggal 28 Maret 2019 Pkl. 09.10 WIB)
didapatkan : TD 110/80 mmHg, Nadi : 96x/menit, RR : 16 x/menit, Suhu :
36,50C.

Pemeriksaan Leopold terakhir saat di Puskesmas di trimester II (tanggal 10


November 2018 Pkl. 10.00 WIB) didapatkan DJJ 148X/mnt, posisi PUKA, TFU
: 28 cm, kepala belum masuk PAP, dan HPHT 2 April 2019. TB : 145 cm, BB :
65 kg.

Hasil pemeriksaan riwayat kesehatan keluarga: Riwayat hipertensi (+), diabetes


(-), alergi antibiotic (-), alergi makanan (-). Selama hamil konsumsi tablet Fe
tidak rutin.

ANAK
Kasus tutorial 1 Bayi lahir tepat jam 03.15 wib dini hari, laki-laki, tonus lemah, tidak bernafas,
(mahasiswa) denyut jantung 8 x/6 detik, Pada pemeriksaan, BB 1700 gram PB 43 cm, lingkar
kepala 32 cm,lingkar dada 29 cm, bayi menangis lemah, Tangan dan kaki bayi
teraba dingin dan sedikit membiru, gerakan bayi lemah, dan hanya sedikit bergerak
meskipun dengan pemeriksaan reflek moro, postur tubuh ekstensi, bayi tidak bisa
menetek, tidak berespon terhadap rangsangan menghisap. Terpasang CPAP, SpO2
: 80%, nadi 110 x/menit, suhu 36.0C, respirasi : gerakan dada terdapat retraksi dada,
terpasang infus D 10 % 170 ml /24 jam. BAK dan BAB belum ada (-),
Pemeriksaan reflek primitif lain belum dapat dilaksanakan, dan belum dapat
dipantau perkembangannya. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb :
18.3 g/dl, Glukosa : 40 mg/dl.

Kasus tutorial 2 By Ny S, dilahirkan dengan operasi caesar, dengan riwayat ketuban merembes
(mahasiswa) sejak tanggal 12 agustus 2019 malam, ketuban merembes terus menerus yang
makin lama makin banyak, usia kehamilan 34- 36 minggu. HPHT : 24 September
2019. Kulit, warna kekuningan, cenderung kering, tipis dan mengkilat, sedikit
rambut lanugo dan vernik caseosa. Fontanela lunak dan datar, sutura sesuai, tidak
terdapat edema maupun hematom pada kulit kepala. Telinga, hidung dan palatum
dalam posisi dan bentuk yang normal. Pada pemeriksaan abdomen dan jantung
tidak ditemukan kelainan. Tali pusat segar dan terawat. Permukaan abdomen dan
dada Nampak kekuningan. Tidak ada kejang namun Nampak lethargis. Bayi
ditempatkan terpisah dari ibunya (post partum), di ruang infant warmer, belum
mendapatkan ASI dan sentuhan ibu sejak lahir, keluarga hanya dapat melihat di
balik kaca ruang pembatas antara ruang tunggu dan ruang rawat bayi. Hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan Bilirubin total : 14,58 mg/dl, Bilirubin Direct
: 0.51 mg/dl, Bilirubin Indirect : 14.07,Glukosa : 40 mg/dl

Kasus tutorial 3 By Ny S, dilahirkan secara spontan, tepat jam 03.15 wib dini hari dengan usia
(mahasiswa) kehamilan 37-38 minggu. 9. Setelah lahir, bayi mendapatkan ijeksi vitamin K 1 mg
secara IM kepada bayi. Dari lembar dokumentasi didapatkan bahwa perawat belum
memberikan imunisasi kepada bayi. Dalam waktu 24 jam pertama kelahiran bayi
tersebut, perawat akan memberikan imunisasi kepada bayi tersebut dengan
informed concent yang dilakukan kepada orang tuanya.

Anda mungkin juga menyukai