Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN ANAK

OBSERVASI FEBRIS

Oleh

ANIS NURLAILI

2019 10461011032

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
1. Konsep Observasi Febris

1.1 Definisi

Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang

normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak

dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada

perubahan suhu lingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi

untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan,

khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam keadaan febris,

keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh.

Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 380C (100,4 0F). suhu

normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 0C-380C (970F-

100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, emudian menurun

hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan

17-18 tahun pada anak laki-laki.

Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 380C. demam

merpakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu penyakit

dan tidak terjadi dengan sendirinya. Data klinis terkait menemukan tanda yang

menunjukkan keseriusan demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki

suhu 400C secara umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi

yang lesu dan letargik dengan suhu 390C.

1.2 Etiologi

Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,

keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat

regulasi suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk

mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian


pengambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi

perjalanan penyakit, dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain

secara tepat dan holistic.

Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah cara timbul

demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai

demam. (aplikasi nanda) Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada

hipotalamus, atau sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:

 Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan

atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan

enteric. Reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebal juga

seringmenjadipenyebab demam pada bayi.

 Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih,

pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker,

gangguan imunologik, keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi.

1.3 Manifestasi Klinis

 Demam dengan suhu di atas 37,5 C (Normal 36,5-37,5 C)

 Nadi dan pernafasan cepat

 Kulit kemerahan

 lemas

 Hangat pada sentuhan

 Peningkatan frekuensi pernapasan

 Menggigil

 Batuk

 Tenggorokan sakit
 Dehidrasi

 Kehilangan nafsu makan

 Gelisah dan latergi

1.4 Klasifikasi

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah:

1. Demam septik

Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam

hari dan turun kembali ketingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai

keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke

tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu

badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua

derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

3. Demam intermiten

Suhu badanturun ketingkat yang normalselama beberapa jam

dalamsatu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut

tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan

demam disebut kuartana.

4. Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada

tingkat demam yang etrus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.


5. Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh

beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti

oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu

misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan

demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas

seperti: abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama

sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. (Nurarif &

Kusuma, 2013)

1.5 Patofisiologi

Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak

terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi

atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan

dilepaskannya pirogen.Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal

dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa

berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik

terhadap benda asing (noninfeksi). Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui

alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat

pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang

pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi

prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh

dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi

kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan

pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada


anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel

makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan

meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam

pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. Sedangkan sifat-sifat demam

dapat berupa menggigil atau krisis/flush. Menggigil. Bila pengaturan termostat

dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari

normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu

tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.

Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak

disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah,

mungkin malahan kembali ke tingkat normal.


1.6 Pathway
1.7 Pelaksanaan Medis
1. Secara fisik

a. Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara berkala setiap

4-6 jam. Perhatikan apakan anak tidur gelisah, sering terkejut atau Infeksi

zat asing masuk ke dalam tubuh Merangsang sistem pertahanan

Melapaskan pirogen Dari dalam tubuh (pirogen endogen) Dari luar tubuh

(pirogen eksogen) Membawa pesan ke hipotalamus Dirangsang pelepasan

asam arakidonat & produksi prostaglandin meningkat Reaksi menaikkan

suhu tubuh Pembuluh di arteri sempit &sekresi kelenjar keringat

terhambat febris hipertermi Metabolisme basal meningkat Oksigen ke

otak menurun Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kejang demam TIK meningkat Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

Kekurangan volume cairan mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak

cenderung melirik keatas atau apakah anak mengalami kejang-kejang.

Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi

perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.

Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak.

Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa

rusaknya fungsi intelektual tertentu.

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

c. Jalan napas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke

otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya

e. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya untuk

menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.


2. Obat-obatan antipiretik

Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat pengatur

suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan

prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set

poin hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah

memproduksi panas di atas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak

ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik

a. Bayi 6-12 bulan : 1/2 - 1 sen dok teh sirup paracetamol

b. Anakj 1-6 tahun : 1/4 - 1/2 paracetamol 500 mg atau 1-11/2 sendok teh

sirup paracetamol

c. anak 6-12 tahun : 1/2 1 tablet paracetamol 500 mg atau 2 sendok teh sirup

paracetamol.

1.8 Pemeriksaan Penunjang

 Cek darah lengkap

 Foto rongent

 USG

1.9 Komplikasi
1. Takikardi
2. Sufisiensi jantung
3. Sufisiensi pulmonal
4. Dehidrasi : Demam meningkat, penguapan cairan tubuh
5. Kejang demam : jarang sekali terjadi namun biasanya sering terjadi pada
anak usia 6 bulan sampai 5 tahun.
2. Konsep Asuhan Keperawatan

2.1 Pengkajian

1. Identiras : umur untuk menentukan jumlah cairan yang dibutuhkan

2. Riwayat kesehatan

3. Keluhan utama ( keluhan yang dirasakan saat pengkajian ) : panas

4. Riwayat kesehan sekarang (riwayat penyakit yang di derita pasien saat masuk

rumah sakit); sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala demam, gejala

lain yang menyertai demam ( misal mual, muntah , nafsu makan menurun,

gangguan eliminasi, nyeri otot dan sendi, dll), apakah menggigil, gelisah

5. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain

yang pernah diderita oleh pasien )

6. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain

yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik

atau tidak)

7. Data dasar pengkajian pasien

 Bernafas normal

 Fungsi mental : mungkin menurun, latergi, kegelisahan

 Warna kulit : pucat atau sianosis

 Nutrisi ; Kehilangan nafsu makan, mual, muntah

 Eliminasi : peningkatan jumlah urin

 Istirahat dan tidur : insomnia, gelisah jika suhu tubuh naik pada saat

istirtahat/ tidur

 Temperatur suhu dan sirkulasi : terjadi peningkatan suhu tubuh dan

sirkulasi

 Rasa aman dan nyaman : Perasaan tidak nyaman, tidak tenang, gelisah
 Berkomunkasi dengan irang lain : Marah, ketakutan, mudah

tersinggung

2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Hyperthermia b/d proses infeksi.

2. Perfusi perifer tidak efektif b/d kekurangan volume cairan

3. Defisit nutrisi b/d Keengganan untuk makan

4. Risiko infeksi b/d Peningkatan paparan orgasme patogen lingkungan


NO Diagnosa SLKI SIKI
1. Hipertermia b/d proses infeksi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipertermi 1.15506
selama 1x24 jam diharapkan Termoregulasi Observasi
(D.0130)
(L.09091) adekuat 1. identifikasi penyebab hipertermia
Indikator Kriteria 2. monitor suhu tubuh
Menggigil 4 3. monitor kadar elektrolit
Kulit merah 4 4. monitor haluan urin
Pucat 4 Terapeutik
Takikardi 4 1. Longgarkan atau lepas pakaian
Suhu tubuh 4 2. berikan cairan oral

Tekanan darah 4 3. menyelimuti pasien


4. berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
2 Perfusi perifer tidak efektif b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Sirkulasi 1.02079
selama 1x24 jam diharapkan Perfusi perifer Observasi
kekurangan volume cairan
(L.02011) adekuat 1. Periksa sirkulasi perifer
(D.0009)
2. identifikasi faktor resiko gangguan
sirkulasi
Indikator Kriteria 3. monitor panas, kemerahan, nyeri atau
Denyut nadi perifer 4 bengkak pada ekstermitas
Warna kulit pucat 4 Terapetik
Nyeri ekstermitas 4 1. lakukan pencegahan infeksi
Kelemahan otot 4 Edukasi
Tekanan darah sistolik 4 1. informasi tanda dan gejala darurat

Tekanan darah diastolik 4 yang harus dilaporkan

3. Defisit nutrisi b/d Keengganan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi (1.03119)
selama 1x24 jam diharapkan Status nutrisi Observasi
untuk makan D.0019
(L.03030) adekuat 1. identifikasi status nutris
Indikator Kriteria 2. identifikasi makanan yang disukai
Porsi makan yang dihabiskan 4 3. identifikasi kebutuhan kalori dan
Berat badan 4 jenis nutrien
Indeks massa tubuh (IMT) 4 4. monitor asupan makanan
Frekuensi makan 4 5. monitor berat badan
Nafsu makan 4 Terapeutik

Bising usus 4 1. lakukan oral hygine sebelem makan

Membran mukosa 4 2. sajikan makanan secara menarik dan


suhu yang sesuai
3. berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
4. berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi p[rotein
5. berikan suplemen makanan
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
4. Risiko infeksi b/d Peningkatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi 1.14539
selama 1x24 jam diharapkan Tingkat infeksi Observbasi
paparan orgasme patogen
(L.14137) adekuat 1. monitor tanda dan gejala infeksi lokal
lingkungan 0142
Indikator Kriteria dan sitemik
Kebersihan tangan 4 Terapeutik
Nafsu makan 4 1. Batasi jumlah pengunjung
Demam 4 2. pertahankan teknik aseptik pada
Kemerahan 4 pasien beresiko tinggi
Nyeri 4 Edukasi

Kadar sel darah putih 4 1. jelaskan tanda dan gejala infeksi


2. ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
3. anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
4. anjurkan meningkatkan asupan cairan
Daftar Pustaka

Islamia, Nora. Febris. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019 pada


:///C:/Users/admin/Downloads/kupdf.net_lp-febris-.pdf

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia ; definisi
dan indicator diagnostic. Jakarta Selatan ; DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standart Intervensis Keperawatan Indonesia ; definisi
dan tindakan keperawatan. Jakarta Selatan ; DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standart Luaran Keperawatan Indonesia ; definisi
dan kriteria hasil keperawatan. Jakarta Selatan ; DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai