Anda di halaman 1dari 40

Dinia Anggraheni, S.T., M.

Eng
HP: 085643189808
Email: dinia.anggraheni@uii.ac.id

HIDRAULIKA II
PENDAHULUAN

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Kedudukan Mata Kuliah
Bobot : 2 SKS/Semester 3
• Kegiatan tiap minggunya
- Tatap muka 2 x 50 menit
- Tugas 2 x 60 menit (mandiri)
- Mandiri 2 x 60 menit (mandiri)

• Kedudukan Mata Kuliah : merupakan kelanjutan dari mata kuliah Hidraulika I (+Pr),
dan merupakan dasar dari ilmu penerapan konsentrasi keairan

• Mata kuliah ini merupakan komponen dari program learning outcome/capaian


pembelajaran berikut ini.
1. Mampu merancang bangunan/sistem/komponen rekayasa sipil dengan
mempertimbangkan aspek-aspek fungsional, keamanan, dan efisiensi. (CPL 3)
2. Mampu mengaplikasikan materi kelompok ilmu matematika dan ilmu-ilmu dasar
(ilmu alam dan material) dalam membentuk pemahaman prinsip-prinsip dasar
rekayasa keteknisipilan. (CPL 7)
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
(CPMK)
1. Mampu memecahkan persoalan kehilangan energi (head loss)
pada aliran turbulen melalui pipa (CPMK1).
2. Mampu menganalisis persoalan aliran melalui sistem
perpipaan (pipa dengan pompa/ turbin, pipa seri/paralel, pipa
bercabang dan jaringan pipa) (CPMK2).
3. Mampu menganalisis aliran permanen seragam (steady
uniform flow) pada saluran terbuka (CPMK3).
4. Mampu memecahkan persoalan aliran permanen tidak
seragam berubah beraturan (steady non uniform gradually
varied flow) (CPMK 4).
Referensi
Utama:
1. Sukarto, B.W., 1988, Hidrolika II, BP KMTS UGM, Yogyakarta
2. Triatmodjo, B., 2008, Hidraulika II, Beta Offset, Yogyakarta.
Pendamping:
1. Triatmodjo, B., 2001, Hidrolika I, Beta Offset, Yogyakarta.
2. Chow, V.T., 1959, Open Channel Flow, Mc Graw Hill, New York
3. Daugherty, R.L., dan Franzini, J.B., 1997, Fluid Mechanics with Engineering
Application, McGraw Hill, New York
4. KBK Hidro, 2016, Modul 24 Hidrolika II, Prodi Teknik Sipil FTSP
UII,Yogyakarta
5. Raju, K.G.R., 1986, Aliran Melalui Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta
6. Streeter, V.L., 1998, Fluid Mechanics, McGraw Hill, New York
7. Yuwono, N., 1995, Hidrolika I, Biro Penerbit KMTS FT UGM, Yogyakarta.
Sistem Penilaian
Sistem penilaian menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan), penilaian yang
bersifat absolut/mutlak, dengan Komponen dan Rentang Nilai Huruf sebagai berikut.
1. Komponen: Nilai Kompetensi (CPMK) sebesar 90% dan Kehadiran/Sikap/Keaktifan
sebesar 10%.
2. Bobot masing-masing CPMK

Kompetensi Komponen penilaian


Total
(LO) Tugas/Latihan Evaluasi LO
CPMK1 5% 20% 25%
CPMK2 5% 20% 25%
CPMK3 4% 16% 20%
CPMK4 6% 24% 30%
Total 20% 80% 100%
Rentang Penilaian
Rentang Nilai Nilai Rentang Nilai Nilai
No. No.
Angka Huruf Angka Huruf
1 00,00 s.d 34,99 E 8 62,50 s.d 66,24 B/C
2 35,00 s.d 39,99 D 9 66,25 s.d 69,99 B-
3 40,00 s.d 44,99 D+ 10 70,00 s.d 73,74 B
4 45,00 s.d 49,99 C/D 11 73,75 s.d 77,49 B+
5 50,00 s.d 54,99 C- 12 77,50 s.d 81,24 A/B
6 55,00 s.d 58,74 C 13 81,25 s.d 84,99 A-
7 58,75 s.d 62,49 C+ 14 85,00 s.d 100,00 A
Kontrak Belajar
1. Kehadiran minimal 75% dari total kehadiran dosen (10
pertemuan).
2. Izin yang diperbolehkan : sakit, haji/umroh, menikah,
tugas UII (maks 3).
3. Batas keterlambatan 15 menit, selebihnya boleh masuk
tetapi tidak boleh mengisi presensi
4. Membawa Kalkulator, Alat Tulis + Penggaris, Laptop jika
perlu.
5. Tidak diperbolehkan mencontek dan titip presensi.
6. Tidak diperbolehkan mengganggu kenyamanan kegiatan
perkuliahan.
7. Nilai tugas tidak dapat diganggu gugat setelah evaluasi
LO berjalan.
Tata Tertib
Tata Tertib Berkomunikasi
1. Tuliskan Identitas (Nama, NIM)
2. Tidak melebihi jam malam (20.00 pm)
3. Menggunakan bahasa yang sopan dan jelas
4. Jika ada tugas via email, Pastikan Subject terisi, Nama
File jelas, Ada kalimat pengantar file.
Adab Menuntut Ilmu
1. Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu.
2. Rajin berdoa kepada Allah, untuk memohon ilmu yang
berkah dan bermanfaat.
3. Bersungguh-sungguh dalam belajar dan haus dalam
menuntut ilmu.
4. Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat.
5. Tidak boleh sombong dan malu dalam menuntut ilmu.
6. Mampu mengambil manfaat.
7. Senantiasa mencari kebenaran dan bersabar.
APA ITU HIDRAULIKA?
HIDRAULIKA

Hydor Aulos
“Air” “Pipa”

The term ‘hydraulics’ is applied today to describe the transmission and control of
forces and movement by means of a functional fluid.
PERANAN HIDRAULIKA?
Distribusi Air Bersih

http://www.mikirbae.com/2015/04/pemanfaatan-sumber-daya-air.html
Jaringan Irigasi

http://kotabumi-lampura.blogspot.co.id/2013/06/dinas-
pekerjaan-umum-lampura-lelang-102.html

http://harianhaluan.com/news/detail/52982/2350-hektar-jaringan-
irigasi-diperbaiki
Sedimen

http://www.jasatirta1.co.id/index.php/berita.php?subaction=sh
owfull&id=1364699885&archive=&start_from=&ucat=6&

http://en.tempo.co/read/news/2013/06/17/055489026/Mount-Merapi-
Sabo-Dam-to-be-Reviewed
MACAM ALIRAN
1. Invisid dan viskos (riil)
2. Kompresibel dan tak kompresibel
3. Laminer dan turbulen
4. Mantap (steady flow) dan tak mantap
(Unsteady Flow)
5. Seragam (uniform flow) dan tak seragam (non-
uniform flow)
6. Satu, dua dan tiga dimensi
7. Rotasional dan tak rotasional
Aliran Invisid dan Viskos
Aliran invisid (aliran fluida ideal)
fluida ideal  viskositas,  = 0
u
tegangan geser = 0
kehilangan energi = 0

Aliran Viskous (aliran fluida nyata)


fluida nyata  viskositas,  ≠ 0
tegangan geser ≠ 0
kehilangan energi ≠ 0 d u=f(z)
z
Kompresibel dan Tidak Kompresibel

•Aliran kompresibel : rapat massa berubah


dengan perubahan tekanan.

•Aliran tak kompresibel : rapat massa tidak


berubah dengan perubahan tekanan, rapat
massa dianggap konstan.
Hukum Newton tentang
Kekentalan Zat Cair

Hk Newton: Tegangan Geser antar dua partikel zat cair yang berdampingan sebanding
dengan perbedaan kecepatan dari kedua partikel
Aliran Laminer dan Turbulen

• Aliran Laminer
Partikel-partikel zat cair bergerak teratur mengikuti lintasan
yang saling sejajar
Terjadi saat kecepatan kecil, kekentalan besar
• Aliran Turbulen
Partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur
Terjadi saat kecepatan besar, kekentalan kecil
Percobaan Osborn Reynold

Tahun 1884 Osborn Reynold melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat


laminer dan turbulen
Aliran Laminer dan Turbulen
• Berdasarkan pengaruh kekentalan (viskositas) terhadap
pengaruh inersia, aliran pada saluran terbuka dapat dibedakan
sebagai aliran laminer dan aliran turbulen.
• Pada saluran terbuka, angka Reynolds didefenisikan sebagai :

• dimana U : kecepatan rata-rata tampang, R : jari-jari hidraulik,


dan 𝑣 : viskositas kinematik
ALIRAN LAMINER
Pengaruh viskositas atau kekentalan lebih besar dari pada
pengaruh inersia
• Gerakan partikel air teratur, lurus, sejajar

• Untuk aliran laminar dalam pipa


• Untuk aliran laminar dalam saluran
• terbuka
ALIRAN TURBULEN
Pengaruh viskositas atau kekentalan lebih kecil dari pada pengaruh
inersia
• Gerakan partikel air tidak teratur, berbelak-belok (bercampur), tidak
sejajar

• Untuk aliran tubulen pada saluran terbuka


(teoritis > 1000; pada aliran dalam pipa, Re > 4000, dalam
kenyataannya Re > 12500)
Hukum Tegangan Gesek
Hf sebanding dg V^n,
semakin kasar, semakin
turbulen, hf semakin
besar

Daerah tidak stabil,


tergantung nilai Re

Ada hubungan antara hf dan


kecepatan, alian laminer.
Steady Flow
• Parameter aliran konstan terhadap waktu

turbulen laminer

waktu
Unsteady Flow
• Parameter aliran berubah terhadap waktu

turbulen laminer

waktu
Uniform Flow
• Parameter aliran konstan terhadap tempat

Se
h1 SW
Q h2

S0
Non-Uniform Flow

• Parameter aliran berubah terhadap tempat

Se
h1
Q h2 SW

S0
Non Uniform Flow

Definisi ? Gradually
Accelerated
G.V. Flow
Varied Flow
Deccelerated
Aliran Tdk G.V. Flow
Seragam
Accelerated
Rapidly Varied R.V. Flow
Flow
Deccelerated
R.V. Flow
Non Uniform Flow

o
o
1 Dimensional Flow

Kecepatan
seragam pada
arah vertikal
maupun
transversal
2 Dimensional Flow
2D-vertikal 2D-Horizontal

SUNGAI LEBAR Estuari, Laut


3 Dimensional Flow

Kecepatan
terdistribusi:
- arah vertikal
- arah
transversal
- arah
longitudinal
Aliran Rotasional dan Tak Rotasional
• Aliran Rotasional : bila setiap partikel zat cair
mempunyai kecepatan sudut (berotasi) terhadap
pusat massanya.

• Aliran Tak Rotasional : bila setiap partikel zat cair


tidak mempunyai kecepatan sudut (tidak berotasi)
terhadap pusat massanya.
Lapis Batas

𝟓𝒗
𝜹𝐿 = 𝛿𝑇 = tebal daerah transisi diukur terhadap dinding batas
𝑢∗ 𝛿𝐿 = tebal sub lapis laminar

3𝟓𝒗 𝒗 = kekentalan kinematik (m2/s  read : nu)


𝜹𝑻 = u∗ = kecepatan geser (m/s)
𝑢∗
Kekasaran Permukaan

a. Hidraulis licin, (k<dL)


b. Kondisi transisi, (dL<k<dT)
c. Hidraulis kasar, (k>dT)
Contoh Soal
1. Air mengalir melalui pipa berdiameter 150mm dan
kecepatan 5,5 m/s. Kekentalan kinematik air adalah
1,310−6 𝑚2 /𝑠. Selidiki tipe aliran?
2. Pipa berdiameter 4 cm mengalirkan air pada 20𝑜 C.
Hitung debit aliran maksimum di mana aliran
adalah laminer. Kekentalan kinematik air pada
temperatur tersebut adalah 1 × 10−6 𝑚2 /𝑠.

Anda mungkin juga menyukai