Anda di halaman 1dari 161

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Self care merupakan model teori keperawatan yang dikembangkan oleh

Dorothea E. Orem pada tahun 1950. Menurut Orem asuhan keperawatan

dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk

merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup,

memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Menurut Orem,self care merupakan

suatu aktivitas sehari-hari yang memungkinkan seseorang secara matur untuk

memulai dan melakukan kegiatan yang berdasarkan waktu, keinginan untuk

mempertahankan hidup, fungsi kesehatan, perkembangan diri, dan kesejahteraan

melalui pemenuhan kebutuhan fungsional dan pengaturan perkembangan.

Orem mengklasifikasikan 3 kebutuhan yaitu: Universal self care requisites,

Development self care requisites, dan Healt deviation self care requisites.

Kemudian, orem juga berasumsi bahwa tingkat ketergantungan individu

berdasarkan sistem keperawatan dasar ada 3 yaitu: Wholly compensatory system,

Partly compensatory system, dan Supportive educative system.


2

B. Tujuan penulisan

1. Mampu memahami konsep perawatan diri yang dikemukakan oleh Orem

tentang teori self care dan tingkat ketergantungan klien berdasarkan teori

Orem.

2. Mampu memahami masalah-masalah yang terjadi pada defisit perawatan diri

(kulit, perawatan rambut, perawatan gigi, mulut, mata, telinga, hidung serta

perawatan kuku kaki, kuku tangan dan perineal)

3. Mampu memahami proses keperawatan yang berhubungan dengan defisit

perawatan diri (kulit, mandi, mata, hidung, telinga, mulut, gigi, kuku tangan

dan kaki serta kulit dan perineal).


3

BAB II

ISI

A. Konsep perawatan diri yang dikemukakan oleh Orem tentang teori Self

Care dan tingkat ketergantungan klien berdasarkan teori Orem

Aplikasi teori orem pengkajian pada pasien post operasi katarak

Kasus:

Seorang pria berusia 65 tahun, bernama Tn. Ahmad, pendidikan terakhir

SD, agama Iislam, alamat Lambaro, saat ini dirawat diruang rawat inap salah

satu RS dibanda aceh. Pasien 8 jam yang lalu baru dibawa dari ruang operasi,

saat ini pasien terlihat meringgis kesakitan, mengeluh nyeri pada dikedua

matanya dengan skala 6, dan terasa ada yang mengganjal. Kedua Matanya

tertutup perban, Hal tersebut sangat mengganggu pasien untuk melakukan

aktivitas sehari-hari. Saat ini semua aktivitas masih dibantu oleh perawat

seperti ke kamar mandi, makan/minum dan melakukan aktivitas

spiritual.Walaupun demikian, pasien tetap menjalani perawatan dengan

sungguh-sungguh, pasien bersemangat untuk sembuh karena ingin segera

dapat melihat dengan normal dan berkumpul bersama keluarganya. Pasien di

rumah sakit ditemani oleh anak dan cucunya. Hasil pemeriksaan tanda-tanda

vital diperoleh TD : 120/90 mmHg, temperatur: 36, 4 0C,nadi: 70 kali/ menit,

pernafasan: 20 kali/ menit.


4

1. Pengkajian

a. Identitas

Nama Pasien : Tn.Ahmad

Umur : 65 thn

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Suku/Bangsa : Aceh

Alamat : Lambaro

b. Riwayat Keperawatan

a) Keluhan Utama

Tn.Ahmad post operasi katarak 8 jam yang lalu mengeluh nyeri

pada kedua mata dan seperti ada yang mengganjal.

b) Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengeluh matanya kabur sejak 1 tahun yang lalu. Pasien

didiagnosa mengalami katarak. Saat ini pasien dirawat Inap

setelah melakukan operasi.

2. Pengkajian Menurut Orem

a. Self Care

1) Universal Self Care

a) Nutrisi dan metabolic


5

Setelah operasi Pasien makan dengan komposisi nasi,lauk,

sayur, dan buah.1 porsi habis yang disediakan pihak RS.

b) Eliminasi

Pasien telah BAB setelah 6 jam post operasi. dan BAK dengan

Konsistensi jernih, kuning, dan bau khas.

c) Pola aktivitas

Pasien belum bisa melakukan aktivitas seperti biasanya

Aktivitas pasien dibantu oleh perawat dan keluarga.

d) Persepsi

Pasien mengatakan belum dapat melihat, mengeluh nyeri pada

kedua mata, skala nyeri 6. Pasien merasa tidak nyaman dengan

adanya balutan dan mengatakan terasa ada yang mengganjal

pada matanya.

e) Pola istirahat tidur

pasien mengatakan belum dapat beristirahat dengan tenang

karena kedua matanya masih terasa nyeri.

f) Pola hubungan dengan orang lain.

Hubungan dengan keluarga baik. Hubungan dengan sesama

pasien dan perawat juga baik.

g) Pola nilai dan kepercayaan

Pasien pemeluk agama Islam dan taat beribadah. Pasien

yakin bahwa Allah SWT akan memberi kesembuhan pada


6

dirinya. Sebelum dirawat di RS pasien taat beribadah yaitu

selalu menjalankan sholat 5 waktu dalam sehari.Selama di

rawat di RS, pasien tetap menjalankan ibadah shalat 5 waktu

dan berdzikir.

2) Developmental Self Care

Pasien adalah seorang kakek yang sangat dicintai oleh anak dan

cucunya. Saat ini pasien merasa sangat bahagia karena pasien akan

segera dapat melihat kembali secara normal dan tidak sabar ingin

segera pulang.

3) Health deviation self care

Saat ini pasien merasakan nyeri pada mata, skala nyeri 6,

seperti ada yang mengganjal. Wajah pasien terlihat meringgis

kesakitan. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari

sendiri dan kebutuhannya dipenuhi oleh perawat dan keluarga.

b. Self care agency

Tn. Ahmad termotivasi untuk secepatnya sembuh agar bisa

berkumpul kembali dengan anak dan cucunya

c. Therapeutik self care demand

Tn.Ahmad belum dapat beraktivitas sendiri, makan, minum obat,

perawatan higiene, semuanya masih memerlukan bantuan perawat.

Saat ini pasien hanya diperbolehkan memiringkan kepalanya.


7

d. Self care deficit

Tn.Ahmad terjadi self care deficit karena kondisinya yang belum

bisa melihat. Kebutuhan makan/minum dan perawatan hieginenya

dibantu oleh perawat dan keluarga.

e. Nursing Agency

Tn. Ahmad memerlukan bantuan sebagian (partly) dari perawat dan

keluarga karena belum mampu melakukan aktivitas dan perawatan diri

post operasi. Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan melakukan

perawatan diri secara mandiri.

f. Nursing System

Dari data-data yang sudah terkumpul dapat disimpukan bahwa pasien

berada pada tingkat ketergantungan sedang atau memerlukan bantuan

sebagian (partly). Perawat dan keluarga membantu pasien dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti makan/minum, higiene,dan

eliminasi serta perawatan diri.


8

B. Masalah-masalah yang terjadi pada defisit perawatan diri (perawatan

kulit dan perawatan rambut)

1. Masalah-Masalah Yang Timbul Akibat Kurangnya Perawatan Kulit

a. Kulit Kering

1) Definisi

Kulit kering merupakan bentuk lain dari tanda tidak aktifnya

kelenjar thyroid dan komplikasi pada penderita diabetes. Kulit

kering terjadi jika keseimbangan kadar minyak terganggu.Pada

kulit berminyak terjadi kelebihan minyak dan pada kulit kering

justru kekurangan minyak. Kandungan lemak pada kulit kering

sangat sedikit, sehingga mudah terjadi penuaan dini yang ditandai

keriput dan kulit terlihat lelah serta terlihat kasar. Kulit kering

memerlukan perawatan yang bersifat pemberian nutrisi agar kadar

minyak tetap seimbang dan kulit dapat selalu terjaga

kelembabannya. Salah satu keuntungan kulit kering adalah riasan

wajah dapat lebih awet, karena kadar sebum dalam lapisan dermis

tidak berlebihan hingga riasan tidak mudah luntur.

Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan

bagi pemiliknya, karena pada umumnya kulit kering menimbulkan

efek yang tidak segar pada kulit, dan kulitpun cenderung terlihat

berkeriput. Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang


9

sangat rendah dan cenderung sensitif,sehingga terlihat parched

karena kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya.

2) Ciri-ciri kulit kering

a) kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mencuci muka dan

akan mereda setelah dilapisi dengan krim pelembab.

b) Kulit halus tetapi mudah menjadi kasar

c) Mudah merekah dan terlihat kusam karena gangguan proses

kerantinisasi kulit ari.

d) Tidak terlihat minyak berlebihan di daerah T yang disebabkan

oleh kurangnya sekresi kelenjar keringat dan kelenjar palit atau

kelenjar minyak.

e) mudah timbul kerutan yang disebabkan oleh menurunnya

elastisitas kulit dan berkurangnya daya kerut otot-otot.

3) Faktor-faktor penyebab kulit menjadi kering

(a) Faktor genetik

Faktor genetik merupakan kondisi bawaan seseorang, termasuk

kondisi kulit wajah yang kering.


10

(b) Kondisi struktur kulit

Kondisi kelenjar minyak yang tidak mampu memberi cukup

lubrikasi untuk kulit, menimbulkan dehidrasi pada kulit.

(c) Pola makan

Pola makan yang buruk, kekurangan nutrisi tertentu seperti

vitamin A dan vitaminB merupakan salah satu pemicu kulit

menjadi kering.

(d) Faktor lingkungan

Pengaruh lingkungan seperti terpapar sinar matahari, angin,

udara dingin, radikal bebas atau paparan sabun yang berlebihan

saat mandiatau mencuci muka pun akan sangat berpengaruh

pada pembentukan kulit kering

(e) Penyakit kulit

Kondisi lainnya yang sangat berpeluang menjadi penyebab

kulit kering adalah karena kulit terserang penyakit tertentu

seperti eksim, psoriasis dan sebagainya.


11

4) Penanganan kulit kering

a) Hindarilah menggunakan sabun biasa. Hal tersebut juga dapat

menyebabkan kulit bertambah kering terlebih pada sabun-

sabun yang kandungan kimianya keras. Menggunakan sabun

khusus dengan kandungan mosturizer tinggi akan membantu

menjaga kelebaban kulit disaat mandi.

b) Minumlah air putih yang cukup dan tidak berlebihan. Banyak

orang berpikir semakin banyak minum akan semakin membuat

kulit menjadi lebih lembab. Hal tersebut tidak benar.

Minumlah air sesuai kebutuhan yang dianjurkan yakni sekitar 2

liter atau 8 gelas sehari agar kelembaban tubuh tetap terjaga.

c) Untuk menjaga kulit tetap lembab dari dalam tubuh,

konsumsilah makanan yang kaya akan vitamin E secara teratur.

Bila dari makanan sehari-hari dirasa tidak mencukupi,

tambahkan suplemen kesehatan yang mengandung Vitamin E

yang tebuat dari bahan baku organic agar hasilnya maksimal.


12

b. Jerawat (Akne)

1) Definisi

Jerawat adalah suatu kondisi umum pada kulit yang timbul

karena perpaduan minyak berlebih, kotoran dan sel-sel kulit mati

yang menyumbat pori-pori kulit.

Pada dasarnya jerawat disebabkan oleh tumbuhnya kotoran dan

sel kulit mati yang mengakibatkan folikel dan pertumbuhan sebum

terhambat. Produksi minyak pada kulit biasanya disalurkan melalui

folikel rambut. Kotoran atau sel kulit mati yang tidak dibersihkan

akan menyumbat saluran ini hingga minyak yang ke luar akan

bertumpuk dan menjadi komedo. Jika terkena bakteri akne,

komedo akan menjadi jerawat. Jerawatatau akneadalah suatu

penyakit radang yang mengenai susunan pilosebaseus yaitu

kelenjar palit dengan folikel rambutnya. Jerawat sangat umum

terdapat pada anak-anak masa pubertas dan dianggap fisiologis

oleh karena perubahan hormonal. Timbunan lemak di bawah kulit

ini selain membuat kulit kasar, tidak rata juga tidak enak

dipandang mata. Penderita umumnya mempunyai jenis kulit

berminyak. Kulit kasar akan makin menjadi, pada kulit yang

kurang memproduksi minyak, seperti mereka yang termasuk


13

kategori berkulit kering. Selain perubahan hormonal, kesalahan

memilih kosmetik juga dapat menyebabkan timbulnya jerawat.

Kurang lebih 90% remaja, wanita dan pria terkena jerawat dan

biasanya menghilang sebelum usia mencapai 20 tahun tetapi dapat

pula berlangsung terus. Perkecualian, jerawat juga sering dialami

oleh wanita dewasa yang menjadi akseptor KB dengan pil bahkan

pada wanita saat memasuki masa menopause. Jerawat timbul di

daerahsebore yaitu daerah kulit yang mengandunglebih banyak

kelenjar palit di daerah kulit yang lain. Daerah sebore terdapat

pada daerah hidung, pipi, dahi dan dagu serta di dada dan

punggung.

2) Gejala-gejala timbul jerawat

a) Peningkatan produksi sebum.

b) Munculnya kondisi abnormal karena bakteri atau jamur sering

kali menimbulkan rasa sakit.

c) Terjadi penebalan jaringan terkadang menjadi benjolan kecil.

d) Peningkatan hormon estrogen.


14

3) Tahap terjadinya jerawat

a) Pada kulit yang semula dalam kondisi normal, sering kali

terjadipenumpukankotoran dansel kulit matikarena kurangnya

perawatan dan pemeliharaan, khususnya pada kulit yang

memiliki tingkat reproduksi minyak yang tinggi. Akibatnya

saluran kandung rambut (folikel) menjadi tersumbat.

b) Sel kulit mati dan kotoranyang menumpuk tersebut

kemudianterkenabakteriacne,maka timbulah jerawat.

c) Dalam waktu tertentu, jerawat yang tidak diobati akan

mengalami pembengkakan (membesar dan berwarna

kemerahan), disebut papule

d) Bila peradangan semakin parah, sel darah putih mulai naik ke

permukaan kulit dalam bentuk nanah (pus), jerawat tersebut

disebut pastules. Jerawat radang terjadi akibat folikel yang ada

di dalam dermis mengembang karena berisi lemak padat,

kemudian pecah, menyebabkan serbuan sel darah putih ke

areafolikel sebasea, sehingga terjadilah reaksi radang.

Peradangan akan semakin parah jika kuman dari luar ikut

masuk ke dalam jerawat akibat perlakuan yang salah seperti

dipijat dengan kuku atau benda lain yang tidak steril. Jerawat
15

radang mempunyai ciri berwarna merah, cepat membesar,

berisi nanah dan terasa nyeri.

e) Bila jerawat mengandung nanah, lemak dan cairan-cairan lain

berarti jerawat sudah berada pada kondisi terparah, disebut

cyst.

f) Bila mengalami kerusakan sampai pada lapisan dermis,

sehingga kulit/wajah menjadi bopeng (Scar).

4) Jenis - jenis jerawat

a) Akne Juvenil

Akne juvenil muncul pada masa pubertas,di manaakneini

biasanya menyerang remaja usia 14-20 tahun. Penyebabnya

adalah masalah hormonal yang belum stabil dalam

memproduksi sebum. Akne juvenil dirawat dengan mengguna-

kan sabun ber-pH seimbang atau sabun bayi transculent.

b) Akne Vulgaris

Akne Vulgaris adalah jenis jerawat yang berbentuk komedo,

yang timbul pada kulit berminyak. Perawatan jerawatini

dengan penguapan hingga kulit cukup kenyal dan lembab.

Kemudian jerawat diambil dengan sendok una dan olesi


16

dengan krim jerawat atau acne lotion, biarkan semalam baru

dibilas dengan air hangatpada keesokan harinya

c) Akne Rosacea

Akne Rosacea yaitu jerawat yang muncul pada wanita yang

berusia 30 hingga40 tahun, tandanya mula-mula jerawat akan

tampak kemerahan kemudian menjadi radang hingga

menimbulkan sisik di lipatan hidung. Perawatan kulit yang

terkena akne jenis ini biasanya dengan penguapan, kompres air

panas atau penyinaran dengan lampu infra merah agar jerawat

cepat kering.

d) Akne Nitrosica

Akne Nitrosica merupakan jenis jerawat yang sangat

berbahaya karena akan menimbulkan lubang atau bopeng.

Tahap yang terjadi sudah termasuk tahap akhir yang

memerlukan penanganan khusus dokter ahli kulit.

5) Faktor- Faktor PenyebabTimbulnya Jerawat

Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah-masalah atau

kelainan-kelainan kulit pada kelenjar palit atau jerawat yaitu :


17

a) Genetik

Merekayang orangtua nya berjerawat selagi muda, maka

anaknya akanlebih mudah terkena jerawatdibandingkan mereka

yang tidak memiliki genetik berjerawat,dan biasanya penderita,

keadaannya cukup parah (bernanah). Mereka yang tidak

memiliki genetik berjerawatmeskipun pola hidupnya tidak

baik, mereka tidak mudah terkena jerawat.

b) Umur dan jenis kelamin

Pada umumnya jerawat muncul pada usia pubertas dan remaja

(usia 13-19 tahun), yang disebabkan masalah hormonal yang

belum stabil dalam memproduksi sebum. Wanita lebih banyak

terkena dibanding pria tetapi umumnya jerawat pada pria lebih

parah keadaannya.

c) Makanan

Menurut penelitianyang dilakukan olehsebuah institusi

kecantikan kulit di Amerika Serikat (Academy of Dermatology)

mengatakan bahwa jerawat tidak disebabkan oleh makanan.

Tidak ada makanan yang secara signifikan dapat menimbulkan

jerawat,tetapi ternyata sebuah hasil studi kasus yang terbaru,


18

membuktikan hal yang bertolak belakang. Para pakar peneliti

di Colorado State University Department of Health and

Exercise menemukan bahwa makanan yang mengandung

kadargula dan kadar karbo hidratyang tinggi memiliki

pengaruh yang cukup besar dalam menimbulkan jerawat.

Secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa mengkonsumsi terlalu

banyak gula dapat meningkatkan kadar insulin dalam darah,

dimana hal tersebut memicu produksi hormon androgen yang

membuat kulit jadi berminyak. Dan kadar minyak yang tinggi

dalam kulit merupakan pemicu paling besar terhadap

timbulnya jerawat.

d) Gangguan pencernaan makanan

Tidak teraturnya pembuangan kotoran dapat mempengaruhi

timbulnya jerawat.

e) Alergi terhadap makanan

Sifat alergi terhadap beberapazat protein, karbohidrat dan

lemak dapat menjadikan jerawat lebih parah.


19

f) Mekanis

Kebiasaan memegang ataumemencetjerawat menyebab-kan

jerawat lebih parah, karena luka yang terjadi memungkinkan

infeksi dan menyebabkan penyebaran infeksi ke seluruh tubuh.

g) Iklim

Iklim yang lembab dan panas menyebabkan kelenjar palit

bekerja lebih giat dan dapat memperburuk keadaan jerawat.

h) Psikis

Pengaruh tekanan pada pikiran dapat menimbulkan jerawat

i) Faktor hormonal

Hormon androgen memegangperananyang penting dalam

merangsang pembentukan palit oleh kelenjar sebasea dan

dalam mempengaruhi proses pertandukan di sekitar muara

folikel. Tidak terdapatnya jerawat pada laki-laki membukti-kan

adanya pengaruh endokrin.


20

j) Kosmetika

Penggunaan kosmetika yang melekat pada kulit dan

menutupipori-pori, jika tidak segera dibersihkan akan

menyumbat saluran kelenjar palit dan menimbulkan jerawat

yang disebut komedo. Kosmetik yang paling umum menjadi

penyebab timbulnya jerawat yaitu kosmetik pelembab yang

langsung menempelpada kulit.

6) Pencegahan Timbulnya Jerawat

Perawatan kulit bagian wajah berbeda dengan perawatan kulit

bagian tubuh lainnya, karena tingkat polusi bagian wajah lebih

tinggi daripada kulit tubuh lainnya. Wajah memilki banyak

kelenjar sebasea dan keringat, sehingga jika cuaca panas akan

mudah berkeringat, lengket dan kasar. Perawatan wajah untuk

mencegah timbulnya jerawat dapat dilakukan dengan cara berikut :

a) Bersihkan wajah 3 kali sehari, kulit wajah harus bersih saat

istirahat di rumah dan saat tidur.

b) Hindari menggosok wajah secara kasar, karena dapat

menimbulkan iritasi.
21

c) Kulit wajah banyak mengandung kelenjar lemak dan kelenjar

keringat. Oleh sebab itu hindari wajah dari debu atau kotoran

lain karena akan lebih mudah lengket.

d) Pilih alas bedak yang mengandung air.

e) Gunakan bedak tabur ke kulit wajah dengan menggunakan puff

atau bantalan bedak bersih.

f) Jangan memijit atau mengeluarkan sendiri jerawat, karena

dapat mengakibatkan infeksi.

g) Memakai riasan tebal untuk menutupi jerawat dapat

mengakibatkan infeksi dan merangsang bertambahnya jerawat.

h) Perbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung

antioksidan. Batasi asupan lemak jenuh dalam makanan sehari-

hari seperti durian, alpukat, kacang tanah dan cokelat.

7) Perawatan wajah Berjerawat

Jerawat sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya, jika kulit

wajah yang berjerawat mendapat perlakuan secara bijaksana.

Perawatan kulit berjerawat disesuaikan dengan jenis jerawat yang

diderita, yaitu sebagai berikut :


22

a) Kulit Berjerawat Tanpa Radang

Perawatan kulit wajah yang berjerawat tanpa radang,

gunakanfacial skin care satu kali sebulan untuk menguras

komedo hitam (blackhead). Perawatan ini dapat dilakukan di

salon dan klinik kecantikan. Peralatan yang digunakan harus

selalu disteril ulang setelah dipakai agar tidak menjadi sarana

penularan penyakit lainnya. Proses ini sebaiknya dilakukan

oleh orang terlatih, agar pada saat mengeluarkan komedo bisa

dilakukan dengan lembut dan tidak merusak permukaan kulit

wajah. Setelah pemberian facial skin care oleskan krim

antibiotik untuk mencegah komplikasi infeksi.

b) Kulit Berjerawat Dengan Radang

Kulit berjerawat yang disertai radang ringan dapat

diatasi dengan menggunakan krim antibiotikaerittromisin,

gentamisin, dan klindamisinyangdioleskan pada pagi dan sore

hari. Kulit berjerawat yang mempunyai radang berat berupa

bisul jerawat bernanah, memerlukan pengobatan dokter

spesialis kulit. Perawatanfacial skin care harus ditunda dulu,

karena akan berakibat perluasan infeksi pada jerawat. Hindari

memijat sendiri jerawat merah meradang. Evakuasi nanah


23

diupayakan dengan suntikan anti radang dan antinyeri. Jerawat

meradang, sebaiknya tidak di-massage atau diurut, karena

dapat mengakibatkan proses infeksi menjadi lebih

luas.Massagememang akan memberikan rasa nyaman pada

kulit wajah, tetapi jika terlalu keras tekanannya, dapat

mengganggu anyaman serat collagen di lapisan dalam kulit

(dermis), dan jerawat akan mudah tergelincir ke luar

saatmassagewajah, apalagi bila pengurutan disertai dengan

pemakaian butiran halus (scrubbing). Penguapan pada kulit

wajah berjerawat baik untuk hidrasi kulit wajah yang kusam

dan kering, tetapi jerawat yang disertai radang akan bertambah

merah bila diuapi dengan uap panas, oleh karena itu jerawat

radang dilarang untuk diuapi.Dengan perlakuan benar, bekas

jerawat yang tersisa setelah radang akan tersamarkan.

c) Kulit Berparut Bekas Jerawat Vlek kecokelatan, lekukan kulit,

berparut, dan mengerasnya jaringan bekas jerawat memerlukan

bantuan khusus untuk memperbaikinya. Facial treatment TCA,

AHA, micro dermabration, laser resurfacing,mempunyai

prinsip pengelupasan bagian luar kulit ari atau epidermis, tetapi

dalam kedalaman yang berbeda, sehingga memberikan harapan

perbaikan kulit bekas jerawat.


24

d) Perawatan Kulit Berjerawat Melalui Makanan

Perawatan dari luar, lebih banyak berimbas pada kulit

ari (epidermis) yang terletak di bagian paling luar kulit.

Perawatan melalui makanan lebih berimbas ke dalam, karena

mempengaruhi kulit jangat (dermis). Kulit yang tampak buruk

karena bekas jerawat radang, sangat memerlukan asupan

protein dalam jumlah banyak untuk membentuk jaringan baru.

Vitamin A (betacarotene), vitamin C, vitamin E, dan zinc

sangat diperlukan untuk metabolisme sel dalam jaringan baru.

Untuk mencegah kekeringan pada kulit, cukup mengkonsumsi

air putih, minimal 8 gelas sehari. Selain membatasi asupan

lemak jenuh, juga batasi mengkonsumsi daging hewan yang

berlemak, goreng-gorengan, santan, minuman bersoda, bir, dan

kopi.

c. Hirsutisme

1) Definisi

Hirsutisme adalah kelainan pertumbuhan bulu atau rambut

yang berlebih yang hanya terjadi pada kaum wanita. Hirsutisme

bukanlah sebuah penyakit, melainkan ketidakseimbangan hormon


25

androgen yang meningkat yang mengakibatkan pertumbuhan bulu

yang banyak didaerah yang tidak diinginkan seperti wajah,

punggung, dan dada.

2) Penyebab Hirsutisme

Penyebab utama Hirsutisme adalah berlebihnya jumlah

androgen (hormone kaum pria) atau terlalu sensitifnya pangkal

bulu pada kulit terhadap hormone androgen. Hormon pria seperti

testosterone menstimulasikan pertumbuhan bulu/rambut,

meningkatnya pertumbuhan dan pigmentasi rambut. Symptom

(gejala) meningkatnya hormon pria terlihat dari jerawat (acne) dan

perubahan suara menjadi lebih dalam serta bertambahnya jumlah

otot.

Menurut penelitian terakhir, ditemukan bahwa banyaknya

insulin dan obesitas pada kaum wanita sangat berpengaruh kepada

kemungkinan wanita tersebut akan mengalami Hirsutisme.


26

d. Ruam kulit

1) Defenisi :

Ruam kulit yaitu radang atau gatal pada kulit akibat dari paparan

sinar matahari yang berlebihan, lembab atau reaksi alergi dari obat

yang mengakibatkan kulit tersengat, memerah dan berasa gatal.

2) Penyebab Ruam Kulit

a) Penyebab ruam kulit yaitu akibat sinar matahari yang

berlebihan atau kulit terlalu lembab.

b) Kosmetik yang dipakai

c) Beberapa jenis Obat-obatan

3) Pencengahan secara umum

Cara pencegahan secara umum yaitu dengan mencuci area

dengan teliti dan menggunakan sprai anti septik atau lotion anti

septik untuk mencegah kegatalan pada kulit. Gunakan air hangat

untuk menghilangkan inflamasi, jika diindikasikan gunakan obat

misalnya Untuk meringankan gatal dan kulit bisa diberikan salep

corticosteroid.
27

4) Karakteristik ruam kulit

a) Kemerahan didaerah kulit tertentu

b) Terdapat beruntus-beruntus kecil

c) Timbul gatal-gatal pada kulit

d) Pengelupasan pada bagian kulit tertentu

5) Ruam kulit yang bisa disebabkan oleh obat-obatan

Obat-obatan menyebabkan timbulnya ruam melalui beberapa cara:

a) Reaksi alergi

Setelah minum obat tertentu untuk pertama kalinya, seseorang

bisa mengalami sensitisasi (menjadi peka). Pemakaian

berikutnya bisa memicu terjadinya suatu reaksi alergi.

Biasanya dalam beberapa menit (kadang sampati beberapa jam

atau beberapa hari kemudian), timbul ruam-ruam di kulit.

b) Secara langsung

Obat-obatan juga bisa menyebabkan timbulnya ruam kulit

secara langsung, tanpa melalui suatu reaksi alergi.

Contohnya:

(1) kortikosteroid bisa menyebabkan timbulnya jerawat dan

menyebabkan penipisan kulit.


28

(2) antikoagulan bisa menyebabkan memar-memar jika darah

meresap ke bawah kulit.

c) Fotosensitivitas.

Obat-obat tertentu menyebabkan kulit sangat peka terhadap

efek sinar matahari. Pada saat obat diminum tidak langsung

timbul ruam di kulit, tetapi jika terpapar oleh sinar matahari

akan muncul daerah kemerahan atau abu-biru di kulit yang

kadang terasa gatal.

Obat-obat tersebut adalah:

(1) obat anti-psikosa

(2) tetrasiklin

(3) antibiotik yang mengandung sulfa

d) Dermatitis Kontak

(1) Definisi

Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut

atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang

mengenai kulit. Dikenal dua macam jenis dermatitis kontak

yaitu dermatitis kontak iritan yang timbul melalui

mekanisme nonimunologik dan dermatitis kontak alergik

yang diakibatkan mekanisme imunologik dan dermatitis

kontak alergik yang diakibatkan mekanisme imunologik

yang spesifik.
29

(2) Ciri-cirinya dermatitis kontak

Penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan

bergantung pada keparahan dermatitis. Dermatitis kontak

umumnya mempunyai gambaran klinis dermatitis, yaitu

terdapat efloresensi kulit yang bersifat polimorf dan

berbatas tegas. Dermatitis kontak iritan umunya

mempunyai ruam kulit yang lebih bersifat monomorf dan

berbatas lebih tegas dibandingkan dermatitis kontak

alergik.

Biasanya dermatitis kontak terdapat pada bagian :

(a) Tangan

Kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun

alergik paling sering di tangan,misalnya pada ibu

rumah tangga. Demikian pula dermatitis kontak akibat

kerja palaing banyak ditemukan di tangan. Sebagian

besar memang disebabkan oleh bahan iritan. Bahan

penyebabnya misalnya deterjen, antiseptik, getah

sayuran/tanaman, semen dan pestisida.

(b) Lengan

Alergen umumnya sama dengan pada tangan,

misalnya oleh jam tangan (nikel), sarung tangan karet,


30

debu semen dan tanaman. Di aksila umumnya oleh

bahan pengharum.

(c) Wajah

Dermatitis kontak pada wajah dapat disebabkan

bahan kosmetik, obat topikal, alergen yang ada di

udara, nikel (tangkai kaca mata). Bila di bibir atau

sekitarnya mungkun disebabkan oleh lipstik, pasta gigi

dan getah buah-buahan. Dermatitis di kelopak mata

dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut, perona

mata dan obat mata.

(d) Telinga

Anting atau jepit telinga terbuat dari nikel,

penyebab lainnya seperti obat topikal, tangkai kaca

mata, cat rambut dan alat bantu pendengaran.

(e) Leher dan Kepala

Pada leher penyebabnya adalah kalung dari

nikel, cat kuku (yang berasal dari ujung jari), parfum,

alergen di udara dan zat warna pakaian. Kulit kepala

relatif tahan terhadap alergen kontak, namun dapat juga

terkena oleh cat rambut, semprotan rambut, sampo atau

larutan pengeriting rambut.


31

(f) Badan

Dapat disebabkan oleh pakaian, zat warna,

kancing logam, karet (elastis, busa ), plastik dan

deterjen.

(g) Genitalia

Penyebabnya dapat antiseptik, obat topikal,

nilon, kondom, pembalut wanita dan alergen yang

berada di tangan.

(h) Paha dan tungkai bawah

Disebabkan oleh pakaian, dompet, kunci (nikel)

di saku, kaos kaki nilon, obat topikal (anestesi lokal,

neomisin, etilendiami), semen,sandal dan sepatu.

2. Masalah-masalah yang timbul akibat jarang mandi

a. Bau badan.

1) Definisi

Bau badan atau bromhidrosis (juga disebut bromidrosis,

osmidrosis dan ozochotia) adalah bau bakteri pada tubuh. Bakteri

tersebut bertambah jumlahnya dengan cepat karena kehadiran

keringat, tetapi keringat sendiri sebernanya tidak berbau. Bau

badan sering berhubungan dengan rambut, kaki, anus, kulit, ketiak,

alat kelamin dan mulut.


32

2) Penyebab bau badan

a) Kondisi medis (penyakit ginjal dan hati, infeksi jamur, gula

darah rendah dan diabetes)

b) Sering mengkonsumsi alkohol

c) Penggunaan alkohol

d) Masalah gigi

e) Kekurangan vitamin dan mineral

f) Masalah kebersihan

g) Melakukan kegiatan fisik dan olahraga yang berat

h) Racun (dirumah, diet, atau lingkungan)

i) Hormon (khususnya selama menopause)

j) Obat-obatan tertentu

3) Patofisiologi bau badan

Keringat kita dihasilkan oleh dua kelenjar, yaitu kelenjar

accrine dan kelenjar apocrine. Kelenjar accrine menghasilkan

keringat bening dan tidak berbau yang dikeluarkan sejak bayi, dan

biasanya muncul ditangan, punggung , serta dahi. Sedangkan

apocrine terdapat terdapat ditempat-tempat tertentu, teerutama

didaerah perakaran rambut, seperti ketiak, kemaluan, dan didalam

hidung.

Kelenjar apocrine bersifat aktif setelah masa pubertas. Kelenjar

accrine mengeluarkan cairan yang banyak mengandung air dan


33

tidak berbau.cairan tersebut berfungsi menurunkan kondisi tubuh

pada waktu tertentu. Cairan tersebut berfungsi menurunkan kondisi

tubuh pada waktu tertentu. Sedangkan kelenjar apocrine

mengadung asam lemak jenuh dengan cairan lebih kental dan

berminyak. Sebenarny, cairan yang dihasilkan oleh kelenjar

apocrine hanya berbau lemak. Namun, karena setiap helai rambut

tewrdapat satu apocrine dan mengandung bakteri yang berperan

dalam proses pembusukan, maka timbullah bau badan yang tidak

sedap. Terkadang ada orang yang mempunayai kelenjar apocrine

lebih besar, sehingga keringatnya lebih besar dan pembusukan

bakterinya juga lebih banyak.

Rambut ketiak juga berperan memunculkan bau badan. Secara

medis, rambut ketiak berfungsi memperluas permukaan untuk

mengatur penguapan keringat. Dipangkal rambut, terdapat banyak

pori-pori yang menjadi muara kelenjar keringat untuk mengalirkan

keringat ke ketiak. Bulu disekitar keemaluan juga bisa membuat

bau badan menjadi tak sedap, namun karenya letaknya jauh dari

indera penciuman, bau yang munculpun tidak terlalu dirasa kan.

Selama kita menjaga kebersihan tubuh, maka bau badan tidak

akan muncul.pasalnya, jiak karena yang dihasilkan kelenjar

apocrine dihilagkan, bakteri pun tidak akan melakukan proses

pembusukan.
34

4) Cara menghilangkan bau badan

a) Minum segelas air putih di pagi hari pada waktu perut masih

kosong.

b) Saat musim panas, setidaknya mandi 3x sehari.

c) Hindari makanan yg memicu keringat berlebih seperti

makanan pedas dan panas.

d) Kurangi makanan yang dapat menyebabkan bau seperti

bawang.

e) Gunakan pakaian berbahan katun yang dpt lebih banyak

menyerap keringat.

b. Kulit kotor (Berdaki)

1) Definisi

Kulit kotor (berdaki) merupakan gabungan dari keringat, sel kulit

mati, bakteri, dan sabun di kulit yang menumpuk akibat tidak

dibersihkan.

2) Cara menghilangkan daki dikulit

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan

daki dikulit, seperti dilansir Ehow, senin (14/3/2011), yaitu :

a) Pengelupasan kulit mati

Gunakan scrub mandi pada kulit untuk mengangkat sel kulit

mati dan kotoran kering yang menempel di kulit. Gunakan

krim khusus atau juga bisa menggunakan garam atau gula yang
35

dicampur dengan satu atau dua tetes sabun cair untuk

menggosok bagian kulit yang berdaki, terkena sinar matahari,

minyak, kotoran dan keringat.

b) Pemutihan kulit

Gunakan pemutih kulit yang mengandung hidrogen peroksida

(H2O2) dengan konsentrasi rendah atau cairan jeruk lemon

yang dioleskan dengan mengguankan bola kapas secara

perlahan .

c) Pelembapan

Jangan lupa melembabkan kulit setelah mandi, karena saat

pengelupasan tidak hanya sel kulit mati dan kering saja yang

dihilangkan, tetapi juga beberapa minyak pelindung alami

kulit.

Ganti minyak tersebut dengan krim pelembab atau lotion kulit

yang dioleskan pada kulit ketika masih basah.

3) Penyebab kulit kotor (berdaki)

a) Keringat

b) Pemakaian alat-alat kosmetik (seperti bedak)

c) Adanya pertumbuhan dan pergantian kulit

d) Adanya kotoran dan sisa-sisa protein serta garam yang dibuang

melalui pori-pori
36

c. Infeksi pada kulit akibat jamur

1) Panu (Tinea veskolor)

a) Definisi

Panu adalah suatu infeksi jamur yang menyebabkan

timbulnya bercak-bercak putih sampai sampai coklat pada kulit

anggota tubuh, biasanya terdapat pada tangan, kaki, atau di

sekitar tubuh.

Definisi medisnya adalah infeksi jamur supercial yang

ditandai dengan adanya macula dikulit, skuama halus, disertai

dngan rasa gatal. Infeksi jamur supercial yang kronis dan

asimsomatis disebabkan oleh malassezia furfur menyerang

stratum korneum dari epidermis. (Burkhart CG. Tinea

vesicolor. J Dermatol Allergy. 1983;6:8-12)

b) Penyebab

(1) Disebabkan oleh jamur Malassezia Spp

(2) Kelembapan yang tinggi

(3) Sering berkeringat

(4) Meminum obat-obat antiboitic atau obat lain yang dapat

menurunkan daya tahan dalam jangka yang cukup panjang,

yang akan menyebabkan jamur ini berkembang lebih pesat.


37

c) Pencegahan (Rini, 2007)

1) Keringkan handuk setelah dipakai dan ganti sesring

mungkin

2) Mandi rutin dan bersih

3) Simpan dan gantung pakaian di tempat kering

4) Pola hidup sehat, maka kemungkinan untuk menderita

penyakit ini sangat kecil.

5) Setelah terkena air, sebaiknya segera mengeringkannya

karena jamur senang ditempat yang lembab.

6) Menjaga keseimbangan berat badan. Sebab pada orang

yang mengalami kegemukan umumnya lebih banyak

mengeluarkan keringat.

2) Kudis

a. Definisi

Kudis adalah penyakit kulit manusia yang menular, memiliki

gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih parah pada

malam hari.

b. Gejala

(1) Liang pada permukaan kulit

(2) Gatal dan kemerahan

(3) pada bayi, gejala yang khas adalah adanya bisul pada

telapak tangan dan telapak kaki.


38

c. Penanganan

(1) Tingkatkan kekebalan tubuh dengan cara banyak

mengkonsumsi makanan bergizi (multivitamin) dan

istirahat yang cukup

(2) Tingkatkan kebersihan diri

3) Kurap

a) Definisi

Penyakit Kurap atau Kurap atau Ringworm (tinea)

adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh beberapa jamur

yang berbeda dan bisanya dikelompokkan berdasarkan

lokasinya pada tubuh. Meskipun namanya, infeksi ringworm

tidak berhubungan dengan cacing. Nama tersebut timbul

karena tambalan kulit berbentuk gelang yang diciptakan oleh

infeksi tersebut.

b) Gejala

Disebut juga kadas/kurap di kaki, merupakan suatu

infeksi jamur yang biasanya muncul pada cuaca panas/hangat.

Biasanya disebabkan oleh Trichophyton atau Epidermophyton,

yaitu jamur yang bisa tumbuh di daerah yang lembab dan

hangat, diantara jari-jari kaki.


39

Jamur bisa menyebabkan terbentuknya sisik-sisik yang

sangat halus tanpa gejala lainnya atau sisik-sisik yang lebih

kadar disertai ruam yang terasa gatal, kasar dan menimbulkan

nyeri di sela-sela jari kaki dan di tepian kaki. Juga bisa

terbentuk lepuhan yang berisi cairan. Jamur bisa menyebabkan

kaki menjadi retak-retak sehingga terjadi infeksi bakteri,

terutama pada penderita usia lanjut dan penderita gannguan

aliran darah ke kaki.Kadas/kurap di selangkangan

Disebut juga jick itch dan bisa disebabkan oleh sejumlah

jamur. Lebih sering ditemukan pada pria dan lebih sering

terjadi pada cuaca hangat. Infeksi menyebabkan kemerahan

berbentuk seperti cincin, kadang disertai lepuhan kecil di kulit

sekitar selangkakan dan kulit paha atas bagian dalam. Bisa

menimbulkan gatal-gatal dan bahkan nyeri. Meskipun telah

diobati sering terjadi infeksi ulangan.

(1) Kadas/kurap di kulit kepala

Penyebabnya adalah Trichophyton atau Microsporum.

Penyakit ini sangat menular, terutama pada anak-anak. Bisa

menyebabkan terbentuknya ruam merah bersisik yang

kadang terasa gatal atau menyebabkan kerontokan rambut

yang meninggalkan bercak pitak tanpa disertai ruam.

(2) Kadas/kurap di kuku


40

Penyakit kurap kuku (tinea unguium, onychomycosis)

adalah infeksi kuku paling sering yang disebabkan oleh

Trichophyton. Jamur bisa masuk ke dalam kuku,

menghasilkan penebalan, tak bercahaya, dan kuku berubah

bentuk. Infeksi lebih cukup sering terjadi pada kuku kaki

dibandingkan kuku jari. Kuku kaki yang terinfeksi bisa

terlepas dari tempat tidur kuku, remuk, atau berserpihan.

(3) Kadas/kurap pada badan

Penyebabnya adalah Trichophyton. Infeksi biasanya

menyebakan ruam berwarna pink sampai merah yang

kadang membentuk bercak bundar dan tengahnya jernih.

Kadas/kurap badan bisa ditemukan di setiap kulit tubuh.

(4) Kadas/kurap pada janggut

Jarang terjadi. Sebagian besar infeksi yang menyerang

janggut disebabkan oleh bakteri, bukan jamur. Jock itch

(tinea cruris) lebih umum pada pria dibandingkan wanita

dan terjadi lebih sering di udara hangat. Infeksi tersebut

mulai pada lipatan kulit pada daerah kelamin dan bisa

menyebar menuju paha dalam bagian atas. Biasanya

skrotum tidak termasuk (tidak seperti infeksi jamur). Ruam

memiliki sisik, pinggiran merah jambu. Jock itch bisa


41

sangat gatal dan kemungkinan terasa sangat sakit. Orang

yang rentan bisa mengalami infeksi berulang.

c) Pencegahan

(1) Lakukan perawatan secara teratur, meliputi

penggunaanscrub ataupeeling (untuk menghilangkan sel-

sel kulit mati), memperbaiki sirkulasi darah/getah bening di

kulit dengan massage, pemberian nutrisi, serum, gel atau

masker yang mengandung bahan-bahan yang melembabkan

kulit dan berfungsi sebagai antioksidan.

(2) Perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah segar berwarna

sebagai sumber nutrisi dan antioksidan untuk menjaga

kecantikan kulit. Hindari junk food atau produk olahan.

(3) Mengkonsumsi produk dari bahan kacang kedelai (tahu,

tempe, susu kacang kedelai), kurma dan minum teh yang

berasal dari biji adas sebagai sumber estrogen alami.

(4) Minum air putih paling sedikit 2,5 liter perhari untuk

menjaga kelembaban kulit dan kurangi konsumsi kopi dan

soft drink.

(5) Minum teh hijau minimal 2 cangkir sehari, karena

mengandung antioksidan yang lebih paten.


42

(6) Mengkonsumsi suplemen antioksidan sepertivitamin A

(betakarotin), vitamin C, vitamin E, vitamin B-kompleks

dan beberapa mineral seperti selenium seng.

(7) Lakukan olah raga yang dapat menggerakkan sebagian otot

di tubuh seperti jalan cepat,jogging, senam aerobik,

berenang minimal 3 kali seminggu.Hal ini dapat

melancarkan aliran darah/getah bening, sehingga asupan

nutrisi dan oksigen pada sel-sel lebih baik serta

mempercepat pembentukan sel-sel kulit yang baru.

3. Masalah-masalah yang terjadi akibat kurangnya perawatan rambut

a. Kutu

1) Definisi

Kutu adalah parasit yang dapat ditemukan dikepala dan badan.

Kutu pada manusia hidup dengan jalan memakan darah yang

dihisap dari kulit. Pada manusia kutu dikenal 3 macam yaitu :

a) Pediculus humanus capitis (head louse ) yang menyerang

daerah kepala.

b) Pediculus humanus corporis (body louse, clothes louse) yang

menyerang daerah badan, dan

c) Pthirus pubis (pubic / genital louse) yang menyerang daerah

kemaluan
43

2) Gejala klinis

a) Gatal-gatal yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap air liur

kutu yang dileluarkan sewaktu menghisap darah.

b) Adanya kutu dewasa pada kulit kepala. Tempat yang paling

mudah untuk menemukannay adalah dibelakang telinga dan

sepanjang leher belakang.

c) Terdapatnya telur kutu pada pangkal rambut.

3) Pencegahan terjadinya kutu

Untuk mencegah penyebaran dari kutu rambut maka hal yang

dapat dilakukan adalah :

a) Hindari kontak langsung rambut dengan rambut sewaktu

bermain atau saat aktifitas.

b) Jangan saling meminjam topi, seragam olahraga, jaket,

bandana atau topi baret .

c) Jangan saling meminjam handuk dan sisir

d) Jangan berbaring di kasur, sofa, bantal, karpet atau pada

binatang berbulu yang kontak dengan seseorang dengan kutu

rambut.
44

4) Algoritma tatalaksana kutu rambut

b. Ketombe

1) Pengertian ketombe

Ketombe adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kepala.

Ketombe rambut atau dalam bahasa medisnya disebut ptiriasis sika


45

(dandruff) banyak dialami oleh penduduk Indonesia yang

mempunyai iklim tropis, suhu tinggi dan udara lembab.

Penyakit ini biasanya terdapat atau mengenai kepala orang dengan

tipe kulit berminyak. Ketombe merupakan suatu pertumbuhan

berlebihan kulit kepala tanpa peradangan. Ketombe dihubungkan

dengan infeksi jamur Pytosporum ovale dan jamur Mallassezia

sebagai faktor pencetus terjadinya kelainan pada kulit kepala.

Seseorang berketombe mengalami pelepasan sel kulit kepala lebih

cepat dibanding orang normal.

2) Gejala dan Tanda

a) Kulit mati berbentuk serpihan yang tampak putih dan

berminyak yang mengotori rambut dan bahu.

b) Kulit kepala yang bersisik.

c) Rasa gatal pada kulit kepala.

d) Rontoknya rambut

3) Penyebab Ketombe

a) Kulit terlalu kering

Keringnya kulit kepala dapat menyebabkan kulit mengelupas

dan membentuk serpihan-serpihan kulit.

b) Kulit terlalu berminyak

Minyak yang berlebihan pada rambut dapat menjadi sumber

makanan jamur yanag berkembang di kulit kepala, dimana


46

jamur akan merangsang pengelupasan kulit kepala berlebihan

dan menyebabakan ketombe.

c) Terlalu sering atau terlalu jarang keramas.

d) Stres.

e) Penggunaan kosmetik rambut yang berlebihan atau tidak

cocok.

f) Konsumsi makanan berlemak secara berlebihan.

g) Malassezia (jamur yang dapat menyebabkan seborrheic

dermatitis yaitu radang pada kulit).

h) Psoriasis (akumulasi sel kulit mati yang membentu sisik perak

yang tebal).

i) Craddle cap (seborrheic dermatitis pada kulit kepala bayi).

j) Dermatitis (radang kulit) akibat sensitivitas terhadap produk

perawatan rambut tertentu atau pewarna rambut.

4) Cara mencegah ketombe

a) Belajar untuk mengatur stres.

b) Keramas secara teratur 2-3 kali seminggu. Jika rambut

cenderung berminyak, keramas dapat dilakukan setiap hari dan

lebih aman jika menggunakan sampo yang tidak terlalu keras

(mild shampoo).
47

c) Hentikan pemakaian produk penata rambut yang tidak cocok

bagi rambut dan dapat memicu ketombe misalnya hair spray,

styling gels dll.

d) Makan makanan yang sehat. Makanan dapat menyediakan

cukup zinc (seng), vitamin B, dan asam lemak esensial yang

dapat membantu mencegah ketombe.

e) Sedikit berjemur di bawah sinar matahari karena sinar matahari

dapat membantu proses pencegahan dan penyembuhan

ketombe. Namun jika terlalu lama, sinar matahari dapat

merusak kulit kepala dan rambut.

5) Cara Mengatasi Ketombe

a) Bersihkan kulit kepala dengan sampo yang lembut untuk

menurunkan kadar minyak pada kulit kepala.

b) Hindari meminjamkan sisir pada orang lain dan begitu pula

sebaliknya.

c) Jaga barang-barang pribadi agar senantiasa dalam keadaan

bersih, seperti sisir, handuk dan sarung bantal.

d) Jaga agar kulit kepala dan rambut tetap bersih. Cucilah rambut

secara teratur dan lakukan pemijatan pada kulit kepala.

e) Kurangi makan makanan yang berminyak dan berlemak serta

memperbanyak makanan yang mengandung zinc (seng).


48

f) Jika jenis sampo biasa gagal, gunakan sampo atau krim

antiketombe yang dapat dibeli bebas di toko atau apotek.

(1) Sampo antiketombe

Kandungan sampo yang dapat membantu mengatasi

ketombe yaitu tar, asam salisilat, zinc, selenium sulfida,

dan ketokonazol. Sampo ini dapat digunakan sepanjang

waktu atau hanya 1 atau 2 kali seminggu, tergantung

keparahan gejalanya. Jika salah satu sampo tersebut hanya

bekerja sementara kemudian ketombe tetap muncul, maka

gantilah dengan yang lain. Pastikan juga biarkan sampo

selama setidaknya 5 menit agar zat aktif dapat bekerja

optimal sebelum dibilas.

(2) Krim

Terdapat pengobatan tambahan dengan dua tipe krim untuk

mengurangi ketombe yaitu krim kortison dan krim

antijamur.

c. Alopesia (kebotakan)

1) Definisi

Kebotakan (alopesia) adalah hilangnya sebagian atau seluruh

rambut. Alopesia paling sering terjadi pada kulit kepala, biasanya

terjadi secara bertahap dan bisa seluruh kulit kepala kehilangan


49

rambutnya (alopesia totalis) atau hanya berupa bercak-bercak di

kulit kepala.

2) Penyebab alopesia

a) Keturunan

b) Penuaan

c) Perubahan hormone

d) Demam

e) Keadaan kulit local

f) Penyakit sistemik

g) Obat-obatan tertentu, misalnya yang digunakan untuk

mengobati kanker atau vitamin A yang berlebihan

h) Pemakaian shampo dan pengeringan rambut yang berlebihan.

i) Stres emosional atau stres emosional

j) Perilaku cemas (kebiasaan menrik-narik rambut atau

menggaruk-garuk kulit kepala)

3) Jenis-jenis alopesia

a) Alopesia toksika

Alopesia toksika karena keracunan bisa terjadi akibat :

(1) Penyakit berat yang disertai deman tinggi

(2) Kehamilan

(3) Dosis yang berlebihan dari beberapa obat (rerutama talium,

vitamin A dan retinoid)


50

b) Alopesia areata

Alopesia areata adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba

terjadi kerontokan rambut didaerah tertentu, biasanya pada

kulit atau janggut.

c) Trikotilo mania

Trikotilo mania adalah kehilangan rambut sebagai akibat dari

dorongan yang kuat untuk menarik-narik rambut. Hilangnya

rambut bisa membentuk suatu bercak bundar atau tersebar dikulit

kepala.

Trikotilomania merupakan suatu perilaku kompulsif, yang

mungkin berasal dari adanya stres emosional maupun stres fisik.

d) Alopesia karena jaringan parut

Kebotakan ini terajdi didaerah jaringan parut. Jaringan parut

mungkin berasal dari luka bakar, cedera berat atau terapi

penyinaran.

4) Pencegahan

a) Makan makanan yang bergizi seimbang

b) Tangani rambut dengan lembut. Bila mungkin, biarkan rambut

anda kering secara alami.

c) Hindari gaya rambut yang ketat,seperti kepang,

d) Hindari memuntir ,menggosok atau menarik rambut


51

e) Oleskan obat minoxidil yang mendorong pertumbuhan rambut

baru dan mencegah kerontokan rambut lebih lanjut pada

beberapa orang.

d. Rambut Kusut

1) Definisi

Rambut kusut merupakan rambut yang susah diatur karena

adanya suatu permasalahan pada rambut tersebut tanpa bergantung

pada jenis rambut. Rambut kusut dapat terjadi pada rambut lurus

dan keriting, meskipun secara teknis rambut keriting yang paling

sering mengalami rambut kusut.

2) Penyebab Rambut Kusut

Rambut yang kusut terjadi karena rambut yang terlalu kering,

kotor dan kekurangan nutrisi. Rambut kusut terjadi ketika kutikula

rambut terbuka, kelembaban keluar dan rambut menjadi

mengembang. Selain itu, faktor cuaca, kurangnya perawatan

rambut, penataan rambut yang tidak alami bahkan sering

menggosok rambut dengan handuk, tanpa disadari perilaku

tersebut dapat membuat rambut kusut.

Rambut keriting biasanya lebih sering mengalami masalah

kekusutan daripada mereka yang memiliki rambut yang lurus. Hal

ini dikarenakan bentuk poros dari folikel rambut — tabung kecil


52

yang terdapat di bawah kulit kepala. Sayangnya, tidak banyak hal

yang bisa dilakukan untuk mengubah faktor genetik rambut

meskipun rambut diluruskan dengan bahan kimia

3) Penanganan Rambut Kusut

Keramas menggunakan shampoo dan kondisioner, kemudian

leave-in spray. Seminggu sekali menggunakan masker rambut.

a) Bilas dengan air dingin dan air hangat, jangan terlalu panas

dan bilas secara menyeluruh agar rambut bersih kesat.

b) Potong sedikit tetapi sering.

c) Rambut basah biasanya rapuh.

d) Jangan pernah menyisir rambut yang basah

e) Hidup sehat, rambut lebih sehat.

f) Anda akan merasakan rambut Anda lebih sehat, jika Anda

makan secara teratur, sehat dan bergizi. Kulit dan rambut Anda

akan rusak jika Anda tidak merawat diri sendiri.

g) Merawat rambut Anda saat musim panas.

h) Hati-hati saat berjemur.

i) Sisir rambut.

j) Anda dapat menggunakan sisir bergigi jarang pada saat

menyisir dan lakukan secara perlahan. Berikan pelembab pada

rambut agar rambut terasa licin dan tidak kusut.


53

e. Seborrheic dermatitis (radang pada kulit dan rambut)

1) Definisi

Seborrheic deramtitis (radang pada kulit dan rambut) adalah

suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan

timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian

tubuh lainnya. Biasanya, proses pergantian sel-sel pada kulit

kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh mata.

Proses pergantian tersebut terjadi setiap bulan. Jika proses ini lebih

cepat, maka akan timbul gangguan pada kulit kepala yang kita

nsebut ketombe. Gangguan yang lebih parah yaitu dermatitis

seboroik, berupa serpihan berwarna kuning berminyak yang

melekat pada kulit kepala.

Dalam buku Merawat Kulit & Wajah (Dwikarya, 2006)

Dermatitis seboroik merupakan dermatitis yang terjadi pada lokasi

yang keras, seperti daerah yang kaya kelenjar minyak, daerah

rambut, alis, lipatan hidung, belakang telinga, dada, dan berbagai

lipatan kulit.

2) Etiologi

Dermatitis seboreik sering ditemukan sebagai penyakit

keturunan dalam suatu keluarga. Salah satu penyebab ketombe

adalah Pitysporum ovale ( P. Ovale ). Walaupun namanya


54

mungkin sedikit menakutkan , tetapi P. Ovale adalah jamur yang

secara alami terdapat pada kulit kepala dan bagian kulit yang lain.

Dalam jumlah yang sedikit, jamur ini tidak menyebabkan

kerugian yang berarti. Namun, dengan adanya perubahan cuaca,

hormon, dan stress, kulit kepala kita akan menghasilkan lebih

banyak minyak, sehingga menyebabkan jamur P. Ovale

berkembang biak. Dengan berkembangbiaknya jamur tersebut,

akan menyebabkan gatal pada kulit kepala dan mempercepat

kerontokan sel kulit yang lama. Hasilnya : timbul Ketombe.

3) Patofisiologi

Lesi berupa makula dan papula dengan dasar eritematosa yang

berwarna kuning dan berminyak. Lesi ini sering disertai dengan

pembentukan skuama dan krusta. Ketombe (dandruff) adalah

ungkapan klinis yang sering dijumpai untuk Dermatitis seboroik

pada kulit kepala.

Secara histologi, lesi awal menyerupai Dermatitis spongiotik,

sementara lesi berikutnya lebih sugestif ke arah psoriasis

akantosis. Tumpukan perakeratosis yang bercampur dengan sel-sel

radang akut berkumpul di sekitar folikel rambut dengan infiltrat

sel-sel neutrofil dan limfosit di seluruh daerah perivaskuler

superfisial.
55

4) Gejala

Dermatitis seboreik biasanya timbul secara bertahap,

menyebabkan sisik kering atau berminyak di kulit kepala

(ketombe), kadang disertai gatal-gatal tetapi tanpa kerontokan

rambut. Pada kasus yang lebih berat, timbul beruntusan/jerawat

bersisik kekuningan sampai kemerahan di sepanjang garis rambut,

di belakang telinga, di dalam saluran telinga, alis mata dan dada.

Gejalanya antara lain :

a) Serpihan/sisik

b) Gatal-gatal

c) Kemerahan

5) faktor resiko terjadinya radang pada kulit dan kepala

a) Stres

b) Kelelahan

c) Cuaca dingin

d) Kulit berminyak

e) Jarang mencuci rambut

f) Pemakaian losyen yang mengandung alkohol

g) Penyakit kulit (misalnya jerawat)

h) Obesitas (kegemukan)
56

6) Penanganan

a) Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo

merupakan produk yang dibuat khusus untuk membersihkan

kulit kepala dari kotoran.

b) Penggunaan sampo untuk membersihkan kulit kepala memang

sangat efektif. Namun tidak semua bayi dan anak betul-betul

membutuhkannya. Bila tanpa sampo tak ada kelainan yang

muncul, lebih baik gunakan air bersih saja ketika menyuci

kepalanya. Frekuensi yang dianjurkan untuk pemakaian sampo

adalah seminggu dua kali atau tiga kali. Namun, umumnya

sampo bayi sangat lembut, sehingga tidak masalah bila dipakai

setiap hari.

c) Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga banyak

mengeluarkan keringat dan membuat kepalanya bau. Bila ingin

menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis mild.

d) Untuk ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa

menanganinya dengan mengontrol populasi jamur. Kita bisa

mencuci rambut anak setiap hari dan pijatlah kulit kepala

dengan sampo secara perlahan karena akan menghilangkan

jamur lewat serpihan kulit yang lepas.

e) Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan tidak selalu

harus dilakukan oleh dokter. Kita bisa menggunakan obat


57

antijamur yang bisa didapat di apotek. Carilah produk-produk

yang mengandung 2% clotrimezol. Pada beberapa anak yang

sensitif dengan produk krim, oleskan sedikit saja. Namun jika

terjadi ruam, cobalah konsultasikan pada dokter untuk

mendapatkan alternatif pengobatan yang lain.

f) Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah menyentuh

kulit kepala anak yang terkena infeksi.

C. Masalah-masalah yang terjadi defisit perawatan diri (perawatan gigi dan

mulut)

Penyakit-penyakit yang timbul akibat kurang perawatan gigi

1. Plak

a. Definisi

Plak adalah lapisan lunak dan lengket di gigi yang terdiri dari

protein dan bakteri (biofilm).

Plak terdiri dari 70% bakteri yang berasal dari air liur. Plak

terbentuk segera setelah Anda selesai menyikat gigi. Dalam waktu 48

jam setelah pembentukannya, plak mulai mengeras oleh kalsium,

fosfor, dan mineral lainnya dari air liur, menjadi karang gigi.

b. Etiologi

1) Jarang Menyikat gigi

2) Kurang Teliti Membersihkan


58

3) Malas ke dokter gigi

4) Suka makanan manis

5) Menolak sayuran

c. Dampak Plak

Plak merupakan penyebab lokal dan utama terbentuknya

penyakit gigi dan mulut yang lain seperti karies (lubang gigi), kalkulus

(karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang pada

jaringan penyangga gigi), dan lain sebagainya.

d. pencegahan plak

1) mengurangi akumulasi : sikat gigi dengan atau tanpa pasta gigi.

2) Pembersihan interdental oleh benang gigi, tusuk gigi atau sikat

antar gigi.

3) Berkumur

4) Hindari makanan manis.

2. Karies (Dentis)

a. Definisi

Karies gigi adalah daerah yang membusuk di dalam gigi, yang

terjadi akibat suatu proses secara bertahap melarutkan email

(permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang

kebagian dalam.

Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi (email,

dentin dan sementum) yang bersifat kronik progresif dan disebabkan


59

aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Ditandai

dengan deminerelasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat

organiknya.

b. Etiologi

1) adanya bakteri, bakteri yang paling sering adalah bakteri

streptococcus mutans.

2) penumpukan plak yang mengandung kuman akibat adanya lekukan

maupun alur yang menahan plak.

3) banyak mengkonsumsi makanan bergula

4) masih ada sisa makanan yang lengket.

5) struktur & bentuk anatomi gigi.

c. Patofisiologi

1) Berawal dari plak gigi

2) Plak yang menumpuk akan mengalami klasifikasi, lalu mengeras

menjadi karang gigi.

3) Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat menyerap tulang

alveolar penyangga gigi sehingga gigi menjadi goyang.

4) Bakteri-bakteri seperti streptococcus mutans dan streptococcus

sanguine saat bertemu dengan sisa makanan yang akan menjadi

penyebab gigi berlubang dan menghasilkan zat asam di sekitar

gigi. Dan zat asam inilah yang akan mengikis e-mail dan dentin

sehingga menyebabkan gigi berlubang.


60

5) Lubang yang tadinya kecil akan membesar jika tidak ditangani dan

akan menyebabkan kuman bisa masuk ke dalam ruang syaraf gigi

yang dapat menimbulkan nyeri.

d. Dampak/kompilkasi

1) jika tidak ditangani, karies gigi biasanya menghancurkan sebagian

besar gigi dan menyebar ke jaringan disebelahnya, menyebabkan

sakit dan infeksi. Invasi mikroba ke pulpa gigi mempercepat

respons radang (pulpitis) yang dapat menyebabkan rasa sakit dan

nyeri yang hebat pada gigi disertai komplikasi sepsis serta infeksi

pada daerah muka.

2) jika tidak di obati, karies akan terus tumbuh dan pada akhirnya

menyebabkan gigi tanggal (gigi copot).

e. Pencegahan

1) Sikat gigi, Penelitian menunjukkan rata-rata orang menghabiskan

waktu satu menit untuk menyikat gigi. Selama proses tersebut

hanya 60 persen plak saja yang dibersihkan. Dengan menambah

sedikit waktu menyikat gigi hasilnya akan lebih banyak lagi.

Sisihkan waktu dua menit untuk membersihkan gigi. Sikat seluruh

permukaan gigi, diawali dengan bagian yang paling dekat dengan

lidah karena risikonya untuk berlubang lebih besar. Pilih sikat

yang halus dan pasta gigi mengandung fluoride.


61

2) Berkumur , Gunakan obat kumur mengandung antimikroba. Perlu

diketahui bahwa gigi kita hanya menempati 20 persen dari seluruh

permukaan di dalam mulut. Bakteri patogen bisa hidup di-80

persen sisanya, seperti lidah, gusi, air liur, dan jaringan lain. Obat

kumur (mouthwash) akan membunuh bakteri yang berada di area

selain gigi sekaligus mencegah dan mengurangi plak di permukaan

gigi yang sulit dicapai oleh sikat gigi.

3) Hindari makanan bergula yang lengket, Makanan seperti permen,

snack yang bersalut gula, dan sebagainya akan menempel pada

gigi. Kalau pun Anda mengonsumsinya usahakan menyikat gigi

dalam waktu 20 menit setelah makan untuk mencegah

pembentukan asam oleh bakteri. Kalau pun ingin mengunyah

permen, pilihlah yang tanpa gula. Konsumsi lebih banyak buah

dan sayuran kaya serat. Bukan hanya bermanfaat untuk tubuh tapi

juga akan merangsang aliran liur di mulut dan membantu

remineralisasi gigi.

4) Jauhi rokok dan alkohol, Perokok beresiko empat kali lebih tinggi

menderita penyakit gusi dibanding bukan perokok. Sementara itu

konsumsi alkohol dalam jumlah tinggi akan meningkatkan.

f. Penanganan mandiri

Penanganan klinis terhadap nyeri dan infeksi akibat karies gigi

tidak diobati bervariasi, seiring dengan tingkat/perluasan keterlibatan


62

dan status medis penderita. Pada umumnya infeksi gigi yang

terlokalisasi di unit dentoalveolar dapat dikelola dengan cara-cara

lokal, misalnya pencabutan , pulpektomi). (Bherman, K. Alfin, 2000)

3. Gingivitis

a. Definisi

Gingivitis adalah peradangan gusi (gingiva). Gingivitis sering terjadi

dan bisa timbul kapan saja setelah tumbuhnya gigi.

a. Etiologi

1) akumulasi plak

2) kekurangan vitamin C bisa menyebabkan gingivitis, dimana gusi

meradang dan mudah berdarah

3) Oral hygine yang buruk

4) gigi palsu yang tidak baik

5) struktur gigi yang tidak beraturan

b. Gejala

1) gusi tampak merah, bukan pink.

2) gusi membengkak dan mudah digerakkan

3) jika penderita menggosok gigi atau makan, gusi sering berdarah

4) jika gingivitanya berat, maka saat bangun pagii bantal akan

dipenuhi oleh bercak darah (saliva bercampur darah), terutama

pada saat tidur penderita bernafas melalui mulutnya.


63

c. Dampak

1) menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

2) menyebabkan penyakit mata.

d. Pencegahan

1) melakukan hygine mulut

2) hilangkan plak

3) kontrol periodik (rutin)

4) pemberian vitamin C

e. Pengobatan

Terapi hormon pada gingivitis deskuamativa.

4. Periodontitis

a. Definisi

Periodontitis merupakan suatu kondisi dimana jaringan

pariodontal terdiri dari gusi, tulang alveolar, membran pariodontal dan

sementum (penguat gigi) terserang infeksi sehingga mengalami

peradangan.

Periodontal adalah kondisi peradangan dan degeneratif yang

mengenai gusi dan jaringan penyokong gigi. periodontitis (piore)

terjadi jika gingivitis menyebar ke struktur penyangga gigi.


64

b. Etiologi

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi

dua bagian yaitu faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik

(intrinsik). Faktor lokal merupakan penyebab yang berada pada

lingkungan disekitar gigi, sedangkan faktor sistemik dihubungkan

dengan metabolisme dan kesehatan umum.

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama

disebabkan oleh faktor lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari

oklusi atau gabungan keduanya. Kerusakan yang disebabkan oleh

inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan ketinggian tulang

alveolar, sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya tulang

alveolar pada sisi permukaan akar.

Faktor Lokal

1) Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan

mikroba yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva

bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut. Berdasarkan

letak huniannya, plak dibagi atas supra gingival yang berada

disekitar tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal

dari dasar gingival. Bakteri yang terkandung dalam plak di


65

daerah sulkus gingiva mempermudah kerusakan jaringan.

Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik.

Bakteri dapat menyebabkan penyakit periodontal secara tidak

langsung dengan jalan :

a) Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh.

b) Mengurangi pertahanan jaringan tubuh

c) Menggerakkan proses immuno patologi.

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab

utama terjadinya gingivitis, akan tetapi masih banyak faktor

lain sebagai penyebabnya yang merupakan multifaktor,

meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan

periodontal dan kapasitas daya tahan tubuh.

2) Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu

massa yang mengalami pengapuran, terbentuk pada permukaan

gigi secara alamiah. Kalkulus merupakan pendukung penyebab

terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih

banyak terjadi pada orang dewasa, kalkulus bukan penyebab

utama terjadinya penyakit periodontal. Faktor penyebab


66

timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral,

melekat pada permukaan kalkulus, mempengaruhi gingiva

secara tidak langsung.

3) Impaksi makanan

Impaksi makanan (tekanan akibat penumpukan sisa

makanan) merupakan keadaan awal yang dapat menyebabkan

terjadinya penyakit periodontal. Gigi yang berjejal atau miring

merupakan tempat penumpukan sisa makanan dan juga tempat

terbentuknya plak, sedangkan gigi dengan oklusi yang baik

mempunyai daya self cleansing yang tinggi.

Tanda-tanda yang berhubungan dengan terjadinya impaksi

makanan yaitu

a) perasaan tertekan pada daerah proksimal

b) rasa sakit yang sangat dan tidak menentu

c) inflamasi gingiva dengan perdarahan dan daerah yang

terlibat sering berbau.

d) resesi gingiva

e) pembentukan abses periodontal menyebabkan gigi dapat

bergerak dari soketnya, sehingga terjadinya kontak

prematur saat berfungsi dan sensitif terhadap perkusi.

f) kerusakan tulang alveolar dan karies pada akar.


67

4) Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu

kebiasaan buruk. Hal ini sering dijumpai secara permanen atau

sementara. Permanen misalnya pada anak dengan kelainan saluran

pernafasan, bibir maupun rahang, juga karena kebiasaan membuka

mulut terlalu lama. Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami

kesulitan menutup bibir.

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan

bertambah pada permukaan gingiva maupun permukaan gigi, aliran

saliva berkurang, populasi bakteri bertambah banyak, lidah dan

palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan terjadinya

penyakit periodontal.

5) Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan

yang bersifat lunak seperti bubur atau campuran semiliquid

membutuhkan sedikit pengunyahan, menyebabkan debris lebih mudah

melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai sarang bakteri serta

memudahkan pembentukan karang gigi. Makanan yang mempunyai

sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa yang sangat

lengket bila bercampur dengan ludah. Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak


68

bercampur dengan ludah atau makanan cair, penumpukan makanan ini

akan memudahkan terjadinya penyakit.

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai

sifat self cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat

membersihkan gigi dan jaringan mulut secara lebih efektif, misalnya

sayuran mentah yang segar, buah-buahan dan ikan yang sifatnya tidak

melekat pada permukaan gigi.

6) Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena

pekerjaan dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan

perawatan pada gigi dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan

kerusakan pada jaringan sekitar gigi.

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan

periodontal pasien, misalnya:

a) Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal

(penggunaan matriks) atau servikal, harus dihindarkan tepi tambalan

yang menggantung (kelas II amalgam), tidak baik adaptasinya atau

kontak yang salah, karena hal ini menyebabkan mudahnya terjadi

penyakit periodontal.

b) Sewaktu melakukan pencabutan, dimulai dari saat penyuntikan,

penggunaan bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan

rusaknya gingiva karena tidak hati – hati.


69

c) Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati-

hati, karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva.

7) Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium,

tekanan oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik

oklusi. Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh :

a) Perubahan-perubahan tekanan oklusal. Misal adanya gigi yang

elongasi, pencabutan gigi yang tidak diganti, kebiasaan buruk seperti

bruksim, clenching.

b) Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal

c) Kombinasi keduanya.

Faktor sistemik

Respon jaringan terhadap bakteri, rangsangan kimia serta fisik

dapat diperberat oleh keadaan sistemik. Untuk metabolisme jaringan

dibutuhkan material-material seperti hormon, vitamin, nutrisi dan

oksigen. Bila keseimbangan material ini terganggu dapat

mengakibatkan gangguan lokal yang berat. Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel

untuk penyembuhan, sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat

ditahan atau hanya menyebabkan inflamasi ringan saja, dengan adanya


70

gangguan keseimbangan tersebut maka dapat memperberat atau

menyebabkan kerusakan jaringan periodontal.

Faktor-faktor sistemik ini meliputi :

1) Demam yang tinggi

Pada anak-anak sering terjadi penyakit periodontal selama

menderita demam yang tinggi, (misal disebabkan pilek, batuk yang

parah). Hal ini disebabkan anak yang sakit tidak dapat melakukan

pembersihan mulutnya secara optimal dan makanan yang

diberikan biasanya berbentuk cair. Pada keadaan ini saliva dan

debris berkumpul pada mulut menyebabkan mudahnya terbentuk

plak dan terjadi penyakit periodontal.

2) Defisiensi vitamin

Di antara banyak vitamin, vitamin C sangat berpengaruh pada

jaringan periodontal, karena fungsinya dalam pembentukan serat

jaringan ikat. Defisiensi vitamin C sendiri sebenarnya tidak

menyebabkan penyakit periodontal, tetapi adanya iritasi lokal

menyebabkan jaringan kurang dapat mempertahankan kesehatan

jaringan tersebut sehingga terjadi reaksi inflamasi (defisiensi

memperlemah jaringan).

3) Drugs atau obat-obatan

Obat-obatan dapat menyebabkan hiperplasia, hal ini sering terjadi

pada anak-anak penderita epilepsi yang mengkomsumsi obat anti


71

kejang, yaitu phenytoin (dilantin). Dilantin bukan penyebab

langsung penyakit jaringan periodontal, tetapi hiperplasia gingiva

memudahkan terjadinya penyakit. Penyebab utama adalah plak

bakteri.

4) Hormonal

Penyakit periodontal dipengaruhi oleh hormon steroid.

Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama masa remaja

dapat memperhebat inflamasi margin gingiva bila ada faktor lokal

penyebab penyakit periodontal.

a. Gejala

1) perdarahan gusi

2) perubahan warna gusi

3) bau mulut atau (halitosis)

4) gusi tampak bengkak

5) tampak endapan plak & karang didasar gigi disertai

kantong yang melebar di gusi.

b. Dampak

Mempengaruhi gusi dan jaringan penyangga gigi, yang

berhubungan dengan perkembangan penyakit lain seperti

jantung dan diabetes

c. Pencegahan

Pencegahan penyakit periodontal merupakan kerja sama yang


72

dilakukan oleh dokter gigi, pasien dan personal pendukung.

Pencegahan dilakukan dengan memelihara gigi-gigi dan

mencegah serangan serta kambuhnya penyakit. Pencegahan

dimulai pada jaringan periodontal yang sehat yang bertujuan

untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan jaringan

periodontal dengan mempergunakan teknik sederhana dan

dapat dipakai di seluruh dunia Umumnya penyakit periodontal

dan kehilangan gigi dapat dicegah karena penyakit ini

disebabkan faktor-faktor lokal yang dapat ditemukan, dikoreksi

dan dikontrol. Sasaran yang ingin dicapai adalah mengontrol

penyakit gigi untuk mencegah perawatan yang lebih parah.

Pencegahan penyakit periodontal meliputi beberapa prosedur

yang saling berhubungan satu sama lain yaitu:

1) Kontrol plak

Merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah

pembentukan kalkulus dan merupakan dasar pokok

pencegahan penyakit periodontal , tanpa kontrol plak kesehatan

mulut tidak dapat dicapai atau dipelihara. Setiap pasien dalam

praktek dokter gigi sebaiknya diberi program kontrol plak.

a) Bagi pasien dengan jaringan periodonsium yang sehat,

kontrol plak berarti pemeliharaan kesehatan.


73

b) Bagi penderita penyakit periodontal, kontrol plak

berarti penyembuhan.

c) Bagi pasien pasca perawatan penyakit periodontal,

kontrol plak berarti mencegah kambuhnya penyakit ini.

Metode kontrol plak dibagi atas dua yaitu secara mekanis

dan kimia.

a) Secara mekanis merupakan cara yang paling dapat

dipercaya, meliputi penggunaan alat-alat fisik dengan

memakai sikat gigi, alat pembersih proksimal seperti

dental floss, tusuk gigi dan kumur-kumur dengan air.

b) Kontrol plak secara kimia adalah memakai bahan

kumur-kumur seperti chlorhexidine (Betadine, Isodine).

2) Profilaksis mulut

Profilaksis mulut merupakan pembersihan gigi di

klinik, terdiri dari penyingkiran materi alba, kalkulus, stain

dan pemolisan gigi.

Untuk memberikan manfaat yang maksimum bagi

pasien, profilaksis mulut harus lebih luas dan meliputi hal-

hal berikut :
74

a) Memakai larutan pewarna (disclosing solution) untuk

mendeteksi plak. Gincu kue warna ros dapat dipakai

untuk mendeteksi plak pada anak-anak.

b) Penyingkiran plak, kalkulus (supra dan sub gingiva)

pada seluruh permukaan.

c) Membersihkan dan memolis gigi, menggunakan pasta

pemolis/pasta gigi.

d) Memakai zat pencegah yang ada dalam pasta

pemolis/pasta gigi.

e) Memeriksa tambalan gigi, memperbaiki tepi tambalan

yang menggantung .

f) Memeriksa tanda dan gejala impaksi makanan.

3) Pencegahan trauma dari oklusi

Menyesuaikan hubungan gigi-gigi yang mengalami

perubahan secara perlahanlahan (akibat pemakaian yang

lama). Hubungan tonjol gigi asli dengan tambalan gigi

yang tidak tepat dapat menimbulkan kebiasaan oklusi yang

tidak baik seperti bruxim atau clenching.

4) Pencegahan dengan tindakan sistemik

Cara lain untuk mencegah penyakit periodontal adalah

dengan tindakan sistemik sehingga daya tahan tubuh

meningkat yang juga mempengaruhi kesehatan jaringan


75

periodontal. Agen pencedera seperti plak bakteri dapat

dinetralkan aksinya bila jaringan sehat.

5) Pencegahan dengan prosedur ortodontik

Prosedur ortodontik sangat penting dalam pencegahan

penyakit periodontal. Tujuan koreksi secara ortodontik ini

adalah untuk pemeliharaan tempat gigi tetap pengganti,

letak gigi dan panjang lengkung rahang.

6) Pendidikan kesehatan gigi masyarakat

Agar pencegahan penyakit periodontal menjadi efektif,

tindakan pencegahan harus diperluas dari klinik gigi

kepada masyarakat. Hal yang penting diketahui masyarakat

ialah bukti bahwa penyakit periodontal dapat dicegah

dengan metode yang sama atau lebih efektif dari metode

pencegahan karies gigi Pendidikan kesehatan gigi

masyarakat adalah tanggung jawab dokter gigi, organisasi

kedokteran gigi dan Departemen Kesehatan. Pengajaran

yang efektif dapat diberikan di klinik. Sedangkan untuk

masyarakat dapat diberikan melalui kontak pribadi,

aktivitas dalam kelompok masyarakat, media cetak maupun

elektronik, perkumpulan remaja, sekolah dan wadah

lainnya.
76

Perlu diluruskan adanya pertentangan psikologis pada masyarakat,

seperti :

a) Menerangkan bahwa kerusakan yang disebabkan penyakit

periodontal pada orang dewasa dimulai pada masa anak-anak.

b) Menghilangkan dugaan bahwa pyorrhea (gusi berdarah) tidak

dapat dielakkan dan disembuhkan. Juga menghilangkan

pendapat masyarakat bahwa kehilangan gigi selalu terjadi bila

mereka sudah tua.

c) Menegaskan bukti bahwa seperti karies gigi, penyakit

periodontal biasanya tidak menimbulkan rasa sakit pada

awalnya sehingga masyarakat tidak menyadarinya.

Pemeriksaan gigi dan mulut secara teratur diperlukan untuk

mengetahui adanya karies gigi dan penyakit periodontal

secepatnya kemudian segera merawatnya bila ditemukan

adanya penyakit

d) Memberi penjelasan bahwa perawatan periodontal yang efektif

adalah bila segera dirawat sehingga lebih besar kemungkinan

berhasil disembuhkan. Disamping itu waktu yang digunakan

lebih sedikit dan merupakan cara yang paling ekonomis

daripada menanggulangi penyakit.

e) Menegaskan manfaat pencegahan dengan higine mulut yang

baik dan perawatan gigi yang teratur .


77

f) Menerangkan bahwa tindakan pencegahan penyakit gigi dan

mulut harus merupakan inti dari perencanaan kesehatan gigi

masyarakat.

7) Pencegahan kambuhnya penyakit

Setelah kesehatan jaringan tercapai, diperlukan program

yang positif untuk mencegah kambuhnya penyakit periodontal. Ini

merupakan tanggung jawab bersama antara dokter gigi dan pasien

(untuk pasien anak peran orang tua juga dibutuhkan).

Pasien harus menaati pengaturan untuk menjaga higine

mulut dan kunjungan berkala, dokter gigi harus membuat

kunjungan berkala sebagai pelayanan pencegahan yang

bermanfaat.

a. Penanganan

Sering dijumpai pasien datang ke dokter gigi, dengan

kasus yang dialami telah lanjut, sehingga tidak mungkin

menghambat penyakit tersebut. Keadaan ini merupakan

pengalaman yang menyebabkan trauma bagi pasien usia remaja

bila mereka dihadapkan dengan kenyataan bahwa mereka

mempunyai penyakit periodontal dan akan kehilangan satu

atau semua gigi-giginya bila tidak segera dirawat. Pada kasus

ini, pasien harus ditenangkan dari keputusasaan dan diyakinkan


78

bahwa walaupun penyakit tidak dapat dirawat, masih banyak

usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan gigi

selama bertahun-tahun. Dengan perawatan banyak gigi dapat

dipertahankan sampai pasien mencapai dewasa.

Penyakit periodontal harus ditemukan secepatnya dan

dirawat sesegera mungkin setelah penyebab penyakit itu

ditemukan. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk mencegah

kerusakan jaringan yang lebih parah dan kehilangan gigi.

Menurut Glickman ada empat tahap yang dilakukan dalam

merawat penyakit periodontal yaitu :

1) Tahap jaringan lunak

Pada tahap ini dilakukan tindakan untuk meredakan

inflamasi gingiva, menghilangkan saku periodontal dan

faktor-faktor penyebabnya. Disamping itu juga untuk

mempertahankan kontur gingiva dan hubungan

mukogingiva yang baik. Pemeliharaan kesehatan jaringan

periodontal dapat dilakukan dengan penambalan lesi karies,

koreksi tepi tambalan proksimal yang cacat dan

memelihara jalur ekskursi makanan yang baik.

2) Tahap fungsional

Hubungan oklusal yang optimal adalah hubungan

oklusal yang memberikan stimulasi fungsional yang baik


79

untuk memelihara kesehatan jaringan periodontal. Untuk

mencapai hubungan oklusal yang optimal, usaha yang perlu

dan dapat dilakukan adalah : occlusal adjustment,

pembuatan gigi palsu, perawatan ortodonti, splinting (bila

terdapat gigi yang mobiliti) dan koreksi kebiasaan jelek

(misal bruksim atau clenching).

3) Tahap sistemik

Kondisi sistemik memerlukan perhatian khusus pada

pelaksanaan perawatan penyakit periodontal, karena

kondisi sistemik dapat mempengaruhi respon jaringan

terhadap perawatan atau mengganggu pemeliharaan

kesehatan jaringan setelah perawatan selesai. Masalah

sistemik memerlukan kerja sama dengan dokter yang biasa

merawat pasien atau merujuk ke dokter spesialis.

4) Tahap pemeliharaan

Prosedur yang diperlukan untuk pemeliharaan

kesehatan periodontal yang telah sembuh yaitu dengan

memberikan instruksi higine mulut (kontrol plak),

kunjungan berkala ke dokter gigi untuk memeriksa

tambalan, karies baru atau faktor penyebab penyakit

lainnya.
80

Penyakit-penyakit yang timbul akibat kurang perawatan Mulut

1. halitosis (bau nafas)

a. Definisi

Bau napas merupakan masalah umum rongga mulut. Mulut

mengeluarkan bau yang tidak enak saat berbicara atau membuka mulut

b. Etiologi

Halitosis bisa dialami siapa saja. Kondisi ini disebabkan oleh

mulut kering, strees, lapar, mengonsumsi makanan tertentu seperti

bawang putih, merokok, dan rendahnya kebersihan mulut. Penyebab

halitosis sebanyak 80% dari rongga mulut dan 20% karena masalah

pencernaan. Dari 80% tadi, sebanyak 20% disebabkan oleh

peradangan gusi. Sementara 80% lainnya karena komponen rongga

mulut, seperti gigi berlubang dan juga sisa makanan tertinggal

sehingga menimbulkan bau busuk.

Bau mulut terjadi karena sering VSC (valetile sulfur

compound) menghasilkan metabolisme metabolisme berupa gas. Gas

itu didominasi oleh H2S yang berbau busuk, CH3, dan gas-gas

beraroma tidak sedap. ( noni soraya. 2007. P.63. sehat) dan cantik

dengan teh hijau.


81

c. Dampak (Komplikasi)

Holitosis bisa membuat rasa percaya diri seseorang rendah dan

stress meningkat. Aroma tidak sedap yang mengalir bisa

mempengaruhi kepribadian seseorang.

d. Pencegahan

1) berhenti merokok

2) hygine mulut

e. Penanganan

1) teh hijau

2) berkumur

2. Stomatitis (sariawan)

a. Definisi

Stomatitis atau sariawan dalah radang yang terjadi pada

mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak itu

dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Sariawan dapat

menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah,

gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak tergolong

berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu.

b. Penyebab

1) Bibir, lidah, pipi bagian dalam tergigit sendi secara tidak sengaja.
82

2) Cedera karena sakit gigi, makanan yang keras atau tulang, gigi

yang pecah yang melukai gusi, pipi atau lidah.

Penyebab lainnya :

1) Akibat virus

Sariawan ini disebabkan oleh beberapa bentuk virus yang ada

di dalam tubuh, termasuk kasus-kasus khusus seperti yang

menyebabkan demam pada kelenjar, herpes dan penyakit mulut

lainnya.

2) Akibat bakteri.

Sariawan jenis ini biasanya suka terjadi jika seseorang

menderita sakit tenggorokan atau penyakit lain yang disebabkan

oleh bakteri.

3) Akibat jamur.

Sariawan ini timbul saat seseorang memiliki sistem kekebalan

tubuh yang sangat rendah atau masalah kesehatan lainnya yang

mungkin memerlukan penggunaan antibiotik dosis tinggi.

4) Non-infeksi.

Penyebab paling umumnya adalah terjadinya luka di mulut

yang berulang, meskipun tidak diketahui penyebabnya tapi

biasanya akan hilang dalam waktu 2 minggu. Sariawan ini juga


83

bisa disebabkan adanya masalah dalam sistem pencernaan,

kekurangan vitamin, riboflavin, miacin dan B12.

Selain keempat penyebab di atas, ada juga hal lain yang diduga

dapat menyebabkan sariawan seperti kurang menjaga kebersihan

mulut, pemasangan kawat gigi atau gigi palsu dan juga konsumsi

makanan atau minuman yang panas. ( Gema media. (2012).

Penyebab sariawan serta cara mengatasi). Penurunan daya tahan

tubuh karena Stress berat atau gangguan asam lambung yang

terlalu tinggi.

c. Dampak

Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam,

bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut.

Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat

mengganggu.

d. Pencegahan

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

sariawan, antara lain yaitu menghindari kondisi stres; sering

mengonsumsi buah dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin

B, vitamin C, dan zat besi; menjaga kesehatan atau kebersihan gigi

dan mulut; serta menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat

menyebabkan reaksi alergi pada rongga mulut.


84

Sebenarnya sariawan bisa dicegah dengan cara menjaga

kebersihan mulut dan gigi dengan baik, melakukan pemeriksaan gigi

secara teratur serta mengatur pola makan yang baik dengan

mengurangi makanan yang dapat memicu iritasi pada lapisan mukosa

mulut. Selain itu pencegahan sariawan juga bisa dilakukan dengan

menghindari terjadinya trauma atau benturan seperti menyikat gigi

dengan lembut, tidak terburu-buru saat mengunyah makanan serta

tidak berbicara saat sedang makan.

e. Penanganan

1) Hindari makanan seperti cabai, nenas

2) Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya.

3) Pelihara kebersihan mulut dan gigi.

4) Antibiotik, kortikosteroid, anti-viral, anti-jamur local.

Sariawan dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis

obat, baik dalam bentuk salep, obat tetes, maupun obat kumur. Saat

ini, sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya

sariawan. Jika sariawan sudah telanjur parah, dapat digunakan

antibiotika dan obat penurun panas (bila disertai dengan demam).


85

3. Glostitis (radang pada lidah)

a. Definisi

Glositis adalah peradangan lidah hasil karena penyakit infeksi

atau cedera, seperti luka bakar atau gigitan.

b. Etiologi

1) Kekurangan gizi

2) Kekurangan zat besi

3) Kekurangan vitamin B6 atau niasin

c. Dampak

1) Kemerahan

2) Pembengkakan

3) nyeri

d. Pencegahan

1) mengganti pasta gigi

2) menggunakan obat kumur

3) mengunyah permen karet yg dapat menghilangkan rasa nyeri

e. Penanganan

1) Konsumsi suplemen mineral cair dan mulailah minum teh jelatang

yang kaya akan mineral yang amat dibutuhkan ini.

2) Periksa kadar zat besi Anda. Kekurangan zat besi kadang bisa juga

dikarenakan kekurangan vitamin B12, asam folik, atau tembaga.

Temui ahli gizi untuk mendapatkan saran.


86

4. Chilosis (bibir pecah-pecah)

a. Definisi

Chilosismerupakan gangguan termasuk bibir yang retak, terutama

pada sudut mulut.

b. Penyebab

Biasanya karena defisiensi riboflavin, asam pantotenat dan

piridoksin. Kelainan serupa dapat pula disebabkan oleh mikosis atau

virus herpes.

c. Pencegahan

1) mengkonsumsi sayur-sayuran

2) Perbanyak cairan tubuh

3) pemberian vitamin C.

d. Penaganan

1) Pemberian pelembab bibir

2) Mengkonsumsi vit. C.

D. Masalah-masalah yang terjadi defisit perawatan diri (mata, telinga dan

hidung)

1. Mata

Masalah Yang Terjadi Pada Devisit Mata

a. Pengertian Mata

Mata adalah organ yang mendeteksi cahaya, meneruskan sinyal

tersebut ke retina, dan membuat efek visual yang dikirim ke otak.


87

Mata juga merupakan organ penglihatan yang dimiliki manusia,

dimana dilindungi oleh area orbit tengkorak yang disusun oleh

berbagai tulang.

b. Masalah

no Masalah Penyebab

1 Ketidaknyamanan a. Lensa kotor atau rusak

lensa b. Debu pada bulu mata masuk kedalam

mata

c. Infeksi mata

d. Penurunana kelembaban lensa(air

mata)

2 Kemerahan pada mata a. Pemakaian lensa yang berlebihan

b. Sensitivitas terhadap larutan

perawatan lensa

c. Alergi

d. Infeksi mata

3 Pandangan kabur a. Lensa kotor atau rusak

b. Tertukarnya lenssa kanan dengan

lensa kiri

c. Iritasi kornea

d. Pemakaian lensa sebelah dalam pada


88

arah luar (hanya pada lensa lunak)

4 Air mata berlebihan a. Iritasi kornea

b. Pemakaian lensa yang berlebihan

c. Infeksi mata

5 Infeksi kornea a. Kegagalan melepas lensa yang

dipakai secara luas pada waktunya

b. Kontaminasi kontak penyimpanan

lensa dan larutan pembersih

c. Desinfeksi lensa yang tidak sering

d. Penggunaan salim(larutan) buatan

rumah

e. Penggunaan lensa saat berenang

(potter perry)

c. Perawatan mata secara umum

Mata biasanya tidak memerlukan tindakan hiegiene khusus,

karena cairan lakrimal secara kontinu membasahi dan mencuci mata,

dan kelopak mata serta bulu mata mencegah masuknya partikel asing

ke mata. Namun, intervensi khusus diperlukan untuk pasien yang tidak

sadar atau pasien dalam tahap pemulihan pada pembedahan mata atau

mengalami cedera mata, iritasi, atau infeksi pada mata.(kozier)


89

Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan

melinbatkan pembersihan dengan waslap bersih yang dilembabkan

kedalam air. Sabun yang menyebabakan panas dan iritasi biasanya

dihindari, dan pembersihan dilakukan dengan menyeka dari dalam

keluar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran kedalam

kantung lakrimal. Jika sekresi kering tidak dapat diangkat dengan

mudah dengan menyeka, letakkan kain yang lembab atau kapas pada

margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan

langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat

menyebabakan cedera serius. Sedangkan pada pasien yang tidak sadar

mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembaba

normal salin steril.

d. Perawatan alat bantu pada mata

a. Perawatan kaca mata

Air hangat adalah cukup untuk membersihkan lensa kaca

mata. Kain yang lebut paling baik untuk mengeringkan sehingga

mencegah goresan. Lensa plastik dapat tergores dengan mudah dan

memerlukan larutan pembersih khusus dan tisue kering.

b. Perawatan lensa kontak

Langkah dasar perawatan lensa kontak meliputri

membersihkan untuk melepas akumulasi dari simpanan air mata,

membilas untuk mngangkat kotoran setelah membersihkan,


90

mendesinfeksi untuk melindungi mata dari infeksi, dan

melubrikasi(meminyaki, pelumas, cairan) untuk menggantikan

kembali kehilangan air dari lensa dan air mata melalui

evaporasi(penguapan). ( potter perry)

2. Telinga

a. Pengertian

Telinga adalah indra pendengaran yang berfungsi mengirim suatu

pola yang akurat ke otak dari semua suara yang diterima dari

lingkungan.

b. Masalah yang Terjadi pada Telinga

Masalah yang terjadi pada telinga yaitu penurunan ketajaman

pendengaran yang disebabkan oleh substansi lilin dan benda asing

yang berkumpul pada kanal telinga luar yang mengganggu konduksi

suara.(potter perry, 2005)

1) Sumbatan Serumen (Arif Mansjoer dkk, 1999, hlm. 91)

Sumbatan serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul

akibat penumpukan serumen di liang telinga dan menyebabkan

rasa tertekan yang mengganggu.

Penyebab terjadinya sumbatan serumen antara lain, liang

telinga sempit, produksi serumen banyak dan kental, adanya benda

asing di liang telinga, terdorongnya serumen oleh jari tangan atau

ujung handuk setelah mandi, dan kebiasaan mengorek telinga


91

Gejala dari sumbatan serumen adalah telinga tersumbat

sehingga pendengaran berkurang. Rasa nyeri apabila serumen

keras membatu dan menekan dinding liang telinga.

Penanganan dari sumbatan serumen antara lain, bila serumen

cair maka dibersihkan dengan mempergunakan kapas yang

dililitkan pada pelilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan

dengan pengait, sedangkan bila sukar dapat diberikan tetes telinga

karbogliserin 10% dulu selama tiga hari untuk melunakkannya.

2) Benda Asing di Liang Telinga (Arif Mansjoer dkk, 1999, hlm. 92)

Gejalanya antara lain, rasa tidak enak di liang telinga,

tersumbat, dan pendengaran terganggu. Rasa nyeri akan timbul

bila benda asing tersebut adalah serangga yang masuk dan

bergerak serta melukai dinding liang telinga.

Penanganannyan yaitu, benda asing yang masuk harus

dikelurkan dengan hati-hati. Biasanya dijepit dengan pinset dan

ditarik ke luar. Apabila benda asing yang masuk adalah binatang,

maka binatang di liang telinga harus dimatikan lebih dahulu

dengan meneteskan pantokain, silokain, minyak, atau alkohol

sebelum dikeluarkan. Benda asing yang besar ditarik dengan

pengait serumen, sedangkan yang kecil di ambil dengan cunam

atau pengait. Bila fasilitas tidak tersedia, dirujuk ke ahli THT


92

karena dapat terjadi trauma membran timpani dan benda asing

terdorong masuk ke dalam kavum timpani.

3. Defisit perawatan hidung

Masalah-masalah yang timbul akibat kurangnya perawatan pada hidung,

meliputi :

a. Rusaknya sensasi olfaktori dan pernafasan

1) Definisi

Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali

lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Didalam

hidung terdapat saraf olfaktori. Sel-sel olfaktori atau saraf penciuman

distumulasi oleh bau disekitar kita. Sel-sel ini menyalurkan pesan

keotak, dimana bau dan ras khusus diidentifikasikannya. Sel-sel saraf

ini ditemukan disebuah tambalan kecil dari jaringan terletak diatas

dalam hidung dan mereka terhubung secara langsung ke otak.

Penciuman (olfaktori) terjadi karena adanya molekul-molekul yang

menguap dan masuk ke saluran hidung.

2) Penyebab

akibat akumulasi sekresi yang mengeras didalam nares

mengakibatkan sillia olfaktori tenggelam dan mengakibatkan

hilangnya sensitivitas olfaktori sehingga sensasi olfaktori dan

pernafasan rusak.
93

3) Cara mengatasi

a) Hisap uap air panas (dari semangkuk air panas) untuk membasahi

saluran pernapasan dan mencairkan sekresi hidung yang kental

supaya mudah dikeluarkan

b) Mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan menggunakan

tisu.

c) Membersihkan hidung dengan menggunakan waslap basah atau

aplikator kapas bertangkai.

4) Cara mencegah

Mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan menggunakan tisu

ketika sekresi masih lunak dan belum mengeras.

b. Pembengkakan yang mengarah pada obstruksi nares akibat iritasi mukosa

nasal

1. Penyebab

Pembengkakan yang mengarah pada obstruksi nares akibat

iritasi mukosa nasal. Iritasi mukosa nasal terjadi karena penekanan

ketika pengeluaran sekresi dilakukan dengan kasar sehingga

menyebabkan inflamasi atau radang yang ditandai dengan

pembekakan sehingga mengganggu transportasi olfaktori.

2. Cara mengatasi

1) Merawat daerah pembengkakan


94

2) Mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan menggunakan

tisu.

3) Bersabar dalam mengangkat sekresi

3. Cara mencegah

Menjaga mukosa nasal(lubang) hidung agar tidak teriritasi dan

mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan menggunakan tisu

ketika sekresi masih lunak dan belum mengeras.

E. Masalah-masalah yang terjadi defisit perawatan diri (perawatan kuku

dan tangan serta perineal)

Masalah-masalah yang timbul akibat kurang nya perawatan kuku kaki dan

tangan :

1. Ingrown nail (kuku tumbuh kedalam)

a. Definisi

Sebuah kuku menjadi “tumbuh ke dalam “ ketika tepi kuku atau kuku

tumbuh ke dalam kulit disebelahnya .jempol kaki adalah tempat yang

paling dalam untuk mengembangkan kuku tumbuh kedalam.

b. Penyebab

1) Sepatu ketat atau kaus kaki .ini termasuk jari kaki menunjuk

kekanan,sepatu hak tinggi atau sepatu yang orang banyak atau

memberikan tekanan pada jari kaki.ini juga termasuk ketat selang

atau kaus kaki yang mendorong kuku kaki ke jari kaki.


95

2) Pemangkasan kuku salah.ini menyebabkan kuku tumbuh kedalam

dengan memotong kuku terlalu pendek atau dengan pembulatan

tepi.

3) Cedera . anda bisa mendapatkan kuku kaki yang tumbuh kedalam

dari melakukan olahraga atau kegiatan yang kemacetan jari kaki

kedalam sepatu anda.anda bisa mendapatkan nya dari mematikan

jari-jari kaki atau dari merobek kuku anada

4) Cara kuku secara alami tumbuh .orang dengan kuku yang sangat

tebal melengkung atau memiliki lebih banyak masalah dengan

kuku tumbuh kedalam. Orang yang kulit nya disisi kuku alami

overrows mendapatkan kuku tumbuh kedalam lebih sering

5) Faktor-faktor lain. Yang kaki nya berkeringat banyak ,yang

berlebihan berat badan atau yang memiliki kebersihan yang buruk

bisa mendapatkan kuku tumbuh kedalam.kebersihan yang buruk

berarti tidak menjaga kuku bersih,kering, dan di pangkas dengan

benar.

2. Paronychia

a. Definisi

Infeksi pada kulit disekitar kuku jari tangan atau kuku jari

kaki.paronychia biasanya akut.,tetapi kasus kronis bisa terjadi. Pada

paronychia akut, bakteri (biasanya stahylococcus aureus atau


96

streptococci) masuk melalui robekan pada kulit diakibat kan dari bintil

kuku,trauma pada lapisan kuku ( lapisan pada kulit keras yang

tum[pang tindih disisi kuku), hilangnya kutikula, atau iritasi kronis (

seperti dari air dan detergent). paronychia lebih umum pada orang

yang menggit atau menghisap jari-jari . pada kaki,infeksi seringkali

mulai pada jari kaki yang tumbuh kedalam.

b. Penyebab

1) Acute paronychia ( paranokia akut)

Jenis ini biasanya disebabkan oleh trauma yang diikuti dengan

masuk nya mikro-organisme ke dalam jaringan kulit ,kemudian

menimbulkan infeksi.

2) Chronic paronychia (paranokia kronis)

Paranokia kronis pada umumnya disebabkan oleh infeksi

jamur, terutama candida albicans (kandida). Kadang disebabkan

oleh infeksi mycobacterial ,virus, iritasi bahan kimia dan penyakit

ikutan dari penyakit lain.

3) Gejala

Kulit tampak merah dan membengkak, bisa disertai lepuhan-

lepuhan yang berisi nanah (teritama jika penyebabnya adalah

bakteri).,kuku memiliki ruang yang terbatas , karena itu infeksi

cenderung menimbulkan nyeri.kuku bisa menagalami perubahan

warna ,bentuk atau terlepas dari bantalannya.


97

3. Rams horn nail

a. definisi

gangguan yang menyebabkan kuku (biasanya kuku kaki )

menjadi tebal dan melengkung .ini terutama mempengaruhi orang-

orang tua dan diduga ditularkan secara genetik.

b. Penyebab

jika matriks luka menjadi terinfeksi jaringan dibawah nya

memburuk. Kuku menjadi tebal, tumbuh dari dasar kuku berubah

warna menjadi coklat dan warna.kemudian mulai tumbuh lebih cepat

di satu sisi dan menjadi sulit untuk dipotong, pada tahap ini ,tekanan

apapun diterapkan pada kuku menebal akan menyebabkan rasa nyeri

yang hebat , dan dapat berdampak jari kaki sebelah dan kuku.

4. bau tidak sedap

Kaki menanggung seluruh berat tubuh ,tapi menjadi bagian yang

paling jarang mendapat perhatian khusus ,kaki yang tidak pernah dirawat

dapat menimbulkan bau tak sedap.

Masalah –masalah yang timbul kurang nya perawatan perine:

a. Leukorea (Keputihan)

Nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat

genital yang tidak berupa darah.


98

b. Vulvitis

Vulvitis adalah peradangan yang ditandai dengan vulva

membengkak,merah dan agak nmyeri dan kadang-kadang disertai dengan

gatal-gatal.

c. Infeksi pada Glandula Bartholini

infeksi ini sering kali timbul pada gonorea. Gejala infeksi pada

Bartholinitis ini adalah akuta kelenjar membesar, merah, nyeri, dan lebih

panas daripada daerah sekitarnya.

d. Herpes genitalis

Umumnya dianggap sebagai akibat hubungan seksual dan terjadi dalam 3

sampai 7 hari sesudah koitus.

e. Kondiloma akuminatum

Kondiloma akiminataum berbentuk seperti kembang kubis (cauliflower)

dengan ditengahnya jaringan ikat dan ditutup terutama di bagian atas oleh

epitel dengan hiperkeratosis.Penyakit terdapat dalam bentuk kecil dan

besar,sendirian atau dalam suatu kelompok.Lokasinya adalah pada

berbagai bagian vulva,pada perineum,pada daerah perianal,pada bagian

vagina dan serviks uteri.Dalam hal-hal terakhir ini terdapat leukorea.

f. Vulvitis Diabetika

Pada vulvitis diabetika vulva merah dan sedikit membengkak.Keluhan

terutama rasa gatal,disertai rasa nyeri.


99

g. Trikomonialis

Vulvovaginitis ini disebabkan oleh trikomonas vaginalis.Trikomonas

dapat ditemukan dalam jumlah kecil dalam vagina tanpa gejala

apapun,akan tetapi dalam beberapa hal yang ada hubungannya dengan

perubahan kondisi lingkungan,jumlah dapat bertambah banyak dan

menimbulkan radang.

F. Proses keperawatan yang berhubungan dengan defisit perawatan diri

(rambut dan mandi)

Proses keperawatan rambu dan mandi

1. Proses keperawatan rambut

a. Pengkajian

Identitas pasien

Nama : Ny. M

Umur : 45 tahun

Alamat : Lingke

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMA

Status : Kawin
100

Suku : Aceh

1) Data subjektif

a) Pasien mengatakan rambutnya terasa gatal

b) Pasien mengatakan nyeri di kulit kepala

c) Pasien mengatakan sulit tidur karena gatal kepala

d) Pasien mengatakan sering menggaruk kulit kepala

e) Pasien mengatakan tidak mengetahui cara merawat rambut

yang bermasalah

2) Data objektif

a) Rambut kelihatan kotor dan lepek

b) Kulit kepala lembab

c) Rambut kelihatan tidak rapi

d) Rambut berketombe

e) Rambut rontok

f) Iritasi kulit kepala

g) Kulit kepala tidak sehat

3) Analisa data

No Data Etiologi masalah

1 Ds : pasien mengatakan Lesi pada Nyeri dan

kepalanya gatal dan nyeri kulit kepala gatal

Do : iritasi kulit kepla,


101

berketombe, pruritus (+)

2 Ds : pasien mengatakan sulit pruritus Gangguan

tidur karena gatal kepala pola tidur

Do : rambut berketombe,

berminyak,lepek dan berbau

3 Ds : pasien mengatakan Perubahan Resiko

sering menggaruk kulit fungsi terhadap

kepala barier kulit kerusakan

Do : rambut kelihatan kotor, kepala integritas

lepek, kulit kepala lembab, kulit

rambut rontok, kulit kepala

kemerahan

4 Ds : pasien mengatakan tidak Informasi Kurang

mengetahui cara merawat perawatan pengetahuan

rambut yang bermasalah rambut

Do : rambut kelihatan kotor yang

dan lepek, kulit kepala kurang

lembab dan berketombe


102

b. Diagnosa

1) Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit kepala

yang di tandai dengan iritasi kulit kepala, rambut berketombe.

2) Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan prriritus di

tandai dengan rambut berketombe.

3) Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

perubahan fungsi barier kulit kepala ditandai dengan pasien

mengatakan sering menggaruk kulit kepala rambut kelihatan

kotor dan lepek, kulit kepala lembab, rambut rontok, kulit

kepala kemerahan

4) Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit kepala

berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan

rambut ditandai dengan ramburt kelihatan kotor dan lepek,

kulit kepala lembab.

c. Intervensi

Tujuan :

Semua permasalahan rambut dapat teratasi dengan baik.

Kriteria evaluasi :

Rambut dan kulit kepala kembali normal.

1) Intervensi diagnosa 1

Tujuan : menghilangkan rasa nyeri dan gatal

Intervensi :
103

a) Kaji skala nyeri.

b) Mengurangi skala nyeri dan gatal.

c) Melakukan keramas dengan shampo yang sesuai dengan

kulit kepala pasien.

d) Memberi vitamin rambut.

Rasional:

a) Membantu pasien menggidentifikasi skala nyeri

b) Membantu pasien mengurangi masalah nyeri

c) Membantu pasien melakukan keramas dengan

menggunakan sampo yang sesuai dengan kulit kepala

pasien

d) Membatu pasien menggunakan vitamin rambut

2) Intervensi diagnosa 2

Tujuan : pencapaian tidur yang nyenyak

Intervensi:

a) Kaji gangguan tidur pasien.

b) Kaji ketombe yang menempel pada kulit kepala pasien.

c) Anjurkan keramas menggunakan shampo anti dendruf.

d) Anjurkan pasien istirahat yang cukup setelah keramas.

e) Siapkan lingkungan yang nyaman dan damai.


104

Rasional:

a) Membantu pasien menghilangkan ketombe

b) Menghilangkan pruritus yang dapat mengganggu tidur

pasien

c) Melakukan tindakan yang dapat memelihara kelembaban

kulit.

3) Intervensi diagnosa 3

Tujuan : memelihara integritas kulit kepala

Intervensi:

a) Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi

( hidrasi stratum korneum yang berlebihan )

b) Menghindari friksi ( garukan dengan kuku )

c) Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya termal

akibat kompres hangat dengan suhu yang terlalu tinggi

dan akibat cedera panas yang tidak terasa ( bantalan

pemanas, radiator )

d) Menggunakan creambath dan conditioner.

Rasional :
105

a) Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan

pemenuhan untuk menstabilkan kondisi tubuh pasien

b) Mencegah maserasi pada kulit karena maserasi pada kulit

yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit dan

perluasan kelainan primer

c) Harus hati – hati digunakan pada pasien dermatosis kerena

penurunan sensitifitas

d) Memberikan nutrisi dan menguatkan rambut

4) Intervensi diagnosa 4

Tujuan: pasien memahami cara merawat rambut dengan baik

dan benar.

Intervensi:

a) Kaji pengetahuan pasien

b) Berikan umpat balik yang positif untuk setiap usaha yang

di lakukan atau keberhasilannya

c) Jaga agar pasien mendapatkan informasi yang benar dan

memperbaiki kesalahan persepsi

d) Dorong pasien untuk mendapatkan nutrisi rambut yang

sehat.
106

Rasional:

a) Memberi pengetahuan tentang perawatan rambut pada

pasien

b) Meningkatkan kemandirian dan mendorong pasien untuk

berusaha secara continue

c) Penampakan kulit mencerminkan kesehatan umum

seseorang, perubahan pada kulit kepala dapat menandakan

nutrisi abnormal

d) Meningkatkan kesehatan kulit kepala

d. Implementasi

1) Implementasi diagnosa 1

a) Kaji skala nyeri pasien

b) Mengurangi skala nyeri

c) Melakukan keramas dengan shampo yang sesuai dengan

kulit kepala pasien

d) Memberikan vitamin rambut

2) Implementasi diagnosa 2

a) Menyarankan kepada pasien untuk menjaga kesejukan kulit

kepala

b) Memberitahu pasien untuk menghindari kebiasaan mandi

menggunakan air panas


107

c) Memberikan obat preparat topical

d) Kaji gangguan tidur pasien

e) Kaji ketombe yang menempel di kulit kepala

f) Anjurkan keramas menggunakan shampo anti dendruf

g) Anjurkan pasien istirahat yang cukup setelah keramas

h) Siapkan lingkungan yang nyaman dan damai.

3) Implementasi diagnosa 3

a) Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan

pemenuhan untuk menstabilkan kondisi rambut pasien

b) Menngunakan obat yang diresepkan sesuai jadwal

c) Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat

d) Membantu pasien melakukan relaksasi

e) Lindungi kulit kepala yang sehat terhadap kemungkinan

maserasi ( hidrasi sratum korneum yang berlebihin )

f) Menghindari terjadinya friksi

g) Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya termal

akibat kompres hangat dengan susu yang tinggi dan akibat

cedera panas yang tidak terasa ( bantalan pemanas,

radiator)

4) Implementasi diagnosa 4

a) Kaji pengetahuan pasien


108

b) Berikan umpat balik yang positif untuk setiap usaha yang

di lakukan atau keberhasilannya

c) Mengarahkan setiap tinmdakan perawatan diri yang di

lakukan

d) Pertahankan dukungan sikap tegas, dan beri pasien waktu

yang cukup untuk melakukan perawatan

e) Anjurkan untuk teratur melakukan perawatan diri

e. Evaluasi

1) Evaluasi diagnosa 1

S : pasien mengatakan nyerinya berkurang

O : iritasi kulit kepala dan ketombe berkurang

A : masalah teratasi sebagian

P : perawatan dilanjutkan

2) Evaluasi diagnosa 2

S : pasien mengatakan sudah bisa istirahat dengan nyenyak

karena kepala tidak gatal lagi

O : terlihat dari pola tidur pasien sudah teratur dan kepala

tidak gatal kembali

A : masalah teratasi

P : perawatan dihentikan

3) Evaluasi diagnosa 3

S : pasien tidaka lagi menggaruk kepalanya


109

O pasien tidak lagi mengalami rambut lepek, berketombe, dan

rambut rontok

A : masalah teratasi

P : tetap mempertahankan intervensi

4) Evaluasi diagnosa 4

S : pasien sudah mulai memperhatikan kesehatan dan

kebersihan rambut

O : pasien mengatakan lepek dan lembab berkurang

A : masalah teratasi

P : pertahankan intervensi

2. Proses keperawatan berhubungan dengan defisit perawatan diri (mandi )

a. Pengakajian

1) Pengumpulan data

Identitas diri

Nama : Ny. M

Alamat : Lambhuk, Banda Aceh

Usia : 20 tahun

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Masuk tanggal : 10 februari 2012

Pekerjaan : Mahasiswi
110

2) Analisa Data

No Symtom (S) Etiologi (E) Problem (P)

1 DS : Pasien mengeluh tidak Kelemahan Fisik Gangguan perawatan

mampu melakukan aktivitas diri (mandi)

(Mandi, Makan dan Minum)

DO : Badan dan pakaian

tercium bau

2 DS : Pasien mengeluh gatal – Lesi pada kulit kepala Nyeri dan gatal di

gatal dan nyeri bagian kepala

DO : Kulit kotor dan kusam,

nyeri (+), ruam kulit kepala

(+) dan pruritus (+)

3 DS : Pasien mengatakan Kurang pemahaman Defisit knowledge

tidak tahu cara perawatan diri tentang perawatan diri

(Mandi) (mandi)

DO : Kulit terlihat bersisik

dan kering
111

b. Diagnosa

1) Gangguan perawatan diri (mandi) berhubungan dengan kelemahan

fisik yang diderita klien yang di tandai dengan pasien mengatakan

tidak mampu untuk beraktivitas (mandi, makan dan minum).

2) Nyeri dan gatal di bagian kepala yang berhubungan dengan lesi

pada kulit kepala yang di tandai dengan kulit kotor, kusam, nyeri

(+), ruam kulit kepala (+) dan pruritus (+).

3) Defisit knowledge yang berhubungan dengan kurangnya informasi

tentang perawatan diri (mandi) yang ditandai dengan pasien

mengatakan tidak tahu cara perawatan diri (mandi).

c. Intervensi

1) Intervensi diagnosa I

Tujuan : Membantu pasien melakukan aktivitas perawatan diri

a) Pola kebersihan diri (mandi) pasien normal.

b) Keadaan kulit, rambut kepala bersih.

c) Pasien dapat mandarin untuk melakukan aktivitas

perawatan diri (mandi).

NO. INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji Penyakit kronis yang Data dasar dalam melakukan


112

menyebabkan klien tidak intervensi.

mampu melakukan perawatan

diri.

2. Kaji luasnya ketidakmampuan Data dalam menentukan

dalam hubungannya dengan intervensi lebih lanjut.

aktivitas perawatan diri.

3. Menjaga kebersihan pasien Menghindari risiko infeksi

dengan cara membantu pasien kulit

melakukan perawatan diri

(mandi)

2) Intervensi diagnosa II

Tujuan : meningkatkan rasa nyaman dan bebas nyeri kepala

NO. INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji tingkat nyeri pada pasien. Data dasar dalam melakukan

intervensi.

2. Berikan informasi factual mengenai Menambah pengatahuan pasien

cara pengurangan nyeri tentang mengurangi rasa nyeri.


113

3. Bantu pasien mengurangi rasa nyeri Mengurangi/ menghilangkan rasa

dan meningkatkan rasa nyaman nyeri pasien

c. Intervensi diagnosa III

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan tentang cara perawatan diri (mandi)

NO. INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji tingkat pengetahuan klien. Data dasar dalam melakukan

intervensi.

2. Berikan informasi factual atau Meningkatkan pengetahuan dan

pendidikan kesehatan mengenai: membuat pasien lebih kooperatif.

a. Cara perawatan diri (mandi).

b. Pentingnya perawatan diri

(mandi).

c. Pola perawatan diri (mandi).

3. Beri motivsasi pasien melakukan Meningkatkan rasa nyaman dan

perawatan diri (mandi). kemandirian pasien.

d. Implimentasi

1) Implimentasi diagnose I

a) Mengkaji tingkat deficit ( gangguan keperawatan diri)


114

b) Mendorong klien melakukan perwatan diri secara mandiri/bantuan

minimal perawat

c) Membantu klien untuk mandi

d) Menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya

kamar mandi yang dekat dan tertutup

e) Menyediakan perlengkapan mandi pasien.

f) Memberikan klien lotion yang nyaman dan aman untuk kulit

2) Implimentasi diagnose II

a) Mengkaji tingkat nyeri pada pasien.

b) Memberikan informasi factual mengenai cara pengurangan nyeri

c) Membuat jadwal kegiatan perawatan diri pasien setiap hari.

d) Membantu klien merawat diri

3) Implimentasi diagnose III

a) Mengkaji tingkat pengetahuan klien.

b) Membicarakan pentingnya cara perawatan diri (mandi), pentingnya

perawatan diri (mandi), pola perawatan diri (mandi)

c) Memberikan motivasi pasien melakukan perawatan diri (mandi).

e. Evaluasi

1) Evaluasi keperawatan diagnose I

S : Pasien mengatakan lebih kuat dan semangat

O : Tubuh pasien bersih dan wangi

A : Sebagian masalah teratasi


115

P : Intervensi keperawatan dilanjutkan

2) Evaluasi keperawatan diagnose II

S : Pasien mengatakan rasa gatal sudah hilang

O : Kulit halus dan cerah

A : Masalah sebagian teratasi

P : Intervensi keperawatan dimodifikasi

3) Evaluasi keperawatan diagnose III

S : Pasien mengatakan mengetahui cara perawatan diri (mandi)

O : Kulit terlihat lembab dan halus

A : Masalah teratasi

P : Tindakan dihentikan

G. Proses keperawatan yang berhubungan dengan defisit perawatan diri

(mata, hidung, dan telinga)

1. Proses keperawatan mata

a. Pengkjian fisik

Pengkajian fisik menjelaskan teknik yang digunakan untuk

membantu mengetahui kondisi dan fungsi mata. Secara normal mata

terbebas dari iritasi dan infeksi. Sklera terlihat seperti bagian putih dari

mata pada anterior. Konjungtiva jernih, merah muda, dan tanpa

inflamasi. Margin kelopak mata tanpa inflamasi, drainase, atau luka.


116

Bulu mata harus simetris. Alat bantu yang digunakan adalah kaca

mata, kontak lensa, mata palsu.

b. Diagnosa keperawatan

a. Defisit perawatan diri mandi atau higienies yang berhubungan

dengan

1) Keterbatasan fisik

2) Kerusakan penglihatan

b. Resiko infeksi yang berhubungan dengan praktik higenis yang

buruk

c. Perubahan sensorik atau perseptual (penglihatan) yang

berhubungan dengan Inflamasi mata atau infeksi mata lokal

d. Defisit pengetahuan higienis pribadi yang berhubungan dengan

1) Kekurangan pemaparan informasi

2) Kesalahan menginterpretasi informasi

c. Perencanaan

tujuan perawatan untuk klien meliputi sebagai berikut :

1) Mata klien akan bebas dari infeksi

2) Klien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal

3) Klien akan melakukan perawatan mata sehari hari

Kriteria hasil :
117

1) Pada mata klien tidak ditemukan kemerahan, gatal, bengkak,

berair, sekret yang berlebihan, tidak nyeri

2) Mampu melihat dengan jelas

3) Pasien mampu membersihkan mata secara mandiri

Intervensi :

1) Monitoring kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri

secara mandiri. Rasional : Menilai kemampuan pasien dalam

melakukan perawatan diri secara mandiri

2) Motivasi pasien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri

sesuai tingkat kemampuan pasien. Rasional : Pasien mau

melakukan perawatan diri secara mandiri

3) Bersihkan mata dengan waslap lembab yang bersih pada saat

mandi. Rasional : Sekret sulit dibersihkan dengan waslap yang

kering

4) Seka mata mulai dari kantus mata. Rasional : Mencegah masuknya

sekresi ke kantong lakrimal

5) Gunakan bagian waslap yang berbeda untuk membersihkan mata

lainnya. Rasional : Mencegah penyebaran infeksi

6) Jangan memberikan tekanan langsung pada mata. Rasional :

Menghindari cedera serius pada mata


118

7) Lakukan perawatan mata pada pasien tidak sadar. Rasional :

Adanya penumpukkan sekret pada kelopak mata

8) Bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat

menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang

diberi pelembab normal salin steril. Rasional : Membersihkan dan

melembabkan permukaan mata

9) Bersihkan alat bantu mata seperti, kaca mata dan kontak lensa.

Rasional : Penglihatan tidak terganggu

d. Implementasi

Memberikan perawatan kebersihan mata

e. Evaluasi

1) Kemampuan pasien untuk melakukan perawatan mata

2) Menilai apakah mata dapat berfungsi dengan baik

3) Mata terbebas dari gangguan

4) Menilai apakah alat bantu dapat berfungsi secara optimal

2. Proses keperawatan telinga

a. Pengkajian

Pengkajian strukutur telinga luar meliputi pemeriksaan aurikel, kanal

telinga luar dan membran timpani. Selama melakukan tindakan higienis,

perawat lebih memperhatikan keberadaan akumulasi serumen atau

drainase pada kanal telinga, inflamasi lokal, atau nyeri. Mengkaji ada

tidaknya penggunaan alat bantu pendengaran.


119

b. Diagnosa keperawatan

1. Defisit perawatan diri mandi atau higienis yaitu berhubungan dengan :

a. Keterbatasan fisik

b. Kerusakan pendengaran

2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan :

a. Praktik higienis yang buruk

3. Perubahan sensorik atau perseptual (pendengaran) yang berhubungan

dengan :

a. Obstruksi kanal telinga

f. Perencanaan

Tujuan perawatan untuk klien meliputi sebagai berikut :

1. Telinga klien bebas dari infeksi

2. Klien memiliki organ sensorik yang berfungsi normal

3. Klien mampu melakukan perawatan telinga sehari-hari

Kriteria hasil

1. Tidak adanya drainase, cairan nanah, lesi, nyeri, dan gatal

2. Mampu mendengar dengan jelas

3. Mampu melakukan perawatan telinga secara mandiri

Intervensi

1. Pantau kemampuan klien dalam melakukan perawatan telinga secara

mandiri. Rasional : Menilai


120

2. Motivasi pasien dalam melakukan perawatan telinga secara mandiri.

Rasional :

3. Bersihkan telinga pasien secara rutin. Rasional : bebas dari infeksi

4. Gunakan waslap yang lembab di aurikel dan dirotasikan ke kanal

telinga dengan lembut. Rasional : Serumen yang keras sulit

dibersihkan dengan waslap kering

5. Instruksikan pasien untuk tidak menggunakan benda tajam seperti

peniti, tusuk gigi. Rasional : Mencegah kerusakan pada kanal telinga

6. Bersihkan alat bantu pendengaran. Rasional : Alat bantu dapat bekerja

secara optimal

Implementasi

melakukan perawatan kebersihan telinga

g. Evaluasi

1. Berbicaralah dengan pasien dengan intonasi pembicaran normal dan

amati tingkah laku pasien

2. Bandingkan kemampuan pendengaran pasien dengan hasil pengkajian

sebelumnya

3. Menilai kemampuan pasien dalam perawatan telinga secara mandiri

4. Laporkan kepada dokter jika ada yang tidak normal

3. Proses keperawatan hidung

a. Pengkajian
121

Perawat memerikasa nares untuk tanda-tanda inflamasi,

pengeluaran, luka, edema, dan deformitas. Mukosa nasal secara

normal berwarna merah muda, jernih dan memiliki sedikit atau tidak

ada pengeluaran. Pengeluaran cairan yang jernih, mungkin akibat

infeksi atau alergi.

Jika pasien menggunakan selang NGT (nasogastrictube),

perawat harus menginspeksi permukaan nares yang kontak dengan

selang untuk jaringan yang mengelupas, lunak yang terlokalisasi,

inflamasi, dan pendarahan.

b. Diagnosa keperawatan

1) Defisit perawatan diri mandi atau higienis yaitu berhubungan

dengan :

a) Keterbatasan fisik

b) Kerusakan penciuman

2) Risiko infeksi yang berhubungan dengan :

a) Praktik higienis yang buruk

3) Perubahan sensorik atau perseptual (penciuman) yang

berhubungan dengan :

a) Obstruksi nasal

c. Perencanaan

Tujuan perawatan untuk klien meliputi sebagai berikut :

1) Hidung bebas dari infeksi


122

2) Pasien memiliki organ sensorik yang berfungsi normal

3) Pasien melakukan perawatan hidung secara mandiri

Kriteria hasil

1) Tidak adanya bengkak, nyeri, kemerahan, gatal pada hidung

2) Pasien mampu menggunakan indra penciuman dengan baik

3) Pasien mampu melakukan perawatan kebersihan hidung setiap hari

secara mandiri

Intervensi

1) Monitor kemampuan pasien melakukan perawatan kebersihan

hidung secara mandiri. Rasional : menilai kemampuan pasien

melakukan perawatan kebersihan hidung secara mandiri.

2) Motivasi pasien melakukan perawatan kebersihan hidung secara

mandiri. Rasional : pasien mau melakukan perawatan kebersihan

hidung secara mandiri.

3) Bersihkan sekret pasien dengan tisu secara lembut. Rasional : tidak

melukai bagian hidung

4) Instruksikan pasien untuk membersihkan hidung dengan lembut.

Rasional : mencegah terjadinya iritasi pada mukosa hidung

5) Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu

dengan menggunakan waslap basah atau aplikator kapas bertangkai


123

yang dilembabkan dalam air atau salin. Rasional : memudahkan

pengeluaran sekret dan melembutkan sekret yang mengeras

6) Jika pasien menggunakan selang di hidung maka harus direkatkan

dengan plester yang tepat. Rasional : tidak menyebabkan cedera

jaringan pada hidung

7) Perawat harus selalu membersihkan lubang hidung dengan telilti di

sekitar selang. Rasional : Menghindari akumulasi sekret

d. Implementasi : Melakukan perawatan kebersihan hidung.

e. Evaluasi

1) Kemampuan pasien berpartisipasi pada prosedur tersebut

2) Tingkat kenyamanan setelah dilakukan prosedur keperawatan

3) Kemampuan pasien melakukan perawatan kebersihan hidung

secara mandiri

4) Laporkan jika adanya ketidaknormalan kepada dokter

H. Proses keperawatan yang berhubungan dengan defisit perawatan diri

(mulut dan gigi)

1. Pengkajian

Pengumpulan data

a. Data subjektif

1) Pasien mengatakan tidak mau makan

2) Pasien mengatakan tidak mau menyikat gigi


124

3) Pasien mengtakan menyikat gigi 3x seminggu

4) Pasien mengatakan nyeri dibagian oral

5) Pasien mengatakan sulit untuk berkomunikasi

6) Pasien mengatakan sulit bersosialisasi

7) Pasien mengatakan sulit mengunyah

8) Pasien mengatakan tidak nafsu makan

b. Data objektif

1) Radang lidah

2) Radang gusi

3) Nafas bau

4) Mukosa kemerahan

5) Bibir pecah-pecah

6) Karies gigi

7) Sardes

8) Stomatitis

9) Paritis

10) Mukosa bukal kering

11) Plak gigi

12) Gusi berdarah

13) Menutup mulut saat berbicara

14) Muka cemberut

15) Meringis kesakitan


125

16) Tidak ada saliva

c. Analisa data

No Symtom Etiologi Problem

1 DS: - meringis kesakitan Infeksi pada mukosa oral Nyeri

- Skala nyeri 7-8

- Sulit untuk

mengunyah

DO: -Muka cemberut

- Radang lidah

- Radang gusi

- Mukosa

kemerahan

- Bibir pecah-pecah

- Stomatitis

- Gusi berdarah

- Parotis

- Mukosa buka

kering

2 DS: - Tidak nafsu makan Intake yang adekuat Perubahan nutrisi

- Skala nyeri 7-8 kurang dari kebutuhan


126

- Tidak mau makan tubuh

DO: - Tidak ada saliva

- Gusi berdarah

- Parotis

- Stomatitis

3 DS: - Meringis kesakitan Hygiene mulut yang tidak Gangguan membran

DO: - Radang lidah efektif mukosa mulut

- Radang gusi

- Mukosa

kemerahan

- Bibir pecah-pecah

- Karies gigi

- Stomatitis

- Parotis

- Gusi berdarah

4 DS: - Pasien mengatakan Kurangnya pengetahuan Defisit perawatan diri

tidak mau menyikat gigi : Hygiene oral

- Pasien

mengatakan

menyikat gigi 3x

seminggu
127

DO: - Nafas bau

- Karies gigi

- Sardes

- Plak gigi

- Gusi berdarah

5 DS: - Pasien mengatakan Perubahan kondisi pada Gangguan body image

Sulit berkomunikasi struktur oral

- Pasien

mengatakan Sulit

bersosialisasi

DO: - Plak gigi

- Suka menutup

mulut saat

berbicara

- Sardes

- Karies gigi

- Bibir pecah-pecah

- Nafas bau

b. Diagnosa
128

Diagnosa data

1) Diagnosa keperawatan actual

a) Nyeri dengan infeksi pada mukosa oral di tandai dengan DS dan DO.

b) Gangguan mukosa mulut berhubungan dengan hygienemulut yang

tidak efektif ditandain dengan DS dan DO.

c) Defisit perawatan diri (hygiene oral)berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan ditandai dengan DS dan DO.

d) Gangguan body image berhubungan dengan defisit kepercayaan diri

ditandai dengan DO dan DS.

2) Diagnosa keperawatan resiko

Perencanaan

a) Diagnosa I :

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Skala nyeri 1. Skala nyeri 1. Memberikan

berkurang berkurang makanan yang 1. Pasien yang sulit

atau hilang. menjadi 2-3 lunak. makan akan

dalam tiga hari. mengeluh

2. Radang pada memakan

mukosa mulut makanan yang

bekurang dalam keras,

seminggu. memberikan
129

3. Pasien kembali makanan yang

dapat lunak dapat

mengunyah 2. Menyarankan meningkatkan

dengan tanpa banyak kebutuhan

gangguan atau meminum air. nutrisi.

rasa tidak 2. Mengkonsumsi

nyaman. air yang cukup

4. Menunjukkan 3. Menjaga dapat

tindakan santai. lingkungan agar melembabkan

tetap tenang. mukosa oral.

4. Memberikan 3. Memberikan

analgesic. pasien

kenyamanan.

5. Memberikan 4. Pemberian

vitamin C. analgesic dapat

mengurangi

6. Menawarkan nyeri.

tindakan 5. Vitamin C dapat

pengurangan mengobati

nyeri untuk stomatitis.

membantu 6. Agar
130

mengobati meningkatkan

nyeri. rasa kenyamanan

pasien.

b) Diagnosa II :

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Mempertahankn 1. Nafsu makan 1. Memberikan 1. Meningkatkan

nutrisi yang meningkat makanan yang nutrisi agar

adekuat. dalam tiga mengandung tercukupi sesuai

hari. gizi yang kebutuhan tubuh

2. Tidak sulit optimal. pasien.

untuk 2. Dapat

mengunyah. 2. Memberikan meningkatkan

makanan dalam nafsu makan

bentuk lunak dan mudah

dan disukai. untuk dicerna.

c) Diagnosa III :
131

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Pasie 1. Mempertahanka 1. Memberikan 1. Meningkatkan

n n keutuhan dan perawatan khusus kesehatan mulut

akan kesehatan bibir, pada mulut : klien.

memi lidah dan a. Menjelaskan pada a. Agar pasien

liki membran klien tentang dapat membantu

muko mukosa mulut prosedur yang kelancaran

sa dalam akan dilakukan. prosedur.

utuh seminggu. b. Mencuci tangan b. Memakai sarung

yang 2. Mencegah dan lakukan tangan saat

terhid infeksi oral. prosedur memberikan

rasi pengendalian perawatan dapat

baik. infeksi dengan mencegah

menggunakan perawat terkena

sarung tangan. infeksi dan

mencegah

perpindahan

mikroorganisme

ke pasien.

c. Menjaga privasi c. Privasi adalah

pasien. suatu kebutuhan


132

karena hygiene

adalah hal yang

bersifat pribadi.

d. Mencegah cairan

d. Mempersiapkan mengalir ke

pasien melakukan tenggorakan.

prosedur.

e. Membersihkan e. Membersihkan

gigi pasien. gigi dapat

mengurangi

mokroorganisme

penyebab

f. Membilas mulut radang.

dengan f. Membilas

menggunakan dengan larutan

baking soda dan baking soda dan

garam. garam dapat

meningkatkan

penyembuhan

dan membantu

pembentukan
133

jaringan

granulasi.

d) Diagnosa IV :

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Meningkatkan 1. Pasien mampu 1. Mengajarkan 1. Agar pasien

kemampuan mendemonstari pasien cara dapat

menjaga kan cara merawat dan merawat gigi

hygiene oral. merawat gigi membersihkan dengan benar

dan mulut gigi dan mulut. secara

dengan benar. 2. Memberitahukan mandiri.

2. Pasien pasien 2. Agar pasien

mengetahui pentingnya termotivasi

pentingnya merawat untuk

praktik hygiene kesehatan gigi melakukan

untuk kesehatan dan mulut. perawatan

gigi dan mulut. gigi dan

3. Menyarankan mulut.

pasien 3. Obat kumur

menggunakn dapat
134

obat kumur. membantu

menghilangka

mikroorganis

me yang

masih tersisa

setelah

menyikat gigi.

e) Diagnosa V :

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Meningkatkan 1. Pasien mampu 1. Menyikat gigi 1. Penyikatan

kepercayaan bersosialisasi dengan benar. gigi dapat

diri. dan membersihkan

berkomunikasi bahan-bahan

dengan baik. dan lapisan

2. Mengangkat makanan yang

plak gigi dalam 2. Melakukan menumpuk.

dua hari. flossing gigi. 2. Membantu

3. Meningkatkan membersihkan
135

perasaan sela-sela gigi

sejahtera pasien. secara

4. Mencegah menyeluruh

infeksi pada dan dapat

jaringan oral. menghilangkan

plak.

d. Evaluasi

1) Nyeri

S : Pasien mengatakan skala nyeri 1

O : Wajah tampak lebih segar dan ceria

A : Masalah teratasi

P : Rencana di lanjutkan tanpa di modifikasI

2) Perubahan nutrisi

S : Pasien menyatakan nafsu makan bertambah atau normal

O : Pasien mampu menghabiskan makanan yang diberikan

A : Masalah teratasi

P : Rencana dilanjutkan tanpa dimodifikasi

3) Gangguan membrane mukosa

S : pasien mengatakan gusi berdarah sudah jarang atau berkurang

O : radang gusi berkurang


136

A : masalah teratasi sebagian

P : rencana di lanjutkan atau dimodifikasi

4) Deficit perawatan diri ( Hygiene Oral )

S : pasien mulai menyikat gigi 2x sehari

O : bau mulut berkurang

A : masalah teratasi

P : rencana di lanjutkan

5) Gangguan body image

S : pasien sudah mulai berbicara tanpa menutup mulut

O : sudah mulai bersosialisasi

A : masalah teratasi

P : rencana di lanjutkan

I. Proses keperawatan yang berhubungan dengan perawatan diri (kuku

tangan dan kaki)

1. Pengkajian Fisik

Pengkajian kaki melibatkan pemeriksaan yang teliti tentang semua

permukaan kulit, bentuk, ukuran dan jumlah jari, bentuk kaki dan kondisi

jari kaki. Perawat menginspeksi kaki untuk melihat adanya luka dan

mencatat adanya daerah yang kering, inflamasi, atau pecah-pecah. Daerah

antara kaki dan jari harus diperiksa hati-hati. Tumit, telapak kaki dan sisi
137

kaki cenderung untuk iritasi apabila sepatu tidak pas. Jari-jari secara

normal adalah lurus dan datar. Kaki harus dalam garis lurus dengan mata

kaki dan tibia.

Gangguan kaki yang menyakitkan menyebabkan kepincangan atau

gaya berjalan yang tidak alami. Klien berpenyakit vascular perifer, seperti

diabetes, harus dikaji keadekuatan sirkulasi kaki. Jika klien juga diabetic

maka perawat harus memeriksa adanya neuropati, yaitu degenerasi saraf

perifer yang dicirikan dengan kehilangan sensasi.

Kuku normal yang sehat yaitu transparan, lembut dan konveks

dengan alas jari pink dan ujung putih tembus cahaya. Pada lansia, jari

dapat menjadi tebal dan kuning. Kuku dikelilingi kutikula, yang tumbuh

perlahan melewati jari dan harus secara teratur ditekan kebelakang. Kulit

sekitar dasar kuku dan kutikula harus lembut tanpa inflamasi. Lesi yang

meradang pada dasar kuku menyebabkan pembentukan kuku yang tebal,

kuku tanduk, yang dapat dilepas dari dasar kuku.

a. Faktor Perkembangan

Pengkajian perawat mempertimbangkan kebutuhan khusus

lansia yang seringkali tidak mampu mempertahankan perawatan kaki

dan kuku yang tepat. Mencatat keberadaan penglihatan yang lemah,

tangan gemetar, obesitas atau ketidakmampuan untuk membungkuk

menyatakan tingkat bantuan yang diperlukan klian lansia.


138

Lansia seringkali memiliki kaki yang kering karena penurunan

sekresi kelenjar sebasea, dehidrasi sel epidermis dan kondisi alas kaki

yang buruk. Retakan yang menyebabkan kegatalan umumnya

berkembang. Masalah kaki yang umum dari lansia meliputi cedera

tumit, metatarsalgia (nyeri dibawah kepala metatarsal), jari palu dan

jari cakar (kontraktur fleksi), ibu jari bengkak, katimumul dan kalus,

arthritis, kehilangan sensasi, dan kondisi kuku patalogis.

Infeksi jamur secara umum terjadi dibawah jari kaki, yang

menyebabkan coretan kuning yang kotor atau perubahan warna total,

kuku dapat menjadi buram, besisik, dan hipertrosi.

b. Alas kaki

Anak-anak atau dewasa muda yang secara teratur gagal memakai kaus

kaki akan memiliki keringat yang berlebihan yang meningkatkan

pertumbuhan jamur. Sepatu sempit atau kurang pas, kaus kaki, ikat kaus

kaki, atau stoking nilon sampai lutut dapat menyebabkan luka kulit

tertentu dan mengganggu sirkulasi kaki. Sepatu yang kebesaran dan

kealaman akan mengakomodasi ibu jari yang bengkak atau jari cakar.

Bantalan alas kaki bagian dalam membantu mendistribusikan kembali

tekanan kepala metatarsal. Pojok sepatu membantu dengan ambulasi.

c. Pengetahuan tentang praktik perawatan kaki dan kuku

Perawat menetukan pengetahuan klien tentang perawatan kaki dan

kuku untuk mengkaji kebutuhan pendidikan. Perawat mengobservasi


139

apakah klien mengetahui bagaimana memotong kuku atau menggunakan

produk bebas untuk perawatan kuku dan pemeliharaan.

Jika klien tidak mampu memvisualisasikan seluruh kakinya, orang lain

harus melakukan tugas ini setiap hari. Karena insufisiensi vascular dan

neuropati, orang diabetes berisiko cedera pada kaki. Trauma kaki yang

diabetes dengan mudah menyebabkan infeksi.

2. Diagnosa

a. Devisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang kuku

b. Nyeri berhubungan dengan kuku jari kaki yang tumbuh kedalam

c. Hambatan mobilisasi fisik

3. Perencanaan

a. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang kuku kaki dan tangan

1) Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kuku kaki dan tanagn

2) Kaji apa yang sudah diketahui tentang perawatan kuku kaki dan

tangan

3) Ajarkan tentang perawatan kuku kaki dan tangan kepada pasien

4) Ajarkan cara mencegah infeksi pada kuku kaki dan tangan

5) Beri informasi tentang perawatan kuku kali dan tangan

6) Beri informasi tentang alas kaki yang baik


140

7) Beri informasi tentang efek yang terjadi apabila kuku tidak bersih

dan alas kaki yang tidak sesuai

8) Ajarkan pasien mengenai faktor-faktor yang menyebabkan

penurunaan perawatan kuku kali dan tangan

b. Nyeri berhubngan dengan kuku jari kaki yang tumbuh kedalam

1) Kaji skala nyeri

2) Ajarkan tehnik pengurangan rasa nyeri

3) Beri obat analgesik untuk mengurangi rasa nyeri

c. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan luka kaki yang

menyakitkan

1) Kaji gangguan penghambat mobilisasi fisik

2) Kaji jenis alas kaki yang digunakan

3) Bantu perawatan kuku kaki dan tangan jika terjadi masalah pada

visual

d. Implementasi

1) Devisit perawatan diri

a) Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan kuku

tangan dan kaki

b) Mengkaji apa yang sudah diketahui tentang perawatan kuku

tangan dan kaki


141

c) Mengajarkan tentang cara perawatan diri pada kuku tangan dan

kaki

d) Mengajarkan pasien cara mencegah infeksi pada kuku tangan

dan kaki

e) Memberikan informasi tentang perawatan kuku tangan dan

kaki

f) Memberikan informasi tentang alas kaki yang baik

g) Mengajarkan pasien mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan penurunan perawatan kuku tangan dan kaki

h) Memberikan krem pada kuku tangan dan kaki agar kuku tidak

kering

i) Memberikan informasi tentang efek yang terjadi apabila kuku

tidak bersih dan alas kaki yang tidak sesuai

2) Nyeri

a) Mengkaji skala nyeri

b) Mengajarkan teknik pengurangan rasa nyeri, seperti: menarik

nafas dalam

c) Memberikan obat analgesic untuk menghilangkan rasa nyeri

3) Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan luka kaki

yang menyakitkan

a) Mengkaji gangguan penghambat mobilisasi fisik

b) Mengkaji jenis alas kaki yang digunakan


142

c) Membantu perawatan kuku tangan dan kaki jika terjadi

permasalahan

d. Evaluasi

1) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang perawatan kuku kaki dan tangan

a) Mengevaluasi tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan

kuku kaki dan tangan

b) Evaluasi apa yang sudah diketahui tentang perawatan kuku kaki

dan tangan

c) Evaluasi cara pencegahan evaluasi kuku kaki dan tangan

d) Evaluasi informasi tentang perawatan kuku kaki dan tangan

e) Evaluasi informasi tentang alas kaki yang baik

f) Evaluasi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan perawatan

kuku kaki dan tangan

2) Nyeri berhubungan dengan kuku jari kaki yang tumbuh ke dalam

a) Evaluasi skala nyeri

b) Evaluasi teknik pengurangan rasa nyeri

3) Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan luka kaki yang

menyakitkan

a) Evaluasi gangguan hambatan mobilisasi fisik

b) Evaluasi jenis alas kaki yang digunakan


143

c) Evaluasi perawatan kuku kaki dan tangan jika terjadi

permasalahan pada penglihatan

J. Proses keperawatan yang berhubungan dengan defisit perawatan diri

(kulit dan perineal)

1. Proses keperawatan pada perawatan kulit

Kasus perawatan kulit

Seorang wanita bernama Ny. X berusia 20 tahun, bertempat tinggal di

Ulee Kareng. Pekerjaan Mahasiswi dengan Pendidikan Strata 1 dan belum

menikah. Ny. X mengeluh susah bergerak, gatal-gatal, kemerahan,

keringat yang berlebihan pada kulitnya dan menyatakan skala nyerinya 3

dan sering menggaruknya. Sudah beberapa hari ini, keadaan kulitnya

membuat aktivitasnya sangat terganggu serta tidak mengetahui bagaimana

cara mengatasinya.

a. Pengkajian

Pengumpulan data : identitas pasien:

Nama : Ny.W

Umur : 20 tahun

Alamat : Ulee Kareng

Jenis kelamin : perempuan


144

Pekerjaan : Mahasiswi

Pendidikan : Strata 1

Status : Belum nikah

Suku : Aceh

Registrasi : 7 Februari 2012

1) Data subjektif:

a) Mengeluh susah bergerak, gatal-gatal, kemerahan dan keringat

berlebihan pada kulitnya.

b) Skala nyeri 3

c) Pasien mengatakan sering menggaruk kulitnya

d) Aktivitasnya terganggu.

e) Pasien mengatakan tidak mengetahui cara merawat kulit yang

bermasalah

2) Data objektif:

a) Adanya bintik-bintik merah pada daerah tangannya

b) Keringat yang dihasilkan kulit pasien berlebihan

c) Adanya bekas luka garukkan pasien (iritasi kulit)

3) analisa data

No Data Etiologi Masalah


145

1. DS: Mengeluh susah bergerak, Lesi pada kulit , Resiko terhadap

gatal-gatal, kemerahan dan gangguan citra kerusakan integritas

keringat berlebihan pada kulitnya. tubuh. kulit

DO: Bintik-bintik merah dan

keringat yang berlebihan pada area

tangannya.

2. DS: Skala nyeri 3 dan sering Pruritus (rasa Pola tidur tidak

menggaruk kulitnya gatal) efektif

DO: Iritasi pada kulit

3. DS: Pasien mengatakan tidak Informasi Kurang pengetahuan

mngetahui cara merawat kulit perawatan kulit

yang bermasalah. yang kurang.

DO: Kulit terlihat tidak luka bekas

perawatan yang salah (garukkan)

b. Diagnosa keperawatan

1) Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

adanya lesi pada kulit ; gangguan citra tubuh ditandai dengan

bintik-bintik merah dan keringat yang berlebihan pada area

tangannya.
146

2) Pola tidur tidak efektif berhubungan dengan adanya rasa gatal

ditandai dengan iritasi pada kulit.

3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

informasi untuk perawatan kulit ditandai oleh perawatan yang

salah pada kulit (menggaruk gatal).

c. Perencanaan

Tujuan : Semua permasalahan pada kulit dapat diatasi dengan

perawatan yang benar

Kriteria hasil : Karakteristik kulit dapat kembali normal

1) Intervensi 1 :

Tujuan : Menghilangkan rasa gatal-gatal, kemerahan dan

keringatan yang berlebihan pada kulit.

Intervensi Rasional

Kaji permasalahan kulit Mengetahui penyebab dari

permasalahan kulit seperti bintik-bintik

Kaji tingkat rasa gatal yang dirasakan merah

Mengurangi penyebab rasa gatal yang

Mandikan klien setiap hari mengakibatkan kemerahan pada kulit

Pembersihan mengangkat minyak yang

berlebihan, keringat, sel kulit mati, dan

kotoran yang meningkatkan


147

Gunakan lotion pada kulit setelah perkembangan bakteri

mandi Emolien menghaluskan kulit dan

mencegah kehilangan kelembaban.

2) Intervensi 2

Tujuan : Pola tidur menjadi efektif

Intervensi Rasional

Kaji skala nyeri Membantu pasien mengidentifikasi

skala nyeri

Mengurangi skala nyeri Membantu pasien mengurangi skala

nyeri

Kaji faktor-faktor gangguan tidur

pasien Membantu pasien mengatasi masalah

gatal dan nyeri pada kulitnya

Gunakan lotin pada kulit Melakukan tindakan yang dapat

memelihara kelembaban kulit

Anjurkan pasien tidak menggaruk pada Menghilangkan Priritus yang

saat gatal menggangu tidur pasien

3) Intervensi 3
148

Tujuan : Pasien memahami cara perawatan kulit yang baik dan

benar

Intervensi Rasional

Kaji pengetahuan pasien Memberi pengetahuan tentang

perawatan kulit pada pasien.

Berikan respon yang positif disetiap Mendorong dan meningkatkan pasien

tindakan yang dilakukan pasien untuk melakukan perawatannya secara

Memonitor informasi yang didapatkan mandiri.

pasien agar tidak adanya kesalahan Penampakan kulit mencerminkan

persepsi. kesehatan umum seseorang

Anjurkan perawatan yang baik dan Meningkatkan kesehatan kulit

benar pada pasien

d. Impelentasi

1) Implementasi diagnosa 1 :

a) Mengkaji permasalahan kulit

b) Memandikan pasien setiap hari

c) Menganjurkan pasien menggunakan lotion setelah mandi

2) Implementasi Diagnosa 2 :

a) Mengkaji tingkat nyeri pada pasien

b) Mengkaji ulang faktor penyebab gangguan tidur pasien


149

c) Menyarankan pasien untuk menggunkan lotion pada kulit

d) Meganjurkan pasien tidak menggaruk gatalnya karena

menyebabkan iritasi pada kulit

3) Implementasi Diagnosa 3 :

a) Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang perawatan

kulit

b) Menjelaskan pentingnya perawatan kulit secara mandiri

c) Memberikan respon positif disetiap tindakan yang

dilakukan

d) Menjelaskan bagaimana cara perawatan kulit yang baik dan

benar

e. Evaluasi

1) Evaluasi Diagnosa 1 :

S = Pasien mengatakan luka garukkannya mengering.

O = Citra tubuh pasien mulai kembali normal

A = Masalah teratasi sebagian

P = Asuhan keperawatan di lanjutkan

I = Pasien di pulangkan
150

E = Pasien mulai mampu melakukan perawatan kulitnya

sendiri

R = Menunggu pembentukan kulit baru pada area bekas iritasi

2) Evaluasi Diagnosa 2 :

S = Pasien menyatakan nyerinya menjadi 1

O = Pola tidur efektif

A = Masalah teratasi

P = Asuhan keperawatan di hentikan

I = Pasien di pulangkan

E = Pasien mampu mengatasi rasa gatal

R =-

3) Evaluasi Diagnosa 3 :

S = Mengetahui cara perawatan kulit yang baik dan benar

O = Pasien merespon positif pengetahuan yang diberikan

A = Masalah teratasi

P = Asuhan keperawatan di hentikan

I = Pasien di pulangkan

E = Pasien mampu melakukan perawatan diri secara benar

dan mandiri

R =-
151

f. Dokumentasi

Dokumentasi

Tanggal Waktu

11 Februari 2012 09.00 Pasien dipulangkan, Masalahnya teratasi

dan iritasi kulit kembali normal dan pasien

menyatakan pemahamannya tentang

perawatan kulit yang baik dan benar. Akan

melanjutkan observasi dan intruksi pada

kunjungan berikutnya.

g. Discharge Planning

1) Medication (obat)

a) Memakai salep resep dari dokter

b) Memakai lotion setelah mandi

2) Environment (lingkungan)

a) Menciptakan lingkungan tempat tinggal yang aman dan

dekat dengan fasilitas pelayanan kesehatan

b) Tidak terkena sinar matahari langsung pada luka iritasi

3) Treatment (pengobatan)

a) Anjurkan pasien untuk tetap memakai lotion agar

kelembaban kulitnya terjaga


152

b) Sarankan pada pasien untuk tidak menggunakan

sembarangan lotion, sesuaikan dengan kecocokan kulitnya.

4) Health teaching (pengajaran kesehatan)

a) Pasien harus memahami bagaimana perawatan kulit yang

benar dan baik

b) Melakukan perawatan diri secara mandiri dan kontinyu

untuk menjaga kesehatannya.

5) Outpatient referral ( kebutuhan pasien di luar)

Pasien mengetahui tempat pelayanan kesehatan atau komunitas

yang dapat membantunya melakukan perawatan kulit yang

baik dan benar

6) Diet

a) Pasien diharuskan untuk menjaga dietnya dengan status

kesehatannya.

b) Anjurkan untuk memakan buah-buahan dan sayuran untuk

perawatan pada kulitnya.

2. Proses keperawatan pada perawatan perineum

Kasus

Seorang wanita 35 tahun dirawat di ruang delima selama 3 hari

yang lalu. Bekerja di Wiraswasta sebagai supervisor. Pasien mengatakan


153

kurang mampu melakukan perineal hygiene, tetapi merasa kesulitan

membersihkan area genitalnya. Pasien juga mengeluh gatal-gatal pada

daerah kemaluannya dan di diagnosa dokter mengalami inkontinensia

urine atau fekal.

a. Pengkajian

Pengumpulan data : identitas pasien

Nama : Ny. M

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 35 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Registrasi : 9 Februari 2012

1) Data subjektif :

a) Mampu kurang mampu melakukan perawatan perineal tetapi

merasa sulit membersihkan area genital

b) Mengeluh gatal pada kemaluannya

c) Di diagnosa oleh dokter menderita inkontinensia urine atau

fekal

2) Data Objektif :

a) Pasien mampu leluasa bergerak dan mampu melakukan mandi

secara mandiri

b) Adanya kemerahan pada area alat kelamin


154

c) Pasien sulit menahan Buang Air Kecil (BAK)

3) Validasi data

Pasien kurang mampu melakukan perineal hygiene secara mandiri

bukan karena keadaan fisiknya melainkan karena kurang

pengetahuan tentang perawatan genital yang baik dan benar.

4) Analisa data

Data Penyebab Masalah

DS : tidak mampu Adanya lesi pada kulit Resiko terhadap infeksi

melakukan perawatan

pada genital dan gatal-

gatal pada area

kemaluannya

D0 : Kurang pengetahuan

pasien dalam melakukan

perawatan perineal

hygiene.

DS : Di diagnosa oleh Gangguan citra diri Pola tidur tidak efektif

dokter menderita

inkontinensia urine atau

fekal

DO : Pasien sulit
155

menahan Buang Air

Kecil (BAK)

b. Diagnosa

1) Diagnosa 1:

Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan adanya lesi pada kulit

ditandai oleh kurangnya pengetahuan pasien dalam melakukan

perawatan perineal hygiene.

2) Diagnosa 2:

Pola tidur tidak efektif berhubungan dengan gangguan citra diri

ditandai oleh pasien sulit menahan BAK

c. Perencanaan

Tujuan : Tidak terjadinya infeksi pada penium

Kriteria Hasil : Pasien mampu melakukan perawatan diri pada

perialnya secara mandiri, baik dan benar

1) Intervensi 1

Tujuan : Mencegah infeksi lebih lanjut pada area alat kelamin

Intervensi Rasional

Kaji tingkat rasa gatal yang dialami Menghilangkan rasa gatal

Kaji pengetahuan pasien Pasien dapat melakukan perawatan


156

perineal dengan baik dan benar

Kaji penyebab iritasi kulit Mengurangi rasa nyeri

Anjurkan pada pasien untuk melakukan Meningkatkan kenyamanan pasien

perawatan perineal setelah BAB dan

BAK, ganti pembalut jika kotor

2) Intervensi 2

Tujuan : Pola tidur dan istirahat pasien tidak terganggu.

ssIntervensi Rasional

Kaji faktor terganggunya tidur pasien Membantu pasien dapat beristirahat

yang cukup

Konsultasikan ke dokter tentang Meningkatkan kenyamanan dan

penyakit pasien membantu keluhan dari pasien

d. Implementasi

1) Implementasi Diagnosa 1 :

a) Memberi salep, resep dari dokter

b) Menjelaskan pengetahuan tentang perawatan perineal yang

benar dan baik

c) Mengurangi rasa nyeri dari iritasi kulit


157

d) Menganjurkan pada pasien untuk melakukan perawatan

perineal setelah BAB dan BAK, ganti pembalut jika kotor

2) Implementasi Diagnosa 2 :

a) Menciptakan kenyamanan pasien

b) Mengkonsultasikan keluhan pasien pada dokter spesialis kulit

e. Evaluasi

1) Evaluasi diagnosa 1 :

S = Pasien mengatakan tidak merasakan lagi sakit dan gatal-gatal

pada kemaluannya

O = Permukaan kulit pada area kemaluannya tidak memerah lagi

A = Masalah teratasi

P = Asuhan keperawatan di berhentikan

I = Pasien di pulangkan

E = Pasien mampu melakukan perawatan diri

R=-

2) Evaluasi diagnosa 2 :

S = Pasien masih terganggu pola tidurnya

O = Linen tempat tidur pasien terlihat basah dengan urine pasien,

walaupun tidak setiap hari seperti awal pasien masuk Rumah Sakit.

A = Masalah teratasi sebagian


158

P = Asuhan keperawatan dilanjutkan

I = Pasien bias di pulangkan

E = Pasien mengatakan kenyamanan dengan perawatan perineal

yang dilakukannya

R = Meminta resep pada dokter mengenai keluhan dari pasien

f. Dokumentasi

Dokumentasi

Tanggal Waktu

12 Februari 2012 09.00 Pasien dipulangkan, Masalahnya teratasi

dan iritasi kulit kembali normal dan pasien

menyatakan pemahamannya tentang

perawatan perineal yang baik dan benar.

Akan melanjutkan intruksi dirumah secara

mandiri dan kontinyu.

g. Discharge Planning

1. Medication (obat)

Memakai salep resep dari dokter

2. Environment (lingkungan)

Menciptakan lingkungan tempat tinggal yang aman dan dekat

dengan fasilitas pelayanan kesehatan

3. Treatment (pengobatan)
159

Sarankan pada pasien untuk tidak menggunakan sembarangan

salep, harus dengan resep dokter.

4. Health teaching (pengajaran kesehatan)

a) Pasien harus memahami bagaimana perawatan perineal yang

benar dan baik

b) Melakukan perawatan diri secara mandiri dan kontinyu untuk

menjaga kesehatannya.

5. Outpatient referral ( kebutuhan pasien di luar)

Pasien mengetahui tempat pelayanan kesehatan untuk melakukan

perawatan perineal lebih lanjut (adanya masalah pada perineal

yang memerlukan perawatan khusus oleh ahli medis) dengan yang

baik dan benar

6. Diet : -
160

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Self care adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan

kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu

keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri. Dan menurut

model perawatan diri mandiri Dorethea E. Orem, model ini dibagi atas 3

konseptual teori :

a. Teori perawatan diri mandiri (self care theory)

b. Teori berkurangnya kemampuan merawat diri mandiri (self care defisit

theory)

c. Sistem perawatan (nursing system)

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang

mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi

aktivitas perawatan diri secara mandiri.

Dengan mempelajari konsep perawatan diri yang dikemukan oleh

Orem tentang teori self care dan tingkat ketergantungan klien terhadap teori

Orem serta berbagai masalah-masalah yang terjadi pada defisit perawatan diri

dan proses keperawatannya. Maka perawat harus memahami apa yang harus
161

dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya

secara tepat dan benar dan dapat memberikan asuhan keperawatan yang

relevan.

B. Saran

Banyak buku-buku referensi atau sumber lain yang menjelaskan secara

lengkap mengenai hal tersebut, penulis berharap pembaca dapat mengambil

gambaran dari laporan ini serta membaca referensi yang lain untuk mendapatkan

penjelasan yang lengkap tentang hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai