Anda di halaman 1dari 35

Edisi Juli 2018

APBN KITA
KINERJA DAN FAKTA

LKPP Akuntabel APBN Kredibel


“LKPP yang telah diperiksa oleh BPK sebelum menjadi
UU, berdasarkan hasil pemeriksaan BPK memberikan
opini WTP atas LKPP 2017. Hal ini artinya pemerintah
berhasil mempertahankan yang pertama kali
diberikan BPK 2016,”

Disampaikan Menteri Keuangan dalam rapat


A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Paripurna DPR 3 Juli 2018.

2 3
Infografis

ringkasan
eksekutif
Rp Realisasi Pendapatan Negara Realisasi Belanja Negara

Realisasi Belanja Negara sampai

K
Angka realisasi penerimaan
pendapatan negara dan hibah dengan akhir Juni 2018 mencapai inerja perekonomian tahun Angka realisasi penerimaan
hingga 30 Juni 2018 atau sampai sebesar Rp944,01 triliun, atau
dengan akhir Semester I tahun sekitar 42,51 persen dari pagu, 2018 diperkirakan masih pendapatan negara dan hibah
2018 mencapai Rp833,45 triliun, meningkat 5,67 persen jika diband- akan didukung oleh kinerja hingga 30 Juni 2018 atau sampai
atau telah mencapai 44,00 ingkan realisasi pada periode yang
persen dari target APBN tahun sama tahun sebelumnya. Realisasi investasi yang tumbuh dengan akhir Semester I tahun
cukup kuat seiring keberlanjutan 2018 mencapai Rp833,45 triliun,
pembangunan infrastruktur. atau telah mencapai 44,00 persen
Perkembangan Penerimaan Perpajakan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Konsumsi rumah tangga juga dari target APBN tahun 2018.
diperkirakan tumbuh lebih baik Sementara itu, realisasi penerimaan
Rincian realisasi penerimaan perpaja- PNBP sampai dengan 30 Juni 2018
kan hingga akhir Juni 2018 yaitu sejalan dengan terjaganya tingkat perpajakan sampai dengan akhir
% penerimaan yang berasal dari pajak
mencapai Rp176,83 triliun (64,20
persen dari target APBN 2018) atau harga, terutama harga kebutuhan Juni 2018 terkumpul sebesar
mencapai Rp581,54 triliun dan tumbuh sebesar 21,02 persen
penerimaan yang berasal dari dibandingkan periode yang sama
pokok. Faktor kebijakan moneter, Rp653,49 triliun, PNBP sebesar
kepabeanan dan cukai sebesar Rp71,95 tahun 2017. fiskal, dan perdagangan Amerika Rp176,83 triliun, dan hibah sebesar
triliun. Realisasi penerimaan pajak
tersebut telah mencapai 40,84 persen Serikat (AS) serta ketegangan kawasan Rp3,12 triliun atau masing-masing
dari target penerimaan pada APBN menciptakan risiko ketidakpastian telah mencapai 40,39 persen,
2018.
global dan menimbulkan gejolak 64,20 persen, dan 260,70 persen
di banyak negara. Perkembangan dari target yang ditetapkan pada
Realisasi Bea dan Cukai Realisasi Transfer ke Daerah dan
Dana Desa (TKDD) tersebut masih akan menjadi risiko APBN 2018. Pertumbuhan realisasi
dan tantangan yang harus dihadapi penerimaan Perpajakan dan PNBP,
Realisasi penerimaan dari Realisasi TKDD sampai dengan
ke depan. Dalam jangka menengah, secara year-on-year (yoy), hingga akhir
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

kepabeanaan dan cukai telah menca- akhir Juni 2018 telah menca-
pai 37,07 persen dari target pada pai Rp385,57 triliun atau 50,33 Pemerintah fokus pada stabilisasi semester I 2018 berturut-turut adalah
APBN tahun 2018. Realisasi tersebut persen dari pagu dalam APBN
hingga akhir Juni terus tumbuh - 2018 yang meliputi Transfer
perekonomian untuk mendorong 14,26 persen dan 21,02 persen.
mencapai 16,66 persen (yoy) ke Daerah (TKD) Rp349,71 pertumbuhan ekonomi. Pemerintah
-
triliun dan Dana Desa Rp35,86
triliun.
akan terus meningkatkan koordinasi Rincian realisasi penerimaan
dan sinergi kebijakan dengan para perpajakan hingga akhir Juni 2018
pemangku kepentingan untuk yaitu penerimaan yang berasal
Laju Inflasi Harga ICP
menjaga stabilitas nilai tukar dari pajak mencapai Rp581,54
Rata-rata ICP Semester I tahun 2018 Rupiah, laju inflasi yang rendah, triliun dan penerimaan yang
Laju inflasi bulan Januari
tercatat sebesar USD 66,6 per barel mengendalikan defisit fiskal pada berasal dari kepabeanan dan cukai
s.d. Juni 2018 tercatat
Hingga akhir Semester I tahun 2018
sebesar 1,90 persen (ytd) tingkat yang sehat serta menjaga sebesar Rp71,95 triliun. Realisasi
rata-rata nilai tukar rupiah terhadap
atau 3,12 persen (yoy),
Dollar AS tercatat sebesar defisit transaksi berjalan pada penerimaan pajak tersebut telah
Rp13.746/USD.
level yang aman. Pemerintah juga mencapai 40,84 persen dari target
4 mendorong penguatan posisi fiskal penerimaan pada APBN 2018.
5
dan kesehatan APBN sehingga Selain itu, realisasi penerimaan
memiliki ruang gerak fiskal yang dari kepabeanaan dan cukai telah
memadai serta memperbaiki posisi mencapai 37,07 persen dari target
keseimbangan primer. pada APBN tahun 2018. Hingga akhir
Semester I tahun 2018, realisasi harga komoditas yang mampu yang membaik dan dampak positif dari negara-negara tujuan utama
penerimaan pajak tumbuh positif mendorong kenaikan harga Indonesia implementasi kebijakan kepabeanan ekspor Indonesia. Ekspor komoditas
sebesar 13,99 persen (yoy), didukung Crude Oil Price (ICP). Dibanding tahun dan cukai dalam penertiban kegiatan mineral tercatat tumbuh sebesar
oleh kinerja positif seluruh jenis 2017, pertumbuhan PPh migas impor dan cukai berisiko tinggi (PIBT 181,46 persen (yoy).
penerimaan pajak yang terdiri dari mengalami pertumbuhan negatif, dan PCBT) merupakan faktor yang
PPh nonmigas, PPh migas, dan meskipun kenaikan ICP sebagai menjadi pendorong peningkatan PNBP sampai dengan 30 Juni
PPN. Pertumbuhan penerimaan faktor penyumbang kenaikan PPh pertumbuhan penerimaan. Secara 2018 mencapai Rp176,83 triliun
pajak di tahun 2018 masih ditopang migas cukup signifikan. Meskipun lebih rinci, pertumbuhan penerimaan (64,20 persen dari target APBN
oleh penerimaan pajak yang pertumbuhannya negatif namun kepabeanan dan cukai hingga akhir 2018) atau tumbuh sebesar
berasal dari aktivitas impor dan secara nominal PPh migas di tahun Juni 2018 masih didominasi oleh 21,02 persen dibandingkan
produksi. Realisasi penerimaan 2018 mengalami kenaikan dibanding pertumbuhan penerimaan cukai hasil periode yang sama tahun 2017.
kepabeanan dan cukai juga masih tahun 2017 tembakau (CHT) yang mencapai 14,84 Peningkatan harga komoditas
terus tumbuh hingga akhir Juni persen ( yoy). Kinerja penerimaan CHT masih menjadi faktor utama
2018 mencapai 16,66 persen (yoy). Sementara itu, untuk penerimaan didorong oleh efek peningkatan tarif meningkatnya PNBP di sektor SDA.
Tren pertumbuhan positif kinerja PPN dan PPnBM hingga akhir tertimbang efektif yang lebih tinggi Peningkatan harga ICP pada bulan
penerimaan tersebut berasal dari Juni 2018, tumbuh mencapai dari kenaikan tarif rata-rata tahun Juni 2018 yang tercatat sebesar
semua komponen penerimaan 13,63 persen (yoy) didorong 2018 dan adanya kenaikan produksi USD 70,6 per barel mendorong
kepabeanan dan cukai seperti bea oleh pertumbuhan konsumsi hasil tembakau di seluruh golongan, tumbuhnya capaian penerimaan
masuk, bea keluar, dan cukai. dalam negeri dan kinerja impor. karena keberhasilan program SDA migas pada bulan Juni 2018
Sementara itu penerimaan PPnBM PCBT. Sementara itu, penerimaan sebesar 47,95 persen dibandingkan
Penerimaan PPh nonmigas sampai DN hingga akhir Juni 2018 tumbuh BM hingga akhir Juni 2018 tercatat periode yang sama tahun 2017.
dengan akhir Juni 2018 tumbuh negatif 14,16 persen (yoy), sebagai merupakan yang tertinggi dalam Selain meningkatnya harga ICP,
14,85 persen (yoy), bila tidak akibat tagihan restitusi yang cukup 3 tahun terakhir, didukung oleh peningkatan Harga Batubara
memperhitungkan penerimaan signifikan. peningkatan impor sebagai efek Hari Acuan (HBA) pada bulan Juni 2018
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

dari TA, maka PPh non migas dapat Raya Idul Fitri, serta pertumbuhan menjadi sebesar USD 96,61 per ton
tumbuh mencapai 19,86 persen Pertumbuhan penerimaan devisa impor (8,35 persen yoy), dari USD 86,53 per ton pada bulan
(yoy). Pertumbuhan penerimaan kepabeanan dan cukai hingga yang berasal dari impor Bahan Mei 2018 mendorong tumbuhnya
PPh non migas masih didominasi akhir Juni 2018 berasal dari Baku/Barang Penolong dan Barang penerimaan SDA nonmigas sebesar
oleh penerimaan PPh 22 Impor, komponen penerimaan cukai yang Modal. Sektor industri pengolahan 29,09 persen dibandingkan bulan
PPh pasal 25/29 Badan, dan PPh terus tumbuh mencapai 15,02 berkontribusi sebesar 7,05 persen yang sama tahun 2017. Peningkatan
pasal 21, ketiganya masing-masing persen (yoy), penerimaan bea ( yoy) terhadap pertumbuhan devisa PNBP selain dari sektor SDA
tumbuh mencapai 28,00 persen masuk tumbuh 12,98 persen (yoy), impor, hal ini mengindikasikan juga mengalami peningkatan.
(yoy), 23,81 persen (yoy), dan dan pertumbuhan tertinggi berasal bergeraknya aktivitas produksi Penerimaan dari kekayaan negara
22,26 persen (yoy). Penerimaan dari komponen penerimaan dalam negeri. Penerimaan BK yang dipisahkan (dividen BUMN)
PPh migas hingga akhir Juni 2018 bea keluar yang mencapai 93,75 hingga akhir Juni 2018 menunjukkan pada bulan Juni 2018 mencapai
mampu tumbuh positif yaitu persen (yoy). Pertumbuhan positif kinerja yang dikontribusikan oleh 79,48 persen dari target APBN 2018
6 sebesar 9,13 persen (yoy) dan telah penerimaan kepabeanan dan cukai aktivitas ekspor komoditas mineral dan tumbuh sebesar 12,95 persen
7
mencapai 78,84 persen terhadap hingga akhir Semester I tahun 2018 yang tumbuh signifikan akibat (yoy). Sektor perbankan masih
target yang ditetapkan pada APBN merupakan pertumbuhan yang pengaruh tren membaiknya harga merupakan kontributor terbesar
2018. Pertumbuhan penerimaan PPh tertinggi dalam 3 tahun terakhir. komoditas di pasar internasional atas peningkatan penerimaan
migas ditopang oleh meningkatnya Aktivitas perdagangan internasional dan meningkatnya permintaan dividen BUMN tersebut. Untuk
PNBP Lainnya telah mencapai 54,30 Semester I tahun 2018 yang tumbuh 2018 terutama disebabkan oleh: Keberlanjutan fiskal di tahun 2018
persen dari target APBN tahun 2018 12,01 persen dibandingkan periode (1) lebih rendahnya realisasi Dana diharapkan akan tetap terjaga.
dan penerimaan utama bersumber tahun sebelumnya. Pertumbuhan Bagi Hasil (DBH) karena adanya Realisasi defisit APBN hingga
dari (1) Pendapatan dari Penjualan, realisasi Belanja Pemerintah Pusat perubahan pola penyaluran DBH Juni 2018 mencapai Rp110,56
Pengelolaan BMN dan Iuran Badan tersebut utamanya dipengaruhi di Triwulan I Tahun 2018 yang triliun atau sekitar 0,74 persen
Usaha, (2) Pendapatan Administrasi oleh realisasi Subsidi yang sudah semula 25 persen dari pagu pada PDB. Realisasi defisit tersebut lebih
dan Penegakan Hukum, (3) mencapai Rp73,94 triliun (tumbuh tahun 2017 menjadi 20 persen rendah dari realisasi defisit di periode
Pendapatan Kesehatan, Perlindungan 25,88 persen) dan Belanja Bantuan dari pagu pada tahun 2018, dan yang sama tahun sebelumnya, baik
Sosial dan Keagamaan, serta (4) Sosial mencapai Rp45,08 triliun adanya pembayaran kurang bayar secara nominal maupun persentase
Pendapatan Jasa Transportasi, (tumbuh 74,97 persen). Realisasi tahun 2015 pada bulan Februari terhadap PDB. Sementara itu,
Komunikasi dan Informatika. Subsidi tersebut terdiri dari belanja 2017; (2) lebih rendahnya realisasi realisasi pembiayaan yang dilakukan
Sementara itu, Pendapatan Badan subsidi BBM sebesar Rp35,41 triliun DAK Fisik karena sebagian daerah Pemerintah hingga Juni 2018
Layanan Umum (BLU) mencapai atau 75,56 persen dari pagu APBN penerima DAK Fisik belum dapat mencapai Rp176,25 triliun, terutama
47,85 persen dari target APBN tahun tahun 2018, belanja subsidi listrik memenuhi persyaratan penyaluran bersumber dari pembiayaan utang
2018 yang bersumber terutama dari sebesar Rp24,10 triliun atau sebesar tahap I. Sesuai dengan PMK 112/ yaitu sebesar Rp176,00 triliun, atau
Pendapatan Penyediaan Barang dan 50,56 persen, dan belanja subsidi non PMK.07/2017 mengenai Pengelolaan mencapai 44,09 persen dari APBN
Jasa kepada Masyarakat. energi sebesar Rp14,43 atau sebesar TKDD, penyaluran DAK Fisik Tahap I 2018. Realisasi pembiayaan utang
23,39 persen. sebesar 25 persen dapat dilakukan tersebut terdiri dari penerbitan
Realisasi Belanja Negara sampai paling lambat bulan Juli. Oleh karena SBN (neto) sebesar Rp192,60 triliun
dengan akhir Juni 2018 mencapai Realisasi TKDD sampai dengan itu, daerah penerima DAK Fisik atau mencapai 46,46 persen dari
sebesar Rp944,01 triliun, atau akhir Juni 2018 telah mencapai yang belum menerima penyaluran APBN tahun 2018 dan pinjaman
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

sekitar 42,51 persen dari pagu, Rp385,57 triliun atau 50,33 persen Tahap I dapat segera melengkapi (neto) sebesar negatif Rp16,60 triliun
meningkat 5,67 persen jika dari pagu dalam APBN 2018 yang persyaratan penyaluran DAK Fisik atau sekitar 108,47 persen dari
dibandingkan realisasi pada meliputi Transfer ke Daerah (TKD) Tahap I dalam bulan Juli untuk rencana Pemerintah di tahun 2018.
periode yang sama tahun Rp349,71 triliun dan Dana Desa menghindari tidak disalurkannya Realisasi pinjaman (neto) tersebut
sebelumnya. Realisasi Belanja Rp35,86 triliun. Realisasi TKD terdiri DAK Fisik sebagaimana diatur mencerminkan bahwa hingga
Negara tersebut meliputi Belanja dari Dana Perimbangan Rp 338,65 dalam Pasal 84 Ayat (1) PMK 112/ bulan Juni 2018, Pemerintah telah
Pemerintah Pusat sebesar Rp558,44 triliun atau 50,05 persen dari pagu, PMK.07/2017. Realisasi Dana Desa melakukan pembayaran cicilan pokok
triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Insentif Daerah (DID) Rp4,25 sampai dengan akhir Juni 2018, lebih pinjaman lebih besar dari penarikan
Dana Desa (TKDD) sebesar Rp385,57 triliun atau 50,00 persen dari pagu, besar Rp1,47 triliun (4,26 persen) pinjaman yang dilakukan. Dengan
triliun. Pemerintah terus mendorong serta Dana Otonomi Khusus dan dibandingkan realisasi Dana Desa realisasi tersebut, hingga Semester
upaya perbaikan kinerja penyerapan Dana Keistimewaan DIY Rp6,82 triliun pada periode yang sama tahun I tahun 2018 rasio Utang terhadap
anggaran agar pelaksanaan APBN atau 32,37 persen dari pagu. Realisasi 2017. Semakin baiknya penyaluran PDB mencapai 29,79 persen. Kondisi
8 dapat memberikan manfaat yang TKD sampai dengan akhir Juni 2018 Dana Desa hingga akhir Juni 2018 ini sejalan dengan komitmen
9
optimal bagi masyarakat. Upaya lebih rendah Rp10,65 triliun atau diharapkan dapat menjadi stimulus Pemerintah yang senantiasa
perbaikan tersebut tercermin 2,96 persen dibandingkan realisasi bagi kegiatan perekonomian di melakukan pengelolaan utang yang
antara lain dari realisasi Belanja TKD pada periode yang sama tahun pedesaan. prudent untuk menjaga pengelolaan
Pemerintah Pusat hingga akhir 2017. Lebih rendahnya realisasi TKD APBN yang sehat dan berkelanjutan.
Realisasi APBN 2018

Realisasi APBN 2018


s/d 30 JUni 2018

R
ealisasi APBN pada Semester 14,26 persen atau mencapai Rp653,5 triliun (40,39
I tahun 2018 menunjukkan persen dari target APBN tahun 2018) terutama
kinerja yang semakin baik. bersumber dari:
Realisasi pendapatan negara
mencapai 44,00 persen dari targetnya • Penerimaan Pajak yang tumbuh sebesar 13,99 persen
dalam APBN tahun 2018 atau dengan capaian sebesar Rp581,54 triliun atau 40,84
tumbuh 16,04 persen (yoy), lebih baik persen dari target APBN tahun 2018.
capaiannya dibandingkan realisasi
pendapatan negara tahun 2017 • Penerimaan bea dan cukai tumbuh sebesar 16,66
yang mencapai 41,37 persen dari persen dengan capaian sebesar Rp71,95 triliun atau
APBN Realisasi % thd targetnya. 37,07 persen dari target APBN tahun 2018.
2018 s.d. 30 Juni APBNP

Selanjutnya, realisasi Belanja b. Pertumbuhan realisasi PNBP juga menunjukkan nilai


Pemerintah Pusat pada Semester yang sangat positif sebesar 21,02 persen yang mampu
PENDAPATAN 1,894,720.4 833,448.2 44,0% I tahun 2018 juga menunjukkan membukukan nilai realisasi sebesar Rp176,83 triliun
NEGARA (A)
daya serap yang lebih baik, dimana atau 64,20 persen dari target APBN tahun 2018.
penyerapan belanjanya mencapai
38,39 persen terhadap pagu atau Selanjutnya, untuk kinerja belanja negara sampai dengan
tumbuh 12,01 persen (yoy), lebih Semester I tahun 2018 dapat dirinci sebagai berikut:
BELANJA NEGARA (B) 2,220,657.0 944,008.7 42.5% tinggi dibandingkan periode yang
sama tahun 2017 (36,47 persen a. Belanja pemerintah pusat tumbuh 12,01 persen, dengan
terhadap pagu). Dengan komposisi capaian Rp558,44 triliun atau 38,39 persen dari pagu
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

capaian pendapatan negara dan APBN tahun 2018.


KESEIMBANGAN (87,329.5) 10,045.0 -11.5% belanja negara yang lebih baik pada
PRIMER
Semester I tahun 2018, realisasi b. Sedangkan TKDD sedikit mengalami penurunan sebesar
defisit anggaran dalam pada 2,33 persen dengan capaian Rp385,6 triliun atau 50,33
Semester I tahun 2018 mencapai persen dari pagu APBN tahun 2018 .
SURPLUS/(DEFISIT) (325,936.6) (110,560.5)
Rp110,6 triliun atau 0,75 persen dari
ANGGARAN (A-B)
PDB, jauh lebih baik dari capaian Dengan gambaran fiskal tersebut, maka kinerja positif
pada periode yang sama tahun 2017 realisasi APBN tahun 2018 masih terjaga sampai dengan
sebesar Rp175,1 triliun atau 1,3 akhir Semester I tahun 2018. Hal ini dapat dilihat dalam
persen dari PDB. perbandingan realisasi defisit anggaran sebesar 0,75 persen
PEMBIAYAAN 325,936.6 176,246.7 54,1%
ANGGARAN terhadap PDB atau Rp110,56 triliun (keseimbangan primer
Secara singkat, realisasi pendapatan positif Rp10,05 triliun), turun dibandingkan defisit anggaran
10 dalam miliar Rupiah 11
negara sampai dengan Semester I periode yang sama tahun 2017 yakni 1,29 persen terhadap
tahun 2018 sebagai berikut: PDB atau Rp175,1 triliun (keseimbangan primer sebesar
negatif Rp68,25 triliun). Dengan realisasi pembiayaan
a. Laju realisasi penerimaan sebesar Rp176,25 triliun, Pemerintah telah mengantisipasi
perpajakan tumbuh sebesar perkembangan pasar keuangan melalui strategi frontloading.
Perkembangan Makroekonomi 2018

Perkembangan
Makroekonomi

S
ejalan dengan aktivitas pemulihan pertama tahun 2018 yang rendah Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Semester I tahun 2018 tercatat masing-masing sebesar
perekonomian global, perekonomian Indonesia dan terkendali. Laju inflasi bulan Keuangan, terus memperkuat USD 68,3 per barel dan USD 70,8 per barel. Sejalan dengan
pada Semester I tahun 2018 mampu melanjutkan Januari s.d. Juni 2018 tercatat sebesar koordinasi dalam menjalankan tren peningkatan harga minyak mentah dunia, harga
tren penguatan pertumbuhan ekonomi. Realisasi 1,90 persen (ytd) atau 3,12 persen bauran kebijakan dengan minyak mentah Indonesia juga tercatat meningkat. Rata-
pertumbuhan ekonomi semester pertama tahun 2018 (yoy), lebih rendah dibandingkan memprioritaskan stabilitas ekonomi rata ICP Semester I tahun 2018 tercatat sebesar USD 66,6
diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian periode yang makro jangka pendek namun tetap per barel, lebih tinggi dibandingkan rata-rata ICP pada
periode yang sama tahun lalu, dengan kinerja investasi sama tahun sebelumnya. Bahkan, mendorong pertumbuhan jangka periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 48,9
sebagai motor penggerak utama. Kinerja ekonomi inflasi pada periode Ramadhan menengah. per barel. Peningkatan harga minyak ini diperkirakan akan
Indonesia pada periode ini terutama didorong oleh dan Idul Fitri tahun ini relatif lebih memberikan dampak positif terhadap kinerja penerimaan
pertumbuhan investasi yang mencatat pertumbuhan rendah dibandingkan tahun- Sejalan dengan perkembangan negara.
tinggi. Peningkatan aktivitas investasi juga sejalan dengan tahun sebelumnya. Ketersediaan harga komoditas global, harga
pertumbuhan double digit impor yang didorong oleh pasokan pangan serta upaya minyak mentah dunia juga terus Dalam mengantisipasi keseimbangan baru
kenaikan impor barang modal bahan baku pendukung stabilisasi harga yang dilakukan menunjukkan tren peningkatan. perekonomian global, Pemerintah dan otoritas
infrastruktur, seperti traktor, bulldozer, crane, besi baja Pemerintah berkontribusi positif Seiring dengan perkembangan akan meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat
mengindikasikan peningkatan gairah aktivitas investasi pada terkendalinya harga di tengah tersebut, pergerakan ICP juga bauran kebijakan untuk memprioritaskan stabilitas.
dan perdagangan di Indonesia. Peningkatan investasi dan peningkatan permintaan, khususnya menunjukkan peningkatan. Tren Menjaga stabilitas di jangka pendek merupakan modal
impor barang modal pada periode ini akan menjadi kunci selama bulan Ramadhan dan Idul peningkatan harga minyak mentah penting dan menjadi prasyarat untuk pembangunan dan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

peningkatan kapasitas produksi dan aktivitas ekonomi Fitri. terus berlanjut dan mencapai harga pertumbuhan jangka menengah dan jangka panjang. Di
di masa yang akan datang. Daya beli masyarakat juga tertinggi di kuartal kedua tahun sisi fiskal, Pemerintah akan melanjutkan pengelolaan fiskal
tetap stabil seiring dengan terkendalinya tingkat inflasi, Sementara itu, dampak kebijakan 2018. Keputusan OPEC dan Rusia yang kredibel dan produktif. Selain itu, Pemerintah juga
termasuk pada periode bulan Ramadhan dan Idul Fitri. fiskal dan moneter Amerika untuk memperpanjang kesepakatan akan fokus pada penguatan struktur ekonomi, antara
Dari sisi produksi, seluruh sektor mampu tumbuh positif Serikat, serta sentimen penerapan pemangkasan produksi hingga akhir lain dengan mendorong ekspor dan investasi. Kebijakan
pada triwulan pertama 2018. Kinerja pertumbuhan kebijakan proteksionisme, tahun 2018 menjadi faktor utama tren fiskal dan pelaksanaan APBN 2018 berada dalam jalur
ditopang oleh sektor-sektor kunci seperti industri menyebabkan mata uang negara- peningkatan harga. Selain itu, adanya yang tepat serta kredibel, sehingga turut mendukung
pengolahan, perdagangan, konstruksi serta jasa-jasa. negara di dunia mengalami gangguan geopolitik antara Amerika stabilitas perekonomian. Kinerja realisasi anggaran 2018
depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat dengan Timur Tengah serta menunjukkan perbaikan jika dibandingkan dengan tahun-
Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada semester Serikat, termasuk nilai tukar rupiah. gangguan produksi di Venezuela turut tahun sebelumnya. Perbaikan kualitas anggaran juga
pertama secara umum juga didukung dengan Hingga akhir Semester I tahun 2018 mendukung semakin meningkatnya terlihat dengan membaiknya pendapatan negara yang
lingkungan makroekonomi Indonesia yang stabil. rata-rata nilai tukar rupiah terhadap harga minyak mentah. Harga minyak tercermin dari meningkatnya aktivitas perekonomian dan
12 Kondisi ini antara lain tercermin pada pergerakan inflasi Dollar AS tercatat sebesar Rp13.746/ mentah utama dunia, West Texas pola pelaksanaan belanja negara yang positif.
13
Indeks Harga Konsumen (IHK) sepanjang semester USD. Pemerintah, bersama dengan Intermediate (WTI) dan Brent hingga
WTP Bukan Sekadar
Opini bagi LKPP

Sebagai tahapan akhir dari siklus Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas yang mendapat opini “Wajar Tanpa Opini WTP adalah tingkatan tertinggi
pengelolaan keuangan negara, LKPP Tahun 2017, setelah sebelumnya Pengecualian (WTP)”, 6 (enam) LKKL dalam menunjukkan hasil penilaian
pemerintah berkewajiban untuk Opini WTP diberikan BPK untuk mendapat opini “Wajar Dengan atas kualitas sebuah laporan
menyampaikan Laporan Keuangan pertama kali atas LKPP Tahun 2016. Pengecualian (WDP)” dan 2 (dua) LKKL keuangan. Opini WTP menunjukkan
Pemerintah Pusat (LKPP) kepada DPR mendapat opini “Tidak Menyatakan bahwa semua komponen laporan
dalam rangka pertanggungjawaban Opini WTP atas LKPP Tahun Pendapat (TMP)”. keuangan telah disajikan secara
pelaksanaan Anggaraan Pendapatan 2017 secara tidak langsung wajar atas seluruh hal yang bersifat
dan Belanja Negara (APBN), paling mengisyaratkan pesan kepada Disamping itu, LKBUN Tahun 2017 material di dalam laporan tersebut.
lambat enam bulan setelah tahun publik bahwa APBN TA 2017 telah juga kembali mendapatkan opini Laporan Keuangan yang berkualitas
anggaran berakhir. Sebelum dikelola secara efisien, transparan WTP, sebagaimana opini LKBUN WTP diharapkan dapat meningkatkan
disampaikan kepada DPR, LKPP dan akuntabel. Diharapkan, hasil tahun 2016. Apabila dibandingkan kepercayaan publik kepada
dimaksud disampaikan terlebih pembangunan berupa peningkatan dengan tahun sebelumnya, terjadi Pemerintah dalam hal pengelolaan
dahulu kepada Badan Pemeriksa kesejahteraan rakyat, penurunan peningkatan kualitas laporan keuangan negara.
Keuangan (BPK) paling lambat tingkat kemiskinan, dan terciptanya keuangan yang cukup signifikan,
tiga bulan setelah tahun anggaran pertumbuhan ekonomi yang karena LKKL yang mendapatkan opini Disamping itu, informasi yang
berakhir, untuk diperiksa. berkelanjutan pun tercapai. WTP meningkat dari 73 LKKL menjadi disajikan dalam laporan keuangan
Demikianlah diamanatkan dalam Selain itu, capaian tersebut juga 79 LKKL dan yang mendapatkan opini diharapkan juga dapat dijadikan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun merupakan perwujudan nyata TMP berkurang dari 6 LKKL menjadi sebagai salah satu pertimbangan
2003 tentang Keuangan Negara dan dari komitmen Pemerintah untuk hanya 2 LKKL. dalam perumusan kebijakan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Undang-Undang Nomor 1 Tahun senantiasa melakukan perbaikan dan pemerintah misalnya dalam hal
2004 tentang Perbendaharaan peningkatan kualitas pengelolaan Laporan keuangan dengan perencanaan dan penganggaran
Negara. keuangan negara berdasarkan kualitas opini WTP bukan berarti periode berikutnya, sehingga
prinsip tata kelola yang baik. tidak memiliki temuan ataupun pengelolaan keuangan negara akan
Opini WTP atas LKPP rekomendasi perbaikan dari BPK. semakin efektif, efisien, akuntabel
LKPP tahun 2017 merupakan Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK dan kredibel.
LKPP 2017 disusun oleh pemerintah konsolidasian dari 87 (delapan atas LKPP tahun 2017, masih terdapat
dan telah disampaikan kepada Badan puluh tujuh) Laporan Keuangan 18 Temuan Pemeriksaan yang terdiri Perkembangan Basis Akuntansi
Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 28 Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) atas 13 temuan yang terkait Sistem dalam Penyusunan LKPP
Maret 2018, dengan status belum dan 1 (satu) Laporan Keuangan Pengendalian Intern (SPI) dan 5
diperiksa (Unaudited). Selanjutnya, Bendahara Umum Negara (LKBUN). temuan yang terkait Kepatuhan LKPP tahun 2017 disusun
BPK memberikan Opini WTP atas Oleh karena itu, capaian Opini WTP terhadap peraturan perundangan. berdasarkan Standar Akuntansi
14 LKPP Tahun 2017, sebagaimana atas LKPP tahun 2017 tidak terlepas Namun, temuan-temuan tersebut Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual.
15
dinyatakan dalam Laporan Hasil dari kualitas LKKL dan LKBUN tahun tidak bersifat material atau tidak Tahun 2017 merupakan tahun ketiga
Pemeriksaan (LHP) atas LKPP 2017. Dalam LHP atas LKPP Tahun berpengaruh terhadap kewajaran Pemerintah menerapkan basis akrual
Tahun 2017. Pemerintah berhasil 2017, dilaporkan bahwa terdapat angka yang disajikan dalam laporan dalam menyusun laporan keuangan.
mempertahankan capaian opini 79 (tujuh puluh sembilan) LKKL keuangan. Penerapan akuntansi berbasis akrual
merupakan kebanggaan tersendiri 2008. Namun ternyata amanat LKPP Tahun 2015. Hal ini merupakan Komponen LKPP Tahun 2017
bagi bangsa Indonesia, karena UU untuk penerapan basis akrual prestasi yang luar biasa, karena pada
berdasarkan data International merupakan tantangan yang tidak tahun pertama penerapan basis LKPP tahun 2017 terdiri dari tujuh
Federation of Accountants (IFAC) mudah, karena Pemerintah perlu akrual LKPP berhasil dipertahankan komponen laporan, yaitu Laporan
tidak banyak negara yang berhasil menyiapkan berbagai perangkat mendapatkan opini WDP. Pada Realisasi APBN (LRA), Laporan
menerapkan akuntansi berbasis sistem dan kebijakan, termasuk umumnya, perubahan basis dalam Perubahan Saldo Anggaran Lebih
akrual ini. Akuntansi berbasis penyiapan Sumber Daya Manusia pelaporan keuangan sebuah negara (LPSAL), Laporan Operasional
akrual baru diterapkan di sejumlah yang memerlukan waktu lebih dari berpengaruh pada turunnya kualitas (LO), Neraca, Laporan Perubahan
negara maju antara lain Australia, yang diperkirakan sebelumnya. Oleh opini laporan keuangan yang Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas
Amerika Serikat, Inggris, Selandia karena itu, berdasarkan kesepakatan diberikan oleh auditor. (LAK), dan Catatan atas Laporan
Baru, dan Swedia. Penerapan dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Keuangan (CaLK). Ketujuh laporan
akuntansi berbasis akrual di Pemerintah menunda penerapan Prestasi selanjutnya yang juga ini dimaksudkan untuk menyediakan
Indonesia, selain dapat menyediakan basis akrual dalam pelaporan merupakan berkah bagi bangsa informasi yang relevan mengenai
informasi yang lebih baik, juga telah keuangan hingga tahun 2015, Indonesia adalah pada tahun kedua posisi keuangan dan seluruh
dapat mensejajarkan Indonesia sebagaimana diatur dalam PP Nomor penerapan akuntansi berbasis akrual, transaksi yang dilakukan Pemerintah
dengan negara-negara maju, yang 71 tahun 2010. BPK memberikan opini WTP atas selama satu periode pelaporan.
diharapkan juga akan berdampak LKPP tahun 2016. Selanjutnya, pada
pada persepsi dunia Internasional Sebelum menggunakan basis akrual, tahun ketiga penerapan akuntansi Ringkasan informasi yang dapat
terhadap kualitas pengelolaan sejak tahun 2004 sampai dengan berbasis akrual, Pemerintah berhasil diperoleh dari masing-masing
keuangan di Indonesia. tahun 2014, Pemerintah menyusun mempertahankan Opini WTP, yaitu laporan adalah sebagai berikut:
laporan keuangan menggunakan atas LKPP Tahun 2017.
Penerapan SAP berbasis akrual basis Kas menuju Akrual (Cash
tersebut merupakan pelaksanaan Towards Accrual). Standar Akuntansi
atas Peraturan Pemerintah Nomor Pemerintah berbasis Kas Menuju
71 tahun 2010 tentang Standar Akrual diatur dalam PP 24 tahun (dalam Triliun Rupiah)
Akuntansi Pemerintahan (SAP) 2005. Dengan basis kas menuju
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Uraian Realisasi Anggaran TA 2017 (Audited) Realisasi Kenaikan/


yang mengatur bahwa standar akrual tersebut, pendapatan dan TA 2016 (Penurunan)
Anggaran Realisasi % (Audited)
akuntasi berbasis akrual diterapkan belanja dicatat menggunakan basis
selambat-lambatnya pada tahun kas, sedangkan aset, kewajiban, dan Pendapatan Negara dan Hibah 1.736,06 1.666,38 95,99 1.555,93 110,45
2015. Penerapan akuntansi berbasis ekuitas dicatat menggunakan basis Belanja Negara: 2.133,30 2.007,35 94,10 1.864,28 143,07
akrual yang dimulai pada tahun akrual.
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.366,96 1.265,36 92,57 1.154,02 111,34
2015 merupakan salah satu wujud
II.Transfer ke Daerah dan Dana Desa 766,34 741,99 96,82 710,26 31,73
reformasi dalam pengelolaan Selanjutnya, sebagaimana yang telah
Surplus (Defisit) Anggaran (397,24) (340,98) 85,84 (308,34) 32,64
keuangan negara dan amanat UU diamanatkan dalam PP 71 tahun
Pembiayaan Neto 397,24 366,62 92,29 334,50 32,12
nomor 17 Tahun 2003 tentang 2010, Pemerintah mulai menerapkan
SiLPA (SiKPA) 25,65 26,16 (0,51)
Keuangan Negara. akuntansi berbasis akrual pada
pelaporan keuangan tahun 2015.
Berdasarkan UU Keuangan Negara, LKPP tahun 2015 merupakan LKPP 1. Laporan Realisasi APBN APBN TA 2017, realisasi Pendapatan
16 Pemerintah diamanatkan untuk pertama yang disusun berdasarkan Negara adalah sebesar Rp1.666,38
17
menerapkan basis akrual dalam standar akuntansi berbasis akrual. Laporan Realisasi APBN menjelaskan triliun atau 95,99 persen dari APBN-P
pelaporan keuangan paling lambat Walaupun terjadi perubahan basis mengenai realisasi pendapatan, TA 2017. Pendapatan Negara TA
5 (lima) tahun sejak UU Keuangan akuntansi, Pemerintah berhasil belanja, dan pembiayaan. 2017 meningkat sebesar Rp110,45
Negara ditetapkan yakni tahun mempertahankan opini WDP atas Berdasarkan Laporan Realisasi triliun atau 7,1 persen dibandingkan
dengan realisasi TA 2016. Realisasi penyaluran Kartu Indonesia Sehat, serta penyaluran Program ditambah SiLPA TA 2017 sebesar Rp25,65 triliun dan dikurangi penyesuaian SAL Rp0,49 triliun, maka
Pendapatan tersebut terdiri dari Keluarga Harapan. SAL akhir TA 2017 menjadi Rp138,35 triliun.
Penerimaan Perpajakan sebesar
Rp1.343,53 triliun, PNBP sebesar Berdasarkan realisasi Pendapatan dan Belanja pada tahun 3. Neraca
Rp311,22 triliun, dan Penerimaan 2017, terdapat Defisit sebesar Rp340,98 triliun. Realisasi (dalam Triliun Rupiah)
Hibah sebesar Rp11,63 triliun. Defisit ini berada pada kisaran yang aman, yakni 2,51 persen
Uraian 31 Desember 2017 31 Desember Kenaikan/ Persentase
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), atau jauh lebih (Audited) 2016 (Audited) (Penurunan)
Realisasi Belanja Negara TA 2017 rendah dari defisit indikatif dalam undang-undang APBN-P
Aset
adalah sebesar Rp2.007,35 triliun TA 2017 sebesar 2,92 persen. Apabila Defisit LRA berbasis
Aset Lancar 336,81 304,61 32,20 10,57%
atau 94,10 persen dari target APBN-P kas tersebut dikonversi menjadi basis akrual (bukan Defisit
Investasi Jangka Panjang 2.604,05 2.411,82 192,23 7,97%
TA 2017. Realisasi Belanja tersebut LO), maka defisitnya menjadi Rp224,55 trilliun (1,65 persen
Aset Tetap 2.034,80 1.921,79 113,01 5,88%
meningkat Rp143,07 triliun atau terhadap PDB), lebih baik jika dibandingkan dengan defisit LRA
Piutang Jangka Panjang 47,81 47,13 0,68 1,46%
7,7 persen dibandingkan dengan berbasis kas. Realisasi Defisit tersebut juga masih di bawah
Aset Lainnya 924,36 771,52 152,84 19,81%
realisasi TA 2016. Realisasi Belanja ambang batas 3 persen yang diatur dalam undang-undang. Hal
Total Aset 5.947,83 5.456,88 490,95 9,00%
dimaksud terdiri dari Belanja tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah sangat berhati-hati
Kewajiban
Pemerintah Pusat sebesar Rp1.265,36 dalam mengelola APBN dengan terus berupaya meningkatkan
Kewajiban Jangka Pendek 593,45 387,44 206,01 53,17%
triliun dan Transfer ke Daerah dan penerimaan negara serta menjaga disiplin belanja negara.
Kewajiban Jangka Panjang 3.813,60 3.502,51 311,09 8,88%
Dana Desa sebesar Rp741,99 triliun.
Total Kewajiban 4.407,05 3.889,95 517,11 13,29%
Peningkatan realisasi Belanja Negara Defisit anggaran tersebut selanjutnya ditutup dengan
Ekuitas 1.540,78 1.566,93 (26,15) (1,67%)
tahun 2017 mencerminkan komitmen Pembiayaan (neto) sebesar Rp366,62 triliun, yang berasal dari
Total Kewajiban dan Ekuitas 5.947,83 5.456,88 490,95 9,00%
Pemerintah untuk menjadikan APBN sumber Pembiayaan Dalam Negeri (neto) sebesar Rp386,89
sebagai tools untuk meningkatkan triliun dan Pembiayaan Luar Negeri (neto) sebesar minus
kesejahteraan masyarakat. Rp20,27 triliun. Dengan demikian, dihasilkan Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran (SiLPA) untuk TA 2017 sebesar Rp25,65 Neraca menyajikan informasi tentang posisi keuangan belanja untuk pembangunan kualitas
Disamping kuantitas, belanja negara triliun. Pemerintah berupa aset, kewajiban, dan ekuitas per sumber daya manusia merupakan
juga mengalami peningkatan dari 31 Desember 2017. Posisi keuangan Pemerintah dalam sebagian besar belanja negara
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

segi kualitas yang diindikasikan 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Neraca per 31 Desember 2017 terdiri dari Aset sebesar yang tidak dapat diperhitungkan
dengan capaian ouput yang dapat Rp5.947,83 triliun, Kewajiban sebesar Rp4.407,05 triliun, menambah aset pemerintah pusat.
dirasakan langsung oleh masyarakat, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) menyajikan dan Ekuitas sebesar Rp1.540,78 triliun. Belanja tersebut meliputi antara lain
di antaranya pembangunan jalan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih adalah belanja pendidikan, belanja
nasional, pembangunan jalan desa, (SAL) selama tahun 2017. Dalam LPSAL dilaporkan bahwa SAL Selama tahun 2017 terdapat kenaikan aset sebesar kesehatan, dan transfer ke daerah.
penyaluran Kartu Indonesia Pintar, Awal TA 2017 adalah sebesar Rp113,19 triliun. Selanjutnya, Rp490,95 Triliun atau 9 persen dari Aset per 31 Desember Hasil dari jenis-jenis belanja ini
2016. Setelah diperhitungkan dengan Kewajiban per 31 sangat penting, seperti peningkatan
Desember 2017 yang lebih tinggi sebesar Rp517,11 triliun kualitas pendidikan, peningkatan
(dalam Triliun Rupiah)
atau 13,29 persen dari Kewajiban per 31 Desember 2016, kualitas kesehatan, maupun
No Uraian Tahun 2017 (Audited) Tahun 2016 (Audited) maka Saldo Ekuitas per 31 Desember 2017 menjadi lebih peningkatan kemampuan keuangan
1 SAL awal 113,19 107,91 rendah sebesar Rp26,15 triliun atau 1,67 persen dari bagi Pemerintah Daerah untuk
2 Penyesuaian SAL Awal - 0,35 Ekuitas per 31 Desember 2016. membiayai pembangunan di daerah.
18 19
3 Penggunaan SAL - (19,01)
4 SiLPA/SiKPA 25,65 26,16 Penurunan ekuitas pemerintah pusat ini disebabkan Peningkatan kewajiban tahun
5 Penyesuaian SAL (0,49) (2,23) antara lain karena tidak semua belanja negara dapat 2017 sebagian besar berasal dari
6 SAL akhir 138,35 113,19 dinilai dan dikapitalisasi sebagai aset milik Pemerintah penerbitan Surat Berharga Negara
Pusat sebagaimana aset infrastruktur. Contohnya, alokasi (SBN), terutama yang digunakan
dalam rangka memenuhi berbagai Walaupun Rasio tersebut meningkat 5. Laporan Arus Kas
kebutuhan prioritas nasional, dibandingkan tahun sebelumnya, (dalam Triliun Rupiah)
seperti pembangunan infrastruktur, Pemerintah tetap sangat berhati-hati
Uraian 31 Desember 2017 (Audited) 31 Desember 2016 (Audited)
perbaikan kualitas pendidikan dan (prudent) dalam menggunakan utang
Saldo Awal Kas 174,08 192,28
kesehatan serta peningkatan dana sebagai sumber pembiayaan. Hal ini
Penyesuaian Saldo Awal - (4,52)
jaminan sosial. Meskipun demikian, dibuktikan dengan meningkatnya
Saldo Awal Kas setelah Penyesuaian 174,08 187,76
rasio utang Pemerintah tetap terjaga rating utang Indonesia menjadi
Kenaikan (Penurunan) Kas
pada tingkat yang aman, pada Investment Grade yang diberikan
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (132,52) (139,01)
kisaran 29,4 persen terhadap PDB. oleh lima lembaga rating dunia: S&P,
Arus Kas Bersih dari Aktivitas (268,12) (258,16)
Nilai tersebut masih jauh di bawah Moody’s, Fitch, JCR, dan R&I. Investasi
batasan 60 persen yang diatur dalam Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pen- 426,29 423,33
undang – undang. danaan
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Tran- 9,37 (18,99)
sitoris
Pengunaan SAL - (19,01)
4. Laporan Operasional (LO)
Penyesuaian Pembukuan (0,59) (1,84)
Kenaikan (Penurunan) Kas 34,43 (13,68)
(dalam Triliun Rupiah)
Saldo Akhir Kas 208,51 174,08

No Uraian 31 Desember 31 Desember Saldo Kas Pemerintah Lainnya


2017 2016 Kas di Bendahara Pengeluaran 0,21 0,26
(Audited) (Audited)
Kas di Bendahara Penerimaan 0,11 0,13
1 Pendapatan-LO 1.806,52 1.664,66 Kas Lainnya dan Setara Kas Selain 2,85 3,18
2 Beban 1.991,67 1.872,34 Hibah yg Sudah Disahkan

3 Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional (185,15) (207,68) Kas pada BLU yang telah Dideposito- (12,20) (3,93)
kan (Investasi Jangka Pendek)
4 Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Opera- 72,17 67,96
Kas pada BLU yang Belum Disahkan (0,0074) 0,0063
sional
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Kas/Dana yg Dibatasi Penggunaann- (65,21) -


5 Surplus/(Defisit) dari Pos Luar Biasa - - ya (Aset Lainnya)
6 Surplus/(Defisit) LO (112,98) (139,72) Kas Transito (Kiriman Uang) 0,33 -
Saldo Akhir Kas dan Setara Kas 134,58 173,74

Laporan Operasional (LO) menyajikan Disamping itu, terdapat Surplus dari Laporan Arus Kas Tahun 2017 memberikan informasi
ikhtisar sumber daya ekonomi Kegiatan Non Operasional sebesar mengenai arus penerimaan dan pengeluaran kas negara,
yang diterima menambah ekuitas Rp72,17 triliun. Dengan demikian, yang terdiri dari: arus kas bersih dari Aktivitas Operasi
dan penggunaannya, yang dikelola Defisit LO untuk Tahun 2017 adalah adalah sebesar minus Rp132,52 triliun, arus kas bersih
oleh Pemerintah dalam kegiatan sebesar Rp112,98 triliun. Defisit LO dari Aktivitas Investasi sebesar minus Rp268,12 triliun,
penyelenggaraan pemerintahan. ini merupakan defisit terkecil dalam arus kas bersih dari Aktivitas Pendanaan sebesar
Dalam LO dapat disampaikan bahwa tiga tahun terakhir, yaitu apabila Rp426,29 triliun, dan arus Kas Bersih dari Aktivitas
Pendapatan-LO adalah sebesar dibandingkan dengan Defisit LO Transitoris sebesar Rp9,37 triliun. Arus kas bersih dari
20 Rp1.806,52 triliun dan Beban adalah Tahun 2016 sebesar Rp139,72 triliun Aktivitas Investasi yang bernilai negatif mencerminkan
21
sebesar Rp1.991,67 triliun, sehingga dan Defisit LO Tahun 2015 sebesar upaya Pemerintah untuk melakukan investasi terutama
terdapat Defisit dari Kegiatan Rp243,28 triliun. dalam berbagai proyek infrastruktur.
Operasional sebesar Rp185,15 triliun.
6. Laporan Perubahan Ekuitas

No. Uraian 31 Desember 2017 31 Desember 2016


(Audited) (Audited)
1 Ekuitas Awal 1.566,93 1.669,79
2 Penyesuaian Ekuitas Awal - (1,53)
3 Ekuitas Awal setelah 1.566,93 1.668,26
Penyesuaian
4 Surplus/Defisit LO (112,98) (139,72)
Pertama, terjadi peningkatan menjadi lebih murah, yang antara
5 Koreksi-Koreksi yang 84,97 37,07
Langsung Menambah/ kepercayaan masyarakat dunia lain ditunjukkan dengan turunnya
Mengurangi Ekuitas kepada Indonesia yang dibuktikan yield Surat Berharga Negara (SBN).
6 Transaksi Antar Entitas 0,18 (0,072) dengan naiknya rating Indonesia Hal ini juga bermanfaat dalam
7 Reklasifikasi Kewajiban Ke 1,68 1,40 menjadi Layak Investasi (Investment memenuhi kebutuhan Pemerintah
Ekuitas Grade) dari 5 (lima) Lembaga untuk memperoleh pinjaman
8 Kenaikan/Penurunan (26,15) (101,33) Rating Internasional. Tentunya dalam membiayai pembangunan
Ekuitas banyak faktor yang juga turut infrastruktur.
9 Ekuitas Akhir 1.540,78 1.566,93 berpengaruh. Namun demikian,
secara sederhana dapat direlasikan Ketiga, LKPP dapat menjadi alat
Laporan Perubahan Ekuitas memperoleh informasi yang cukup bahwa LKPP yang memperoleh opini yang andal dalam pengambilan
menyajikan informasi kenaikan dan memadai tentang hal-hal yang WTP tentunya akan meningkatkan keputusan, khususnya untuk
atau penurunan ekuitas selama termuat dalam laporan keuangan. kepercayaan para investor bahwa menentukan besarnya target aset
tahun 2017. Laporan Perubahan Catatan atas Laporan Keuangan pengelolaan Keuangan Negara yang akan dibentuk Pemerintah
Ekuitas tersebut menginformasikan meliputi uraian tentang kebijakan telah dilakukan dengan baik yang di masa depan, menjaga target
bahwa Ekuitas Awal TA 2017 adalah fiskal, kebijakan akuntansi, dan diharapkan tidak akan berdampak utang yang diperkenankan, hingga
sebesar Rp1.566,93 triliun. Setelah penjelasan pos-pos laporan negatif terhadap investasi yang target kemampuan keuangan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

memperhitungkan Defisit LO Tahun keuangan, daftar rincian atau uraian akan mereka lakukan. Status layak Pemerintah dalam melaksanakan
2017 sebesar Rp112,98 triliun, atas nilai pos yang disajikan dalam investasi ini juga sejalan dengan pembiayaan atas berbagai kegiatan
Koreksi yang Langsung Menambah/ Laporan Realisasi APBN, Laporan komitmen Pemerintah melakukan pembangunan, baik yang bersifat
Mengurangi Ekuitas sebesar Perubahan SAL, Neraca, Laporan pembangunan infrastruktur, dan fisik infrastruktur, maupun yang
Rp84,97 triliun, Transaksi Antar Operasional, Laporan Arus Kas, dan sarana serta prasarana untuk bersifat nonfisik tetapi sangat
Entitas sebesar Rp0,18 triliun, dan Laporan Perubahan Ekuitas. menstimulasi pertumbuhan ekonomi penting dalam menentukan nasib
Reklasifikasi Kewajiban ke Ekuitas dan mewujudkan kesejahteraan bangsa di masa yang akan datang.
sebesar Rp1,68 triliun, maka Ekuitas Manfaat LKPP yang memperoleh masyarakat, disamping terus
Akhir Pemerintah Tahun 2017 adalah opini WTP menguatkan penegakan hukum, Selanjutnya, Pemerintah perlu
sebesar Rp1.540,78 triliun. memajukan pendidikan dan menjaga momentum penilaian
Opini WTP atas LKPP Tahun 2017 kesehatan masyarakat serta WTP atas LKPP ini sehingga di masa
7. Catatan atas Laporan dan Tahun 2016, langsung atau tidak menguatkan kedaulatan dan yang akan datang Opini WTP atas
22 Keuangan langsung telah membawa banyak martabat bangsa di kancah dunia LKPP dapat dipertahankan, dan
23
manfaat bagi bangsa Indonesia. internasional. segala kendala yang menjadi risiko
Catatan atas Laporan Keuangan Setidaknya terdapat tiga manfaat keuangan negara dapat diantisipasi
disajikan dengan maksud agar terbesar yang dapat dirasakan oleh Kedua, biaya modal pemerintah dan diselesaikan dengan baik.
pengguna laporan keuangan dapat masyarakat. untuk mengambil pinjaman
Pendapatan Negara

PENERIMAAN
PAJAK
Pertumbuhan Penerimaan Pajak pada
Semester I tahun 2018 Capai 16,73 %
mencapai 16,73 persen atau tertinggi Khusus untuk jenis pajak PPh Pasal
(di luar Tax Amnesty) dalam tiga tahun terakhir. 21, pertumbuhan PPh Pasal 21 pada
semester I tahun 2018 tidak lepas
Pertumbuhan penerimaan pajak dari pengaruh pembayaran THR
di tahun 2018 masih ditopang oleh (tunjangan hari raya) sebelum libur
jenis-jenis penerimaan pajak yang Hari Raya Idul Fitri. Pemerintah Pusat

R
ealisasi penerimaan pajak berasal dari aktivitas impor dan sendiri mengalokasikan dalam APBN
Pertumbuhan pada semester I tahun produksi. Pertumbuhan positif untuk pembayaran Gaji/Pensiun/
(y-o-y) Bulan 2018 tercatat sebesar Rp beberapa jenis pajak utama, seperti Tunjangan ke-13 dan THR tahun 2018
Januari - Juni 581,54 triliun atau tumbuh PPh Pasal 21, PPh Badan, serta sebesar Rp35,76 triliun.1
2015-2018 13,99 persen secara year-on-year. PPh dan PPN Impor memberikan
Pertumbuhan positif ini ditopang sinyal positif peningkatan aktivitas Sementara itu, pertumbuhan
oleh pertumbuhan PPh Non Migas ekonomi setidaknya dari perspektif penerimaan PPN Dalam Negeri
yang mencapai 14,85 persen serta penerimaan pajak. mencapai 9,12 persen atau lebih
PPN&PPnBM yang tumbuh 13,63 lambat dibandingkan pertumbuhan
persen. Tanpa memperhitungkan Pertumbuhan beberapa jenis pajak periode yang sama tahun 2017
uang tebusan Tax Amnesty di triwulan utama pada semester I tahun 2018 sebesar 14,20 persen. Pelambatan
I tahun 2017 (merupakan penerimaan bahkan mencapai di atas 20 persen ini lebih disebabkan oleh antara lain :
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

one-off, sebesar Rp 12,03 triliun), seperti PPh Pasal 21 (22,26 persen), (1) pergeseran sebagian pembayaran
Pertumbuhan
maka pertumbuhan penerimaan PPh Badan (23,81 persen), PPh 22 ke awal bulan Juli 2018 mengingat
Pajak
pajak pada semester I tahun 2018 Impor (28,00 persen) dan PPN Impor akhir Juni 2018 adalah hari libur, (2)
Berdasarkan
(24,29 persen). peningkatan restitusi PPN dibanding
Jenis
(dalam triliun Rupiah)

Realisasi s/d 30 Juni 2018


Realisasi growth y-o-y growth y-o-y
APBN Jenis Pajak
Penerimaan Uraian ∆% Semester I 2017 Semester I 2018
2018 % thd
Pajak s/d Rp 2017 -
APBN PPh Pasal 21 -4,08% 22,26%
2018
30 Juni 2018
PPh Badan 12,25% 23,81%
Pajak Penghasilan 855,13 359,40 14,32% 42,03%
PPN Dalam Negeri 14,20% 9,12%
- Migas 38,13 30,06 9,13% 78,84%
24 Pajak atas Impor 12,94% 24,64% 25
- Non Migas 817,00 329,34 14,85% 40,31% - PPh 22 Impor 11,35% 28,00%
PPN & PPnBM 541,80 218,12 13,63% 40,26% - PPN Impor 14,25% 24,29%

PBB & Pajak Lainnya 27,06 4,02 2,73% 14,85% - PPnBM Impor -8,13% 1,65%

Jumlah 1.423,99 581,54 13,99% 40,84%


1. Siaran Pers Pemberian Tunjangan Hari Raya dan Gaji Ke-13 Tahun 2018, Kementerian Keuangan
(34,25 persen). Khusus untuk sektor memberikan tambahan optimisme
Pertambangan, pertumbuhannya pencapaian penerimaan hingga akhir
sangat signifikan mencapai 79,71 tahun, mengingat bahwa apabila tidak
persen seiring dengan membaiknya ada perubahan struktur ekonomi
harga komoditas. Secara keseluruhan yang signifikan nilai angsuran bulanan
pertumbuhan penerimaan sektoral PPh Badan relatif tetap. Disamping
utama rata-rata lebih tinggi dibanding itu, disebabkan karena sifatnya yang
dengan periode yang sama pada relatif tetap dan predictable tersebut,
tahun sebelumnya. PPh Badan masih menjadi komponen
yang reliable bagi stabilitas cash flow
Pertumbuhan PPh Badan (PPh penerimaan pajak.
periode yang sama tahun 2017 (5,03 Pasal 25) pada Semester I tahun
Penerimaan persen), serta (3) penurunan setoran 2018 yang mencapai 23,81 persen Efeknya dapat dilihat pada
PPh Pasal 21 PPN yang berasal dari belanja barang dibandingkan periode yang peningkatan setoran masa
Semester 1 2018 dan modal pemerintah sebagai sama tahun 2017 merefleksikan (angsuran bulanan) PPh Badan
dampak libur dan cuti bersama dalam pertumbuhan signifikan penerimaan pasca penerimaan SPT Tahunan.
rangka Hari Raya Idul Fitri. setoran tahunan PPh Badan dari Angsuran bulanan PPh Pasal 25
penerimaan SPT Tahunan yang batas Januari s.d. April dari Wajib Pajak
Kinerja positif penerimaan pajak juga pelaporannya jatuh pada tanggal 30 yang bergerak di sektor Industri
tercermin dari penerimaan sektor April silam, dimana setoran tahunan Pengolahan rata-rata sebesar
usaha utama yang tumbuh cukup mampu tumbuh 17,67 persen Rp3,92 triliun, meningkat menjadi
bagus seperti Industri Pengolahan dibandingkan tahun sebelumnya. Rp4,72 triliun di bulan Juni 2018.
(12,64 persen) , Perdagangan Setoran tahunan merupakan dasar Demikian pula halnya dengan sektor
(27,91 persen), Jasa Keuangan perhitungan angsuran bulanan PPh utama lainnya yang menunjukkan
(4,74 persen), Konstruksi dan Real Badan untuk satu tahun Pajak ke peningkatan nominal pembayaran
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Estate (11,40 persen), dan Pertanian depan, sehingga hal ini tentunya angsuran bulanan PPh Badan pasca
penerimaan SPT Tahunan, seperti
sektor Pertambangan dan sektor
Perdagangan.

26 27
Mulai 1 Juli
2018 Tarif Pajak
UMKM Turun
Setengahnya

Pada tanggal 8 Juni 2018 silam,


Presiden Joko Widodo baru saja Pajak Badan; dan 3 tahun pajak
menandatangani Peraturan bagi Wajib Pajak Badan berbentuk
Pemerintah Nomor 23 Tahun Perseroan Terbatas. Tarif 0,5
2018 tentang Pajak Penghasilan persen ini berlaku terbatas dalam
atas Penghasilan dari Usaha yang jangka waktu tersebut. Setelah itu,
Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Wajib Pajak didorong untuk masuk
yang Memiliki Peredaran Bruto dalam sistem pajak normal dengan Halaman Kosong Halaman Kosong
Tertentu, yang merupakan revisi pengenaan tarif PPh non-final. Aturan
dari PP 46 Tahun 2013. Dalam revisi ini mulai berlaku 1 Juli 2018.
tersebut, tarif pajak penghasilan
(PPh) final untuk Wajib Pajak usaha
mikro kecil menengah (UMKM)
dengan omzet setahun di bawah Rp Dalam jangka pendek, hal ini
4,8 miliar diturunkan dari saat ini 1 tentu akan memberikan efek
persen menjadi 0,5 persen dari nilai pada penurunan penerimaan PPh
omzet. dari sekor UMKM, namun dengan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

relaksasi ini diharapkan sektor


Selain tarif, perubahan terbesar UMKM ini semakin berkembang
dalam revisi ini adalah perihal sehingga dalam jangka panjang
jangka waktu pengenaan tarif yang dapat meningkatkan jumlah Wajib
dijabarkan dalam tiga kategori: 7 Pajak yang melakukan pembayaran
tahun pajak bagi Wajib Pajak Orang sehingga penerimaan pajak dari
Pribadi; 4 tahun pajak bagi Wajib sektor UMKM akan meningkat.

28 29
KEPABEANAN Pertumbuhan penerimaan kepabeanan dan
cukai 16,66 persen tertinggi dalam 3 tahun

DAN CUKAI
terakhir. Capaian penerimaan bea keluar (BK)
tembus 109,41 persen dari target.

Pertumbuhan Pertumbuhan

Penerimaan Penerimaan Bea

Kepabeanan dan Masuk

Cukai, s.d. Juni yoy,

S.D Juni 2015- 2015-2018

2018

K
inerja penerimaan DJBC semua komponen baik penerimaan bea masuk, bea penerimaan BM tersebut lebih tinggi dari periode yang Efek Lebaran turut memberikan
dalam Semester I tahun 2018 keluar maupun cukai yang didukung oleh kebijakan tarif sama tahun lalu sebesar Rp2,04 triliun. pengaruh positif terhadap kinerja
mencatatkan pertumbuhan yang efektif, membaiknya aktifitas ekspor impor, serta impor melalui peningkatan impor
tertinggi dalam tiga tahun peningkatan harga komoditas di pasar global. Capaian penerimaan diatas dipengaruhi oleh beberapa barang konsumsi yang diperlukan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

terakhir yaitu 16,66 persen. faktor baik yang bersifat positif maupun negatif. Tingginya oleh masyarakat guna persiapan
Perdagangan internasional yang Tren positif juga terjadi pada komponen penerimaan devisa impor yang mencapai Rp87,47 triliun atau tumbuh Ramadhan dan Lebaran. Kebijakan
membaik dan perbaikan kebijakan pajak dalam rangka impor (PDRI) yang terdiri dari PPN 8,35 persen (yoy) memberi dorongan positif terhadap pemerintah mengimpor komoditas
kepabeanan dan cukai seperti Impor, PPn BM Impor, dan PPh Pasal 22 Impor. Hingga penerimaan BM. Pertumbuhan impor tersebut didominasi tertentu dengan kuota dalam
penertiban impor berisiko tinggi akhir Juni 2018 total PDRI yang dihimpun DJBC sebesar terutama oleh impor Bahan Baku/Barang Penolong dan rangka pengendalian harga juga
(PIBT) dan penertiban cukai berisiko Rp112,96 triliun, tumbuh 24,64 persen ( yoy). Secara Barang Modal yang tumbuh masing-masing sebesar 8,69 memberikan andil pertumbuhan
tinggi (PCBT), yang merupakan salah total jumlah penerimaan negara yang dihimpun DJBC persen dan 8,65 persen (yoy). Hal ini mengindikasikan penerimaan BM.
satu program reformasi kepabeanan sepanjang Semester 1 tahun 2018 adalah sebesar bergairahnya aktifitas produksi nasional baik untuk
dan cukai (PRKC) ikut berperan pada Rp184,92 triliun, tumbuh 21,41 persen dibanding capaian kepentingan pemenuhan kebutuhan barang secara Peningkatan kinerja impor tersebut
capaian tersebut. periode serupa tahun lalu. domestik maupun ekspor. di satu sisi memang menyebabkan
tekanan pada Neraca Perdagangan
Penerimaan kepabeanan dan Pertumbuhan penerimaan bea masuk (BM) sampai Di sektor industri, industri pengolahan berkontribusi yang sampai dengan bulan Juni 2018
30 cukai dalam semester I tahun 2018 dengan bulan Juni 2018 sebesar 12,98 persen, merupakan tertinggi pada devisa impor sebesar 87,95 persen dan mencapai negatif USD 0,19 miliar.
31
mencapai Rp71,95 triliun atau yang tertinggi bila dibandingkan pertumbuhan sepanjang Semester I mengalami pertumbuhan 7,05 Namun demikian, peningkatan
37,07 persen dari targetnya dalam penerimaan BM dalam 3 tahun terakhir. Penerimaan persen. Bergairahnya aktifitas produksi dalam negeri kinerja impor didominasi oleh
APBN tahun 2018. Pertumbuhan BM sepanjang Semester I telah mencapai Rp17,71 triliun tersebut memberikan indikasi adanya ruang bagi komoditas bahan baku/penolong dan
positif tersebut terdapat pada atau 49,61 persen dari target APBN tahun 2018. Realisasi pertumbuhan ekonomi nasional. barang modal yang dipergunakan
Pertumbuhan
Pertumbuhan Penerimaan Cukai
Penerimaan Bea Juni 2015 - 2018
Keluar
s.d. Juni yoy,
2015-2018

untuk memproduksi barang baik untuk kepentingan tambang juga memberikan andil Cukai hasil tembakau (CHT) masih menjadi penyumbang
pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun guna positif terhadap peningkatan terbesar penerimaan cukai sebesar Rp48,50 triliun
mendorong ekspor. Hal ini tentunya berdampak produktif kinerja ekspor minerba sejak awal atau 32,72 persen dari target APBN tahun 2018, serta
terhadap perekonomian, baik dalam jangka pendek Semester I tahun 2018. Kinerja positif tumbuh 14,84 persen dibanding periode yang sama
maupun jangka panjang. dalam aspek fundamental tersebut tahun lalu. Kinerja penerimaan CHT didorong oleh tarif
secara keseluruhan mendorong tertimbang efektif sebesar 11,35 persen yang lebih
Ekspor komoditas mineral yang tumbuh signifikan pertumbuhan penerimaan BK secara tinggi dari kenaikan tarif rata-rata tahun 2018 yang 10,04
sebesar 181,46 persen, menjadi kontributor utama signifikan sebesar 93,75 persen. persen. Faktor lainnya adalah kenaikan produksi hasil
penerimaan BK yang hingga semester I tahun 2018 tembakau (HT) yang mencapai 149,32 miliar batang atau
mencapai Rp3,28 triliun atau 109,41 persen dari target Capaian penerimaan cukai pada tumbuh 2,35 persen, yang terjadi secara menyeluruh di
APBN tahun 2018. Pertumbuhan ekspor komoditas Semester I tahun 2018 mencapai semua golongan produksi. Hal tersebut menjadi indikasi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

minerba tersebut tidak terlepas dari pengaruh tren Rp50,96 triliun atau 32,79 persen keberhasilan program penertiban cukai berisiko tinggi
membaiknya harga komoditas di pasar internasional dari target APBN tahun 2018. (PCBT) yang dilakukan sejak tahun 2017 yang dilanjutkan
dan meningkatnya permintaan di negara-negara tujuan Capaian tersebut tumbuh 15,02 hingga tahun ini.
utama. persen dibandingkan periode
yang sama tahun lalu. Capaian Cukai atas minuman mengandung etil alkohol (MMEA) dan
Di sisi institusional, kelancaran pemberian ijin/ penerimaan cukai pada Semester etil alkohol (EA) memberikan kontribusi masing-masing
kuota ekspor komoditas (minerba) dan tidak adanya I tahun 2018 merupakan yang sebesar Rp2,36 triliun dan Rp0,07 triliun atau 36,37
halangan yang berarti dalam penyediaan pasokan tertinggi dibandingkan komponen persen dan 38,34 persen dari target APBN tahun 2018.
(supply disruption) komoditas ekspor minerba di situs penerimaan lainnya.

32 33
PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK (PNBP)

2018 Realisasi
Realisasi PNBP
APBN s.d 30 Juni % thd APBN Growth
s/d 30 Juni 2018
2018 (dalam I. Penerimaan Negara Bukan 275.427,92 176.832,70 64,20% 21,02%
Pajak
yaitu sebesar USD 66,55/barel, sama tahun 2017 yang mencapai
miliar Rupiah)
dibandingkan realisasi ICP bulan Rp31,45 triliun. Peningkatan ini
A. Penerimaan SDA 103.674,80 75.106,10 72,44% 43,49%
Desember 2016 s.d. Juni 2017, yaitu diantaranya disebabkan perbaikan
1 Migas 80.349,00 58.751,06 73,12% 47,95%
sebesar USD 49,21/barel atau periode kinerja BUMN.
a Minyak Bumi 59.582,70 58.750,93 98,60% 47,95%
bulan Januari s.d. Juni 2017, yaitu
b Gas Alam 20.766,30 0.13 0,00% 0,00%
sebesar USD 48,90/barel. Realisasi penerimaan Lainnya
2 Non Migas 23.325,80 16.355,04 70,12% 29,09%
mencapai Rp45,48 triliun atau 54,30
a Pertambangan Minerba 17.858,52 13.963,44 78,19% 33,14%
Realisasi penerimaan SDA Non persen dari target APBN tahun 2018.
b Kehutanan 4.166,71 1.920,23 46,09% 9,74%
Migas mencapai Rp16,35 triliun atau Realisasi tersebut meningkat sebesar
c Perikanan 600,00 249,25 41,54% 41,89%
70,12 persen dari target APBN tahun 8,53 persen jika dibandingkan dengan
d Pend. Per. Panas Bumi 700,59 222,12 31,70% -13,27%
2018. Realisasi tersebut lebih tinggi periode yang sama tahun 2017
B Pendapatan dari KND 44.695,40 35.524,70 79,48% 12,95%
29,09 persen jika dibandingkan sebesar Rp41,90 triliun. Peningkatan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

C. PNBP Lainnya 83.753,12 45.479,30 54,30% 8,53%


dengan periode yang sama tahun realisasi penerimaan PNBP Lainnya
D. Pendapatan BLU 43.304,60 20.722,60 47,85% 1,66%
2017 yang mencapai Rp12,67 ini antara lain disebabkan kenaikan
triliun. Peningkatan ini diantaranya realisasi Penjualan Hasil Tambang
disebabkan oleh kenaikan rata-rata yang mencapai Rp8,99 triliun, lebih

S
ampai dengan tanggal 30 Juni Realisasi penerimaan SDA Migas harga batubara acuan (HBA) pada tinggi dibandingkan realisasi periode
2018, realisasi PNBP mencapai mencapai Rp58,75 triliun atau 73,12 periode Januari s.d. Juni 2018 yang yang sama tahun 2017 sebesar
Rp176,83 triliun atau 64,20 persen dari targetnya dalam APBN mencapai USD 96,50 per ton, lebih Rp6,98 triliun, sejalan dengan
persen dari APBN tahun tahun 2018. Realisasi tersebut tinggi dibandingkan HBA periode peningkatan HBA.
2018. Realisasi tersebut mengalami mengalami pertumbuhan sebesar Januari s.d. Juni 2017 sebesar USD
pertumbuhan sebesar 21,02 persen 47,95 persen dibandingkan periode 82,21 per ton. Untuk pendapatan BLU, hingga
jika dibandingkan dengan realisasi yang sama tahun 2017. Kenaikan 30 Juni 2018 terealisasi sebesar
periode yang sama tahun 2017. penerimaan SDA Migas tersebut, Realisasi pendapatan dari kekayaan Rp20,72 triliun, atau mencapai 47,85
34 Kenaikan ini antara lain disebabkan antara lain disebabkan karena negara dipisahkan mencapai persen dari target APBN tahun 2018,
35
meningkatnya harga komoditas, lebih tingginya realisasi ICP periode Rp35,52 triliun atau 79,48 persen dari meningkat 1,66 persen dari realisasi
khususnya harga minyak bumi dan bulan Desember 2017 s.d. Juni 2018, target APBN tahun 2018. Realisasi periode yang sama tahun 2017
batu bara sepanjang Semester I yaitu sebesar USD 65,76/barel atau tersebut lebih tinggi 12,95 persen jika sebesar Rp20,38 triliun.
tahun 2018. periode bulan Januari s.d. Juni 2018, dibandingkan dengan periode yang
BEL ANJA NEGARA

Belanja
Pemerintah Pusat
Peningkatan realisasi BPP pada perlindungan sosial dengan tetap
Semester I tahun 2018 tersebut tidak menjaga efisiensi dan efektivitas
terlepas dari upaya peningkatan dalam penganggaran dan
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat kualitas penganggaran dan pelaksanaan anggaran.
dipengaruhi Belanja Barang, Bantuan Sosial, pelaksanaan BPP yang terus
dan Pembayaran Subsidi menerus dilakukan perbaikan Dalam rangka meningkatkan
berdasarkan hasil evaluasi. Hal efektivitas dari program dan
(dalam triliun Rupiah) tersebut antara lain : (1) melanjutkan kegiatan yang dilakukan oleh K/L,
2018 kebijakan penyusunan rencana Pemerintah secara konsisten terus
Belanja Pemerintah umum pengadaan (RUP) sebelum melanjutkan upaya percepatan
Pusat (triliun Rupiah) Realisasi s.d. % thd
APBNP Growth
Juni 2018 APBNP tahun anggaran dimulai, (2) pelaksanaan kegiatan, antara lain
percepatan pelaksanaan kegiatan, melalui: (1) percepatan pengadaan
Belanja K/L 847,44 295,99 34,93% 12,14%
(3) pelaksanaan lelang dini, (4) barang/jasa pemerintah melalui
Belanja Pegawai 227,46 103,77 45,62% 10,92%
persiapan dokumen yang lebih penyederhanaan prosedur dan
Belanja Barang 338,83 106,39 31,40% 9,54%
baik. Upaya lain yang dilakukan fleksibilitas pengadaan barang/
Belanja Modal 203,88 40,75 19,99% -14,19% adalah pemanfaatan e-procurement, jasa sehingga proses pencairan
Bantuan Sosial 77,26 45,08 58,35% 74,97% pemanfaatan teknologi informasi dana dapat diserap di awal tahun;
Belanja Non K/L 607,06 262,45 43,23% 11,86% dalam perencanaan, penganggaran, (2) pelaksanaan reviu atas DIPA dan
monitoring dan evaluasi, serta rencana kegiatan, meningkatkan
Pembayaran Bunga Utang 238,61 120,61 50,55% 12,88%
penyusunan laporan keuangan. ketertiban penyampaian data suplier
Subsidi 156,23 73,94 47,33% 25,88%
dan data kontrak, memastikan
Belanja Lain-lain 212,22 67,90 31,99% -1,66% REALISASI BELANJA K/L PADA ketepatan waktu penyelesaian
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Jumlah 1.454,49 558,44 38,39% 12,01% SEMESTER I TAHUN 2018 (s.d. tagihan, meningkatkan akurasi
30 Juni 2018) rencana penarikan dana dengan

R
ealisasi BPP pada Semester I Realisasi BPP pada Semester I realisasi pembayaran, mengendalikan
tahun 2018 (s.d. 30 Juni 2018) tahun 2018 menunjukkan kinerja Sejalan dengan tema pembangunan uang persediaan/tambahan uang
mencapai Rp558,44 triliun penyerapan anggaran yang lebih dalam Rencana Kerja Pemerintah persediaan, mengantisipasi dan
atau 38,39 persen dari pagu baik daripada realisasi BPP pada (RKP) tahun 2018 yaitu “Memacu menyelesaikan pagu minus; dan
alokasi APBN 2018. Sedangkan periode yang sama tahun 2017, Investasi dan Infrastruktur untuk (3) mempercepat penyaluran dana
realisasi BPP selama bulan Juni 2018 baik dari sisi nomimal anggaran Pertumbuhan dan Pemerataan”, bantuan sosial/bantuan pemerintah
mencapai Rp100,43 triliun atau maupun persentase anggaran. dan tema kebijakan fiskal yaitu secara tepat waktu dan tepat sasaran.
sekitar 6,91 persen dari pagu alokasi Peningkatan kinerja penyerapan “Pemantapan Pengelolaan
APBN 2018. Komposisi BPP tersebut anggaran tersebut tidak terlepas dari Fiskal untuk Mengakselarasi Realisasi Belanja K/L pada Semester
terdiri dari : (1) belanja K/L sebesar berbagai upaya yang dilakukan oleh Pertumbuhan Ekonomi yang I Tahun 2018 mencapai Rp295,99
36 Rp295,99 triliun atau 34,93 persen Pemerintah antara lain kebijakan Berkeadilan”, maka alokasi belanja triliun atau 34,93 persen dari alokasi
37
dari pagu alokasi APBN 2018; dan (2) penyiapan sebelum anggaran K/L diarahkan kepada hal-hal yang pagu APBN tahun 2018, lebih tinggi
Belanja NonK/L sebesar Rp262,45 berjalan, percepatan kegiatan, dan lebih produktif terutama belanja dibandingkan dengan realisasi
triliun atau 43,23 persen dari pagu monitoring program/kegiatan yang priotitas seperti pendidikan, Belanja K/L pada periode yang sama
alokasi APBN 2018. lebih baik. kesehatan, infrastruktur dan tahun 2017 mencapai Rp263,93 triliun
atau 33,05 persen dari alokasi pagu percepatan penyerapan belanja 2018. Hal tersebut sejalan dengan modal tahun 2018 sebesar Rp203,88
Progres Kegiatan
APBNP tahun 2017. Secara umum barang tersebut utamanya untuk kebijakan pemerintah dalam rangka triliun. Meskipun penyerapan
Prioritas/Utama
faktor-faktor yang mempengaruhi mendukung kegiatan operasional mendorong pertumbuhan ekonomi anggaran belanja modal relatif
Tahun 2018
penyerapan Belanja K/L pada periode pemerintahan, dan tindaklanjut hasil yang ditopang dengan pembangunan lambat, perkembangan penyerapan
Kementerian
tersebut antara lain : (1) kelanjutan audit BPK sehingga terjadi perubahan infrastruktur yang lebih cepat dan anggaran tidak selalu sama dengan
Pekerjaan Umum
kebijakan percepatan pelaksanaan pencatatan yang awalnya dari belanja memadai. Sedangkan untuk kegiatan perkembangan fisiknya. Sebagai
Dan Perumahan
kegiatan lelang dini untuk pengadaan modal menjadi belanja barang. K/L yang sudah dikontrakkan pada contoh, progres perkembangan
Rakyat
barang/jasa pemerintah; (2) Semester I tahun 2018 mencapai fisik untuk Kementerian PUPERA
(S.d Juni 2018)
percepatan pencairan program Realisasi belanja modal pada Rp169,30 triliun atau sebesar 83,13 lebih cepat daripada perkembangan
perlindungan sosial, antara lain Semester I tahun 2018 mencapai persen dari pagu alokasi belanja keuangannya.
Penerima Bantuan Iuran (PBI) Rp40,75 triliun atau 19,99 persen
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dari alokasi pagu APBN 2018, ALOKASI
UNIT ORGANISASI / KEGIATAN TARGET PROGRES PROGRES
Program Keluarga Harapan (PKH), mengalami penurunan dari realisasi No. ANGGARAN (Ribu
PRIORITAS TAHUN 2018 KEUANGAN FISIK
Rupiah)
dan Bidik Misi; (3) pembayaran belanja modal pada periode yang
Tunjangan Hari Raya (THR); dan sama tahun 2017 mencapai Rp47,48 A DITJEN SUMBER DAYA AIR    

(4) pelaksanaan beberapa agenda triliun atau 21,14 persen dari alokasi 1 Bendungan 48 Bendungan 7.525,74 34,12% 34,85%
strategis antara lain Pilkada serentak pagu APBNP tahun 2017. Penurunan   a. Bendungan Baru 14 Bendungan 113,91 0,77% 0,96%
dan persiapan Asian Games. tersebut disebabkan karena K/L
  b. Bendungan On Going 34 Bendungan 7.411,83 35,10% 35,29%
masih menunggu pemberlakuan
2 Embung 43 Buah 636,91 30,70% 31,23%
Realisasi belanja pegawai pada pelaksanaan Peraturan Presiden
3 Air Baku 5,92m3/dt 3.569,45 35,80% 39,90%
Semesteri I tahun 2018 sudah Nomor 16 Tahun 2018 tentang
mencapai Rp103,77 triliun atau 45,62 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4 Jaringan Irigasi 145.533 Ha 4.629,68 25,56% 27,94%
persen dari alokasi pagu APBN tahun secara penuh per 1 Juli 2018 5 Sapras Pengendali Daya Rusak Air 221 Km 3.332,20 36,41% 41,76%
2018, lebih tinggi dibandingkan terhitung sejak proses persiapan dan 6 Pengendali Sedimen dan Lahar 31 Buah 233,86 45,28% 51,78%
dengan realisasi belanja pegawai pelaksanaan Pengadaan Barang/
B DITJEN BINA MARGA
pada periode yang sama tahun 2017 Jasa (PBJ). Selain itu, faktor lain yang
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

1 Pembangunan Jalan 811,49 km 6.539,14 18,92% 17,00%


mencapai Rp93,56 triliun atau 41,84 menyebabkan realisasi belanja modal
persen dari alokasi pagu APBNP 2017. lebih rendah adalah belum tuntasnya 2 Pembangunan Jembatan 9,708,91 km 3.631,69 16,06% 14,00%

Peningkatan realisasi belanja pegawai pembebasan lahan karena belum 3 Pembangunan Jalan Tol 33,05 km 1.946,06 49,41% 53,69%
tersebut disebabkan oleh antara lain ada kesepakatan antara Pemerintah 4 Pembangunan Fly Over / Underpass 2,420,40 km 658,37 28,22% 46,43%
: (1) pembayaran tunjangan profesi dengan masyarakat, dan pendanaan C DITJEN CIPTA KARYA
guru (TPG) dan tunjangan khusus dari Pinjaman Luar Negeri masih
1 Pembangunan SPAM 3.437 ltr/dt 3.252,00 25,90% 24,90%
guru nonPNS; dan (2) pembayaran belum efektif. Pada periode yang
2 Penanganan Kawasan Pemukiman 1.991 Ha 1.637,75 26,30% 25,24%
THR bagi pensiunan. sama, realisasi belanja modal paling Kumuh
tinggi terutama untuk pembangunan/ 3 Sanitasi dan Persampahan 2.095.063 KK 2.807,02 24,00% 25,60%
Realisasi belanja barang pada perbaikan jalan, irigasi dan jaringan,
4 Penyelenggaraan Bangunan Gedung 401.622 m2 3.217,29 55,80% 47,60%
Semester I tahun 2018 mencapai serta penambahan/perbaikan
D DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN
Rp106,39 triliun atau 31,40 persen peralatan dan mesin.
38 dari alokasi pagu APBN Tahun 2018, 1 Pembangunan Rumah Susun 13.500 Unit 4.955,02 13,00% 12,19% 39
lebih tinggi dari pada periode yang Untuk realisasi K/L bidang prioritas 2 Pembangunan Rumah Khusus 5.000 Unit 730,03 14,36% 12,40%

sama tahun 2017 mencapai Rp97,13 infrastuktur pada Semester I tahun 3 Pembangunan Rumah Swadaya 250.000 Unit 3.259,16 26,22% 18,39%
triliun atau 32,84 persen dari alokasi 2018 mencapai Rp41,60 triliun atau JUMLAH 60.085,64
pagu APBNP tahun 2017. Kinerja 25,67 persen dari alokasi pagu APBN
Realisasi Belanja NonK/L pada tahun 2018. Meningkatnya realisasi pembayaran bunga
Realisasi 15 K/L dengan pagu anggaran lebih tinggi antara lain: Semester I Tahun 2018 utang sebagai dampak meningkatnya outstanding utang,
Progres Kegiatan terbesar pada Semester I tahun (1) Kementerian Pertahanan, (2) kenaikan tingkat bunga obligasi negara, dan melemahnya
Prioritas/Utama 2018 mencapai Rp255,92 triliun atau Kepolisian RI, (3) Kementerian Realisasi belanja NonK/L pada nilai tukar rupiah. (2) pengelolaan program subsidi
Tahun 2018 36,29 persen dari alokasi pagu APBN Kesehatan, (4) Kementerian Pekerjaan Semester I tahun 2018 mencapai yang mencapai Rp73,94 triliun atau 47,33 persen dari
Kementerian tahun 2018, lebih baik dibandingkan Umum dan Perumahan Rakyat, (5) Rp262,45 triliun atau 43,23 persen alokasi pagu APBN tahun 2018. Meningkatnya realisasi
Pekerjaan Umum dengan periode yang sama tahun Kementerian Agama, (6) Kementerian dari alokasi pagu APBN tahun 2018. pembayaran subsidi terutama subsidi energi sebagai
Dan Perumahan 2017 mencapai Rp233,64 triliun Keuangan, (7) Kementerian Riset Realisasi belanja NonK/L tersebut dampak menguatnya harga minyak dunia, melemahnya
Rakyat atau 34,54 persen dari alokasi pagu Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yang utamanya antara lain untuk nilai tukar rupiah, serta pemenuhan kewajiban
(S.d Juni 2018) APBNP tahun 2017. Selanjutnya, dan (8) Kementerian Pendidikan dan (1) pembayaran bunga utang yang Pemerintah atas kurang bayar tahun-tahun sebelumnya
terdapat 8 dari 15 K/L tersebut Kebudayaan. mencapai Rp120,61 triliun atau sesuai hasil audit.
mempunyai kinerja penyerapan 50,5 persen dari alokasi pagu APBN

2017 2018
KEMENTERIAN NEGARA/ Realisasi
No. Realisasi s.d. % thd
LEMBAGA APBNP % thd APBNP APBN s.d. 30
30 Juni APBN
Juni
1 KEMENHAN 114,82 39,29 34,22% 107,68 38,72 35,96%

2 KEMEN PU PERA 104,24 30,81 29,56% 107,39 29,07 27,07%


3 POLRI 98,22 30,93 31,49% 95,03 34,95 36,77%
4 KEMENAG 63,49 22,98 36,19% 62,15 23,01 37,03%
5 KEMENKES 55,86 22,99 41,15% 59,10 34,33 58,09%
6 KEMENHUB 44,64 12,38 27,72% 48,20 10,98 22,78%
7 KEMENKEU 40,54 18,49 45,60% 45,68 19,07 41,75%
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

8 KEMENDIKBUD 37,97 7,68 44,33% 40,09 14,86 35,99%


9 KEMENRISTEK DIKTI 39,49 14,05 35,57% 41,28 15,42 37,35%
10 KEMENTAN 24,15 14,57 38,39% 23,82 15,32 38,22%
11 KEMENSOS 17,32 8,24 34,11% 41,30 6,35 26,65%
12 KEMENKUMHAM 11,21 3,56 31,74% 10,59 5,06 47,79%
13 KKP 9,14 3,57 43,69% 7,29 3,90 47,16%
14 MA 8,18 1,47 16,04% 8,26 2,27 31,18%
15 KEMENLU 7,17 2,65 36,93% 7,25 2,60 35,91%
15 K/L dengan Pagu Terbesar 676,43 233,64 34,54% 705,12 ,92 36,29%

K/L Lainnya 122,16 30,29 24,80% 142,31 40,07 28,16%

JUMLAH 798,59 263,93 33,05% 847,44 295,99 34,93%

40 41
Transfer Ke Daerah
Dan Dana Desa

Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa triliun. Sampai dengan tanggal 30 Juni yang sama tahun 2017 sebesar pada bulan Februari; dan
2018, realisasi Dana Perimbangan Rp233,19 triliun. Penyaluran DAU
Dalam rangka mendorong mencapai Rp338,64 triliun (50,05 periode ini telah memperhitungkan • Perubahan pola Penyaluran
pemerataan kemampuan keuangan persen dari pagu APBN tahun 2018), penyelesaian kewajiban tunggakan DBH di Triwulan I dan Triwulan
antardaerah, memperbaiki atau Rp10,73 triliun lebih rendah iuran jaminan kesehatan kepada II Tahun 2018, yang semula
kualitas pelayanan dasar publik, dibandingkan dengan realisasinya BPJS terhadap 11 pemerintah daerah sebesar 25% dari pagu,
maupun mengatasi ketimpangan pada periode yang sama tahun sebesar Rp19,00 miliar. Secara umum sebagaimana diatur dalam
kesejahteraan masyarakat sebelumnya yang mencapai Rp349,38 DAU yang telah ditransfer mampu Peraturan Menterai Keuangan
antardaerah, alokasi anggaran triliun atau 51,49 persen dari pagu menjaga keseimbangan pelayanan (PMK) 50/PMK.07/2017, diubah
Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBNP tahun 2017. dasar publik antardaerah. menjadi sebesar 20% dari pagu,
(TKDD) ditetapkan sebesar Rp766,16 sebagaimana diatur dalam PMK
triliun pada APBN tahun 2018. Dari 1. DANA TRANSFER UMUM b. Dana Bagi Hasil (DBH) 112/PMK.07/2017. Tujuan dari
jumlah pagu tersebut, realisasi penurunan besaran penyaluran
penyaluran TKDD per 30 Juni 2018 Sampai dengan 30 Juni 2018, realisasi Pada APBN tahun 2018, pagu DBH pada triwulan I dan triwulan
mencapai Rp385,57 triliun (50,33 Dana Transfer Umum (DTU) mencapai ditetapkan sebesar Rp89,23 triliun, II tersebut dimaksudkan
persen dari pagu TKDD), atau sedikit Rp268,21 triliun, atau 54,66 persen atau Rp6,15 triliun lebih kecil bila untuk mengurangi potensi
lebih rendah jika dibandingkan dari pagu DTU yang ditetapkan dalam dibandingkan pagu pada tahun terjadinya Kurang Bayar dan/
dengan penyerapan anggaran TKDD APBN tahun 2018 sebesar Rp490,71 sebelumnya sebesar Rp95,38 atau Lebih Bayar DBH yang
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

pada periode yang sama tahun triliun. Secara nominal, capaian ini triliun. Hingga 30 Juni 2018, realisasi harus diselesaikan pada tahun
2017 sebesar Rp394,76 triliun (51,51 lebih rendah Rp14,63 triliun jika penyaluran DBH mencapai sebesar anggaran berikutnya.
persen dari pagu). Hal ini dipengaruhi dibandingkan periode yang sama Rp34,25 triliun, atau 38,39 persen
baik oleh perkembangan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp282,84 dari pagu APBN tahun 2018. Jumlah 2. DANA TRANSFER KHUSUS
Dana Perimbangan (terutama Dana triliun atau 57,26 persen dari pagu ini, berarti lebih rendah Rp15,40
Transfer Khusus atau DTK), Dana APBNP tahun 2017. Hal ini terutama triliun jika dibandingkan dengan Dalam APBN tahun 2018, Dana
Insentif Daerah (DID), maupun Dana dipengaruhi oleh realisasi penyaluran realisasinya pada periode yang Transfer Khusus (DTK) dianggarkan
Desa. DBH yang lebih rendah dari periode sama di tahun 2017 sebesar Rp49,65 sebesar Rp185,89 triliun, terdiri atas
yang sama tahun sebelumnya triliun. Penurunan penyaluran DBH di DAK Fisik sebesar Rp62,44 triliun, dan
A. DANA PERIMBANGAN triwulan II tahun 2018 sebesar 13,67 DAK Nonfisik sebesar Rp123,45 triliun.
a. Dana Alokasi Umum (DAU) persen dibandingkan periode yang Sampai dengan tanggal 30 Juni 2018,
Dalam APBN tahun 2018, Dana sama tahun 2017, disebabkan: realisasi penyaluran DTK mencapai
42 Perimbangan dianggarkan sebesar Sampai dengan 30 Juni 2018, realisasi Rp70,44 triliun, atau 37,89 persen
43
Rp676,60 triliun, terdiri atas Dana penyaluran DAU telah mencapai • Pada awal tahun 2017, terdapat dari pagu APBN tahun 2018, yang
Transfer Umum (DTU) sebesar Rp233,96 triliun, lebih tinggi sebesar penyaluran Kurang Bayar DBH berarti Rp3,8 triliun lebih tinggi bila
Rp490,71 triliun, dan Dana Transfer Rp0,77 triliun bila dibandingkan tahun 2015 sebesar sebesar dibandingkan dengan realisasinya
Khusus (DTK) sebesar Rp185,89 dengan realisasinya pada periode Rp10,90 triliun yang disalurkan periode yang sama tahun sebelumnya
yang mencapai Rp66,54 triliun atau tersebut, untuk dasar penyaluran DAK berarti Rp13,58 triliun lebih tinggi keuangan, pelayanan publik, dan
36,04 persen dari pagu APBNP tahun Fisik, daerah diminta menyampaikan bila dibandingkan dengan kinerja kesejahteraan masyarakat. Pada
2017. Tingginya penyerapan lebih ; (1) Perda APBD, (2) Laporan realisasinya pada periode yang sama APBN tahun 2018, anggaran pagu
disebabkan oleh realisasi penyaluran Pelaksanaan Tahun sebelumnya, tahun 2017 sebesar Rp49,09 triliun, DID ditetapkan sebesar Rp8,50
DAK Nonfisik, sedangkan untuk DAK dan (3) daftar Rencana Kegiatan dan atau 42,65 persen dari pagu. triliun, atau naik Rp1,00 triliun jika
Fisik realisasi penyalurannya lebih daftar Kontrak DAK Fisik sebagai dibandingkan dengan pagu anggaran
rendah dibanding periode yang sama persyaratan untuk penyaluran tahap Pada tahun 2018 juga telah dilakukan DID tahun 2017.
tahun sebelumnya. pertama. Ketentuan mewajibkan perbaikan penyaluran DAK Non Fisik.
daerah menyampaikan daftar Apabila tahun 2017 penyaluran DAK Realisasi penyaluran DID per 30
a. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rencana Kegiatan dan daftar Nonfisik berupa Dana Pelayanan Juni 2018 mencapai Rp4,25 triliun
Fisik Kontrak tersebut dimaksudkan Administrai Kependudukan atau 50,00 persen dari pagu alokasi,
untuk : (1) memastikan daerah sudah (Adminduk), dan Dana Tunjangan menurun jika dibandingkan dengan
Dalam APBN tahun 2018, pagu melakukan proses kontrak pekerjaan Khusus Guru (TKG) disalurkan secara realisasi tahun lalu yang sebesar
anggaran DAK Fisik ditetapkan sebelum mengajukan penyaluran sekaligus, atau sesuai besaran Rp4,49 triliun, atau 59,80 persen dari
sebesar Rp62,44 triliun. Sampai DAK Fisik, (2) memastikan agar persentase tertentu yang ditetapkan pagu alokasinya. Lebih rendahnya
dengan 30 Juni 2018, realisasi pelaksanaan DAK Fisik sesuai dengan per triwulan, maka pada tahun 2018 realisasi penyaluran DID tersebut
penyaluran DAK Fisik mencapai rencana yang disiapkan oleh daerah, penyaluran kedua jenis dana tersebut disebabkan karena perbaikan pola
Rp7,76 triliun, atau 12,43 persen dari (3) memastikan agar target output dilakukan berdasarkan kinerja penyaluran. Pada tahun sebelumnya
pagu alokasi. Realisasi tersebut terdiri per bidang dapat dicapai, dan (4) pelaksanaan, sehingga penyaluran (tahun 2017), penyaluran DID
dari DAK Reguler sebesar Rp4,05 mempermudah sistem monitoring hanya dilaksanakan bagi daerah yang dibedakan untuk: (1) daerah yang
triliun, DAK Penugasan Rp3,15 triliun, pelaksanaan kegiatan DAK Fisik telah memenuhi kinerja penyerapan hanya mendapatkan DID sebesar
dan DAK Afirmasi sebesar Rp559,89 di daerah. Untuk mendorong dan persyaratan pelaporan. alokasi minimum, dananya disalurkan
miliar. Realisasi DAK Fisik per 30 percepatan realisasi DAK Fisik telah sekaligus, dan (2) daerah yang
Juni 2018 tersebut lebih rendah dilakukan berbagai upaya, seperti Untuk meningkatkan realisasi mendapatkan alokasi minimum
Rp9,68 triliun apabila dibandingkan sosialisasi, penyampaian surat penyaluran DAK Nonfisik, dan alokasi kinerja, atau daerah
dengan realisasi periode yang kepada pemerintah daerah, pelatihan Kementerian Keuangan telah yang mendapatkan alokasi kinerja,
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

sama tahun 2017 yang mencapai maupun SMS Blast kepada seluruh melakukan berbagai upaya, antara dananya disalurkan dalam 2 tahap,
Rp17,45 triliun, atau 25,09 persen daerah dan K/L pengampu DAK Fisik. lain berkoordinasi dengan K/L masing-masing tahap sebesar 50%.
dari pagu. Realisasi penyaluran DAK pengampu untuk mendorong daerah Sementara pada tahun 2018, tidak
Fisik tahun 2018 yang lebih rendah b. Dana Alokasi Khusus (DAK) segera menyampaikan laporan DAK ada lagi alokasi minimum, sehingga
dari tahun 2017 tersebut, karena Nonfisik Nonfisik, yang dilakukan melalui semua daerah yang mendapatkan
adanya penyempurnaan ketentuan kegiatan sosialisasi, rekonsiliasi data, alokasi DID, dananya disalurkan
penyaluran yang diarahkan agar Dalam rangka meringankan beban pemberitahuan melalui surat lepada dalam 2 tahap masing-masing
hasil-hasil dari pelaksanaan DAK masyarakat dan mempermudah daerah, dan kegiatan lainnya. sebesar 50 persen dari alokasi.
Fisik bisa lebih sesuai dengan target/ akses masyarakat terhadap layanan
sasaran yang telah ditetapkan dalam publik, dalam APBN tahun 2018 B. DANA INSENTIF DAERAH C. DANA OTONOMI KHUSUS DAN
perencanaan awal. alokasi anggaran DAK Nonfisik DANA KEISTIMEWAAN DAERAH
ditetapkan sebesar Rp123,45 triliun. Dana Insentif Daerah (DID) ISTIMEWA YOGYAKARTA
44 Penyempurnaan ketentuan Hingga tanggal 30 Juni 2018, realisasi merupakan suatu bentuk reward
45
penyaluran tersebut telah diatur penyaluran DAK Nonfisik mencapai yang bertujuan untuk memotivasi Dana Otonomi Khusus (Otsus)
dalam PMK No. 112/PMK.07/2017 Rp62,67 triliun, atau 50,77 persen dan memacu pemerintah daerah dialokasikan sebagai wujud nyata
tentang Pengelolaan Transfer ke dari pagu alokasi yang ditetapkan dalam meningkatkan prestasi pelaksanaan desentralisasi asimetris,
Daerah dan Dana Desa. Sesuai PMK pada APBN 2018. Jumlah ini, dan kinerja di bidang pengelolaan bagi Provinsi Papua, Papua Barat,
dan Aceh. Dalam APBN tahun 2018, Rekening Kas Umum Negara (RKUN) Batam, Kota Surabaya, dan Kota Perdes APBDesa yang sudah ditetapkan, untuk
pagu anggaran Dana Otsus dan ke Rekening Kas Umum Daerah Makassar) yang mengundang selanjutnya akan dilakukan penyesuaian APBDesa
Dana Tambahan Infrastruktur untuk (RKUD) mencapai Rp35,86 triliun, 434 daerah penerima Dana Desa; dengan memenuhi minimal 30 persen HOK pada
Provinsi Papua dan Papua Barat atau 59,77 persen dari pagu alokasi. d. Relaksasi pengaturan dalam saat pengajuan pencairan tahap II atau tahap
ditetapkan sebesar Rp20,06 triliun, Realisasi tersebut lebih tinggi Rp1,46 Anggaran Pendapatan dan III. Pemenuhan 30 persen HOK dimaksud tidak
atau naik Rp0,62 triliun dari pagu triliun apabila dibandingkan dengan Belanja Desa (APBDesa) sebagai didasarkan per kegiatan, namun dihitung secara
anggaran Dana Otsus tahun 2017 realisasi pada periode yang sama syarat penyaluran Dana Desa akumulasi dari keseluruhan nilai kegiatan di bidang
sebesar Rp19,44 triliun. tahun 2017 sebesar Rp34,40 triliun, tahap I, yaitu bagi desa yang pembangunan desa;
atau 57,32 persen dari pagu alokasi. sudah menetapkan Peraturan e. Adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Sampai dengan 30 Juni 2018, realisasi Desa (Perdes) APBDesa namun 20 Tahun 2018 tentang Perubahan Pengelolaan
penyaluran Dana Otsus dan Dana Kinerja penyaluran Dana Desa yang belum memenuhi minimal Keuangan Desa, di mana perubahan APBDesa yang
Tambahan Infrastruktur mencapai lebih baik pada semester I tahun 30 persen Hari Orang Kerja diakibatkan oleh adanya perubahan kebijakan dapat
Rp6,02 triliun atau 30 persen dari 2018 tersebut, antara lain karena (HOK), maka dapat mengajukan dilakukan melalui Peraturan Kepala Desa tentang
pagu, yang berarti Rp0,15 triliun lebih adanya perbaikan ketentuan batas pencairan Dana Desa tahap Penjabaran APBdesa yang dapat ditampung dalam
tinggi dibandingkan dengan kinerja penyaluran Tahap I dan Tahap II I dengan menyampaikan APBDes Perubahan.
realisasinya pada periode yang sama yang sebelumnya paling lambat
tahun sebelumnya sebesar Rp5,86 bulan Juli menjadi paling lambat
triliun. bulan Juni sehingga mendorong Realisasi TKDD Tahun Anggaran 2017 dan 2018 (YoY)
percepatan pelaksanaan Dana Desa Tanggal : 1 Januari s.d. 30 Juni 2018
Sementara itu, Dana Keistimewaan di desa. Selain itu, membaiknya
(dalam miliar Rupiah)
Daerah Istimewa Yogyakarta kinerja penyaluran Dana Desa
(DIY) dalam rangka mendukung tahun 2018 tersebut karena adanya 2017 2018
Uraian
pelaksanaan dan penyelenggaraan upaya yang intensif yang dilakukan Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %

kewenangan keistimewaan, sampai oleh Kementerian Keuangan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa 766.339,32 394.758,20 51,51 766.162,58 385.573,55 50,33
dengan 30 Juni 2018, realisasi bersama dengan Kementerian Desa,
Transfer ke Daerah 706.339,32 360.363,70 51,02 706.162,59 349.712,86 49,52
penyalurannya telah mencapai Pembangunan Daerah Tertinggal
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Rp0,8 triliun, atau 80 persen dari dan Transmigrasi dan Kementerian A. Dana Perimbangan 678.596,03 349.375,20 51,49 676.602,99 338.644,99 50,05

pagu anggaran Dana Keistimewaan Dalam Negeri untuk mempercepat 1. Dana Transfer Umum 493.959,53 282.835,30 57,26 490.714,92 268.208,51 54,66
DIY sebesar Rp1,00 trilun. Realisasi penyaluran Dana Desa, melalui : a. Dana Bagi Hasil 95.377,22 49.650,00 52,06 89.225,34 34.252,73 38,39
tersebut lebih tinggi Rp0,16 triliun b. Dana Alokasi Umum 398.582,31 233.185,30 58,50 401.489,58 233.955,78 58,27
bila dibandingkan dengan kinerja a. Penyampaian surat
2. Dana Transfer Khusus 184.636,50 66.539,90 36,04 185.888,07 70.436,48 37,89
realisasinya pada periode yang sama pemberitahuan kepada seluruh
a. Dana Alokasi Khusus Fisik 69.531,50 17.445,20 25,09 62.436,26 7.761,81 12,43
tahun sebelumnya sebesar Rp0,64 bupati/wali kota mengenai
b. Dana Alokasi Khusus Non Fisik 115.105,00 49.094,70 42,65 123.451,81 62.674,67 50,77
triliun, atau 80,0 persen dari pagu langkah-langkah percepatan
Dana Keistimewaan DIY tahun 2017 penyaluran Dana Desa yang B. Dana Insentif Daerah 7.500,00 4.485,00 59,80 8.500,00 4.250,00 50,00

sebesar Rp0,80 triliun. dilaksanakan mulai bulan C. Dana Otsus dan Dana
Keistimewaan DIY 20.243,29 6.503,60 32,13 21.059,60 6.817,87 32,37
Januari;
1. Dana Otsus 19.443,29 5.863,60 30,16 20.059,58 6.017,87 30,00
D. DANA DESA b. Kegiatan diseminasi Dana Desa
46 yang juga mengundang Kepala a. Prov. Papua dan Papua Barat 7.971,65 2.406,80 30,19 8.029,80 2.408,94 30,00 47
Dalam APBN 2018, pagu Dana Desa Desa; b. Provinsi Aceh 7.971,65 2.406,80 30,19 8.029,80 2.408,94 30,00
ditetapkan sebesar Rp60,00 triliun. c. Workshop regional percepatan
c. Dana Tambahan Infrastruktur 3.500,00 1.050,00 30,00 4.000,00 1.200,00 30,00
Sampai dengan tanggal 30 Juni 2018, penyaluran Dana Desa TA 2018
2. Dana Keistimewaan D.I.Y 800,00 640,00 80,00 1.000,00 800,00 80,00
realisasi penyaluran Dana Desa dari di 3 (tiga) wilayah regional (Kota
Dana Desa 60.000,00 34.394,40 57,32 60.000,00 35.860,67 59,77
PEMBIAYAAN

PEMBIAYAAN
UTANG
Dengan Pengelolaan Yang Pruden dan
Akuntabel, Utang Pemerintah Masih
Dalam Level Aman Pada 29,79 persen.

pada APBN 2018 sebesar negatif (Bruto) dimana terdapat penurunan


Rp18,44 triliun dan terealisasi hingga sebesar 9,02 persen apabila
Realisasi
% Growth akhir bulan Juni 2018 sebesar negatif dibandingkan periode yang sama
APBN 2018
(yoy) Rp16,08 triliun. Pada bulan Juni ini tahun 2017. Namun, pembayaran
Juni 2018 % APBN
telah ditarik Pinjaman Luar Negeri Cicilan Pokok Pinjaman Luar Negeri
Pembiayaan Utang 399,22 176,00 44,09% -15,28%
(Bruto) sebesar Rp19,54 triliun dari mengalami pertumbuhan sebesar
1. Surat Berharga Negara (Neto) 414,52 192,60 46,46% -16,88% target APBN 2018 sebesar Rp51,35 11,81 persen apabila dibandingkan
2. Pinjaman (Neto) (15,30) (16,58) 108,47% 57,56% triliun. Pembayaran Cicilan Pokok dengan periode yang sama tahun
a. Pinjaman Dalam Negeri(Neto) 3,14 (0,51) -16,35% 150,56% Pinjaman Luar Negeri terealisasi 2017.
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 4,50 0,00 0,00% -100,00% sebesar Rp35,63 triliun dari Rp69,79
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (1,37) (0,51) 37,66% 77,86% triliun seperti yang ditetapkan pada Hingga akhir Semester I tahun 2018,
APBN tahun 2018 pembiayaan APBN melalui Surat
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (18,44) (16,08) 87,23% 54,90%


i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri(Bruto) 51,35 19,54 38,07% -9,02% Utang Negara masih sejalan dengan
Pertumbuhan pembiayaan utang target APBN dan masih dalam kondisi
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (69,79) (35,63) 51,06% 11,81%
menunjukkan tren yang menurun aman. Amannya pembiayaan APBN

R
ealisasi pembiayaan utang Realisasi Pinjaman (Neto) pada apabila dibandingkan dengan sampai dengan saat ini karena
pada Semester I tahun 2018 Semester I tahun 2018 sebesar periode yang sama tahun 2017 yaitu Pemerintah telah menyiapkan
telah mencapai Rp176,00 negatif Rp16,58 triliun. Pinjaman turun sebesar 15,28 persen (yoy). strategi front loading (penarikan
triliun atau sebesar 44,09 Dalam Negeri (Neto) yang terealisasi Pembiayaan Surat Berharga Negara pembiayaan di awal tahun). Selain itu
persen dari target APBN tahun 2018. sebesar negatif Rp513,00 miliar yang mengalami tren penurunan sebesar Pemerintah juga telah menyiapkan
Secara detail, target pembiayaan seluruhnya merupakan pembayaran 16,88 persen apabila dibandingkan opsi sumber pembiayaan utang
defisit APBN melalui penerbitan Surat Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri. dengan periode yang sama tahun lainnya seperti pinjaman program
Berharga Negara (Neto) untuk APBN Sementara itu penarikan Pinjaman 2017. Sementara itu, pembayaran dan private placement untuk menjaga
tahun 2018 yang sebesar Rp414,52 Dalam Negeri belum dilakukan hingga Cicilan Pokok Pinjaman Dalam agar APBN tetap aman. Pemerintah
48 triliun. Hingga Semester I tahun 2018 akhir Semester I tahun 2018. Negeri mengalami pertumbuhan terus berkomitmen untuk menjaga
49
penerbitan Surat Berharga Negara 77,86 persen bila dibandingkan APBN yang kredibel melalui
telah mencapai mencapai Rp192,60 Target Pinjaman Luar Negeri (Neto) periode yang sama tahun 2017. pengelolaan pembiayaan yang
triliun atau 46,46 persen. Tren penurunan juga terjadi pada pruden dan akuntabel.
Penarikan Pinjaman Luar Negeri
(dalam Triliun Rupiah)

Growth Hingga akhir Juni 2018, Produk Pemerintah sebesar Rp2.419,67 triliun
Nominal %
          (yoy)
Domestik Bruto (PDB) diperkirakan dan untuk SUN dalam Valuta Asing
Juni-18 Rp14.193,50 triliun. Dengan jumlah telah diterbitkan sebesar Rp1.022,97
Total Utang Pemerintah Pusat 4.227,78 14,06% 100,00% PDB tersebut, rasio utang Pemerintah triliun.

a. Pinjaman 785,13 7,99% 18,57% per akhir Juni tetap terjaga di bawah
30 persen atau sebesar 29,79 persen. Pemerintah mempunyai tujuan dan
    1. Pinjaman Luar Negeri 779,81 8,03% 18,44%
Persentase tersebut masih jauh di berkomitmen untuk melibatkan
Bilateral 324,76 4,45% 7,68% bawah batas 60 persen terhadap PDB peran serta masyarakat dalam
Multilateral 409,89 11,59% 9,70% sebagaimana ketentuan Undang- pembangunan Indonesia lewat

43,81 undang Keuangan Negara Nomor 17 penerbitan Surat Berharga Negara


Komersial 2,51% 1,04%
Tahun 2003. serta mengurangi ketergantungan
Suppliers 1,34 57,46% 0,03%
terhadap Pinjaman Luar Negeri.
    2. Pinjaman Dalam Negeri 5,33 2,82% 0,13% Dari segi komposisi utang, Pinjaman Untuk itu, peran Pinjaman sebagai
b. Surat Berharga Negara 3.442,64 15,54% 81,48% Pemerintah yang berasal dari kreditur sumber pembiayaan semakin

2.419,67
Bilateral dan Pinjaman Dalam Negeri mengecil namun instrumen ini tetap
1. Denominasi Rupiah 10,62% 57,27%
mengalami kenaikan masing-masing dilakukan sebagai pelengkap karena
Surat Utang Negara 2.028,67 9,61% 48,01%
sebesar 4,45 persen dan 2,82 persen, adanya beberapa benefit tambahan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Surat Berharga Syari’ah Negara 391,00 16,12% 9,25% dimana pada akhir Juni tahun 2017 yang dapat diperoleh seperti transfer

    2. Denominasi Valas 1.022,97 29,15% 24,21% outstanding utang pemerintah dari pengetahuan dan teknologi dari
kreditur Bilateral dan Pinjaman Dalam kreditur. Hal ini terutama diperoleh
Surat Utang Negara 799,71 27,84% 18,93%
Negeri sebesar Rp324,76 triliun dan dari lembaga Multilateral yang
Surat Berharga Syari’ah Negara 223,26 34,10% 5,28% Rp5,33 triliun sementara pada bulan memiliki program pembangunan
Pendapatan Domestik Bruto** 14.193,50 yang sama di tahun 2018. secara global, serta menerapkan
disiplin pengelolaan pendanaan
Rasio Utang thd PDB 29,79%
Pertumbuhan Pinjaman Luar Negeri yang mempengaruhi pengelolaan
** Asumsi PDB hingga Juni 2018
bulan Juni 2018 secara keseluruhan keuangan negara peminjam menjadi
mengalami kenaikan sebesar lebih baik.
8,03 persen (yoy), sedangkan
pertumbuhan tahunan untuk SBN
50 adalah sebesar 15,54 persen (yoy).
51
Sementara itu, hingga bulan Juni 2018
SUN Domestik yang telah diterbitkan
Keseimbangan Peran Strategis
Primer Dan BMN Dalam
Pengelolaan Mendukung APBN
Utang

Pencanangan revaluasi Barang Milik SBSN yang ditujukan untuk pembiayaan kegiatan/proyek
Keseimbangan Primer apabila tahun anggaran telah Negara (BMN) yang dilakukan pada dalam rangka mendukung percepatan pembangunan
menggambarkan kemampuan berakhir. tanggal 29 Agustus 2017 tahun lalu infrastruktur di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut,
pemerintah dalam menutup belanja oleh Menteri Keuangan, menjadi pemerintah mendapat tantangan untuk bisa menambah
diluar biaya bunga utang dengan Sebagai pertanggungjawaban tanda dimulainya kegiatan penilaian sumber pembiayaan yang berasal dari SBSN.
menggunakan pendapatan negara. Pemerintah dalam transparansi kembali BMN tahun 2017-2018. BMN
Definisi keseimbangan primer adalah pengelolaan keuangan negara, setiap yang direvaluasi mencakup 902.569 Revaluasi BMN adalah kerja bersama antara Direktorat
total pendapatan negara dikurangi bulan dimonitor perkembangan item barang yang tersebar dari Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sebagai Pengelola
belanja negara di luar pembayaran keseimbangan primer. Setiap Sabang hingga Merauke. Barang dengan Kementerian/Lembaga (K/L) sebagai
bunga utang. bulannya angka keseimbangan Pengguna Barang. Pelaksanaan program berskala
primer akan mengalami Kegiatan revaluasi BMN ini nasional ini direncanakan untuk dapat diselesaikan
Jadi apabila nilai keseimbangan perkembangan baik positif maupun dilaksanakan sebagai kelanjutan selama dua tahun yaitu dengan melakukan penilaian
primer positif, maka Pemerintah negatif. Angka tersebut menjadi dari kegiatan Inventarisasi dan terhadap aset berupa tanah, bangunan, jalan, jembatan,
dapat membayar bunga utang pertimbangan pemerintah dalam Penilaian (IP) BMN sebelas tahun irigasi, dan bangunan air. Dalam revaluasi BMN ini,
dengan pendapatan negara. strategi pembiayaan APBN. Namun, yang lalu, hal ini dilakukan karena metode penilaian yang digunakan adalah full valuation dan
Sementara apabila keseimbangan angka keseimbangan primer yang nilai BMN dapat berubah seiring desktop valuation. Untuk nilai hasil revaluasi BMN tahun
primer negatif, maka berlaku hal dirilis pemerintah setiap bulannya dengan perubahan faktor-faktor 2017 lalu, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

yang sebaliknya. belum menjadi posisi akhir pembentuk nilai aset seperti lokasi, (BPK RI) memberikan saran agar hasil revaluasi disajikan
keseimbangan primer. Namun, hal usia ekonomis dan lain-lain. Selain ke LKPP setelah semua kegiatan revaluasi BMN selesai
Hingga akhir Juni 2018, keseimbangan Ini dimaksudkan untuk menunjukkan itu kegiatan ini adalah bagian dari di tahun 2018. Dengan kata lain, untuk LKPP tahun 2017
primer tercatat positif Rp10,045 bahwa terdapat transparansi dalam upaya pemerintah menindaklanjuti BPK ingin Pemerintah tetap menyajikan angka historis
triliun atau 0,01 persen terhadap PDB setiap kebijakan pembiayaan APBN. amanat Dewan Perwakilan Rakyat dan baru menyajikan hasil revaluasi BMN 2017-2018 pada
yang artinya pemerintah memiliki Republik Indonesia (DPR RI) dalam LKPP 2018.
kemampuan untuk membayar bunga Kedepan, Pemerintah berkomitmen rapat kerja Komisi XI DPR RI pada
utang dari pendapatan negara yang untuk mencapai Keseimbangan tanggal 23 Mei 2016 lalu, di mana Adapun tujuan pelaksanaan revaluasi BMN tahun 2017
dihasilkan selama Semester I tahun Primer yang positif. Apa yang Kementerian Keuangan diminta dan 2018 ini antara lain (1) memperoleh nilai aset tetap
2018. Target keseimbangan primer terjadi saat ini merupakan proses untuk melakukan revaluasi aset yang updated dalam laporan keuangan, (2) membangun
pada APBN tahun 2018 ditetapkan yang dilakukan untuk mencapai hal terhadap BMN yang akan digunakan database BMN yang lebih baik untuk kepentingan
defisit Rp87,33 triliun atau negatif tersebut melalui pengelolaan APBN kembali (roll over) sebagai dasar pengelolaan BMN di kemudian hari, (3) mengidentifikasi
52 0,59 persen terhadap PDB, yang yang semakin kredibel dan pruden. penerbitan underlying asset Surat BMN idle dan (4) meningkatkan leverage BMN sebagai
53
mana baru bisa diperhitungkan Berharga Syariah Negara (SBSN). underlying asset untuk penerbitan SBSN.
Salah satu program pemerintah yang
dituangkan dalam Nota Keuangan
2018 adalah mendorong penerbitan
Nilai Aset Tetap Yang Updated Pada LKPP Membangun Database Yang Lebih Baik Untuk Pengelolaan BMN

Revaluasi BMN pada tahun 2017 telah selesai dilaksanakan dengan capaian Revaluasi BMN juga menjadi jalan bagi DJKN untuk membangun database
yang telah melampaui target yang telah ditetapkan. Berdasarkan data per 6 Juli yang mengadopsi Sistem Informasi Geografis (SIG atau Geographic Information
2018 secara rinci disampaikan sebagai berikut: System disingkat GIS). SIG secara umum adalah sistem informasi yang dibuat
khusus yang mengelola data dan informasi spasial (berreferensi ke-ruangan).
Grafik 1, Penyelesaian NUP revaluasi BMN tahun 2017-2018 Dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan
informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database. Selain itu, melalui hasil revaluasi juga
dapat diperoleh data dan informasi lain trkait status penggunaan dan status
sengketa BMN. Data dan informasi terkait BMN tersebut per 6 Juli 2018 antara
lain sebagai berikut:

Tabel 1, Status Penggunaan BMN

Uraian Jumlah Item Nilai Buku Nilai Wajar Hasil


(NUP) (Dalam Miliar Revaluasi
Rupiah) (Dalam Miliar Rupiah)
BMN Idle 260 53,56 487,26
BMN Yang Digunakan Oleh Satker 55 449,05 1.529,12
Lain Dalam Satu K/L
BMN Yang Digunakan Oleh Satker 31 59,90 222,23
(Sumber: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/monreval, per 6 Juli 2018)
Lain di Luar K/L
Digunakan Sendiri Untuk Dinas 2.864 494,39 3.043,38
Sementara itu, revaluasi BMN pada tahun 2018 saat ini masih dalam proses Jabatan
pelaksanaan, dimana hingga per 6 Juli 2018 menghasilkan capaian sebagai
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Digunakan Sendiri Untuk Opera- 245.969 439.184,29 1.705.087,90


berikut: sional

Grafik 2, Nilai BMN sebelum dan sesudah revaluasi BMN tahun 2017-2018 Sumber: Sistem Informasi Manajemen Aset Negara, per 6 Juli 2018

Tabel 2, Status Sengketa BMN

Uraian Jumlah Item Nilai Buku Nilai Wajar Hasil


(NUP) (Dalam Miliar Revaluasi (Dalam Miliar
Rupiah) Rupiah)
BMN Sengketa Non Pengadilan 168 5.271,98 29.063,62

BMN Sengketa Pengadilan 44 3.275,44 4.522,68

54 55
BMN Tidak Sengketa 304.584 462.249,47 1.823.173,23

Sumber: Sistem Informasi Manajemen Aset Negara, per 6 Juli 2018

(Sumber: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/monreval, per 6 Juli 2018) Data dan informasi pada tabel di atas khususnya terkait status penggunaan
BMN akan dibutuhkan oleh DJKN tersebut, tagging koordinat BMN Dalam melakukan penelahaan Rencana Kerja BMN (RKBMN) Pengelola
yang berperan sebagai manajer berupa tanah dapat langsung Barang menggunakan database yang dimiliki atas ketersediaan aset dari satker
aset untuk mengambil keputusan dilakukan dan dimasukkan dalam itu sendiri dan sekaligus juga memperhatikan data BMN idle yang ada pada
dalam rangka pengelolaan Sistem Informasi Penilaian (SIP). Pengelola Barang serta memperhatikan Standar Biaya, Standar Kebutuhan
BMN yaitu Penetapan Status Sistem Informasi Penilaian menjadi dan Standar Barang.  Mekanisme pengadaan BMN khususnya berupa tanah
Penggunaan (PSP), Alih Status alat bantu kegiatan penilaian dan/atau bangunan diprioritaskan bersumber  dari aset idle yang ada pada
Penggunaan, Pemanfaatan, dan yang berbasis web dan sudah Pengelola Barang,  kemudian jika tidak ada aset idle yang dapat digunakan,
Pemindahtanganan BMN. Sementara menggunakan geo-tagging, yaitu maka opsinya  adalah  mekanisme pengadaan melalui penyediaan anggaran.
itu, data dan informasi terkait identifikasi geografis metadata untuk
status sengketa BMN dibutuhkan berbagai media seperti photo, video, Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN) sebagai bahan
dalam pengambilan keputusan website, atau RSS feed dan merupakan pertimbangan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/
untuk melakukan langkah-langkah bentuk metadata geospasial. Lembaga (RKAKL), baik RKBMN Pengadaan maupun RKBMN Pemeliharaan
Pengamanan BMN meliputi telah diimplementasikan pada K/L pada kurun waktu tiga tahun terakhir sejak
Pengamanan administrasi, fisik, dan Database BMN yang akurat dan dapat tahun 2015 sampai dengan 2017. Hal ini dapat dilihat melalui tampilan diagram
hukum. diakses oleh pimpinan DJKN dari berikut :
mana saja (mobile) sangat membantu
Selama ini data BMN yang ada di dalam percepatan pengambilan
Sistem Manajemen Aset Negara keputusan dalam pengelolaan BMN.
(SIMAN) adalah data yang berasal
dari Pengguna Barang. Disadari atau Mengidentifikasi BMN Idle
tidak, data yang selama ini dikelola
belum update dan akurat. Hal ini Revaluasi BMN 2017-2018 kali ini juga
diantaranya disebabkan karena bertujuan untuk mengidentifikasi
satker K/L saat menginput data awal BMN yang idle. Kriteria BMN idle
(pertama kali) BMN berupa tanah menurut PMK 71/PMK.06/2016
di Sistem Informasi Manajemen tentang Tata Cara Pengelolaan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Akuntansi Keuangan (SIMAK) BMN Barang Milik Negara Yang Tidak


terkadang tidak lengkap dan akurat. Digunakan Untuk Menyelenggarakan
Selain itu ketika ada pemekaran Tugas Dan Fungsi Kementerian Grafik 4, Jumlah K/L yang mengimplementasikan RK-BMN 2015-2017
wilayah di propinsi atau kabupaten Negara/Lembaga meliputi (a) BMN
tertentu, belum tentu satker dalam penguasaan Pengguna Barang (Sumber: Direktorat BMN, 2018)
mengupdate alamat secara lengkap yang tidak digunakan atau; (b)
sesuai dengan kondisi terkini. Untuk BMN dalam penguasaan Pengguna RKBMN yang telah disetujui oleh DJKN menjadi dasar pertimbangan bagi
BMN berupa tanah/bangunan, Barang yang digunakan tetapi tidak Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dalam penyusunan RKAKL terkait biaya
alamat yang lengkap yang disertai sesuai dengan tugas dan fungsi pemeliharaan dan pengadaan BMN dengan kriteria khusus.
dengan koordinat lokasi akan sangat K/L. Dikecualikan dari ketentuan
mendukung database yang handal sebagaimana dimaksud apabila BMN
dan akurat. telah direncanakan untuk digunakan BMN sebagai underlying asset SBSN
56 oleh K/L yang bersangkutan sebelum
57
Dalam metode full valuation, tim berakhirnya tahun kedua atau Nilai BMN yang update akan berpengaruh signifikan sebagai underlying asset
Penilai DJKN meninjau langsung BMN telah direncanakan untuk dalam pembiayaan APBN melalui SBSN. Adapun BMN yang digunakan sebagai
tanah BMN yang menjadi obyek dimanfaatkan dalam waktu 1 (satu) underlying asset SBSN dapat berupa tanah dan/atau bangunan maupun selain
revaluasi. Dalam kesempatan tahun, sejak BMN terindikasi idle. tanah dan/atau bangunan, yang dalam rangka penerbitan SBSN dijadikan
sebagai dasar penerbitan SBSN. Syarat BMN sebagai underlying asset SBSN sesuai dengan Pasal 2 pelaksanaan tugas dan fungsi telah terpenuhi, namun BMN masih dapat memberikan kontribusi
ayat 4 PMK Nomor 56/PMK.08/2012 tentang Pengelolaan Aset Surat Berharga Syariah Negara yang terhadap penerimaan negara maka inilah yang dikenal dengan istilah aset bekerja untuk
Berasal dari Barang Milik Negara, antara lain: (1) memiliki nilai ekonomis, (2) dalam kondisi layak, Pemerintah (sweating asset) dan bukan sebaliknya. Penerimaan negara yang dihasilkan dari
(3) telah tercatat dalam dokumen penatausahaan BMN, (4) bukan merupakan alat utama sistem pengelolaan BMN antara lain hasil pelepasan BMN yang berlebih dan pemanfaatan BMN yang tidak
persenjataan, (5) tidak sedang dalam sengketa, (6) tidak sedang digunakan sebagai Aset SBSN dan digunakan (idle). Pemanfaatan BMN sebagai sumber penerimaan negara dapat dilakukan melalui
(7) bukan berasal dari wakaf. mekanisme sewa, kerjasama pemanfaatan (KSP), dan Bangun Guna Serah (BGS)/Bangun Serah
Guna (BSG) maupun kerjasama penyediaan infrastruktur.
Perkembangan nilai BMN yang ditetapkan sebagai underlying asset penerbitan SBSN terus
mengalami perkembangan sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2008. Trend nilai BMN yang Tabel 3, Pendapatan Pengelolaan BMN Tahun 2013 s.d. 2017
ditetapkan sebagai underlying asset dari tahun 2008 s.d tahun 2017 secara umum mengalami
kenaikan sebagaimana disampaikan pada grafik sebagai berikut: Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Grafik 5, Underlying Asset yang Digunakan Dalam Penerbitan SBSN Tahun 2008-2017

Pendapatan dari 189.384.228.119 136.462.179.080 97.435.483.632 141.430.367.495 199.483.171.389


Penjualan Aset

Pendapatan dari 291.228.758.879 293.342.385.777 370.388.404.382 343.438.059.926 503.010.142.868


Pemanfaatan BMN
Pendapatan dari 33.556.178.476 2.477.501.155.958 205.196.034.429 565.461.847.332 612.917.602.747
Pengelolaan BMN
Total 514.169.165.474 2.907.305.720.815 673.019.922.443 1.050.330.274.753 1.315.410.917.004

(sumber : LKPP tahun 2013 s.d. 2017, diolah)

Peran pengelolaan BMN yang juga signifikan adalah dari sisi pengeluaran melalui kegiatan
sinkronisasi antara perencanaan dan penganggaran, dalam penghematan belanja modal,
sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Peran ini karena keterlibatan dalam penelaahan Rencana
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Kebutuhan BMN (RKBMN) yang dibuat oleh K/L. Sejak awal, DJKN terlibat dalam menentukan secara
andal biaya akuisisi, pengembangan, pemeliharaan, dan penghapusan aset agar sesuai antara
(Sumber: DJPPR, 2018) kebutuhan dana dan penyediaan anggaran.

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2008- BMN yang termasuk idle yang telah diserahkan kepada pengelola barang sejak tahun 2016
2017) hanya pada tahun 2012, tahun 2014, dan tahun 2017 BMN yang dijadikan underlying asset diserahkan kepada Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), satker Badan Layanan Umum
mengalami penurunan. Sementara itu, kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar (BLU) di bawah DJKN, untuk dioptimalisasikan penggunaannya (the highest and best use). Didirikan
121 persen dimana pada tahun 2014 BMN yang dijadikan underlying asset sebesar Rp27,53 triliun, sejak tahun 2016, mandat awal pendirian LMAN adalah sebagai Operator Pengelola Barang dalam
sedangkan pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp60,96 triliun. Dari tahun 2008 sampai dengan meningkatkan optimalisasi aset Negara. Namun, dalam perjalanannya, LMAN diberikan peran
tahun 2017 nilai total BMN yang digunakan sebagai underlying asset SBSN adalah sebesar Rp300,61 lainnya yaitu untuk mendukung efisiensi dan efektivitas proses pengadaan tanah bagi Proyek
triliun yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) tentang Penetapan Aset SBSN. Strategis Nasional (PSN).
Selain itu, adanya program nasional revaluasi BMN pada tahun 2017 dan 2018 mampu mendorong
58 penggunaan BMN sebagai underlying asset dalam rangka penerbitan SBSN secara lebih efisien. Pada tahun 2016, LMAN memperoleh alokasi anggaran pada APBNP Tahun 2016 sebanyak
59
Rp16 triliun guna menekan inefisiensi pengadaan tanah maupun lahan dalam pembangunan
BMN dan Peran Strategis Lainnya infrastruktur. Pengadaan tanah itu bertujuan untuk mendukung proyek strategis nasional yang
telah direncanakan oleh pemerintah. Anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan tanah pada
BMN pada prinsipnya diadakan atau diperoleh untuk pelaksanaan tugas dan fungsi K/L. Apabila 27 ruas jalan tol. Dari total alokasi anggaran tersebut, telah direalisasikan sebesar Rp12,6 triliun.
Selanjutnya, pada tahun 2017, LMAN kembali mendapatkan alokasi anggaran pembebasan lahan, Perencanaan
yaitu sebesar Rp32,05 triliun pada APBNP Tahun 2017. Alokasi anggaran tersebut ditujukan guna
mendanai pengadaan tanah untuk 78 proyek yang meliputi 43 ruas Jalan Tol senilai Rp25,3 triliun, 6 Investasi
proyek kereta api senilai Rp3,9 triliun, 28 proyek bendungan senilai Rp2,38 triliun dan satu proyek
pelabuhan senilai Rp500 miliar.
Pemerintah untuk
Sampai dengan tanggal 30 Juni 2018, LMAN telah melakukan pembayaran sebesar Rp24.24 triliun
Infrastruktur
untuk pendanaan tanah Proyek Strategis Nasional. Berikut merupakan progres pencairan dana oleh
LMAN 2016-2017:
Infrastruktur dalam KBBI didefiniskan
Grafik 6, Realisasi Pencairan Dana Proyek Strategis Nasional oleh LMAN 2016-2017 sebagai penunjang utama
terselenggaranya suatu proses
(usaha, pembangunan, proyek, dan
sebagainya). Peraturan Presiden
No.38/2015 tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha
mendefinisikan infrastruktur
sebagai fasilitas teknis, fisik, sistem,
perangkat keras dan lunak, yang
diperlukan untuk melakukan
pelayanan kepada masyarakat dan
mendukung jaringan struktur agar
pertumbuhan ekonomi dan sosial
masyarakat dapat berjalan dengan
baik.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

Pembangunan infrastruktur menjadi


salah satu prioritas utama dalam
Pemerintah di Indonesia pada era
Jokowi-Jusuf Kalla karena diyakini konektivitas manusia, mulai dari air,
infrastruktur memegang peran listrik, energi, hingga transportasi
penting dalam pertumbuhan (jalan raya, kereta api, pelabuhan,
ekonomi suatu Negara. Dalam dan bandara).
Sehubungan dengan hal tersebut, telah dilakukan pengkajian terhadap multiplier effect atas World Development Report (1994)
pembangunan Jalan Tol pada Proyek Strategis Nasional. Pembangunan Jalan Tol pada PSN memiliki dijelaskan Negara dengan tingkat Pembangunan infrastruktur di
dampak pada peningkatan konektivitas dan aksesibilitas, peningkatan pertumbuhan ekonomi ketersediaan infrastruktur yang Indonesia memiliki tantangan besar
nasional, efisiensi waktu tempuh dan biaya logistik, serta peningkatan investasi dan lapangan mencukupi akan mengalami antara lain berupa ketersediaan
pekerjaan. pertumbuhan ekonomi yang lebih kapasitas fiskal. Berdasarkan Data
60 tinggi. Program pembangunan RPJMN Pemerintah RI tahun 2015-
61
Ke depan, LMAN akan mengupayakan skema leverage atas BMN berupa tanah PSN guna infrastruktur di beberapa negara 2019, kebutuhan pembiayaan
memberikan kontribusi optimal dalam mendukung penerimaan negara maupun perkembangan pada umumnya ditargetkan dalam infrastruktur di Indonesia sebesar
ekonomi secara nasional. jangka menengah dengan fokus pada Rp4.796,2 triliun. Kemampuan
peningkatan kebutuhan dasar dan kapasitas APBN untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan infrastruktur
Sebagai tahapan tersebut
akhir daridiperkirakan
siklus hanya sebesar 41 persen atau Pemerintah juga berupaya mengatasi e. Pembiayaan kreatif dan Inovatif untuk akselerasi
Rp1.978,6 triliun. Jumlah tersebut keuangan
pengelolaan jauh lebih negara,
besar dibandingkan proyeksi belanja modal pemerintah hambatan besar (bottleneck) pembangunan dan mencapai ekonomi inklusif melalui
yang di dalamnya termasuk infrastruktur,
pemerintah tahununtuk
berkewajiban 2015-2019 sebesar Rp1.338 triliun atau terdapat dalam pembangunan infrastruktur peningkatan akses pembangunan dan investasi kepada
gap sebesar Rp 640,6menyampaikan
triliun. Laporan Keuangan yakni pengadaan tanah, dengan masyarakat secara luas.
Pemerintah Pusat (LKPP) kepada DPR mendirikan Badan Layanan
dalam rangka pertanggungjawaban Umum Lembaga Manajemen Aset f. Mendorong kontribusi BUMN dalam percepatan
pelaksanaan Anggaraan Pendapatan Negara (LMAN). Skema pendanaan pembangunan infrastruktur melalui peningkatan
dan Belanja Negara (APBN), paling melalui LMAN diharapkan mampu belanja modal BUMN dengan meningkatkan kapasitas
lambat enam bulan setelah tahun memberikan percepatan pada leverage BUMN dan aksi korporasi lainnya.
anggaran berakhir. Sebelum pengadaan tanah untuk proyek jalan
disampaikan kepada DPR, LKPP Pemeriksaan (LHP) atas LKPP tol. Pemerintah menyadari peran strategis pembiayaan
dimaksud disampaikan terlebih Tahun 2017. Pemerintah berhasil infrastruktur menjadi salah satu faktor kunci untuk
dahulu kepada Badan Pemeriksa mempertahankan capaian opini Pada tahun 2018, komitmen mendongkrak pembangunan ekonomi dan mempercepat
Keuangan (BPK) paling lambat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Pemerintah untuk melanjutkan pemerataan perekonomian di masyarakat. Pemerintah
tiga bulan setelah tahun anggaran LKPP Tahun 2017, setelah sebelumnya pembiayaan infrastruktur terus telah berupaya melakukan pembiayaan infrastruktur secara
berakhir, untuk diperiksa. Opini WTP diberikan BPK untuk berlanjut dengan melakukan optimal, baik melalui pembiayaan langsung yang bersumber
Demikianlah diamanatkan dalam pertama kali atas LKPP Tahun 2016. peningkatan Investasi Pemerintah dari APBN maupun mendukung pembangunan infrastruktur
Melihat proyeksi DebtUndang-Undang
to GDP Pemerintah yang17sudah
Nomor Tahunoptimal untuk memenuhi target pembiayaan pada sektor-sektor prioritas seperti dari sumber non APBN dengan mendorong partisipasi
infrastruktur dalam RPJMN 2015-2019,
2003 tentang Pemerintah
Keuangan Negaradapat
dan memenuhi gap kebutuhan
Opini WTP pembiayaan
atas LKPP Tahun infrastruktur, pengembangan BUMN dan swasta melalui pelaksanaan skema KPBU.
antara lain dengan realokasi belanja dan
Undang-Undang efisiensi
Nomor belanja, serta2017
1 Tahun pengembangan
secara tidak Kerjasama
langsung UMKM, ekspor, dan perumahan.
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
2004 tentang Perbendaharaan mengisyaratkan pesan kepada Dalam melaksanakan pembiayaan Berbagai proyek infrastruktur telah dilaksanakan melalui
Negara. publik bahwa APBN TA 2017 telah infrastruktur untuk tahun 2018, skema KPBU misalnya proyek jalan tol Balikpapan-
Pembiayaan infrastruktur melalui APBN dilaksanakan Pemerintah antara
dikelola lain melalui
secara penyertaan
efisien, transparan Pemerintah menggunakan strategi Samarinda yang dijamin oleh PT PII. Adapun skema
modal Negara (PMN)Opini WTP atas Pemerintah
dan penugasan LKPP kepada BUMN dengan
dan pemberian
akuntabel. fasilitashasil
Diharapkan, sebagai berikut: pembiayaan direct lending yang merupakan skema pinjaman
fiskal (PMN, penjaminan, insentif). Salah satu contoh upaya Pemerintah untukberupa
pembangunan melaksanakan
peningkatan dari lembaga keuangan multilateral langsung ke BUMN
pembangunan infrastruktur
LKPP 2017adalah penugasan
disusun pemerintah untuk
oleh pemerintah pembangunan
kesejahteraan Jalan
rakyat, Tol Trans
penurunan Percepatan realisasi pencairan tanpa melalui mekanisme penerusan pinjaman (mekanisme
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

a.
Sumatera kepada PT dan
Hutama
telahKarya (Persero)
disampaikan dan untuk
kepada Badanpembangunan jalur Light Rail
tingkat kemiskinan, danTransit (LRT)
terciptanya BLU LMAN untuk pembebasan APBN) telah dilaksanakan oleh PT Perusahaan Listrik
Sumatera Selatan kepada PT Waskita
Pemeriksa Karya(BPK)
Keuangan (Persero)
pada 28 pertumbuhan ekonomi yang lahan Proyek Strategis Nasional. Negara (Persero). Demikian pula dengan Proyek Palapa Ring
Maret 2018, dengan status belum berkelanjutan pun tercapai. yang merupakan proyek KPBU pertama yang menerapkan
Dukungan pemerintah untuk pembangunan
diperiksa infrastruktur dalam
(Unaudited). Selanjutnya, bentuk
Selain itu, PMN yang
capaian meliputi
tersebut juga b. Pembiayaan ekspor pada skema pembayaran ketersediaan layanan atau Availability
berbagai sektor infrastruktur tampak dalam
BPK memberikan gambar
Opini WTP atasdi bawah merupakan
ini: perwujudan nyata komoditas unggulan melalui Payment (AP) dimana Badan Usaha akan menanggung
LKPP Tahun 2017, sebagaimana dari komitmen Pemerintah untuk program National Interest Account biaya pendanaan proyek infrastruktur terlebih dulu untuk
dinyatakan dalam Laporan Hasil senantiasa melakukan perbaikan dan (NIA). selanjutnya investasi tersebut akan dikembalikan secara
berkala oleh Kementerian atau Pemerintah Daerah yang
c. Prioritas PMN pada BUMN yang bertindak sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
melaksanakan Program Prioritas (PJPK).
Nasional.
Pembangunan infrastruktur di Indonesia memerlukan
62 d. Mendukung program komitmen dan upaya serius dari Pemerintah untuk
63
peningkatan penyediaan rumah mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang
bagi masyarakat berpenghasilan memberikan manfaat ekonomi dan manfaat sosial kepada
rendah (MBR) yang tepat seluruh lapisan masyarakat sebagai perwujudan dari Nawa
sasaran. Cita.
Realisasi APBN s.d. 30 Juni 2017 dan 2018
(dalam miliar rupiah)

URAIAN 2017 2018


Realisasi % thd Realisasi % thd
APBNP APBN
s.d. 30 Juni APBNP s.d. 30 Juni APBNP
A. PENDAPATAN NEGARA
1.736.060,1 718.249,3 41,4% 1.894.720,4 833.448,2 44,0%
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.732.952,0 718.036,2 41,4% 1.893.523,5 830.327,9 43,9%
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.472.709,9 571.916,4 38,8% 1.618.095,5 653.495,2 40,4%
a. Pajak Dalam Negeri 1.436.730,9 554.551,2 38,6% 1.579.395,5 632.503,3 40,0%
b. Pajak Perdagangan Internasional 35.979,0 17.365,2 48,3% 38.700,0 20.991,9 54,2%
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 260.242,1 146.119,8 56,1% 275.428,0 176.832,7 64,2%
II. HIBAH 3.108,1 213,2 6,9% 1.196,9 3.120,3 260,7%
B. BELANJA NEGARA
2.133.295,9 893.318,6 41,9% 2.220.657,0 944.008,7 42,5%
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.366.956,6 498.560,5 36,5% 1.454.494,4 558.435,1 38,4%
1. Belanja K/L 798.585,3 263.934,9 33,1% 847.435,2 295.989,2 34,9%
2. Belanja Non /L 568.371,3 234.625,6 41,3% 607.059,2 262.445,9 43,2%
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 766.339,3 394.758,2 51,5% 766.162,6 385.573,6 50,3%
1. Transfer ke Daerah 706.339,3 360.363,8 51,0% 706.162,6 349.712,9 49,5%
2. Dana Desa 60.000,0 34.394,4 57,3% 60.000,0 35.860,7 59,8%
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

C. KESEIMBANGAN PRIMER (178.039,4) (68.245,4) 38,3% (87.329,5) 10.045,0 -11,5%


D. SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (A-B) (397.235,8) (175.069,3) (325.936,6) (110.560,5)
% Surplus / (Defisit) Anggaran thd PDB (2,92) (1,29) (2,19) (0,74)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I+II+III+IV+V) 397.235,8 209.360,7 52,7% 325.936,6 176.246,7 54,1%
I. PEMBIAYAAN UTANG 461.343,6 207.750,9 45,0% 399.219,4 176.001,8 44,1%
II. PEMBIAYAAN INVESTASI (59.733,8) (125,0) 0,2% (65.654,3) (800,0) 1,2%
III. PEMBERIAN PINJAMAN (3.668,7) 1.547,9 -42,2% (6.690,1) 946,6 -14,15%
IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (1.005,4) - 0,0% (1.121,3) - 0,0%
V. PEMBIAYAAN LAINNYA 300,0 186,9 62,3% 183,0 98,3 53,7%
KELEBIHAN / (KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN - 34.291,4 - 65.686,3

64 65
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

66
Halaman Kosong

67
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i J u l i 2 0 1 8

68

Anda mungkin juga menyukai