Anda di halaman 1dari 82

Pemberian ASI

di Fasilitas Kesehatan

Jaringan Nasional Pelatihan Neonatal

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)


2018
1
Gambaran Umum Modul: Tujuan

Menguasai pengetahuan, kompetensi dan


keterampilan yang diperlukan untuk
mempromosikan, menerapkan dan
mempertahankan pemberian ASI di fasilitas
kesehatan pada neonatus.

2
2
Gambaran Umum Modul:
Latar Belakang
• Inisiatif nasional untuk menambah jumlah rumah
sakit yang berkomitmen terhadap “Sepuluh
Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui”
(WHO/UNICEF pada tahun 1989)
• Dokter bertanggung jawab untuk melaksanakan
dan mengupayakan pendidikan pemberian ASI di
tempat kerjanya masing-masing

3
3
Analisis Tugas: Tugas

Melengkapi Penilaian Neonatus dan


Mengimplementasikan Kebijakan dan Prosedur
Neonatus Masuk Untuk Dirawat/Keluar Menurut
Standar Pelayanan dan Protokol Untuk
Mempromosikan dan Melaksanakan Pemberian
ASI di Fasilitas Kesehatan Bagi Neonatus

4
4
Analisis Tugas: Kompetensi 1

1.Kompetensi: Mempromosikan Pemberian ASI di


Fasilitas Kesehatan pada Neonatus
Keterampilan
1.1 Mendorong semua ibu dengan neonatus cukup
bulan yang sehat serta bayi prematur berisiko
rendah yang lahir setelah kehamilan 34 minggu
tanpa masalah pernapasan atau syaraf untuk
mempraktikkan inisiasi menyusu dini
1.2 Mempraktikkan 24 jam rawat gabung yaitu bayi
dirawat bersama ibu dan bayi tidur dalam
jangkauan tangan ibu.
5
5
1.3.Ibu dianjurkan menyusui secara eksklusif
hingga akhir bulan keenam, kemudian dengan
makanan pendamping ASI yang adekuat,
menyusui diteruskan sampai 2 tahun atau lebih.
Menginformasikan keuntungan ASI dan
menyusui bagi ibu-bayi pada ayah dan ibu.
1.4.Mengusulkan untuk tidak memberikan dot
dan botol atau empeng pada bayi mereka.

6
6
Analisis Tugas: Kompetensi 2

2. Kompetensi: Menerapkan Pemberian ASI


yang Berhasil Untuk Neonatus
Keterampilan
2.1 Mengikuti “Sepuluh Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui “.
2.2 Melatih semua staf pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan untuk menerapkan
pemberian ASI yang berhasil.
2.3 Membantu ibu untuk mengawali inisiasi
menyusu dini dan mempertahankan
keberhasilan menyusui
7
7
Analisis Tugas: Kompetensi 3

3. Kompetensi: Menilai Keberhasilan


Pemberian ASI pada Neonatus
Keterampilan
3.1 Menilai keberhasilan pemberian ASI
dengan mengevaluasi:
• Posisi yang benar.
• Pelekatan yang baik.
• Menyusu yang efektif.
• Kesulitan yang ditemui selama menyusui.
3.2 Mengevaluasi neonatus yang memiliki
masalah dalam menyusu
8
8
Analisis Tugas: Kompetensi 4

4. Kompetensi: Mencegah dan menangani


masalah dan kesulitan yang ditemui selama
menyusui
Keterampilan
4.1 Memantau neonatus yang mempunyai
masalah menyusu
4.2 Merawat dan menatalaksana neonatus yang
mempunyai masalah menyusu

9
9
Analisis Tugas: Kompetensi 5

5. Kompetensi: Mempromosikan dan


menerapkan pemerahan dan penyimpanan
ASI ketika diindikasikan
Keterampilan
5.1 Mengajarkan pada ibu indikasi dan cara/
teknik memerah ASI dengan tangan.
5.2 Mengajarkan pada ibu indikasi dan
panduan untuk memerah ASI secara
mekanik.
5.3 Mengajarkan pada ibu indikasi dan
panduan penyimpanan ASI perah
10
10
Tujuan

• Keterampilan mempromosikan praktik pemberian ASI


eksklusif selama enam bulan pada bayi cukup bulan
yang sehat dan bayi prematur berisiko rendah yang lahir
setelah kehamilan 34 minggu tanpa masalah pernapasan.
• Teknik untuk mengawali pemberian ASI secara dini,
pengidentifikasian masalah dan tata laksana berbagai
masalah
• Metode untuk memerah dan menyimpan ASI, sehingga
dokter dapat mengajarkan menyusui neonatus yang
belum bisa menyusu.

11
11
Latar Belakang

• ASI merupakan makanan paling sesuai untuk


semua neonatus, termasuk bayi prematur.
• ASI memiliki keuntungan-keuntungan gizi,
imunologi dan fisiologi dibandingkan susu formula
komersial atau jenis susu lainnya.
• ASI sangat penting bagi berbagai negara
berkembang dimana biaya dan metode persiapan
susu formula bisa mengarah kepada asupan gizi
yang tidak memadai dan/atau penyakit.
12
12
Studi HSP tahun 2006 di Jawa dan Sumatra:
Peluang

Urban Rural
n=2690 n=4447
Kontak Asuhan Neonatus 79% 61%

Kontak Pada Minggu 65,5% 50%


Pertama Neonatus
Oleh SpOG 13% 5%
Oleh Bidan 80% 90%
Dukungan Pemberian ASI 90% 83%

13
13
Studi HSP: Tantangan

Urban Rural

Pernah menyusui 97% 97%

Pemberian ASI pertama 17 jam 20 jam


Makanan Pre-lakteal 59% 59%

Susu formula 86% 57%


Air 8,7% 23,6%
Madu 8,1% 18,4%
14
14
Tujuan Pembelajaran

1. Mendefinisikan keuntungan menyusui.


2. Mendorong semua ibu dengan neonatus
cukup bulan yang sehat serta bayi
prematur berisiko rendah yang lahir
setelah usia kehamilan 34 minggu tanpa
kesulitan pernapasan untuk memberikan
ASI secara eksklusif pada bayinya sampai
akhir bulan keenam.

15
15
Tujuan Pembelajaran (lanj.)

3. Mengikuti “Sepuluh Langkah Menuju


Keberhasilan Menyusui ”.
4. Mengawali dan mempertahankan pemberian
ASI.
5. Mengevaluasi pemberian ASI pada neonatus
untuk memastikan posisi yang benar,
kelekatan yang baik dan pengisapan yang
efektif.
6. Mengidentifikasi berbagai masalah dalam
menyusui, pencegahan serta
penanganannya.
16
16
Tujuan Pembelajaran (lanj.)

7. Menatalaksana neonatus dengan kesulitan


dalam menyusu.
8. Mendefinisikan metode dan teknik memerah
serta menyimpan ASI perah

17
17
AIR SUSU IBU

• ASI merupakan minuman yang dipilih untuk


semua neonatus, termasuk bayi kurang bulan.

• ASI memiliki manfaat nutrisi, imunologis dan


psikologis dibandingkan dengan susu formula
dan jenis susu lainnya.

18
18
ASI EKSKLUSIF

Bayi hanya diberi ASI saja tanpa cairan atau

makanan lain, dianjurkan diberikan selama 6

bulan pertama kehidupannya

19
19
ASI dan hormon prolaktin
• Hormon prolaktin merupakan hormon yang
akan menyebabkan sel sekretori di alveoli
menghasilkan ASI.
• Reflek produksi ASI-hormon prolaktin:
– Bayi menyusu mengeluarkan ASI dari gudang ASI
– Rangsang sensoris mengalir ke otak
– Kelenjar hipofise bagian depan di dasar otak
mengeluarkan prolaktin
– Prolaktin merangsang pabrik untuk mengeluarkan
ASI
20
20
ASI dan hormon oksitosin
• Oksitosin dibentuk lebih cepat daripada
prolaktin. Hormon ini mulai bekerja saat
ibu memiliki keinginan untuk menyusui.
• Pengaliran ASI-hormon oksitosin
– Bayi menyusu
– Rangsangan sensoris mengalir ke otak
– Kelenjar hipofise bagian belakang
menghasilkan oksitosin
– Oksitosin merangsang sel-sel otot
mengkerut mengeluarkan ASI 21
21
INISIASI MENYUSU DINI

Memberi kesempatan bayi menyusu sendiri


segera setelah lahir dengan meletakkan bayi di
dada atau perut ibu dan kulit bayi melekat pada
kulit ibu (skin to skin contact) setidaknya
selama 1 – 2 jam sampai bayi menyusu sendiri

22
22
AIR SUSU IBU

• Semua neonatus sehat dan cukup bulan serta bayi


kurang bulan risiko rendah (lahir setelah usia
kehamilan 34 minggu tanpa masalah pernapasan)
harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan.

• Bayi harus diberi ASI sesuai permintaannya baik


siang maupun malam tanpa dibatasi frekuensi atau
waktunya
23
23
AIR SUSU IBU

ASI dari ibu bayi kurang bulan diketahui memiliki

jumlah protein, antibodi IgA, kolesterol dan

asam lemak yang lebih tinggi

24
24
AIR SUSU IBU

• Ibu dan bayi dirawat gabung kecuali pada situasi


tertentu yang memerlukan perawatan NICU.
• Apabila bayi dirawat di NICU, sebaiknya disediakan
kursi yang nyaman di tempat yang tenang agar ibu
dapat tetap memberikan ASI.
• ASI mulai diberikan dalam waktu satu jam setelah
lahir dan jangan diberikan cairan atau makanan lain
selama 6 bulan pertama

25
25
Keuntungan Menyusui
Dengan Segera
• Pengisapan bayi pada payudara merangsang
pelepasan oksitosin sehingga membantu involusi
uterus dan membantu mengendalikan perdarahan.
• Memfasilitasi kedekatan hubungan ibu dan
neonatus.
• Mengoptimalkan produksi ASI.
• Mudah dan ekonomis bagi ibu.
26
26
Penting Pemberian ASI Eksklusif

• Kebijakan nasional Indonesia melindungi,


mempromosikan dan mendukung pemberian
ASI.
• Semua RS Sayang bayi harus mengikuti
Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui (WHO/UNICEF tahun 1989)
27
27
Sepuluh Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui
1. Memiliki kebijakan tertulis mengenai pemberian
ASI dikomunikasikan secara rutin dengan staf
pelayanan kesehatan.
2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3. Memberitahukan keuntungan dan tata laksana
pemberian ASI pada semua ibu hamil.
4. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam
waktu setengah jam setelah kelahiran.
28
28
Sepuluh Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui (Lanj.)
5. Memperlihatkan kepada ibu yang belum
berpengalaman bagaimana cara meneteki dan tetap
memberikan ASI meskipun ibu terpisah dari
neonatus.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman lain
selain ASI kepada neonatus kecuali diindikasikan
secara medis.
7. Mempraktikkan rawat gabung: Mengijinkan ibu dan
neonatus untuk terus bersama-sama 24 jam sehari.
29
29
Sepuluh Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui (Lanj.)

8. Mendorong pemberian ASI setiap saat neonatus


memintanya.
9. Tidak memberikan dot atau empeng pada
neonatus yang diberi ASI.
10. Mendorong dibentuknya kelompok pendukung ASI
dan merujuk para ibu ke kelompok tersebut ketika
mereka sudah keluar dari RS atau klinik.

30
30
FISIOLOGI MENYUSUI

Mengawali dan Mempertahankan Pemberian ASI

Mempertahankan produksi ASI yang mencukupi

dapat diawali dengan cara inisiasi menyusu dini yaitu


memberikan kesempatan bayi menyusu sendiri segera
setelah lahir setelah tali pusat dipotong

31
31
KOLOSTRUM

• Kolostrum menstimulasi gerakan usus bayi sehingga


lebih cepat bersih dari mekonium.
• Membantu menghilangkan bilirubin dalam tubuh bayi
yang menyebabkan ikterus dan dengan demikian
menurunkannya.
• Kolostrum jumlahnya sedikit karena disesuaikan
dengan jumlah yang mampu ditampung oleh
lambung bayi baru lahir.

32
32
TATA LAKSANA INISIASI MENYUSU DINI

1. Memberikan pendampingan dan dukungan yang


sesuai dan peka terhadap budaya bagi ibu
bersalain. Anjurkan suami atau anggauta keluarga
mendampingi ibu waktu bersalin.
2. Anjurkan tindakan non-farmakologis untuk
membantu ibu melalui proses persalinan (berikan
pijatan, aromaterapi,cairan, bergerak)
3. Biarkan persalinan berlangsung sesuai dengan
posisi yang diinginkan ibu

33
33
TATA LAKSANA INISIASI MENYUSU DINI

4. Keringkan bayi secepatnya, biarkan lapisan putih


(verniks) yang melindungi kulit bayi.
5. Lakukan kontak kulit ke kulit dengan cara
meletakkan bayi di atas dada ibu, menghadap ibu,
dan tutupi keduanya dengan kain atau selimut
6. Biarkan bayi mencari payudara ibu sendiri. Ibu akan
merangsang bayinya dengan sentuhan dan bisa juga
membantu memposisikan bayinya lebih dekat
dengan puting ( jangan memaksakan memasukkan
puting susu ibu ke mulut bayi )
34
34
TATA LAKSANA INISIASI MENYUSU DINI

7. Teruskan kontak kulit ke kulit hingga menyusui


pertama kali berhasil diselesaikan dan selama bayi
menginginkannya.

8. Ibu yang melahirkan melalui operasi juga bisa


melakukan kontak kulit ke kulit setelah bersalin

35
35
TATA LAKSANA INISIASI MENYUSU DINI

9. Bayi dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur


dan diberikan obat preventif setelah menyusu awal.
Tunda prosedur yang invasif atau membuat stres
seperti menyuntik vit K dan menetes mata bayi
sampai selesainya proses menyusu awal.
10.Jangan memberikan minuman atau makanan
pralaktal, kecuali ada indikasi medis yang jelas
36
36
• Bayi dikeringkan dan pemotongan tali pusat dapat

dilakukan dengan bayi diletakkan diatas perut ibu

• Untuk persalinan yang menggunakan obat-obatan,

neonatus perlu waktu lebih lama untuk memulai

inisiasi menyusu dini.

37
37
• Dukungan ayah dalam pemberian ASI juga
merupakan kunci keberhasilan rencana pemberian
ASI.
• Dukungan pemberian ASI di tempat kerja bagi
karyawan.

38
38
Posisi Menyusui yang Benar
• Tubuh bayi dekat dengan tubuh ibu
• Bayi datang dari arah bawah bayi sehingga dagu
bayi adalah bagian pertama yang melekat pada
payudara dengan hidung menghadap puting ibu
• Kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus. Dagu
bayi menyentuh payudara ibu, dada bayi melekat
pada dada ibu
• Seluruh tubuh bayi disangga, tidak hanya bagian
leher dan bahu saja.
39
39
Indikator Pelekatan yang Baik
– Dagu menyentuh payudara

– Mulut terbuka lebar

– Bibir bawah terlipat ke arah luar

– Lebih banyak daerah areola yang terlihat di atas


mulut daripada di bawah mulut neonatus

– Pengisapan efektif terlihat dari isapan yang


lambat, dalam, menelan dan jeda.
40
40
Metode Pemberian Minuman
Alternatif untuk Neonatus

• Jika neonatus tidak dapat menetek, tidak mau


disuapi dengan tangan atau botol, pertimbangkan
untuk menggunakan sendok atau selang makanan.
• Ketika ibu dan neonatus terpisah atau neonatus
tidak dapat menetek, ibu harus didorong untuk
memompa dan menyimpan ASI-nya untuk
mempertahankan produksi ASI dalam jumlah yang
memadai.
41
41
Masalah dalam Menyusui:
Pembengkakan Payudara

• Pencegahan:
- Memberikan ASI yang sering dan sesuai
permintaan
- Pemberian kompres hangat akan membantu
saluran ASI tetap terbuka dan ASI mengalir.
- Masase payudara dengan lembut
- Pengeluaran ASI dengan tangan bisa membantu
mencegah pembengkakan
42
42
Masalah dalam Menyusui:
Pembengkakan Payudara (lanj.)

• Tata Laksana:
-Mengevaluasi berbagai tanda mastitis atau infeksi
payudara yang mungkin perlu diobati dengan
antibiotik sistemik sebelum komplikasi lebih jauh
(abses payudara)
-Pemberian ASI harus terus dilakukan selama
pembengkakan
43
43
Masalah dalam Menyusui:
Pembengkakan Payudara (lanj.)

• Tata Laksana
- Pemberian kompres hangat bisa menghilangkan

pembengkakan

- Pemerahan ASI secara mekanis mungkin perlu

untuk mengatasi pembengkakan yang parah

44
44
Masalah dalam Menyusui:
Puting Lecet

• Pencegahan:
– Pengeluaran ASI untuk merangsang aliran ASI
– Masase payudara untuk menjaga patensi saluran ASI
– Memulai pemberian ASI dari payudara yang tidak sakit atau
tidak terkena
– Posisikan bayi dengan hati-hati, dekat dengan ibu untuk
memastikan kelekatan yang tepat
– Perubahan posisi yang sering akan membantu mencegah
iritasi jaringan
45
45
Masalah dalam Menyusui:
Puting Lecet (lanj.)

• Tata Laksana:
– Puting harus dijaga tetap bersih dan kering untuk
mendukung penyembuhan. Puting harus dioles
dengan ASI yang keluar (tidak dengan sabun atau
alkohol) dan kering oleh udara.
– Puting yang retak atau lecet dapat disebabkan oleh
jamur. Ibu dan neonatus harus diperiksa oleh
dokter jika kondisi ini terus berlanjut
46
46
Asuhan Neonatus dengan
Kesulitan Menyusu

• Jika isapan bayi lemah atau tidak efektif, memerah ASI


dengan tangan membantu mengawali refleks let down
dan merangsang neonatus untuk menyusu.
• Neonatus dengan refleks isap dan menelan yang tidak
terkoordinasi atau kelainan mengisap harus dievaluasi
selama menetek untuk mengetahui apakah posisi
berbeda hasilnya lebih baik atau metode alternatif
pemberian ASI perah (sendok, cangkir atau selang
makanan) 47
47
Asuhan Neonatus dengan
Kesulitan Menyusu (lanj.)

• Semua neonatus yang menunjukkan kesulitan


menyusu harus dievaluasi:
– Kaji riwayat perinatal.
– Penilaian fisis secara menyeluruh termasuk tanda vital
dan status kardiorespirasi sebelum dan selama
menyusu dan pemeriksaan sistem syaraf.
– Pengamatan koordinasi refleks mengisap-menelan-
bernapas.

48
48
Asuhan Neonatus dengan
Kesulitan Menyusu (lanj.)
• Pada bayi dengan riwayat gawat napas atau anemia, terutama
kurang bulan, pertimbangkan pemberian oksigen tambahan
melalui kanula nasal atau oksigen untuk memastikan oksigenasi
memadai.
• Selama meneteki Bayi Berat Lahir Rendah atau kurang bulan,
dukungan suhu diperlukan dan dipantau dengan seksama.
• Kontak kulit ibu-bayi dan topi bayi mengurangi kehilangan panas
melalui kepala dan tidak mengganggu kontak kulit dengan kulit.

49
49
Asuhan Neonatus dengan
Kesulitan Menyusu (lanj.)

• Penambahan berat badan dan asupan nutrisi


juga harus dipantau.
– Mengevaluasi kepuasan neonatus setelah
menetek
– mencatat frekuensi dan panjang waktu menetek
– produksi urine
– Feses
– kenaikan berat badan harian
50
50
Memerah dan Menyimpan ASI

• Alasan
– Pembengkakan payudara
– Neonatus sakit dan berisiko yang memerlukan asupan
alternatif
– Ibu tidak hadir untuk menyusui dan ASI harus disimpan
– Sebagai persediaan saat bayi dan ibu terpisah
– Meningkatkan produksi ASI
– Menghilangkan sumbatan duktus

51
51
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Alasan
- Memberi minum bayi sambil bayi belajar
mengisap dari puting yang terbenam.
- Memberi minum bayi yang mengalami kesulitan
mengisap.
- Memberi minum bayi yang ‘menolak’ sambil
bayi belajar minum.
- Memberi minum BBLR yang tidak dapat
menyusu
52
52
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Alasan
- Memberi minum bayi sakit yang tidak dapat
mengisap dengan kuat.
- Menjaga keberadaan ASI apabila ibu atau bayi
sakit.
- Menyediakan ASI, bila ibu pergi atau bekerja
- Mengeluarkan ASI langsung ke mulut bayi
- Mencegah puting dan areola menjadi kering
atau lecet
53
53
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Produksi ASI merupakan akibat langsung dari


pengeluaran ASI (demand and supply).
• Produksi ASI akan sesuai dengan banyaknya ASI
yang dikeluarkan.
• Ibu memerah ASI-nya dengan pola yang mirip setiap
2 jam
• Ibu harus dianjurkan untuk memerah ASI di
lingkungan yang nyaman dan tenang serta
meletakkan foto bayinya atau benda kesayangannya
dalam jangkauan. 54
54
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Prosedur memerah ASI dengan tangan


– Cuci tangan sampai bersih dengan sabun
– Jika mungkin perah ASI di tempat yang tenang dan
santai. Perasaan santai akan membantu refleks
pengeluaran ASI yang lebih baik
– Berikan rasa hangat dan lembab pada payudara
selama 3 – 5 menit sebelum mengeluarkan ASI
– Pijat payudara dengan gerakan melingkar, ikuti
dengan pijatan lembut pada payudara dari sisi luar
kearah puting
55
55
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Prosedur memerah ASI dengan tangan


- Stimulasi puting dengan lembut dan tarik
sedikit kearah luar atau memutarnya dengan jari
- Duduk dengan nyaman dan pegang wadah di
dekat payudara
- Tempatkan ibu jari di bagian atas payudara pada
tepi areola (jam 12) dan jari telunjuk di bawah
payudara pada tepi areola (jam 6), jari yang lain
menyangga payudara.
56
56
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Prosedur memerah ASI dengan tangan


- Tekan kearah belakang kearah dinding dada
kemudian kearah depan kearah puting tanpa jari
bergeser. Ibu jari dan telunjuk ibu harus menekan
sinus laktoferus yang ada dibelakang areola
Kadang sinus dapat teraba seperti biji kacang.
Bila ibu dapat meraba sinus ini, ibu dapat
menekan diatasnya

57
57
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Prosedur memerah ASI dengan tangan


- Tidak boleh ada rasa sakit, bila ada rasa sakit
berarti tekniknya salah. Mungkin awalnya tidak
ada ASI yang keluar, dengan menekan
beberapa kali ASI akan mulai menetes
ASI mulai mengalir lebih lancar bila refleks
oksitosin menjadi aktif

58
58
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Prosedur memerah ASI dengan tangan


- Ulangi dengan pola yang teratur, tekan bagian
payudara yang berbeda untuk mengosongkan
semua sinus.
- Hindari menggosok dengan jari di atas kulit
payudara. Gerakan jari harus memutar
- Hindari memerah putting. Menekan / menarik
puting tidak akan membuat ASI keluar. Hal ini
juga terjadi bila bayi hanya mengisap puting.
59
59
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Prosedur memerah ASI dengan tangan


- Perah setiap payudara selama 3 – 5 menit sampai
aliran makin sedikit, kemudian perah payudara
yang satu lagi, kemudian ulangi pada kedua
payudara.
- Masukkan ASI yang sudah diperah langsung ke
dalam wadah yang bersih (gunakan mangkuk
plastik keras atau kaca)

60
60
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)
• Prosedur memerah ASI dengan tangan
- Setiap kali memerah ASI, mungkin jumlah ASI yang
keluar akan berbeda, dan ini merupakan hal yang
normal
- Tampilan ASI berubah selama pemerasan. Pada
beberapa sendok pertama akan terlihat bening dan
kemudian menjadi putih susu. Beberapa makanan,
obat, vitamin, mungkin akan sedikit merubah
warna ASI. Lemak ASI akan naik ke atas apabila
disimpan

61
61
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)
• Prosedur memerah ASI dengan tangan
- Setelah selesai oleskan beberapa tetes ASI pada
setiap puting dan biarkan mengering sendiri
- Jelaskan bahwa memerah ASI perlu waktu 20 – 30
menit terutama pada beberapa hari pertama, apabila
hanya sedikit ASI yang diproduksi. Penting diketahui
untuk tidak memerah untuk waktu yang lebih pendek
- ASI yang disimpan harus ditutup rapat dan diberi
label waktu dan jumlah. Segera dinginkan / bekukan
62
62
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

Prosedur: memerah ASI secara Mekanis


– Dilakukan dengan pompa payudara
– Terdapat beberapa jenis pompa payudara:
• Manual
• Dioperasikan dengan baterai
• Dioperasikan dengan listrik
– Pemilihan pompa yang sesuai untuk setiap situasi
individu bergantung pada seberapa efektif pompa
tersebut mengosongkan payudara dan merangsang
produksi ASI.
63
63
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

Prosedur: memerah ASI secara mekanis


– Cuci tangan sampai bersih.
– Jika memungkinkan, perah ASI di tempat yang
tenang dan santai. Bayangkan sedang berada di
tempat yang menyenangkan. Pikirkan hal
menyenangkan tentang bayi anda. Kemampuan
anda untuk merasa santai akan membantu refleks
pengeluaran ASI yang lebih baik.

64
64
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Prosedur: memerah ASI secara mekanis


– Berikan rasa hangat yang lembab pada payudara
selama 3-5 menit sebelum mengeluarkan ASI.
– Pijat payudara dengan gerakan melingkar, ikuti
dengan usapan lembut pada payudara dari sisi luar
payudara menuju puting.
– Stimulasi puting dengan lembur dan tarik sedikit ke
arah luar atau memutarnya dengan jari.
– Ikuti instruksi umum yang tercantum pada pompa
payudara Anda.
65
65
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)

• Prosedur: memerah ASI secara mekanis


– Aliran ASI akan bervariasi. Selama beberapa menit
pertama ASI mungkin menetes lambat dan kemudian
memancar kuat setelah ASI keluar. Pola ini akan
berulang beberapa kali selama pengeluaran ASI dari
kedua payudara.
– Jumlah ASI yang diperoleh pada setiap pengeluaran
mungkin bervariasi dan ini bukan hal yang aneh.
– Ketika sudah selesai, oleskan beberapa tetes ASI
pada setiap puting dan biarkan kering oleh udara.

66
66
Memerah dan Menyimpan ASI (lanj.)
• Prosedur: memerah ASI secara mekanis
– Penampilan ASI akan berubah selama pengeluaran.
Beberapa sendok pertama akan terlihat bening dan
setelahnya ASI akan berwarna putih susu. Sejumlah
obat, makanan dan vitamin juga dapat sedikit
mengubah warna ASI . Lemak susu akan berada di
bagian atas ASI ketika ASI disimpan
– Jika berencana menyimpan ASI: Segera setelah
dikeluarkan, tutup dan beri label pada wadah yang
bertuliskan tanggal, waktu dan jumlah. 67
67
Panduan Penyimpanan ASI

• Saat metode pengumpulan ASI dipilih, panduan untuk


menyimpan, membekukan dan mencairkan ASI harus
diikuti dengan saksama.

• Penyimpanan ASI yang terlalu lama (beku) akan


mengubah rasa dan komposisinya. Membekukan dan
mencairkan ASI akan memengaruhi komposisi
imunologinya.
68
68
Panduan Penyimpanan ASI (lanj.)

Pilihan Wadah:
Keluarkan langsung ke dalam gelas atau wadah plastik yang steril
dan bersih. Pemakaian kantung plastik lunak tidak disarankan.
– Untuk neonatus cukup bulan:
• Harus digunakan botol plastik keras atau kaca yang bersih.
Wadah harus dicuci dengan baik menggunakan air sabun
yang panas serta dibilas dengan air panas.
– Untuk bayi prematur atau sakit
• Harus digunakan botol plastik keras atau kaca steril.
69
69
Panduan Penyimpanan ASI (lanj.)

• Panduan Umum
– Cuci tangan Anda dengan seksama menggunakan
air dan sabun sebelum menangani ASI
– Segera setelah dikeluarkan, tutup wadah. Wadah
kemudian siap disimpan di bagian terdingin dari
lemari es. Jangan menyimpannya di area pintu
lemari es.
– Selalu gunakan ASI yang dikeluarkan terakhir

70
70
Panduan Penyimpanan ASI (lanj.)
• Panduan Umum (Lanj.)
– Simpan dalam jumlah yang sama dengan yang bisa
dihabiskan neonatus dalam satu kali menyusu
– Beri label setiap wadah dengan nama, tanggal dan waktu
serta jumlah.
– Jika ASI dibekukan, tinggalkan sedikit ruang dalam wadah
untuk pemuaian ASI.
– Bayi prematur atau sakit
• Dianjurkan untuk lebih hati-hati dalam pengumpulan dan
penyimpanan. Yang paling aman adalah mendinginkan
ASI segera dan tidak membiarkannya di suhu kamar. 71
71
Panduan Penyimpanan ASI (lanj.)
Metode Penyimpanan Waktu
Milk Storage
Kolostrum Methods
(suhu kamar)and Their Maximum
12 jamStorage Times
Suhu ruangan 16°C 24 jam
Suhu ruangan 19–22°C 10 jam
Suhu ruangan 26°C 4-6 jam
Suhu ruangan 30–38°C 4 jam
Lemari es (4–5°C) 5 hari
Freezer di lemari es 1 pintu 2 minggu
Freezer di lemari es 2 pintu 3-6 bulan
(-18 – -20°C)

72
72
Mencairkan ASI
• Cairkan ASI beku dengan “slow defrost” selama satu
malam dalam lemari pendingin.
• Rendam susu dalam mangkuk berisi air suam kuku
hingga hangat. Panas berlebihan akan memodifikasi
atau menghancurkan enzim dan protein.
• Cairkan keseluruhan ASI dalam wadah karena
lemaknya terpisah selama proses pembekuan.
• Jangan pernah menggunakan microwave untuk
mencairkan atau menghangatkan ASI.
• Setelah dicairkan, ASI harus digunakan dalam waktu 24
jam.
73
73
Membekukan Kembali ASI

• Membekukan kembali ASI yang telah dicairkan atau


dicairkan setengah tidak dianjurkan. Ingatlah hal ini
ketika anda membawa ASI ke rumah sakit atau
pulang ke rumah.

• Disarankan untuk menjaga ASI sedingin mungkin


tanpa membekukannya dan hanya membekukannya
ketika ASI sudah sampai di tujuan akhir.
74
74
Menggunakan Sisa ASI
yang Tidak Habis

• Jangan gunakan kembali bagian ASI yang tidak habis


untuk dipanaskan dan diberikan pada neonatus

• Jangan gunakan kembali ASI yang tersisa dalam botol


karena mungkin telah terkontaminasi oleh air liur
neonatus.
75
75
ASI donor
• ASI donor merupakan pilihan kedua bila
ASI tidak tersedia.
• Donor harus menjalani skrining untuk
menghindari risiko infeksi (HIV, CMV,
hepatitis, sifilis) atau kontaminasi toksik
(obat, narkotik, alkohol, tembakau).
• Ada dua metode pasteurisasi yang aman
dan mudah dilakukan di rumah, yaitu
flash heating dan Pretoria.
76
76
Teknik Pasteurisasi Air Susu Ibu
Perah dan ASI Donor
a. Pretoria
• Peralatan :
– Panci alumunium untuk merebus air, ukuran
panci 1 liter
– Botol kaca dengan tutup metal, untuk
menampung ASI sebanyak 50-150 mL
– Kompor atau pemanas listrik
– Jam atau timer

77
77
• Cara :
– Beri label berisi nama bayi, tanggal, dan jam pelaksanaan
pasteurisasi pada botol kaca
– Masukkan ASI perah sebanyak 50-150 ml ke dalam botol
kaca dengan tutup metal
– Tuangkan air sebanyak 450 mL ke dalam panci aluminium,
permukaan air harus berada 2 cm di bawah bibir panci. Rebus
air sampai mendidih. Setelah mendidih, api dimatikan
– Botol kaca tertutup berisi ASI diletakkan di dalam panci berisi
air mendidih tersebut selama 20 menit
– Angkat botol, buka tutup, biarkan sampai cukup dingin untuk
diberikan pada bayi

78
78
b. Flash Heating
• Peralatan :
– Panci berukuran 1 liter
– Botol kaca tanpa tutup untuk menampung
ASI sebanyak 50-150 mL
– Kompor atau pemanas listrik

79
79
• Cara :
– Beri label berisi nama bayi, tanggal, dan jam pelaksanaan
pasteurisasi pada botol kaca
– Perah ASI antara 50-150 ml dan masukkan ke dalam botol
kaca tanpa tutup
– Masukkan botol kaca berisi ASI ke dalam panci aluminium
berisi 450 mL air. Pastikan air berada sekitar 2 cm di atas
batas permukaan susu agar susu terpanaskan dengan baik
– Letakkan pemberat di atas botol bila mengapung
– Panaskan air hingga mendidih (1000C), lalu angkat segera
botol kaca dari panci
– Dinginkan susu pada suhu ruangan selama 15 detik dan
berikan kepada bayi
80
80
Ringkasan: Tujuan Pembelajaran

1. Mendefinisikan keuntungan menyusui.


2. Mendorong semua ibu dengan neonatus cukup bulan
yang sehat serta bayi prematur berisiko rendah yang lahir
setelah usia kehamilan 34minggu tanpa kesulitan
pernapasan untuk memberikan ASI secara eksklusif pada
bayinya sampai akhir bulan keenam.
3. Mengikuti “Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui”.
4. Mengawali dan mempertahankan pemberian ASI.

81
81
Ringkasan: Tujuan Pembelajaran

5. Mengevaluasi pemberian ASI pada neonatus untuk


memastikan posisi yang benar, kelekatan yang baik dan
pengisapan yang efektif.
6. Mengidentifikasi berbagai masalah dalam menyusui,
pencegahan serta penanganannya.
7. Menatalaksana neonatus dengan kesulitan dalam
menyusu.
8. Mendefinisikan metode dan teknik memerah serta
menyimpan ASI perah

82
82

Anda mungkin juga menyukai