Anda di halaman 1dari 4

PLURALISME AGAMA DAN PANDANGANNYA DALAM AKIDAH ISLAM

Tugas ini dikemukakan untuk memenuhi syarat

Mata Kuliah Studi Islam

Heryana Ramadhaniati (180023174)

Prof., M Djandra, M.Ag.

Kelas : III Internasional

Prodi : Farmasi

Fakultas : Farmasi

2019
PLURALISME AGAMA

PLURALISME berasal dari istilah bahasa Inggris (plural), yang berarti banyak atau wujud
yang lebih dari satu entitas. Dalam konteks falsafah modern, William James adalah sarjana yang
awal mengaplikasikan istilah plural dalam karya akademiknya yang berjudul The Pluralistic
Universe. Bermula dari penggunaan itulah maka istilah pluralisme mulai diguna pakai dalam
konteks politik, budaya, etika, moral dan agama. Secara umum, falsafah ini menganjurkan
pengakuan adanya Berbagai agama dan dakwaan terhadap kebenaran yang diajukan oleh setiap
agama (religous truth claim). Lawan bagi pluralisme agama ialah ekslusivisme yang mengajarkan
pemahaman bahwa hanya terdapat satu agama saja yang membawa kebenaran mutlak, sedangkan
agama-agama lain adalah tidak benar atau salah.

Falsafah pluralisme agama mengajarkan pemahaman bahwa setiap agama mempunyai


pandangan, persepsi dan respon yang berbeda-beda terhadap Tuhan/kebenaran mutlak (God/the
absolute truth). Falsafah ini menganjurkan adanya pengakuan bukan saja kepada keberadaan
berbagai agama, tetapi juga pengakuan terhadap Tuhan/kebenaran mutlak yang dipegang oleh
setiap agama.

Jadi ,Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah
sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama
tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah.
Pluralisme agama juga mengajarkan sebuah kenyataan bahwa di negara atau daerah tertentu
terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan.
PLURALISME AGAMA DALAM PANDANGAN AKIDAH ISLAM

Islam memandang pluralisme sebagai sikap saling menghargai dan toleransi terhadap
agama lain, namun bukan berarti semua agama adalah sama, artinya tidak menganggap bahwa
dalam Tuhan yang kami sembah adalah Tuhan yang kalian–baca; agama lain, sembah. Namun
demikian Islam tetap mengakui adanya pluralisme agama yaitu dengan mengakui perbedaan dan
identitas agama masing-masing (lakum dinukum waliyadin), disini pluralisme diorientasikan untuk
menghilangkan konflik, perbedaan dan identitas agama-agama yang ada .
Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menunjukkan pada nilai-nilai pluralisme,
sebagaimana al-Qur’an sampaikan;
َ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َ َّ َ ُ َ ْ َ َ َ َّ ُ َ َ ْ ُ ْ ُ ُ ََ َّ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ َ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ
‫ل ت َج ِادلوا َولا‬
‫اب أه ا‬
‫ل ال ِكت ِ ا‬
‫ت ِإ ا‬
‫ه ِبال ِ ِ ا‬
‫ن ِ ِا‬
‫ل أحس ا‬
‫ين ِإ ا‬ ‫آمنا َوقولوا ِۖامنه ا‬
‫م ظلموا ال ِذ ا‬ ‫ل ِبال ِذي‬
‫ل ِإلينا أن ِز ا‬
‫م وأن ِز ا‬
‫م وِإل ََٰٰهنا ِإليك ا‬
‫وِإل ََٰٰهك ا‬
َ َ
ُ َ ُ ْ ُ
‫ون ل اه َون ْح ُا‬
‫ن َو ِاحدا‬ ‫مس ِلم ا‬
Artinya: Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik,
kecuali dengan orang-orang zalim diantara mereka, dan katakanlah kami telah beriman
kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan
Tuhanmu adalah satu;dan kami hanya kepada-Nya berserah diri.” Qs. Al-Ankabut (29);46.

َ َ َ ُ َّ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ُ َ ُ َ ْ َ َ ْ
‫اء َول ْوا‬
‫اَلل ش ا‬
‫م ا‬ ‫ن و ِاحدةا أمةا لجعلك ا‬
‫م ول َٰ َِٰك ا‬ ‫م َما ِ ِ ا‬
‫ف ِليبلوك ا‬ ‫است ِبقوا ۖاآتاك ْ ا‬ ‫ۚاالخ ْْ َي ِ ا‬
‫ات ف‬
Artinya: “…. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikanNya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap pemberianNya kepadamu, maka berlomba-lombalah
berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (Al.Maidah (5);48)

Keberagaman merupakan sunnatullah yang harus direnungi dan diyakini setiap umat.
kesadaran umat beragama menjadi kunci bagi keberlangsungan dalam menjalankan agamanya
masing-masing. Setiap agama memiliki substansi kebenaran, dalam filsafat prenial suatu konsep
dalam wacana filsafat yang banyak membicarakan hakekat Tuhan sebagai wujud absolut
merupakan sumber dari segala sumber wujud. Sehingga semua agama samawi berasal dari wujud
yang satu, atau adanya the common vision menghubungkan kembali the man of good dalam
realitas eksoterik agama-agama. Disamping itu pluralisme harus dipahami sebagai pertalian
sejati kebinnekaan dalam ikatan-ikatan keadaban, bahkan pluralisme adalah suatu keharusan bagi
keselamatan manusia, melalui mekanisme dan pengimbangan masing masing pemeluk agama
dan menceritakan secara obyektif dan transparan tentang histores agama yang dianutnya. (QS.
Al-Baqarah 2:251), kehidupan beragama di masyarakat sering memunculkan berbagai persoalan
yang bersumber dari ketidak seimbangan pengetahuan agama, termasuk budaya sehingga agama
sering dijadikan kambing hitam sebagai pemicu kebencian. Padahal fitroh agama masing-masing
mengajarkan kebaikan dan kemanusiaan, seperti dalam, (QS. Al-Maidah,5:48).

Al-Qur’an al-Karim menjelaskan dalam surat al-Baqarah/2: 62 dan al-Maidah/5: 69,


sebagai berikut:
“Sesungguhnya orang-orang Mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nashrani,
dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah,
hari kemudian, dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS al-Baqarah/2: 62).
“Sesungguhnya orang-orang Mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Shabiin, dan
orang-orang Nashrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah,
hari kemudian, dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.” (QS al-Maidah/5: 62).
Kedua ayat tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Said, secara harfiyyah (tekstual)
memberikan suatu indikasi atas beragamnya manusia dalam keyakinan agama (Siradj, 1999).
Keanekaragaman agama tersebut, bukanlah sesuatu yang harus dinafikan, karena ini sudah
menjadi sunnah Allah bagi umat manusia di bumi. Yang terpenting dan harus menjadi perhatian
adalah bagaimana menciptakan sebuah sistem kehidupan yang harmoni antar berbagai agama atau
kepercayaan, sehingga ketegangan-ketegangan yang terjadi selama ini, dengan dalih
mengatasnamakan agama, kalaupun tidak dapat dihilangkan, paling tidak dapat dikurangi.
Karena itu, bagi Said setiap agama atau kepercayaan memiliki jalan keselamatan masingmasing.
Asalkan beriman kepada Allah, hari akhir, dan beramal saleh, maka keselamatan akan
Diperolehnya.

Anda mungkin juga menyukai