Anda di halaman 1dari 17

JURNAL PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI (SPEKTROFOTOMETRI


SIMULTAN PENETAPAN KADAR TEOFILIN DAN
PARASETAMOL)

DISUSUN OLEH:

GOLONGAN I
KELOMPOK 2

I Nyoman Adi Parawita 171200169


I Wayan Darma Yoga 171200170
Ida Bagus Aditya Wijaya 171200171
Kadek Elyana Adiyasa 171200172
Kadek Ita Oktapianti 171200173
Komang Yoga Utama 171200174
Made Ayu Megantini 171200175
Made Dio Lokantara 171200176
Ni Kadek Evy Suhartaty 171200177

PRODI FARMASI KLINIS


INSTITUTE ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
2019
PERCOBAAN I
SPEKTROFOTOMETRI SIMULTAN PENETAPAN KADAR TEOFILIN
DAN PARASETAMOL

1. TUJUAN PERCOBAAN
a. Membuat kurva absorpsi campuran dua zat
b. Menentukan panjang gelombang pengukuran
c. Menentukan absortivitas molar ke dua zat pada setiap panjang gelombang
pengukuran
d. Menentukan kadar zat campuran secara simultan

2. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri merupakan hubungan antara pengukuran energi
radiasi yang diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang
dari radiasi maupun pengukuran panjang absorpsi terisolasi pada suatu
panjang gelombang tertentu. Banyaknya serapan berbanding lurus dengan
banyaknya zat kimia (aspek kuantitatif). Hukum Lambert-Beer
menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap
berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan (Maharianingsih,
2019).
Prinsip spektrofotometri UV-Vis yaitu berdasarkan pengukuran
serapan cahaya (radiasi elektromagnetik) oleh suatu senyawa (analit) di
daerah ultraviolet dan sinar tampak (Gandjar dan Rohman, 2007).
Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari
Hukum Lambert-Beer, yaitu:
A = - log T = - log It / Io = ε . b . C

Dimana :
A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur
T = Transmitansi
Io = Intensitas sinar masuk
It = Intensitas sinar yang diteruskan
ε = Koefisien ekstingsi
b = Tebal kuvet yang digunakan
C = Konsentrasi dari sampel
(Gandjar dan Rohman, 2007).
Kadar larutan campuran dua zat dapat ditentukan dengan metode
spektrofotometri tanpa harus dipisahkan lebih dahulu. Kedua zat harus
memiliki panjang gelombang maksimum yang tidak berimpit. Absorbsi
larutan sampel/ campurannya pada panjang gelombang pengukuran
merupakan jumlah absorbsi dari masing-masing zat tunggalnya. Kadar
masing-masing zat ditentukan menggunakan metode simultan
(Maharianingsih, 2019).
2. 2 Paracetamol

Gambar 1. Struktur Paracetamol (Sweetman,2009)


Paracetamol memiliki nama lain Acetaminofen atau N-asetil-4-
aminofenol. Paracetamol memiliki rumus molekul C8H9NO2 dengan bobot
molekul sebesar 151,16 gram/mol. Paracetamol berupa hablur atau serbuk
putih dan tidak berbau (Sweetman,2009).
Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Paracetamol larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95% P,
dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian
propilenglikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida (Depkes RI, 1979).
Identifikasi spektrum serapan UV paracetamol pada keadaan asam
yaitu panjang gelombang maksimumnya 245 nm dengan absortivitas 668a
dan pada keadaan basa yaitu panjang gelombang maksimumnya 257 nm
dengan absortivitas 715a (Galichet, 2004).
2. 3 Teofilin
Teofilin (C6H8N4O2.H2O) memiliki berat molekul 198,18 dan
mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat serta berupa hablur atau
serbuk putih dan tidak berbau (Sweetman,2009). Mengandung tidak
kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N4O2 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan (United States Pharmacopeia
Convention. 2007).
Teofilin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam
etanol, dalam kloroform dan dalam eter (Depkes RI, 1995). Absorbansi
teofilin pada max 270 nm dalam larutan asam adalah sebesar 536a
sedangkan dalam larutan alkali atau basa absobansinya sebesar 650a pada
max 275 nm (Moffat et al.,2005).

Gambar 3. Struktur Teofilin (Sweetman, 2009).

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
a. Labu takar 10 ml
b. Pipet volume
c. Pipet ukur 1 ml, 5 ml, dan 10 ml
d. Pipet tetes
e. Botol vial 10 ml sebanyak 6 buah
f. UV-Vis Spektrofotometer AMV11PC
g. Kuvet
h. Beaker glass 100 ml
i. Ballfiller
j. Tissue

3.2 Bahan
a. Larutan stok parasetamol 1 mg/ml
b. Larutan stok teofilin 1 mg/ml
c. Aquadest

4. PROSEDUR PRAKTIKUM

4.1 Penyimpanan Larutan


a. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol 100 µg/mL
Dipipet 1 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 1 mg/mL,
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Dilarutkan dengan aquadest
sampai tanda batas. Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label
Larutan Baku Parasetamol 100 µg/mL.
b. Pembutan Larutan Baku Teofilin 100 µg/mL
Dipipet 1 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 1 mg/mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Dilarutkan dengan aquadest
sampai tanda batas. Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label
Larutan Baku Teofilin 100 µg/mL. c. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur
Parasetamol 6,5 µg/mL Dipipet 0,65 mL larutan stok Parasetamol dengan
konsentrasi 100 µg/mL. Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.
Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas. Dimasukkan ke dalam
botol vial dan diberikan label Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol 6,5
µg/mL.
c. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Teofilin 30 µg/mL
Dipipet 3 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 100 µg/mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Dilarutkan dengan aquadest
sampai tanda batas. Lalu dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan
label Larutan Baku Siap Ukur Teofilin 30 µg/mL.
d. Pembuatan Larutan Campuran Parasetamol (6,5 µg/mL) dan Teofilin (30
µg/mL)
Dipipet 0,65 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 100 µg/mL.
Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL. Dipipet 3 mL larutan stok
Teofilin dengan konsentrasi 100 µg/mL. Dimasukkan ke dalam labu ukur
10 mL bersama dengan larutan Parasetamol sebelumnya. Dilarutkan
dengan aquadest sampai tanda batas. Dimasukkan ke dalam botol vial dan
diberikan label Larutan Campuran Parasetamol dan Teofilin.

4.2 Pengukuran
a. Tentukan panjang gelombang maksimum dari larutan baku paracetamol dan
teofilin pada panjang gelombang 220 nm – 300 nm.
b. Ukur absorbansi dari larutan baku paracetamol dan teofilin pada panjang
gelombang maksimum larutan baku paracetamol dan teofilin serta tentukan
absortivitas paracetamol dan teofilin.
c. Ukur absorbansi campuran antara paracetamol dengan teofilin pada panjang
gelombang maksimum larutan baku paracetamol dan teofilin. serta tentukan
konsentrasi paracetamol dan teofilin dan tentukan % perolehan kembali
paracetamol dan teofilin.
d. Ukur absorbansi sampel pada panjang gelombang maksimum larutan baku
paracetamol dan teofilin. serta tentukan konsentrasi paracetamol dan
teofilin yang terkandung dalam sampel.

4.3 Pengoprasian Alat Analisis (Spektrofotometer + Komputer)


a. Menghidupkan UV/Vis Spectrophotometer AMV11PC
1. Spektrofotometer dihidupkan dengan menekan tombol “ON/OFF”
(1=ON, 0=OFF). Tunggu 20 hingga instrument terkalibrasi.
2. Komputer dihidupkan dan pengaturan spektrofotometer dilakukan pada
komputer menggunakan software “MetSpec Pro” (user: admin &
password : a12345). Klik konfirm untuk menghubungkan komputer
dengan spektrofotometer. Jika telah terhubung akan muncul
“welcome”.

b. Membuat kurva untuk larutan standar (baku).


1. Pilih menu “Standard Curve”
2. Klik “Standard Curve setting ” diedit pada :
• “parameter” lengkapi keterangan pada “company ; curve
name; unit = satuan; No of std sample = 4 (jika terdiri dari 3 larutan
standar & 1 larutan blanko).
• “Wavelength list” ketik panjang gelombang yang digunakan
• “Standard Sample list” ketik nama dan konsentrasi larutan
standar yang diukur.
3. Kalibarasi larutan blanko dengan menggeser kuvet yang berisi larutan
blanko sejajar monokromator dan detektor pada spektrofotometer.
Kemudian pada computer klik toolbar “set to zero”.
4. Mulai pembacaan larutan standar pertama, kedua , ketiga dengan
menggeser kuvet yang berisi larutan tersebut sejajar monokromator
dan detektor pada spektrofotometer. Kemudian pada komputer klik
toolbar “start”.

c. Menscan Panjang gelombang


1. Pilih menu “Wavelength Scan”.
2. Pada Wavelength Scan Setting pilih parameter lengkapi “start
wavelength”(panjang gelombang tertinggi yang digunakan) ;“end
wavelength” (panjang gelombang terendah yang digunakan); &
“wavelength interval(nm)” klik confirm.
3. Persiapan menscan panjang gelombang dengan menggeser kuvet yang
berisi larutan blanko sejajar monokromator dan detector klik
“set to zero” pada toolbar untuk set baseline dan muncul tulisan
“baseline has been esthablish” ok quit
4. Mulai pembacaan / scan panjang gelombang dengan dengan
menggeser kuvet yang berisi larutan sampel yg diukur sejajar
monokromator dan detector klik “start” pada toolbar. Kegiatan
yang sama dilakukan untuk sampel berikutnya.
5. Setelah selesai pembacaan/ scan panjang gelombang pada tiap larutan
sampel, pada komputer akan muncul kurva kalibarasi sampel tersebut.

d. Analisis Simultan
1. Pilih menu “Multi-Wavelength Analysis”.
2. Pada Multi-Wavelength Analysis Setting, pilih “parameter” edit
number of samples, number of wl ( banyak panjang gelombang yang
digunakan), unit.
3. Kemudian pada Multi-Wavelength Analysis Setting, pilih “wavelength
list” ketik Panjang gelombang yang digunakan.
4. Mulai pembacaan dengan menggeser kuvet yang berisi sampel sejajar
monokromator dan detector klik “set to zero” “start”

5. SKEMA KERJA
A. Penyiapan Larutan
a. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol 100 µg/mL

Dipipet 1 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 1 mg/mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas

Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan


Baku Parasetamol 100 µg/mL.
b. Pembutan Larutan Baku Teofilin 100 µg/m

Dipipet 1 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 1 mg/mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas

Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan Baku


Teofilin 100 µg/mL.

c. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol 6,5 µg/mL

Dipipet 0,65 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 100


µg/mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas.

Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan Baku


Siap Ukur Parasetamol 6,5 µg/mL.

d. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Teofilin 30 µg/mL

Dipipet 3 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 100 µg/mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.


Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas

Lalu dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan


Baku Siap Ukur Teofilin 30 µg/mL.

e. Pembuatan Larutan Campuran Parasetamol (6,5 µg/mL) dan Teofilin


(30 µg/mL)

Dipipet 0,65 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 100


µg/mL

Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL.

Dipipet 3 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 100 µg/mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL bersama dengan larutan


Parasetamol sebelumnya

Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas

Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan


Campuran Parasetamol dan Teofilin.

B. Pengukuran

Tentukan panjang gelombang maksimum dari larutan baku


paracetamol dan teofilin pada panjang gelombang 220 nm – 300
nm.
Ukur absorbansi dari larutan baku paracetamol dan teofilin pada
panjang gelombang maksimum larutan baku paracetamol dan
teofilin serta tentukan absortivitas paracetamol dan teofilin.

Ukur absorbansi campuran antara paracetamol dengan teofilin pada


panjang gelombang maksimum larutan baku paracetamol dan
teofilin. serta tentukan konsentrasi paracetamol dan teofilin dan
tentukan % perolehan kembali paracetamol dan teofilin.

Ukur absorbansi sampel pada panjang gelombang maksimum


larutan baku paracetamol dan teofilin. serta tentukan konsentrasi
paracetamol dan teofilin yang terkandung dalam sampel.

C. Pengoprasian Alat Analisis (Spektrofotometer + komputer )

a. Menghidupkan UV/Vis Spectrophotometer AMV11PC

Spektrofotometer dihidupkan dengan menekan tombol “ON/OFF”


(1=ON, 0=OFF). Tunggu 20 hingga instrument terkalibrasi.

Komputer dihidupkan dan pengaturan spektrofotometer dilakukan


pada komputer menggunakan software “MetSpec Pro” (user: admin
& password : a12345). Klik konfirm untuk menghubungkan
komputer dengan spektrofotometer. Jika telah terhubung akan
muncul “welcome”.
b. Membuat kurva untuk larutan standar (baku).

Pilih menu “Standard Curve”

Klik “Standard Curve setting ” diedit pada :


 “parameter” lengkapi keterangan pada “company ; curve
name; unit = satuan; No of std sample = 4 (jika terdiri dari 3
larutan standar & 1 larutan blanko).
 “Wavelength list”  ketik panjang gelombang yang digunakan
 “Standard Sample list”  ketik nama dan konsentrasi larutan
standar yang diukur

Kalibarasi larutan blanko dengan menggeser kuvet yang berisi


larutan blanko sejajar monokromator dan detektor pada
spektrofotometer. Kemudian pada computer klik toolbar “set to
zero”.

Mulai pembacaan larutan standar pertama, kedua , ketiga


dengan menggeser kuvet yang berisi larutan tersebut sejajar
monokromator dan detektor pada spektrofotometer.
Kemudian pada komputer klik toolbar “start”.

c. Menscan Panjang gelombang

Pilih menu “ Wavelength Scan”.

Pada Wavelength Scan Setting pilih parameter  lengkapi “ start


wavelength” (panjang gelombang tertinggi yang digunakan) ; “end
wavelength” (panjang gelombang terendah yang digunakan); &
“wavelength interval(nm)”  klik confirm
Persiapan menscan panjang gelombang dengan menggeser kuvet
yang berisi larutan blanko sejajar monokromator dan detector 
klik “set to zero” pada toolbar untuk set baseline dan muncul tulisan
“baseline has been esthablish”  ok  quit

Mulai pembacaan / scan panjang gelombang dengan dengan


menggeser kuvet yang berisi larutan sampel yg diukur sejajar
monokromator dan detector  klik “start” pada toolbar. Kegiatan
yang sama dilakukan untuk sampel berikutnya.

Setelah selesai pembacaan/ scan panjang gelombang pada tiap


larutan sampel, pada komputer akan muncul kurva kalibarasi sampel
tersebut.

d. Analisis Simultan

Pilih menu “ Multi-Wavelength Analysis”.

Pada Multi-Wavelength Analysis Setting, pilih “parameter”  edit


number of samples, number of wl ( banyak panjang gelombang
yang digunakan), unit.

Kemudian pada Multi-Wavelength Analysis Setting, pilih


“wavelength list” ketik Panjang gelombang yang digunakan.

mulai pembacaan dengan menggeser kuvet yang berisi sampel


sejajar monokromator dan detector  klik “set to zero”  “start”
D. Tugas dan/atau pertanyaan

Buat kurva absorpsi larutan baku parasetamol, teofilin dan tentukan


panjang gelombang maksimumnya.

Tentukan absorbansi setiap larutan pada masing-masing panjang


gelombang maksimumnya

Hitung absortivitas molar parasetamol dan teofilin pada masing-


masing panjang gelombang maksimumnya

Tetapkan konsentrasi masing-masing komponen pada larutan


Sampel yang telah disiapkan oleh Asisten Praktikum

Bahas hasil yang diperoleh pada percobaan hari ini dalam laporan!
6. Data Pengamatan
Tabel 1. Absorbansi Parasetamol, Teofilin, dan Sampel pada rentang
panjang gelombang 200nm-300nm.
λ (nm) Absorbansi Absorbansi Absorbansi Absorbansi
Parasetamol Teofilin Campuran Sampel
198
201
204
207
210
213
216
219
222
225
228
231
234
237
240
243
246
249
252
255
258
261
264
267
270
273
276
282
285
288
291
294
297
300

Tabel 2. Absorbansi Parasetamol, Teofilin. Dan Sampel pada panjang


gelombang maksimum ………
(nm);………………..(nm);……………………...(nm)

λ (nm) Absorbansi Absorbansi Absorbansi Absorbansi


Parasetamol Teofilin Campuran Sampel
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Gandjar, I.G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar. Hal. 419, 425.

Galichet, L. Y. 2005. Water in Rowe, C. R., Sheskey, P. J., dan Owen, S. C.,
(Eds)., Handbook of Pharmaceutical Excipient, Fifth Edition, 802-
806. London UK.: Pharmaceutical Press.

Maharianingsih. 2019. Modul Praktikum Analisis Farmasi. Denpasar: Institut


Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali.

Moffat, A.C., et al. 2005. Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons. Pharmaceutical
Press.

Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference, Thirty Sixth
Edition. New York.: Pharmaceutical Press.

United States Pharmacopeia Convention. 2007. United States Pharmacopoeia National


Formulary, USP 30/NF 25. Twinbrook Parkway: United States
Pharmacopeial Convention.

Anda mungkin juga menyukai