Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan
organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk bergerak
aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi,
aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot
adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil tersusun dari protein
kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin (Awik, 2004).

Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan
energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Oleh karena itu, banyak jenis otot yang saling
berhubungan walaupun jenis otot terdiri dari otot lurik, otot jantung, dan otot rangka. Ketiganya
mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda pula.

Otot merupakan suatu organ yang sangat penting bagi tubuh kita, karena dengan otot tubuh
kita dapat berdiri tegap. Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh kita
agar dapat bergerak. Otot merupakan alat gerak aktif, ini adalah suatu sifat yang penting bagi
organisme. Sebagaian besar otot tubuh ini melekat pada kerangka yang menyebabkan dapat
bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian kerangka dalam suatu letak
yang tertentu.

Otot merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif dan memelihara sikap tubuh.
Dalam tubuh kita terdiri dari bermacam-macam jenis otot serta mempunyai sifat dan cara kerja
sendiri-sendiri, untuk saling menujang agar kita dapat bergerak.

Daging merupakan bahan pangan yang dihasilkan dari perubahan post mortem (pascamerta)
dari otot strip, otot yang membalut tulang rangka tubuh (skeletal), dikenal sebagai jaringan
muskuler. Jaringan muskuler merupakan jaringan yang sangat berkembang dan sangat spesifik,
dimana berlangsung perubahan energi kimia menjadi energi mekanik yang menjamin
penanganan dan pergerakan. Sistem ini yang menjamin metabolisme energetik jaringan muskuler
dan peranannya sangat besar terhadap warna, tekstur dan kompoisisi otot.

Sistem ini yang mempengaruhi secara langsung sedikit atau banyaknya terhadap
karakteristik organoleptik (sensorik) daging dan merupakan penanggung jawab yang besar pada
heterogenitas yang teramati pada tingkat sifat-sifat daging. Dengan demikian pengetahuan
tentang karakteristik otot melalui struktur dan sifat-sifat jaringan muskuler diperlukan dalam
pemilihan otot dan perlakuan optimal yang diterapkan pada otot.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari sistem otot ?


2. Apa fungsi dari otot ?
3. Apa saja bagian-bagian dari otot ?
4. Apa saja jenis-jenis otot ?
5. Bagaimana sifat kerja gerak otot ?
6. Bagaimana mekanisme gerak otot ?
7. Bagaimana kontraksi dan relaksasi otot?

2
BAB II

PEMBAHASAAN
2.1. Pengertian Sistem Otot

Sistem otot adalah jaringan yang ada didalam tubuh manusia berupa alat gerak aktif yang
menggerakkan tulang sehingga menyebabkan suatu organisme atau indvidu dapat bergerak. Otot
bekerja dengan cara berkontraksi dan berelaksasi. Otot terdiri dari sel – sel yang terspesialisasi
untuk kontraksi yaitu mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam ukuran panjang
dan memungkinkan sel – sel untuk memendek. Sel – sel tersebut sering disebut serabut – serabut
otot. Serabut – serabut otot disatukan oleh jaringan ikat

2.2. Karakteristik Otot

Tiap serabut otot, banyak dari padanya di kelompokkan merupakan otot, memiliki empat sifat:

1. Iritabilitas. Otot memiliki kemampuan menerima dan menanggapi bermacam rangsang.


2. Kontraktilitas. Bila menerima rangsang. Otot memiliki kemampuan untuk memendek.
3. Ekstensibilitas. Otot memiliki sifat dapat memanjang, baik dalam keadaan aktif maupun
pasif.
4. Elastisita. Bila otot dalam keadaan memendek atau memanjang, otot memiliki kemampuan
untuk kembali kepada panjangnya waktu istirahat atau bentuk normal.

2.3. Struktur Sistem Otot

Struktur Sistem Otot Manusia

Otot memiliki struktur dan komponen tersendiri yaitu

1. Tendon

Jaringan ikat fibrosa (tidak elastic) yang tebal dan berwarna putih yang
menghubungkan otot rangka dengan tulang. Urat – urat ini berupa serabut – serabut simpai
yang putih, berkilap, tidak elastic. Aponeuroses adalah lembaran – lembaran datar atau
simpai dari jaringan fibrus dengan maksud untuk memuat kelompok-kelompok otot dan
adakalanya membawa sebuah otot dengan bagian yang menggerakkannya.

2. Fascia

Merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus dan areolar yang membungkus
dan menghimpun otot menjadi satu. Setiap fasciculus dipisahkan oleh jaringan ikat
perimysium. Di dalam pascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot. Di antara
endomysium dan berkas serat otot tersebar sel satelit yang berfungsi dalam perbaikan
jaringan otot yang rusak. Dalam bagian – bagian tertentu seperti dalam telapak tangan,
fascia ini sangat padat dan kuat. Contohnya adalah fascia Palmaris dan fascia plantaris.

3. Sarcolemma (membrane sel/serat otot) dan sarcoplasma

Yang merupakan unit struktural jaringan otot yang berdiameter 0,01 – 0,1 mm
dengan panjang 1-40 mm yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung
otot, besar dan jumlah jaringan terutama jaringan elastic akan meningkat sejalan dengan
penambahan usia. Setial 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic tipis yang disebut
3
sarcolemma. Protoplasma serat otot yang berisi materi semicair disebut sarkoplasma. Di
dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yang
disebut myofibril.

4. Miofibril

Merupakan serat – serat yang terdapat dalam otot. Di bawah mikroskop, miofibril
akan tampak seperti pita gelap & terang yang bersilangan. Pita gelap (thick filament)
dibentuk oleh myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin &
tropomiosin.

5. Miofilamen

Merupakan benang – benang / filament halus yang merasal dari myofibril. Terbagi
atas dua macam yaitu miofilamen homogeny (terdapat pada otot polos) dan miofilamen
heterogen terdapat pada otot jantung / otot kardiak dan pada otot lurik.

6. Sarkoplasma

Markoplasma merupakan cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana
myofibril dan miofilamen berada.

7. Rektikulum sarkoplasma

Rektikulum adalah bagian padat dari fasia dalam dan menambatkan tendon – tendon
yang berjalan melalui pergelangan dan mata kaki masuk kedalam tangan dan kaki.
Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot. Tubulus – tubulus
yang sejajar dengan miofibril, yang pada garis Z dan zona H bergabung membentuk
kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus transversal (Tubulus T). Tempat
penyimpanan ion Ca2+. Tubulus T mencapai saluran untuk berpindahnya cairan yang
mengandung ion.ubulus T dan rektikulum sarkoplasma berperan dalam metabolisme,
eksitasi, dan kontraksi otot.

Mioglobin : merupakan pigmen yang ada pada otot, berguna sebagai pengikat oksigen.

Motor end plates : merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.

2.4. Fungsi Otot

Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena
satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan kedua
memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan kedua . Dengan
demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . Tonus yang maksimum terus –
menerus disebut tetanus. Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah
kaya akan suplai darah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan
senyawa seperti hemoglobin yang mampu mengikat O2 dean menyimpannya di dalam otot. Otot
merah juga mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh energi. Sebaliknya, otot putih
memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin. Akan tetapi, otot putih terspesialisasi untuk
melakukan pernapasan anaerobik untuk menghasilkan energi tanpa O2 sehingga cepat
berkontraksi meskipun cepatlelah.

4
2.5. Jenis-jenis Otot
a. Otot Polos (otot volunter)
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong.
Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang
terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan
usus.
Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada:

1. Dinding saluran pencernaan

2. Saluran-saluran pernapasan

3. Pembuluh darah

4. Saluran kencing dan kelamin

Ciri-ciri Otot Polos

 Waktu kontraksi antara 3 sampai 180 detik


 Bentuk dari otot polos seperti perahu
 Terletak pada organ dalam
 Memiliki satu inti sel yang berada ditengah
 Pergerakannya dari otot polos lambat, dan mudah lelah
 Dipengaruhi oleh saraf otonom
 Otot polos biasanya berada pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot di saluran
kemih,
 Tidak diperintah oleh otak atau tidak dipengaruhi oleh otak

Gambar 1 otot polos

5
b. Otot lurik

(Otot Rangka) Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini
bekerja di bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur
melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-
selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi
dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki
kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Gabungan otot berbentuk
kumparan dan terdiri dari bagian:

1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung


2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon)
tersusun dari j aringan ikat dan bersifat keras serta liat.

Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:

1) Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2) Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi. Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami
hipertrofi, Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi
kisut atau mengalami atrofi. Kebanyakan otot rangka (jumlah dalam manusia Å 600)
menyambungkan tulang ke tulang; ada yang menggerakkan bahagian tertentu tanpa
melibatkan tulang, misalnya kelopak mata, otot sfinkter, lidah. Otot rangka hanya
mampu menarik, tidak menolak. Oleh itu, untuk menggerakkan anggota (pergerakan
tulang) otot lazimnya berpasangan, disebut pasangan antagonis. Contoh: untuk
membengkokkan tangan, otot biseps mengecut dan pasangan antagonisnya, otot
triseps mengendur (m.s.1039 Campbell; m.s. 846 Audesirk & Audesirk).
Bagaimanakah pasangan otot antagonis dikawal? Maklumat eferen somatik
merangsang otot pertama (melalui neurotransmiter perangsang) dan merencat otot
kedua (melalui neurotransmiter perencat). Otot rangka kelihatan berjalur dan tersusun
dalam keadaan selari. b. Otot Polos Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot
alat dalam (otot viseral). Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan
halus. Masing – masing sel memiliki satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot
polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos
terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnya pada: 1. Dinding saluran pencernaan 2.
Saluran-saluran pernapasan 3. Pembuluh darah 4. Saluran kencing dan kelamin c.
Otot Jantung : Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya

6
saja serabut-serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi
oleh saraf otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat
berjalur seperti otot rangka. Otot jantung dikawal oleh sistem saraf autonomi. Setiap
sel bersambung-sambung dengan sel lain melalui cakera interkalari yang berupaya
mengalirkan arus elektrik dari sel ke sel. Manfaat: supaya pengecutan jantung
terselaras untuk mengepam darah. Otot jantung mengecut secara spontan walaupun
tiada rangsangan diterima dari sistem saraf pusat. Letak inti sel di tengah. Dengan
demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yangbekerjatidakmenurutkehendak.

Ciri-Ciri Otot Lurik :

 Bentuk selindris dengan garis gelap terang


 Melekat pada rangka
 Bekerja secara sadar dengan perintah otak
 Cepat dan mudah lelah
 Bentuk yang panjang dan m
 emiliki banyak inti sel (multi sel)
 Mempunya pigmen mioglobin
 Inti sel yang berada di tepi

Gambar 2 otot lurik

7
c. Otot Jantung

Otot jantung atau myocardium adalah otot yang bekerja secara terus menerus tampa
istirahat atau berhenti. Otot jantung merupakan perpaduan antara otot lurik dan otot polos
karna adanya persamaan yang ada pada otot jantung misalnya, memiliki sisi gelap terang dan
inti sel yang berada ditengah. Otot jantung berfungsi dalam memompa darah ke seluruh
tubuh. Otot Jantung bekerja dibawah kesadaran manusia saraf yang memengaruhi otot
jantung adalah saraf simpatik dan parasimpatik

Ciri-Ciri Otot Jantung :


 Otot jantung yang berbentuk silindris
 Memiliki percabangan disebut sinsitium
 Otot Jantung terletak pada jantung
 Memiliki satu Inti sel yang berada ditengah
 Bekerja tampa kesadaran manusia
 Bekerja terus menerus dan tak membutuhkan istirahat

Gambar 3 otot jantung

Gambar 4 tabel perbedaan otot polos,otot lurik dan otot jantung

8
2.6. Sifat Kerja Otot

Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Antagonis

Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot pertama
berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat.
Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang
kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah
otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas
bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada
tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep
berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep
berkontraksi dan otot bisep berelaksasi. Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya
menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya adalah:

1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.

2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar
bahu dan sikap sempurna.

3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.

4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan


menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

b. Sinergis

Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya
pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau
menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan
tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya,
otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator,
yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup. Gerakan pada
bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi,
maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi
yang dimilikinya. Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot
tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan
tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus
mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi
semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari
kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian
kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda.
Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis.

9
2.7. Anatomi Otot Manusia

1. Otot Kerangka

Sebagian besar otot tubuh melekat pada rangka, bergerak secara aktif sehingga dapat
menggerakkan bagian kerangka dalam suatu garak tertentu. Jadi otot kerangka merepakan alat
yang menguasai gerak aktif dan memelihara sikap tubuh. Dalam keadaan istirahat keadaanya
tidak kendur sama sekali, tetapi mempunyai ketegangan sedikit yang disebut tonus.

2. Otot Bagian Kepala

Otot bagian kepala di bagi menjadi 5 bagian yaitu :

a. Otot pundak kepala, dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a) Muskulus frontalis : berfungsi mengerutkan dahi dan menarik dahi mata

b) Oksipitalis, terletak dibagian belakang yang berfungsi menarik kulit belakang

b. Otot wajah

a) Otot mata dan otot bola mata sebnyak 4 buah

b) M. Oblikus Okuli/ otot bola mata sebanyak 2 buah yang berfungsi memutar mata

c) M. Orbikularis Okuli/ otot lingkar mata yang terdapat di sekeliling mata yang
berfungsi sebagai penutup mata

d) M. Levator Palpebra Superior, terdapat pada kelopak mata yang berfungsi


menarik, mengangkat, kelopak mata atas

c. Otot mulut dan pipi

a) M. Triangularis dan M. Orbikularis/ otot sudut mata berfungsi menarik sudut


mulut kebawah

b) M. Quadratus Labii Superior/ otot bibir atas yang mempunyai origo pinggir lekuk
mata menuju bibir atas dan hidung

c) M. Quadratus Labii Inferior, terdapat pada dagu, lanjutan otot leher berfungsi
menarik bibir kebawah dan membentuk mimik muka kebawah

d) M. Buksinator yang membentuk dinding samping rongga mulut befungsi


menahan makanan waktu mengunyah

e) M. Zigomatikus/otot pipi yng berfungsi mengangkat dagu mulut ke atas waktu


senyum

d. Otot pengunyah, bekerja pada waktu mengunyah

a) M. Maseter yang berfungsi mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka

b) M. Temporalis yang berfungsi menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang.


M. Pterigoid internus dan eksternus yang berfungsi menarik rahang bawah ke depan.

10
e. Otot lidah

a) M. Genioglosus yang berfungsi mendorong lidah ke depan

b) M. Stiloglosus yang berfungsi menarik lidah ke atas dan ke belakang

3. Otot Leher

Otot bagian leher bagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a) M. Platisma, terdapat disamping leher menutupi sampai bagian dada. yang


berfungsi menekan mandibula, menarik bibir kebawah dan mengerutkan kuli bibir

b) M. Sternokleido mastoid terdapat disamping kiri kanan leher yang berfungsi


menarik kepala ke samping, ke kiri, ke kanan, memutar kepala,

c) M. Longisimus Kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis, ketiganya


terdapat dibelakang leher dengan fungsi untuk menarik kepala belakang dan
menggelengkan kepala

4. Otot Dada

Otot ini terdiri atas :

a) M. Pectoralis Mayor (otot dada besar), yang berfungsi dapat memutar lengan
kedepan dan menegakkan, menarik lengan melalui dada dan merapatkan lengan
kedalam

b) M. Pectoralis Minor (otot dada kecil), yang berfungsi enarik lengan belikat dan
menekankan bahu

c) M. Subklavikula (otot bawah selangka), yang berfungsi menekankan tulang


selangkanagan disendi disebelah tulang dada dan menekan sendi bahukebawah dan
kedepan

d) M. Seratus Anterior (otot gergaji depan). Berpangkal di tulang iga 1-9

e) Otot dada sejati, yaitu otot- otot sela iga luar dan otot- otot sela iga dalam, yang
berfungsi mengangkat dan menurunkan iga waktu bernafas.

5. Otot Perut

Terdiri atas :

a) M. Abdominalis internal (dinding perut)

b) Linea alba, garis tengah dinding perut

c) Lapisan sebelah luar sekali dibentuk oleh M. Obliqus Eksternus Abdominis (otot
miring luar)

11
d) Lapisan kedua dibawah otot dibentuk oleh otot perut dalam/ Muskulus Oblique
Internus Abdominis. Serabut menuju miring keatas dan ketengah

e) M. Transversus Abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke costa III terus


ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah urat yang bentuknya melintang dibungkus
oleh M. Rektus Abdominis dan otot vagina.

6. Otot Bahu Dan Lengan

A. Otot bahu

Hanya terdiri dari sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan
tulang belikat akromion yang teraba dari luar

1) M. Deltoid (otot segitiga), fungsinya mengangkat lengan sampai mendarat

2) M. Subskapularis (otot depan tulang belikat), fungsinya menegahkan dan memutar


tulang humerus kedalam

3) M. Supraspinatus (otot atas balung tulang belikat), fungsinya mengangkat lengan

4) M. Infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat), fungsinya memutar lengan


keluar

5) M. Teres Mayor (otot lengan bulat besar), fungsinya memutar lengan kedalam

6) M. Teres Minor (otot lengan belikat kecil), fungsinya memutar lengan luar

B. Otot- otot pangkal lengan atas

1) M. Biseps Braki (otot lengan berkepala dua), fungsinya membengkokan lengan


bawah siku, mrtakan hasta dan mengangkat lengan

2) M. Brakialis (otot lengan dalam), fungsinya mmbengkokan lengan bawah siku

3) M. Karako Brakialis, fungsinya mengangkat lengan

7. Otot Tungkai Atas Dan Bawah

Terdiri dari:

a) Bisep Femoris (otot kepala 2), yang fungsinya membengkokan paha dan
meluruskan tungkai bawah

b) M. Semi Membranosus (otot seperti selaput), yang fungsinya membengkokan


tungkai bawah

c) M. Semi Tendinosus (otot seperti urat), yang fungsinya membengkokan urat


bawah serta memutar kedalam

d) M. Sartorius (otot penjahit), yang fungsinya membantu gerakan flksi femur dan
membengkokan keluar

12
e) Otot tulang kering muskulus tibialis anterior, fungsinya mengangkat pinggir kaki
sebelah tengah dan memebengkokan kaki

f) Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki

g) Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki

2.8. Mekanisme Gerak Otot

Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X,
Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding
filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam
sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima
oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan
energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H
adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek
yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H
bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya
menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin
yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian
simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah,
pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi
miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP
bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.

2.9. Sumber Energi Gerak Otot

Sumber energi utama untuk gerakan (kontraksi) otot yaitu adenosin tri fosfat (ATP). Akan
tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik
saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin
fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP
dari ADP. ATP dihasilkan dari proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat dan lemak. Terjadinya
kontraksi otot sebagai akibat adanya interaksi antara protein otot aktin dan miosin yang
membutuhkan ATP melalui bantuan enzim yang dikenal sebagai enzim ATP-ase.

Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah suatu bentuk
persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam konsentrasi yang tinggi.
Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi, tetapi dapat
memberikan energinya kepada ADP.

Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah ATP. Proses
terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak membutuhkan oksigen bebas

13
(respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses anaerob. Apabila otot melakukan kontraksi
secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama maka otot akan mengalami kelelahan. Hal
tersebut terjadi sebagai akibat turunnya kandungan konsentrasi ATP dan fosfokreatin.
Sebaliknya, pada saat ini justru akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP, dan asam laktat.

Sumber lain untuk menghasilkan energi, yaitu dengan cara mengubah glikogen menjadi
glukosa (proses glikolisis). Proses glikolisis terjadi di sitoplasma sel otot (sarkoplasma) yang
membutuhkan enzim-enzim sebagai katalisator reaksi. Proses ini terjadi cepat namun hasil ATP-
nya sedikit. Proses ini dapat terjadi dalam kondisi aerob (ada oksigen) atau dalam kondisi
anaerob (tanpa ada oksigen).

Normalnya asam piruvat yang dihasilkan oleh reaksi glikolisis akan memasuki mitokondria
untuk menjalani proses selanjutnya yang disebut fosforilasi oksidatif. Bila tidak tersedia cukup
oksigen maka jalur anaerobiklah yang akan dominan, asam piruvat tidak masuk ke mitokondria
tetapi dimetabolisme menjadi asam laktat.

Biasanya persediaan kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi
lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen.
Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fospat. Perubahan tersebut merupakan
tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang
menghasilkan ATP. Glikogen adalah senyawa yang tidak larut. Oleh karena itu, harus dilarutkan
dahulu menjadi laktasidogen. Laktasidogen ini diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa
yang dihasilkan dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan energi. Energi yang dibebaskan selanjutnya
digunakan untuk membentuk ATP dan fosfokreatin. Proses ini terjadi pada saat otot berelaksasi,
dan membutuhkan oksigen bebas (respirasi aerob). Oleh karena itu, proses relaksasi disebut fase
aerob.

Penimbunan asam laktat yang terlalu banyak di dalam otot, dapat menyebabkan kelelahan.
Asam laktat yang berlebihan tersebut akan dioksidasi oleh oksigen, apabila terlalu banyak
dibutuhkan oksigen untuk mengoksidasi asam laktat dapat menyebabkan gangguan pada
pernafasan (nafas tersengal-sengal

Gambar 5 Berbagai sumber energi untuk gerakan otot

14
2.10. Kontraksi dan relaksasi Otot

Tahap-tahap kontraksi dan relaksasi otot

1. Sinyal listrik masuk ke dalam sel saraf yang menyebabkan sel saraf mengeluarkan sinyal
kimia (neurotransmiter) di celah (sinapsis) antara sel saraf dan sel otot.

2. Sinyal kimia memasuki sel otot dan berikatan langsung dengan protein reseptor yang ada di
membrane plasma sel otot (sarkolema) dan menimbulkan potensial aksi di sel otot.

3. Potensial aksi yang terjadi ini menyebar ke seluruh bagian sel otot dan masuk ke sel melalui
T-tubule.

4. Potensial aksi membuka gerbang bagi tempat penyimpanan kalsium (sarcoplasmic reticulum).

5. Ion Ca2+ bergerak ke sitoplasma sel otot (sarkoplasma) tempat di mana aktin dan miosin
berada.

6. Ion kalsium berikatan pada molekul troponin-tropomiosin yang terletak di daerah lekukan
filamen aktin. Biasanya molekul tropomiosin melilit aktin di mana miosin dapat membentuk
crossbrigdes.

7. Saat berikatan dengan ion kalsium, troponin mengubah bentuk dan menggeser tropomiosin
keluar dari lekukan aktin, memperlihatkan ikatan aktin-miosin.

8. Miosin berinteraksi dengan aktin melalui putaran crossbrigdes. Dan kemudian otot
berkontraksi, menghasilkan tenaga dan memendek.

9. Setelah potensial aksi lewat gerbang Ca2+ menutup kembali, Ca2+ yang ada di retikulum
sarkoplasma akhirnya dilepaskan dari sarkoplasma.

10. Saat itu juga troponin kehilangan konsentrasi Ca2+.

11. Troponin kembali ke posisi semula dan tropomiosin kembali melilit ikatan aktin-miosin di
filamen aktin.

15
12. Karena tidak terbentuknya site di mana terjadi ikatan aktin-miosin, maka tidak ada
crossbridges yang terbentuk dan otot kembali rileks.

Semua aktivitas di atas memerlukan energi. Otot menggunakan energi dalam bentuk ATP. Energi
dari ATP dipakai untuk mengulang kembali dari awal kepala crossbridges miosin dan
melepaskan filamen aktin. Dan untuk menghasilkan ATP, otot melakukan hal berikut:

1. Memecah fosfokreatin (bentuk penyimpanan fosfat berenergi tinggi) dan menambahkan fosfat
pada ADP untuk membentuk ATP.

2. Melakukan respirasi anaerob, menghasilkan asam laktat dan membentuk ATP.

3. Melakukan respirasi aerob, memecah glukosa, lemak, dan protein dalam suasana O2
menghasilkan ATP.

Gambar 7 : Perbedaan posisi aktin dan


miosin saat relaksasi dan kontraksi

2.11. Kelainan Pada Otot

1. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan
kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.

2. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat kronis pada
otot anak-anak.

3. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan
lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.

4. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan
menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.

5. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang.

6. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Struktutr otot terdiri atas berkas-berkas serabut otot, berkas serabut otot ini terdiri atas
sel-sel otot. Di dalam setiap sel otot terdiri atas sarkolemna, sarkoplasma, dan miofibril.
Miofibril memliliki struktur gelap dan strukur terang. Dalam pola gelap dan terang
tersebut terdapat miofilamen yang terdiri atas filamen tipis dan filamen tebal. Filamen
tipis merupakan aktin sedangkan filamen tebal merupakan mioisin. Aktin dan miosin
merupakan protein sel otot yang bertanggung jawab atas kontraksi otot, selain aktin dan
miosin, terdapat pula beberapa protein otot yang mempunyai peran penting dalam
kontraksi otot, yaitu titin, tropomiosin, dan troponin.

B. Saran

a. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

b. Semoga dengan adanya materi pada makalah ini bisa menunjang pambelajaran dan diskusi
didalam kelas.

c. Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kelancaran dan
kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya

17
Daftar Pustaka

Bakhtiar S. Biologi. 2011. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan Kementrian Pendidikan
Nasional.

Ferdinand F, Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Firmansyah R, Mawardi A, Riandi U. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Setiadi.2007.Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graham Ilmu

Wulangi. S Kartolo (2000). Prinsip-prinsip Fisiologi Manusia. DepDikBud: Bandung

18

Anda mungkin juga menyukai