Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ MACAM - MACAM STERILISASI ”

DISUSUN

OLEH :

HENDRIANSYAH

PROGRAM RPL DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN PANGKALPINANG
KELAS AKPER PANGKALPINANG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Macam – Macam Sterilisasi
dengan baik dan tepat pada waktu yang ditentukan.

Adapun makalah ini saya susun guna memenuhi tugas kuliah. Saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak – pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu
penyusun dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini tersusun baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.

Pangkalpinang, Juni 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A.Latar Belakang..................................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah................................................................................................................ 1
C.Tujuan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
A.Pengertian Sterilisasi.............................................................................................................. 2
B.Desinfeksi............................................................................................................................... 2

BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 11


A.Kesimpulan............................................................................................................................. 11
B.Saran....................................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... iii

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien yang
beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi
sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara
mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu
mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut
secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi
seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besaar bagi dunia
kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar.
Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat
menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan
lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang membahas tentang
bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya
dalam keseharian dunia keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
3. Bagaimana macam-macam sterilisasi
4. Bagaimana macam-macam desinfeksi
5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi
6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia kesehatan dan
keperawatan

C. Tujuan
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
kami menyimpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan.
2. Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi dan desinfeksi.
3. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan desinfeksi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi


A. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-
lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang
a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan
organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh miroorganisme
dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi.
Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman
apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus,
stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi
cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan steralisasi ulang.

B. Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia
atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat
atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada
benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari
toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris
organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan
dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan
"tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat
membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
5
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti
iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat
dipakai satu dari tiga desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat
menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.
Kriteria desinfeksi yang ideal:
a. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
b. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban
c. Tidak toksik pada hewan dan manusia
d. Tidak bersifat korosif
e. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
f. Tidak berbau/ baunya disenangi
g. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
h. Larutan stabil
i. Mudah digunakan dan ekonomis.

2. Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi


Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
·
3. Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi:
a. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron)
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan
yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik

b. Sterilisasi secara fisik


Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
a) Pemanasan
 Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L,
dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.
 Panas kering:
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat
yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar
1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu
dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara
sempurna.
6
 Uap air panas
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah
Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik
ini: Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum
 Uap air panas bertekanan
Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang
bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik
digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan.diinkubasi
selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak
Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan
dalam autoklaf

b) Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu Membunuh kuman: tbc,
brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari
sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit.

c) Penyinaran dengan sinar UV


Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
a. Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
b. absorbsi as. NukleatàDaya kerja
c. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
d. penetrasi lemahàKelemahan

d) Sinar ion bersifat hiperaktif


Sering digunakan padaàGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan makanan, terutama bila
panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan disposable: alat suntikan
cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
“sterilisasi dingin”

c. Sterilisasi dengan Cara Kimia


a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
 Rongga (space)
 Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
 Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
 Pengenceran harus sesuai dengan anjuran

7
 Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah
menguap
 Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan
disinfekstan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia
 1.Jenis bahan yang digunakan
 2.Konsentrasi bahan kimia
 3.Sifat Kuman
 4.pH
 5.Suhu

c. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi


a) Alkohol
 Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel rusak
 Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk aktif

b) Halogen
 Mengoksidasi protein kuman

c) Yodium
 Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
 Efektif terhadap berbagai protozoa

d) Klorin
 Memiliki warna khas dan bau tajam
 Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah

e) Fenol (as. Karbol)


 Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan tegangan
permukaan
 Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan

f) Peroksida (H2O2)
 Efektif dan nontoksid
 Molekulnya tidak stabil
 Menginaktif enzim mikroba

g) Gas Etilen Oksida


 Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik

8
4. Macam-macam Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau
secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada
jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan
sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris
organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan :
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang
dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi
permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

2. Aldehida

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik
tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas
dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades,
karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus
memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2%
efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu
10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.

3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen
digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air
digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan
sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan
salivary mucus.

4. Senyawa halogen.

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.Walaupun
murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh
bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang
terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan

9
sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak
digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai
antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan (misalnya Dettol).

a. Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan
dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan
“tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat
membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti
iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
a. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru setiap hari dengan
akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang efektif bagi kain
atau bahan plastik.

b. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari. Keuntungannya
adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan warna pada instrumen atau
permukaan keras.

c. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 : 10


hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis
logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan
pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.

Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan
diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat menengah” bila permukaan tersebut
dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

5. Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi


Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media, dan lain-lain)
dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a
patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam
membunuh mikroorganisme patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan desinfeksi memiliki
perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang sama. Namun sterilisasi memiliki
guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.

10
6. Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan Dan
Keperawatan
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan
mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga
dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang
terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
sterilisasi gas (formalin, H2O2).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang bersalin, selain
menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk prosedur invasive sepeti:
a. Mengisap jalan napas pasien
b. Memasukkan kateter urinarius
c. Mengganti balutan luka
Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal kertas berlilin atau
kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat kebanyakan peralatan dan
suplai dibersihkan serta desterilkan.Hasil prose ini dimonitor oleh laboratorium mirobiologi
secara teratur.
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta bahan yang dijual dalam
keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, jarum, srung tangan dan masker, tidak saja
mengurangi waktu yang diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan
peralatan, tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
d. Sanitasi lingkungan rumah sakit
Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan pencemaran oleh mikrobe
dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan cara-cara untuk mengurangi pencemaran,
dilakukan pengambilan contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.Pinggan-
pinggan petri yang menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah pembersihan
merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para petugas yang baru.
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan kombinasu pergeseran
dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah cukup, kecuali bila spencemrannya hebat, maka
perlu digunakan desinfektan.Agar efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang cukup
selama waktu tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu menjaga air untuk
mengepel agar tidak tercemar.Kain pel harus di cuci dan di keringkan baik-baik setiap hari untuk
mengurangi pencemaran. Seember larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan untuk
membersihkan permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai seharian, maka
dapat mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah dibandingkan sebelum di
bersihkan.
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis lebih mudah dicapai.
e. Universal Precaution
Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui darah .Berlaku universal
,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap
tenaga medis harus menyadari bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.
11
f. Cuci Tangan
Pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan yang mendarah daging
bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan walaupun memakai sarung tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa
digantikan dengan sarung tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika melakukan prosedur
invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort :
2. Masker :
3. Sarung Tangan
4. Kaca mata pelindung/goggles
g. Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah. Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau
ruang tetap bersih atau steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis.
Membakar sampah medis sampai menjadi arang.
h. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalam membunuh mikroorganisme patogen.
2. Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi Mencegah makanan
menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri Mencegah
kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Adapun
desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau
sodium hipokrit.

B. Saran
1. Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin keselamatan
kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk
mencegah ataupun mengendalikan infeksi.
2. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses
pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan


 Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994
 Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, EGC,
Jakarta.
 Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar
 Manusia.Jakarta:Salemba Medika
 Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EG

14

Anda mungkin juga menyukai