Anda di halaman 1dari 6

KASUS MIKROBIOLOGI

1. Uraian Kasus

Laboratorium di sebuah rumah sakit mendapatkan sampel kiriman dari poli khusus,
sampel tersebut sudah dalam bentuk preparat. Pewarnaan dikerjakan oleh analis A di
laboratorium. Analis B melakukan pembacaan preparat namun ketika disamakan
dengan formulir permintaan ternyata pewarnaan yang dikerjakan oleh analis A tidak
sesuai dimana analis A melakukan pewarnaan Ziehl Nellsen untuk BTA sedangkan
permintaan pada form adalah pewarnaan gram.

2. Analisa Kasus

a. Pre Analitik
Waktu pengambilan setiap saat terutama pada fase akut , sebaiknya sebelum
pemberian antimokroba.
 Peralatan dan Bahan
Persiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel
Peralatan :
Spatula lidah

Bahan
Lidi kapas steril
Media transport (Amies/stuart Media)
Media isolasi (Agar darah, Agar Cystin Tellurite, Agar Loeffler)
Pewarna gram dan Neisser

 Identitas
Formulir permintaan pemeriksaan sebaiknya memuat secara lengkap :
Tanggal permintaan
Tanggal dan jam pengambilan spesimen
Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik)
Identtits pengirim ( nama, alamat, nomor telepon)
Identits specimen ( jenis, volume, lokasi pengambilan)
Pemeriksaan laboratorium yang di minta
Nama pengambil spsimen
Transport media
Ketrangan klinis : diagnosis atau riwayat singkat pnyakit, riwayat pengobatan.

 Label wadah spesimen yang dikirim ke laboratorium, diberi label yang harus
memuat : Tanggal pengambilan specimen dan identitas pasien

 Penyimpanan spesimen
Bila spesimen tidak dapat dilakukan pemeriksaan pada hari yang sama,
spesimen disimpan dalam refrigerator (20 – 80)

 Pengiriman spesimen
Pengiriman spesimen dilakukan dengan menggunakan “ cool box ” (20 – 80)
kecuali jika waktu perjalanan yang diperlukan kurang dari 24 jam

 Pelabelan preparat
Preparat sampel diberi label berisi identitas pasien dan jenis pewarnaan.
b. Analitik
 Lama pewarnaan
 Perhatikan zat warna
c. Post Analitik
 Pencatatan
Pada tahap post analitik, pencatatan dan pelaporan hasil harus dilakukan
dengan benar dan jelas.

3. Pembahasan

Analis A mengira bahwa preparat tersebut adalah preparat BTA karena


apusannya besar. Juga pada preparat tidak ditulis jenis pewarnaan atau
pemeriksaan yang diminta.
Analis B menginstruksikan untuk mengulang pewarnaan dengan preparat
yang sama dengan preparat yang sudah diwarnai sebelumnya namun terelbeih
dahulu dibilas dengan asam alkohol.

Seharusnya pengulangan dilakukan dengan menggunakan preparat yang baru


karena dikhawatirkan masih ada zat warna yang menempel pada preparat
sehingga mengganggu pembacaan.

4. Dasar Teori
Pewarnaan Diferensial (Gram)
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif
dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans
Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun
1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan
zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif
akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan
alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram,
suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah
muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
a. Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara
bakteri gram negative tidak.
b. Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil
ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru
atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan
berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini
terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri
(Aditya,2010)

Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat
diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki
selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan
dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh
alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).

Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi
terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu
dekolorisasi terlalu pendek (Fitria, 2009).
Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif dan gram negatif.
Sifat Bakteri garam (+) Bakteri gram negatif(-)
Komposisi dinding sel Kandungan lipid rendah (1- Kandungan lipid tinggi
4%)
Ketahanan terhadap Lebih sensitif Lebih tahan
penisilin
Penghambatan oleh Lebih dihambat Kurang dihambat
pewarna basa (VK)
Kebutuhan nutrisi Kebanyakan spesies relatif Relatif sederhana
kompleks
Ketahanaa terhadap Lebih tahan Kurang tahan
perlakuan fisik
(Manurung, 2010).

Pewarnaan tahan asam yang umum digunakan adalah pewarnaan Zieh –


Neelson dengan pewarna utama karbol fuksin dengan pemanasan dan pewarna
tandingan metilen blue Loeffler. Perlakuan panas tersebut diganti dengan
penggunaan pembasah yaitu suatu deterjen untuk mengurangi tegangan
permukaan lemak, untuk menjamin penetrasi. Pewarna yang mengandung
pembasah ini disebut pewarna Kinyoun (Purwoko, 2010).

Sekali sitoplasma terwarnai, maka sel-sel organisme seperti mikobakteri


menahan zat warna tersebut dengan erat, artinya tidak terpucatkan sekalipun
oleh zat yang bersifat keras seperti asam alkohol (yaitu 3% HCL dalam etanol
95%). Alkohol asam ini merupakan pemucat yang sangat intensif dan jangan
dikelirukan dengan alkohol-aseton yang banyak digunakan dalam prosedur
pewarnaan Gram. Kondisi pewarnaan ini, organisme yang dapat menahan zat
warna itu dikatakan tahan asam dan tampak merah. Bakteri biasa yang
dindingnya tidak bersifat terlampau lipoidal, pewarna karbol fuksin yang
mewarnai sel dapat dengan mudah dipucatkan oleh alkohol-asam dan
karenanya dikatakan tak tahan asam. Tercucinya karbol fuksin dapat
diperagakan oleh terserapnya pewarna tandingan biru metilen oleh sel,
sehingga bakteri tersebut tampak biru (Hadioetomo, 1993).
Pewarnaan Ziehl Neelsen. Larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh
permukaan sediaan, kemudian dipanaskan diatas nyala api sampai keluar asap
tetapi tidak sampai mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian
dibiarkan dingin selama 5-7 menit lalu kelebihan zat warna dibuang dan
dicuci dengan air yang mengalir perlahan. Setelah itu larutan asam alkohol
3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada sediaan dan dibiarkan 2-4 menit
kemudian dicuci dengan air mengalir selama 1-3 menit, kelebihan larutan
dibuang. Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai menutup seluruh
permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan dibuang dan dicuci dengan air
mengalir (Karuniawati, 2005).

Anda mungkin juga menyukai