Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Perkembangan teknologi informasi implikasinya era industri 4.0 terhadap audit, dikaitkan
dengan kuliah (pemeriksaan akun, akun kas, piutang, dll yg sdh di bahas)
1. Latar belakang (perkembangan terkini era digitalisasi, proses auditing sebelum era
digitalisasi, perubahan dalam hal melakukan pemeriksaan)
2. Bagaimana proses dari pemeriksaan akun tadi (piutang(cth) apa, prosedur apa, IC nya apa)
(perkembangan terkini era digitalisasi, proses auditing sebelum era digitalisasi, perubahan
dalam hal melakukan pemeriksaan)
Latar belakang
Auditing adalah sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki
kompetensi dan bersikap independen mengenai perolehan dan penilaian atas bukti secara
objektif. Kegiatan ini dilakukan dengan pengumpulan dan penilaian atas bukti-bukti informasi
yang dapat dikuantifikasikan dan terkait pada suatu entitas ekonomi tertentu berkenaan
memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akutan publik sebagai
pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaanya akan memberikan pendapat
mengenai kewajiban posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
atas kewajaraan dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas
yang sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku umum, disebut “Auditor”. Akuntansi baru
dikenal di Indonesia awal tahun 1950-an ketika perindustrian di Indonesia sedang ramai
didirikan. Bahkan saat itu sistem akuntansi Amerika mulai diperkenalkan di perguruan tinggi
di Indonesia. Namun pada masa penjajahan Belanda, Indonesia belum begitu mengenal audit
dikarenakan saat itu jumlah perusahaan yang ada masih terbilang minoritas. Walau demikian
perusahaan-perusahaan Belanda saat itu tetap mengikuti model pembukuan dari negaranya.
Prosedur audit yang dilakukan pada akhir abad 19 sampai dengan awal abad 20-an
adalah pemeriksaan secara lengkap pada setiap transaksi dan melakukan koreksi pada setiap
akun yang salah saji pada laporan keuangan. Sekitar tahun 1890an, Negara Inggris dan
Amerika Serikat melihat perlunya cara yang lebih efisien dan tidak memakan biaya besar,
sehingga munculnya teknik sampling dalam proses audit, teknik ini mengambil transaksi-
transkasi yang berjumlah besar dari populasi data yang ada untuk diperiksa kebenarannya
yang saat ini dikenal dengan istilah Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit).
Namun memasuki pada abad ke- 20 proses auditing mulai berkembang seiring dengan
perkembangan jaman dan era digitalisasi yang berkembang pesat. Hal ini tentu saja disebabkan
oleh banyaknya bisnis-bisnis yang memasuki industri berbasis teknologi, ini yang menyebabkan
auditor tidak bisa lagi melakukan prosedur audit sebagaimana mestinya dengan memeriksa
persediaan di gudang, surat utang-piutang, bahkan kas atau setara kas suatu perusahaan. Maka
semua nya akan berubah dalam hal pemeriksaan, dari itu Auditing berkembang begitu pesar juga
yang mana pemeriksaan terhadap suatu perusahaan tidak terlalu rumit seperti era 20-an yang
memakan biaya dan waktu yang sangat lama. Sekarang sangat banyak kantor-kantor akutan
publik yang menggunakan Aplikasi Auditting dan tentu saja ini mempermudah pekerjaan auditor
Dengan perkembangan pemeriksaan di era digitalisasi 4.0 tujuan dari auditor tetap untuk
mendapat kewajaraan dalam laporan keuangan. Begitu juga dengan Opini yang dihasilkan tidak
akan berubah, yaitu Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, Pendapat Wajar dengan Pengecualian,
Pendapat Tidak Wajar, Pernyataan tidak memberikan pendapat, Opini Wajar Tanpa
Rumusan Masalah
2. Bagaimana Proses Pemeriksaan Piutang Usaha dan Piutang Lainnya, Internal Control
3. Bagaimana Implikasi Dari Pemeriksaan Kas Dan Setara Kas Pada Era Digitalisasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian, Jenis, dan Standar Audit
- Pengertian
Auditing atau audit adalah sebuah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan juga
keuangan yang telah disusun oleh manajemen serta catatan-catatan pembukuan dan bukti
keuangan. Ada beberapa hal yang dianggap penting dalam pengertian auditing yang harus
juga mengevaluasi, harus menjadi pihak yang objektif dan juga netral, tidak boleh
2. Sistematis
Proses auditing berjalan maka haruslah terarah dan terstruktur, tidak bisa
melakukannya secara acak. Selain itu, prosedur dalam auditing memiliki tujuan yang
jelas dan dilakukan dengan sistematis. Dengan proses yang teratur mengandung
makna bahwa auditing dilakukan dengan perencanaan yang matang dan juga baik,
3. Menentukan Standar
sebelum membandingkan dengan asersi atau informasi yang terkandung daam sebuah
laporan manajemen atau laporan keuangan. Tentunya standar ini sudah mendapat
untuk perbandingan ketika bekerja. Selain itu audit juga membandingkan antara
output atau outcomes dari sebuah perusahaan dengan input atau antara biaya dan
Kriteria yang ditentukan dapat berupa sistem atau prosedur yang disepakati atau juga
ditetapkan sebelumnya. Hal ini bisa ditentukan berupa standar keuangan, aturan tetap,
pagu anggaran maupun ukuran kinerja manajemen tersebut. Kriteria yang ditentukan
dan evaluasi bukti laporan, dimana proses audit keuangan dilakukan oleh pihak
eksternal.
mulai dari prosedur hingga metode kerja suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk
pekerjaan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak yang punya otoritas lebih
tinggi.
4. Audit Kinerja, yaitu pemeriksaan terhadap instansi pemerintah dalam menentukan sisi
Ekonomis, Efektivitas, dan Efisiensi (3E). Audit ini juga memperhatikan manfaat
2. Audit Khusus, yaitu pemeriksaan yang diminta oleh suatu perusahaan untuk ruang
lingkup tertentu saja. Misalnya, perusahaan ingin mengaudit divisi keuangan saja
- Standar Audit
1. Standar Umum
a. Pemeriksaan harus dilakukan pihak yang punya keahlian yang memadai sebagai
c. Seorang auditor harus memakai keahliannya secara cerma dan seksama dalam
c. Di dalam laporan auditor harus terdapat pernyataan atau pendapat mengenai suatu
d. Bila dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak konsisten, maka di dalam
diperbaiki.
Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau
jasa secara kredit. Piutang lain-lainnya adalah piutang yang timbul dari transaksi di luar
kegiatan usaha normal perusahaan. Contoh yang bisa digolongkan sebagai piutang antara
lain:
o Piutang usaha
o Wesel tagih
o Piutang pegawai
o Piutang bunga
o Uang muka
o Uang jaminan
o Piutang lain-lainnya
yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Jika auditor dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas piutang dan
transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas berjalan efektif maka luasnya
Beberapa ciri internal control yang baik atas piutang dan transaksi penjualan,
melakukan pencatatan.
c. Digunakan price list dan setiap penyimpaan dari price list aatau
f. Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor
g. Mutasi kredit dipekiraan kredit yang berasal dari retur penjualan dan
maksudnya apakah piutang itu sah, masih berlaku (diakui oleh yang
biaya penyisihan piutang terlalu besar (overstated), dan laba rugi terlalu
kecil(understated).
tanggal neraca.
Menurut SAK :
1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan
penerimaan kas.
Proses memahami dan mengevaluasi internal control merupakan bagian yang sangat
penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan. Karena hasil dari evaluasi internal
control atas piutang berupa kesimpulan apakah internal control atas piutang dan transaksi
Jika auditor menyimpulkan bahwa internal control berjalan efektif berarti luasnya
pengujian atas kewajaran saldo piutang per tanggal neraca dan saldo penjualan untuk
periode yang diperiksa bisa dipersempit. Jika internal control baik atau berjalan efektif,
bearti kemungkinan terjadinya kesalahan kecil dan jika kesalahan terjadi akan bisa segara
Untuk mempelajari internal control yang terdapat di perusahaan, auditor bisa melakukan
Tanya jawab dengan klien menggunakan internal control questionnaires. Kemudian hasil
Tanya jawab digambarkan lebih lanjut dalam flow chart dan (jika dianggap perlu) dalam
bentuk cerita (narrative). Berdasarkan ICQ, flow chart dan penjelasan narrative (jika ada),
auditor bisa mengevaluasi internal control yang ada secara teoritis dan menarik
kesimpulan sementara bahwa internal control perusahaan baik, sedang atau lemah.
Jika disimpulkan sementara bahwa internal control baik atau sedang, auditor harus
melakukan compliance test atau test of recorded transactions, untuk membuktikan
apakah internal control berjalan efektif atau tidak. Yang diambil sebagai sampel biasanya
sales invoice atau delicery order.
Jika disimpulkan sementara bahwa internal control lemah, auditor tidak perlu melakukan
compliance test, tetapi langsung melakukan substantive test yang diperluas. Karena jika
auditor tetap melakukan compliance test, kesimpulan akhir pasti menyatakan bahwa
internal control lemah.
2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang per tanggal neraca.
piutang usaha, piutang pegawai, wesel tagih, uang muka, piutang bunga, piutang afiliasi,
piutang direksi, piutang pemegang saham dan piutang lain-lain. rincian-rincian yang
berasal dari klien dicantumkan tanggal terimanya dan dituliskan PBC (prepared by
client). Harus diingat bahwa tugas auditor adalah memeriksa kewajaran laporan
3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal neraca yang antara lain
collectionyanya. Selain itu perlu juga diminta rincian piutang pegawai, wesel tagih, uang
totalnya ke general ledger. Auditor harus mencek penjumlahan dan rincian-rincian yang
diberikan klien dan saldo masing-masing pelanggan atau pegawai harus dicocokkan
dengan saldo menurut subledgernya. Jika ada saldo yang tidak cocok atau ditemukan
kesalahan penjumlahan, beritahu kepada klien dan minta mereka memperbaikinya, bukan
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.
Pengecekan umur piutang merupakan prosedur audit yang penting, karena akan
adalah bahwa semakin tua umur piutang usaha, semakin besar pula kemungkinan piutang
usaha tersebut tidak tertagih, karena auditor harus yakin bahwa tidak terjadi pergeseran
umur piutang usaha. Pencekan umur piutang usaha dilaukan dengan memeriksa subledger
piutang dan faktur penjualan. Perhatikan apakah tanggal faktur penjualan dicatat dengan
benar di subledger tersebut dan apakah umur piutang sesuai dengan jangka waktu antara
Selain itu harus diperhatikan jangka waktu kredit yang diberikan perusahaan kepada para
biasanya diberikan jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan pelanggan baru.
a) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi surat
konfirmasi.
pelanggan tersebut per tanggal tertentu (biasanya tanggal neraca). Pelanggan diminta
KAP.
b) Dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi konfimasi piutang usaha harus
1. Confirmed Balance (CB), bearti saldo menurut pelanggan cocok dengan surat
konfirmasi.
2. Reporting Difference (RD), bearti saldo menurut pelanggan berbeda dengan surat
konfirmasi.
8. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui
kemungkinan adanya contingent liability. Caranya: tanyakan kepada klien apakah ada
pendiskontoan wesel tagih, jika ada periksa pencatatan transaksi pendiskontoan tersebut.
Periksa buku besar wesel tagih, jika ada pengkreditan di perkiraan wesel tagih, periksa
bukti pendukungnya untuk mengetahui apakah berasal dari pelunasan wesel tagih yang
9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Jika allowance terlalu besar berarti laba perusahaan terlalu kecil, jika allowance terlalu
kecil berarti laba perusahaan akan terlalu besar. Dalam hal ini auditor harus mempelajari
dasar penentuan allowance yang digunakan klien, apakah berdasarkan persentase tertentu
dari penjualan kredit, apakah berdasarkan analisis umur piutang, apakah berdasarkan
persentase tertentu dari saldo piutang, apakah dasar penentuan allowance dan perhitungan
10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih
kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barang-
barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal
neraca. Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun
jaminan.
Piutang bisa dijadikan salah satu jaminan dari kredit yang diperoleh perusahaan dari
bank, kalau hal tersebut terjadi, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Dalam notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi bank, bisa dilihat seandainya
12. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi