SPAMMING
Disusun Oleh :
Nama : Nabila Azzahra Tiara Diska
NRP : 08211840000023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “ Cyber Crime : Spamming ”yang
merupakan tugas pertama pada Mata Kuliah Kewarganegaraan. Makalah ini
berisikan mengenai penjelasan dari Cyber Crime secara umum dan penjelasan
tentang spamming secara khusus, mulai dari pengertian, faktor penyebab, jenis, dan
cara penanggulangannya.
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan
informasi tentang Cyber Crime khususnya Spamming. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridoi segala usaha kita. Aamin.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. 1
Daftar Isi...................................................................................................... 2
BAB 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………. 5
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………….. 5
Bab IV : Penutup
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 12
4.2 Saran............................................................................................... 12
Daftar Pustaka…………………………………………………………….. 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Berikut ini macam-macam istilah kejahatan dalam dunia internet atau cyber
crime beserta pengertiannya :
1. Defacing
Adalah istilah dimana seseoang atau kelompok dengan sengaja mengubah isi
situs atau website milik orang lain dengan tujuan untuk mencuri data atau
mengacak-acak data yang ada didalamny
6
2. Carding
3. Hacking
Hacking adalah aktivitas menjebol atau membobol suatu program milik orang
lain. Pelakunya disebut Hacker. Biasanya seorang Hacker mampu menguasai
sebagian besar bahasa pemrograman yang di manfaatkannya untuk membobol
keamanan atau security dari suatu program di komputer milik orang lain dengan
tujuan untuk mencuri data dari komputer korbannya.
Hacker dibagi dua, yaitu hacker yang baik dan hacker pencuri.
4. Spamming
5. Phising
7
6. Malware
Malware adalah program dari komputer yang mencari kelemahan dari suatu
software tertentu. Malware biasanya muncul berupa virus-virus yang akan
membobol atau mencuri data yang kita miliki. Sebagian Malware yang berupa virus
dapat dibersihkan menggunakan Antivirus, sedangkan ada beberapa yang sulit
hilang.
8
dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara,
agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah, dan sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN
Jakarta - Praktik penipuan akhir-akhir ini dilakukan para pelaku dengan berbagai
modus. Baru-baru ini, seorang warga Bogor menjadi korban penipuan setelah ia
memasang iklan jual-beli mobil pada salah satu koran.
Kepala Satuan Reskrim Polres Bogor AKP Imron Ermawan mengatakan,
korban adalah Noor (30). Ia kehilangan uang sebesar Rp 60jt setelah memasang
iklan di salah satu koran lokal Bogor. Alih-alih mendapat calon pembeli, Noor
justru harus kehilangan uang yang tersimpan dalam tabungannya. "Korban
memasang iklan jual mobil di salah satu media yang ada di Bogor dengan
memasang nomor handphone korban agar mudah dihubungi oleh calon pmbeli,"
jelas Imron saat dihubungi wartawan, Senin (30/1/2012). Ia menjelaskan, korban
mendapat telepon dari pelaku pada Sabtu (28/1) pukul 09.00 WIB. Kepada korban,
pelaku tertarik untuk membeli korban yang diiklakan di salah satu koran
lokal. "Korban dihubungi pelaku yang mengaku sebagai calon pembeli dan
meminta rekening korban untuk mentransfer uang sebagai DP awal pembelia mobil
korban," jelas Imron.
Korban kemudian mengirimkan nomor rekening korban kepada pelaku
yang tidak dia kenal. Tidak berapa lama kemudian, korban mendapat telepon
kembali dari pelaku. "Dalam telepon tersebut, pelaku mengaku telah mengirim
uang sebesar Rp 5 juta ke rekening korban," ujar Imron. Seketika itu, korban pergi
ke ATM untuk mengecek rekeningnya. Namun ternyata, saldo rekening korban
tidak bertambah. "Setelah korban mengecek, rupanya uangnya tidak masuk ke
9
rekening korban," kata dia. Korban kemudian menginformasikan hal itu kepada
pelaku. Pelaku kemudian beralasan kemungkinan jaringan tengah mengalami
gangguan. "Dan saat inilah pelaku mulai beraksi," imbuh dia. Korban yang saat itu
masih berada di ATM, dipandu oleh pelaku untuk memasukkan sejumlah angka
secara berurutan. Pelaku beralasan bahwa angka tersebut merupakan kode untuk
mengalihkan transfer uang milik pelaku ke rekening korban. Namun korban
rupanya tidak sadar bahwa angka-angka yang dimasukkan adalah nomor rekening
pelaku. Korban juga tidak sadar bahwa dia telah dipandu untuk melakukan transaksi
transfer dana ke rekening pelaku. "Tanpa disadari, korban telah mengirimkan uang
ke rekening pelaku sebanyak tiga kali dengan rincian Rp 30 juta, Rp 20 juta dan
terakhir Rp 10 juta," ujar dia. Korban mengirimkan uang senilai total Rp 60 juta itu
ke dua rekening pelaku yang berbeda.
Namun belakangan korban baru menyadari ia tertipu setelah mengecek
kembali isi saldo di rekeningnya. "Korban kemudian baru sadar kalau dia telah
kehilangan uang setelah mengikuti saran pelaku," imbuh dia. Mengetahui hal itu,
korban kemudian mencoba menghubungi nomor telepon pelaku. Namun seketika
itu, nomor telepon pelaku sudah tidak dapat dihubungi kembali. "Nomornya sudah
tidak aktif ketika korban mencoba menghubungi pelaku," ujar dia. Kasus ini masih
diselidiki aparat Polresta Bogor. Polisi saat ini masih melacak keberadaan
pelaku. Sementara itu, Imron mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dalam
melakukan transaksi di ATM. "Disarankan kepada masyarakat agar lebih hati-hati
dalam transaksi lewat telepon," kata dia.Imron juga mengimbau agar sebelum
melakukan transaksi, bertemu lebih dulu dengan calon pembeli atau penjual. "Lebih
baik bertemu langsung antara penjual dan pembeli bila sudah terjadi kesepakatan
harga," pungkas dia.
10
3.1.1 Undang undang serta Pasal yang berlaku dalam
kasus tersebut
Pasal yang dikenakan adalah Pasal 28 ayat (1), yang berbunyi sebagai
berikut:
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong
dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.
Kasus Tersebut masih diselidiki aparat Polresta Bogor. Polisi saat ini masih
melacak keberadaan pelaku.Dan mengimbau agar sebelum melakukan transaksi,
bertemu lebih dulu dengan calon pembeli atau penjual. "Lebih baik bertemu
langsung antara penjual dan pembeli bila sudah terjadi kesepakatan harga," pungkas
dia.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
http://alandf6.blogspot.com/2014/06/makalah-eptik-tentang-spamming.html
http://spammingg.blogspot.com/
https://danrayusuma.weebly.com/pengertian-cybercrime.html
http://alandf6.blogspot.com/2014/06/makalah-eptik-tentang-spamming.html
http://sunshine7nd.blogspot.com/
http://boetarcyber.blogspot.com/2013/05/new-makalah-etika-profesi.html
http://deluthus.blogspot.com/2011/02/8-contoh-kasus-cyber-crime-yang-
pernah.html
https://dienazhafirablog.wordpress.com/cyber-crime/macam-macam-cyber-
crime/
http://tuxedo.org/jargon/jargon.html#spam
http://news.detik.com/read/2012/01/30/191054/1829790/10/awas-penipu-
jaring-korban-lewat-iklan-baris-di-koran
http://itdare.blogspot.com/2014/12/pengertian-cyber-crime-dan-jenis-
jenis.html
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/10/07/2129518/Penipu.Lewat.SMS.
Ditangkap.di.Jakarta
http://www.poldametrojaya.info/info-satwil/polres-jakarta-selatan/modus-
penipuan-yang-masih-di-percaya-masyarakat.html
13