Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASN (Aparatur Sipil Negara) berkedudukan sebagai aparatur Negara yang


menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi golongan dan partai politik. Pegawai
Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu bagian dari Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang memiliki peranan penting dalam mengelola pemerintahan di
Indonesia. PNS adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas Negara lainnya, dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Undang-undang
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10, tentang fungsi
dari ASN yaitu 1) Pelaksana kebijakan publik 2) Pelayan publik 3) Perekat dan
pemersatu bangsa. Salah satu fungsi ASN yang sangat sering kita temui yaitu
sebagai Pelayan Publik. Calon PNS Daerah Kabupaten Trenggalek merupakan
generasi penerus birokrasi di Pemerintahan Kabupaten Trenggalek. Sebelum
diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) seorang CPNS harus menjalani
Diklat Pelatihan Dasar (DIKLATSAR). Pendidikan Latihan Dasar yang
dilaksanakan kali ini merupakan pola baru dengan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan
anti korupsi (ANEKA).
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting bagi Indonesia. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kabupaten/ kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja (Depkes, 2011).
Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin
meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, baik pelayanan
yang bersifat preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative. Kesehatan lingkungan
merupakan bagian dari pada kesehatan masyarakat pada umumnya, mempunyai
tujuan membina dan meningkatkan derajat kesehatan dari kehidupan sehari – hari,
baik fisik, mental, maupun sosial dengan cara pencegahan terhadap penyakit dan
gangguan kesehatan. Masalah kesehatan lingkungan terutama di kota – kota besar
pada zaman pembangunan ini menjadi masalah yang sangat rumit dan
memerlukan pemecahan secara terorganisir. STBM ( Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) adalah pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi
melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. STBM satu –
satunya program sanitasi yang menyasar langsung ke tingkat Rumah Tangga pada
perubahan perilaku bukan poembangunan sarana. Sanitarian adalah tenaga
profesional yang bekerja dalam bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan dengan
latar belakang pendidikan yang beragam dan yang telah mengikuti pendidikan
atau pelatihan khusus dibidang sanitasi dan kesehatan lingkungan. Bisa menjadi
pegawai negeri sipil ( PNS) yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
pengawasan, pengamatan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan
kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan
meningkatkan cara – cara hidup bersih dan sehat.
Permasalahan yang terjadi di Puskesmas Bodag saat ini adalah belum
maksimalnya pemahaman tentang perilaku hidup bersih dan STBM di Desa
Bodag, nyatanya masih ada masyarakat Desa Bodag yang masih mengalami
penyakit berbasis lingkungan misalnya Hepatitis A. Dan sebagai desa terdekat
dari puskesmas seharusnya mendapat perhatian lebih dari pada desa yang lain tapi
desa Bodag malah jarang disentuh atau jarang diperhatikan oleh Petugas
kesehatan, karena dinggap desa yang mampu melakukan program kesehatan
termasuk STBM. Namun ternyata masyarakat yang paham dengan STBM belum
benar – benar maksimal. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk mengambil
judul rancangan aktualisasi “PENERAPAN STBM (SANITASI TOTAL
BERBASIS MASYARAKAT) DENGAN METODE IMPLEMENTASI UNTUK
KADER POSYANDU BALITA PUSKESMAS BODAG KABUPATEN
TRENGGALEK”. Dengan berpedoman pada nilai-nilai dasar PNS yang
mencakup akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
akuntabilitas diharapkan setiap peserta mampu mengaktualisasikan dan
mengimplementasikan nilai-nilai dasar tersebut dalam setiap langkah pelaksanaan
kegiatan yang telah dirancang oleh peserta pelatihan dasar di tempat tugas.

1.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


1.2.1 Tujuan
Tujuan dalam perancangan Aktualisasi dan Habituasi ini yaitu:
a. Jangka Pendek
Peningkatan Pemahaman STBM dengan metode implementasi untuk
Kader posyandu balita Desa Bodag, Puskesmas Bodag
b. Jangka Menengah
Penerapan STBM pada masyarakat atau kader posyandu balita Desa
Bodag, Puskesmas Bodag
c. Jangka Panjang
Terwujudnya Desa STBM
1.2.2 Manfaat
Melalui penerapan dengan metode implementasi, manfaat yang diperoleh
yaitu:
1. Manfaat Internal
1. Menciptakan cara penyampaian dengan metode implementasi pada
kader posyandu Desa Bodag, Puskesmas Bodag
b. Meningkatkan Pengetahuan para Kader posyandu Desa Bodag,
Puskesmas Bodag
c. Mendukung tercapainya Desa STBM
2. Manfaat Eksternal
a. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang STBM
b. Meningkatkan perilaku berSTBM untuk sehari – hari
c. Menurunkan masalah penyakit berbasis lingkungan pada
masyarakat
1.2.3 Ruang Lingkup Aktualisasi
Dalam rangkaian kegiatan aktualisasi yang dijalani, adapun ruang
lingkup atau batasan rancangan kegiatan aktualisasi ini meliputi:

1. Melapor secara lisan kepada Kepala Puskesmas Bodag


2. Meminta izin kepada Mentor untuk koordinasi dan
pelaksanaan Rencana Aktualisasi
3. Membuat media penyuluhan dalam bentuk leaflet 5 pilar
STBM
4. Melakukan koordinasi dengan perawat Desa dan bidan desa
Bodag
5. Melakukan penyuluhan 5 pilar STBM di pos posyandu 3
6. Melakukan penyuluhan 5 pilar STBM di pos posyandu 4
7. Melakukan penyuluhan 5 pilar STBM di pos posyandu 5
8. Melakukan penyuluhan 5 pilar STBM di pos posyandu 2
9. Melakukan penyuluhan 5 pilar STBM di pos posyandu 1
10. Memberikan sampah plastic untuk sampah organic dan
anorganik untuk kader pos 1-5.
11. Menyusun laporan kegiatan aktualisasi

Anda mungkin juga menyukai