Anda di halaman 1dari 10

Pentingnya Toleransi dan Etika dalam Sudut

Pandang Islam

Fauzan Yudhistira
Faiz Gymnastiar
XI IPA 1
BAB 1. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pertama-tama marilah kitaucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas


berkah rahmat dan karunia-Nya, penulisan makalah ini dapatdiselesaikan cocok
waktu.
Budi Pekerti berarti sikap dan prilaku yang baik. Sifat-sifat yang baik akan
mendatangkan kebaikan dan sebaliknya hal yang buruk akan menghasilkan
keburukan pula. Oleh karena itu kita perlu menjunjung tinggi nilai budi pekerti yang
luhur. Hal ini sangat perlu dilakukan oleh umat manusia, karena manusia sebagai
makhluk sosial yang membutuhkan adanya hubungan dengan manusia lainnya, hal
ini dilakukan bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu
sangat perlu usaha manusia untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antar
umat manusia.Salah satu caranya yaitu mengembangkan sikap Toleransi, Etika
dalam pergaulan.
BAB 2. RUMUSAN MASALAH, DAN PENJELASAN

RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian toleransi dan etika pergaulan?
2. Apa sajakah ayat Al-Qur’an yang membahas tentang toleransi dan etika pergaulan?
3. Bagaimana cara menerapkan perilaku hidup toleransi dan etika pergaulan dalam
kehidupan sehari-hari?
Pengertian Toleransi dan Etika
Toleransi artinya istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yg berarti sikap
dan tindakan yg melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yg tidak sama
alias tidak mampu diterima oleh lebih banyak didominasi dalam sebuah masyarakat.
Contohnya artinya toleransi beragama, dimana penganut lebih banyak didominasi dalam
sebuah masyarakat mengizinkan kehadiran agama-agama lainnya. Kata toleransi
sebetulnya bukanlah bahasa “asli” Indonesia, tetapi serapan dari bahasa Inggris “tolerance”,
yg definisinya juga tidak jauh tidak sama dengan kata toleransi/toleran.
Adapun dalam bahasa Arab, istilah yg lazim dipergunakan sebagai padanan dari
kata toleransi artinya ‫ سماحة‬alias ‫تسامح‬. Kata ini pada dasarnya berarti al-jud (kemuliaan). alias
sa’at al-shadr (lapang dada) dan tasâhul (ramah, suka memaafkan). Makna ini selanjutnya
berubah menjadi sikap lapang dada dalam menghadapi perbedaan yg berasal dari
kepribadian yg mulia.
Etika artinya dalam bahasa Yunani “Ethos”, berarti watak kesusilaan alias budaya
kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yg artinya istilah dari
bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yg berarti juga budaya
kebiasaan alias tutorial nasib seseorang dengan melakukan tindakan yg baik (kesusilaan),
dan menghindari hal-hal faktor atau tindakan yg buruk.
AYAT-AYAT AL-QUR’AN YANG MEMBAHAS TOLERANSI DAN PERGAULAN
Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi adalah
“damai”, “selamat” dan “menyerahkan diri”. Definisi Islam yang demikian sering dirumuskan
dengan istilah “Islam agama rahmatal lil’ālamîn” (agama yang mengayomi seluruh alam). Ini
berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus semua agama yang sudah ada. Islam
menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati. Islam menyadari
bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah,
karena itu tak mungkin disamakan. Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang
seruan untuk bertoleransi dan beretika dalam pergaulan.
1. Q:S ALKAFIRUN AYAT 1-6

Artinya: “Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah.dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
Surat ini adalah surat makkiyah, surat yang diturunkan pada periode Makkah, meskipun ada
juga pendapat yang menyebutkan bahwa, surat ini turun pada periode Madinah. Imam Ibnu
Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa, surat ini adalah surat penolakan (baraa’)
terhadap seluruh amal ibadah yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, dan yang
memerintahkan agar kita ikhlas dalam setiap amal ibadah kita kepada Allah, tanpa ada
sedikitpun campuran, baik dalam niat, tujuan maupun bentuk dan tata caranya. Karena
setiap bentuk percampuran disini adalah sebuah kesyirikan, yang tertolak secara tegas
dalam konsep aqidah dan tauhid Islam yang murni.
Surat al kafirun turun sekaligus sebagai jawaban atas ajakan kaum musyrikin Quarisy
kepada nabi Muhammad SAW. Mereka itu, antara lain al-As bin Wail as-Sahim, al-Aswad
bin Abdul Muthalib, Umayah bin Khalaf, dan Walid bin Mughirah. Mereka mengajak Nabi
Muhammad SAW agar mau sedikit toleran dan berkompromi dengan bergantian dalam
menyembah Tuhan. Kaum Musyrikin akan menyembah Tuhan yang di sembah Nabi
Muhammad SAW. Dan waktu yang lain, Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya di minta
untuk menyembah apa yang mereka sembah.
Secara umum, surat ini memiliki dua kandungan utama. Pertama, ikrar kemurnian tauhid,
khususnya tauhiduluhiyah (tauhid ibadah). Kedua, ikrar penolakan terhadap semua bentuk
dan praktek peribadatan kepada selain Allah, yang dilakukan oleh orang-orang kafir.
Kemudian QS Al-Kafirun ini ditutup dengan pernyataan secara timbal balik, yaitu untukmu
agamamu dan untuku agamaku. Dengan demikian, masing-masing pemeluk agama dapat
melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik sesuai dengan keyakinannya tanpa
memaksakan pendapat kepada orang lain dan sekaligus tidak mengabaikan keyakinan
masing-masing serta akan dipertanggung jawabkan masing-masing dihadapan Allah.
2. Q:S YUNUS AYAT 40-41

Artinya: “di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.jika mereka mendustakan kamu,
Maka Katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri
terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu
kerjakan”.
Pada ayat ke 40 surat Yunus Allah menjelaskan orang yang tidak beriman (kaun Kafir) yang
mendustakan Al Qur’an dibagi menjadi dua. Pertama golongan yang benar-benar
mempercayai dengan iktikad baik terhadap Al Qur’an, mereka termasuk orang yang
menghormati pendapat orang lain. Kedua golongan yang sama sekali tidak mempercayai
dan terus menerus di dalam kekafiran, mereka termasuk orang membuat kerusakan.
Pada ayat yang ke 41 surat Yunus “Bagiku pekerjaanku bagi kamu pekerjaan kamu”, bahwa
Islam sangat menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia, karena masing-masing
punya hak. Dan tidak boleh memaksakan orang lain memeluk agama Islam, sekalipun Islam
agama yang benar. Yakni biarlah kita berpisah secara baik-baik dan masing-masing akan
dinilai Allah serta diberi balasan dan ganjaran yang sesuai.

3. Q:S AL-KAHFI AYAT 29

Artinya: “dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka


Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir)
Biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan
diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”.
Ayat ini menegaskan bahwa manusia semua termasuk kaum Musyrikin yang angkuh
itu bahwa “ Kebenaran (al-Qura’an) yang turun dan aku sampaikan ini datangnya dari Tuhan
yang memelihara alam semesta; maka barang siapa yang mau beriman tentang apa yang
kusampaikan ini maka hendaklah ia beriman. Hal demikian sebab keuntungan dan manfaat
dari ke imanan mereka akan kembali kepada dirinya sendiri. Dan barang siapa ingin kafir,
ingkar dan menolak ayat-ayat Allah,maka biarlah ia kafir – walau sekaya apapun dan
tingginya kedudukan seseorang baik dalam jabatan formal maupun sosialnya.Allah SWT
tidak akan merasa kerugian dan berkurangnya kekuasanNya dengan kekefiran mereka.
Malah sebaliknya, Mereka akan merasa merugi dan celaka dengan keingkaran dan menolak
ayat-ayat Allah tersebut. Malahan Allah telah menyedikan neraka yang kobaran apinya

4. Q:S AL-HUJURAT AYAT 10-13

Artinya: “10.orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu


damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap
Allah, supaya kamu mendapat rahmat.11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan
itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah imandan Barangsiapa yang tidak
bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.12. Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Pada ayat 10 Allah menegaskan bahwa orang-orang mukmin adalah bersaudara.
Meskipun berbeda bangsa, adat, warna kulit, bahasa, kedudukan, social-ekonomi, tetapi
mereka itu satu ikatan persaudaraan islam. Oleh karennya sesame orang mukmin harus
mempunyai jiwa persaudaraan yang kokoh sebagaimana diajarkan agamanya yaitu islam.
Kandungan ayat 11 merupakan konsekuensi logis dari makna yang terkandung pada
ayat 10. Pada ayat 10 orang mukmin itu bersaudara, maka konsekuensinya orang-orang
mukmin tidak boleh saling mengolok-olok. Sebab boleh jadi orang-orang mukmin yang
diperolok-olok itu lebih baik dari oarng yang mengolok-olok. Demikian juga orang
mukminah.Olok-olok disini dapat berupa ejekan atau perkataan, sindiran dan kelakar yang
bersifat merendahkan diri atau menghinanya. Itu semua dapat menimbulkan pertengkaran
atau perkelahian. Oleh karena itu Allah melarang orang-orang mukmin saling memperolok-
olok yang lain agar terbina persaudaraan, kesatuan, persatuan dikalangan orang mukmin.
Dalam ayat 12 Allah melarang orang-orang yang beriman cepat berperasangka.
Sebab sebagian perasangka itu adalah dosa, karena itu harus di jauhi. Dalam ayat ini juga
Allah melarang oarng mukmin mencari-cari kesalahan orang lain, menggunjing,
menceritakan keburukan orang lain (ghibah).Allah menggambarkan orang yang begitu
bagaikan seseorang yang makan daging mentah, yang sebenarnya dia sendiri tidak
menyukainya.
Dalam ayat 13 menegaskan kepada semua manusia bahwa ia diciptakan Allah dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan. Menciptakan manusia secara pluralistic,
beraneka bangsa, suku, bahasa, budaya dan warna kulit. Keanekaragaman dan
kemajemukan manusia seperti itu adalah bukan untuk berpecah belah, saling
membanggakan kedudukan, yang satu lebih terhormat dari yang lainnya akan tetapi supaya
saling mengenal, bersilaturahmi, berkomunikasi, saling memberi dan menerima. Suatu hal
penting bahwa semua manusia itu sama di hadapan Allah, yang membedakan derajat
mereka adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT.

Hadis yang Membahas Tentang Toleransi dan Etika pergaulan


Hadis Pertama
‫س ِل ْم َر ُد التَحِ َي ِة َواِجَا َبةُ ال َدع َْو ِة‬
ْ ‫سلِم عَلى اْل ُم‬ ْ ‫َق اْل ُم‬
ِ ‫س مِ ْن ح‬ ٌ ‫يرة قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم َخ ْم‬
َ ‫عَن ا َ ِبي ه َُر‬
. ُ‫شمِ يَتُ الغَاظِ ِس اِدَا َح ِمدَهللا‬ ْ َ ‫يض َوت‬ َ َ‫َوشُهُو ُد ال َجن‬
ِ ‫از ِة َو ِعيَا َد ِة ال َم ِر‬

Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasullah bersabda:ada lima kewajiban orang islam terhadap
orang islam lainnya, yaitu membalas salam, memenuhi undangan, melayat jenazah,
menengok orang sakit, dan berdoa bagi orang yang bersin yang memuji Allah (membaca
hamdallah).(Ibnu majah)

‫معنى‬ ‫مفردة‬ ‫معنى‬

Dan memenuhi ‫َواِجَابَةُ ال َدع َْو ِة‬ Menjawab salam ‫َر ُد التَحِ يَ ِة‬
undangan
Dan menengok ِ ‫َو ِعيَا َد ِة ال َم ِر‬
‫يض‬ َ َ‫شهُو ُد ال َجن‬
Dan melayat jenazah ‫از ِة‬ ُ ‫َو‬
orang sakit

Membacahamdalah ‫حَمِ َد‬ Danmendoakanorang ‫شمِ يَتُ الغَاظِ ِس‬


ْ َ ‫َوت‬
yangbersin

Dalam hadis di atas Rasullah Saw memberi pelajaran kepada orang-orang islam tentang
kewajiban dan haknya dalam pergaulan sehari-hari. Hak dan kewajiban itu antara lain:
1) Kewajiban membalas salam
Apabila ada orang islam yang memberi salam atau mengucapkan salam, yaitu
“assalamu’alaikum” maka orang islam lainnya berkewajiban membalas atau menjawab
salam itu. Memberi salam adalah sunah.
2) Kewajiban memenuhi Undangan
Orang islam apabila diundang oleh orang islam lainnya, wajib memenuhi atau
menghadirinya, terutama adalah undangan pernikahan atau walimatul ursy.
3) Kewajiban Melayat orang islam yang meninggal
Apabila ada orang islam yang meninggal dunia, maka orang islam lainnya berkewajiban
melayatnya. Hukumnya adalah wajib kifayah.
4) Kewajiban mendoakan orang islam yang bengkis
Apabila ada oarng islam bengkis lalu ia mengucapkan “alhamdulilah” maka orang islam
yang mendengarkannya berkewajiban mendoakannya dengan mengucapkan doa”
Yarhakumullah”.
Yang di anjurkan hadis tersebut merupakan tata aturan/hukum sosial
kemasyarakatan yang sangat indah dan manusiawi. Lebih dari itu etika sosial tadi hukumnya
bukan hanya mengandung nilai-nilai budaya luhur, tetapi juga mengandung nilai
peribadatan, karena dalam praktiknya banyak mengandung doa guna membesarkan hati,
menggembirakan, menentramkan, menghibur orang yang bersangkutan.

Hadis Kedua
‫سه َِر َواْل ُح َمى رواه‬ َ ُ‫ض ٌو تَدَاعَى لَه‬
َ ‫سائ ِِر اْل َج‬
َ ‫س ِد بِال‬ ُ ُ‫ستَكَى ِم ْنه‬
ْ ‫ع‬ َ ‫طف ِِه ْم َمث َ ُل اْل َج‬
ْ ‫س ِد اِدَاا‬ ُ ‫َمث َ ُل اْل ُمؤْ ِمنِ ْينَ فِي ت َ َوا ِد ِه ْم َوت َ َراحِ م ِِه ْم َوتَعَا‬
. ‫البخارى والمسلم‬
Perumpamaan sesama orang-orang mukmin dalam mencinta, menyayangi, dan merasakan
lemah lembut seperti satu tubuh manusia, Jika diantara satu anggotanya merasa sakit maka
seluruh tubuh akan merasakan gelisah dan sakit panas.(HR.Bukhori dan Muslim)

Saling mencintai ‫معنى‬ ‫مفردة‬ ‫معنى‬

Tubuh َ ‫اْل َج‬


‫س ِد‬ Saling berlaku lemah lembut ‫َوتَعَاطُف ِِه ْم‬

Anggota ْ ‫ع‬
‫ض ٌو‬ ُ Mengadu ‫ستَكَى‬
ْ ‫ا‬
Semua ‫سائ ِِر‬
َ Mereka ‫ِه ْم‬

Gelisah ‫سهَر‬
َ ‫ال‬ Sakit panas ‫َواْل ُح َمى‬

Saling ‫ت َ َراحِ مِ ِه ْم‬ Merasakan ‫تَدَاعَى‬


menyayangi

Hadis ini menerangkan tentang etika atau tata pergaulan sosial kemasyarakatan
sesama muslim. Dalam hadis ini Rasullalah memberi pelajaran bagaimana hubungan sosial
orang-orang islam dengan orang islam lainnya. Cinta kasih sayang dan kemesraan
hubungan orang0orang muslim dengan muslim lainnya itu digambarkan oleh Rasulallah
SAW ibarat satu tubuh. Dalam hadis ini juga menjelaskan tentang pentingnya solideritas
dalam kehidupan antara umat islam.
Kebersamaan baru dapat diwujudkan manakala solideritas tercermin dalam
kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu anjuran hadist tersebut kepada umat islam untuk
mewujudkan solideritas dalam kehidupan antra mereka merupakan ajakan yang positif dan
itulah etika pergaulan sesama umat islam.

Perilaku bertoleransi dan beretika dalam pergaulandalam Kehidupan Sehari-Hari


QS:al kafirun1-6
1. Hendaknya setiap mukmin memiliki kepribadian yang teguh dan kuat
2. Masing- masing pemeluk agama dapat melaksanakan apa yang di anggapnya benar
dan baik sesuai dengan keyakinannya
3. Setiap pemeluk agama akan di mintakan pertanggungan jawabnya di hadapan Allah.
Q:S Yunus:40-41
1. Setiap orang mukmin harus taat pada Allah dan rasul-Nya
2. Hendaknya orang mukmin tahu bahwa Allah adalah pemelihara dan pembimbing
kita semua.
3. Orang yang tidak beriman menolak mempercayai nabi Muhammad sebagai rasul Allah
dan apa yang dibawanya. Mereka berhak berpisah secara baik-baik dan masing-masing
akan dinilai oleh Allah SWT serta di beri balasan dan ganjaran yang sesuai.
MENERAPKAN PRILAKU BERTOLERANSI DAN BERETIKA

1. Menjalankan ibadah sesuai aturan agama dengan sebaik-baiknya.


2. Tidak saling mengejek dan mencela penganut agama lain.
3. Menghormati penganut agama lain yg sedang memperingati hari besar agamanya.
4. Menghormati dan menghargai sesame muslim yg tidak sama tata tutorial ibadahnya.
5. Menghormai dan menghargai perbedaan pendapat antar kelompok Islam.
6. Tidak berpendapat remeh kelompok Islam lain dan penganut agama lain.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Qarim versi Al-Qur’an Digital
Qaradhawi Yusuf .1994. Fatâwâ Mu’âshirah. Manshurah: Dar al-Wafa’. Cet. ke-3.
Jilid ke-2.
Ibnu katsir,tafsir ibnu katsir.Al Hidayah,Surabaya.jilid 4.
LKS Al-Hikmah MA,Qura’an Hadis.semester genap XII.Surabaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi
http://gudangmakalahiaid.blogspot.com/2017/10/makalah-quran-hadis-toleransi-dan-
etika.html?m=1
http://ikadijatim.org/?p=159
Hornby. 1986. Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English. London:
Oxford University Press. Cet. ke-23.
Warson Ahmad Munawwir. 1997. Kamus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap.
Surabaya: Pustaka Progresif. Edisi ke-2. Cet. Ke4.
Shihab Quraish.Membumikan Al-Qura’an.cet x. Jakarta
https://rumputmerahku.blogspot.com/2017/11/makalah-toleransi-dan-etika.html?m=1
http://pecintamakalah.blogspot.com/2015/06/makala-quran-hadis-toleransi-dan-
etika.html?m=1
http://gudangmakalahiaid.blogspot.com/2017/10/makalah-quran-hadis-toleransi-dan-
etika.html?m=1
http://irwangirana55.blogspot.com/2017/01/contoh-makalah-tentang-toleransi-
dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai