Penyusun
Kelompok : 1 (Satu)
Puji Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah pengelolaan laboratorium biologi serta bertujuan untuk menambah
wawasan para pembaca.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Darlen Sikumbang,
M.Biomed dan Bapak Median Agus Priadi, S.Pd.,M.Pd selaku dosen mata kuliah
pengelolaan yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Kepada para pembaca juga diharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan
makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi warga Universitas Lampung dan masyarakat
luas.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dikatakan sebagai sumber pendidikan karena merupakan tempat untuk
memecahkan masalah dengan atau melakukan percbaan-
percobaan(eksperimen).
Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran :
a) Ranah pengetahuan/kognitif(cognitive domain),misalnya
mengenai masalah pengembangan pengetahuan atas fakta-fakta,azas
dan prinsip,konsep dan generalisasi dan pengembangan proses
intelektual mengenai masalah dan fenomena dapat dipecahkan.
b) Ranah sikap(affective domain),misalnya mengenai pengembangan
sikap kejujuran,keingintahuan,tanggung jawab sebagai pribadi yang
mandiri,kerja sebagai makhluk sosial dalam masyarakat,dan perlunya
memecahkan masalah menurut cara-cara ilmiah.
c) Ranah keterampilan/psikomotor(psychomotor domain),misalnya
mengenai pengembangan keteramplian menggunakan peralatan dan
bahan.
4
4. Laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk melatih peserta didik
bersikap cermat, sabar dan jujur serta berfikir kritis dan cekatan
5. Laboratorium sebagai tempat bagi peserta didik untuk
mengembangkan ilmu pengetahuannya.
5
berbagai kecelakaan dan menjaga keselamatan pemakai, alat-alat,
fasilitas, serta gedung laboratorium itu sendiri.
2. Keterampilan Melaksanakan Manipulasi Laboratorium (laboratory
manipulative skills) Kegiatan di laboratorium memiliki tujuan salah
satunya mendukung upaya untuk mengembangkan keterampilan
manipulasi dan pemecahan masalah. Kegiatan laboratorium memiliki
beberapa keterampilan dasar salah satunya adalah keterampilan
melakukan manipulasi peralatan IPA, baik dosen atau siswa dituntut
untuk mempunyai keterampilan untuk menggunakan alat-alat yang ada
di laboratorium agar dalam mengoperasikan alat-alat yang diperlukan
pada waktu melakukan praktikum tidak bingung. Misalnya
keterampilan dalam menggunakan mikroskop, termometer, indikator
pH, respirometer dan sebagainya. Seorang dosen harus mempunyai
kemampuan dan keterampilan yang lebih dalam menggunakan alat dan
bahan laboratorium sehingga pemanfaatan laboratorium dapat
maksimal. Keterampilan menggunakan alat diperlukan agar siswa
dapat menangani alat secara aman. Lebih lanjut teknik yang diperlukan
untuk merancang, menginterpretasikan eksperimen perlu pula
dikembangkan melalui kegiatan praktikum.
3. Keterampilan Proses Laboratorium (laboratory proses skills)
Keterampilan proses adalah keterampilan untuk mengelola apa yang
didapat atau kemampuan yang diperoleh dari latihan
kemampuankemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar
sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. IPA
merupakan ilmu yang lahir dan berkembang berdasarkan observasi dan
eksperimen. Melalui proses inilah dapat dikembangkan keterampilan
proses sains (keterampilan proses ilmiah), sehingga pengalaman yang
benar tentang sains dapat diperoleh. Dalam pembelajaran IPA,
keterampilan proses sains adalah keterampilan- keterampilan yang
dipelajari siswa saat mereka melakukan inquiry ilmiah. Keterampilan
proses sains yang harus dikuasai peserta didik antara lain:
a) Observing /mengamati;
6
b) Classifying/mengklasifikasikan;
c) Communicating/ berkomunikasi;
d) Measuring/ mengukur;
e) Inferring/ menyimpulkan;
f) Predicting/meramal;
g) Interpretation/menginterpretasikan/menafsirkan;
h) Merumuskan hipotesis;
i) Merencanakan penelitian;
j) Menerapkan konsep atau prinsip;
k) Mengajukan pertanyaan.
4. Keterampilan Berpikir (thinking skills) “Menurut Sutrisno, keterampilan
berpikir didefinisikan sebagai proses kognitif yang dipecah-pecahkan ke
dalam langkah-langkah nyata kemudian digunakan sebagai pedoman
berpikir”.
Laboratorium memberikan kesempatan kepada siswa berlatih
memecahkan masalah berdasarkan atas petunjuk-petunjuk dan
menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
3. Laboratorium Sebagai Prasarana Pendidikan
Laboratorium berfungsi sebagai prasarana pendidikan atau sebagai
wadah proses pembelajaran.Ruang laboratorium dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan dengan bermacam kondisi yang dapat
dikendalikan.
Sebagai sarana pendidikan yang mempunyai sifat-sifat khusus
dalam hal pendayagunaannya,sebaliknya laboratorium harus mempunyai
organisasi tersendiri sehingga mempunyai meknisme kerja yang jelas.Dan
diperlukan untuk memperlancar pendayagunaannya.Ruang/gedung
laboratorium biologi sebaiknya dibangun secara terpisah dengan
laboratorium fisika dan kimia.Namun demikian kerena kondisi dan
kemampuan sekolah, laboratorium dapat digunakan secara terpadu.Akan
tetapi pengelola laboratorium yang terpadu memerlukan penanganan yang
lebih serius,teratur,bersih dan terawat.
7
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap
kelancaran proses pembelajaran. Salah satu sarana pembelajaran adalah
laboratorium. Laboratorium dalam pembelajaran kimia melibatkan siswa dalam
pengalaman konkrit yang diperoleh melalui kegiatan laboratorium yang sangat
penting untuk siswa dalam proses belajar. Pembelajaran akan lebih efektif jika
siswa merefleksikan pengalaman sendiri dan mencoba menggunakan apa yang
dipelajari.
Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar mulai dari hal-hal
yang paling konkrit sampai hal-hal yang dianggap paling abstrak.
8
pengalaman mendorong peserta pelatihan untuk merefleksi atau melihat kembali
pengalaman yang mereka pernah alami.
Pentingnya pengalaman langsung terhadap proses belajar mengatakan
bahwa pembelajaran orang dewasa akan lebih efektif jika pembelajar lebih banyak
terlibat langsung daripada hanya pasif menerima dari pengajar. Ada dua sumber
pengetahuan yaitu pengetahuan yang diterima/diperoleh melalui belajar baik
secara formal maupun informal (received knowledge) dan pengetahuan yang
diperoleh melalui pengalaman (experiential knowledge). Kedua sumber
pengetahuan tersebut merupakan unsur kunci bagi pengembangan
profesionalisme.
9
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11