Auditing EDP
Oleh :
Universitas Jember
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Perkembangan dalam kemajuan teknologi informasi telah mengubah cara perusahaan
dalam mengumpulkan data, memproses dan melaporkan informasi keuangan. Oleh karena
itu auditor akan banyak menemukan lingkungan dimana data tersimpan lebih banyak dalam
media elektronik dibanding media kertas. Auditor harus menentukan bagaimana
perusahaan menggunakan sistem teknologi informasi untuk menginisiasi, mencatat,
memproses dan melaporkan transaksi dalam laporan keuangan.
Sebenarnya tidak ada perbedaan konsep audit yang berlaku untuk sistem yang komplek
dan sistem manual, yang berbeda hanya pada metode-metode spesifik yang cocok dengan
situasi sistem informasi akuntansi yang ada. Pemahaman ini diperlukan dalam rangka
mendapatkan pemahaman internal kontrol yang baik agar dapat merencanakan audit dan
menentukan sifat, waktu dan perluasan pengujian yang akan dilakukan.
Statement on Auditing Standar (AICPA) dan Standar Profesional Akuntan Publik (IAI)
juga mengatur masalah ini. Beberapa item dalam standar audit tersebut mengatur tata cara
audit dalam lingkungan sistem informasi berbasis computer. Pengaruh terbesar
penggunaan teknologi informasi sebagai perangkat yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan informasi sebagai objek data diantaranya: yang pertama, perubahan bentuk
informasi sebagai bukti audit dari informasi yang menggunakan kertas (visual) menjadi
bentuk elektronik (non visual) yang tersimpan dalam media penyimpanan computer. Yang
kedua, perubahan bentuk bukti audit tersebut pada gilirannya juga mempengaruhi cara
memperoleh bukti audit dan cara mengevaluasi bukti audit yang telah diperoleh tersebut.
Yang ketiga, volume data yang tersimpan pada sebuah perusahaan, apalagi perusahaan
multinasional, misalnya telah mencapai ukuran yang sangat besar, yaitu mencapai
kapasitas terra byte, bahkan mungkin penta byte. Yang keempat, perubahan jejak audit,
yakni suatu mekanisme yang memungkinkan pelacakan kronologis suatu transaksi dari awal
sampai akhir ataupun sebaliknya. Dan yang terakhir, adanya perubahan struktur
pengendalian internal perusahaan, terutama yang berkaitan dengan pengolahan data.
BAB II
PEMBAHASAN
Identifikasi Entitas
Pemodelan pandangan dimulai dengan mengidentifikasi entitas utama dari
fungsi bisnis yang dimaksud. Ingat bahwa entitas adalah hal-hal di mana organisasi
ingin menangkap data. Untuk mendemonstrasikan identifikasi entitas, kami akan
menganalisis fitur utama berikut dari sistem pembelian yang disederhanakan:
1. Agen pembelian meninjau laporan status persediaan untuk item yang perlu diurutkan
ulang
2. Agen memilih pemasok dan menyiapkan pesanan pembelian online.
3. Agen mencetak salinan pesanan pembelian dan mengirimkannya ke pemasok
4. Pemasok mengirim inventaris ke perusahaan. Setelah kedatangannya, panitia
penerima memeriksa inventaris dan menyiapkan laporan penerimaan online. Sistem
komputer secara otomatis memperbarui catatan inventaris.
Entitas direpresentasikan sebagai kata benda dalam deskripsi sistem. Sejumlah entitas
kandidat dapat diidentifikasi dalam uraian sebelumnya: Agen Pembelian, Penerimaan
Petugas, Inventaris, Pemasok, Laporan Status Inventaris, Pesanan Pembelian, dan
Laporan Penerimaan. Tidak semua kandidat ini adalah entitas nyata yang perlu
dimodelkan dalam database. Untuk lulus sebagai entitas yang valid, dua ketentuan
harus dipenuhi:
Kondisi 1. Suatu entitas harus terdiri dari dua atau lebih kejadian.
Kondisi 2. Suatu entitas harus menyumbangkan setidaknya satu atribut yang tidak
disediakan melalui entitas lain.
Kita perlu menguji kondisi ini untuk setiap kandidat untuk menghilangkan entitas palsu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bab ini dimulai dengan peninjauan struktur data, yang menentukan (I)
bagaimana catatan disusun dalam file fisik atau database dan (2) metode akses
yang digunakan untuk navi-gate file. Sejumlah struktur data dasar diperiksa,
termasuk sekuensial, in-dexed, hashing. dan petunjuk. Bab ini juga meninjau model
data relasional secara rinci. Cakupan termasuk konsep relasional, terminologi, teknik
tabel-link, normalisasi database, dan prosedur desain database. Bab ini kemudian
berfokus pada penggunaan CAKIT untuk ekstraksi dan analisis data. Ekstraksi data
dapat dilakukan oleh modul audit embed-ded dan perangkat lunak audit umum.
Perangkat lunak ini mendukung dua jenis tes audit yang (I) memungkinkan auditor
membuat kesimpulan tentang efektivitas kontrol aplikasi, dan (2) menyediakan akses
ke data yang diperlukan untuk pengujian substantif. Bab ini menjelaskan fitur,
kelebihan & kekurangan dari pendekatan modul audit tertanam (PAM). Kemudian
diuraikan fungsi-fungsi khas dan penggunaan perangkat lunak audit umum (GAS).
Bab ini ditutup dengan ulasan tentang fitur Act yang lebih umum digunakan, produk
GAS komersial terkemuka.
REFERENSI
A Hall, James. 2011. Information Technology Auditing. South-Western Cengage Learning.