Anda di halaman 1dari 17

I.

Tujuan Praktikum
1. Membuat kurva absorpsi campuran dua zat
2. Menentukan panjang gelombang pengukuran
3. Menentukan absortivitas molar ke dua zat pada setiap panjang
gelombang pengukuran
4. Menentukan kasar zat campuran secara stimulant
II. Tinjauan Pustaka

Spektrofotometri merupakan suatu metode Analisa yang didasarkan


pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada Panjang gelombang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma dan kisi difraksi dengan detector fototube

Spektrofotometer menghasilkan sinar dan spektrum dengan Panjang


gelombang tertentu dan foto meter adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang ditransmisikan atau diabsorbsi . Spektofotometer dibandingkan
dengan fotometer adalah Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih
terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti
prisma,grating,atau celah optis.pada fotometer filter dari berbagai warna
yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek Panjang gelombang
tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh Panjang
gelombang 30-40 nm sedangkan pada spektrofotometer,Panjang
gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan
alat pengurai cahaya seperti prisma.suatu spektrofotometer tersusun dari
sumber spektro tampak yang kontinyu (Underwood 2002).

Radiasi UV-Vis berada pada daerah panjang gelombang 200-700 nm,


dimana absorbansi molekul dalam daerah ini sangat tergantung struktur
elektronik dari molekul-molekul itu sendiri. Energi yang diserap
tergantung pada perbedaanenergi antara tingkat energi dasar dengan
energi tingkat eksitasi, makin kecil beda energi maka semakin besar
panjang gelombang dari molekul tersebut (Sastrohamidjojo, 1985).

1
Kadar larutan campuran dua zat dapat ditentukan dengan metode
spektrofotometri tanpa harus dipisahkan lebih dahulu. Kedua zat harus
memiliki panjang gelombang maksimum yang tidak berimpit. Absorbsi
larutan sampel campurannya pada panjang gelombang merupakan jumlah
absorbsi dari masing-masing zat tunggalnya. Kadar masing-masing zat
ditentukan menggunakan metode simultan

Gambar 1. Spektra dua buah senyawa, senyawa I dan senyawa II


(Gandjar dan Rohman,2007)

Pengukuran campuran dua senyawa baik pada panjang gelombang 1


(λ1), maupun panjang gelombang 2 (λ2), oleh absorbansi pada kedua
panjang gelombang tersebut merupakan jumlah dari absorbansi senyawa I
dan absorbansi senyawa 2 (perhatikan gambar diatas yang
menggambarkan spektra dua buah senyawa, senyawa I dan IT), yang
secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut;
A λ1= (a1c1) λ1 + (a2c2) λ1…………… (1)
A λ2= (a1c1) λ2 + (a2c2) λ2…………… (2)
Parasetamol di kenal dengan nama lain asetaminofen merupakan
turunan para aminofenol yang memiliki efek analgesik serupa dengan salisilat
yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.
Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Parasetamol merupakan penghambat
biosintesis prostaglandin yang lemah. Penggunaan parasetamol mempunyai
beberapa keuntungan dibandingkan dengan derivat asam salisilat yaitu tidak
ada efek iritasi lambung, gangguan pernafasan, gangguan keseimbangan asam

2
basa. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik,
telah menggantikan penggunaan asam salisilat. Namun penggunaan dosis
tinggi dalam waktu lama dapat menimbulkan efek samping methemoglobin
dan hepatotoksik (”Siswandono & Soekardjo, 1995”, Gunawan et al, 2007).
Parasetamol (C8H9NO2) atau asetaminofen dengan BM 151,16
gram/mol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0 %
C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian dari parasetamol adalah
memiliki pemerian serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutannya larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N
serta mudah larut dalam etanol (Depkes RI, 1995).
Rumus struktur dari parasetamol sebagai berikut:

Larutan parasetamol memiliki absorbansi pada λmaks 245 nm dalam


larutan asam encer sebesar 668a. Dan memiliki absorbansi pada λmaks 257 nm
dalam larutan basa encer sebesar 715a (Moffat et al., 2005). Berikut adalah
kurva absorbansi parasetamol pada larutan asam maupun basa :

Gbr 3. Kurva absorbansi paracetamol Moffat et al, 2005)


Theofilin (C7H8N4O2) memiliki BM 180,17 gram/mol mengandung tidak
kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N4O2, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan. Pemerian theofilin adalah serbuk hablur, putih; tidak berbau;
rasa pahit; stabil di udara. Kelarutannya sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut
dalam air panas; mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam amonium

3
hidroksida; agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter (DepKes
RI,1995). Berikut adalah rumus struktur dari theofilin:

Gbr 4. Rumus Struktur Theofilin (Moffat et al., 2005)

Larutan theofilin memiliki absorbansi pada λmaks 270 nm dalam larutan asam
sebesar 536a. Dan memiliki absorbansi pada λmaks 275 nm dalam larutan basaencer
sebesar 650a (Moffat et al., 2005). Berikut adalah kurva absorbansi theofilin pada
larutan asam maupun basa :

Gbr 5. Kurva Absorbansi Theofilin Moffat et al, 2005)

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat
1. Labu takar 10 mL.
2. Pipet volume.

4
3. Pipet ukur 1 mL, 5 mL, dan 10 mL.
4. Pipet tetes.
5. Botol vial 10 mL sebanyak 6 buah.
6. UV/Vis Spectrophotometer AMV11PC.
7. Kuvet.
8. Beaker glass 100 mL.
9. Ballfiller.
10. Tissue
3.2 Bahan
1. Larutan Stok Parasetamol 1 mg/mL.
2. Larutan Stok Teofilin 1 mg/mL.
3. Aquadest.
IV. Prosedur Praktikum
4.1 Penyimpanan Larutan
a. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol 100 µg/mL
Dipipet 1 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 1
mg/mL, Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Dilarutkan
dengan aquadest sampai tanda batas. Dimasukkan ke dalam botol
vial dan diberikan label Larutan Baku Parasetamol 100 µg/mL.
b. Pembutan Larutan Baku Teofilin 100 µg/mL
Dipipet 1 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 1 mg/mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Dilarutkan dengan
aquadest sampai tanda batas. Dimasukkan ke dalam botol vial dan
diberikan label Larutan Baku Teofilin 100 µg/mL. c. Pembuatan
Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol 6,5 µg/mL Dipipet 0,65 mL
larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 100 µg/mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Dilarutkan dengan
aquadest sampai tanda batas. Dimasukkan ke dalam botol vial dan
diberikan label Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol 6,5 µg/mL.
c. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Teofilin 30 µg/mL
Dipipet 3 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 100 µg/mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Dilarutkan dengan
aquadest sampai tanda batas. Lalu dimasukkan ke dalam botol vial
dan diberikan label Larutan Baku Siap Ukur Teofilin 30 µg/mL.

5
d. Pembuatan Larutan Campuran Parasetamol (6,5 µg/mL) dan
Teofilin (30 µg/mL)
Dipipet 0,65 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 100
µg/mL. Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL. Dipipet 3 mL
larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 100 µg/mL. Dimasukkan
ke dalam labu ukur 10 mL bersama dengan larutan Parasetamol
sebelumnya. Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas.
Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan
Campuran Parasetamol dan Teofilin.
4.2 Pengukuran
a. Tentukan panjang gelombang maksimum dari larutan baku
paracetamol dan teofilin pada panjang gelombang 220 nm – 300
nm.
b. Ukur absorbansi dari larutan baku paracetamol dan teofilin pada
panjang gelombang maksimum larutan baku paracetamol dan
teofilin serta tentukan absortivitas paracetamol dan teofilin.
c. Ukur absorbansi campuran antara paracetamol dengan teofilin
pada panjang gelombang maksimum larutan baku paracetamol
dan teofilin. serta tentukan konsentrasi paracetamol dan teofilin
dan tentukan % perolehan kembali paracetamol dan teofilin.
d. Ukur absorbansi sampel pada panjang gelombang maksimum
larutan baku paracetamol dan teofilin. serta tentukan konsentrasi
paracetamol dan teofilin yang terkandung dalam sampel.
4.3 Pengoprasian Alat Analisis (Spektrofotometer + Komputer)
a. Menghidupkan UV/Vis Spectrophotometer AMV11PC
1. Spektrofotometer dihidupkan dengan menekan tombol
“ON/OFF” (1=ON, 0=OFF). Tunggu 20 hingga instrument
terkalibrasi.
2. Komputer dihidupkan dan pengaturan spektrofotometer
dilakukan pada komputer menggunakan software “MetSpec
Pro” (user: admin & password : a12345). Klik konfirm untuk

6
menghubungkan komputer dengan spektrofotometer. Jika
telah terhubung akan muncul “welcome”.
b. Membuat kurva untuk larutan standar (baku).
1. Pilih menu “Standard Curve”
2. Klik “Standard Curve setting ” diedit pada :
• “parameter” lengkapi keterangan pada “company ;
curve name; unit = satuan; No of std sample = 4 (jika terdiri
dari 3 larutan standar & 1 larutan blanko).
• “Wavelength list” ketik panjang gelombang yang
digunakan
• “Standard Sample list” ketik nama dan konsentrasi
larutan standar yang diukur.
3. Kalibarasi larutan blanko dengan menggeser kuvet yang berisi
larutan blanko sejajar monokromator dan detektor pada
spektrofotometer. Kemudian pada computer klik toolbar “set
to zero”.
4. Mulai pembacaan larutan standar pertama, kedua , ketiga
dengan menggeser kuvet yang berisi larutan tersebut sejajar
monokromator dan detektor pada spektrofotometer. Kemudian
pada komputer klik toolbar “start”.
c. Menscan Panjang gelombang
1. Pilih menu “Wavelength Scan”.
2. Pada Wavelength Scan Setting pilih parameter
lengkapi “start wavelength”(panjang gelombang tertinggi
yang digunakan) ;“end wavelength” (panjang gelombang
terendah yang digunakan); & “wavelength interval(nm)”
klik confirm.
3. Persiapan menscan panjang gelombang dengan menggeser
kuvet yang berisi larutan blanko sejajar monokromator dan
detector
klik “set to zero” pada toolbar untuk set baseline dan
muncul tulisan “baseline has been esthablish” ok
quit.

7
4. Mulai pembacaan / scan panjang gelombang dengan dengan
menggeser kuvet yang berisi larutan sampel yg diukur sejajar
monokromator dan detector klik “start” pada toolbar.
Kegiatan yang sama dilakukan untuk sampel berikutnya.
5. Setelah selesai pembacaan/ scan panjang gelombang pada tiap
larutan sampel, pada komputer akan muncul kurva kalibarasi
sampel tersebut.

d. Analisis Simultan
1. Pilih menu “Multi-Wavelength Analysis”.
2. Pada Multi-Wavelength Analysis Setting, pilih “parameter”
edit number of samples, number of wl ( banyak
panjang gelombang yang digunakan), unit.
3. Kemudian pada Multi-Wavelength Analysis Setting, pilih
“wavelength list” ketik Panjang gelombang yang
digunakan.
4. Mulai pembacaan dengan menggeser kuvet yang berisi
sampel sejajar monokromator dan detector klik “set to zero”
“start”
4.4 Tugas dan/atau pertanyaan
A. Buat kurva absorpsi larutan baku parasetamol, teofilin dan
tentukan panjang gelombang maksimumnya
B. Tentukan absorbansi setiap larutan pada masing-masing panjang
gelombang maksimumnya
C. Hitung absortivitas molar parasetamol dan teofilin pada masing-
masing panjang gelombang maksimumnya
D. Tetapkan konsentrasi masing-masing komponen pada larutan
Sampel yang telah disiapkan oleh Asisten Praktikum
E. Bahas hasil yang diperoleh pada percobaan hari ini dalam laporan!

4.5 Data Pengamatan


Tabel 1. Absorbansi Parasetamol, Teofilin, dan Sampel pada rentang
panjang gelombang 200nm-300nm.

8
λ (nm) Absorbansi Absorbansi Absorbansi Absorbansi
Parasetamol Teofilin Campuran Sampel
198
201
204
207
210
213
216
219
222
225
228
231
234
237
240
243
246
249
252
255
258
261
264
267
270

9
273
276
282
285
288
291
294
297
300

Tabel 2. Absorbansi Parasetamol, Teofilin. Dan Sampel pada panjang


gelombang maksimum ……… (nm);………………..(nm);
……………………...(nm)

λ (nm) Absorbansi Absorbansi Absorbansi Absorbansi


Parasetamol Teofilin Campuran Sampel

V. Skema Kerja
A. Penyiapan Larutan
a. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol 100 µg/mL

Dipipet 1 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 1 mg/mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas

Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan


Baku Parasetamol 100 µg/mL.

10
b. Pembutan Larutan Baku Teofilin 100 µg/m

Dipipet 1 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 1 mg/mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas

Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan Baku


Teofilin 100 µg/mL.

c. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol 6,5 µg/mL

Dipipet 0,65 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 100


µg/mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas.

Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan Baku


Siap Ukur Parasetamol 6,5 µg/mL.

11
d. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Teofilin 30 µg/mL

Dipipet 3 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 100 µg/mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas

Lalu dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan


Baku Siap Ukur Teofilin 30 µg/mL.

e. Pembuatan Larutan Campuran Parasetamol (6,5 µg/mL) dan Teofilin (30 µg/mL)

Dipipet 0,65 mL larutan stok Parasetamol dengan konsentrasi 100


µg/mL

Dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL.

Dipipet 3 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 100 µg/mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL bersama dengan larutan


Parasetamol sebelumnya

Dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas

Dimasukkan ke dalam botol vial dan diberikan label Larutan


Campuran Parasetamol dan Teofilin.

B. Pengukuran

12
Tentukan panjang gelombang maksimum dari larutan baku
paracetamol dan teofilin pada panjang gelombang 220 nm – 300 nm.

Ukur absorbansi dari larutan baku paracetamol dan teofilin pada


panjang gelombang maksimum larutan baku paracetamol dan teofilin
serta tentukan absortivitas paracetamol dan teofilin.

Ukur absorbansi campuran antara paracetamol dengan teofilin pada


panjang gelombang maksimum larutan baku paracetamol dan
teofilin. serta tentukan konsentrasi paracetamol dan teofilin dan
tentukan % perolehan kembali paracetamol dan teofilin.

Ukur absorbansi sampel pada panjang gelombang maksimum larutan


baku paracetamol dan teofilin. serta tentukan konsentrasi paracetamol
dan teofilin yang terkandung dalam sampel.

C. Pengoprasian Alat Analisis (Spektrofotometer + komputer )

a. Menghidupkan UV/Vis Spectrophotometer AMV11PC

Spektrofotometer dihidupkan dengan menekan tombol “ON/OFF”


(1=ON, 0=OFF). Tunggu 20 hingga instrument terkalibrasi.

Komputer dihidupkan dan pengaturan spektrofotometer dilakukan


pada komputer menggunakan software “MetSpec Pro” (user: admin
& password : a12345). Klik konfirm untuk menghubungkan
komputer dengan spektrofotometer. Jika telah terhubung akan
muncul “welcome”.

b. Membuat kurva untuk larutan standar (baku).

13
Pilih menu “Standard Curve”

Klik “Standard Curve setting ” diedit pada :


 “parameter” lengkapi keterangan pada “company ; curve
name; unit = satuan; No of std sample = 4 (jika terdiri dari 3
larutan standar & 1 larutan blanko).
 “Wavelength list”  ketik panjang gelombang yang digunakan
 “Standard Sample list”  ketik nama dan konsentrasi larutan
standar yang diukur

Kalibarasi larutan blanko dengan menggeser kuvet yang berisi


larutan blanko sejajar monokromator dan detektor pada
spektrofotometer. Kemudian pada computer klik toolbar “set to
zero”.

Mulai pembacaan larutan standar pertama, kedua , ketiga


dengan menggeser kuvet yang berisi larutan tersebut sejajar
monokromator dan detektor pada spektrofotometer.
Kemudian pada komputer klik toolbar “start”.

c. Menscan Panjang gelombang

Pilih menu “ Wavelength Scan”.

Pada Wavelength Scan Setting pilih parameter  lengkapi “ start


wavelength” (panjang gelombang tertinggi yang digunakan) ; “end
wavelength” (panjang gelombang terendah yang digunakan); &
“wavelength interval(nm)”  klik confirm

14
Persiapan menscan panjang gelombang dengan menggeser kuvet
yang berisi larutan blanko sejajar monokromator dan detector  klik
“set to zero” pada toolbar untuk set baseline dan muncul tulisan
“baseline has been esthablish”  ok  quit

Mulai pembacaan / scan panjang gelombang dengan dengan


menggeser kuvet yang berisi larutan sampel yg diukur sejajar
monokromator dan detector  klik “start” pada toolbar. Kegiatan
yang sama dilakukan untuk sampel berikutnya.

Setelah selesai pembacaan/ scan panjang gelombang pada tiap larutan


sampel, pada komputer akan muncul kurva kalibarasi sampel
tersebut.

d. Analisis Simultan

Pilih menu “ Multi-Wavelength Analysis”.

Pada Multi-Wavelength Analysis Setting, pilih “parameter”  edit


number of samples, number of wl ( banyak panjang gelombang yang
digunakan), unit.

Kemudian pada Multi-Wavelength Analysis Setting, pilih


“wavelength list” ketik Panjang gelombang yang digunakan.

mulai pembacaan dengan menggeser kuvet yang berisi sampel sejajar


monokromator dan detector  klik “set to zero”  “start”

D. Tugas dan/atau pertanyaan

15
Buat kurva absorpsi larutan baku parasetamol, teofilin dan tentukan
panjang gelombang maksimumnya.

Tentukan absorbansi setiap larutan pada masing-masing panjang


gelombang maksimumnya

Hitung absortivitas molar parasetamol dan teofilin pada masing-


masing panjang gelombang maksimumnya

Tetapkan konsentrasi masing-masing komponen pada larutan Sampel


yang telah disiapkan oleh Asisten Praktikum

Bahas hasil yang diperoleh pada percobaan hari ini dalam laporan!

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope IndonesiaEdisi Keempat. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

16
Day, R. A. and A. L. Underwood. (2001). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.
Jakarta. Penerbit Erlangga. Hal 394, 396-404
Gandjar, Ibnu Gholib, dan A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Gunawan S.G.,2007. Farmakologi dan terapi.Jakarta: Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pp.210-31
Moffat, Anthony C., M. D. Osselton, Drian W., Laurent Y. Galichet. 2004.
Sastrohamidjodjo, H. 1985. Spektroskopi. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

17

Anda mungkin juga menyukai