Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN, ETIKOLEGAL DAN

HUKUM
NORMAL AND NATURAL CHILD BIRTH

Dosen Pembimbing : Rohmi Handayani, M. Keb

Disusun Oleh :

1. Ade Eka Sari Widiyanti


2. Anita Dwi Hastuti M
3. Annisaa’ Fitri
4. Arum Alifah
5. Atrika Cahya Ayu Hapsari
6. Aulia Rizqi Ridhani
7. Bela Trisnawati
8. Bunga Sala Miranti
9. Dear Ayu Permata
10. Dewi Pangesti Rahayu
11. Dina Alifia M

DIV ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN PROFESI BIDAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun


apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. Hal ini perlu
diyakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberikan
asuhan kepada pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada bentuk
pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah dilaksanakan adalah
pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien dengan
materi-materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan
ketidaknyamanan selama hamil.

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara


spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepada pada usia
kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi
dalam keadaan baik.

Menurut Saifuddin (2009), persalinan dan kelahiran normal adalah proses


pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
Tujuan asuhan persalinan normal adalah tercapainya kelangsungan hidup
dan kesehatan yang tinggi bagi ibu serta bayinya melalui upaya yang terintegrasi
dan lengkap namun menggunakan intervensi seminimal mungkin sehingga
prinsipkeamanan dan kualitas layanan dapat terjaga pada tingkat yang seoptimal
mungkin. pendekatan seperti ini berarti bahaya dalam asuhan persalinan normal
harus ada alasan yang kuat dan bukti manfaat apabila akan melakukan intervensi
terhadap jalannya proses persalinan yang fisiologis alamiah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Normal and Natural Childbirth ?

2. Apa saja Prinsip Dasar Normal and Natural Childbirth?

3. Apa saja Program Pemerintah yang mendukungNormal and Natural Childbirt


h?

4. Bagaimana Asuhan Komplementer untuk mendukungi Normal and Natural C


hildbirth?

C. Tujuan

1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Normal and Natural Childbirth.

2.Untuk mengetahui prinsip dasar Normal and Natural Childbirth.

3.Untuk mengetahui apa saja Program Pemerintah yang MendukungNormal and


Natural Childbirth

4.Untuk Bagaimana Asuhan Komplementer dari Normal and Natural Childbirt


h.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasa


rkan pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan ana
k mereka tanpa intervensi eksternal. Setiap individu mempunyai hak untuk lah
ir sehat, maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Pada filosofi kebidanan, meyakini bahwa peristiwa kelahiran mer
upakan proses fisik dan psikis yang normal atau fisiologis.

Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah dim


ana persalinan dibiarkan berlangsung secara alami. Hal ini dapat termasuk per
salinan tanpa bantuan obat-obatan termasuk pengurang rasa nyeri seperti epid
ural, menggunakan sedikit atau tanpa intervensi medis buatan seperti pemanta
uan janin secara kontinu atau episiotomi, membiarkan ibu untuk menjadi pemi
mpin dalam proses persalinannya dalam arti dengan caranya sendiri yang me
mbuatnya nyaman. Dilihat dari segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dan
tingkat pengetahuan tentang kesehatan masih banyak sekali masyarakat yang
buta tentang masalah kesehatan ibu dan anak. Sehingga untuk golongan masy
arakat seperti itu tentunya melahirkan ditempat pelayanan kesehatan sangat di
haruskan. Hal ini menunjukkan praktik pertolongan persalinan yang terjadi da
lam masyarakat menyimpang dari filosofi persalinan adalah proses alamiah.

B. Prinsip Dasar

1. Memahami bahwa kelahiran anak perempuan proses alamiah dan fisiologi


s
2. Menggunakan cara-cara sederhana tidak melakukan intervensi, tidak ada i
ndikasi sebelum ke tehnologi.

3. Aman, berdasarkan fakta dan beri kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.

4. Terpusat pada ibu bukan pada pemberi asuhan kesehatan / Lembaga.

5. Menjaga privasi / kerahasiaan ibu.

6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung emosionalnya.

7. Pastikan kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling yan


g cukup.

8. Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktuf dalam membuat
keputusan.

9. Menghormati praktek-praktek adat, keyakinan agama.

10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual, social ibu atau keluar
ga selama kelahiran anak.

11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan pen


yakit.

C. Program Pemerintah

1. P4K

Pelayanan bidan dalam kegiatan pelaksanaan P4K (Program


Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dalam menurunkan
angka kematian ibu antara lain seperti mendata ibu hamil, membantu ibu
hamil dalam menentukan tafsiran persalinan, penolong persalinan, tempat
persalinan, pendamping persalinan, transportasi, dan calon donor darah.
Pelayanan yang juga harus dilakukan oleh bidan adalah memastikan dan
membantu semua ibu hamil menempelkan stiker, persiapan KB pasca
persalinan dan kunjungan rumah. Adanya pelayanan dari bidan yang
optimal terkait pelaksanaan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi) yang diberikan kepada ibu hamil bisa
meningkatkan kesehatan dan kesejahtraan masyarakat, terutama ibu hamil
dan bayi baru lahir serta terwujudnya manfaat dari program ini yaitu dapat
menurunkan angka kematian ibu.

2. Permenkes nomor 97 tahun 2014 pasal 14 ayat 1, berbunyi :

a. Persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan

b. Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan kepada ibu b


ersalin dalam bentuk 5 aspek dasar meliputi :

1) Membuat keputusan klinik

2) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

3) Pencegahan infeksi

4) Pencatatan rekam medis asuhan persalinan; dan

5) Rujukan pda kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir

c. Persalinan sebagaimana dimasksud pada ayat 2 dilakukan sesuai stan


dar asuhan persalinan normal

D. Bentuk persalinan normal dan alamiah (Komplementer)

1. Melakukan senam ibu hamil untuk melatih otot agar tidak merasakan nyer
i yang berlebih ketika prosesn melahirkan
a. Pengertian

Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk


mempersiapkan ibu hamil secara fisik atau mental pada saat
persalinan agar dapat berlangsung dengan cepat, aman dan spontan
(Sarwono, 2006). Senam hamil juga merupakan suatu program bagi
ibu hamil sehat untuk menjaga kondisi fisik ibu dengan menjaga otot-
otot dan persendian. Misalnya di Amerika Serikat banyak sekali
wanita hamil yang sudah mengerti dan mau melakukan senam hamil,
salah satu metode senam hamil yang saat ini sedang ramai
diperbincangkan adalah metode philates yang ditemukan Joseph
Philates (Brock, Katie, 2007)

b. Manfaat latihan fisik bagi ibu dan janin

1) Bagi Ibu

a) Mempertahankan kemampuan fisik sebelum kehamilan yang


cenderung turun selama masa kehamila

b)Memperkuat otot agar tubuh dapat menyesuaikan diri untuk


menyangga beban kehamilan dan memperbaiki postur tubuh

c) Mengurangi keluhan nyeri pinggang:

d)Membantu melancarkan proses pencernaan dan mengurangi


konstipas

e) Menambah rasa percaya diri terhadap timbuinya stres, depresi,


kecemasan dan membuat lebih rileks,

f) Mengurangi risiko terjadinya hipertensl dan diabetes melitus


pada kehamilan
g)Mengurangi gelambir di perut setelah persalinan (Belly)

h)Meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot panggul untuk


memperlancar proses persalinan.

i) Mempercepat proses pemulihan setelah melahirkan

2) Bagi Janin : Latihan fislk sejak awal kehamilan akan


meningkatkan pertumbuhan plasenta, dan bayi dilahirkan dengan
berat badan yang nomal.

c. Kontra indikasi latihan

Kontra Indikasi Absolut:

1)Ketuban pecah

2)Riwayat persalinan preterm (kurang bulan)

3)nkompetensia serviks

4)Plasenta previa

5)Hipertensi dalam kehamilan (pre eklampsia)

6)Perdarahan per vaginam

7)Kehamilan kembar (lebih dari satu)

8)Anemia berat

9)Penyakit jantung

Kontra indikasi Relatif: kontra indikasi dengan pertimbangan medis


yang cukup untuk melakukan latihan fisik, yaitu
1) Rasa lelah yang berlebihan

2) Nyeri perut, punggung dan suprasimfisis

3) Riwayat perdarahan per vaginam

4) Gangguan pada tungkai seperti inflamasi penyakit Gout


(hiperunsemiapira) rematoid artritis

5) Palpitasi

6) Kontralksi rahim yang berlebihan

7) Berkurengnya gorak janin

8) Peningkatan berat bedan lbu yang tidak optimal

9) Letak sungsang timester terakhir

10) Pertumbuhan Intra uterin yang terambat

d. Hal-hal yang diperhatikan

1) Perlu melakukan pemeriksaan kesehatan awal (medical


clearance) untuk mengetahui ada-tidaknya kontra indikasi

2) Meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang akan dilakukan


(Informed Consent) dari ibu hamil untuk mengikuti program
latihan fisik dengan memberikan penjelasan yang sebaik-
baiknya:

3) Melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur untuk


mengetahui ada-tidaknya kontra indikasi untuk melakukan
program latihan fisik:
4) Menggunakan alas/matras yang memenuhi syarat untuk
ketebalan 5 cm sebagai bantalan saat melakukan senam lantai.

5) Menggunaken tempat latihan dengan ventilasi dan cahaya yang


cukup,permukaan yang rata dan tidak licin;

6) Hati-hati sast bangun dari posisi tidur:

7) Hindari perubahan poslsi/gerakan yang bersifat mendadak;

8) Menggunakan kaos kaki yang tidak terlalu ketat untuk menahan


kaki yang bengkak;

9) Menggunakan pembalut wanita untuk menjaga bila terjadi air


seni yang keluar akibat melakukan gerakan-gerakan yang
mermgakibatkan penekanan uterus terhadap kandung kemih dan
lemahnya otot-otot dasar panggul.

Persiapan latihan

1) Memakai BH/bra yang bertali lebar dan kuat untuk menyangga


payudara

2) Memakai pakaian olahraga yang tidak tebal, dapat rmenyerap


keringat elastis, dan nyaman agar gerak tubuh tidak terganggu
(seperti: kaos, training pack

3) Memakai sepatu olahraga yang cukup dan sesuai dengan jenis


latihannya.

4) Memakai kaos kaki olahraga dari bahan yang lembut dan cukup
tebal.
5) Pola makanan dan minuman yang dianjurkan menjelang latihan
fisik:

Minum air secukupnya sebelum, selama, dan sesudah melakukan


latihan. Makan sebaiknya dengan hidangan lengkap 3-4 jam
sebelum latihan makanan kecil seperti biskuit atau roti 2-3 jam
sebelum latihan makan cair misalnya bubur, jus buah 1-2 jam
sebelum latihan 30 menit sebelum latihan dianjurkan minum air
putih saja
2. Hypnobirthing

Hypno-Birthing adalah penggunaan hypnosis untuk proses


persalinan yang alami, lancar alami. Ibu hamil masuk dalam relaksasi
yang dalam dan dilakukan dalam keadaan sadar. Selain berguna untuk
mengurangi rasa sakit dan memperlancar proses persalinan. Hypno-
Birthing atau penggunaan hypnosis selama masa kehamilan bisa
mencegah gangguan emosional, baik saat sebelum persalinan dan setelah
persalinan.

Hypno-Birthing merupakan suatu metode baru yang dikhususkan


untuk wanita hamil dengan melakukan relaksasi mendalam, betujuan
untuk mempersiapkan proses kelahiran normal yang lancar, nyaman
dengan rasa sakit yang minimum, Karena mampu memicu hormone
endorphin yang merupakan hormon penghilang rasa sakit alami tubuh.

a. Pengertian Hypnotherapy

Menurut Aprillia (2010), hipnosis telah dipelajari secara ilmiah


lebih dari 200 tahun, sehingga terdapat definisi hipnosis yang berbeda –
beda, seperti berikut ini :

1) Hipnosis adalah teknik atau praktik dalam memengaruhi orang lain


untuk masuk ke dalam kondisi trance hypnosis.

2) Hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur, yang dapat


secara sengaja dilakukan kepada seseorang. Seseorang yang
dihipnotis bida menjawab pertanyaan yang diajukan, serta menerima
sugesti tanpa perlawanan.
3) Hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti
dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti.

4) Keadaan terfokusnya perhatian pada objek fisik atau gambaran


mental tertentu yang ditandai dengan meningkatnya sugestibilitas
sebagai efek sikap kooperatif dengan orang lain.

5) Hipnosis merupakan suatu keadaan seseorang berada dalam keadaan


rileks dengan menggunakan energi sendiri.

b. Keuntungan dan Manfaat Hypnobirthing

Dengan melakukan Hypno-Birthing, maka kita dapat merasakan


manfaat yang cukup berarti buat kehidupan kita. Adapun manfaat yang
didapatkan adalah sebagai berikut :

1) Untuk Ibu

Ibu hamil bisa memanage atau mengurangi kadar rasa sakit


saat melahirkan, meminimalisir stress, depresi saat masa
melahirkan, karena ibu jauh lebih mudah mengontrol emosinya.
Ibu mendapatkan rasa nyaman, ketenangan dan kebahagiaan karena
persalinan yang lebih lancar. Mencegah kelelahan yang berlebihan
saat proses persalainan, malah beberapa kasus meski habis
mengejan namun wajah menjadi jauh lebih segar serta dapat
engurangi komplikasi medis dalam melahirkan.

2) Untuk Janin

Janin merasa ada kedekatan emosi dan ikatan batin lebih kuat,
karena saat melakukan Hypno-Birthing ibu dan janin menjalin
komunikasi bawah sadar, bayi yang dilahirkan relatif tidak
kekurangan oksigen. Janin juga merasa damai dan mendapatkan
getaran tenang serta pertumbuhan hormon melalui plasenta lebih
seimbang.

3) Untuk Suami

Merasa lebih tenang dalam mendampingi proses kelahiran,


emosi kehidupan suami istri lebih seimbang, (karena ada wanita
hamil yang bawaanya suka marah-marah, lebih egois dll) bisa
diseimbangakan dengan hypnobirthing. Jika suami melakukan
hypnobirthing ke istri ada jalinan lebih mesra ke istrinya dan bisa
mendekatkan dengan sang janin.

4) Untuk Dokter dan Para medis

Kerja lebih ringan, karena wanita yang masuk program Hypno-


Birthing lebih stabil emosinya, tidak banyak mengeluh. Proses
persalinan jauh lebih lancar dan cepat. Meminimalkan penggunaan
obat bius, kemungkinan komplikasi persalinan lebih kecil. Proses
pembukaan jalan lahir lebih singkat, meminimalkan penggunaan
induksi persalinan.

c. Tahapan dalam Hypnoterapy

1) Pre-Induction

Pre-induction merupakan tahap terpenting dalam sesi


hipnoterapi. Ini disebut juga tahap pretalk atau persiapan, yang
merupakan tahap awal saat klien pertama kali bertemu
hipnoterapis. Preinduction dimulai dari pengumpulan data awal,
persepsi tentang hipnoterapi dan prosesnya, serta anamnesa
(wawancara) dengan klien tentang masalah yang dihadapi. Dalam
hal ini terapis perlu mengetahui sebanyak mungkin infromasi
tentang klien maupun orang lain yang mempunyai peran penting
dalam kehidupan klien.

2) Suggestibility Tes

Macam – macam tes sugestibilitas yang lazim dipakai adalah :

a) Tes ayunan badan

Dalam tes ayunan badan, praktisi hipnotis


menginstruksikan kepada klien untuk berdiri dengan kaki rapat
dan pandangan mata menagarah ke atas. Kemudian praktisi
memberikan instruksi seperti berikut :

“Anda akan mulai merasakan tubuh anda berayun – ayun


meskipun anda sungguh berusahan untuk tidak berayun. Benar
sekali, rasakan diri anda mulai berayun – ayun… (tunggu
sejenak) perhatikan bahwa semakin anda berupaya untuk tidak
berayun, justru tubuh anda semakin berayun – ayun.” (tunggu
sejenak)

Hampir setiap kali tes ini akan menyebabkan klien


berayun hingga batas tertentu karena secara fisik tidaklah
mungkin untuk tetap diam stabil jika seseorang berdiri seperti
postur yang diinstruksikan.

b) Tes buku dan balon

Dalam tes buku dan balon, klien diminta untuk berdiri dan
meluruskan kedua lengannya ke depan, dengan telapak tangan
kanan menghadap ke atas dan telapak tangan kiri menghadap
ke bawah. Klien lalu diminta untuk memejamkan mata dan
membayangkan setumpuk buku berat di atas telapak tangan
kanannya, dan sejumlah balon helium yang terikat pada
telapak tangan kirinya yang tertarik ke atas. Setelah jangka
waktu tertentu membayangkan beban buku dan tarikan balon
tersebut, klien boleh membuka matanya dan menyaksikan
lengan kanannya turun jauh dari imajinasi beban buku, dan
lengan kirinya naik jauh dari imajinasi balon yang menarik ke
atas.

c) Tes mata terpejam

Mintalah klien untuk memejamkan kedua kelopak mata


denga lemah lembut, seolah – olah melihat ke arah ubun –
ubunnya. Kemudian biarkan kedua kelopak mata klien semakin
erat terpejam seperti dilem. Saat klien ingin membuka
matanya, ia akan merasakan bahwa semakin ia ingin ia
membuka matanya, semakin erat kedua matanya itu terpejam
dan ia hanya bisa mendengarkan suara serta panduan dari
terapis.

d) Tes tangan menggenggam

Biarkan kedua tangan klien saling menggenggam, kecuali


kedua jari telunjuk yang lurus ke atas. Instruksikan pada klien
untuk meniatkan kedua jari telunjuknya saling mendekat
sampai menempel. Setelah jari saling menempel, sugestikan
bahwa semakin dia berusaha menjauhkan jari maka kedua jari
tersebut semkain menempel.
e) Tes dengan pendulum (bandul)

Klien duduk dengan rileks dengan tangan memegang tali


pendulum kira – kira setinggi pandangan mata. Memusatkan
perhatian pada pendulum, kemudian minta klien untuk
meniatkan pendulum berayun ke kiri dan ke kanan, dan setelah
beberapa saat pendulum berayun ke kiri dan ke kanan meminta
klien untuk mengganti arah ayunan pendulum menjadi
berputar, dan pendulum akan langsung berputar. Minta klien
untuk meniatkan pendulum berayun ke depan dan ke belakang,
dan pendulum akan bergerak demikian.

f) Tes lemon

Tes ini hampir efektif 100 % bila digunakan dengan cara


bimbinglah klien untuk menghirup napas beberapa kali. Setelah
rileks, minta ia untuk membayangkan dirinya sedang mengigit
jeruk lemon yang segar dan asam rasanya. Jika klien terlihat
memproduksi air liur lebih banyak atau mulutnya bergerak –
gerak, itu pertanda ia bisa menerima sugesti.

3) Induction

Induksi adalah bagian dari sesi hipnoterapi yang mengantar


klien memasuki kondisi trance hypnosis, yaitu suatu kondisi
kesadaran ketika bagian kritis pikiran sadar tidak aktif, sehinggaklien
menjadi sangat reseptif terhadap sugesti yang diberikan oleh terapis.
Melalui induksi, terapis berperan sebagai pemandu klien untuk
emmasuki kondisi trance, yang dimulai dengan memusatkan
perhatian klien pada objek tertentu yang bertujuan mengisolasi klien
dari banyaknya rangsangan atau stimulus dari lingkungan sekitarnya.
Dengan pikiran yang terfokus dan terarah, secara fisiologis klien
masuk perlahan dari irama Beta ke Alpha, kemudian ke Delta, sampai
tubuh dan pikiran terasa rileks.

4) Deepening

Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk membuat klien


semakin suggestible (lebih mampu menerima sugesti). Kita mengenal
ada beberapa tingkatan trance hypnosis. Secara sederhana,
tingkatannya bisa dibagi menjadi light trance, medium trance, dan
deep trance atau somnambulism, somnambulism adalah kondisi
mental pikiran subjek menjadi sangat sugestif, level trance hypnosis
yang paling tepat untuk terapi.

5) Implantasi

Dalam sesi ini, hipnoterapis mulai memberikan terapi sesuai


permsalahan yang dihadapi klien. Terapis akan ,menanamkan sugesti
pascahipnotis sesuai kesepakatan dalam kontrak dengan klien, dan
sugesti pascahipnotis tersebut berupa kalimat terapeutik yang
berfungsi menghilangkan gejala dan keluhan klien, menghilangkan
akar maslaah dan penyebab gangguan, serta kaitanyya dengan aspek
– aspek lain.

6) Terminasi

Ini adalah bagian akhir dari sesi hipnoterapi. Sebelum sesi


terminasi ini dimulai, ada baiknya klien dipersiapkan sedemikian
rupa saat keluar dari kondisi hipnotis dengan cara sebagai berikut :

a) Diberitahu sebelumnya bahwa sesi hipnoterapi akan segera


berakhir.
b) Diberi sugesti untuk saat berikutnya, sehingga klien dapat segera
masuk ke dalam kondisi rileks melalui keyword.

c) Penerapam benteng, yang merupakan tindakan terapis untuk


melindungi klien terhadap kemungkinan penggunaan keyword atau
clue oleh pihak lain yang tidak berkepentingan.

d) Penetralan sugesti hipnotis saat induksi.

e) Dibangunkan dengan hitungan atau teknik awakening lainnya

3. Prenatal Yoga

a. Pengertian

Prenatal Yoga Yoga adalah sebuah ilmu yang menjelaskan kaitan


antara fisik, mental, dan spiritual manusia untuk mencapai kesehatan
yang menyeluruh. Yoga dari bahasa Sansekerta yang berarti union
(persatuan) ini terbentuk dari kebudayaan India kuno sejak 5000 tahun
yang lalu dan bertujuan menyatukan atman (diri) dengan brahman (sang
pencipta). Penyatuan diri akan membawa seseorang mengenal dirinya
dan sang penciptanya. Prenatal yoga (yoga bagi kehamilan) merupakan
modifikasi dari yoga klasik yang telah disesuaikan dengan kondisi fisik
wanita hamil yang dilakukan dengan intensitas yang lebih lembut dan
perlahan. Selain mengatasi gangguan tidur, berlatih yoga pada masa
kehamilan trimester III juga merupakan salah satu solusi yang
bermanfaat sebagai media self help yang akan mengurangi
ketidaknyamanan selama hamil, membantu proses persalinan, dan
bahkan mempersiapkan mental untuk masa-masa awal setelah
melahirkan dan saat membesarkan anak (Sindhu, 2009).

b. Manfaat Prenatal Yoga


Manfaat Yoga menurut (Sindhu,2009) adalah :

1) Meningkatkan kekuatan dan stamina tubuh saat hamil.

2) Melancarkan sirkulasi darah dan asupan oksigen ke janin.

3) Mengatasi sakit punggung dan pinggang, skiatika, konstipasi,


pegal-pegal, susah tidur dan bengkak pada sendi.

4) Melatih otot perineum (otot dasar panggul) yang berfungsi sebagai


otot kelahiran, membuat otot lebih kuat dan elastic sehingga
mempermudah proses kelahiran.

5) Mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental sang ibu untuk


menghadapi persalinan

6) Meningkatkan kualitas tidur dan mempermudah proses kelahiran.


Yoga mengajarkan teknik-teknik penguasaan tubuh dan menekankan
bahwa otot yang tegang akan berpengaruh saat tidur dan proses
persalinan. Saat tubuh tegang, pikiran akan tegang dan ibu akan
cenderung menahan napas. Berlatih yoga secara teratur, ibu akan
mampu mengenali munculnya setiap ketegangan tersebut dan
menjaga agar sauna fikiran tetap relaks, menjaga napas tetap dalam,
dan akhirnya membuat otot tubuh menjadi relaks.

7) Menjalin komunikasi antara ibu dan anak sejak masih di dalam


kandungan.

8) Mempercepat pemulihan fisik dan mengatasi depresi pasca


melahirkan.

c. Persiapan Prenatal Yoga


1) Kenakan pakaian yang pas (tidak terlalu longgar dan tidak terlalu
ketat), berbahan ringan dan menyerap keringat

2) Pakailah bra khusus untuk ibu hamil yang bisa menyangga


payudara dengan baik.

3) Berlatih tanpa alas kaki (kaos kaki atau sepatu) diatas matras yoga
yang anti slip untuk mencegah resiko terpeleset dan terkilir.

4) Gunakan beberapa alat bantu yang mudah ditemukan dirumah


seperti bantal tidur, kursi pendek, kursi kayu, bean bag, dan ikat
pinggang.

5) Berlatihlah dalam ruangan yang sama dan dengan waktu yang sama
setiap harinya untuk menciptakan suasana dan memudahkan
pikiran ibu langsung menyatu dengan suasana yoga. Ibu dapat pula
menyetel music yang lembut saat berlatih untuk menciptakan
suasana pikiran yang tenang.

6) Kosongkan perut sebelum berlatih, 2 jam setelah makan berat dan 1


jam setelah makan ringan. Minum air sebelum, setelah, dan saat
berlatih. Ibu hamil sangat mudah terkena dehidrasi yang dapat
membahayakan ibu dan janin

d. Kontra Indikasi Prenatal Yoga (Sindhu, 2009)

1) Rasa pusing, mual dan muntah yang berkelanjutan.

2) Gangguan penglihatan.

3) Kram pada perut bagian bawah.

4) Kontraksi.
5) Perdarahan atau pecah air ketuban.

6) Pembengkakan pada tangan dan kaki, tremor (kaki dan tangan


gemetar).

7) Berkurangannya produksi urin dan serangan penyakit tiba-tiba


(seizure).

8) Detak jantung yang terlalu cepat dan gerakan janin yang melemah.

e. Sekuen Prenatal Yoga Pada Ibu Hamil Trimester III (Sindhu, 2009)

1) Pranayama

a) Teknik pernapasan diafragma

Teknik pernapasan ini merupakan teknik pernapasan


dasar dari semua teknik pernapasan yoga (pranayama). Teknik
ini bermanfaat untuk mengaktifkan otot diafragma dan paru-
paru bagian bawah, memijat organ perut bagian dalam,
melancarkan pencernaan/ mengatasi sembelit, melatih
kesadaran pada otototot dasar panggul, serta meningkatkan
ketenangan. Teknik ini juga digunakan saat bermeditasi.
Adapun teknik pernapasan diafragma adalah sebagai berikut

1)) Teknik I

a) Letakkan satu tangan pada perut bagian atas, dan


tangan lainnya pada perut bagian bawah.

b) Tarik napas melalui hidung, rasakan perut


mengembang, dan jarak diantara kedua tangan
semakin merenggang
c) Buang napas, rasakan perut kembali melembut
mengempis, dan jarak antara kedua tangan kembali
seperti semula.

d) Lakukan selama beberapa putaran dan lakukan


sambil memejamkan mata
2)) Teknik II

a) Letakkan kedua tangan di perut bagian bawah, pada


lengkungan bawah perut.

b) Tarik napas melalui hidung, dan rasakan perut bagian


bawah mengembang sehingga mendorong tangan ke
luar.

c) Buang napas, rasakan perut kembali lembut


mengempis.

d) Lakukan selama beberapa putaran dan lakukan sambil


memejamkan mata.
b) Teknik pernapasan berdengung (brahmari) Brahmari disebut
juga dengan teknik pernapasan lebah (bee breath) karena saat
menghembuskan napas akan keluar suara berdengung panjang.
Teknik pernapasan ini bermanfaat untuk mengusir kecemasan,
menenangkan pikiran, dan mengatasi insomnia atau
meningkatkan kualitas tidur ibu hamil. Teknik pernapasan
berdengung (brahmari) yaitu:

1) Posisi duduk bersila diatas bantal tipis dengan panggul yang


lebih tinggi dari lutut dan punggung ditegakkan.

2) Jari-jari tangan menyumbat telinga dan menutup mata.

3) Tarik napas dalam dari hidung, dan sempitkan pita suara


diujung tarikan napas.

4) Buang napas perlahan dan panjang. Istirahatkan pikiran


dengan mendengarkan suara mendengung panjang yang
dihasilkan saat melakukan posisi ini.

5) Lakukan selama beberapa putaran hingga ibu merasa


nyaman.
2) Latihan Pemanasan

Latihan pemanasan merupakan hal yang wajib dilakukan


sebelum ibu beryoga.Latihan pemanasan bermanfaat untuk
menghangatkan tubuh, meningkatkan kelenturan otot dan sendi dan
mempermudahnya untuk melakukan postur yoga, serta
menghindarkan cidera pada otot dan ligamen (jaringan ikat sendi).
Lakukan pemanasan ringan seperti:

a) Melakukan latihan untuk leher, dengan merentangkannya ke


belakang dan ke depan, menengok ke kanan dan kiri, dan
memutar leher.

b) Memutar sendi bahu, siku, dan pergelangan tangan.

c) Merentangkan tubuh ke samping.

d) Memuntir ringan tulang punggung

e) Meregangkan panggul.

f) Merentangkan lutut.

g) Memutar pergelangan kaki

h) Merentangkan jari-jari kaki


3) Asana (Postur Yoga)

a) Mudhasana (postur anak)

Mudhasana merupakan postur yoga restorative yang ideal


untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran, membuat ibu
kembali ke bumi. Postur ini bermanfaat untuk
mengistirahatkan otot punggung dan organ perut dalam,
meringankan mual dan sakit punggung, meredakan ketegangan
dan mengambalikan rasa nyaman. Adapun teknik mudhasana
ialah:

i. Duduk diatas tumit dan regangkan kedua lutut hingga


sejajar panggul.

ii. Buang napas, condongkan tubuh ke depan dan


istirahatkan kening pada alas. Letakkan kedua lengan
disamping tubuh dengan kedua telapak tangan sejajar
dengan telapak kaki dan menghadap keatas. Pejamkan
mata dan dalamkan napas. Lakukan posisi ini selama yang
ibu inginkan. Tarik napas dan perlahan kembali duduk
diatas tumit
b) Putaran sufi

Putaran sufi iniberasal dari tradisi kundalini karena


menyerupai gerakan menari berputar para penari sufi.
Bermanfaat untuk melenturkan sendi-sendi panggul dan
melepaskan ketegangan pada pinggang dan panggul. Teknik
putaran sufi ialah:

1) Duduk dengan kedua lutut ditekuk dan telapak kaki


ditempelkan. Letakkan kedua tangan pada lutut.
Condongkan tubuh ke depan, jaga agar punggung tidak
membungkuk.

2) Perlahan gerakkan tubuh berputar membuat lingkaran


besar. Lakukan selama 5-10 putaran, kemudian ganti arah.
Lakukan sambil bernapas dalam perlahan. Kembali
luruskan kaki dan gerakkan otot kaki
c) Bilikasana 1 (postur peregangan kucing)

Postur ini bermanfaat untuk menguatkan dan


melenturkan otot punggung, menguatkan dan terbebas dari
tekanan akibat pertumbuhan janin, mengatasi sakit punggung
(back pain), melatih otot dan sendi panggul serta melancarkan
aliran darah ke janin. Adapun postur bilikasana 1 ialah sebagai
berikut: Dalam posisi meja/ merangkak. Letakkan kedua
telapak tangan dialas dan sejajar dengan bahu, lutut dialas
sejajar panggul. Telapak tangan menempel flat pada alas dan
regangkan jari-jari tangan. Perlahan buang napas dan tarik
tulang ekor ke dalam, bungkukkan tulang punggung mulai dari
pinggang hingga ke leher, dan tarik dagu ke dada. Mata
menatap pusar dan bernapas perlahan. Tarik napas, arahkan
tulang ekor ke luar, panjangkan tulang punggung, dorong dada
ke depan, dan tarik dagu keatas. Mata menetap pada satu titik
diatas dan bernapas perlahan. Lakukan 5-10 putaran secara
perlahan seiring napas

d) Bilikasana 2 (postur peregangan kucing variasi 2)

i. Dalam posisi meja atau merangkak. Letakkan kedua


telapak tangan di alas dan sejajar bahu, lutut di alas dan
sejajar panggul. Telapak tangan menempel flat pada alas
dan renggangkan jari-jari tangan.

ii. Tarik napas, rentangkan tangan kiri ke depan sejajar bahu,


dan rentangkan kaki kanan ke belakang sejajar panggul.
Mata menatap ke depan. Bernapas perlahan sambil
menahan posisi ini selama 15 detik.

iii. Buang napas, tekuk lutut dan siku dan pertemukan di


bawah tubuh. Lemgkungkan tubuh. Bernapas perlahan.
iv. Tarik napas, kembali rentangkan lengan dan kaki.

v. Buang napas, turunkan tangan dan kaki, kembali dalam


postur meja

vi. Lakukan dengan sisi lainnya.

e) Tadasana (postur berdiri gunung)

Ini merupakan postur berdiri dasar yoga. Tadasana


bermanfaat untuk melatih postur tubuh yang tegak,
menguatkan otot kaki, dan berguna untuk proses persalinan ibu
kelak. Posisi tadasana ialah:

i. Berdiri dengan kedua kaki dirapatkan. Rasakan telapak


dan jari kaki mencengkram alas. Apabila tidak nyaman
dengan kaki dirapatkan, silahkan renggangkan kedua kaki
sejajar panggul
ii. Kencangkan otot paha bagian depan dan otot bokong.
Tarik tulang ekor masuk dan pastikan tulang punggung
dalam posisi lurus.

iii. Dorong dada ke depan, tarik bahu ke belakang, dan tarik


belikat kearah bawah. Biarkan kedua lengan bergantung
disamping tubuh dengan telapak tangan menghadap
tubuh.

iv. Jaga agar dagu tetap sejajar alas. Bernapas dalam posisi
ini menggunakan pernapasan diafragma

f) Meditasi metta (menjalin komunikasi dengan buah hati)

Meditasi ini bertujuan untuk membangkitkan dan


menguatkan rasa kasih sayang dan cinta kasih yang akan
menjalin keterikatan antara kita dan makhluk hidup lainnya.
Meditasi ini dilakukan dengan cara mengucapkan kalimat-
kalimat pengharapan yang baik didalam hati. Saat
melakukannya akan muncul perasaan kasih sayang dan cinta
yang akan menghubungkan ibu secara batin dengan seseorang
yang menjadi objek meditasinya, terutama sang bayi. Adapun
teknik meditasi metta ialah:

i. Duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman. Atur


beberapa tarikan napas dalam dan hembusan napas
perlahan.

ii. Saat mengatur napas, atur pola pikiran untuk semakin


melambat dan melambat.

iii. Arahkan perhatian pada tubuh, rasakan sensasi dan posisi


tangan, kaki, torso dan kepala. Sadari bagian tubuh
tersebut dan biarkan bagian tubuh yang mengalami
ketegangan untuk melembut relaks. Jaga tubuh agar
senyaman mungkin.

iv. Saat tubuh terasa lebih nyaman, arahkan perhatian pada


pusat rongga dada. Dalamkan napas, hadirkan perasaan
kasih sayang meliputi pusat rongga dada. Ibu dapat
mengingat memori di masa lalu yang dapat
menghangatkan perasaaan. Biarkan rasa tersebut meliputi
rongga dada sambil tetap menjaga kesadaran napas.

v. Ucapkan di dalam hati dengan penuh perasaan “semoga


saya sehat, semoga saya bahagia, semoga saya terlepas
dari kesulitan, dan lain-lain”. Pusatkan perhatian pada
sensasi perasaa yang muncul. Lakukan selama beberapa
kali, dan ketika konsentrasi berkurang, kembali dalamkan
napas dan ucapkan kalimat-kalimat pengharapan.

vi. Sesekali pindahkan perhatian ibu pada rongga perut,


rasakan kehadirannya saat ini, alirkan pengharapan baik
bersama napas ke janin, ibu dapat mengelus lembut perut
untuk membantu pikiran agar lebih mudah merasakan
respon janin. Lakukan meditas ini selama mungkin. Bawa
kembali perhatian pada sensasi tubuh dan mulai gerakkan
tubuh secara lembut dan perlahan. Kembali dalamkan
napas dan perlahan buka mata. Jangan terburu-buru untuk
menyudahinya, nikmati kebersamaan ibu dengan janin
beberapa saat.

4. Massage Perineum (Pijat perinium)

a. Pengertian Massage Perineum

Massage Perineum adalah pijatan pada area perineum atau


penguluran (stretching) lembut yang dilakukan pada minggu-minggu
terakhir dari kehamilan sekitar minggu ke-34 atau minggu ke-35.
Peningkatan elastisitas perineum akan mencegah kejadian robekan
perineum maupun episiotomi. Teknik ini dapat dilakukan satu kali
sehari selama beberapa minggu terakhir kehamilan di daerah perineum
(area antara vagina dan anus) (Aprilia, 2010).
Massage perineum bisa dilakukan pada ibu primigravida, karena
jaringan di vagina lebih padat dibanding multigravida, pada ibu
perineum kaku, dan perempuan yang pernah dilakukan episiotomi.
Massage Perineum tidak boleh dilakukan pada ibu hamil dengan infeksi
herpes aktif di daerah vagina, infeksi vagina lainnya, infeksi saluran
kemih, infeksi jamur, atau infeksi menular yang dapat menyebar dengan
kontak langsung dan memperparah penyebaran infeksi (Trust, 2014)

b. Manfaat

Pijat perineum akan membantu melunakkan jaringan perineum


sehingga jaringan tersebut akan membuka tanpa resistensi saat
persalinan, untuk mempermudah lewatnya bayi. Pemijatan perineum ini
memungkinkan untuk melahirkan bayi dengan perineum tetap utuh
(Mongan, 2007). Manfaat Pijat Perineum, antara lain :

1) Pemijatan perineum yang dapat membantu melunakkan jaringan


perineum sehingga jaringan tersebut akan membuka tanpa
resistensi pada saat persalinan, untuk mempermudah lewatnya bayi.

2) Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu


mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

3) Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina

4) Membantu ibu mengontrol diri saat mengejan, karena “jalan


keluar” untuk bayi sudah disiapkan dengan baik.

5) Menghindari kejadian episiotomi atau robeknya perineum di kala


melahirkan dengan meningkatkan elastisitas perineum.

6) Meningkatkan kedekatan hubungan dengan pasangan


c. Posisi yang nyaman untuk melakukan massage Perineum

1) Duduk di tempat tidur atau sofa dengan punggung bersandar pada


bantal, lutut ditekuk dan ditopang.

2) Bersandar di bak mandi dengan satu kaki di samping.

3) Berdiri di bawah pancuran air hangat dengan satu kaki di atas


bangku. Lakukan dengan kaki bergantian.
4) Duduk di toilet (Trust, 2010)

d. Teknik Massage Perineum

Bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu :

1) Minyak organik tanpa pewangi, misalnya, minyak zaitun, Minyak


virgin coconut oil (VCO), minyak bunga matahari atau minyak biji
anggur. Bisa juga menggunakan lotion tanpa pewangi, seperti KY
JellyTM, ataupun pelumas vagina alami tubuh Anda. Jangan
gunakan minyak sintetis seperti baby oil atau petroleum jelly
(Vaseline).

2) Jam atau penunjuk waktu untuk menghitung lamanya pemijatan.

3) Beberapa buah bantal untuk pengganjal tubuh ibu dan bangku


untuk menopang kaki ibu serta cermin. Jika ibu melakukan
pemijatan sendiri, posisinya adalah berdiri dengan satu kaki
diangkat dan ditaruh di tepi bak mandi atau bangku (Trust, 2014).

Urutan melakukan Massage Perineum


1) Dapatkan kenyaman dan rasa santai. Anda dapat melakukan pijat
perinium di tempat yang menurut anda aman, nyaman, dan tidak ada
gangguan.

2) Anda mungkin lebih mudah menggunakan cermin untuk beberapa


percobaan pertama, untuk membantu Anda melihat apa yang Anda
lakukan.

3) Tempatkan satu atau kedua ibu jari di dalam dinding belakang vagina
Anda, letakkan satu atau kedua jari telunjuk di pantat Anda. Anda
mungkin lebih suka menggunakan satu tangan saja.

4) Menekan sedikit ke arah rektum (bagian belakang vagina), pijat


dengan lembut dengan menggerakkan ibu jari dan jari telunjuk
bersama-sama ke atas dan ke luar kemudian kembali lagi, dalam
gerakan berbentuk U yang berirama. Gerakan ini bertujuan untuk
memijat area di dalam vagina Anda, bukan kulit di luar. Anda
mungkin juga merasakan sensasi peregangan pada kulit di luar.

5) Pijat perineum akan memberikan rasa nyaman dan Anda juga akan
merasakan perasaan peregangan. Ini akan mirip dengan bagaimana
perineum Anda akan terbuka saat Anda melahirkan bayi Anda.
6) Fokuslah untuk merilekskan perineum sebanyak mungkin selama
pijatan.

7) Pijatan dapat berlangsung selama yang Anda inginkan, tetapi


usahakan sekitar lima menit setiap kali.

8) Seiring waktu dan latihan, perineum Anda akan menjadi lebih elastis,
akan meningkatkan kemampuan Anda untuk rileks terhadap tekanan
pada rektum Anda terutama saat melahirkan dan kepala bayi yang
akan segera lahir.

9) Ulangi sesering yang Anda inginkan. Untuk manfaat yang lebih besar,
dapat dilakukan pijatan setiap hari (Trust, 2014).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang di


dasarkan pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahi
rkan anak mereka tanpa intervensi eksternal. Setiap individu mempunyai h
ak untuk lahir sehat, maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Pada filosofi kebidanan, meyakini bahwa peri
stiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal atau fisiol
ogis.

Terdapat peraturan pemerintahan yang mengatur tentang


persalinan alamiah ini yaitu Permenkes nomor 97 tahun 2014 pasal 14 aya
t 1, berbunyi : persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan,
persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan kepada ibu bersal
in dalam bentuk 5 aspek dasar. Bentuk bentuk persalinan alamiah meliputi
hypnobirthing, senam hamil, yoga, dan massage perineum.

B. Saran

Untuk memberikan asuhan yang menguntungkan terhadap ibu,


bayi dan keluarganya, seorang bidan atau tenaga kesehatan harus
memahami dan memiliki pengetahuan tentang filosofi persalinan yang
normal dan natural.
Semoga makalah ini dapat digunakan sebaik baiknya. Dan bagi
mahasiswa dapat membaca makalah ini sebagai referensi dalam proses
kegiatan belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia. (2010). Hipnostreti: Rileks, Nyaman dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan.
Jakarta: Gagas Medika.

Lusi. (2009). Pertemuan dan monitoring program P4K.http://www.surabaya-health-


org/e-team.com diakses tanggal 20-10-2010

Mongan, L. (2007), Hypnobirthing. Jakarta: Salemba Medika.

Permenkes RI. 2014. Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta: Kepmenkes RI

Sindhu, P. 2009. Yoga untuk kehamilan sehat, bahagia dan penuh makna. Seri bugar.
Bandung: Qonita, Mizan Pustaka

Trust, O. U. (2014). Antenatal Perineal Massage. 2-6.

Anda mungkin juga menyukai