Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang pasti pernah merasakan lelah atau capek, banyak faktor yang bisa

menyebabkan terjadinya hal tersebut. Faktor utama penyebab terjadinya kelelahan

adalah aktivitas sehari-hari yang digeluti, baik itu aktivitas dalam hal pekerjaan,

aktivitas berolahraga, dan bahkan dalam melakukan aktivitas yang ringan misalnya

berpergian. Dalam melakukan aktivitas tersebut sudah barang tentu dapat

menimbulkan kelelahan.

Kelelahan atau rasa lelah yang terjadi karena aktivitas fisik maupun yang

dialami setiap orang merupakan hal yang alami terjadi, karena terjadi pengurangan

energi dan pengeluaran tenaga pada saat orang beraktivitas, selain itu kelelahan yang

dialami pada setiap orang berbeda-beda tergantung dari seberapa banyak orang

tersebut melakukan aktivitasa dalam kehidupan sehari-harinya. Rasa lelah yang

terjadi dapat diatasi dengan istirahat yang cukup, selain itu juga bisa diatasi dengan

mengkonsumsi multivitamin untuk dapat menambah stamina agar mendapatkan

tenaga yang lebih dalam melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari.

Pada zaman yang sudah modern seperti saat ini sudah banyak multivitamin

yang dikeluarkan oleh pelaku industri untuk mengatasi rasa lelah dan bahakn sudah

banyak pula di pasaran ditemukan minuman yang dapat menambah stamina untuk

mendapatkan tenaga lebih dalam melakukan aktivitas. Pelaku industri melalui

minuman penambah tenaganya tersebut menawarkan kepada konsumen yaitu hanya

1
2

dengan mengkonsumsi minuman tersebut, konsumen akan mendapatkan tambahan

tenaga dalam melakukan aktivitas atau kegiatan hal berat sekalipun. Konsumen pun

tergiur dengan iklan yang dijanjikan dalam produk minuman penambah tenaga

tersebut tanpa memperhatikan bahaya yang akan ditimbulkan dikemudian hari.

Karena, tidak semua minuman penambah stamina yang ada dipasaran dapat

dikonsumsi secara aman oleh semua kalangan, kandungan kimia yang terdapat dalam

produk tersebut dapat membahayakan organ dalam tubuh jika dikonsumsi dalam

jangka waktu yang lama.

Back to nature menjadi solusi utama dalam untuk mengurangi bahaya dari

kandungan kimia berbahaya yang terdapat pada minuman penambah tenaga yaitu

dengan menggunakan minuman penambah tenaga berbahan alami yang dalam bahasa

ilmiha disebut tonikum, istilah tonikum tidak hanya digunakan untuk minuman

penambah tenaga yang berbahan baku alami, namun semua minuman penambah

tenaga disebut dengan istilah tonikum. Tonikum sendiri merupakan minuman

penambah tenaga yang apabila dikonsumsi dapat menamabah tenaga.

Terkait dengan back to nature semakin banyaknya industri jamu dan industri

farmasi yang memproduksi obat tradisional. Industri industri tersebut berlomba

lomba memproduksi obat tradisional secara modern menggunakan mesin mesin

modern. Namun, masih banyak juga industri rumah tangga yang membuat obat

tradisional secara sederhana. Mereka menerapkan resep resep kuno yang dipercaya

bermanfaat untuk kesehatan (Suharmiati dan Lestari Handayani, 2006:1-2).

Tumbuhan brotowali atau dengan nama latin (Tinospora crispa(L.)MIERS.).

Tanaman ini kebanyakan diabaikan oleh masyarkat karena tumbuhan ini hidup dan
3

tumbuh liar dipinggir-pinggir jalan dan jarang sekali dibudidayakan, padahal

tumbuhan ini memiliki khasiat yang tidak bisa diremehkan. Sebagai contoh di Negara

Malaysia tumbuhan brotowali sudah dikenal secara turun-temurun sebagai obat alami

yang digunakan untuk mengatasi kadar gula darah tinggi atau penyakit diabetes.

Daun brotowali yang dapat dimanfaatkan sebagai tonikum memiliki kandungan kimia

yang dapat memberikan efek tonik adalah banyaknya kandungan vitamin, mineral,

selain itu juga terdapat alkaloid. Senyawa ini dapat menyebabkan relaksasi otot polos,

terutama otot polos pada pada bronkus, merangsang susunan saraf pusat sehingga

memberikan efek penambah stamina.

Untuk membuktikan daun brotowali yang dibuat dengan seduhan dapat

meningkatkan stamina dilakukan percobaan kepada hewan uji yakni pada mencit

jantan. Percobaan ini bertujuan untuk melakukan uji farmakologi infus daun

brotowali sebagai penambah stamina dan mengelola data yang diperoleh sekaligus

menganalisanya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh infus daun brotowali sebagai penambah stamina pada

mencit jantan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh infus daun brotowali

terhadap stamina pada mencit jantan.


4

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai langkah awal dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

2. Bagi masyarakat,

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa daun brotowali yang

diseduh dapat memberikan afek tonik atau penambah tenaga.

3. Bagi Institusi
Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai daun brotowali yang
berkhasiat sebagai penambah tenaga.

1.5 Asumsi Penelitian


1. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa daun brotowali dapat memberikan efek

tonik yang berpengaruh terhadap stamina yaitu memberikan stamina tambahan.

2. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa daun brotowali mengandung senyawa

xantin dari golongan alkaloid, seperti yang terdapat pada kopi, the dan coklat

yang mempunyai khasiat sebagai penambah stamina.

1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi determinasi tanaman brotowali yaitu

brotowali, penyiapan bahan baku, identifikasi senyawa kandungan / zat aktif yang

terkandung, proses infundasi, pengujian aktivitas infus daun brotowali sebagai

penambah stamina pada mencit jantan.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :


5

1. Zat aktif yang daun brotowali di ambil melalui proses infundasi, serta tidak

dilakukan pengambilan senyawa murni.


2. Dosis diperoleh dari konsumsi masyarakat, yaitu dosis empiris.

1.7 Definisi Istilah

Beberapa definisi istilah sebagai berikut :

1. Efek penambah stamina adalah suatu keadaan dimana susunan syaraf pusat dapat

meningkatkan aktivitas psikis, menghilangkan rasa lelah, dan meningkatkan

kapasitas kerja.

2. Waktu lelah adalah kemampuan maksimal mahluk hidup untuk melakukan suatu

aktivitas.

3. Mencit adalah hewan coba sejenis tikus yang berukuran kecil yang mudah

berkembang biak yang mempunyai kriteria untuk hewan uji. Kriteria mencit

sebagai hewan uji adalah berkelamin jantan, berumur 40 – 60 hari, dan badan

berbobot 20 – 25 gram.

4. Infundasi merupakan metode penyarian dengan menyari simplisia dalam air pada

suhu 90oC selama 15 menit. Infundasi merupakan penyarian yang umum

dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-

bahan nabati (Ansel, 1989).

Anda mungkin juga menyukai