Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENGAWASAN MAKANAN DAN MINUMAN INDUSTRI RUMAH TANGGA (PIRT)


DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2020

A. Pendahuluan
Untuk Memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi pangan tersebut maka
perlu diwujudkan suatu sistem pengaturan, pembinaan,pengawasan, yang efektif
dibidang Keamanan, Mutu dan Gizi pangan.
Setiap orang yang akan memproduksi pangan untuk diperdagangkan perlu
memperhatikan ketentuan mengenai mutu dan gizi pangan yang ditetapkan.
Pangan tertentu yang diperdagangkan dapat diwajibkan untuk terlebih dahulu
diperiksa di laboratorium sebelum diedarkan. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kandungan gizidalam suatu produk pangan olahan tertentu,
Pemerintah berwenang untuk menetapkan persyaratan tentang komposisi pangan
tersebut.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu
dan Gizi Pangan yaitu diamanatkan bahwa pangan olahan yang diproduksi oleh
Industri Rumah Tangga Wajib memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga (SPP.IRT) yang diterbitkan oleh Bupati/ Walikota dan kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan menetapkan pedoman pemberian SPP-IRT
(Sertifikat Industri Rumah Tangga).

B. Latar Belakang
Keamanan pangan pada mulanya mengutamakan aspek pengendalian
mikrobiologi. Pengendalian ini dipraktekan oleh ibu-ibu rumah tangga agar bahan
pangan bersih, awet dan tidak mudah busuk.Kemudian berkembang dimasyarakat,
sehingga dirasakan adanya keperluan mengenai standar sanitasi makanan. Agar
keseluruhan tersebut memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi pangan,
maka perlu di wujudkan suatu sistem pengaturan, pembinaan dan pengawasan
yang efektif di bidang keamanan, mutu dan gizi pangan dalam bentuk Peraturan
Pemerintah tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
Adanya undang-undang ini, maka terbukalah saluran hukum bagi konsumen
untuk menuntut ganti rugi ketika mendapat kerugian akibat mengonsumsi pangan
yang menimbulkan kerugian terhadapnya. Mengingat hal tersebut diatas maka
SPP-IRT (Sertifikat Produksi Industri Rumah Tangga) dan Sertifikat Laik Hygiene
Sanitasi dari Dinas Kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas
Industri Rumah Tangga pangan, meletakkan Industri Rumah Tangga pangan dalam
posisi strategis dan sehat.

C. Tujuan Umum dan tujuan Khusus


Tujuan Umum:
Supaya setiap produk PIRT itu sudah memenuhi syarat kesehatan dan sudah
mempunyai Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi pengolahan industri rumah tangga
(PIRT).

Tujuan Khusus:
Untuk memastikan produk-produk PIRT aman untuk dikonsumsi dengan
adanya Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi dari dinas kesehatan

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Mengadakan kegiatan penyuluhan keamanan pangan
2. Melaksanakan Inspeksi Kesehatan Lingkungan PIRT
3. Memfasilitasi Pembuatan Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi PIRT
4. Pembinaan PIRT

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Mengadakan penyuluhan keamanan pangan bersama dengan lintas
program terkait
2. Pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan bersama dengan sanitarian
puskesmas
3. Menerima permohonan pengajuan sertifikat laik hygiene sanitasi dan
menerbitkan sertifilkat laik hygiene sanitasi
4. Pembinaan ke PIRT
F. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah industri makanan rumahan.

G. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan 6 bulan sekali karena kegiatan
tersebut dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu dan disesuaikan dengan
pengajuan dari PIRT

H. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan harus dilakukan pada setiap petugas yang melaksanakan kegiatan
dan dikelola dengan baik sehingga dapat digunakan sewaktu dibutuhkan.
Pelaporan dilakukan setiap ada kegiatan oleh penanggung jawab program dan
dilaporkan ke Kepala Puskesmas melalui Kasubag TU.
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan melalui rapat evaluasi tengah tahun
dan rapat evaluasi akhir tahun.

Anda mungkin juga menyukai