Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PARAGRAF ATAU ALINEA

Diajukan sebagai tugas


Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Bunga Restu Wulandari (1907112978)
Hazan Magribi (1907113297)
Stefani Rosaria Laia (1907111615)

Dosen Pengampu :

Roza Afifah, S.Pd., M.Hum.

Kelas B
Prodi Teknik Kimia S1
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Riau
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, makalah yang berjudul
“Paragraf atau Alinea” dapat penulis selesaikan dengan baik. Dalam proses
pembuatan makalah ini penulis menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.
Namun, berkat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa dan dorongan untuk
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas akhir semester mata kuliah bahasa
Indonesia dengan Ibu Roza Afifah, S.Pd., M.Hum., selaku dosen bahasa Indonesia
di Universitas Riau segala rintangan dapat dilewati dengan baik.

Makalah ini disusun berdasarkan kapasitas ilmu dan kajian-kajian dari


berbagai buku sumber, serta berbagai informasi yang didapatkan penulis.
Penulisan makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak.Adanya makalah ini
diharapkan berguna bagi penulis dan pembaca dalam mengambil materi dan
memahaminya untuk menambah wawasan.

Akhir kata, tidak ada manusia yang tidak pernah salah. Begitu pula dengan
makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Penulis juga
menerima kritik dan saran demi perbaikan, sehingga makalah ini lebih baik dan
berguna dimasa mendatang.

Pekanbaru, September 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf atau Alinea.............................................................3
2.2Kriteria Paragraf……………………………….....................................4
2.2.1Kesatatuan…………..................................................................4
2.2.2 Kesinambungan……………....................................................5
2.2.3 Kelengkapan………................................................................ 5
2.2.4 Keberurutan……………………………………………………5
2.2.5 Konsistensi Sudut Pandang……………………………………5
2.3Fungsi Paragraf………………………………………...........................5
2.4 Unsur-unsur Pembentuk Paragraf……..................................................6
2.4.1Gagasan Pokok…………..........................................................6
2.4.2Kalimat Topik............................................................................7
2.4.3 Kalima Penjelas……………………………………………….8
2.5 Bagan Pragraf………...………………………………………………10
2.6 Jenis Pengembangan Paragraf………………………………………..10
2.7 Jenis Paragraf……………………………...…………………………12

BAB III PENUTUP


3.1Simpulan.......................................................................................... 16
3.2Saran................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah paragraf atau alinea sering digunakan dalam menulis, baik surat,
kertas kerja, pelaporan, atau skripsi pasti menggunakan paragraf atau alinea dalam
tulisannya. Apabila ditanyakan definisi dari paragraf atau alinea maka akan
bervariasi jawabannya. Menurut Akhaidah dkk (1999:144), pengertian paragraf
adalah inti penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik,
kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. Sedangkan,
menurut Menurut Gorys Keraf (1979:62) menyatakan bahwa alenia tidak lain
dari suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau luas dari kalimat. Alenia
merupakan himpunan dari kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
paragraf atau alinea ialah bagian dari wacana, teks atau karangan yang
didalamnya tersusun dari beberapa kalimat yang saling berhubungan satu sama
lain sehingga menjadi kesatuan utuh yang membentuk satu gagasan utama.
Diantara beberapa kalimat yang tersusun di dalam paragraf, terdapat satu kalimat
yang memuat pokok pikiran atau gagasan pokok, kalimat itu disebut dengan
kalimat utama.
Dalam sebuah paragraf atau alinea, dituliskan sekelompok ide yang terdiri
atas ide pokok dan ide bawahan yang merupakan penjelasan dari ide pokok.Di
samping ide pokok ini,terdapat ide pokok lainnya yang masih berkaitan dengan
ide pokok pertama.Kedua ide pokok ini merupakan bagian kelompok ide yang
lebih besar.Oleh sebab itu,ide pokok yang kedua ini diungkapkan dalam alinea
berikutnya yang disertai pula dengan ide pokok bawahan yang berupa penjelasan
terhadap ide pokok kedua tadi.Demikianlah seterusnya sehingga kita dapat
membuat sebuah karangan yang terdiri atas beberapa alinea yang mengandung
kelompok-kelompok ide yang saling berkaitan.

1
Paragraf atau alinea berpengaruh besar dalam menulis. Namun
kenyataannya, sekarang ini banyak ditemukan karya tulis yang terkadang
menyalahi pedoman dan aturan dalam pembuatan sebuah paragraf atau yang telah
ditetapkan. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dan perhatian akan
pembuatan paragraf atau alinea. Untuk itulah, berdasarkan pemaparan di atas
penulis mengangkat hal tersebut menjadi bahan makalah dengan judul “Paragraf
dan Alinea”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan paragraf atau alinea?
2. Apa saja yang termasuk kriteriria paragraf?
3. Apa fungsi paragraf?
4. Apa saja unsur-unsur pembentuk paragraf?
5. Apa saja bagan paragraf?
6. Apa saja jenis pengembangan paragraf?
7. Apa saja yang termasuk jenis-jenis paragraf?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari paragraf dan alinea.
2. Untuk mengetahui dan memahami kriteria paragraf.
3. Untuk mengetahui fungsi paragraf.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk paragraf.
5. Untuk mengetahui bagan paragraf.
6. Untuk mengetahui dan memahami jenis pengembangan paragraf.
7. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf atau Alinea


Kata paragraf secara etimologis berasal dari bahasa Yunani paragraphos,
yang berarti menulis ke samping. Widjono (2007:173) menerangkan beberapa
pengertian paragraf, yaitu:
1. Paragraf adalah karangan mini.
2. Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang
tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersususn secara
lengkap, utuh, dan padu.
3. Paragraf adalah bagia dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat
yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai
pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
Kata paragraf dalam penggunaanya sehari-hari seringkali disinonimkan
dengan kata alinea. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kata
paragraf dan kata alinea secara berbeda meskipin maknanya sama.

Pa.ra.graf (n) Ali.nea (n)


Bagian bab dalam suatu karangan Bagian wacana yang mengungkapkan
(biasanya mengandung sau ide pokok satu pikiran yang lengkap atau satu
dan penulisannya dimulai dengan garis tema yang dalam ragam tulis ditandai
baru). oleh baris pertama yang menjorok ke
dalam atau jarak spasi yang lebih.

3
Bertolak dari definisi paragraf dan alinea berdasarkan KBBI di atas, kita
dapat memahami paragraf atau alinea dalam pengertian berikut.1
1. Paragraf atau alinea adalah sekumpulan kalimat yang tersusun secara logis
dan runtun (sistematis), yang memungkinkan suatu gagasan pokok dapat
dikomunikasikan kepada pembaca secara efektif.
2. Paragraf atau alinea adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu
gagasan atau topik.
Paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat saling bertalian untuk
membentuk sebuah gagasan (ide). Paragraf yang merupakan satuan lebih luas dari
kalimat berguna untuk menandai pembukaan topik baru, memisahkan gagasan
pokok yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, paragaf memudahkan
pembaca memahami isinya secara utuh. Dalam penulisannya, paragraf biasanya
dimulai dengan spasi kira-kira lima ketuk atau lima spasi. Namun, juga tidak ada
salahnya jika awal paragraf ditulis pada margin kiri tanpa spasi lima ketuk, tetapi
diberi jarak lebih antar paragrafnya.

2.2 Kriteria Paragraf


Sekumpulan kalimat dinamakan paragraf jika memenuhi kriteria kesatuan,
kesinambungan/kepaduan (koherensi), kelengkapan/ketuntasan (Alwi, 2001;
Widjono, 2005; Kuntarto, 2007), Keberurutan,/keruntutan (Alwi, 2001; Widjono,
2005), konsistensi sudut pandang (Alwi, 2001; Widjono,2005).

2.2.1 Kesatuan
Kesatuan paragraf berarti hanya ada satu gagasan pokok atau satu topik
yang didiskusikan di dalam paragraf. Kalimat-kalimat di dalam paragraf harus
bertalian (relevan) dengan gagasan pokok di dalam kalimat topik. Tidak ada
gagasan yang yang saling bertentangan.

1
E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat berbahasa Indonesia, untuk Perguruan Tinggi,
(Jakarta:Akademika Pressindo, 2006), hlm. 125.

4
2.2.2 Kesinambungan (Koherensi)
Kesinambungan paragraf diperlihatkan dengan adanya jalinan antarkalimat
yang erat dan peralihan atau pergerakan dari kalimat ke kalimat yang berjalan
logis dan mulus. Untuk mencapai kesinambungan, perllu secara jelas
mengembangkan gagasan dengan urutan logis (seperti repetisi, konjungsi, kata
ganti orang, atau kata ganti penunjuk).

2.2.3 Kelengkapan
Gagasan pokok atau kalimat topik dikembangkan dengan kalimat-kalimat
penjelas, yang dikembangkan atau diperluas hanya dengan pengulangan-
pengulangan gagasan pokok dari kalimat sebelumnya. Karena itu, penulis
hendaknya menyampaikan informasi secara memadai dan lengkap agar pembaca
betul-betul memahami gagasan pokok yang hendak disampaikan penulis dalam
paragraf.

2.2.4 Keberurutan
Keberurutan berkaitan dengan pola penulisan yang dipilih penulis untuk
menyampaikan informasi di dalam paragraf agar tidak terkesan terpotong-potong
atau melompat-lompat. Pola yang umum digunakan adalah (a) urutan waktu, (b)
urutan tempat, (c) urutan umum ke khusus, (d) urutan khusus ke umum, (e)
pertanyaan ke jawaban, (f) akibat ke sebab atau sebab ke akibat (Alwi, 2001:19).

2.2.5 Konsistensi sudut pandang


Cara penulis menempatkan diri di dalam tulisan disebut sudut pandang.
Sudut pandang perlu lebih awal ditetapkan sebelum menulis. Penulis harus
konsisten menggunakan sudut pandang itu, tidak boleh berganti-ganti (Widjono,
2005:174). Sudut pandang bisa dijabarkan dengan sebutan penulis, saya,
kami,atau tidak menyebutkan acuan diri sama sekali.

2.3 Fungsi Paragraf


Ada beberapa fungsi penting dari paragraf dalam tulisan. Fungsi itu dapat
dilihat dari dua sisi yang berbeda yakni dari sudut pandang penulis dan dari sudut

5
pandang penulis dan dari sudut pandang pembaca. Bagi penulis, sebuah paragraf
berfungsi untuk menyampaikan pikiran dan argumennya secara jelas, logis, dan
sistematis. Sementara bagi pembaca, paragraf berfungsi untuk membantu
pembaca memahami atau mengikuti logika berpikir dari penulisannya. Oleh
karenaitu, paragraf sepatutnya tidak dibuat terlalu panjang (paragraf seanjang ¾
halaman terlalu panjang) atau terlalu pendek (hanya terdiri dari satu kalimat).

Mengingat peran paragraf dalam sebuah tulisan sangat penting untuk


membuat penulis dapat menyampaikan pemikirannya dan pembaca dapat dengan
mudah memahami apa yang dimaksud oles penulis, maka beberapa hal berkaitan
dengan penulisan paragraf harus diperhatikan:

1. Paragraf merupakan bagian dari suatu pasal, maka antara paragraf satu
dengan paragraf lain harus saling berhubungan secara harmonis sehingga
sesuai dengan rangka keseluruhan karangan.
2. Sebuah karangan hanya akan baik jika paragrafnya ditulis dengan baik dan
dirangkai dalam runtutan yang logis.
3. Dalam suatu paragraf suatu pernyataan atau kalimat pokok (kalimat topik)
harus diikuti oleh sejumlah pernyataan atau kaimat-kalimat
pendukungnya.
4. Pernyataan pendukung tersebut harus cukup rinci sehingga gagasan utama
yang akan dikomunikasikan menjadi jelas.

2.4 Unsur-unsur Pembentuk Paragraf


Untuk membentuk paragraf, diperlukan unsur-unsur wajib, yaitu gagasan
pokok (gagasan utama), kalimat topik, dan kalimat
pendukung/penjelas/pengembang.

2.4.1 Gagasan Pokok (Utama)


Gagasan merupakan jiwa dari paragraf yang berisi ide dasar masalah yang
akan dibicarakan. Sebuah paragraf harus mempunyai gagasan pokok sebagai

6
pengendali. Gagasan pokok ini umumnya dituangkan ke dalam kalimat topik.
Namun, bukan berarti gagasan pokok harus dituangkan ke dalam kalimat topik.

2.4.2 Kalimat Topik


Kalimat Topik adalah kalimat yang mengandung gagasan pokok di dalam
sebuah paragraf. Kalimat topik merupakan kalimat yang umum dan singkat yang
masih memerlukan penjelasan, pengembangan, atau pembuktian. Kalimat topik
dapat diletakkan di awal, akhir, awal dan akhir, atau di seluruh paragraf. Namun,
kalimat topik yang terletak di seluruh paragraf biasanya ditemukan dalam tulisan
deskripsi, dan narasi atau pada karya fiksi umumnya.
a. Kalimat Topik di Awal Paragraf
Kalimat topik yang terletak di awal paragraf dimulai dengan pernyataan
umum, lalu diikuti dengan perincian yang menjelaskan atau mendukung kalimat
topik. Paragraf dengan kalimat topik di awal paragraf dinamakan paragraf
deduktif.
Contoh:
Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Jumlah armada yang tidak
seimbang dengan luas jalan merupakan sebab utama. Selain itu, kemacetan juga
disebabkan oleh kedisiplinan pengendara yang sangat minim. Kurang tegasnya
petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta enindak pelanggar lalu
lintas juga dapat menjadi penyebab kemacetan
b. Kalimat Topik di Akhir paragraf
Kalimat topik di akhir paragraf didahului dengan sejumlah kaimat penjelas
atau perincian dan dan diakhiri dengan kalimat yang umum, yaitu kalimat topik.
Paragraf dengan kalimat topik di akhir paragraf dimnamakan paragraf induktif.
Contoh:
Pada waktu anak didik memasuki dunia penidikan, pengajaran bahasa
Indonesia mecara metodologis dansistematis bukanlah merupakan halangan
baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak
didik meninggalkan kelasnya, ia kembali menggunakan bahasa daerah dalam
pergaulannya. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun
penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan

7
pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan
cepat.(Nasuca dkk., 2009)
c. Kalimat Topik di Awal dan di Akhir
Kalimat topik dapat dinyatakan di awal dan diulangi kembali di akhir
paragraf dengan kalimat yang berbeda. Pengulangan itu sekadar menegaskan
kembali kalimat topik. Paragraf dengan kalimat topik di awal dan di akhir ini
dinamakan paragraf campuran (deduktif-induktif)
Contoh:
Pasar tradisional hampir kehilamgan pamor dibandingkan dengan pasar
modern. Orang-orang lebih memilih berbelanja di pasar modern karena suasananya
yang lebih tenang dan nyaman dibandingkan dengan pasar tradisional. Pasar
modern juga menjadi tujuan bagi anak muda untuk berkumpul dengan teman
maupun berkencan. Tidaklah dipungkiri bahwa akhirnya pasar modern lebih
memukau banyak orang daripada pasar tradisional.
d. Tanpa Kalimat Topik
Paragraf yang tidak memiliki kalimat topik pikiran utamanya tersebar di
seluruh paragraf. Biasanya paragraf seperti ini ditemukan di dalam paragraf narasi
atau deskripi. Pikiran utamanya didukung oleh semua kaimat dalam paragraf.
Contoh:
Banjir genap seminggu melanda kampungku. Aku tidak dapat beraktivitas
apa –apa, hanya memandangi banjir atau berenang sepuas hati bersama teman-
teman. Dengan bermacam-macam cara, aku dan teman-teman mencari ikan, baik di
tambak, di jaring, maupin di cadong. Senangnya ketika aku mendapatkan ikan
sebanyak tiga hingga lima kilo. Ikan hasil tangkapan itu kemudian aku jual dan
uang hasilnya aku serahkan kepada ibuku.
2.4.3 Kalimat Penjelas (Pendukung/Pengembang)
Gagasan pokok perlu diperjelas atau dikembangkan dengan gagasan-
gagasan penjelas atau pendukung. Gagasan-gagasan penjelas itu diwujudkan ke
dalam kalimat-kalimat penjelas. Kalimat penjelas atau pendukung adalah kalimat
yang memperjelas, menjabarkan, atau membuktikan kalimat topik. Kalimat
penjelas dapat berupa contoh, kutipan, atau jabaran data statistik (Oshima & Ann
Hogue, 2006:16).

8
a. Kalimat Penjelas Mayor
Kalimat penjelas mayor atau disingkat kalimat mayor adalah kalimat
pendukung yang menjelaskan secara langsung kalimat topik atau memberikan
informasi lebih jelas tentang bahasan di dalam kalimat topik.
b. Kalimat Penjelas Minor
Kalimat penjelas minor atau disingkat kalimat minor adalah kalimat yang
memerinci atau memperjelas gagasan yang ada di dalam kalimat mayor. Kalimat
minor dituliskan jika kalimat mayor membutuhkan penjelasan lebih detail.
Selanjutnya, jika kalimat minor membutuhkan penjelasan lagi dalam satu atau dua
kalimat, kalimat yang memperjelas itu disebut kalimat subminor.
2.4.4Kalimat Simpulan
Kalimat simpulan adalah kalimat yang mengakhiri pokok pembicaraan
dalam paragraf. Dalam kalimat simpulan tidak boleh ada topik baru yang
dikemukakan. Kalimat simpulan dapat dinyatakan dengan memberi saran yang
penting untuk dilakukan oleh pembaca, mengulang kembali ide pokok paragraf
dengan ungkapan yang berbeda, atau menyimpulkan informasi penting dari
bagian paragraf isi (Oshima & Ann Hogue, 2006).
Contoh:
Keluarga kami selalu tampak sibuk pada pagi hari. Ayah selalu mencuri
waktu tiga puluh menit untuk berlari pagi atau bersepeda di sekeliling rumah. Ibu
sebelum subuh sudah menyiapkan sarapan untuk keluarga dan bekal untuk dibawa
saya dan adik ke sekolah. Tepat pukul 06.00 semua anggota keluarga, kecuali ibu,
sudah meninggalkan rumah.
2.4.5 Kalimat Transisi
Kalimat di akhir paragraf yang mengundang pembahasan lebih lanjut pada
paragraf berikutnya dinamakan kalimat transisi. Kalimat transisi (peralihan)
digunakan penulis untuk mengaitkan antarparagraf. Seperti kalimat simpulan,
kalimat transisi bersifat manasuka.
Contoh:
Semua presenter ingin menyajikan presentasi secara efektif, menarik, pesan
yang ingin disampaikan mencapai sasaran, tujuan yang ingin dicapai dapat
berhasil. Namun, sering kali presenter kecewa karena gagal mencapai tujuan

9
presentasi. Pesan gagal diterima, timbul salah pengertian, mengalami penolakan.
Akibat dari kegagalan tersebut, presenter kehilangan peluang sukses, misalnya
pendidikan, pekerjaan, atau karier terhambat. Penyebabnya antara lain kesulitan
dalam menyampaikan ide atau konsep.
Kesulitan dalam penyampaian ide itu, antara lain disebabkan oleh rasa
gugup dan takut ketika menyajikan presentasi. Presenter merasa was-was dan
khawatir saat harus mempresentasikan suatu topik, apalagi kalau audiens secara
struktural lebih tinggi posisinya.(Budhiman dkk., 2009:262)

2.5 Bagan Paragraf


Paragraf deduktif bercorak eksposisi atau argumentasi memiliki bagan
paragraf bahwa gagasan pokok terkandung di dalam kalimat topik di awal
paragraf. Gagasan pokok di dalam kalimat topik dikembangkan oleh gagasan-
gagasan pendukung (mayor, minor, dan subminor) yang dinyatakan dalam
kalimat-kalimat pendukung. Akhir paragraf ditutup dengan gagasan simpulan atau
gagasan transisi.
Saya mempunyai alasan tersendiri mengapa sekarang berprofesi sebagai
dokter (kalimat topik). Pertama, saya memang bercerita-cita menjadi dokter
(kalimat mayor). Keinginan saya menjadi dokter didorong oleh rasa kagum
kepada dokter-dokter di rumah rumah sakit yang senantiasa sabar mengobati,
menghibur, dan memotivasi saya ketika saya harus keluar-masuk rumah sakit
akibat asma yang saya derita (kalimat minor). Kedua, saya senang menolong
orang sakit (kalimat mayor). Karena itulah saya memilih PMR (palang merah
remaja) ketika duduk di bangku SMA (kalimat minor). Di sanalah saya diajarkan
cara menolong dan mengobati orang sakit (kalimat subminor). Kedua alasan
itulah yang mengantar saya menikmati pekerjaan saya sekarang ini sebagai dokter
(kalimat simpulan).

2.6 Jenis Pengembangan Paragraf


Dalam pengembangan paragraf, terdapat beberapa jenis pengenmbangan
paragraf yang dapat digunakan. Jenis yang dipakai bergantung pada tujuan
penulisan paragraf. Beberapa jenis pengembangan paragraf adalah:

10
a. Klasifikasi atau Divisi : Jenis ini diawali objek atau sesuatu yang
umum (superordinat), kemudian dikelompokkan atau dibagi-bagi
menjadi beberapa bagian (subordinat).
b. Perbandingan dan Pertentangan : Perbandingan digunakan untuk
mengontraskan dua hal dengan mengemukakan persamaan dan
perbedaannya. Namun, dalam pengenbangan paragraf dalam
pengembangan tidak sama sekali dikemukaan peersamaannya.
c. Langkah : Pegembangan langkah dinamakan juga pengembangan
proses. Dalam pengembangan ini penulis memberikan petunjuk,
prosedur, atau cara bagaimana suatu hal atau pekerjaan dapat berjalan
dengan baik.
d. Definisi (Luas) : Pegembangan paragraf cara definisi adalah dengan
cara meguraikan suatu hal, konsep, atau istilah dengan uraian yang
panjang lebar dalam beberapa kalimat. Bahkan, jika menyangkut
makna suatu istilah atau kata, etimologinya dijabarkan dengan jelas.
e. Analogi : Jenis ini digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah dikenal pembaca dengan sesuatu yang sudah dikenal, sehingga
lebih mudah dipahami dan dimengerti.
f. Contoh : Pengembangan paragraf dengan memberikan contoh-contoh.
Hal ini sangat membantu dalam memperjelas suatu hal
g. Akibat : Paragraf yang diawali dengan sebab sebagai gagasan utama
dan dikembangkan dengan menguraikan akibat-akibat sebagai gagasan
penjelas.
h. Sebab : Jenis ini berkebalikandari jenis akibat. Dalam jenis ini akibat
sebagai gagasan utamanya dan sebab-sebab sebagai gagasan
penjelasnya.
i. Ciri : Pengembangan paragraf dengan cara ciri adalah dengan
memaparkan karakteristik atau ciri-ciri suatu hal atau objek.

11
2.7 Jenis Paragraf
Berdasarkan letak kemunculannya dalam sebuah karangan, paragraf terdiri
atas:
a. Paragraf Pembuka :
Paragraf pembuka berjumlah satu atau lebih dari satu paragraf.
Paragraf ini merupakan pengantar atau latar belakang mengapa penulis
akan membahas gagasan pokok karangan. Paragraf pembuka harus
menarik minat pembaca dan menyiapkan pikiran pembaca akan topik
yang akan diuraikan pada paragraf isi.
b. Paragraf Isi :
Paragraf isi lebih panjang daripada paragraf pendahuluan dan paragraf
penutup. Paragraf isi berisi inti persoalan yang akan dibahas penulis,
tempat penulis menguraikan dengan panjang-lebar topik karangan.
c. Paragraf Penutup :
Paragraf penutup minimal satu atau lebih dari satu paragraf. Paragraf
penutup merupakan simpulan atau penegasan kembali apa yang
dianggap penting di dalam paragraf isi.
Berdasarkan tujuan penulisan, paragraf dapat dibedakan atas paragraf
deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
a. Paragraf Deskripsi (Pemerian)
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan suatu objek,
tempat, atau peristiwa dengan seterang-terangnya kepada pembaca.
Melalui deskripsi pembaca seolah-olah diajak penulis untuk merasakan
apa yang tertulis karena penulis melibatkan hampir segenap pancaindra
di dalam tulisannya.
Contoh:
Kamar kos adikku sungguh berantakan. Beberapa gelas kosong ada di atas
meja. Ada juga kopi dingin masih utuh dalam gelas seperti belum diminum.
Bantal dan guling tergeletak di lantai bersama buku-buku yang bercampur
majalah. Hembusan angin pagi menyapa kulitku ketika kumenghampiri
jendela kamar yang terbuka. Ke mana adikku pergi pagi-pagi begini?

12
b. Paragraf Narasi (Kisahan)
Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi kisahan, cerita rekaan,
atau cerita pengalaman. Cerita dijalin dalam urutan waktu peristiwa
dan tokoh (baik manusia maupun benda yang ‘dimanusiakan’) yang
menjadi sorotan kisah penulisnya. Narasi bukan hanya terdapat pada
karya fiksi, melainkan juga nonfiksi.
Contoh:
Narasi berbentuk fiksi
Dengan mengenakan pakaian hitam-putih, sepatu hitam, dan tas putih,
Kartika keluar dari rumahnya yang berada di gang sempit di bilangan Pasar
Baru. Langkahnya sangat percaya diri. Ia tersenyum kepada beberapa
tetangga yang menegurnya terlihat cantik pagi itu. Kartika tersenyum
senang. Sekejap ia menghirup sendiri harum minyak wangi yang
disemprotkannya ke pakaian yang dienakan dan ia yakin orang berpapasan
dengannya mencium aroma parfumnya. Senyum Kartika semakin lebar
ketika seorang pria mengajaknya berkenalan.
Narasi berbentuk nonfiksi
Setelah 13 tahun berpengalaman dalam mengelola agen perjalan wisata,
yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tour, Diterktur
Utama sekaligus Pemilik PT Lion Air, Rusdi Kirana, bertekad
mengekspansi bisnisnya dengan mendirikan usaha penerbangan. Dengan
ambisi yang kuat dan modal awal sekitas 10 juta dolar AS, Rusdi mengajak
kakaknya, Kusna Kirana, Serta rekan bisnis mereka untuk menjalankan
usaha ini.(Sumber: tulisan Mahasiswa)
c. Paragraf Eksposisi (Paparan)
Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang memajankan, menjelaskan,
atau menginformasikan suatu hal untuk menambah pengetahuan atau
pemahaman pembaca. Dalam paragraf jenis ini tidak ada kehendak
penulis untuk mempengaruhi pembaca.
Contoh:
Konsumen perlu memahami beberapa kiat agar tidak terjebak oleh
penjualan obat palsu. Konsumen hendaknya membeli obat di apotek.

13
Konsumen juga harus memperhatikan secara saksama obat yang dibelinya.
Selain itu, konsumen harus cermat memeriksa kualitas kemasan dan
kualitas fisik produk. Hal lain yang harus diperhatikan adalah nama dan
alamat produsen obat tercantum dengan jelas. Begitu pula, indikasi aturan
pakai, peringatan, kontra-indikasi, efek samping penyimpangan, serta
tanggal kadaluarsa jangan terlewat untuk diperhatikan konsumen.(Kompas
2013)
d. Paragraf Argumentasi (Bahasan)
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisikan pembuktian atau
pembahasan atas pendapat penulis tentang suatu hal. Dalam paragraf
argumentasi, penulis berusahan meyakinkan pembaca dengan
menyertakan bukti, contoh, alasan.
Contoh:
Menurut penulis, pabrik rokok toidak perlu dibtutup. Namun, ada pihak
yang tidak setuju dengan pendapat ini dengan alasan rokok bukan hanya
berdampak negative bagi perokok aktif , melainkan juga bagi perokok pasif.
Hali itu memang benar. Akan tetapi, penulis memiliki alasan yang cukup
untuk menolak penutupan itu. Peratama, pabrik rokok membuka
kesempatan bekerja bagi banyak orang. Tentunya hal ini dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kedua, pabrik rokok dapat
meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Karena itu, merupakan
tindakan yang terburu-buru jika pemerintah memutuskan untuk menutup
pabrik rokok. Pemerintah sebaiknya memberi penyuluhan tentang bahaya
merokok bagi jesehatan atau sanksi kepada mereka yang merokok tidak di
tempat yang disediakan.
e. Paragraf Persuasi (Ajakan)
Paragraf Persuasi adalah paragraf yang berisi unsur ajakan, imbauan,
bujukan, atau saran kepada pembaca. Berbeda dengan sasaran
argumentasi yang menitikberatkan logika pembaca, persuasi
mengutamakan emosi atau perasaan pembaca. Persuasi bertujuan
agar pembaca terbujuk.
Contoh:

14
Negara Indonesia bersatu yang adil dan sejahtera serta dapat mengimplementasikan
dengan nyata-nyata dasar negara Pancasila adalah harapan kita semua.
Pengangguran akan diatasi dengan menyiapkan banyak lapangan kerja yang
membutuhkan keahlian atau keterampilan bagi mereka yang belum bekerja baik
pria maupun wanita. Infrastruktur terutama yang di pelosok-pelosok daerah
diperbaiki atau direnovasi sehingga tidak ada lagi hambatan dan rintangan dalam
menjalankan aktivitas. Semua itu tidak akan terwujud tanpa doa seluruh rakyat
Indonesia. Karena itu, kami butuh dukungan rakyat Indonesia. Kami akan berjuang
demi rakyat, demi Indonesia pada masa depan. Mari, menyongsong Indonesia maju
bersama kami.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat saling bertalian untuk


membentuk sebuah gagasan (ide). Paragraf yang merupakan satuan lebih luas dari
kalimat berguna untuk menandai pembukaan topik baru, memisahkan gagasan
pokok yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, paragaf memudahkan
pembaca memahami isinya secara utuh. Dalam penulisannya, paragraf biasanya
dimulai dengan spasi kira-kira lima ketuk atau lima spasi. Namun, juga tidak ada
salahnya jika awal paragraf ditulis pada margin kiri tanpa spasi lima ketuk, tetapi
diberi jarak lebih antar paragrafnya.
Ada beberapa fungsi penting dari paragraf dalam tulisan. Fungsi itu dapat
dilihat dari dua sisi yang berbeda yakni dari sudut pandang penulis dan dari sudut
pandang penulis dan dari sudut pandang pembaca. Bagi penulis, sebuah paragraf
berfungsi untuk menyampaikan pikiran dan argumennya secara jelas, logis, dan
sistematis. Sementara bagi pembaca, paragraf berfungsi untuk membantu
pembaca memahami atau mengikuti logika berpikir dari penulisannya. Oleh
karenaitu, paragraf sepatutnya tidak dibuat terlalu panjang (paragraf seanjang ¾
halaman terlalu panjang) atau terlalu pendek (hanya terdiri dari satu kalimat).

3.2 Saran

Untuk menyempurnakan makalah ini agar terperinci dan lengkap, makalah


selanjutnya membahas mengenai :

1. Penggunaan paragraf yang benar sesuai pedoman umum ejaan


bahasa Indonesia.
2. Penggunaan paragraf dalam penulisan karya ilmiah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai.2006.Cermat berbahasa Indonesia,


untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Akademika Pressindo.
Wijayanti, Sri Hapsari dkk.. 2014. Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kusumaningsih, Dewi dkk..2013. Terampil Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Alek dan Achmad. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Kencana.

17

Anda mungkin juga menyukai