Disusun Oleh :
Bunga Restu Wulandari (1907112978)
Hazan Magribi (1907113297)
Stefani Rosaria Laia (1907111615)
Dosen Pengampu :
Kelas B
Prodi Teknik Kimia S1
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Riau
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, makalah yang berjudul
“Paragraf atau Alinea” dapat penulis selesaikan dengan baik. Dalam proses
pembuatan makalah ini penulis menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.
Namun, berkat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa dan dorongan untuk
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas akhir semester mata kuliah bahasa
Indonesia dengan Ibu Roza Afifah, S.Pd., M.Hum., selaku dosen bahasa Indonesia
di Universitas Riau segala rintangan dapat dilewati dengan baik.
Akhir kata, tidak ada manusia yang tidak pernah salah. Begitu pula dengan
makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Penulis juga
menerima kritik dan saran demi perbaikan, sehingga makalah ini lebih baik dan
berguna dimasa mendatang.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf atau Alinea.............................................................3
2.2Kriteria Paragraf……………………………….....................................4
2.2.1Kesatatuan…………..................................................................4
2.2.2 Kesinambungan……………....................................................5
2.2.3 Kelengkapan………................................................................ 5
2.2.4 Keberurutan……………………………………………………5
2.2.5 Konsistensi Sudut Pandang……………………………………5
2.3Fungsi Paragraf………………………………………...........................5
2.4 Unsur-unsur Pembentuk Paragraf……..................................................6
2.4.1Gagasan Pokok…………..........................................................6
2.4.2Kalimat Topik............................................................................7
2.4.3 Kalima Penjelas……………………………………………….8
2.5 Bagan Pragraf………...………………………………………………10
2.6 Jenis Pengembangan Paragraf………………………………………..10
2.7 Jenis Paragraf……………………………...…………………………12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Paragraf atau alinea berpengaruh besar dalam menulis. Namun
kenyataannya, sekarang ini banyak ditemukan karya tulis yang terkadang
menyalahi pedoman dan aturan dalam pembuatan sebuah paragraf atau yang telah
ditetapkan. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dan perhatian akan
pembuatan paragraf atau alinea. Untuk itulah, berdasarkan pemaparan di atas
penulis mengangkat hal tersebut menjadi bahan makalah dengan judul “Paragraf
dan Alinea”.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari paragraf dan alinea.
2. Untuk mengetahui dan memahami kriteria paragraf.
3. Untuk mengetahui fungsi paragraf.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk paragraf.
5. Untuk mengetahui bagan paragraf.
6. Untuk mengetahui dan memahami jenis pengembangan paragraf.
7. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bertolak dari definisi paragraf dan alinea berdasarkan KBBI di atas, kita
dapat memahami paragraf atau alinea dalam pengertian berikut.1
1. Paragraf atau alinea adalah sekumpulan kalimat yang tersusun secara logis
dan runtun (sistematis), yang memungkinkan suatu gagasan pokok dapat
dikomunikasikan kepada pembaca secara efektif.
2. Paragraf atau alinea adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu
gagasan atau topik.
Paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat saling bertalian untuk
membentuk sebuah gagasan (ide). Paragraf yang merupakan satuan lebih luas dari
kalimat berguna untuk menandai pembukaan topik baru, memisahkan gagasan
pokok yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, paragaf memudahkan
pembaca memahami isinya secara utuh. Dalam penulisannya, paragraf biasanya
dimulai dengan spasi kira-kira lima ketuk atau lima spasi. Namun, juga tidak ada
salahnya jika awal paragraf ditulis pada margin kiri tanpa spasi lima ketuk, tetapi
diberi jarak lebih antar paragrafnya.
2.2.1 Kesatuan
Kesatuan paragraf berarti hanya ada satu gagasan pokok atau satu topik
yang didiskusikan di dalam paragraf. Kalimat-kalimat di dalam paragraf harus
bertalian (relevan) dengan gagasan pokok di dalam kalimat topik. Tidak ada
gagasan yang yang saling bertentangan.
1
E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat berbahasa Indonesia, untuk Perguruan Tinggi,
(Jakarta:Akademika Pressindo, 2006), hlm. 125.
4
2.2.2 Kesinambungan (Koherensi)
Kesinambungan paragraf diperlihatkan dengan adanya jalinan antarkalimat
yang erat dan peralihan atau pergerakan dari kalimat ke kalimat yang berjalan
logis dan mulus. Untuk mencapai kesinambungan, perllu secara jelas
mengembangkan gagasan dengan urutan logis (seperti repetisi, konjungsi, kata
ganti orang, atau kata ganti penunjuk).
2.2.3 Kelengkapan
Gagasan pokok atau kalimat topik dikembangkan dengan kalimat-kalimat
penjelas, yang dikembangkan atau diperluas hanya dengan pengulangan-
pengulangan gagasan pokok dari kalimat sebelumnya. Karena itu, penulis
hendaknya menyampaikan informasi secara memadai dan lengkap agar pembaca
betul-betul memahami gagasan pokok yang hendak disampaikan penulis dalam
paragraf.
2.2.4 Keberurutan
Keberurutan berkaitan dengan pola penulisan yang dipilih penulis untuk
menyampaikan informasi di dalam paragraf agar tidak terkesan terpotong-potong
atau melompat-lompat. Pola yang umum digunakan adalah (a) urutan waktu, (b)
urutan tempat, (c) urutan umum ke khusus, (d) urutan khusus ke umum, (e)
pertanyaan ke jawaban, (f) akibat ke sebab atau sebab ke akibat (Alwi, 2001:19).
5
pandang penulis dan dari sudut pandang pembaca. Bagi penulis, sebuah paragraf
berfungsi untuk menyampaikan pikiran dan argumennya secara jelas, logis, dan
sistematis. Sementara bagi pembaca, paragraf berfungsi untuk membantu
pembaca memahami atau mengikuti logika berpikir dari penulisannya. Oleh
karenaitu, paragraf sepatutnya tidak dibuat terlalu panjang (paragraf seanjang ¾
halaman terlalu panjang) atau terlalu pendek (hanya terdiri dari satu kalimat).
1. Paragraf merupakan bagian dari suatu pasal, maka antara paragraf satu
dengan paragraf lain harus saling berhubungan secara harmonis sehingga
sesuai dengan rangka keseluruhan karangan.
2. Sebuah karangan hanya akan baik jika paragrafnya ditulis dengan baik dan
dirangkai dalam runtutan yang logis.
3. Dalam suatu paragraf suatu pernyataan atau kalimat pokok (kalimat topik)
harus diikuti oleh sejumlah pernyataan atau kaimat-kalimat
pendukungnya.
4. Pernyataan pendukung tersebut harus cukup rinci sehingga gagasan utama
yang akan dikomunikasikan menjadi jelas.
6
pengendali. Gagasan pokok ini umumnya dituangkan ke dalam kalimat topik.
Namun, bukan berarti gagasan pokok harus dituangkan ke dalam kalimat topik.
7
pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan
cepat.(Nasuca dkk., 2009)
c. Kalimat Topik di Awal dan di Akhir
Kalimat topik dapat dinyatakan di awal dan diulangi kembali di akhir
paragraf dengan kalimat yang berbeda. Pengulangan itu sekadar menegaskan
kembali kalimat topik. Paragraf dengan kalimat topik di awal dan di akhir ini
dinamakan paragraf campuran (deduktif-induktif)
Contoh:
Pasar tradisional hampir kehilamgan pamor dibandingkan dengan pasar
modern. Orang-orang lebih memilih berbelanja di pasar modern karena suasananya
yang lebih tenang dan nyaman dibandingkan dengan pasar tradisional. Pasar
modern juga menjadi tujuan bagi anak muda untuk berkumpul dengan teman
maupun berkencan. Tidaklah dipungkiri bahwa akhirnya pasar modern lebih
memukau banyak orang daripada pasar tradisional.
d. Tanpa Kalimat Topik
Paragraf yang tidak memiliki kalimat topik pikiran utamanya tersebar di
seluruh paragraf. Biasanya paragraf seperti ini ditemukan di dalam paragraf narasi
atau deskripi. Pikiran utamanya didukung oleh semua kaimat dalam paragraf.
Contoh:
Banjir genap seminggu melanda kampungku. Aku tidak dapat beraktivitas
apa –apa, hanya memandangi banjir atau berenang sepuas hati bersama teman-
teman. Dengan bermacam-macam cara, aku dan teman-teman mencari ikan, baik di
tambak, di jaring, maupin di cadong. Senangnya ketika aku mendapatkan ikan
sebanyak tiga hingga lima kilo. Ikan hasil tangkapan itu kemudian aku jual dan
uang hasilnya aku serahkan kepada ibuku.
2.4.3 Kalimat Penjelas (Pendukung/Pengembang)
Gagasan pokok perlu diperjelas atau dikembangkan dengan gagasan-
gagasan penjelas atau pendukung. Gagasan-gagasan penjelas itu diwujudkan ke
dalam kalimat-kalimat penjelas. Kalimat penjelas atau pendukung adalah kalimat
yang memperjelas, menjabarkan, atau membuktikan kalimat topik. Kalimat
penjelas dapat berupa contoh, kutipan, atau jabaran data statistik (Oshima & Ann
Hogue, 2006:16).
8
a. Kalimat Penjelas Mayor
Kalimat penjelas mayor atau disingkat kalimat mayor adalah kalimat
pendukung yang menjelaskan secara langsung kalimat topik atau memberikan
informasi lebih jelas tentang bahasan di dalam kalimat topik.
b. Kalimat Penjelas Minor
Kalimat penjelas minor atau disingkat kalimat minor adalah kalimat yang
memerinci atau memperjelas gagasan yang ada di dalam kalimat mayor. Kalimat
minor dituliskan jika kalimat mayor membutuhkan penjelasan lebih detail.
Selanjutnya, jika kalimat minor membutuhkan penjelasan lagi dalam satu atau dua
kalimat, kalimat yang memperjelas itu disebut kalimat subminor.
2.4.4Kalimat Simpulan
Kalimat simpulan adalah kalimat yang mengakhiri pokok pembicaraan
dalam paragraf. Dalam kalimat simpulan tidak boleh ada topik baru yang
dikemukakan. Kalimat simpulan dapat dinyatakan dengan memberi saran yang
penting untuk dilakukan oleh pembaca, mengulang kembali ide pokok paragraf
dengan ungkapan yang berbeda, atau menyimpulkan informasi penting dari
bagian paragraf isi (Oshima & Ann Hogue, 2006).
Contoh:
Keluarga kami selalu tampak sibuk pada pagi hari. Ayah selalu mencuri
waktu tiga puluh menit untuk berlari pagi atau bersepeda di sekeliling rumah. Ibu
sebelum subuh sudah menyiapkan sarapan untuk keluarga dan bekal untuk dibawa
saya dan adik ke sekolah. Tepat pukul 06.00 semua anggota keluarga, kecuali ibu,
sudah meninggalkan rumah.
2.4.5 Kalimat Transisi
Kalimat di akhir paragraf yang mengundang pembahasan lebih lanjut pada
paragraf berikutnya dinamakan kalimat transisi. Kalimat transisi (peralihan)
digunakan penulis untuk mengaitkan antarparagraf. Seperti kalimat simpulan,
kalimat transisi bersifat manasuka.
Contoh:
Semua presenter ingin menyajikan presentasi secara efektif, menarik, pesan
yang ingin disampaikan mencapai sasaran, tujuan yang ingin dicapai dapat
berhasil. Namun, sering kali presenter kecewa karena gagal mencapai tujuan
9
presentasi. Pesan gagal diterima, timbul salah pengertian, mengalami penolakan.
Akibat dari kegagalan tersebut, presenter kehilangan peluang sukses, misalnya
pendidikan, pekerjaan, atau karier terhambat. Penyebabnya antara lain kesulitan
dalam menyampaikan ide atau konsep.
Kesulitan dalam penyampaian ide itu, antara lain disebabkan oleh rasa
gugup dan takut ketika menyajikan presentasi. Presenter merasa was-was dan
khawatir saat harus mempresentasikan suatu topik, apalagi kalau audiens secara
struktural lebih tinggi posisinya.(Budhiman dkk., 2009:262)
10
a. Klasifikasi atau Divisi : Jenis ini diawali objek atau sesuatu yang
umum (superordinat), kemudian dikelompokkan atau dibagi-bagi
menjadi beberapa bagian (subordinat).
b. Perbandingan dan Pertentangan : Perbandingan digunakan untuk
mengontraskan dua hal dengan mengemukakan persamaan dan
perbedaannya. Namun, dalam pengenbangan paragraf dalam
pengembangan tidak sama sekali dikemukaan peersamaannya.
c. Langkah : Pegembangan langkah dinamakan juga pengembangan
proses. Dalam pengembangan ini penulis memberikan petunjuk,
prosedur, atau cara bagaimana suatu hal atau pekerjaan dapat berjalan
dengan baik.
d. Definisi (Luas) : Pegembangan paragraf cara definisi adalah dengan
cara meguraikan suatu hal, konsep, atau istilah dengan uraian yang
panjang lebar dalam beberapa kalimat. Bahkan, jika menyangkut
makna suatu istilah atau kata, etimologinya dijabarkan dengan jelas.
e. Analogi : Jenis ini digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah dikenal pembaca dengan sesuatu yang sudah dikenal, sehingga
lebih mudah dipahami dan dimengerti.
f. Contoh : Pengembangan paragraf dengan memberikan contoh-contoh.
Hal ini sangat membantu dalam memperjelas suatu hal
g. Akibat : Paragraf yang diawali dengan sebab sebagai gagasan utama
dan dikembangkan dengan menguraikan akibat-akibat sebagai gagasan
penjelas.
h. Sebab : Jenis ini berkebalikandari jenis akibat. Dalam jenis ini akibat
sebagai gagasan utamanya dan sebab-sebab sebagai gagasan
penjelasnya.
i. Ciri : Pengembangan paragraf dengan cara ciri adalah dengan
memaparkan karakteristik atau ciri-ciri suatu hal atau objek.
11
2.7 Jenis Paragraf
Berdasarkan letak kemunculannya dalam sebuah karangan, paragraf terdiri
atas:
a. Paragraf Pembuka :
Paragraf pembuka berjumlah satu atau lebih dari satu paragraf.
Paragraf ini merupakan pengantar atau latar belakang mengapa penulis
akan membahas gagasan pokok karangan. Paragraf pembuka harus
menarik minat pembaca dan menyiapkan pikiran pembaca akan topik
yang akan diuraikan pada paragraf isi.
b. Paragraf Isi :
Paragraf isi lebih panjang daripada paragraf pendahuluan dan paragraf
penutup. Paragraf isi berisi inti persoalan yang akan dibahas penulis,
tempat penulis menguraikan dengan panjang-lebar topik karangan.
c. Paragraf Penutup :
Paragraf penutup minimal satu atau lebih dari satu paragraf. Paragraf
penutup merupakan simpulan atau penegasan kembali apa yang
dianggap penting di dalam paragraf isi.
Berdasarkan tujuan penulisan, paragraf dapat dibedakan atas paragraf
deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
a. Paragraf Deskripsi (Pemerian)
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan suatu objek,
tempat, atau peristiwa dengan seterang-terangnya kepada pembaca.
Melalui deskripsi pembaca seolah-olah diajak penulis untuk merasakan
apa yang tertulis karena penulis melibatkan hampir segenap pancaindra
di dalam tulisannya.
Contoh:
Kamar kos adikku sungguh berantakan. Beberapa gelas kosong ada di atas
meja. Ada juga kopi dingin masih utuh dalam gelas seperti belum diminum.
Bantal dan guling tergeletak di lantai bersama buku-buku yang bercampur
majalah. Hembusan angin pagi menyapa kulitku ketika kumenghampiri
jendela kamar yang terbuka. Ke mana adikku pergi pagi-pagi begini?
12
b. Paragraf Narasi (Kisahan)
Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi kisahan, cerita rekaan,
atau cerita pengalaman. Cerita dijalin dalam urutan waktu peristiwa
dan tokoh (baik manusia maupun benda yang ‘dimanusiakan’) yang
menjadi sorotan kisah penulisnya. Narasi bukan hanya terdapat pada
karya fiksi, melainkan juga nonfiksi.
Contoh:
Narasi berbentuk fiksi
Dengan mengenakan pakaian hitam-putih, sepatu hitam, dan tas putih,
Kartika keluar dari rumahnya yang berada di gang sempit di bilangan Pasar
Baru. Langkahnya sangat percaya diri. Ia tersenyum kepada beberapa
tetangga yang menegurnya terlihat cantik pagi itu. Kartika tersenyum
senang. Sekejap ia menghirup sendiri harum minyak wangi yang
disemprotkannya ke pakaian yang dienakan dan ia yakin orang berpapasan
dengannya mencium aroma parfumnya. Senyum Kartika semakin lebar
ketika seorang pria mengajaknya berkenalan.
Narasi berbentuk nonfiksi
Setelah 13 tahun berpengalaman dalam mengelola agen perjalan wisata,
yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tour, Diterktur
Utama sekaligus Pemilik PT Lion Air, Rusdi Kirana, bertekad
mengekspansi bisnisnya dengan mendirikan usaha penerbangan. Dengan
ambisi yang kuat dan modal awal sekitas 10 juta dolar AS, Rusdi mengajak
kakaknya, Kusna Kirana, Serta rekan bisnis mereka untuk menjalankan
usaha ini.(Sumber: tulisan Mahasiswa)
c. Paragraf Eksposisi (Paparan)
Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang memajankan, menjelaskan,
atau menginformasikan suatu hal untuk menambah pengetahuan atau
pemahaman pembaca. Dalam paragraf jenis ini tidak ada kehendak
penulis untuk mempengaruhi pembaca.
Contoh:
Konsumen perlu memahami beberapa kiat agar tidak terjebak oleh
penjualan obat palsu. Konsumen hendaknya membeli obat di apotek.
13
Konsumen juga harus memperhatikan secara saksama obat yang dibelinya.
Selain itu, konsumen harus cermat memeriksa kualitas kemasan dan
kualitas fisik produk. Hal lain yang harus diperhatikan adalah nama dan
alamat produsen obat tercantum dengan jelas. Begitu pula, indikasi aturan
pakai, peringatan, kontra-indikasi, efek samping penyimpangan, serta
tanggal kadaluarsa jangan terlewat untuk diperhatikan konsumen.(Kompas
2013)
d. Paragraf Argumentasi (Bahasan)
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisikan pembuktian atau
pembahasan atas pendapat penulis tentang suatu hal. Dalam paragraf
argumentasi, penulis berusahan meyakinkan pembaca dengan
menyertakan bukti, contoh, alasan.
Contoh:
Menurut penulis, pabrik rokok toidak perlu dibtutup. Namun, ada pihak
yang tidak setuju dengan pendapat ini dengan alasan rokok bukan hanya
berdampak negative bagi perokok aktif , melainkan juga bagi perokok pasif.
Hali itu memang benar. Akan tetapi, penulis memiliki alasan yang cukup
untuk menolak penutupan itu. Peratama, pabrik rokok membuka
kesempatan bekerja bagi banyak orang. Tentunya hal ini dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kedua, pabrik rokok dapat
meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Karena itu, merupakan
tindakan yang terburu-buru jika pemerintah memutuskan untuk menutup
pabrik rokok. Pemerintah sebaiknya memberi penyuluhan tentang bahaya
merokok bagi jesehatan atau sanksi kepada mereka yang merokok tidak di
tempat yang disediakan.
e. Paragraf Persuasi (Ajakan)
Paragraf Persuasi adalah paragraf yang berisi unsur ajakan, imbauan,
bujukan, atau saran kepada pembaca. Berbeda dengan sasaran
argumentasi yang menitikberatkan logika pembaca, persuasi
mengutamakan emosi atau perasaan pembaca. Persuasi bertujuan
agar pembaca terbujuk.
Contoh:
14
Negara Indonesia bersatu yang adil dan sejahtera serta dapat mengimplementasikan
dengan nyata-nyata dasar negara Pancasila adalah harapan kita semua.
Pengangguran akan diatasi dengan menyiapkan banyak lapangan kerja yang
membutuhkan keahlian atau keterampilan bagi mereka yang belum bekerja baik
pria maupun wanita. Infrastruktur terutama yang di pelosok-pelosok daerah
diperbaiki atau direnovasi sehingga tidak ada lagi hambatan dan rintangan dalam
menjalankan aktivitas. Semua itu tidak akan terwujud tanpa doa seluruh rakyat
Indonesia. Karena itu, kami butuh dukungan rakyat Indonesia. Kami akan berjuang
demi rakyat, demi Indonesia pada masa depan. Mari, menyongsong Indonesia maju
bersama kami.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17